Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Doa Renungan Pagi
Allah Bapa sumber kebahagiaan kami, Engkau telah mengutus Putra-Mu ke dunia agar kami memperoleh kebahagiaan dan keselamatan. Putra-Mu datang ke dunia dalam rupa sebagai hamba yang mau taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Putra-Mu datang kepada kami bukan untuk dilayani melainkan melayani. Ya Tuhan, buatlah kami meneladani Putra-Mu yang sudi menjadi hamba dan melayani. Semoga hari ini hidup kami berkenan kepada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (18:18-20)
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."
18 Para lawan Nabi Yeremia berkata, "Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"19 Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! 20 Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan:18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
- Ketika Yesus mengajak para murid untuk pergi ke Yerusalem, yang berarti Ia akan dilolok-olok dan dibunuh oleh ‘musuh-musuhNya’ sebagai jalan pemenuhan tugas pengutusanNya, dan kemudian dibangkitkan dari mati, ‘maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya’ , minta agar anak-anaknya dinugerahi tempat di dalam KerajaanNya di sorga, hidup mulia bersamaNya. Maka Yesus menjawab bahwa mereka akan mengikutiNya untuk menderita, tetapi perihal hidup mulia kembali di sorga merupakan anugerah Allah, bukan hak pasti dari mereka yang telah menderita bersamaNya. Apa arti semuanya itu bagi kita semua? Marilah kita senantiasa setia dan taat pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, meskipun untuk itu harus berjuang dan berkorban. Hendaknya dalam berjuang dan berkorban dijiwai oleh harapan, yang berarti senantiasa bergembira dan bergairah dengan harapan apa yang kita cita-citakan dan dambaan akan menjadi kenyataan atau berhasil. Jauhkan jiwa egois atau serakah selama berjuang dan berkorban untuk mewujudkan idaman, cita-cita atau kesucian.
- "Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"(Yer 18:18) , demikian seruan musuh nabi Yeremia, yang mengajak memusnahkan nabi Yeremia. Nasib seorang nabi, sebagai pembawa dan penerus kebenaran-kebenaran, memang senantiasa tak akan terlepas dari aneka tantangan dan hambatan. Kita semua dipanggil untuk menghayati dimensi kenabian iman kita dengan mewartakan kebenaran-kebenaran dalam hidup dan kerja bersama. Dengan kata lain hendaknya dalam hidup dan kerja bersama berpedoman pada ‘benar atau salah’ bukan ‘menang atau kalah’., kita tidak menghendaki kemenangan melainkan kebenaran. Ketika ada kesalahan hendaknya kita berani membetulkan atau memperbaiki dengan cinta kasih dan rendah hati, bukan semakin menyalahkannya. Apa yang disebut ‘benar’ senantiasa berlaku universal atau umum, dimana saja dan kapan saja. Salah satu kebenaran ilahi adalah bahwa manusia, kita semua diciptakan oleh Allah sesuai dengan gambar atau citraNya, maka segala usaha atau bentuk pelecehan harkat martabat manusia harus diberantas atau dilawan. Jika dicermati rasanya pelecehan harkat martabat manusia pada masa kini masih marak di tingkat kehidupan bersama yang terkecil dan menjadi dasar hidup bersama, yaitu di dalam keluarga. Tidak sedikit suami atau isteri yang melecehkan pasanangannya sebagai pemuas seks atau nafsu pribadi, demikian juga orangtua terhadap anak-anaknya. Menghomarti, mengabdi dan memuji mereka yang dekat dan hidup bersama dengan kita pada masa kini rasanya boleh dikatakan sebagai perwujudan dimensi iman kita. Kami berharap di dalam hidup berkeluarga berpedoman pada ‘benar atau salah’, bukan ‘menang atau kalah’.
[Ignatius Sumarya, SJ]