Tampilkan postingan dengan label keuskupan Surabaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keuskupan Surabaya. Tampilkan semua postingan

Bahan Pendalaman Iman - APP 2014 Keuskupan Surabaya

A. Kerangka Dasar APP 2014 Keuskupan Surabaya : http://goo.gl/APQmd2

B. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Surabaya Barat, Utara dan Selatan
  1. Umat : http://goo.gl/T3ChTu

C. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Kediri
  1. Umat : http://goo.gl/uJuIp3
  2. Bina Iman Anak Katolik (BIAK) : http://goo.gl/QeYZP5
  3. Orang Muda Katolik (OMK) : http://goo.gl/UXaaXk
  4. Sekolah-Sekolah : http://goo.gl/VEroo2

D. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Madiun
  1. Umat : http://goo.gl/jJlqmG
  2. Bina Iman Anak Katolik (BIAK) : http://goo.gl/f9Mrxw
  3. Orang Muda Katolik (OMK) : http://goo.gl/fBnQiS

E. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Blitar
  1. Umat : http://goo.gl/pClxxB
  2. Bina Iman Anak Katolik (BIAK) : http://goo.gl/j0QGm0
  3. Remaja Katolik (ReKat) : http://goo.gl/BUCQB1

Surat Gembala Arah Dasar 2012 Keuskupan Surabaya: TAHUN ORANG MUDA KATOLIK DAN KERASULAN KITAB SUCI

Surat Gembala ArDas 2013.
TAHUN “ORANG MUDA KATOLIK DAN KERASULAN KITAB SUCI”
Bagi Umat Katolik Keuskupan Surabaya
dibacakan di semua gereja dan kapel di seluruh wilayah Keuskupan Surabaya, tanggal 5 - 6 Januari 2013
Saudara-saudari seluruh Umat Keuskupan Surabaya yang saya cintai, kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai Saudara sekalian.
Kita baru saja melewati tahun 2012 dan kini memasuki tahun 2013, tahun keempat dalam menjalankan Arah Dasar Keuskupan Surabaya. Saya menyampaikan apresiasi sedalam-dalamnya kepada para Romo Paroki, pengurus DPP-BGKP, Imam, Biarawan-biarawati, Katekis, seluruh insan pemerhati pastoral dan kelompok kelompok kategorial, serta seluruh Umat Allah di seluruh Keuskupan Surabaya yang telah berupaya dengan kesungguhan dan penuh semangat mengimplementasikan semangat Ardas.Sepanjang tahun 2012, yang merupakan Tahun Remaja dan Liturgi, sungguh telah tampak antusiasme umat untuk semakin memahami, mendalami, dan merayakan Liturgi secara baik dan benar serta mulai berkembang pemahaman akan pentingnya pendampingan bagi para remaja secara serius. Bersama dengan kemajuan ini, secara rendah hati kita juga menyadari bahwa ada beberapa hal yang masih perlu dikembangkan, yaitu:
  1. Komitmen para penggerak pastoral (mulai dari para imam, DPP dan BGKP) untuk mewujudkan habitus pastoral baru yang terencana dan bertanggungjawab dengan dijiwai semangat Ardas. Untuk itu, mulai tahun ini sudah disediakan buku penunjang bagi perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan di setiap bidang pastoral.
  2. Proses pembatinan Ardas di semua jenjang, kelompok kategorial, dan bidang- bidang pastoral.
  3. Konsolidasi tim pastoral di tingkat kevikepan agar semangat Ardas dapat diwujudkan secara dinamis, sinergis, dan efektif oleh paroki-paroki dalam wilayah kevikepan yang sama. Untuk itu sangatlah penting melakukan koordinasi pastoral serumpun di tiap kevikepan.Dalam kesempatan ini, saya ingin menyegarkan kembali komitmen kita sesuai Ardas Keuskupan Surabaya, bahwa pada tahun 2013 fokus perhatian pastoral kita adalah Orang Muda Katolik dan Kerasulan Kitab Suci.
Oleh karena itu, tiga hal ingin saya sampaikan:
Pertama, secara khusus saya ingin menyapa seluruh kaum muda katolik di Keuskupan Surabaya. Kalian adalah generasi penerus Gereja. Saya mengajak kalian untuk membuka dan mengembangkan diri agar menjadi pribadi yang memiliki ketangguhan untuk belajar dan berlatih serta keberanian untuk berbagi dan berkorban. Hal ini bisa terjadi jikalau kalian mau melibatkan diri dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Godaan dan tantangan dunia saat ini tidaklah ringan, tetapi kalian tidak pernah ditinggalkan sendirian. Oleh sebab itu, pupuklah iman kalian dalam kesatuan dengan Gereja.Kepada Anda, para orang tua, marilah kita mendorong kaum muda kita untuk mengikuti pelbagai pelatihan dan pembinaan yang mengembangkan pribadi mereka. Berilah kepercayaan kepada Orang Muda Katolik untuk semakin terlibat dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Tidak kalah pentingnya, jadilah teladan iman dan kedewasaan hidup bagi kaum muda kita.
Kedua, sebagai orang beriman, Sabda Tuhan adalah pelita bagi langkah hidup kita. Melalui Kitab Suci kita mendengar, mengenal, dan mencintai Allah. Sebab seperti dikatakan oleh St. Hironimus, jika kita tidak mengenal Kitab Suci maka kita tidak mengenal Kristus (DV 25). Melalui Kitab suci, kita mengenal perkataan dan perbuatan Allah yang menyatakan diri-Nya dalam sejarah keselamatan. Allah yang tidak kelihatan itu (Kol 1:15; 1Tim 1:17) menyapa kita sebagai sahabat-sahabat-Nya (Yoh 15:14-15), mengundang, dan menyambut kita dalam persekutuan dengan-Nya melalui Yesus Kristus.
Pada tahun ini, marilah kita semakin menumbuhkan dan meningkatkan minat, memperluas pemahaman, dan memperdalam cinta akan Kitab Suci. Hal ini bisa diwujudkan dengan mengembangkan kuantitas dan kualitas Kerasulan Kitab Suci. Pada akhirnya kita berharap, bahwa sebagai orang Kristiani kita mampu menjadi pelaku Sabda Tuhan karena mengalami kegembiraan yang berasal dari iman akan Yesus Kristus sebagaimana diwartakan dalam Kitab Suci.
Ketiga, dalam kebersamaan dengan gerak Gereja universal, tahun 2013 juga dicanangkan sebagai Tahun Iman. Semoga gerakan itu membuat kita semakin mampu memahami dan menghidupi ajaran iman kita dengan lebih bertanggungjawab. Bapa Suci mengingatkan bahwa Gereja memiliki sarana yang cukup untuk sampai pada tujuan itu, yakni melalui Kitab Suci dan Tradisi penerusan iman oleh kuasa mengajar gereja (Magisterium). Oleh sebab itu, sekali lagi saya mengajak segenap Umat di Keuskupan Surabaya untuk mendalami Kitab Suci dan Katekismus Gereja Katolik sebagai bantuan agar iman kita semakin bertumbuh, berkembang, berbuah, dan bertahan sampai akhir (KGK 162).Umat Keuskupan Surabaya yang terkasih, bersama surat gembala ini, tersedia pula bagi Anda teks Doa Tahun “Orang Muda Katolik dan Kerasulan Kitab Suci”. Teks doa ini hendaknya didoakan bersama sepanjang tahun 2013 yang merupakan Tahun “Orang Muda Katolik dan Kerasulan Kitab Suci”. Dengan doa ini kita memohon rahmat Allah agar kita dimampukan untuk menjaga dan mengobarkan semangat yang sama dan dalam jalinan kerjasama di antara kita mewujudkan Ardas Keuskupan Surabaya.Dengan kepercayaan akan penyertaan Santa Maria, Bunda Gereja, kita pun memohon doa dan perlindungannya. Semoga Bunda Maria selalu mendampingi kita dalam mewujudkan Gereja Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan, dan misioner.
Akhir kata, saya mengucapkan Selamat Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.Berkat Tuhan melimpah bagi Anda sekalian.
Surabaya, 20 Desember 2012
Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono
Uskup Keuskupan Surabaya
---------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------
DOA ARDAS KEUSKUPAN SURABAYA
(Tahun 2013 sebagai Tahun ORANG MUDA KATOLIK dan KERASULAN KITAB SUCI)
Ya Bapa, kami bersyukur atas penyertaan-Mu memasuki tahun keempat bersama Arah Dasar yang Kau limpahkan, untuk mewujudkan Gereja Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner; menuju kehidupan yang berkelimpahan.
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sang Sabda yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kami; Firman-Mu adalah pelita bagi langkah hidup kami. Melalui Kitab Suci kami mendengar, mengenal dan mencintai Engkau. Mulai tahun ini kami hendak mengembangkan kuantitas dan kualitas kerasulan Kitab Suci. Semoga kami semakin tergerak meningkatkan minat, memperluas pemahaman, memperdalam cinta, dan menjadi pelaku setiaatas firman-Mu.
Ya Roh Kudus, Engkaulah Roh pemelihara dan pembimbing keberlangsungan Gereja. Dari generasi ke generasi Kau panggil orang muda sebagai penerus Gereja yang tangguh dan berintegritas. Kami menyadari godaan dan tantangan orang muda sebagai penerus Gereja tidaklah ringan. Curahkanlah api semangat-Mukepada Orang Muda Katolik agar memiliki ketangguhan dalam belajar dan berlatihserta keberanian berbagi dan berkorban. Semoga orang tua berani mempercayai dan mendorong Orang Muda Katolik untuk terlibat dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.
Dengan penyertaan Bunda Maria, dalam Tahun Orang Muda dan Kerasulan Kitab Suci ini, kami memohon agar semakin banyak orang peduli dan tergerak dalam Kerasulan Kitab Suci dan pendampingan Orang Muda di Keuskupan Surabaya demi Kristus Penyelamat kami.
Amin.

Surat Gembala Prapaskah 2012 Keuskupan Surabaya

Surat Gembala PRAPASKAH 2012

Bagi umat Katolik Keuskupan Surabaya

(Hendaknya dibacakan di semua gereja dan kapel di wilayah Keuskupan Surabaya, pada tanggal 18 dan 19 Februari 2012)


Saudara-saudara, Umat Allah yang terkasih,

Pada saat kita dibaptis, kita berjanji untuk menyangkal yang jahat dan memperoleh keselamatan, yaitu pengampunan segala dosa serta anugerah hidup baru.[1] Injil Markus (yang kita dengar hari ini)[2] mengisahkan tentang ada empat orang yang membawa seorang lumpuh kepada Tuhan Yesus untuk disembuhkan. Tuhan Yesus melihat adanya suatu kelumpuhan yang lebih mendasar, lebih dari sekedar kelumpuhan fisik yang perlu disembuhkan, yakni kelumpuhan yang disebabkan oleh dosa. Maka sabda keselamatan dan kesembuhan yang diberikan Tuhan kepadanya adalah SABDA PENGAMPUNAN, “Supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa”. Peristiwa keselamatan tersebut didahului oleh iman para pengantar. Karena Tuhan melihat iman mereka, maka Tuhan bersabda, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”. Keselamatan dan pengampunan merupakan buah gerakan solidaritas yang didasari oleh iman yang besar. Inilah bentuk pertobatan sejati, yakni perubahan sikap baik secara pribadi maupun gerakan bersama demi keselamatan dan pengampunan.

“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” inilah seruan yang menyatakan bahwa pertobatan adalah bagian hakiki dalam pewartaan Kerajaan Allah. Maka Gereja terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan[3]. Gerakan pertobatan pertama-tama adalah pertobatan batin yang lalu mewujud dalam tanda-tanda kelihatan dalam puasa, matiraga dan karya-karya pertobatan atau biasa kita namai Aksi Puasa Pembangunan (APP). Tanpa pertobatan batin maka yang terjadi adalah ketidakjujuran, tidak berbuah baik dan semu[4]. Tobat batin adalah sikap hati mengarahkan langkah kepada Allah, disertai rasa rindu yang mendalam menata kembali seluruh kehidupan, segenap hati meninggalkan kejahatan, menyadari kembali sebagai anak-anak Allah - seperti anak yang hilang dan dengan segala sesal kembali kepada ayahnya[5] - menemukan kembali kebesaran dan cinta Allah. Tobat batin ini ditandai dengan hati yang tergetar karena diguncangkan oleh Roh yang menyadarkan kejijikan akan dosa dan ketakutan terpisah dari Allah. Roh itu pula yang sekaligus membongkar kedok dosa dan sekaligus juga menolong serta menganugerahkan rahmat penyesalan dan pertobatan.[6]

Di dalam Kitab Suci diceritakan, selama 40 hari Musa berada di puncak Sinai, selama 40 hari Nabi Elia berjalan menuju gunung Allah yang suci, seluruh penduduk kota Niniwe berpuasa selama 40 hari, selama 40 tahun bangsa terpilih keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah terjanji, dan selama 40 hari Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun[7]. Demikianlah Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, sejak abad ke-4, menetapkan 40 hari masa puasa sebagai wujud pertobatan batin untuk mempersiapkan diri merayakan sengsara, wafat dan Kebangkitan Tuhan.

Kita semua akan memulai masa prapaskah pada besok hari Rabu Abu, yang jatuh pada tanggal 22 Februari 2012. Pada hari itu kita akan ditandai di dahi dengan abu yang menandakan pertobatan terbuka dan bersama-sama di hadapah Allah dan Gereja untuk memulai perjalanan rohani sebagai seorang pendosa kepada pemurnian jiwa[8]. Maka marilah kita membuka diri bagi Tuhan yang hendak membersihkan dosa-dosa dan menguduskan kita. Tindakan pertobatan ini adalah tindakan Gereja bukan sekedar tindakan individual. Isilah masa prapaskah ini dengan lebih tekun bersama-sama mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan, lebih rajin berdoa, datang mengaku dosa, berpantang dan berpuasa serta meningkatkan karya amal kasih terhadap mereka yang berkekurangan dan menderita.[9]

Tema APP Nasional tahun ini adalah “Mewujudkan Hidup Sejahtera”. Mengingat Keuskupan Surabaya pada tahun ini mencanangkan Tahun REMAJA dan LITURGI sebagai fokus perhatian pastoral, maka Tema APP di keuskupan Surabaya di kaitkan dengan kesejahteraan yang berakar pada spiritualitas Ekaristi. Sehingga, Tema APP di keuskupan surabaya menjadi “MEWUJUDKAN HIDUP SEJAHTERA YANG EKARISTIS”. Kesejahteraan yang kita rindukan bukanlah buah dari keserakahan yang tidak adil, kemakmuran harta buah ketidakjujuran dan tindakan korupsi sebagaimana akhir-akhir ini terus dibeberkan di berbagai masmedia, namun kesejahteraan yang berakar pada sikap solidaritas sebagaimana dicontohkan Tuhan Yesus dalam Ekaristi, ‘Hidup yang dipecah-pecahkan dan dibagi-bagi’. Kesejahteraan sejati dibangun diatas rasa solider dengan sesama. Dimana ada SOLIDARITAS di sana terbangun kesejahteraan bersama. Karena Ekaristi yang kita makan dan hidupi itu, maka marilah kita menentang segala bentuk korupsi dan egoisme baik di dalam Gereja maupun di hidup kemasyarakatan. Dengan hidup sederhana, murah hati, jujur, transparan, akuntabel serta secara tegas tidak mau ambil bagian dalam korupsi maka kita telah ikut membangun bangsa ini menuju kesejahteraan sejati.

Telah kita ketahui bersama bahwa prioritas-prioritas program serta nilai-nilai yang hendaknya dihayati di 15 bidang strategis reksa pastoral yang direkomendasikan oleh Musayawarah Pastoral 2009 juga merupakan suatu KOMITMEN PERTOBATAN dalam penggembalaan Umat Allah di Keuskupan Surabaya. Di tahun Remaja dan Liturgi ini kita disadarkan akan dua hal penting:

Pertama, tentang para remaja. Kita harus mengakui bahwa sekian lama kita kurang optimal dalam memberikan hati penggembalaan bagi para remaja kita. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa muda/dewasa, merupakan tonggak waktu yang sangat krusial dalam perkembangan kehidupan manusia. Marilah kita bertanya dan berjuang untuk menjawab dalam karya pastoral kita, apakah kita sungguh-sungguh mendampingi pertumbuhan iman remaja kita? Apakah kita menyediakan ruang bagi pengenalan diri dan lingkungan pergaulan yang sehat bagi mereka? Apakah kita telah membimbing mereka untuk mengenali panggilan hidup dan masa depan mereka? Apakah kita merelakan diri menjadi pendamping bagi para remaja? Sungguh, kita semua tidak menginginkan remaja kita kehilangan jati diri, iman dan masa depan. Tantangan hidup mereka ditengah arus teknologi dan pergaulan tidaklah ringan maka bersama seksi remaja di tingkat Paroki ataupun kevikepan berikanlah dukungan nyata bagi pendampingan pastoral remaja.

Kedua, tentang Liturgi. Kita menyadari bahwa seluruh rahasia iman Katolik kita hidupi, doakan dan rayakan dalam Liturgi suci. Apakah kita baik sebagai pelayan tertahbis maupun para petugas liturgi serta seluruh Umat telah melaksanakan secara benar dan layak? Apakah kita terus menerus belajar mendalami kekayaan makna liturgi? Apakah kita meningkatkan jumlah dan mutu pembinaan bagi pelayan dan petugas liturgi? Maka dengan diadakannya katekese pra-misa di seluruh kapel dan gereja di Keuskupan Surabaya sepanjang tahun ini, juga merupakan bentuk pertobatan kita. Sehingga seluruh Umat dan para pelayan serta petugas semakin memahami kekayaan warisan suci dalam liturgi terutama liturgi Ekaristi kita. Marilah kita menjaga kemurnian dan kesakralan liturgi. Jauhkan keagungan Liturgi dari pengaruh religio-tainment’ , yakni upaya upaya memperalat dan mengalahkan makna simbolik dan tata liturgi yang baku demi kepentingan-kepentingan duniawi ataupun tren-tren entertainment.

Secara istimewa dalam masa Prapaskah ini, marilah kita sadari dan sambut rahmat istimewa kerahiman Tuhan dalam Sakramen Pengampunan Dosa. Di paruh terakhir abad ini di sadari bahwa ada suatu tragedi yg memprihatinkan, yang diderita Gereja Katolik, yakni terjadi kecenderungan menghindari anugerah luhur Roh Kudus yang mengalir dari Sakramen Pengampunan Dosa[10]. Padahal ini adalah satu satu mutiara anugerah Allah yang di dunia hanya dimiliki dalam Gereja Katolik. Sudah semestinya, kita putra putri gereja, meminum rahmat ini sehingga buah pembebasan belenggu dosa mengalir melalui setiap penitens menyebar bagi sesama. Kemungkinan merosotnya antusiasme pengakuan dosa ini paling tidak disebabkan oleh dua hal: Kita sendiri kurang mewartakan kekayaan rahmat sakramen pengampunan dalam katekese umat atau juga karena kuatnya virus skeptisme dunia seperti yang menjangkiti para ahli Taurat dalam Injil hari ini, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?”[11]

Semoga Tuhan memberkati pertobatan kita dalam masa Prapaskah ini, sehingga kita memiliki tanah yang subur bagi rahmat Paskah. Marilah kita taburkan buah-buah pertobatan sehingga semua orang mengalami kebangkitan hidup baru bersama Tuhan yang bangkit.

Berkat Tuhan

Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono

Uskup Surabaya


[1] Katekismus Gereja Katolik (KGK) : 1427

[2] Mrk 2:1-12

[3] LG 8. , KGK 1427-1428

[4] KGK 1430

[5] Luk 15:17-21

[6] Bdk. KGK 1431-1433

[7] Kel 34:28 ; 1Raj19:8 ; Yn 3:1-10 ; Mat 4:2 ; Luk 4:2

[8] Bdk. Surat Edaran tentang Perayaan Paskah dan Persiapannya. No. 21

[9] SC 109-110

[10] Sebagaimana terjadi di Barat, di serukan oleh Uskup Agung Cologne Cardinal Joachim Meisner, A tragedy for the Church: the forgotten sacrament of confession, TODAYS n.5-2010. H. 40

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy