| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label kesembuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesembuhan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Juli 2009

Kamis, 02 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIII

Yesus menunjukkan bahwa Ia berkuasa mengampuni dosa. Bagi-Nya kata 'Dosamu sudah diampuni' atau 'Bangunlah dan berjalanlah' sama artinya. Bagi kita yang penting adalah dosa ita diampuni karena hal itu membawa kesembuhan kekal. Sudahkah kita sungguh beriman akan Yesus?


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, seringkali kami juga bersikap sama dengan para ahli Farisi, yang sombong, suka meremehkan dan menghina orang berdosa. Kami seringkali merasa diri lebih besar dari orang lain. Jauhkanlah kami dari kesombongan rohani. Ajarilah kami untuk bersikap rendah hati terhadap sesama kami. Sebab Engkau sendiri tidak pernah memandang hina setiap orang berdosa yang datang kepada-Mu. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)


"Korban Abraham leluhur kita."

Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya Tuhan." Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu." Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada abraham, ayahnya, "Bapa!" Sahut Abraham, "Ya, anakku." Bertanyalah Ishak, "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?" Sahut Abraham, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu 'Tuhan menyediakan'. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, 'Di atas gunung Tuhan menyediakan.' Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri - demikianlah sabda Tuhan - Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah semua bangsa di bumi mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat.
(Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. "Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!"
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya.
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)


"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, "Ia menghujat Allah!" Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalanlah'? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa," lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Ingat heboh dukun cilik Ponari pada awal tahun 2009 di Jombang, Jawa Timur? Ribuan orang rela antre untuk diobati Ponari. Pasien dari berbagai latar belakang penyakit datang berbondong-bondong mengharapkan penyembuhan dari batu petir di tangan Ponari itu. Para pengamat menyebut bahwa heboh Ponari menggambarkan keadaan masyarakat kita yang sedang putus asa dan bingung.

Pada Injil hari ini pun orang-orang datang berbondong-bondong untuk disembuhkan Yesus. Lalu apakah Yesus sama dengan Ponari? Naluri alamiah dari orang-orang yang sakit dan mencari penyembuhan kiranya sama antara zaman Yesus, kemarin, hari ini, maupun besok. Tetapi, Yesus datang tidak pertama-tama untuk menyembuhkan, tetapi untuk mewartakan Kerajaan Allah. Yesus lain sama sekali dengan Ponari. Sebelum menyembuhkan fisik, Yesus lebih dahulu menyembuhkan batin orang, yakni mengampuni dosa. Penyembuhan fisik hanyalah buah dari penyembuhan batin melalui pengampunan dosa yang dianugerahkan Tuhan.

Kita sering mudah tergoda untuk ikut berbondong-bondong apabila ada Misa penyembuhan. Begitulah, Misa-misa penyembuhan begitu laris. Tapi sayangnya, yang penting bagi banyak orang adalah penyembuhannya, bisa gratis lagi, sedangkan Misanya hanya untuk lengkap-lengkap saja. Padahal dalam setiap Misa, apa pun macamnya, selalu menghadirkan Tuhan yang mengampuni dosa kita. Dan bila dosa kita diampuni, bukankah kita telah disembuhkan dari penyakit paling mendasar?


E. Martasudjita, Pr
IB2009

Renungan Pagi

Selasa, 24 Maret 2009

Selasa, 24 Maret 2009
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)

"Saya melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."


Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?" Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.

Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)

"Orang itu disembuhkan seketika."

Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima, dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit. Orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu. Barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit itu kepada-Nya, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Kata Yesus kepadanya, "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, "Hari ini hari sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu." Akan tetapi ia menjawab mereka, "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." Mereka bertanya kepadanya, "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu; Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

¡P Salah satu fungsi air adalah demi kebersihan, dan air yang bergoncang memiliki kekuatan luar biasa sebagaimana sering terjadi dalam bentuk gelombang laut yang tinggi, entah karena cuaca atau tsunami, atau banjir bandang. Karena badai gelombang tinggi atau banjir bandang maka apa-apa yang lemah dan rapuh, entah bangunan atau pohon dst..akan roboh. Dalam Warta Gembira hari ini kita dengarkan iman perihal goncangan air kolam di dekat Pintu Gerbang Domba yang dapat menyembuhkan penyakit apapun. Hemat saya hal ini merupakan symbol rahmat baptisan yang telah kita terima, dimana ketika dibaptis dibebaskanlah kita dari segala dosa. Maka baiklah bagi kita yang telah dibaptis, marilah kita mawas diri perihal rahmat pembaptisan yang telah kita terima. Dibaptis berarti dibersihkan, disucikan, disisihkan sepenuhnya bagi Tuhan, sehingga orang yang telah dibaptis dikuasai atau dirajai oleh Tuhan dan dengan demikian orang yang telah dibaptis senantiasa diharapkan untuk melakukan apa yang baik dan benar. Dengan melakukan apa yang baik dan benar maka kita senantiasa akan segar bugar, sehat dan selamat. Untuk melakukan apa yang baik dan benar juga tidak terikat oleh ruang dan waktu, dimana ada kesempatan dan kemungkinan atau kebutuhan kita dapat melakukannya. Ada kemungkinan demi kebaikan dan kebenaran sejati secara konkret kita harus melanggar atau atau sebenarnya mengatasi peraturan yang berlaku, seperti hari Sabat orang Yahudi. Hidup dan kerja bersama pada masa kini masih diwarnai oleh korupsi dalam berbagai bentuk dan tingkatan. Sebagai orang yang telah dibaptis atau disisihkan seutuhnya kepada Tuhan kita dipanggil untuk mengatasi diri sendiri dengan tanpa takut dan gentar melawan dan memberantas aneka macam bentuk korupsi yang masih marak pada masa kini. Jangan takut dan gentar karena melakukan apa yang baik dan benar anda dibenci atau diancam oleh orang-orang yang gila harta benda, jabatan/kedudukan atau kehormatan duniawi.

- “Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup” (Yeh 47:9). Marilah kutipan ini kita refleksikan sebagai suatu ajakan untuk menempatkan diri kita bagaikan ‘air’, dimana kita telah menerima rahmat pembaptisan yang ditandai dengan pencurahan air di dahi atau otak kita. Maka hendaknya apa yang kita pikirkan dan kemudian kita lakukan dimanapun dan kapanpun senantiasa membuat apapun dan siapapun yang kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita ‘hidup, tumbuh berkembang dan enak/nikmat’. Hendaknya apa yang ada di otak atau pikiran kita adalah yang baik dan benar, sehingga kita senantiasa berusaha melakukan apa yang baik dan benar. Kehadiran dan sepak terjang kita merupakan kesaksian iman kita sebagai orang yang telah disucikan atau dibaptis. Kesaksian penghayatan iman dalam hidup sehari-hari merupakan cara utama dan pertama yang tak tergantikan oleh cara apapun dalam tugas merasul, menjadi utusan-utusan Tuhan untuk mewartakan apa yang baik dan benar. Maka kepada mereka yang sering bepergian karena tugas atau jabatan, lebih-lebih para pentinggi atau atasan, hendaknya kehadirannya dimanapun senantiasa mewartakan apa yang baik dan benar, dan tentu saja pertama-tama dan terutama dengan keteladanan atau kesaksian, baru dengan kata-kata atau omongan. Marilah kita buat apa yang asin menjadi tawar, yang tidak baik menjadi baik, yang tidak benar menjadi benar, yang salah dibetulkan, yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang berbeban berat diringankan , dst..



[Ignatius Sumarya, SJ]

Photobucket

Senin, 23 Maret 2009

Senin, 23 Maret 2009
Hari Biasa Pekan VI Prapaskah

Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, perbaharuilah iman kami yang sering hampir mati, agar hari ini kami dapat melihat dengan jelas tanda-tanda keselamatan-Mu yang bekerja secara nyata dalam hidup kami. Dengan demikian kami juga sanggup mewujudkan kasih-Mu secara nyata dalam setiap tindakan dan perkataan kami. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang segala abad. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)

"Tidak ada kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."


Beginilah firman Allah, "Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru! Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi di dalam hati. Bergiranglah dan bersorak-sorai untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan. Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai, dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan, dan bunyi erang pun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk. Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Reff Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihani oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi ada sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes (4:43-54)

"Lihat anakmu hidup."


Sekali peristiwa, Yesus berangkat dari Samaria dan pergi ke Galilea. Sebab Ia sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Setelah Yesus tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan Yesus di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, yang anaknya sedang sakit. Ketika pegawai itu mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya, lalu meminta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya, "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Sabda Yesus memang kuat dan kuasa, maka siapapun yang percaya akan sabda-Nya serta melaksanakan sabda-sabda-Nya akan selamat, damai sejahtera, sebagimana dialami oleh seorang pegawai istana yang mohon penyembuhan kepadaNya bagi anaknya yang sakit keras, hampir mati. “Pergilah, anakmu hidup!”, demikian sabda-Nya kepada sang pegawai istana, dan pada saat itu juga anaknya yang berada di rumah sembuh dari penyakitnya. Sabda Yesus atau Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci antara lain dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita bersama ‘diterjemahkan’ ke dalam aneka tatanan dan aturan. Maka marilah ,jika kita sungguh menghendaki hidup bahagia, damai sejahtera dan selamat, dengan rendah hati kita hayati atau laksanakan aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan, tugas pengutusan, jabatan atau kedudukan serta fungsi kita masing-masing. Maka baiklah jika kita atau saudara kita ‘hampir mati’ alias sedang menderita sakit atau berkurang kesehatan dan kebugarannya atau berdoa, hendaknya mohon penyembuhan antara lain dengan merenungkan sabda Tuhan atau kembali setia pada aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas penguusannya. Segala macam bentuk penyakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi dan sakit tubuh, hemat saya terjadi karena pelanggaran atau ketidak-setiaan pada aturan dan tatanan hidup. “Pergilah’, demikian sabda Yesus, kiranya antara lain berarti berjalanlah di jalan aturan atau tatanan hidup, telusurilah aneka petunjuk dan arahan yang baik dan benar, jangan hanya mengikuti keinginan atau kemauan sendiri alias hidup seenak sendiri, menurut selera pribadi.

- "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan,” (Yes 65:17-18). Ajakan untuk “bergiranglah dan bersorak-sorailah untuk selamanya atas apa yang Kuciptakan” kiranya baik menjadi permenungan atau refleksikan. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan baik adanya, maka jika ada yang tidak baik berarti berasal dari setan yang hidup dan bekerja dalam diri pendosa. Dalam kenyataan hidup kita masa kini memang ada yang tidak baik, tetapi juga ada yang baik, dan kiranya yang baik lebih banyak daripada yang tidak baik. Maka bagi yang baik marilah bergotong-royong atau bekerjasama untuk memperbaiki apa yang tidak baik dalam lingkungan hidup kita. Bergirang dan bersorak-sorai berarti senantiasa bergairah, dinamis dan tak kenal putus asa, dan dengan demikian ada kekuatan luar biasa di dalam diri orang yang bergirang dan bersorak-sorai. Kita dipanggil untuk bergairah, dinamis dan tak kenal putus asa dalam rangka memperbaiki apa yang tidak baik atau bertobat atau memperbaharui diri. Dalam semangat yang demikian berarti ‘otak bawah sadar’ kita bekerja seratus persen (100%), dan apa yang kita dambakan atau impikan akan terwujud, tentu saja harus disertai dengan penyerahan diri yang ditandai oleh pengorbanan dan perjuangan. Dalam rangka bertobat atau memperbaharui diri hendaknya juga tidak mengingat-ingat dalam hati kegagalan atau keterbatasan atau kekurangan yang ada; dan dengan bergairah, dinamis dan tak kenal putus asa dalam bertobat atau memperbaharui diri kiranya segala kelemahan dan kekurangan kita akan sembuh dengan sendirinya.

[Ignatius Sumarya, SJ]


Photobucket

Rabu, 18 Februari 2009

Rabu, 18 Februari 2009
Hari Biasa Pekan VI

Kej 8:6-13.20-22; Mrk 8:22-26

"Sudahkah kaulihat sesuatu?"

"Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!" (Mrk 8:22-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

¡P Mata atau indera penglihatan merupakan salah satu indera yang penting dalam kehidupan kita. Orang buta kiranya mengalami keterbatasan untuk bergerak maupun menerima info dengan baik dan benar; memang karena kebutaan matanya pada umumnya telinga atau indera pendengaran akan lebih peka dan tajam. Buta mata phisik atau jasmani kiranya kurang begitu memprihatinkan dibandingkan dengan buta hati, spiritual atau rohani/suara hati. Maka ketika Gus Dur, yang notabene pads saat itu dinilai sebagai 'nabi' bangsa, terpilih menjadi presiden muncul rumor:"It is be better to follow the blind man than to follow the blind heart" (= Lebih baik mengikuti orang yang buta matanya daripada mengikuti orang yang buta hatinya). Orang yang buta hatinya, apalagai, berpengaruh atau berkuasa dalam kehidupan bersama, memang lebih membahayakan hidup bersama daripada orang yang buta matanya. Dalam kisah Warta Gembira hari ini kita baca adanya seorang buta mata yang dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan melalui sesamanya dihaturkan kepada Yesus untuk mohon penyembuhan, agar dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Mungkin kita tidak buta mata secara phisik, namun jiwa atau hati atau akal budi kita kabur atau buram sehingga kurang melihat karya atau penyelenggaraan Ilahi dalam hidup sehari-hari karena kita menutup diri atau tertutup. Marilah dengan rendah hati kita buka hati dan jiwa serta akal budi kita terhadap aneka masukan melalui teman-teman/sesama atau aneka peristiwa yang terjadi di lingkungan hidup dan kerja kita. Semoga kita dapat melihat sesama manusia sebagai gambar Allah serta aneka kebaikan yang terjadi di sekitar kita, dan dengan demikian kita juga akan bersembah sujud kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.

¡P "Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu" (Kej 8:16), demikian perintah Tuhan kepada Nuh. Kutipan ini kiranya dapat kita hayati dalam dan melalui keluarga atau komunitas hidup dan karya kita masing-masing. "Keluarlah dari bangunan rumahmu, dari lingkungan hidup berkeluarga, dari tempat kerja dst..". Hendaknya kita tidak mengurung diri di kamar atau tempat kerja atau di rumah. Pada masa kini ada kecenderungan orang untuk mengurung diri di kamar karena ada atau tersedia aneka macam sarana-prasarana yang dirasa cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Kita semua dipanggil untuk 'keluar', melihat dan memperhatikan lingkungan yang lebih luas; perluaslah pergaulan anda antara lain melalui dialog kehidupan, dialog karya, dialog agama maupun dialog iman. Anak-anak di dalam keluarga hendaknya sedini mungkin dibina dan dibiasakan dalam hal keterbukaan terhadap sesamanya, dan tentu saja lebih-lebih mereka yang berbeda atau yang miskin dan berkekurangan. Pergaulan atau percakapan dengan sesamanya secara lebih luas terus menerus akan memperkaya hidup serta mendewasakan diri pribadi seseorang. Dalam aneka macam bentuk pergaulan dan percakapan kita dapat saling belajar serta membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati. Bebagai pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa siapapun yang kurang terbuka terhadap sesamanya atau yang lain, entah secara pribadi atau kelompok, maka yang bersangkutan akan ketinggalan zaman dan tidak dapat mengikuti atau berpartisipasi dalam derap langkah kemajuan dan perkembangan yang sedang berlangsung dan akan berlangsung terus-menerus. Semoga kita tidak menjadi 'katak dalam tempurung', merasa diri hebat namun sebenarnya yang terjadi adalah penakut yang senantiasa menutup diri.

"Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya. Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya"(Mzm 116:12-15)



Photobucket

Jumat, 16 Januari 2009

Jumat, 16 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:1-5.11)

"Baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam istirahat Allah."

1 Saudara-saudara, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. 2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. 3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. 4 Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." 5 Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." 11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 78:3.4bc.6c-7)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)

"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."

1 Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" 6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: 11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Orang sakit biasanya melakukan apa saja untuk kesembuhannya. Tidak peduli akan banyaknya biaya yang mesti dikeluarkan. Tekad yang sama dimiliki oleh keluarga orang sakit itu. Semakin dekat hubungan dengan pasien itu semakin gencar upaya yang dilakukan. Dokter dan tabib terkenal ditemui. Rumah sakit dan balai pengobatan yang dinilai mampu memberikan kesembuhan dicari. Kalau perlu pergi ke rumah sakit yang lebih canggih, kota yang lebih besar atau pengobatan alternatif yang dipandang jauh lebih ampuh. Sikap tersebut menguatkan si pasien untuk sembuh.

Kadang-kadang kita tidak mampu percaya bagaimana kaum keluarga dan kerabat orang lumpuh itu membuka atap untuk menurunkan si lumpuh tepat di depan Yesus. Kalau jalan normal tidak bisa lagi ditempuh, cari jalan lain, sesulit apa pun.

Yesus memberikan kesembuhan bukan demi mukjizat, melainkan demi si pasien maupun keluarga dan orang yang tidak henti-hentinya berupaya.

Pada saat kita tidak mudah putus asa dan tetap berteguh mencari "jalan keluar", Yesus Kristus hadir dan memberikannya. Mungkin bukan persis seperti yang kita inginkan, melainkan seperti Dia sendiri kehendaki.

Tuhan Yang Mahabaik, berilah aku semangat juang yang tinggi. Kuatkan aku agar tidak mudah menyerah, tetapi tetap berusaha sesuai petunjuk-Mu. Amin.

Renungan: Ziarah Batin 2009
Bacaan KS: RUAH






Photobucket

Rabu, 14 Januari 2009

Rabu, 14 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (2:14-18)


"Yesus harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya."

Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya, Yesus memusnahkan dia, yakni Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Yesus pun membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takut akan maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang dikasihi-Nya, melainkan keturunan Abraham. Itulah sebabnya, dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan, dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat.
(Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)


"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."

Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab Yesus, "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Kita makin sering mendengar dan menggunakan kata "sentuhan". Maka, ada ungkapan "sentuhan akhir", "sentuhan kasih", atau "amat menyentuh". Kata sentuhan dan turunannya adalah kebalikan dari singgungan dengan segala akibatnya.

Orang yang tersentuh mengalami suatu dorongan sehingga mampu mengalami keterbukaan dan mendapat cakrawala yang luas. Orang yang tersinggung mengalami sempitnya ruang dan gerak untuk berbuat baik. Sentuhan membawa kekuatan dan memberikan semangat, sementara singgungan dan ketersinggungan melumpuhkan.
Mertua Petrus sembuh setelah Yesus memegang tangannya. Pada saat Yesus menyentuh tangan ibu mertua Petrus, saat itu juga ia sembuh dan langsung melayani mereka. Sentuhan menyebabkan kesembuhan. Ibu itu tidak hanya menerima kesembuhan bagi dirinya, melainkan langsung menggandakan sentuhan itu dengan melayani. Sentuhan mendorong perbuatan luhur lainnya.

Tidak semua kita sanggup dan mempunyai anugerah menyembuhkan luka atau penyakit orang lain, tetapi kita dapat menyentuh. Sentuhan kasih yang ikhlas memberikan suasana dan semangat baru yang mungkin kita sendiri tidak menduganya. Tindakan dan ungkapan yang sama dapat menjadi sentuhan atau singgungan. Oleh karena itu, kita mesti mengatur ungkapan dan tindakan kita agar menjadi sentuhan.

Allah Bapa di surga, jamahlah aku dengan kasih-Mu agar penyakitku sembuh dan luka batinku terobati serta aku dapat menyentuh semakin banyak orang. Amin.

Renungan: Ziarah Batin (Renungan dan Catatan Harian)
Bacaan Kitab Suci: RUAH




Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy