| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label maria. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label maria. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Maret 2009

Rabu, 25 Maret 2009
Hari Raya Kabar Sukacita


"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."



Doa Renungan Pagi

Allah Bapa yang kekal, bukalah hati kami agar mampu menerima duta kedamaian, cahaya dunia, sabda-Mu sendiri. Bebaskanlah kami agar dapat menyambut Putra Sang Perawan, yang merupakan pemenuhan janji-Mu Yesus Al Masih, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)

"Seorang perempuan muda akan mengandung."

Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita."

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.

Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10-17)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:4-10)

"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."

Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku." Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. -- Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat.Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)

"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan

"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

“KehendakKu ialah menaklukkan seluruh dunia serta semua musuh, dan dengan demikian masuk ke dalam kemuliaan BapaKu. Barangsiapa mau ikut Aku dalam usaha ini, harus bersusah-payah bersama Aku, supaya karena ikut Aku dalam penderitaan, kelak dapat ikut pula dalam kemuliaan” (St.Ignatius Loyola, LR no 95). Kutipan ini adalah bagian dari bahan perihal kontemplasi “Panggilan Raja” di dalam Latihan Rohani St.Ignatius Loyola. Bahan ini sebagai renungan bagi retretan yang mulai tergerak hatinya untuk lebih mengenal Penyelamat Dunia, Yesus Kristus, yang dijanjikan oleh Allah, yang juga mendambakan keselamatan. Suasana hati retretan dalam kontemplasi ‘Panggilan Raja’ rasanya mirip dengan suasana hati Maria dan orang sezamannya yang mendambakan pemenuhan janji Allah tentang Penyelamat Dunia. Dalam dambaan suci tiba-tiba memperoleh ‘pencerahan sekaligus tantangan’ itulah yang dialami Maria ketika menerima kedatangan malaikat yang berkata:”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."…"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."(Luk 1:29-33). Sebagai seorang gadis mengandung tanpa suami jelas akan menjadi bahan gunjingan yang berat, namun ketika diberitahu bahwa ia mengandung karena Roh Kudus, maka Maria menjawab: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38)


"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38)

Bunda Maria adalah teladan umat beriman, maka sebagai orang beriman kita dipanggil untuk meneladannya, antara lain dengan menyatakan dan menghayati sebagaimana dinyatakan oleh Bunda Maria :”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Seorang hamba atau pelayan memiliki tugas utama ‘melayani’ orang lain. “Melayani” dalam bahasa Latin “servire/servio” antara lain dapat berarti mengabdi, baik untuk/berguna, menolong, menurut kehendak orang, mengusahakan, membaktikan diri kepada, memusatkan pikirannya, mengerahkan kekuatan untuk, mengindahkan, menghiraukan (lih Drs.K.Prent CM, Drs J.Adisubrata, WJS Poerwadarminta: Kamus Latin-Indonesia, Kanisius 1969 , hal 787). Maka menjadi hamba atau pelayan yang memiliki tugas utama melayani berarti cara hidup dan cara bertindaknya seperti arti dari ‘servio’ di atas dimanapun dan kapanpun.

Cara hidup dan cara bertindak seorang hamba atau pelayan senantiasa membahagiakan atau menyelamatkan orang lain dan lingkungan hidupnya, ia setia dan taat pada apa yang dikatakan atau diperintahkan oleh tuan-tuannya. Sebagai hamba Tuhan berarti senantiasa dengan penuh kesetiaan dan ketaatan melaksanakan perintah-perintah atau sabda-sabda Tuhan, yang antara lain tertulis di dalam Kitab Suci serta ‘diterjemahkan’ ke dalam aneka macam bentuk konstitusi, pedoman hidup, anggaran dasar hidup bersama. Jiwa atau semangat melayani ini hemat saya pertama-tama dan terutama harus dihayati oleh mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama, para pemimpin atau atasan, sehingga cara hidup dan cara bertindak pemimpin atau atasan dapat menjadi teladan bagi para anggota atau bawahannya. Marilah kita mendukung dan meneladan para gembala Gereja yang senantiasa menyatakan dan mengusahakan diri sebagai ‘hamba yang hina dina’ dalam menggembalakan atau melayani umat.

Hamba atau pelayan yang baik pada umumnya bekerja keras dan tidak pernah menggeluh atau menggerutu, juga ketika harus menerima perlakuan yang tidak enak atau tidak baik dari yang dilayani. Hamba atau pelayan senantiasa bersusah payah membahagiakan mereka yang harus dilayani, tidak pernah bermalas-malas atau bekerja seenaknya, menurut selera pribadi. Hamba atau pelayan yang baik senantiasa juga mengenali dengan baik mereka yang harus dilayani, sehingga pelayanannya diterima dengan senang hati dan gembira. Hamba atau pelayan berusaha menggembirakan mereka yang dilayani, maka panggilan bagi kita untuk melayani yang lain berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun senantiasa menggembirakan yang lain. Kita adalah pewarta-pewarta kabar gembira, apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan.


“Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua” (Ibr 10:8-9).

“Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa” pada umumnya bersifat liturgis atau formal atau bahkan ‘sandiwara’. Yang menjadi korban adalah orang atau yang lain. Hal ini sering terjadi tidak hanya dalam upacara liturgis atau keagamaan saja, tetapi juga terjadi di dalam hidup sehari-hari, dimana orang cenderung menampilkan ‘bungkus’ atau apa yang kelihatan, bukan ‘isi’ atau tindakan konkret sehari-hari. Kita semua sebagai orang beriman dipanggil untuk bersikap : “Sungguh, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu/kehendak Tuhan”, dengan kata lain menjadi pelaksana-pelaksana kehendak Tuhan dalam hidup, tugas pengutusan, pekerjaan, jabatan atau fungsi sehari-hari. Kita dipanggil untuk berbudi pekerti luhur, dengan pemahaman “Sesungguhnya, pengertan budi pekerti yang paling hakiki adalah perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh perilaku” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 4).

"Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yes 7:13-14), demikian kata nabi Yesaya kepada keluarga Daud. Kata nabi Yesaya ini kiranya dapat menjadi permenungan atau refleksi kita: dari cara hidup dan cara bertindak kita diharapkan ‘lahir Imanuel’ , dihasilkan buah-buah yang mendorong dan memotivasi siapapun yang kena dampak hidup dan bertindak kita untuk senantiasa mengimani penyertaan atau pendampingan Tuhan dalam dirinya yang lemah dan rapuh. Tentu saja dari diri kita sendiri senantiasa bersama dan bersatu dengan Tuhan, karena kita adalah pelaksana-pelaksana kehendak Tuhan. Marilah meneladan Imanuel “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)





[Ignatius Sumarya, SJ]

Photobucket

Kamis, 01 Januari 2009

Kamis, 01 Januari 2009
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (6:22-27)


"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."


22 Sekali peristiwa TUHAN berfirman kepada Musa: 23 "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: 24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; 25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; 26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. 27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kiranya Allah mengasihi dan memberkati kita.
Ayat.
(Mzm 67:2-3.5.6.8)
1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (4:4-7)


"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."

4 Saudara-saudara, setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. 5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. 6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putera-Nya

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:16-21)


"Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus."


16 Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Hari ini adalah hari baru pada tahun yang baru. Kita saling mengucapkan Selamat Tahun Baru; memohonkan yang terbaik dalam berbagai bidang. Dari satu segi, hari ini tidak banyak berbeda dari hari - bahkan tahun - kemarin. Namun, dari segi lain, hari ini memberanikan kita untuk bersemangat baru. Pengharapan kita baru dan kiranya makin kuat dan yakin mengarungi perjalanan kita selama 365 hari ke depan.

Tahun Baru adalah pengulangan tahun sebelumnya atas cara yang lebih baik dan membahagiakan. Kita memulai hari ini dengan saling memohonkan berkat, "Semoga Engkau diberkati dan dilindungi Tuhan; disinari dengan wajah-Nya dan diberi kasih karunia; semoga Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberimu damai sejahtera."

Hari ini adalah Hari Urbi et Orbi. Sri Paus berdoa dan memohonkan berkat bagi kota Roma dan seluruh dunia agar memperoleh damai dan sejahtera. Bersama Sri Paus, kita mewujudkan damai dan sejahtera itu dalam kehidupan kita masing-masing, di mana dan kapan pun.

Kita berguru kepada para gembala yang mengalami damai sejahtera karena perilaku mereka berubah. Sebelumnya, mereka dipandang sebagai buruh yang curang. Sesudah peristiwa palungan, mereka menjadi pembawa berita sukacita. Selalu ada kemungkinan membuat hidup jauh lebih baik.

Bapa di surga, terima kasih karena Engkau menuntunku memasuki hari dan tahun baru ini. Berilah semangat dan kekuatan baru untuk mengisinya agar menjadi tahun yang penuh damai, persahabatan, dan kesejahteraan. Amin.



Renungan: Ziarah Batin (Renungan dan Catatan Harian)
Bacaan KS: Ekaristi.Org



Photobucket

Senin, 22 Desember 2008

Senin, 22 Desember 2008
Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:24-28)



"Hana bersyukur atas kelahiran Samuel."


24 Sekali peristiwa, setelah Samuel disapih oleh ibunya, Hana, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. 25 Setelah menyembelih lembu, mereka mengantar kanak-kanak itu kepada Eli. 26 Lalu Hana berkata kepada Eli, "Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku untuk berdoa kepada Tuhan. 27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta daripada-Nya. 28 Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan." Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan,
Syukur kepada Allah.

Antar Bacaan
Ref. Hatiku bersukaria karena Tuhan, penyelamatku.
Ayat. (1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd)
1. Hatiku bersukacita karena Tuhan, aku bermegah-megah karena Allahku. Mulutku mencemoohkan musuhku, aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
2. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
3. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya, Ia merendahkan dan meninggikan juga.
4. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah, dan selamatkanlah manusia yang Kaubentuk dari tanah.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:46-56)


"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku."

46 Dalam kunjungannya kepada Elisabet, ketika dipuji bahagia, Maria memuliakan Allah dan berkata, "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. 50 Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 56 Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
I. Inilah Injil Tuhan kita!
U.Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
(Bacaan KS: R. RUAH)


"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku"

"Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya" (Luk 1:46-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kutipan Warta Gembira diatas adalah kidung pujian 'Magnificat' kidung pujian bagi mereka yang terpilih oleh Allah serta mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah. Kidung ini juga menjadi bagian dari Doa/Ibadat Harian para anggota lembaga hidup bakti serta klerus dan juga bagi para anggota Legio Mariae. Dalam kidung pujian ini terkandung dua isi pokok yaitu : pengakuan dan penghayatan iman bahwa Allah Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar dalam diri manusia yang hina dina (kerendahan hati) dan menjungkirk-balikkan atau memporak-porandakan paradigma manusia (kesombongan). Orang sombong akan hancur berantakan hidupnya dan menderita, sedangkan orang rendah hati akan hidup bahagia, selamat, damai sejahtera. Maka marilah kita hayati kerendahan hati dengan mengimani bahwa "Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.". Kita semua adalah ciptaan Allah, apa yang baik, indah, mulia dan luhur dalam diri kita adalah karya Allah dalam diri kita yang hina dina ini. Maka jika dalam diri kita ada yang baik, ndah, mulia, luhur atau kita dalam keadaan sehat wal'afiat, damai sejahtera, marilah hidup dengan penuh syukur dan terima kasih. "Saat sukses kita bersyukur, saat gagal pun kita bersyukur. Sesungguhnya kekayaan dan kebahagiaan sejati ada di dalam rasa bersyukur" (Andrie Wongso). "Bersyukur adalah sikap dan perilaku yang tahu dan mau berterima kasih kepada Tuhan atas hikmat dan karunia yang telah dilimpahkanNya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 13).Sejak dalam kandungan ibu sampai kini kita semua telah menerima kasih karunia Allah melalui saudara-saudari kita, maka marilah kita hidup dan bertindak saling bersyukur dan berterimakasih.

· "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." (1Sam 1:26-28), demikian kata Hana, seorang ibu/perempuan yang penuh syukur dan terima kasih karena dianugerahi anak. Kiranya doa atau kata-kata ini dapat menjadi teladan/pegangan bagi para ibu, yang telah dianugerahi anak. Kami berharap para ibu dengan rendah hati berani 'mempersembahkan anak-anaknya kepada Tuhan' karena mereka adalah anugerah Tuhan, berasal dari Tuhan. Mempersembahkan anak-anak pada Tuhan antara lain berarti membina, mendidik dan mendampingi anak-anak sedemikian rupa sehingga tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, semakin mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Kelak kemudian hari ketika anak-anak telah dewasa menjadi 'man or woman for/with others', tidak egois dan tidak sombong. Jika anak-anak tumbuh berkembang menjadi orang dewasa yang demikian itu, kiranya para ibu khususnya akan merasa lebih bahagia di masa tuanya. Maka warisi anak-anak dengan nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan kehidupan yang menyelamatkan, bukan harta benda atau uang. Hendaknya pembinaan, pendampingan dan pendidikan anak-anak menjadi opsi utama dalam segala sesuatu yang dikerjakan. Biarlah kelak anak-anak berani berkata dan bersaksi bahwa "Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus".

"Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu. TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga"(1Sam 2:4-7)


Renungan: Rm. I. Sumarya, SJ



Photobucket

Bahan Renungan Adven Keuskupan Agung Jakarta Tahun 2008

Pertemuan Pertama: Jangan Takut, kamu dipilih.
Bacaan Kitab Suci : Lukas 2:8-20

8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” 13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” 15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” 16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Renungan singkat

Di padang gembala ada sebuah kapel dengan 3 lukisan.

Lukisan pertama : gembala dan anak menerima warta dari malaikat. Nampak keterkejutan dan ketakutan.

Lukisan kedua : gembala dan anak di hadapan bayi Yesus dikelilingi Maria, Yosef dan ternak. Ada suasana hormat, damai, dan terpesona.

Lukisan ketiga : gembala dan anak pulang dengan bersorak gembira.

Pilihan kepada para gembala menunjukkan bahwa Allah memilih mereka yang kecil, lemah dan tak berdaya di mata dunia untuk mempermalukan orang-orang yang merasa diri berhikmat pengetahuan. Orang-orang sederhana kerapkali lebih terbuka terhadap warta gembira keselamatan yang datang. Semangat dan keterbukaan para gembala patut dicontoh oleh manusia modern zaman ini.

Perjumpaan dengan Allah yang agung punya 2 segi : Menakutkan sekaligus memikat.

Dalam sosok bayi dalam palungan, manusia berhadapan dengan Allah yang lemah dan tak berdaya. Allah yang berkenan menjadi manusia, mengalami kemanusiaan dengan segala kerapuhannya. Bukankah ini layak kita renungan dalam hati ?


Pertemuan kedua: Jangan takut, kamu diutus
Bacaan Kitab Suci: (KISAH PARA RASUL 11:19-26)


19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Demikianlah sabda Tuhan

Syukur kepada Allah.



Renungan singkat
Bagaimana bisa sekarang ini banyak orang yang percaya pada Yesus? Kiranya hal ini disebabkan oleh Roh Kudus yang menggerakkan murid-murid Yesus untuk pergi diutus memberitakan tentang Dia. Iman yang sama bisa sampai kepada kita juga karena jasa usaha para misionaris yang bersemangat meninggalkan segala miliknya, bahkan rela mengorbankan nyawa.

Semangat inilah yang perlu kita teladani yaitu untuk membuat orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Kita di utus bukan bersaing dan berebut memasukan orang dalam kelompok ataupun agama tertentu. Tugas perutusan yang utama adalah membuat orang makin beriman, sehingga kebaikan Tuhan diteruskan.

Sekali lagi, Tuhan sendiri yang bekerja dengan cara yang kadang tidak dimengerti. Lihat saja, bagaimana Saulus bertobat menjadi Paulus. Kita diundang untuk bersyukur dan bergembira dapat ambil bagian dalam Karya perutusan-Nya. Hanya dengan syukur dan kegembiraan itulah orang lain akan

“melihat perbuatan yang baik dan memuji Bapa di Surga”

Pertemuan Ketiga: Jangan takut, hadapi tantangan!
Bacaan Kitab Suci: Kisah Para Rasul 21:10-14


10 Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. 11 Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: "Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain." 12 Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. 13 Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus." 14 Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: "Jadilah kehendak Tuhan!"

Demikianlah sabda Tuhan

Syukur kepada Allah.


Renungan singkat
Ada orang bilang “Menjadi orang baik itu sulit, tetapi menjadi orang jahat itu gampang”. Hal ini menunjukkan kenyataan bahwa butuh perjuangan untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan selalu mendapat tantangan dan hambatan dari si jahat.

Seperti Yesus, Paulus tidak mau meninggalkan konsekwensi pewartaan kabar gembira. Kalau hal itu mengandung resiko, tantangan dan kesulitan, bahkan kematian, ia tidak mau mundur. Semangat yang sama yang hendaknya dimiliki oleh setiap murid, kita semua.

Tantangan dan kesulitan itu nyata. Mungkin anda pernah mendengar pepatah :

“ kegagalan adalah sukses yang tertunda “
“ tantangan merupakan kesempatan untuk berkembang “.

Bagi murid Yesus, tantangan dan resiko salib hendaknya menjadi tanda syukur bahwa dapat ambil bagian dalam karya dan penderitaan-Nya. Jangan takut, itulah kabar gembira yang diwartakan kepada kita juga.

Pertemuan keempat: Jangan takut, Aku besertamu.
Bacaan Kitab Suci: Matius 28:16-20

16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Demikianlah sabda Tuhan

Syukur kepada Allah



Renungan singkat

Seorang bapak sebelum wafat, meninggalkan kata-kata ini kepada anaknya : “ Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir hayat “. Si anak merasa gembira dan diteguhkan. Kata-kata itu memberi semangat untuk berjuang dalam hidup ini, karena ia merasa tidak sendirian.



Kata-kata yang sama, bahkan lebih mendalam, disampaikan oleh Yesus, Raja Alam Semesta. Kata-kata yang diingat dan dicatat dengan baik oleh para murid, karena sangat mengobarkan semangat dalam menjalankan perintah-Nya. Para murid diutus menjadi berkat bagi semua orang. Dalam sabda Yesus, para murid percaya bahwa mereka terus disertai tidak hanya di dunia, tetapi sampai akhir zaman.



Kata-kata yang mengobarkan semangat itu hendaknya juga terpatri dan terpahat dalam hati kita dalam perjalanan dan perjuangan kita menjadi pewarta kabar gembira. Kita disertai oleh Yesus untuk menyembuhkan, peduli pada yang lemah, miskin dan mengangkat harkat martabat yang tertindas, mengasihi dan mengampuni yang bersalah, dan berbuat baik. Biarlah Dia bekerja melalui kita, anda dan saya.



Bahan renungan Ibadat Adven 2008 dikutip dari

Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ & Komisi Kerasulan Awam KAJ

Dan digunakan pada masa adven mulai 30 November 2008 ( Sesuai kalender liturgi )

Minggu, 21 Desember 2008

Minggu, 21 Desember 2008
HARI MINGGU ADVEN IV



Doa Renungan
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putra-Mu menjadi manusia. Kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya kami berkat sengsara dan salib-Nya diantar kepada kebangkitan yang mulia. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel (2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16)


"Kerajaan Daud akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapan Tuhan."


1 Pada waktu itu, ketika Raja Daud telah menetap di rumahnya sendiri, dan Tuhan telah mengaruniakan kepadanya keamanan terhadap semua musuh di sekelilingnya, 2 berkatalah Raja Daud kepada Nabi Natan, "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda." 3 Lalu berkatalah Nabi Natan kepada raja, "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau." 4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Natan, 5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah untuk Kudiami? 8b Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika engkau menggiring kambing domba! Engkau Kuambil untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. 9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani, dan telah melenyapkan semua musuh dari hadapanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. 10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan atau pun ditindas oleh orang-orang lalim seperti dulu, 11 yaitu sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan kepadamu keamanan terhadap semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. 12 Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat perhentian bersama nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 14a Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. 16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS. 868
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29)
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.

1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku. Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bacaan Kedua (Rm 16:25-27)
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (16:25-27)

"Rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi kini dinyatakan."

25 Saudara-saudara, Allah berkuasa menguatkan kamu menurut Injil yang kumaklumkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, yang isinya ialah penyataan rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi, 26 tetapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman. 27 Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat itu, segala kemuliaan sampai selama-lamanya oleh Yesus Kristus. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)


"Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

26 Dalam bulan keenam, Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria. 28 Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engaku akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. 33 Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang dikatakan mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada hal yang mustahil." 38 Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu." Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
I. Inilah Injil Tuhan kita!
U.Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

APA YANG TERJADI DI SANA?

Rekan-rekan yang budiman!

Dikisahkan dalam Luk 1:26-38 (Injil Minggu Adven IV tahun B) bagaimana malaikat Gabriel diutus ke sebuah kota kecil di Galilea - di sebelah utara Tanah Suci - kepada Maria yang diperkenalkan dalam Injil sebagai "perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud". Setelah mengucapkan salam damai, Gabriel memberitakan bahwa seorang anak lelaki akan lahir dari Maria, dan hendaknya ia dinamai Yesus. Ia akan menjadi besar dan dinamakan Anak Allah Yang Maha Tinggi dan akan dikaruniai kekuasaan tanpa akhir. Bagaimana ini mungkin, ia kan belum bersuami? Tak ada yang mustahil bagi Allah, Gabriel menjelaskan, Elisabet yang sudah lanjut usia pun kini sudah enam bulan mengandung. Yang terjadi sekarang lebih besar. Anak yang akan dilahirkan Maria itu akan disebut kudus, Anak Allah, karena Maria akan dinaungi kuasa Allah dan Roh Kudus akan turun ke atas dirinya.

SAAT-SAAT YANG MENENTUKAN

Marilah sejenak berhenti pada ay. 27 sebelum mendengarkan jawaban Maria nanti. Dapat kita rasa-rasakan, inilah saat-saat yang paling menegangkan dalam seluruh peristiwa itu. Memang kita tahu apa jawaban Maria. Juga orang dulu sudah tahu. Ia mengucapkan kesediaannya dengan tulus (Luk 1:38 "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."). Tapi marilah bayangkan, apa yang bisa terjadi seandainya malaikat Gabriel datang ke pada orang lain? Atau, bagaimana seandainya jawaban Maria bukan seperti itu? Tentu kelanjutan kisah ini amat berbeda. Tetapi juga tak akan ada cerita kunjungan Gabriel, dan Injil pun takkan pernah ditulis. Seluruh warta Injili yang kita kenal sekarang sebenarnya berawal sebagai kelanjutan kisah ini. Bahkan sejarah kemanusiaan setelah itu akan amat berbeda. Memang semua "andaikata" di atas itu tidak ada dasarnya samasekali. Tetapi cara itu membantu untuk menyadari bahwa yang terjadi di Nazaret dua ribu tahun silam itu bukan perkara yang biasa-biasa saja. Dari saat itu kemanusiaan mengambil arah baru sampai ke zaman ini. Juga Yang Ilahi masuk ke dalam kemanusiaan dan belajar merasakan apa itu menderita, apa itu bergembira, apa itu bergaul dengan orang lain, apa itu "dulu", "kini" dan "nanti", pendek kata, bisa menyelami bagaimana hidup sebagai manusia yang katanya semula diciptakanNya sebagai gambar dan rupaNya. Kalau gambar ini belum sepenuhnya cocok, kini Ia boleh mencoba memperbaikinya sendiri dan bukan asal menuntut. Dan semua ini karena seorang gadis di Nazaret itu? Mari kita lihat dari dekat siapa Maria dalam kisah Lukas ini.

MARIA

Mengapa Lukas menyebutkan dengan lengkap bahwa malaikat Gabriel datang kepada "seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria." (ay. 27)? Boleh jadi ia merasa perlu menampilkan profil Maria sebagai tunangan Yusuf, orang keturunan Daud. Dengan demikian bagi pembaca zaman dulu jelas bahwa berkat kedua orang itulah nanti Yesus menjadi keturunan Daud dan dengan demikian memang berhak mendapat kepenuhan janji Tuhan kepada nenek moyang dahulu. Hal ini akan ditegaskan kembali dalam silsilah Yesus, lihat Luk 3:23-38, khususnya ay. 31. Dengan menyebut Maria dalam kedudukan ini, Lukas ingin mengajak pembaca melihat bahwa Gabriel memang diutus mendatangi seorang yang memungkinkan Yesus nanti lahir dalam garis keturunan Daud. Ini yang pokok.

Maria kemudian berkata, bagaimana mungkin ini terjadi, karena ia "belum bersuami" (ay. 34). Tidak usah kita sangkal bahwa waktu itu Maria memang masih berpikir dalam ukuran-ukuran yang tidak dipakai Gabriel, atau lebih tepat, oleh Dia yang mengutusnya. Dan Gabriel pun akan meluruskan pemikiran Maria. Keterbukaan Maria untuk menerima penjelasan, itulah yang menjadi kekuatannya. Bukan kesediaan buta mengatakan aku ini cuma hamba dan menurut saja. Bila hanya itu maka pernyataan dalam ay. 38 tidak akan bertahan lama. Tak bakal Maria berani menyimpan dalam hati kata-kata Simeon (Luk 2:35) nanti mengenai pedang yang akan menembus dirinya sendiri ("jiwamu") sendiri "supaya nyata pikiran hati orang banyak." Maksudnya, Maria akan memperoleh pemahaman batin yang mendalam - bagai ditembus pedang - juga dengan rasa nyeri dan dengan demikian bisa memahami pula pemikiran orang banyak. Tentunya bukan untuk asal mengetahui, melainkan membantu sebisanya. Selanjutnya, bila kesediaan Maria itu hanya sebatas antusiasme sesaat saja, ia takkan dapat menimbang-nimbang terus apa maksud kata-kata Yesus kecil yang diketemukan kembali di Bait Allah (Luk 2:51). Di situ Yesus berkata, "...bukankah ia harus berada dalam rumah Bapaku?", maksudnya, memikirkan urusan Allah yang semakin bisa dialami sebagai Bapa itu. Memang arti kata-kata itu masih gelap. Tetapi Maria tetap menyimpannya dalam hati, memikir-mikirkan, tidak mendiamkannya begitu saja. Jawaban dalam Luk 1:38 itu dalam bahasa sekarang akan disebut komitmen terhadap Allah. Ikut mengusahakan agar yang dikerjakanNya bisa berhasil. Dan dalam pandangan penginjil, ini dijalankannya dengan menerima kehadiran Roh Kudus di dalam dirinya. Kehadiran itu nanti mengambil ujud sebagai anak yang namanya sudah diberikan dari atas, seperti dikatakan Gabriel (ay. 31), yakni Yesus, harfiahnya "Tuhan itu jaya", pertanda ia menjadi penyelamat.

KEJUTAN

Siapa yang tidak terkejut bila tiba-tiba didatangi malaikat? Dan bukan sebarang malaikat, melainkan Gabriel - pembawa berita ilahi yang namanya saja sudah menggetarkan: "Allah itu Perkasa". Imam yang bukan sebarangan imam seperti Zakharia tak terkecuali. Dan itu terjadi di Bait Allah, tempat yang paling wajar bagi malaikat menampakkan diri dan menyampaikan berita dari atas sana. Dan toh pengalaman ini mengejutkan baginya. Lebih lanjut seperti diceritakan Lukas, Zakharia "...terkejut dan menjadi takut" (Luk 1:12). Bagaimana dengan Maria? Ia juga terkejut. Lukas mencatat bahwa setelah mendengar salam damai dari Gabriel, "Maria terkejut ... , lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu." Tidak sama dengan Zakharia, yang ketika terkejut malah melingkar ketakutan dan hanya melihat kesulitan belaka. Kali ini Gabriel berhadapan dengan seorang gadis yang meskipun terguncang batinnya tetap berpijak di bumi dengan dua kaki. Ia berani bertanya pada diri sendiri, memikirkan apa gerangan yang hendak disampaikan malaikat Allah Perkasa - Gabriel - yang menggetarkan itu? Dan kita patut berterima kasih kepada Lukas yang menjajarkan dua reaksi yang berbeda itu dalam bentuk kisah dan membantu kita semakin mengerti apa yang sebetulnya terjadi. Terkejut memang bagian dari diri kita, tetapi tak usah kita biarkan menjadi rasa takut. Lebih positif bila diolah menjadi pemikiran proaktif, seperti gadis pemberani dari Nazaret itu.

Maria mulai memikirkan dan mencari makna kata-kata sang malaikat. Dan kita tahu kehidupannya memang kehidupan menemukan arti salam damai Gabriel kepadanya sekalipun tak selalu gampang jalannya bahkan ada banyak penderitaan. Dan kemauannya memahami kedatangan Yang Ilahi kepadanya itu menjadi kekuatannya. Boleh kita bayangkan bahwa Yesus nanti akan banyak belajar dari seorang ibu seperti itu. Dengan caranya yang khas dan halus Lukas juga menyebutkannya. Setelah mengatakan bahwa Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuanya dikatakannya (Luk 2: 52) bahwa Yesus - yang waktu itu berumur 12 tahun - "makin dewasa dan bertambah hikmatnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia".

WARTA

Kepada Maria malaikat Gabriel berkata "Jangan takut...". Kata-kata ini juga pernah ditujukannya bagi Zakharia. Tapi kepadanya ditambahkan, "sebab doamu telah dikabulkan" (Luk 1:13; tentunya keinginan Zakharia mendapat keturunan). Tetapi kepada Maria dijelaskan, "sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah." Gabriel mengajar Maria agar semakin berani hidup menurut jalan yang tak tersangka-sangka tapi bukan asal-asalan. Dengan demikian Maria akan menemukan anugerah "yang ada di hadapan Allah", yakni pemberian yang diperhatikan Allah sendiri, yang menjadi kesayanganNya sendiri. Seakan-akan belum cukup. Gabriel menambahkan bahwa wujudnya ialah anak lelaki dan yang namanya sudah ditentukan dari sana, yakni Yesus. Kini semua jadi lebih jelas. Karena berada di hadapan Allah, maka sang anugerah itu juga akan menjadi besar dan dikenal sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi, artinya orang yang amat dekat denganNya. Gabriel, kendati penampakannya yang menggentarkan, ialah kekuatan yang dapat membimbing di jalan kehidupan. Sejak saat itu Maria hidup menyongsong kelahiran Dia yang bakal datang dalam ujud manusia. Maria adalah "adven" yang hidup.

Uraian Lukas mengenai kedatangan Gabriel kepada Maria bisa dipakai untuk membaca kembali pengalaman hidup kita masing-masing. Kehadiran yang sering membuat terkejut itu juga dapat membuat kita makin menyadari dan mendekat kepada Yang Ilahi sendiri - tentunya bila kita mau mencari tahu dan menyelami artinya. Seperti Maria.


DARI BACAAN KEDUA: MEMUJI KEILAHIAN


Bacaan kedua dipungut dari penutupan surat Paulus kepada umat di Roma (Rm 16:25-27) dan yang berisi pujian akan Allah. Para ahli teks umumnya berpendapat bahwa bagian ini tidak termasuk surat kepada umat di Roma , tapi disertakan di situ kemudian setelah surat itu berulang kali dibacakan. Ketika surat itu semakin dikenal di kalangan umat di tempat-tempat lain, bagian penutupan tadi diterima menjadi bagian resmi dari surat ini dan wartanya termasuk khazanah iman umat awal pula.

Pada dasarnya ditegaskan bagaimana Allah telah memenuhi janjiNya, dan bagaimana Yesus Kristus - yang telah mulai diimani umat - ialah kenyataan yang berabad-abad sebelumnya diwahyukan Allah dalam Kitab Suci. Ini warta bagi mereka yang mengenal KS hingga saat itu, yakni orang-orang Yahudi. Dengan demikian Yesus Kristus menjadi kehadiran ilahi di tengah-tengah kemanusiaan. Penegasan ini didasarkan pada pengalaman iman yang ditekuni dalam doa dan disertai kesediaan menerima Kabar Gembira. Dalam Yesus Kristus-lah umat manusia bisa rujuk kembali dengan Yang Ilahi, entah mereka yang mengenal Allah dalam KS atau mereka yang berasal dari kalangan lebih luas.

Bagi orang zaman ini, kepercayaan yang termaktub dalam penutupan surat ini bisa jadi arahan batin. Kemanusian yang sejati ialah yang mau mengarah ke kehadiran Yang Ilahi, betapa jauhnya kini terasa.

Salam hangat,


A. Gianto

Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus, Gapuramu, lapangkanlah, menyambut Raja-Mulia.






Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy