Tampilkan postingan dengan label dosa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dosa. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Juni 2009

Senin, 22 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XII

"Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi” (Kej 12:1-9; Mat 7:1-5)

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau memanggil kami dari kegelapan agar hidup dalam terang. Kami begitu lemah, tidak konsisten, tidak setia, mudah terpengaruh oleh lingkungan. Terlebih itu pasti karena kami tidak memahami kehendak-Mu dan dikuasai oleh dosa. Tuhan, ubahlah diri kami, agar sungguh bertobat, baik dalam lahir maupun batin. Dengan demikian iman yang kami hayati ini benar-benar dapat nampak dalam perilaku sehari-hari. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (12:1-9)


"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."

1 Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." 4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. 5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ. 6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. 7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. 8 Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. 9 Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih oleh Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat.
(Mzm 33:12-13.18-19.20.22)
1. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah Tuhan, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! Tuhan memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia.
2. Sesungguhnya, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Bersukacita dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:1-5)


"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri."


1 Dalam khotbah di bukit Yesus berkata:"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara, saudari terkasih yang dicintai oleh Tuhan,

· Apa yang terjadi dalam proses pengadilan di ‘meja hijau’ kantor pengadilan pada umumnya orang saling menghakimi alias mencari kesalahan dan kekurangan orang lain, tetapi juga ada yang berusaha menutupi kesalahan atau penyelewengan yang telah dilakukannya. Proses pengadilan guna mencari kebenaran tersebut pada umumnya berlangsung lama, melelahkan serta membutuhkan beaya yang cukup besar. Maukah dalam hidup sehari-hari kita diwarnai oleh proses pengadilan atau saling menghakimi tersebut? “Jangan kamu menghakimi dan munafik” itulah kehendak atau perintah Tuhan kepada kita semua. “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.".

Orang yang banyak dosa atau kesalahannya pada umumnya dengan mudah melihat dosa dan kesalahan sesamanya, sebaliknya orang baik dan benar pada umumnya akan lebih melihat apa yang baik dan benar dalam diri sesamanya. Mereka yang memiliki hobby atau kebiasaan melihat dan menyebarluaskan kesalahan atau kekurangan atau dosa orang lain pada umumnya dosa, kekurangan atau kesalahannya lebih besar dan dengan demikian juga akan semakin besar.

Marilah dengan rendah hati dan jujur di hadapan sesama kita mengakui dan menghayati kekurangan, dosa atau kesalahan kita serta mohon kasih pengampunannya agar kita kemudian memiliki mata tubuh dan mata hati yang jernih dan dengan demikian dapat melihat dan mengakui kebaikan dan kelebihan orang lain serta tidak mudah menyalahkan atau menghakimi orang lain. Kami berharap kepada para orangtua, guru, pemimpin atau atasan untuk tidak dengan mudah menyalahkan atau menghakimi anak-anaknya, anggotanya atau bawahannya melainkan lebih melihat dan mengakui kebaikan dan kelebihannya.

· "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej 12:1-3),demikian perintah atau firman serta janji Tuhan kepada Abraham, bapa umat beriman Abraham pun melaksanakan perintah Tuhan tersebut dan ia menjadi berkat bagi keturunannnya, bagi kita semua, putra-putri Abraham. Kita dipanggil untuk memberkati bapa Abraham dan keturunannya, maka berarti kita dipanggil untuk saling memberkati, meneruskan berkat, kasih karunia dan rahmat Tuhan kepada sesama dan saudara-saudari kita. Kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada hendaknya menjadi berkat bagi sesama dan saudara-saudari kita. Hendaknya jangan saling mengutuk atau menyalahkan satu sama lain.

Apa yang disebut berkat senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan, maka cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun hendaknya membahagiakan dan menyelamatkan orang lain. Abraham diminta untuk meninggalkan sana saudara dan rumah bapanya, artinya hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, dijiwai oleh Roh Kudus. Bagi kita hal itu berarti kita diminta dan dipanggil untuk hidup dan bertindak sesuai dengan kharisma atau spiritualitas yang kita peluk dan sedang kita geluti. Bagi mereka yang berkeluarga atau suami-isteri hendaknya hidup dan bertindak sesuai dengan janji perkawinan dan dengan demikian akan menjadi berkat bagi anak dan cucu-cucunya. Bagi kita para imam, biarawan atau biarawati berarti setia dan taat pada janji imamat atau kaul hidup bakti. Yang sedang belajar berarti setia belajar, yang sedang bekerja berarti setia bekerja, dst..



Ignatius Sumarya, SJ



Renungan Pagi

Rabu, 06 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Rabu, 06 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"... di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari" --- 2 Ptr 3:8


Doa Renungan

Tuhan Allah kami, terima kasih atas berkat-Mu sehingga kami dapat bangun dengan segar pagi ini. Tuhan, kami juga mau berterima kasih sebab Engkau telah menunjukkan Bapa kepada kami sehingga kami tidak lagi tinggal dalam kegelapan. Berkatilah hari ini ya Tuhan, supaya kami dapat melakukan tugas-tugas kami dengan baik sesuai dengan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (12:24 - 13:5a)


"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku."

Pada waktu itu firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Setelah menyelesaikan tugas pelayanan mereka, Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem ke Antiokhia. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu Barnabas dan Simon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Tuhan; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Ayat.
(Mzm 67:2-3.5.6.8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:44-50)


"Aku telah datang ke dunia sebagai terang."

Sekali peristiwa, Yesus berseru di hadapan orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya, "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, bukan Aku yang menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan; itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagimana difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Yesus adalah Penyelamat Dunia, Ia diutus dan datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia. Maka kita yang beriman kepada-Nya juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam menyelamatkan dunia di dalam kegiatan mendunia, hidup dan cara bertindak kita di dunia. Mayoritas waktu dan tenaga kita setiap hari kiranya kita curahkan untuk terlibat dalam seluk-beluk duniawi, sejak bangun pagi sampai istirahat malam hari. Maka jika ada bagian dunia yang tidak selamat ke situlah kita dipanggil untuk mendatangi dan menyelamatkannya. Jika ada hal-hal, peraturan atau kebijakan yang merangsang orang untuk berbuat dosa hendaknya diluruskan atau diperbaiki, sehingga merangsang orang untuk berbuat baik.

Partisipasi kita dalam menyelamatkan dunia dapat bersifat preventif atau kuratif. Preventif berarti dalam mengurus atau mengelola hal-hal atau seluk-beluk duniawi diusahakan sebaik mungkin sehingga meranngsang orang untuk berbuat baik dan tidak merangsang orang lain untuk berbuat dosa; sedangkan kuratif berarti jika ada bagian dunia yang tidak baik segera kita perbaiki.

Kehadiran dan kedatangan kita ke manapun dan kapanpun hendaknya merangsang orang lain untuk berbuat baik, karena kita adalah pewarta-pewarta kabar baik atau penyelamat-penyelamat. Dengan kata lain kita sendiri hendaknya senantiasa dalam keadaan baik dan selamat agar dapat memperbaiki dan menyelamatkan yang lain. Kita hayati dan sebarluaskan perintah utama dan pertama dari Tuhan yaitu perintah untuk saling-mengasihi. Hendaknya kita senantiasa hidup saling mengasihi atau menghayati kasih sebagaimana diajarkan oleh Paulus, yaitu “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13:4-7)

· “Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus” (Kis 13:4).

Dengan menerima Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma dan Ekaristi/komuni kudus) kita juga telah menerima Roh Kudus, dan dengan demikian kita juga dipanggil untuk mengikuti dorongan atau kehendak Roh Kudus. Kehendak atau suara Roh Kudus menggejala atau terwujud dalam keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan inilah yang diharapkan menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun, sebagai kesaksian iman bahwa kita beriman kepada Yesus, Penyelamat Dunia.

Hendaknya kita tidak hidup senaknya sendiri, mengikuti selera pribadi atau keinginan pribadi, tetapi mengikuti kehendak Roh Kudus, yang antara lain dengan menghayati keutamaan-keutaman tersebut atau setia pada aneka tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Di dalam hidup bersama senantiasa kita hadapi aturan dan tatanan sebagai terjemahan dari kehendak Tuhan atau perintah Roh Kudus. Ingat dan sadari serta hayati bahwa aneka tatanan dan aturan pada umumnya dibuat dalam ‘terang iman atau Roh Kudus’, maka hanya mungkin dapat dilakukan atau dihayati dalam iman atau terang Roh Kudus. Sikapi dan hadapi aneka tatanan dan aturan pertama-tama dengan iman dan dalam Roh alias pikiran positif.





Ignatius Sumarya, SJ
Photobucket

Minggu, 26 April 2009, Hari Minggu Paskah III

Minggu, 26 April 2009
Hari Minggu Paskah III

"Tuhan yang bangkit menjumpai kita melalui peristiwa yang sangat sehari-hari dan biasa."


Doa Renungan


Allah Bapa kami yang kekal dan mahakudus, curahilah kami Roh Yesus Putera-Mu, yang telah Kaubangkitkan dari alam maut. Ampunilah dosa-dosa kami, bila kami mendengarkan sabda-Mu dan jadikanlah kami putera dan puteri-Mu, yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (3:13-15.17-19)

"Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati"

Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan tentang hal itu kami adalah saksi. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya, laksana lampu di dalam gulita

Ayat. (Mzm 42:2.4.7.9)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah yang adil. Apabila aku bersusah, lapangkanlah dadaku, kasihailah aku dan dengarkanlah doaku.
2. Ketahuilah, Tuhan akan mengerjakan karya agung bagi para kekasih-Nya. Tuhan akan mendengarkan daku, bila aku berseru kepada-Nya.
3. Banyak orang berkata, "Siapa yang akan menurunkan berkat?" Hendaknya cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
4. Aku hendak membaringkan diri dan tidur dalam kehadiranku yang menenteramkan. Sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membuat istirahatku aman sentosa.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:1-5)

"Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan juga untuk dosa seluruh dunia."

Anak-anakku, hal-hal ini kutulis kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata, 'Aku mengenal Allah' tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalam dia tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman Allah, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. (Luk 24:32)
Tuhan Yesus, terangkanlah kitab suci, dan kobarkanlah hati kami bila mendengar sabda-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)

"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga."

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan kepada saudara-saudara yang lain apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata Yesus kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dia Sungguh Hidup!


Kemarin saya diminta mengisi ruang ulasan Injil kali ini. Dengar-dengar Luk 24:35-48 ditampilkan sebagai Injil Minggu Paskah III tahun B ini. Ada kawan yang bertanya, kenapa diceritakan bahwa para murid tak langsung mengenal Yesus yang tiba-tiba hadir di antara mereka. Malah mereka menyangkanya hantu. Ada lagi yang bertanya, apa sih maksudnya kok Yesus minta diberi makan segala, apa ini perkara sajian kepada arwah. Katanya di negeri kalian ada adat seperti itu. Ah, lain padang lain belalangnya.

Tak meleset amatan para ahli tafsir bahwa episode terakhir yang saya ceritakan itu mirip dengan yang lama kemudian tertulis dalam Yoh 20:19-29. Kalangan sumber kami sama. Minggu lalu di ruang ini kan ada kupasan tentang itu. Betul seperti yang ditekankan, Yesus yang telah bangkit itu kini menyertai para murid. Begitulah mereka mengalami kedamaian dan tidak lagi merasa tertekan lagi. Berjumpa dengan dia yang telah bangkit itu membuat para murid menemukan kehidupan baru. Pokok inilah yang saya garap dalam Luk 24:35-48.

Awal bacaan kali ini sebetulnya lanjutan kisah kedua orang murid yang bertemu dengan Yesus di Emaus (Luk 24:13-33). Kedua orang itu kemudian bergegas ke Yerusalem memberitakan pengalaman mereka kepada para murid terdekat yang sedang berada bersama beberapa orang lain. Sementara itu disebutkan (Luk 24:34) bahwa Simon juga telah melihat Yesus. Kedua murid tadi kemudian bercerita bagaimana mereka berjalan bersama Yesus ke Emaus, mendapat penjelasan mengenai kata Kitab Suci tentang dirinya, dan bagaimana mereka mengenalinya ketika ia membagi-bagi roti. Kiranya pada waktu itu para murid dan orang-orang yang dekat sedang berbagi pengalaman iman mengenai Yesus. Beberapa orang memang merasa berjumpa dengan Yesus yang bangkit pada kesempatan yang berbeda-beda. Tentu saja yang mereka lihat dan alami tidak sama persis. Namun demikian, akhirnya mereka dapat saling memahami bahwa yang mereka jumpai itu ialah dia yang dulu mereka kenal dalam hidup sehari-hari. Sekarang ia berada dalam cara lain, tapi nyata.

Pengalaman bermacam-macam, tapi sama arahnya. Satu pula intinya. Yesus sudah bangkit dan tetap berada dengan mereka, tapi dengan cara yang masih perlu mereka sadari lebih lanjut. Tentu saja di antara para murid itu ada yang merasa bahwa dirinyalah yang pertama kali berjumpa dengan Yesus. Ada yang merasa paling dekat dengannya. Seperti ada kompetisi siapa yang paling dikasihi! Ini manusiawi. Tetapi kalau begitu terus, perkaranya akan jadi tidak keruan. Bisa-bisa mereka akan saling menyisihkan dan bergilir mengklaim ilham paling utama, paling duluan. Memang benar pada saat-saat awal itu para pengikut Yesus sempat saling meragu-ragukan. Dalam Luk 24:11 saya singgung bagaimana para rasul menganggap perkataan para perempuan tentang Yesus sebagai omong kosong belaka; lihat juga ay. 24 yang diperkatakan kepada Yesus sendiri oleh kedua murid yang ke Emaus itu.

Para murid butuh waktu untuk mengolah pengalaman mengenai Yesus yang wafat di salib dan bangkit. Pada pengantar jilid dua kitab saya, ada saya catat bahwa Yesus menampakkan diri kepada para murid dan menunjukkan dengan banyak bukti bahwa dirinya betul hidup. Bahkan selama 40 hari berulang-ulang ia menampakkan diri dan berbicara mengenai hal yang dulu diwartakannya, yakni Kerajaan Allah (Kis 1:3). Jadi memang para murid perlu waktu mengendapkan pengalaman mereka. Mereka butuh bantuan dari sang Guru sendiri. Lambat-laun mereka belajar mendalami pengalaman mereka dan makin bisa berbicara satu sama lain tentangnya. Para murid akhirnya bisa saling menerima. Begitulah kenyataan tumbuhnya iman kebangkitan. Baru terjadi bila ada sikap saling menghargai. Juga jalan yang dialami tiap orang patut diperhatikan. Bukankah demikian yang dialami kedua murid yang berjalan ke Emaus? Mereka dikawani Yesus tanpa mereka sadari.

Ketika tiba-tiba Yesus berada di tengah-tengah mereka, para murid terkejut dan menyangka mereka sedang berhadapan dengan hantu. Ada sisi yang menggugah perasaan dalam peristiwa itu. Yesus memahami kebingungan para murid. Ia merumuskan yang mereka rasakan. Yesus dapat membaca wajah dan pikiran mereka dan berkata (ay. 38) "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?" Ia malah menyodorkan tangan dan kakinya dan minta mereka meraba sambil berkata (ay. 39-40) "... hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaku!" Dia menyelami kesulitan mereka, dan kini juga, setelah bangkit, ia masih mengajar mereka agar mereka dapat menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Guru itu tidak meninggalkan mereka. Mereka tetap diajarinya melangkah lebih jauh. Memang ini juga baru bagi saya.

Saking gembira dan campur heran, para murid belum bisa percaya bahwa yang mereka hadapi ini bukan jadi-jadian, bukan proyeksi pikiran mereka sendiri. Orang dulu sudah tahu bahwa jadi-jadian, hantu, ingatan akan orang mati yang datang lagi, semua itu sebetulnya bayang-bayang belaka. Maka satu-satunya cara untuk menguji ialah dengan menyuruhnya berbuat seperti orang hidup, yakni makan. Tetapi tentu saja para murid tak berani. Yesus memberi jalan, ia minta diberi sesuatu yang bisa dimakannya supaya mereka tak ragu-ragu lagi. Begitulah mereka mendapatkan sepotong ikan bakar, bukan ikan goreng, seperti ada dalam terjemahan kalian. Tapi ini bukan soal yang amat penting. Yang dimaksud ialah ikan yang dimasak dan tentunya akan dimakan oleh para murid sendiri. Ini bukan penjelasan yang dicari-cari lho.

Ikan itu kan hasil kerja para murid, dan tentunya salah satu dari mereka juga yang menyiapkannya untuk disantap bersama hari itu. Perhatikan yang terjadi pada saat itu. Hasil kerja para murid, itulah yang diminta Yesus untuk dipakai sebagai batu uji apa dirinya itu nyata atau hanya bayang-bayang belaka. Kita tidak bisa mulai dari awang-awang sana. Perlu berpijak di bumi. Iman itu begitu. Baru demikian akan jadi iman yang kukuh. Yesus bangkit, hidup berpijak pada kenyataan yang ada, yakni murid-muridnya, jerih payah mereka, suka duka mereka, juga kesederhanaan mereka. Itulah yang saya tangkap dari sumber-sumber saya dan ingin saya sampaikan kepada kalian.

Pada akhir petikan yang kalian bacakan ini ada pengajaran yang amat berharga dari Yesus. Ia membaca kembali hidupnya sebagai penggenapan Kitab Suci (ay. 44). Sabda Ilahi juga menerangi makna penderitaan dan kebangkitannya (ay. 46). Murid-murid kini boleh merasa lega, tak terganjal, "plong"! Mereka juga ingat bahwa mereka diminta membagikan kelegaan itu kepada semua orang, semua bangsa. Bukankah ini yang paling kita butuhkan - jadi lega? Ah, hal itu terungkap dengan cara bicara orang zaman itu, yakni "berita pertobatan dan pengampunan dosa".

Beginilah yang dibayangkan orang dulu. "Dosa" itu bagaikan jerat yang menyeret orang ke dasar telaga yang dalam. Makin tak berdaya, makin sesak, makin gelap. Baca saja Mazmur 18:5-6 yang menyebut tali-tali maut yang melilit yang makin menyesakkan. Orang merasa tak berdaya. Tak ada selesainya. Menyeramkan. Orang yang terbawa ke sana disebut "mati", tapi sebenarnya diikat oleh kekuatan-kekuatan tadi. Tersiksa terus. Satu-satunya yang masih bisa dilakukan ialah berteriak minta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa, seperti yang terjadi dalam Mazmur itu. Ingat juga seruan minta tolong dari jurang yang dalam seperti pada Mazmur 130.

"Pertobatan" ialah berseru dan percaya masih ada yang bisa menolong meski lilitan tali-tali maut makin menyesakkan dan jurang makin dalam. Dan "pengampunan" ialah pertolongan, pelonggaran, pelepasan dari tarikan ke dasar jurang tadi. Hanya yang mahakuasa sendirilah yang dapat melakukannya. Ketika wafat , Yesus turun ke tempat orang mati, terlilit oleh hutang-hutang kemanusiaan pada kekuatan jahat, terseret sampai ke dasar jurang yang kelam. Satu-satunya harapannya ialah Bapanya di surga. Dan kami semua percaya ia berseru agar tak ditinggalkan. Dan Dia yang di atas sana tidak tinggal diam. Dia turun membebaskannya. Inilah yang terjadi dalam kebangkitan. Bagi kemanusiaan, ini pengampunan. Kelegaan. Tapi bukan itu saja. Coba pikirkan baik-baik. Yesus sampai ke dasar penderitaan itu bukan karena hutang-hutangnya kepada yang jahat. Karena itu pembebasan yang diperolehnya pun juga bukan bagi dirinya sendiri saja, melainkan bagi kemanusiaan. Inilah yang diharapkan agar dibagikan kepada makin banyak orang. Kalian bisa juga ikut mengupayakan agar kebangkitan itu juga menjadi kenyataan hidup di masyarakat. Pemerdekaan dari jerat-jerat sosial yang mengerdilkan kemanusiaan dan keadaban. Itu kan dimensi sosial iman kebangkitan? Murid-murid diminta Yesus menjadi saksi bahwa "pertobatan" bisa dijalankan dan "pengampunan" bisa digapai. Kita juga.


Salam,

Luc


DARI BACAAN KEDUA: (1Yoh 2:1-5a)

Pokok yang hendak ditonjolkan dalam petikan kali ini berkisar pada bagaimana orang bisa lepas dari keadaan yang menjauhkan orang dari hadirat ilahi (keadaan ini disebut "berdosa") dan mengalami damai. Bagi sang penulis surat Yohanes itu, ini terjadi dalam Yesus Kristus yang telah sedemikian dekat dengan keilahian dan oleh karena itu siapa yang bersamanya akan ikut dekat pada Allah sendiri. Orang yang demikian itu "mengenal" Yang Ilahi (ay. 4). MengenaliNya baru terjadi dengan jalan menuruti "perintah-perintah-Nya" yang dirumuskan kembali sebagai "firmanNya" (ay. 5). Bila ini terjadi maka "mengenal" Yang Ilahi itu maka sempurnalah "kasih ilahi", dalam arti mengalami damai oleh karenanya. Gagasan-gagasan ini sarat dengan pemikiran teologi. Semuanya merujuk pada tokoh Yesus Kristus yang lahir di dunia, hidup di tengah-tengah kemanusiaan, mangajar tentang Allah yang diperkenalkan sebagai Bapa yang Maharahim, tapi karena itulah ia mengalami perlawanan, ditolak dan disalibkan hingga wafat. Dalam kesadaran para pengikutnya, ia tidak habis di situ. Allah sendiri membangkitkannya dan kini hidup dalam ujud lain tapi dapat dialami oleh mereka yang menerimanya sebagai kenyataan firman Allah yang menjadi jalan untuk mengenal-Nya.

Membaca surat Yohanes dapat menjadi latihan mendengarkan firman Allah tadi. Bisa dicoba dengan mengikuti irama kata-kata surat itu sendiri. Kemudian hendaknya dirasa-rasakan betapa akrabnya sapaan penulis kepada pembaca: "Anak-anakku". Sama makna dan hangatnya dengan ungkapan yang dipakai penulisnya dalam ay. 7 yang tak ikut dibacakan: "Saudara-saudara terkasih!" Bukan sekadar pembukaan sebuah uraian, melainkan ajakan untuk bersama-sama mendalami perkara-perkara rohani. Kemudian bisa disimak "hal-hal ini kutuliskan kepada kamu", pada awal petikan. Sebetulnya dalam ungkapan aslinya bukan hanya "kutuliskan" begitu saja, seakan-akan setelah selesai ya sudah, melainkan "tetap kutuliskan". Seolah-olah penulisnya mau terus menyertai pembacanya. Bahkan pembaca boleh membayangkan bagaimana nanti penulisnya mengulang dan menggarisbawahi bagian ini, bagian itu. Bisa menjadi kegiatan yang mengasyikkan.

Salam hangat,

A. Gianto


Photobucket

Senin, 09 Maret 2009

Senin, 09 Maret 2009
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel (9:4b-10)

"Kami telah berbuat dosa dan salah."


4b Adalah, Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! 5 Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, 6 dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. 7 Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau. 8 Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. 9 Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, 10 dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat.
(Mzm 79:8.9.11.13)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)

"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

36 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

“Murah hati” secara sederhana kiranya dapat diartikan hatinya dijual murah, memberi hati atau perhatian kepada siapapun yang menghendaki, ‘pro Deo’. Sebagaimana manusia kiranya kita telah menerima perhatian melimpah ruah dari Allah melalui orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, dan tentu saja melalui pertama-tama dan terutama melalui orangtua kita masing-masing, sehingga kita dapat hidup, tumbuh berkemang sebagaimana adanya pada saat ini. Maka marilah kita tanggapi secara positif atau kita laksanakan perintah Yesus :”Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati”. Hati dalam bahasa Latin “cor” dapat berarti jantung, budi, pikiran, hati, batin, jiwa, akal budi, pengertian. Maka bermurah hati kepada orang lain berarti memberi pikiran/pendapat, isi hati, isi batin dan pengertian kepada yang lain alias memberikan diri seutuhnya bagi yang lain. Rasanya bermurah hati ini pertama-tama dan terutama dihayati di dalam keluarga, diantara anggota keluarga, dengan teladan dari orangtua dan dibiasakan pada anak-anak. Jika di dalam keluarga semua anggota keluarga telah terbiasa bermurah hati, maka kami percaya mereka akan bermurah hati kepada sesamanya, entah di dalam pergaulan di masyarakat, sekolah maupun tempat kerja. Membiasakan bermurah hati juga merupakan cara untuk tumbuh berkembang menjadi ‘man or woman with/ for others’. Orang yang bermurah hati senantiasa juga siap sedia, dengan jiwa besar dan hati rela berkorban untuk diganggu oleh siapapun yang membutuhkannya, dan dengan demikian yang bersangkutan juga dikasihi oleh semua orang maupun Tuhan. Murah hati kiranya perlu dilengkapi dengan ‘rasa kasih sayang yaitu sikap dan perilaku yang menunjukkan kepekaan, kepedulian dan belas kasihan kepada orang lain atau makhluk yang tidak berdaya dan perlu dibantu” (Prof Dr. Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24).

“Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya”( Dan 9:8-10), Kutipan doa ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita, sebagai orang lemah, rapuh dan berdosa. Kiranya bertambah usia dan pengalaman masing-masing dari kita juga bertambah dosa-dosanya, maka marilah dengan rendah hati kita akui kelemahan, kerapuhan dan dosa-dosa kita. Mungkin apa yang baik kita renungkan atau refleksikan yaitu kebalikan dari murah hati alias pelit atau jual mahal diri sendiri atau egois, kurang peka dan tanggap terhadap mereka yang minta bantuan kepada kita atau saudara-saudari kita yang membutuhkan bantuan; atau mungkin kita terlalu mengikuti dorongan roh jahat sehingga melakukan apa yang tidak berkenan di hati Tuhan, misalnya: “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21) Masa Tobat atau Prapaskah merupakan kesempatan untuk memperbaharui diri atau bertobat, maka marilah kita bertobat serta menyesali dosa-dosa yang telah kita lakukan serta mohon kasih pengampunan dari Tuhan yang Maha Penyayang dan Pengampun. Menyesali dosa-dosa berarti tidak melakukan lagi dosa yang sama dan tentu saja juga tidak melakukan dosa-dosa yang baru. Sebagai wujud pertobatan atau pembaharuan diri marilah kita taati dan laksanakan hukum Tuhan yang utama dan pertama yaitu ‘saling mengasihi satu sama lain’, antara lain dengan bermurah hati kepada mereka yang harus kita perhatikan dan kasihi. Marilah saling bermurah hati, saling memperhatikan.

[Ignatius Sumarya, SJ]


Photobucket

Kamis, 15 Januari 2009

Kamis, 15 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (3:7-14)


"Hendaklah kalian saling menasehati setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini'."

Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
(Mzm 95:6-7c.8-9.10-11)
Ref. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, "Janganlah kalian bertegar hati."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)

"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."

Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Sakit dan sembuh dari sakit pertama-tama dan terutama, selain karena obat atau bantuan medis, hemar saya adalah sikap dari orang yang bersangkutan yang sedang sakit dan menghendaki untuk sembuh, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Jika kita jujur kiranya kita semua saat ini dalam keadaan sakit dan mendambakan penyembuhan dari penyakit agar hidup segar bugar, sehat jasmani dan rohani. Maka bercermin dari kisah Warta Gembira di atas marilah kita meneladan 'seorang yan sakit kusta' yang mohon penyembuhan dari Yesus atau Yesus yang dengan rela hati menyembuhkan mereka yang mohon untuk disembuhkan.

1. Pertama-tama marilah dengan rendah hati meneladan orang yang sakit kusta dengan menyadari dan menghayati sakit yang sedang kita derita dan siap sedia untuk disembuhkan orang siapapun yang kita percaya dapat menyembuhkan. Yang memprihatinkan kiranya adalah sakit hati atau sakit jiwa, yang sering kurang disadari oleh kebanyakan orang, karena sakitnya baru 5%, 10% atau 25% dan belum 100%. Maka untuk membantu melihat dan menyadari sakit kita, marilah kita mohon bantuan dari orang lain yang cukup kenal dengan cara hidup dan cara bertindak kita. Ketika kita berani menyadari dan menyakiti sakit kita dan dengan rendah hati mohon penyembuhan maka pada saat itu juga penyembuhan mulai terjadi, dan mungkin tanpa diobati oleh orang lain dapat sembuh dengan sendirinya.

2. Dalam kehidupan bersama sering ada orang lain yang datang mohon maaf atau pengampunan, maka marilah meneladan Yesus, dengan jiwa besar dan hati rela berkorban memberi pengampunan dan melupakan segala kesalahan yang telah dilakukan. Dan biarlah kasih pengampunan yang kita berikan disebarluaskn kemana-mana sesuai dengan kehendak dan kemauannya.

"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa "(Ibr 3:12-13). Pesan ini kiranya baik menjadi pedoman atau acuan cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Marilah kita dengan rendah hati saling menasihati dan mengingatkan ketika sedang menghadapi 'tipu daya dosa'. Jika ada saudara atau sesama kita sedang menghadapi tipu daya dosa dan kita tidak menasihati dan membantunya, berarti kita salah; sebaliknya ketika kita sedang dalam keadaan 'tipu daya dosa' serta tidak melihatnya dan ditegor atau diingatkan orang lain hendaknya dengan jiwa besar dan rendah hati menerimanya serta berterima kasih atas perhatian dan kasihnya. Sebaiknya jangan menunda untuk menasihati atau mengingatkan, melainkan secara langsung saja menasihati dan mengingatkan saudara atau sesama kita yang sedang menghadapi 'tipu daya dosa'. Dengan kata lain kita semua dipanggil untuk meluruskan atau memperbaiki aneka bentuk struktur hidup dan kerja bersama yang dapat merangsang orang untuk berbuat dosa. Sebagai contoh ada orang yang berpakaian tidak pantas alias merangsang orang lain untuk berpikir jahat dan berbuat dosa, hendaknya saat itu segera kita tegor dan ingatkan agar menghadirkan diri tidak merangsang orang lain berpikir jahat dan berbuat dosa. Menempatkan uang atau harta benda berharga seenaknya, di sembarang tempat juga merangsang orang untuk berpikir jahat dan berbuat dosa. Marilah kita saling menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga tidak merangsang orang lain untuk berpikir jahat dan berbuat dosa.

Renungan: Ignatius Sumarya, SJ (st-andreas.or.id)
Bacaan KS: RUAH




Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy