| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label firman Tuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label firman Tuhan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 April 2009

Kamis, 02 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah,

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." (Yohanes 8:51)


Doa Renungan

Allah yang kekal dan kuasa, ajarilah kami melakukan dan menuruti segala firman-Mu yang Kausampaikan melalui Kristus Putra-Mu yang mulia. Dengan demikian, masa pertobatan ini membuat kami semakin memuliakan Dikau yang ada dalam diri kami supaya orang lain pun dapat memuliakan nama-Mu yang kudus. Dan semoga kami pun siap menyongsong kebangkitan Yesus Tuhan kami pada hari raya Paska yang semakin mendekat. Dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (17:3-9)

"Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."


3 Pada waktu itu, ketika Allah menampakkan diri, maka Abram bersujud, dan Allah berfirman kepadanya:4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. 8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya

Ayat. (Mzm 105:4-5.6-7.8-9)
1. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
2. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, di seluruh bumi berlaku ketetapan-Nya.
3. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat.
Janganlah keraskan hatimu, tetapi dengarkan suara Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:51-59)


"Abraham bapamu bersukacita, bahwa ia akan melihat hari-Ku."

51 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Semakin Yesus menyingkapkan ‘Jati Diri-Nya’ semakin menimbulkan ketegangan bagi mereka yang tidak atau kurang percaya kepadaNya, sebagaimana dihayati oleh orang-orang Yahudi. Rasanya hal macam itu juga sering terjadi di dalam kehidupan kita, sebagai contoh adalah hidup terpanggil sebagai suami atau isteri, imam, bruder atau suster. Laki-laki dan perempuan yang sedang dalam masa pacaran atau tunangan pada umumnya menampilkan diri baik-baik saja, namun bukan kebenaran yang ditampilkan melainkan permainan sandiwara. Ketika mereka berdua telah menjadi suami-isteri dimana senantiasa hidup bersama, tidur bersama, makan bersama dan mungkin juga mandi bersama dst.. tidak mungkin lagi ada permainan sandiwara, dan masing-masing tampil keaslian atau kebenaran dirinya. Hal itu pada umumnya terjadi pada masa ‘balita’, masa lima tahun pertama menghayati panggilan hidup. Percekcokan yang juga dapat berkembang menjadi perceraian pada umumnya terjadi pada masa lima tahun pertama hidup terpanggil, entah sebagai suami-isteri, imam, bruder atau suster, dan mungkin juga dalam dunia kerja. Ketika orang mampu mengatasi aneka tantangan dan hambatan pada masa lima tahun pertama hidup terpanggil, maka mereka akan mampu untuk setia menghayati panggilan selama-lamanya, sampai mati, dan berlakulah apa yang disabdakan oleh Yesus :”Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami mau sampai selama-lamanya”. Sebaliknya jika kita tidak mampu mengatasi tantangan dan hambatan yang muncul pada lima tahun pertama hidup terpanggil, kiranya dengan mudah kita akan saling mengusir, bercerai, mengingkari panggilan, dst.. serta ada kemungknan bertindak seperti orang-orang Yahudi terhadap Yesus “mengambil batu untuk melempari Dia”. Maka marilah kita mawas diri:selama mengarungi jalan hidup terpanggil ini apakah saya semakin percaya kepada Tuhan dan sesama manusia alias semakin banyak sahabat atau semakin kurang percaya kepada Tuhan dan sesama, sehingga semakin memiliki musuh?


· "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa” (Kej 17:4-5). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita dalam mawas diri perihal pergantian atau penambahan nama yang kita kenakan sebagai tanggapan atas panggilan dan janji Tuhan. Tono dan Tini menjadi “Adiraharjo”, Sutiyem menjadi ‘Agnes Sutiyem’, Gombloh menjadi ‘pastor John’, Tuginem menjadi ‘Sr Anna”, setelah selesai belajar di depan atau dimuka nama ditambahi gelar ‘Ir, Dr., Prof, MBA, dst..’ (samua nama samaran). Apakah kita konsekwen dengan pergantian nama atau penambahan nama tersebut, yang berarti cara hidup dan cara bertindak kita harus sesuai dengan ‘nama’ yang menandai diri kita masing-masing? Contoh konkret: suami-isteri yang taat-setia pada janjinya akan menjadi ‘bapa dan ibu sejumlah besar bangsa’, seorang sarjana yang meneruskan ilmu dan ketrampilan berarti dia sendiri semakin berilmu dan terampil dan semakin banyak orang menjadi berilmu dan terampil, dst.. Maka marilah kita mawas diri perihal arti dan makna pergantian atau penambahan nama yang dikenakan pada kita masing-masing. Kita harus berani beruhah atau diperbaharui terus-menerus, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita sesuai dengan nama yang menandai diri kita, sesuai dengan janji-janji yang pernah kita ikrarkan dihadapan Tuhan dan disaksikan oleh banyak orang.


Jakarta, 02 April 2009
Ignatius Sumarya , SJ

Selasa, 03 Maret 2009

Selasa, 03 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Doa Renungan Pagi

Allah Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan keselamatanku. Aku bersyukur kepada-Mu atas perlindungan yang Kauberikan sepanjang malam yang telah lalu. Bantulah aku agar senantiasa berdoa dalam nama-Mu. Cukupkanlah aku, dengan kebutuhan jasmani dan rohani, serta lepaskanlah dari segala marabahaya. Semoga hari ini aku dapat membawa kasih kepada sesama serta mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)

"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)


"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Amin." Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Entah sudah berapa kali kita telah mendoakan atau menyanyikan doa “Bapa Kami”, namun jika kita jujur untuk mawas diri kiranya cara hidup atau cara bertindak kita masih jauh dari isi doa tersebut. Isi doa tersebut padat dan sederhana, maka baiklah dalam masa Prapaskah ini kita renungkan doa tersebut. Kiranya yang layak dan up to date untuk kita renungkan adalah “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” , mengingat dan memperhatikan masih maraknya aneka bentuk balas dendam, kerusuhan atau tawuran di sana-sini. Jika kita jujur dalam mawas diri kiranya masing-masing dari kita telah menerima kasih pengampunan dari Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita, tetapi benarkah “kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”?. “Menginjak kaki orang lain enak saja tetapi ketika kakinya disenggol orang lain marah besar”, begitulah yang sering terjadi. Mengampuni mereka yang bersalah atau melukai kita kiranya dapat kita lakukan dengan sederhana yaitu tidak balas dendam dan diam saja, atau berkata “terima kasih” ketika kita dilukai atau disalahi orang lain. Dan tentu saja juga tidak mengingat-ingat kesalahan atau kekurangan orang lain, sebagaimana Tuhan juga tidak pernah mengingat-ingat kesalahan dan dosa-dosa kita. Sekiranya anda termotivasi atau terdorong ingin marah atau balas dendam terhdap mereka yang melukai atau menyalahi kita, baiklah kita hayati nasihat ini terlebih dulu: “Ngombeyo banyu nanging ojo diulu” (=Silahkan minum air terlebih dahulu tetapi jangan ditelan) atau bagi kita yang beriman pada Yesus Kristus silahkan membuat tanda salib sambil berkata “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”.

- Dari bacaan kedua, marilah kita renungkan atau refleksikan peringatan dari nabi Yesaya ini. Secara konkret kami mengajak kita semua untuk dengan kehendak kuat dan hati rela berkorban ‘mengampuni mereka yang menyalahi atau melukai kita’. Marilah dengan motto bapak Andrie Wongso ini kita berusaha mengampuni mereka yang menyalahi atau melukai kita “Besi batangan pun jika digosok terus menerus akan menadi jarum yang tajam, maka milikilah keteguhan hati”. Jika kita memiliki keteguhan hati untuk mengampuni kiranya apa yang kita kehendaki pasti terjadi, sebagaimana dikatakan oleh nabi Yesaya “FirmanKu yang keluar dari mulutKu tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan keapdanya”. Kata-kata yang keluar dari mulut kita hendaknya lembut, sopan dan rendah hati alias dijiwai oleh cintakasih jika kita menghendaki atau mendambakan apa yang kita katakan terlaksana atau terwujud. Cintakasih mengatasi dan mendasari segala sesuatu, maka apa yang dikatakan dalam cintakasih dapat mengalahkan aneka godaan atau rayuan untuk marah dan balas dendam, karena memiliki daya besar untuk mengampuni dan memberdayakan. Gunakan ‘ketopong atau tutup kepala keselamatan’ alias apa yang ada di otak kita adalah keselamatan, agar apa yang akan kita lakukan atau katakan menyelamatkan dan membahagiakan orang lain.


[Ignatius Sumarya, SJ]
Photobucket

Sabtu, 17 Januari 2009

Sabtu, 17 Januari 2009
Pw. S. Antonius, Abbas


"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang bertobat." Mrk 2:17



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:12-16)


"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."

12 Saudara-saudara, sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. 14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 853
Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat.
(Mzm 19:8.9.10.15).
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa.
Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.
Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,
kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya,
bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan (Luk 4:18-19)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)


"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

13 Sekali peristiwa Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. 14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. 15 Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. 16 Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 17 Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Setiap kita dipanggil Tuhan untuk ambil bagian dalam kepemimpinan rohani. Ada yang diiutus-Nya memberikan nasihat kepada sesama, memberikan inspirasi atau ilham kepada anggota keluarga; yang lain dikuatkan untuk memberikan semangat kepada sesama yang kehilangan semangat. Hal-hal luhur seperti itu kita lakukan bukan demi diri kita sendiri, melainkan demi kebaikan sesama anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan panggilan Lewi, Tuhan mengajar kita melihat dengan cermat orang macam apa yang kita sapa, norma mana mesti kita gunakan dan jenis bantuan apa yang dapat dan mesti diberikan.

Dua hal patut kita renungkan pada hari ini. Pertama, jangan menjadi buta terhadap diri sendiri. Kadang-kadang kita takut dekat dengan orang yang dipandang berdosa atau kurang diterima masyarakat, jangan-jangan kita dicap sama dengan orang itu. Hanya dengan menyapa mereka, kita akan membawa mereka kembali sebagaimana dialami oleh Lewi.

Kedua, kita harus bisa dan berani mengadakan pemilahan. Firman menguatkan kita untuk melihat dengan tajam, mana yang benar dan mana yang tidak benar. Jangan kita membiarkan diri kita tertipu hanya karena popularitas sementara.

Kita dipanggil untuk ambil bagian dalam kepimpinan yang berasal dari Tuhan demi kebaikan semua umat-Nya, termasuk kita sendiri.

Allah Bapa yang menyayangi semua umat manusia, Engkau menaruh kasih dan kesabaran kepada orang berdosa dan malang. Ajarlah aku untuk berani bersikap seperti Engkau. Amin.

Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy