| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label pelayan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pelayan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Maret 2009

Rabu, 11 Maret 2009
Hari Biasa Pekan II Prapaskah


Doa Renungan Pagi

Allah Bapa sumber kebahagiaan kami, Engkau telah mengutus Putra-Mu ke dunia agar kami memperoleh kebahagiaan dan keselamatan. Putra-Mu datang ke dunia dalam rupa sebagai hamba yang mau taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Putra-Mu datang kepada kami bukan untuk dilayani melainkan melayani. Ya Tuhan, buatlah kami meneladani Putra-Mu yang sudi menjadi hamba dan melayani. Semoga hari ini hidup kami berkenan kepada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (18:18-20)

"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."

18 Para lawan Nabi Yeremia berkata, "Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"19 Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! 20 Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat.
(Mzm 31:5-6.14.15-16)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)

"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."


17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan:18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

- Ketika Yesus mengajak para murid untuk pergi ke Yerusalem, yang berarti Ia akan dilolok-olok dan dibunuh oleh ‘musuh-musuhNya’ sebagai jalan pemenuhan tugas pengutusanNya, dan kemudian dibangkitkan dari mati, ‘maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya’ , minta agar anak-anaknya dinugerahi tempat di dalam KerajaanNya di sorga, hidup mulia bersamaNya. Maka Yesus menjawab bahwa mereka akan mengikutiNya untuk menderita, tetapi perihal hidup mulia kembali di sorga merupakan anugerah Allah, bukan hak pasti dari mereka yang telah menderita bersamaNya. Apa arti semuanya itu bagi kita semua? Marilah kita senantiasa setia dan taat pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, meskipun untuk itu harus berjuang dan berkorban. Hendaknya dalam berjuang dan berkorban dijiwai oleh harapan, yang berarti senantiasa bergembira dan bergairah dengan harapan apa yang kita cita-citakan dan dambaan akan menjadi kenyataan atau berhasil. Jauhkan jiwa egois atau serakah selama berjuang dan berkorban untuk mewujudkan idaman, cita-cita atau kesucian.

- "Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"(Yer 18:18) , demikian seruan musuh nabi Yeremia, yang mengajak memusnahkan nabi Yeremia. Nasib seorang nabi, sebagai pembawa dan penerus kebenaran-kebenaran, memang senantiasa tak akan terlepas dari aneka tantangan dan hambatan. Kita semua dipanggil untuk menghayati dimensi kenabian iman kita dengan mewartakan kebenaran-kebenaran dalam hidup dan kerja bersama. Dengan kata lain hendaknya dalam hidup dan kerja bersama berpedoman pada ‘benar atau salah’ bukan ‘menang atau kalah’., kita tidak menghendaki kemenangan melainkan kebenaran. Ketika ada kesalahan hendaknya kita berani membetulkan atau memperbaiki dengan cinta kasih dan rendah hati, bukan semakin menyalahkannya. Apa yang disebut ‘benar’ senantiasa berlaku universal atau umum, dimana saja dan kapan saja. Salah satu kebenaran ilahi adalah bahwa manusia, kita semua diciptakan oleh Allah sesuai dengan gambar atau citraNya, maka segala usaha atau bentuk pelecehan harkat martabat manusia harus diberantas atau dilawan. Jika dicermati rasanya pelecehan harkat martabat manusia pada masa kini masih marak di tingkat kehidupan bersama yang terkecil dan menjadi dasar hidup bersama, yaitu di dalam keluarga. Tidak sedikit suami atau isteri yang melecehkan pasanangannya sebagai pemuas seks atau nafsu pribadi, demikian juga orangtua terhadap anak-anaknya. Menghomarti, mengabdi dan memuji mereka yang dekat dan hidup bersama dengan kita pada masa kini rasanya boleh dikatakan sebagai perwujudan dimensi iman kita. Kami berharap di dalam hidup berkeluarga berpedoman pada ‘benar atau salah’, bukan ‘menang atau kalah’.

[Ignatius Sumarya, SJ]



Photobucket

Selasa, 10 Maret 2009

Selasa, 10 Maret 2009

Hari Biasa Pekan II Prapaskah

  


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (1:10.16-20)
 
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."

            
10 Dengarlah firman Tuhan, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! 16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, 17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! 18 Marilah, baiklah kita berperkara! --firman Tuhan--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. 19 Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. 20 Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, Tuhan yang mengucapkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)


"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

1 Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Para pemimpin, atasan atau pejabat pada umumnya ketika memberi pengarahan atau berjanji, apa yang disampaikan atau dijanjikan bagus dan baik, namun mereka belum tentu melaksanakan atau menghayati apa yang mereka katakan atau janjikan. Apa yang mereka lakukan bersifat formalistis atau liturgis dan tidak pernah menjadi kenyataan atau terwujud dalam diri mereka sendiri, mereka melakukannya hanya untuk mencari kehormatan duniawi. “Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”, demikian sabda Yesus. Kita dipanggil untuk saling melayani dan mengabdi alias membahagiakan dan menyelamatkan. “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”. Kami berharap dan mengingatkan kepada siapapun yang merasa terbesar dalam hidup atau kerja bersama untuk hidup dan bertindak melayani, menjadi teladan dalam.hal melayani. Kita dapat meneladan Yesus yang datang untuk melayani bukan dilayani. Maka hendaknya jika merasa terbesar dalam hidup atau kerja bersama ‘turba’, turun ke bawah, untuk melihat kenyataan konkret yang ada, dan dimana ada yang tidak baik atau selamat kita perbaiki dan selamatkan. Dalam menghayati kebesaran atau kepempinan hendaknya dihayati ‘kepemimpinan partisipatif’, ‘bottom -> up’ bukan ‘top -> down’. Dengan kata lain mereka yang terbesar atau menjadi pemimpin hendaklah mendengarkan mereka yang dipimpin atau dibawahi atau dilayani, serta kemudian menanggapi apa yang mereka dambakan dan harapkan demi kebahagiaan dan keselamatan bersama.

- “Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda” (Yes 1:10.16-17). Baik pemimpin atau rakyat, pembesar atau anggota, atasan atau bawahan dipanggil untuk mendengarkan dan memperhatikan firman dan pengajaran Allah. Untuk itu kiranya kita harus mengusahakan dan memperdalam penghayatan keutamaan kerendahan hati atau menghayati nasihat untuk ‘berhenti berbuat jahat, belajar berbuat baik, mengusahakan keadilan, membela hak anak-anak yatim dan memperjuangkan perkara janda-janda’.. Anak-anak yatim dan para janda memang sering kurang memperoleh keadilan atau kebaikan, melainkan sering malah menjadi bahan gunjingan atau ngrumpi/ngrasani, yang berarti melecehkan dan merendahkan mereka. Anak-anak yatim atau janda pada umumnya mengalami kekurangan, yaitu kasih sayang dari ‘yang terkasih’, maka ketika mereka menjadi bahan ngrumpi yang tidak lain pelecehan, mereka semakin menderita. Dalam kehidupan bersama mereka, anak-anak yatim dan janda, kiranya merasa lebih kecil daripada yang lain, anak-anak yang masih memiliki orangtua atau para isteri yang dikasihi para suaminya. Maka hendaknya anak-anak yang masih memiliki orangtua yang penuh kasih sayang atau para ibu/isteri yang masih dikasihi suaminya, dengan rendah hati melayani rekan-rekannya, anak-anak yatim maupun para janda, berbuat baik kepada mereka dan jauhkan aneka bentuk pelecehan atau perendahan bagi mereka.


[Ignatius Sumarya, SJ]



Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy