| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label menerapkan warta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label menerapkan warta. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Maret 2009: Hari Minggu Prapaskah V

Minggu, 29 Maret 2009
Hari Minggu Prapaskah V


Doa Renungan
Allah yang setia, Engkau mengajarkan kepada kami bagaimana mencintai dengan hati tulus, tak mengenal putus asa dan selalu sedia mengampuni dengan murah hati. Semoga berkat bantuan dan jalan terang yang Kautunjukkan, pasangan suami isteri yang telah berjanji di depan altar-Mu untuk setia dalam suka dan derita, mampu mewujudkan kesetiaan dan cinta mereka, dan semakin mampu mengampuni. Dengan demikian hidup perkawinan yang Kau berkati, menjadi sakramen cinta bagi masyarakat. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (31:31-34)

"Aku akan mengikat perjanjian baru dan takkan lagi mengingat dosa mereka."


31 Beginilah firman Tuhan, "Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, 32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 34 Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 811
Reff. Karna belas kasih-Mu sayangi hamba-Mu. Semoga Dikau rela bersihkan jiwaku.

1.Aku hamba durhaka dalam kecemasan. Mohon belas kasih-mu, di takhta-Mu Tuhan. Karna kemurahan-Mu, bersihkan jiwaku. Semoga Kau leburkan segala dosaku.
2.Hatiku merasa malu datang kepada-Mu. Karna ingat selalu noda hatiku. Dengan rendah di hati mohon kepada-Mu. Semoga Kau ampuni segala dosaku.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)

"Kristus telah belajar menjadi taat, dan menjadi pokok keselamatan yang abadi."

7 Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Barang siapa melayani Aku hendaklah mengikuti Aku, sabda Tuhan. Dimana Aku berada disitupun hamba-Ku hendaknya berada.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:20-33)

"Jikalau biji gandum jatuh ke dalam tanah dan mati, ia akan menghasilkan banyak buah."

20 Di antara orang-orang yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah terdapat beberapa orang Yunani. 21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." 22 Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. 27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. 28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!"29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." 30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; 32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." 33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



"PAK, KAMI INGIN MENEMUI YESUS!"

Rekan-rekan yang budiman!

Menjelang hari Paskah waktu itu banyak orang datang ke Yerusalem dengan tujuan mengikuti ibadah di Bait Allah. Juga orang-orang yang bukan Yahudi. Di antara mereka ada orang-orang Yunani yang mengikuti kepercayaan Yahudi. Di Kota Suci ini mereka mendengar berita mengenai Yesus dan pengajarannya. Boleh jadi mereka juga tahu tentang tindakan simbolik Yesus membersihkan tempat ibadat. Karena itulah mereka ingin menemuinya. Dan mereka minta Filipus untuk memperkenalkan mereka kepada Yesus. Filipus memberi tahu Andreas dan kedua-duanya menyampaikannya kepada Yesus. Jawaban Yesus berisi hal-hal yang paling dalam mengenai dirinya. Bagaimana penjelasan peristiwa yang diteruskan kepada kita dalam Yoh 12:20-33 ini?

ORANG YUNANI

Yang dimaksud dengan orang-orang Yunani dalam Injil Yohanes ialah mereka yang secara etnik bukan Yahudi. Mereka dari macam-macam bangsa tapi latar pendidikan mereka itu Yunani, yakni kebudayaan transnasional waktu itu. (Ada pula orang Yahudi yang berbahasa Yunani - misalnya yang disebut dalam Kis 6:1 - tapi bukan merekalah yang dibicarakan di sini.) Dari antara orang-orang Yunani itu ada yang mengikuti ibadat Yahudi. Nanti juga ada yang menjadi pengikut Yesus. Mereka yang tertarik ikut hidup dalam komunitas kristiani awal itu menghadapi persoalan mengenai siapa sebenarnya Yesus, mengapa ia disalib, dan bagaimana peristiwa penyaliban itu menjadi penyelamatan bagi semua orang. Inilah keadaan yang melatari peristiwa yang disampaikan dalam bacaan hari ini.

Penderitaan dan kematian Yesus di salib menjadi tanda tanya besar bagi pengikut-pengikutnya. Paulus merumuskan dalam 1Kor 1:23-24 "....kami memberitakan Kristus yang disalibkan: Untuk orang Yahudi batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi kebodohan, tapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah". Dalam Injil Yohanes, persoalan yang dihadapi orang Yahudi tercermin dalam percakapan dengan Nikodemus, sedangkan yang dihadapi orang-orang Yunani muncul dalam bacaan hari ini.

Baik diingat, tindakan simbolik Yesus membersihkan Bait Allah berakhir dengan pernyataan bahwa Bait Allah yang sebenarnya ialah Bait yang akan dibangunnya kembali tiga hari setelah diruntuhkan, yakni dirinya sendiri (Yoh 2:19). Dan Bait yang baru ini tidak lagi terikat pada batasan-batasan ke-Yahudi-an. Tembok pemisah juga akan terbongkar dan Bait yang baru ini Bait yang hidup. Bahkan dalam laporan Injil Markus mengenai peristiwa itu, didapati pernyataan Yesus yang mengutip Yes 56:7 "Bukankah ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?..." Termasuk mereka inilah orang-orang Yunani tadi.

Orang-orang Yunani itu menghubungi Filipus yang kemudian menyampaikan keinginan mereka bertemu Yesus kepada Andreas. Kiranya Filipus dan Andreas berperan sebagai humas. Amat boleh jadi mereka juga orang-orang yang berpendidikan modern dan luas kontaknya. Mereka memiliki keterampilan bergaul. Kedua murid ini juga disebut dalam kisah pemberian makan orang banyak dalam Yoh 6:1-15. Di situ mereka diminta oleh Yesus mengurus orang yang mengikutinya. Dalam petikan kali ini mereka melantarkan keinginan orang-orang Yunani tadi kepada Yesus.

INGIN MENEMUI YESUS

Filipus dan Andreas melantarkan keinginan orang-orang Yunani kepada Yesus sendiri. Yohanes tidak menyebutkan alasannya. Langsung disampaikan serangkai penegasan dari Yesus (ay. 23-30). Ini cara Yohanes mengajak pembaca ikut memasuki peristiwa yang ditampilkannya, seperti pernah kita dapati dalam pertemuan antara Yesus dan Nikodemus. Kali ini pembaca juga diajak menjadi orang yang ingin menemui Yesus dengan macam-macam pertanyaan. Tetapi tidak semua rasa ingin tahu yang bermunculan dalam benak kita ada arahnya yang jelas. Hanya ada sebagian yang benar-benar membawa kita maju. Apa kiranya pertanyaan-pertanyaan itu? Dari jawaban Yesus yang panjang itu dapat disimpulkan beberapa pokok berikut ini.

Saatnya sudah tiba, dia yang diikuti orang banyak itu mengalami penderitaan dan mati disalib. Dari penegasan lain diketahui bahwa saat itu ditentukan oleh Bapanya sendiri, bukan pihak lain, bukan pula oleh Yesus sendiri. Orang diajak menyelami ketaatan Yesus serta kepasrahannya kepada Bapanya meskipun jalan yang akan dititi masih gelap. Justru kesediaannya inilah yang membuat Bapanya berkenan memberinya kebesaran. Penyerahan inilah yang memungkinkan kehidupan baru. Dipakai perumpamaan biji yang jatuh ke tanah dan "mati", tapi sebenarnya justru tumbuh menghasilkan buah banyak. Ia menjalaninya sampai memperoleh hidup kekal bagi semua orang.

Tentunya orang akan bertanya-tanya, apa kita mesti seperti dia? Sering orang terlalu antusias ke sana. Sebenarnya tidak diajarkan agar orang meniru Yesus dan tidak seorang pun diminta ke sana. Yang diminta ialah mengikutinya. Maksudnya, ikut mengusahakan agar ia dapat menjalankan perutusannya, mengawaninya, juga dalam saat-saat gelap, tidak membiarkannya sendirian. Tidak perlu ditafsirkan sebagai ikut menjalani penderitaan. Kalau cuma ikut meneguhkan penderitaan belaka kita malah akan memberatkannya. Bersimpati, solider dengan orang yang menderita berarti juga menyertainya dengan wajah segar. Bukan dengan muka muram. Ini cara meringankan bebannya.

KESAKSIANDARI ATAS - GUNTUR - MALAIKAT

Disebutkan ada "suara dari surga", tapi orang-orang mengira "guntur" atau "malaikat" yang berbicara kepada Yesus. Bagaimana penjelasannya? Ketiga hal ini sebenarnya cara orang memahami wahyu ilahi. Yang pertama, "suara dari surga" itu jelas cara sang Penginjil memahami secara batin pernyataan dari atas sana. Pengalaman ini disampaikan kepada pembaca. Kini pembaca tahu apa yang sedang terjadi. Cara ini juga dipakai dalam Injil Sinoptik (Markus, Matius, Lukas) dalam kisah pembaptisan Yesus dan penampakan kemuliaannya di gunung. Yang kedua dan ketiga, "Sebagai guntur" dan "malaikat yang berbicara", adalah cara pemahaman orang banyak. Dirasakan ada sesuatu yang hebat, yang mencekam, yang dari atas sana, tetapi isinya tak segera disadari. Butuh penjelasan dari yang dari atas sana juga, yakni "malaikat". Motif seperti ini kerap muncul dalam tulisan-tulisan apokaliptik. Orang mendapat penglihatan atau pengalaman hebat, tetapi butuh pertolongan dari malaikat untuk memahaminya. Orang banyak mengira Yesus juga mengalami guntur dan memahami artinya dari penjelasan malaikat. Tetapi pembaca tahu bahwa sebenarnya Yesus mengalaminya dengan cara yang berbeda. Yesus langsung menangkap maksud Bapanya dan dapat menjelaskannya kepada siapa saja. Ada kebijaksanaan padanya untuk memahami keilahian. Oleh karenanya, ia dapat membawakannya kepada orang banyak.

Kita juga akan bertanya-tanya apa artinya perkataan dari langit "Aku sudah memuliakan dan akan memuliakannya lagi!" Yesus sendiri menjelaskannya. Dalam ay. 30 dikatakannya bahwa perkataan itu bukan demi dia, melainkan demi orang banyak sehingga mereka mengerti bahwa dunia telah mendapatkan penghakiman. Yang menguasai dunia ini akan dicampakkan keluar ketika Yesus ditinggikan dari bumi, maksudnya, nanti ketika ia disalib, wafat dan dibangkitkan. Tak meleset bila "penguasa dunia" di situ kita mengerti sebagai kuasa kegelapan dan kematian yang menakutkan. Kuasa itu kini sudah dihakimi dan diputuskan tidak lagi mengurung dunia dan akan segera tersingkir oleh terang, yakni sang Sabda yang diperdengarkan kepada orang banyak dalam ujud diri Yesus.

BAGI KITA JUGA?

Orang-orang Yunani mendengar semua itu langsung dari Yesus. Mereka mencari kebijaksanaan, dan sang kebijaksanaan sendiri memperkenalkan diri kepada mereka. Orang-orang Yunani mewakili umat manusia yang bukan Yahudi, yang tidak termasuk mereka yang mendapat wahyu ilahi turun-temurun. Tetapi keinginan tahu mereka membawa mereka mendekat kepada dia. Kepada orang-orang inilah kebijaksanaan datang. Itulah wahyu bagi mereka. Juga bagi orang zaman ini.

Yang mendekat kepada Yesus boleh berharap mendengar lebih tentangnya dari pada yang hingga kini terpikirkan. Perkenalan diri Yesus mencakup hal-hal baru tentang yang perkara-perkara yang sudah mulai dipercaya. Itulah dinamika iman kepercayaan. Sudah beribu kali didengar tentang salib, wafat, dan kebangkitan Yesus - tapi tetap akan didapati yang baru. Syaratnya, orang berani berkata, seperti orang-orang Yunani tadi: Pak,/Mas,/Bang,/Mo, kami ingin menemui Yesus - dia yang sudah Anda kenal dari dekat itu!

Kata-kata tadi diucapkan kepada Filipus dan diteruskan kepada Andreas. Bagaimana bila keinginan seperti itu disampaikan kepada kita, para humas sang Sabda pada zaman ini? Filipus dan Andreas dulu diminta Yesus membagikan makanan bagi orang banyak yang berbondong-bondong mengikutinya (Yoh 6:1-15). Perkenalan diri Yesus juga akan semakin berlimpah buahnya bila semakin dibagikan kepada orang banyak.

DARI BACAAN KEDUA: KE MANA ARAH PENDERITAAAN? (Ibr 5:7-9)

Dalam petikan surat kepada orang Ibrani 5:7-9 Yesus digambarkan sebagai tokoh besar yang dapat merasakan beratnya penderitaan manusia - ia sendiri mengalaminya dan "dengan ratap tangis dan air mata" ia memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa agar diselamatkan olehNya. (Namun pusat perhatian bukan penderitaan sebagai penderitaan melainkan sebagai kenyataan dalam hidup manusiawi. Ada kaitannya dengan yang terungkap dalam Yoh 12:27.) Tokoh seperti inilah yang membuat banyak orang merasa tertarik. Dia yang kini dipercaya sebagai yang paling dekat dengan Allah sendiri - sang Anak - ialah juga dia yang bersedia serta mampu ikut memikul penderitaan manusia. Dia tampil sebagai bagian yang ilahi tapi sekaligus amat manusiawi. Sampai ke sana, itulah kebesarannya. Namun seperti ditegaskan dalam Ibr 5:7-8, ia sampai ke sana dengan "belajar taat". Belajar artinya mengalami setapak demi setapak kenyataan dan mengenalinya. Taat, dalam peristilahan kerohanian Alkitab, ialah mendengarkan gerak gerik Yang Ilahi dan mengikutinya. Inilah jalan yang membawanya sampai ke "kesempurnaan" yang dapat ikut dibagikan kepada umat manusia. Pengertian ini ditegaskan dalam ayat 9.

Apa wartanya bagi orang sekarang? Boleh dikata, mencari jalan keluar dari kesukaran hidup dan penderitaan adalah upaya paling biasa dan paling dasar. Bila kenyataan ini dianggap tak berarti maka kesukaran akan tetap menyakitkan melulu. Tetapi bila dipandang sebagai jalan mendekat ke Yang Maha Kuasa maka lambat laun akan muncul artinya. Sudah ada yang mendapatkan arti bagi penderitaan, yakni Yesus sendiri. Inilah yang ditunjukkan dalam petikan surat kepada orang Ibrani kali ini.

Salam hangat,
Agustinus Gianto,SJ

Keluarga Kudus dan Yerusalem Sejati

KELUARGA KUDUS DAN YERUSALEM SEJATI

Rekan-rekan yang budiman!

Pada Pesta Keluarga Kudus kali ini diceritakan bagaimana Yesus yang masih orok dibawa ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan menurut hukum Musa seperti termaktub dalam Kel 13:2,12 (juga lihat Im 12:6-8). Di tempat suci itu juga datang Simeon, orang yang hidupnya lurus dan saleh, dan batinnya sangat merindukan mengalami kehadiran ilahi. Ia orang yang dinaungi Roh Kudus yang menguatkannya dengan pengharapan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat Sang Terurapi datang. Ketika mendapati orang tua Yesus membawanya ke Bait, Simeon pun menyambutnya lalu mengucapkan pujian bagi Allah. Diberkatinyalah anak itu lalu ia pun bernubuat bahwa anak tadi akan menentukan jatuh serta bangunnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan - supaya menjadi nyata isi pikiran orang banyak. Dalam kaitan ini juga dikatakan oleh Simeon bahwa batin Maria - "jiwamu sendiri" - akan ditembus pedang. Apa artinya akan kita dekati. Di Bait Allah ada pula ketika itu seorang perempuan nabi yang besar ibadahnya, tekun puasa dan doanya. Namanya Hana. Ia juga mengucap pujian kepada Allah serta menegaskan bahwa anak yang dipersembahkan ke Bait Allah ini ialah yang dinanti-nantikan orang banyak bagi merdekanya Yerusalem. Itulah kejadian-kejadian luar biasa yang diceritakan Lukas mengenai keluarga kudus yang kemudian pulang dan hidup di Nazaret seperti orang biasa. Apa yang dapat dipetik dari peristiwa ini?

SIMEON DAN HANA

Injil Lukas menampilkan kejadian-kejadian setelah kelahiran Yesus lewat orang-orang yang berjumpa dengan keluarga kecil yang masih ada di dekat Yerusalem. Kini dua tokoh ditampilkan, Simeon dan Hana. Mereka berdua mendapatkan pengalaman yang luar biasa: menyaksikan bagaimana Yang Maha Kuasa kini memenuhi harapan orang-orang yang dekat padaNya.

Dalam Injil Lukas, Simeon mewakili orang-orang saleh yang pada zaman itu menantikan kedatangan seorang Mesias yang akan mengawali zaman baru. Walaupun mereka orang-orang yang teguh beriman, tetap batin mereka digundahkan dengan pertanyaan kapankah Yang Maha Kuasa akan sungguh mengirim orang yang ditugasiNya membawa umat di jalan yang benar. Orang-orang seperti inilah yang dibimbing oleh kebijaksanaan dan kekuatan ilahi - dalam bahasa Lukas ialah Roh Kudus (ay. 25-26) - sampai sungguh mendapati yang mereka dambakan. Mereka ini orang-orang Perjanjian Lama yang beruntung menemukan jawaban bagi harapan mereka. Kidung Simeon (ay. 29-32) berisi pujian yang juga meringkaskan pengalaman seperti ini. Kelegaan batin kini melapangkan penglihatan orang-orang seperti Simeon. Ia dapat melihat datangnya penyelamatan yang disediakan bagi siapa saja, bukan hanya bagi umat terpilih.

Para pembaca Injil Lukas dahulu segera akan menangkap warta bagian itu, yakni imbauan untuk ikut serta dalam pengalaman Simeon dan,berbagi warisan iman dengan siapa saja, dengan cara yang leluasa dan batin yang merdeka.

Orang yang kedua yang ditampilkan Lukas ialah Hana. Perempuan saleh ini ialah orang yang berhasil ikut serta dalam pengalaman Simeon tadi. Hana menjumpai Yesus yang sedang dipersembahkan ke Bait Allah dan yang ditegaskan oleh Simeon sebagai pemenuhan harapan orang banyak. Hana ikut paham dan lebih dari sekadar bergembira, ia pun "berbicara tenang anak itu - yakni Yesus - kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem" (ay. 38).

KEHADIRAN ILAHI DI "YERUSALEM"

Dikatakan pada pembukaan petikan kali ini, ay. 22, bahwa Yesus dibawa ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Nama kota itu di situ dieja oleh Lukas sebagai "Hierosolyma", yakni kota suci sejauh menerima kehadiran ilahi dengan tulus dan bakal berlangsung terus dalam batin orang-orang yang mengenaliNya. Ketika menampilkan tokoh Simeon dalam ay. 25, Lukas menyebut "Adalah di Yerusalem seorang yang bernama...". Di sini nama kota itu dieja sebagai "Ierousaleem". Dalam Injil Lukas, bila ditulis demikian, kota itu ditampilkan sebagai pusat ibadat, tapi sebetulnya tidak lagi menjadi tempat kehadiranNya yang jelas dan nyata. Tempat seperti ini akan ditinggalkan dan akan digantikan dengan tempat ibadah batin yang sungguh yang dikenali oleh keluarga kudus tadi, yakni Hierosolyma. Mengapa Simeon diperkenalkan sebagai orang yang berada di Ierousaleem, yang bukan tempat hadirnya Yang Ilahi yang sesungguhnya? Justru inilah maksud Lukas. Ada orang-orang seperti Simeon yang hidup dalam adat agama yang tidak memberi ketenteraman yang sungguh, tetapi orang-orang seperti dia masih berkepekaan mengenali kembali di mana sesungguhnya Tuhan. Dan baiklah kita ikuti cara Lukas menguraikan perkara pelik tapi nyata ini. Simeon kemudian menyambut Yesus yang masih orok yang dibawa orang tuanya ke Hierosolyma - ke Yerusalem yang sesungguhnya. Boleh dikatakan, berkat kepekaan keluarga kudus akan kehadiran ilahi inilah maka Simeon sampai juga ke Hierosolyma meski masih ada di Ierousaleem! Inilah karya penyelamatan yang hebat yang terjadi lewat keluarga kudus itu. Oleh karena itu segera Simeon kini mendapati diri melihat kenyataan baru dan memuji kebesaran ilahi. Sudah cukup baginya, kini ia ikut dalam Hierosolyma yang didatangi keluarga kudus. Begitu pula Hana, setelah ia juga mengenali Yesus, dikatakan Lukas bahwa Hana pun mengucap syukur dan berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem (ay. 38). Di situ nama kota itu tertulis sebagai Ierousaleem. Jelas hendak dikatakan, di situ banyak orang yang menantikan kehadiran Tuhan yang makin terasa jauh, tapi pada saat itu justru ada orang seperti Hana yang telah melihat di mana sesungguhnya Ia hadir, bukan lagi di Ierousaleem, melainkan di Hierosolyma, dan kini Hana berbagi pengalaman batin dengan orang-orang itu. Inilah kelepasan - penyelamatan- yang sungguh, yang meluas lewat orang-orang yang memang telah mengalaminya!

KEHADIRAN YANG MEMILAH-MILAH

Kebesaran ilahi tidak pilih-pilih, tetapi memilah-milah. Ketika mengucapkan berkat bagi Yesus, Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa anak ini akan menentukan jatuh dan bangkitnya banyak orang di Israel dan enjadi tanda perbantahan agar menjadi nyata pikiran hati banyak orang (ay. 34-35). Kini saatnya, seperti digambarkan di atas, mana Ierosaleem, mana Hierosolyma, meski di luar tampak sama, tapi keduanya amat berbeda. Kini akan jelas siapa yang menerima penyelamatan, siapa yang menjauh dan belum dapat mendekat ke sana. Yesus memang menjadi tanda kehadiran ilahi yang menimbulkan perbantahan, dari saat itu hingga sekarang juga. Namun ia makin dikenal orang-orang yang peka yang makin berada di Hierosolyma - di wahana batin yang leluasa. Dalam hubungan ini Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa "pedang akan menembus jiwamu sendiri". Kerap pernyataan ini dimengerti sebagai nubuat bahwa Maria akan mengalami penderitaan, seperti nanti ketika menyaksikan kesengsaraan dan wafat Yesus. Meski menarik, penjelasan seperti ini meleset dan tidak banyak faedahnya. Memang tak bisa disangkal nanti Maria ikut menderita, tapi ibu mana yang tidak? Dan kenyataan ini bila dikatakan malah tidak membuat perkataan itu berbobot. Maksud kata-kata Simeon lain. Pedang ialah lambang ketajaman. Dan ketajaman yang dimaksud ialah ketajaman Sabda Ilahi sendiri. Maria. Dari ay. 33 jelas bahwa Yusuf dan Maria tidak langsung memahami ungkapan kegembiraan Simeon dalam ay. 29-32 (Kidung Benediktus). Mereka heran akan segala yang dikatakan tentang Yesus yang mereka bawa ke Bait Allah. Kata-kata Simeon kepada Maria mengenai pedang tadi sebetulnya menjadi penegasan bahwa nanti semuanya akan jelas karena tajamnya Sabda akan menembus ketidakpahaman yang masih ada dalam diri Maria. Dan demikian ia akan makin dekat dan bersatu dengan kenyataan Sabda tadi. Akan jelas pula bagi banyak orang mana yang sesungguhnya mana yang semu. Orang akan mengalami seperti yang dialami Simeon, dan Hana.

MENERAPKAN WARTA?

Dalam kehidupan beragama ada banyak sisi. Ada sisi yang menarik, ada sisi yang menyeramkan. Kehadiran ilahi pun kerap digambarkan dalam dua kutub itu. Tapi kenyataan tidak selesai di situ saja. Ada orang-orang yang dapat dan berani melangkah mengarah lebih jauh dan berhasil menemukan inti apa itu percaya, apa itu dekat dengan Penyelamat, tapi juga menyadari masih ada di sini, masih berpijak di bumi dengan pelbagai kenyataan yang bisa membingungkan dan mengecewakan. Lukas akan mengatakan ada orang-orang yang di Ierousaleem yang berani mengarahkan diri ke Hierosolyma. Bukan itu saja, Lukas menampilkan tokoh-tokoh nyata. Pertama, keluarga kudus sendiri yang mengarah ke Hierosolyma untuk menjalankan ketetapan hukum Musa. Mereka digambarkan sebagai yang tetap dalam jalur "agama" tetapi berhasil menemukan inti kerohanian yang membimbing batin mereka. Begitu pula Simeon, demikian juga Hana. Kisah ini ditampilkan Injil sebagai ajakan untuk bernalar bagi banyak orang, juga pada zaman ini. Manakah arah-arah yang sungguh memberikan ketenteraman batin dalam beragama, manakah kecenderungan-kecenderungan dalam agama yang sebaiknya dimurnikan. Juga diwartakan dalam Injil kali ini, orang tidak hanya didorong untuk mencari jalan orang yang benar, tetapi ditegaskan pula, seperti pada Simeon, Roh Kudus menaungi dan menguatkan. Ini sisi warta yang bisa semakin didalami. Naungan serta kekuatan rohani inilah yang patut dibiarkan leluasa membawa orang ke sana!

Tambahan. Bacaan kedua (Ibr 11:8. 11-12. 17-19) berisi pujian bagi iman Abraham, bapa semua kaum beriman dari pelbagai agama dan kepercayaan. Iman membawanya menemukan tempat yang sejati, memberi keturunan besar dan menjadi kekuatan batin. Keteguhan seperti ini rahasianya: membiarkan diri leluasa dibimbing Tuhan!




Salam hangat,


A. Gianto


(Bacaan Kitab Suci klik disini)


Photobucket

Minggu, 21 Desember 2008

Minggu, 21 Desember 2008
HARI MINGGU ADVEN IV



Doa Renungan
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putra-Mu menjadi manusia. Kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya kami berkat sengsara dan salib-Nya diantar kepada kebangkitan yang mulia. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel (2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16)


"Kerajaan Daud akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapan Tuhan."


1 Pada waktu itu, ketika Raja Daud telah menetap di rumahnya sendiri, dan Tuhan telah mengaruniakan kepadanya keamanan terhadap semua musuh di sekelilingnya, 2 berkatalah Raja Daud kepada Nabi Natan, "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda." 3 Lalu berkatalah Nabi Natan kepada raja, "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau." 4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Natan, 5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah untuk Kudiami? 8b Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika engkau menggiring kambing domba! Engkau Kuambil untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. 9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani, dan telah melenyapkan semua musuh dari hadapanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. 10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan atau pun ditindas oleh orang-orang lalim seperti dulu, 11 yaitu sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan kepadamu keamanan terhadap semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. 12 Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat perhentian bersama nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 14a Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. 16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS. 868
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29)
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.

1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku. Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bacaan Kedua (Rm 16:25-27)
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (16:25-27)

"Rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi kini dinyatakan."

25 Saudara-saudara, Allah berkuasa menguatkan kamu menurut Injil yang kumaklumkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, yang isinya ialah penyataan rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi, 26 tetapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman. 27 Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat itu, segala kemuliaan sampai selama-lamanya oleh Yesus Kristus. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)


"Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

26 Dalam bulan keenam, Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria. 28 Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engaku akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. 33 Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang dikatakan mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada hal yang mustahil." 38 Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu." Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
I. Inilah Injil Tuhan kita!
U.Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

APA YANG TERJADI DI SANA?

Rekan-rekan yang budiman!

Dikisahkan dalam Luk 1:26-38 (Injil Minggu Adven IV tahun B) bagaimana malaikat Gabriel diutus ke sebuah kota kecil di Galilea - di sebelah utara Tanah Suci - kepada Maria yang diperkenalkan dalam Injil sebagai "perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud". Setelah mengucapkan salam damai, Gabriel memberitakan bahwa seorang anak lelaki akan lahir dari Maria, dan hendaknya ia dinamai Yesus. Ia akan menjadi besar dan dinamakan Anak Allah Yang Maha Tinggi dan akan dikaruniai kekuasaan tanpa akhir. Bagaimana ini mungkin, ia kan belum bersuami? Tak ada yang mustahil bagi Allah, Gabriel menjelaskan, Elisabet yang sudah lanjut usia pun kini sudah enam bulan mengandung. Yang terjadi sekarang lebih besar. Anak yang akan dilahirkan Maria itu akan disebut kudus, Anak Allah, karena Maria akan dinaungi kuasa Allah dan Roh Kudus akan turun ke atas dirinya.

SAAT-SAAT YANG MENENTUKAN

Marilah sejenak berhenti pada ay. 27 sebelum mendengarkan jawaban Maria nanti. Dapat kita rasa-rasakan, inilah saat-saat yang paling menegangkan dalam seluruh peristiwa itu. Memang kita tahu apa jawaban Maria. Juga orang dulu sudah tahu. Ia mengucapkan kesediaannya dengan tulus (Luk 1:38 "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."). Tapi marilah bayangkan, apa yang bisa terjadi seandainya malaikat Gabriel datang ke pada orang lain? Atau, bagaimana seandainya jawaban Maria bukan seperti itu? Tentu kelanjutan kisah ini amat berbeda. Tetapi juga tak akan ada cerita kunjungan Gabriel, dan Injil pun takkan pernah ditulis. Seluruh warta Injili yang kita kenal sekarang sebenarnya berawal sebagai kelanjutan kisah ini. Bahkan sejarah kemanusiaan setelah itu akan amat berbeda. Memang semua "andaikata" di atas itu tidak ada dasarnya samasekali. Tetapi cara itu membantu untuk menyadari bahwa yang terjadi di Nazaret dua ribu tahun silam itu bukan perkara yang biasa-biasa saja. Dari saat itu kemanusiaan mengambil arah baru sampai ke zaman ini. Juga Yang Ilahi masuk ke dalam kemanusiaan dan belajar merasakan apa itu menderita, apa itu bergembira, apa itu bergaul dengan orang lain, apa itu "dulu", "kini" dan "nanti", pendek kata, bisa menyelami bagaimana hidup sebagai manusia yang katanya semula diciptakanNya sebagai gambar dan rupaNya. Kalau gambar ini belum sepenuhnya cocok, kini Ia boleh mencoba memperbaikinya sendiri dan bukan asal menuntut. Dan semua ini karena seorang gadis di Nazaret itu? Mari kita lihat dari dekat siapa Maria dalam kisah Lukas ini.

MARIA

Mengapa Lukas menyebutkan dengan lengkap bahwa malaikat Gabriel datang kepada "seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria." (ay. 27)? Boleh jadi ia merasa perlu menampilkan profil Maria sebagai tunangan Yusuf, orang keturunan Daud. Dengan demikian bagi pembaca zaman dulu jelas bahwa berkat kedua orang itulah nanti Yesus menjadi keturunan Daud dan dengan demikian memang berhak mendapat kepenuhan janji Tuhan kepada nenek moyang dahulu. Hal ini akan ditegaskan kembali dalam silsilah Yesus, lihat Luk 3:23-38, khususnya ay. 31. Dengan menyebut Maria dalam kedudukan ini, Lukas ingin mengajak pembaca melihat bahwa Gabriel memang diutus mendatangi seorang yang memungkinkan Yesus nanti lahir dalam garis keturunan Daud. Ini yang pokok.

Maria kemudian berkata, bagaimana mungkin ini terjadi, karena ia "belum bersuami" (ay. 34). Tidak usah kita sangkal bahwa waktu itu Maria memang masih berpikir dalam ukuran-ukuran yang tidak dipakai Gabriel, atau lebih tepat, oleh Dia yang mengutusnya. Dan Gabriel pun akan meluruskan pemikiran Maria. Keterbukaan Maria untuk menerima penjelasan, itulah yang menjadi kekuatannya. Bukan kesediaan buta mengatakan aku ini cuma hamba dan menurut saja. Bila hanya itu maka pernyataan dalam ay. 38 tidak akan bertahan lama. Tak bakal Maria berani menyimpan dalam hati kata-kata Simeon (Luk 2:35) nanti mengenai pedang yang akan menembus dirinya sendiri ("jiwamu") sendiri "supaya nyata pikiran hati orang banyak." Maksudnya, Maria akan memperoleh pemahaman batin yang mendalam - bagai ditembus pedang - juga dengan rasa nyeri dan dengan demikian bisa memahami pula pemikiran orang banyak. Tentunya bukan untuk asal mengetahui, melainkan membantu sebisanya. Selanjutnya, bila kesediaan Maria itu hanya sebatas antusiasme sesaat saja, ia takkan dapat menimbang-nimbang terus apa maksud kata-kata Yesus kecil yang diketemukan kembali di Bait Allah (Luk 2:51). Di situ Yesus berkata, "...bukankah ia harus berada dalam rumah Bapaku?", maksudnya, memikirkan urusan Allah yang semakin bisa dialami sebagai Bapa itu. Memang arti kata-kata itu masih gelap. Tetapi Maria tetap menyimpannya dalam hati, memikir-mikirkan, tidak mendiamkannya begitu saja. Jawaban dalam Luk 1:38 itu dalam bahasa sekarang akan disebut komitmen terhadap Allah. Ikut mengusahakan agar yang dikerjakanNya bisa berhasil. Dan dalam pandangan penginjil, ini dijalankannya dengan menerima kehadiran Roh Kudus di dalam dirinya. Kehadiran itu nanti mengambil ujud sebagai anak yang namanya sudah diberikan dari atas, seperti dikatakan Gabriel (ay. 31), yakni Yesus, harfiahnya "Tuhan itu jaya", pertanda ia menjadi penyelamat.

KEJUTAN

Siapa yang tidak terkejut bila tiba-tiba didatangi malaikat? Dan bukan sebarang malaikat, melainkan Gabriel - pembawa berita ilahi yang namanya saja sudah menggetarkan: "Allah itu Perkasa". Imam yang bukan sebarangan imam seperti Zakharia tak terkecuali. Dan itu terjadi di Bait Allah, tempat yang paling wajar bagi malaikat menampakkan diri dan menyampaikan berita dari atas sana. Dan toh pengalaman ini mengejutkan baginya. Lebih lanjut seperti diceritakan Lukas, Zakharia "...terkejut dan menjadi takut" (Luk 1:12). Bagaimana dengan Maria? Ia juga terkejut. Lukas mencatat bahwa setelah mendengar salam damai dari Gabriel, "Maria terkejut ... , lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu." Tidak sama dengan Zakharia, yang ketika terkejut malah melingkar ketakutan dan hanya melihat kesulitan belaka. Kali ini Gabriel berhadapan dengan seorang gadis yang meskipun terguncang batinnya tetap berpijak di bumi dengan dua kaki. Ia berani bertanya pada diri sendiri, memikirkan apa gerangan yang hendak disampaikan malaikat Allah Perkasa - Gabriel - yang menggetarkan itu? Dan kita patut berterima kasih kepada Lukas yang menjajarkan dua reaksi yang berbeda itu dalam bentuk kisah dan membantu kita semakin mengerti apa yang sebetulnya terjadi. Terkejut memang bagian dari diri kita, tetapi tak usah kita biarkan menjadi rasa takut. Lebih positif bila diolah menjadi pemikiran proaktif, seperti gadis pemberani dari Nazaret itu.

Maria mulai memikirkan dan mencari makna kata-kata sang malaikat. Dan kita tahu kehidupannya memang kehidupan menemukan arti salam damai Gabriel kepadanya sekalipun tak selalu gampang jalannya bahkan ada banyak penderitaan. Dan kemauannya memahami kedatangan Yang Ilahi kepadanya itu menjadi kekuatannya. Boleh kita bayangkan bahwa Yesus nanti akan banyak belajar dari seorang ibu seperti itu. Dengan caranya yang khas dan halus Lukas juga menyebutkannya. Setelah mengatakan bahwa Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuanya dikatakannya (Luk 2: 52) bahwa Yesus - yang waktu itu berumur 12 tahun - "makin dewasa dan bertambah hikmatnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia".

WARTA

Kepada Maria malaikat Gabriel berkata "Jangan takut...". Kata-kata ini juga pernah ditujukannya bagi Zakharia. Tapi kepadanya ditambahkan, "sebab doamu telah dikabulkan" (Luk 1:13; tentunya keinginan Zakharia mendapat keturunan). Tetapi kepada Maria dijelaskan, "sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah." Gabriel mengajar Maria agar semakin berani hidup menurut jalan yang tak tersangka-sangka tapi bukan asal-asalan. Dengan demikian Maria akan menemukan anugerah "yang ada di hadapan Allah", yakni pemberian yang diperhatikan Allah sendiri, yang menjadi kesayanganNya sendiri. Seakan-akan belum cukup. Gabriel menambahkan bahwa wujudnya ialah anak lelaki dan yang namanya sudah ditentukan dari sana, yakni Yesus. Kini semua jadi lebih jelas. Karena berada di hadapan Allah, maka sang anugerah itu juga akan menjadi besar dan dikenal sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi, artinya orang yang amat dekat denganNya. Gabriel, kendati penampakannya yang menggentarkan, ialah kekuatan yang dapat membimbing di jalan kehidupan. Sejak saat itu Maria hidup menyongsong kelahiran Dia yang bakal datang dalam ujud manusia. Maria adalah "adven" yang hidup.

Uraian Lukas mengenai kedatangan Gabriel kepada Maria bisa dipakai untuk membaca kembali pengalaman hidup kita masing-masing. Kehadiran yang sering membuat terkejut itu juga dapat membuat kita makin menyadari dan mendekat kepada Yang Ilahi sendiri - tentunya bila kita mau mencari tahu dan menyelami artinya. Seperti Maria.


DARI BACAAN KEDUA: MEMUJI KEILAHIAN


Bacaan kedua dipungut dari penutupan surat Paulus kepada umat di Roma (Rm 16:25-27) dan yang berisi pujian akan Allah. Para ahli teks umumnya berpendapat bahwa bagian ini tidak termasuk surat kepada umat di Roma , tapi disertakan di situ kemudian setelah surat itu berulang kali dibacakan. Ketika surat itu semakin dikenal di kalangan umat di tempat-tempat lain, bagian penutupan tadi diterima menjadi bagian resmi dari surat ini dan wartanya termasuk khazanah iman umat awal pula.

Pada dasarnya ditegaskan bagaimana Allah telah memenuhi janjiNya, dan bagaimana Yesus Kristus - yang telah mulai diimani umat - ialah kenyataan yang berabad-abad sebelumnya diwahyukan Allah dalam Kitab Suci. Ini warta bagi mereka yang mengenal KS hingga saat itu, yakni orang-orang Yahudi. Dengan demikian Yesus Kristus menjadi kehadiran ilahi di tengah-tengah kemanusiaan. Penegasan ini didasarkan pada pengalaman iman yang ditekuni dalam doa dan disertai kesediaan menerima Kabar Gembira. Dalam Yesus Kristus-lah umat manusia bisa rujuk kembali dengan Yang Ilahi, entah mereka yang mengenal Allah dalam KS atau mereka yang berasal dari kalangan lebih luas.

Bagi orang zaman ini, kepercayaan yang termaktub dalam penutupan surat ini bisa jadi arahan batin. Kemanusian yang sejati ialah yang mau mengarah ke kehadiran Yang Ilahi, betapa jauhnya kini terasa.

Salam hangat,


A. Gianto

Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus, Gapuramu, lapangkanlah, menyambut Raja-Mulia.






Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy