| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Tampilkan postingan dengan label penderitaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penderitaan. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Juni 2009

Senin, 15 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XI

Kekuatan seseorang seringkali dinampakkan dengan keberanian untuk membalas. Kekuasaan sering ditunjukkan dengan kemenangan. Namun, tidak demikian dalam cara pandang Kristiani. Kekuatan jiwa atau rohani jauh lebih penting bagi Yesus. Ia mengajarkan kekuatan jiwa yang bisa menguasai diri dan mengampuni, bisa berhati lemah lembut meskipun diserang dengan kekerasan. (Ruah)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (6:1-10)

"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."

Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat.
(Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang aj aib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)

"Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."


38 Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. 39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. 40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. 41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. 42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Dalam perjalanan sambil nyopir saya mendengarkan kotbah melalui radio yang disampaikan oleh seorang haji. Dalam kotbah tersebut antara lain dikatakan :”Ada ajaran yang mengatakan ‘siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu’. Enak saja, kalau saya ditampar pipi kanan saya, maka saya tendang atau jotos orang tersebut, jika ada orang mencubit saya maka saya pukul orang tersebut…dst..”. Balas dendam yang lebih berat itulah yang sering terjadi dalam kehidupan bersama pada masa kini, antara lain terjadi suami membunuh isteri karena dituduh menyeleweng, para pejabat membunuh wartawan yang memberitakan kekurangan atau pelanggaran jabatan mereka dst.. “Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”, demikian sabda atau perintah Yesus . Sebagai murid atau pengikut Yesus marilah kita hayati atau laksanakan sabda ini. Yesus sendiri telah menghayati apa yang Ia sabdakan, antara lain Ia mendoakan mereka yang telah menyalibkan-Nya: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34). Kita sering merasa orang lain berbuat jahat kepada kita atau menyakiti kita, tetapi hendaknya disadari dan dihayati bahwa kebanyakan dari mereka tidak bermaksud berbuat jahat kepada kita, melainkan tidak tahu atas apa yang mereka lakukan atau perbuat. Dengan kata lain hemat saya pada umumnya kebanyakan orang berkehendak baik dan ingin berbuat baik, namun karena keterbatasan dan kelemahannya mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan atau perbuat menjadikan yang lain sakit atau menderita. Orang yang tidak tahu berarti tidak salah, dan sekiranya salahpun sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk mengampuni dan mendoakannya.

Marilah kita hayati aneka perlakuan atau perbuatan orang lain kepada kita sebagai perwujudan kasihnya, dan kemudian kita tanggapi dengan berkata “terima kasih”.


· “Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.” (2Kor 6:1), demikian nasihat Paulus. Paulus sendiri telah menghayati nasihat tersebut sebagaimana ia sharingkan :”Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,”(2Kor 6:3-4). Setia pada panggilan dan tugas pengutusan memang tidak akan pernah terlepas dari aneka macam bentuk penderitaan, kesesakan dan kesukaran. “Jer basuki mowo beyo” = untuk hidup mulia, damai sejahtera, orang harus berani berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. Sebagai pelajar atau pekerja yang baik, setia dalam belajar atau bekerja pasti akan menghadapi aneka penderitaan, kesesakan atau kesukaran.

Marilah kita hayati atau hadapi aneka penderitaan, kesesakan dan kesukaran dengan penuh kesabaran. “Sabar adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah” (Prof Dr. Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka –Jakarta 1997, hal 24). Kita hayati aneka penderitaan, kesesakan dan kesukaran yang tidak lain merupakan konsekuensi dari kesetiaan kita sebagai kasih karunia Allah, maka kita hayati dan hadapi dengan penuh kesabaran.serta ceria, gembira ria. Bukankah ketika kita menerima kasih karunia dari sesama kita maka kita ceria dan gembira ria. Dalam kesabaran, keceriaan dan kegembiraan kita akan mampu mengatasi aneka penderitaan, kesesakan maupun kesukaran.

Ignatius Sumarya, S

Renungan Pagi

Senin, 25 Mei 2009, Hari Biasa Pekan VII Paskah

Senin, 25 Mei 2009
Hari Biasa Pekan VII Paskah

"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu. Aku telah mengalahkan dunia."


Doa Renungan

Allah sumber kekuatan kami, ingatkanlah dan teguhkan kami senantiasa bahwa tugas kami yang utama adalah percaya kepada-Mu dan kepada Yesus Putra-Mu. Semoga hari ini iman kami bertumbuh dan penyerahan kami semakin kuat kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (19:1-8)

"Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?"


Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus." Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes." Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah.
Ayat.
(68:2-3ab.4-5.6-7)
1. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya.
2. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya!
3. Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:29-33)

"Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata bahwa akan tiba saat-Nya bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan. Maka para murid berkata kepada Yesus, "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Jer basuki mowo beyo” = Untuk hidup mulia, damai sejahtera orang harus berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. Kita semua kiranya mendambakan menjadi orang baik, cerdas/pandai dan sejahtera atau berkecukupan dalam kebutuhan hidup sehari-hari, syukur kaya. Ada orang yang menempuh jalan pintas untuk memperolehnya antara lain dengan menyontek selama dalam proses pembelajaran atau pendidikan, atau dengan korupsi selama bekerja atau memiliki jabatan/kedudukan yang ‘basah’. Apa yang diperoleh dengan cepat pada umumnya dengan cepat pula akan habis atau musnah. Warta Gembira hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa mengikuti proses yang baik untuk menjadi baik, cerdas/pandai atau kaya atau terhormat. Memang setia pada proses pada umumnya akan menghadapi aneka tantangan atau hambatan, namun sadarilah dan hayatilah bahwa aneka tantangan dan hambatan tersebut merupakan wahana bagi kita untuk tumbuh berkembang sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Kita dapat belajar perihal proses ini, misalnya perihal ‘ayam kampung’ dan ‘ayam sembelihan’. Ayam kampong tumbuh berkembang sesuai dengan proses penciptaan yang dikehendaki Tuhan, sedangkan ‘ayam sembelihan’ tumbuh berkembang begitu cepat karena intervensi obat, suntikan hormone. Bukankah lebih sehat mengkonsumi ‘ayam kampung’ daripada ‘ayam sembelihan’? Ayam kampung yang kecil harganya lebih mahal daripada ayam sembelihan yang besar. Ayam kampung tumbuh berkembang dengan kerja keras mencari makanan sendiri, sementara ayam sembelihan ‘dipenjara’ dan dimanjakan. Marilah kita didik dan dampingi anak-anak kita untuk tumbuh berkembang dengan mengikuti proses yang baik, dan tentu saja harus ada teladan konkret dari para orangtua, orang dewasa atau para guru/pendidik. Jauhkan dan berantas budaya ‘instant’ , yang menggejala dalam tindakan menyontek dan korupsi.!

· “Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (Kis 19:6). Dengan menerima Sakramen Krisma atau Baptis kita semua diharapkan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Roh Kudus, sehingga dapat ‘berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat’. Hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh Kudus senantiasa mempersatukan bukan memecah-belah atau memporak-porandakan. Keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai yang mempersatukan antara lain “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Memang untuk menghayati keutamaan-keutamaan di atas ini tak akan terlepas dari tantangan, hambatan atau penderitaan, mengingat dan memperhatikan kemerosotan moral yang terjadi hampir dalam semua bidang kehidupan bersama pada masa kini. Tetapi, sekali lagi saya ingatkan, sadarilah dan hayatilah jika kita tetap setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita, maka aneka tantangan, hambatan dan penderitaan tersebut merupakan ‘lahan’ kelahiran dan pemantapan atau peneguhan keutamaan-keutamaan tersebut. Penghayatan keutamaan-keutamaan dan tantangan, hambatan serta penderitaan bagaikan mata uang bermuka dua. Renungkan dan hayati sabda Yesus ini: “Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu”(Yoh 16:21-22). Marilah bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian, jangan bersenang-senang dulu dan akhirnya menderita atau sakit sepanjang zaman.


Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Jumat Agung, 10 April 2009 - I. Sumarya, SJ-

Bacaan Kitab Suci Jumat Agung klik disini


JUMAT AGUNG: Yes 52:13-53:12; Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1-19:42

“Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,”

Pada hari ini kita diundang untuk mengenangkan Sengsara dan Wafat Yesus di puncak Kalvari, di kayu salib, dengan ibadat-ibadat. Siang atau sore hari kita menghadiri dan berpartisipasi dalam ibadat yang terdiri dari Liturgi Sabda, Penghormatan Salib dan Komuni, sementara itu pada umumnya di gereja-gereja atau kapel-kapel diadakan ibadat jalan salib bersama-sama. Kita menghormati dan bersembah sujud kepada Yang Tersalib, maka perkenankan secara sederhana kami sajikan renungan atau refleksi atas sabda-sabda Dia Yang Tersalib:

"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku” (Mrk 15:34)

Berat dan mulia itulah pemenuhan tugas pengutusan Yesus. Ketika Ia disiksa, didera dan harus memikul salib yang berat sambil diejek dan dihina, tidak ada satupun sahabat-sahabatNya yang menyertai. Mereka ketakutan dan meninggalkan Yesus sendirian. Kiranya sebagai seorang manusia hal itu sungguh menyakitkan, apalagi ketika Ia tergantung di kayu salib, berada di puncak penderitaan sendirian. Namun karena kesetiaan dan ketaatan kepada Yang Mengutus , Ia merasa masih didampingi oleh Yang Mengutus, maka di puncak penderitaan Ia berdoa “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku”.



Mungkin pada saat ini kita, lebih-lebih rekan-rekan yang sedang menderita sakit berat dan harus dirawat di rumah sakit serta sering sendirian di tempat tidur dalam kesakitan, sedang mengalami penderitaan atau sesuatu yang berat dan menyesakkan. Dengan kata lain tidak mampu bekerja atau bertugas seperti biasanya. Kami berharap,jika kita berada dalam keadaan yang demikian itu, hendaknya mmanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa, mengarahkan hati kepada Tuhan sepenuhnya. Mungkin berupa doa batin atau kata-kata singkat. Persembahkan dan satukan penderitaan anda kepada Allah dan penderitaan Yesus. Hendaknya dalam puncak kelemahan dan kerapuhan tubuh , hati dan jiwa semakin terbuka terhadap dan dekat dengan Allah, yang telah menganugerahi hidup dan tugas pengutusan. "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2Kor 12:9)

"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk 23:34)

Di puncak penderitaan tidak ada hiburan, tetapi yang datang bertubi-tubi adalah penghinaan, ejekan, cemoohan, cacimaki dst., itulah yang dialami oleh Yesus di puncak kayu salib. Ia tidak membalas dendam atau membenci mereka, melainkan mengampuni dan mendoakan mereka: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Sungguh merupakan sikap dan perilaku pahlawan karya penyelamatan sejati: tidak marah, mengeluh, menggerutu melainkan mengasihi mereka yang telah membuatNya menderita, “sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”


Di dalam hidup dan kerja sehari-hari kiranya kita sering merasa diperlakukan tidak baik, tidak enak dan menyakitkan. Dengan kata lain kita sering merasa dilecehkan dan direndahkan. Jika mengalami yang demikian itu, marilah kita meneladan Yesus dengan berdoa:”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Sadari dan hayati bahwa mereka tidak bermaksud melecehkan atau merendahkan kita, karena mereka tidak tahu. Orang yang tidak tahu hemat saya tidak bersalah, maka selayaknya tidak dimusuhi atau dibenci. “Berkat kuasaMu juga, cinta mengalahkan kebencian, ampun menaklukkan balas dendam, dan saling kasih mengenyahkan perselisihan” (Prefasi DSA VI). Dalam puncak kelemahan dan kerapuhan diri kita, kuasa Tuhan lebih hidup dan berkarya.


"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk 23:43)

Di menit-menit atau detik-detik terakhir hidupnya, salah satu penjahat yang disalibkan disamping Yesus, berdoa: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Luk 23:42 )..Dengan dan dalam kemurahan HatiNya Yesus menjawab:”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”(Luk 23:43 ). Dialog ini kiranya baik menjadi permenungan kita semua, lebih-lebih atau terutama mereka yang mendekati dipanggil Tuhan, tetapi sebenarnya sewaktu-waktu kita juga dapat dipanggil Tuhan, meninggal dunia.


Sabda Yesus di atas ini kiranya menjadi sumber inspirasi dan iman kita bahwa hidup mulia kembali bersama Bapa di sorga dan Yesus yang kita imani setelah meninggal dunia adalah anugerah Allah. Orang yang dapat siap sedia menerima anugerah Allah pada detik-detik akhir hidupnya kiranya adalah mereka yang dalam perjalanan hidup dan tugas pengutusannya dengan dan dalam kelemahan serta kerapuhannya senantiasa berusaha untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Mungkin dalam hidup dan cara bertindak sehari-hari di mata duniawi mereka terpaksa berbuat jahat, seperti mencopet, mencuri dst… Perbuatan jahat tersebut dilakukan untuk mempertahankan hidup yang dihayati sebagai anugerah Allah, karena tidak ada yang memberi kesempatan dan kemungkinan untuk bertindak sebagaimana mestinya. Mereka tetap berkehendak baik untuk mempertahankan hidup, anugerah Tuhan, maka ketika menjelang dipanggil Tuhan, di detik-detik terakhir hidupnya mereka akan berdoa seperti salah seorang penjahat yang disalibkan di samping Yesus :”Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”. Marilah kita tetap setia berkehendak baik dalam kelemahan dan kerapuhan kita.

"Ibu, inilah, anakmu! "Inilah ibumu!” "(Yoh 19:26.27)


Seorang ibu yang baik senantiasa berada di samping anaknya, apalagi ketika anaknya sedang menderita sakit berat. “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena” (Yoh 19:25 ). Bunda Maria berada di dekat salib Yesus: kesanggupan Maria untuk menjadi Bunda Penyelamat Dunia berkembang terus dengan sabda Yesus: “Ibu, inilah, anakmu!...Inilah ibumu!”. Yesus mempercayakan para murid atau pengikutNya kepada Bunda Maria , Ia mohon agar Bunda Maria mendampingi dan menyertai para murid atau pengikutNya dalam meneruskan karya penyelamatanNya. Kiranya kita tahu bahwa sampai kini Bunda Maria senantiasa mendampingi dan menyertai para murid atau pengikut Yesus, antara lain dengan peristiwa-peristiwa penampakannya dengan melelehkan air mata cintakasih bagi orang-orang berdosa agar bertobat.



Bunda Maria adalah teladan umat beriman, teladan hidup dan cara bertindak bagi para murid atau pengikut Yesus. Tidak ingat akan kasih Bunda/ibu berarti kurang beriman. “Adapun dalam tata rahmat itu peran Maria sebagai Bunda tiada hentinya terus berlangsung, sejak persetujuan yang dengan setia diberikannya pada saat Warta Gembira, dan yang tanpa ragu-ragu dipertahankannya di bawah salib, hingga penyempurnaan kekal semua para terpilih. Sebab sesudah diangkat ke sorga ia tidak meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan dengan perantaraannya ia terus-menerus memperolehkan bagi kita karunia-karunia yang menghantar kepada keselamatan kekal” (Vatikan II: LG no 62). Maka marilah kita tingkatkan dan perdalam devosi kita kepada Bunda Maria, antara lain dengan meneladan ketaatan dan kesetiaannya pada panggilan dan kehendak Tuhan sampai mati, dipanggil Tuhan. “Nderek Dewi Mariyah, tentu geng kang manah, boten yen kuwatosa ibu jangkung tansah. Kanjeng Ratu ing swarga, amba sumarah samya”, demikian syair bait pertama lagu “Nderek Dewi Mariyah”, yang sangat populer dalam kehidupan iman dan beragama orang-orang katolik.

"Aku haus!"(Yoh 19:28)

Kehausan Yesus di puncak kayu salib merupakan ajakan bagi para murid-murid atau pengikut Yesus untuk ‘memberiNya minum’ dengan melengkapi penderitaan Yesus dalam dan melalui hidup dan cara bertindak setiap hari. “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.”(Kol 1:24 ), demikian kesaksian Paulus kepada umat di Kolose, kepada kita semua yang percaya kepadaNya. Setiap kali berdoa kita mengawali dan mengakhiri dengan membuat tanda salib; hal ini merupakan ajakan agar apa yang akan kita lakukan atau kerjakan sebagai usaha “ menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat”.


Kita semua dipanggil untuk mempersembahkan diri seutuhnya demi keselamatan atau kebahagiaan umum, seluruh bangsa manusia. Maka baiklah apapun yang menjadi tugas, kesibukan, kewajiban atau pekerjaan kita, marilah kita hayati atau lakukan sebaik mungkin. Kita harus rela berkoban bagi keselamatan atau kebahagiaan umum/bersama. “Rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas hati dan dengan kehendak sendiri. Dalam hal ini, ia lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri” (Prof Dr Edy Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka –Jakarta 1997, hal 23).

Pada tahun ini, sebagai dampak dari krisis financial yang melanda seluruh dunia, kiranya cukup banyak orang yang hidupnya kurang atau tidak sejahtera. Maka dengan ini kami berharap kepada kita semua untuk rela berkorban: tidak berfoya-foya atau hidup bermewah-mewah dan memperhatikan saudara-saudari kita yang serba berkekurangan. Marilah kita tingkatkan dan perdalam sodaritas kita terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan. Solidaritas kiranya berasal dari akar kata bahasa Latin solido/solidare yang antara lain berarti memperkuat, mengukuhkan, mengutuhkan kembali, menegakkan, meneguhkan. Marilah kita perkuat mereka yang lemah, kita kukuhkan yang ragu-ragu, kita utuhkan kembali yang pecah dan retak, kita tegakkan yang miring-miring dan kita teguhkan yang cemas.

"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Luk 23:46)

Nyawa adalah gairah hidup, yang menghidupkan tubuh menjadi dinamis dan sehat, segar bugar. “Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.”(Rm 14: 8), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Hidup yang adalah anugerah Tuhan pada suatu saat, sewaktu-waktu akan diambil kembali oleh Tuhan ketika kita dipanggil Tuhan, meninggal dunia. Kiranya kita semua mendambakan pada detik-detik terakhir hidup kita masing-masng, kita dapat meneladan Yesus yang menyerahkan nyawa atau hidup kembali kepada Tuhan, Bapa di sorga, antara lain dapat berdoa seperti Yesus :” Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku, hidupku”. Kita akan mampu berdoa atau bertindak demikian itu jika dalam perjalanan hidup dan kerja di dunia ini, dalam kelemahan dan kerapuhan serta bantuan rahmat Tuhan kita senantiasa berusaha untuk mennyerahkan gairah, cita-cita, harapan, dambaan, impian hidup kita kepada kehendak Tuhan, dengan kata lain senantiasa berusaha untuk berbudi pekerti luhur.



Berbudi pekerti luhur berarti memiliki sikap dan perilaku yang baik dan bermoral dalam hubungannya atau relasinya dengan Tuhan, diri sendiri, anggota keluarga, sesama/masyarakat dan bangsa serta alam sekitar. Maka marilah kita mawas diri perihal hubungan atau relasi dengan pribadi-pribadi maupun lingkungan hidup kita, apakah kita memiliki hubungan yang baik dan bermoral? Apakah kita berhubungan dan berrelasi terus menerus dalam dan bersama dengan Tuhan, sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga semauanya menjadi baik? Apakah kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia kapanpun dan dimanapun?

"Sudah selesai.” (Yoh 19:30)


“Sudah selesai”, itulah sabda terakhir dari Yesus yang tergantung di kayu salib, “lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yoh 19:30 ), wafat. “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.”(Mat 27:51-52). Penyerahan Diri total, wafat Yesus membangkitkan dan menggerakkan seluruh bumi, dan “orang-orang kudus yang telah meninggal dunia bangkit”.


Wafat dan Kebangkitan Yesus tak dapat dipisahkan, hanya dapat dibedakan. Suatu misteri agung: kematian yang membangkitkan, mati satu tumbuh seribu. Dia yang taat sampai wafat di kayu salib membangkitkan dan menggairahkan orang-orang kudus, orang-orang yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Rasanya misteri salib ini juga terjadi dalam hidup sehari-hari, misalnya ketika ada seseorang meninggal dunia, maka tanpa diundang begitu mendengar saudara-saudari, sahabat-sahabat dan kenalan-kenalan bangkit, bergegas untuk berdoa dan bersembah sujud di hadapan yang meninggal dunia. Mungkin kita dalam keadaan letih, lesu dan tak bergairah atau putus asa; jika demikian adanya marilah kita menatap dan memandang Yang Tersalib, percayalah kita anda berani memandang Yang Tersalib pasti akan digairahkan, ditegakkan sehingga anda bangkit dan bergairah dalam hidup maupun bekerja meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan hambatan.
Jakarta, 10 April 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Jumat, 10 April 2009

Jumat Agung
Wafat Yesus Kristus
Jumat, 10 April 2009


BACAAN PERTAMA
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (52:13-53:12)

"Ia ditikam karena kedurhakaan kita."

13 Allah bersabda, sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. 14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi-- 15 demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. 1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? 2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. 3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. 8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. 9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. 10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. 11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. 12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
L. Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

LAGU ANTAR BACAAN PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.

1. Pada-Mu ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, Ya Tuhan Allah yang setia.
2. Di hadapan semua lawanku aku bercela, tetangga-tetanggaku merasa jijik. Para kenalanku merasa nyeri; mereka yang melihat aku cepat-cepat menyingkir, Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati. Telah menjadi seperti barang yang pecah.
3. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, Aku berkata, "Engkaulah Allahku!". Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari musuh-musuhku dan bebaskan dari orang-orang yang mengejarku!
4. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap hatimu.

BACAAN KEDUA
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (4:14-16; 5:7-9)

"Yesus tetap taat dan menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua orang yang patuh kepada-Nya."

14 Saudara-saudara, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. 7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
L. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat:
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Dia. Nama yang paling luhur dianugerahkan kepada-Nya.



KISAH SENGSARA
Y: Yesus ; S: Semua Rakyat ; Pi: Pilatus ; Pe: Petrus ; N: Naracerita ;W: Suara Wanita ; H: Hamba


P A S I O
Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes (18:1-9:42)


N: Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka:

Y: "Siapakah yang kamu cari?"

N: Jawab mereka:

S: "Yesus dari Nazaret."

N: Kata Yesus kepada mereka:

Y: "Akulah Dia."

N: Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Yoh 18:6 Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Maka Yesus bertanya pula:

Y: "Siapakah yang kamu cari?"

N: Jawab mereka:

S: "Yesus dari Nazaret."

N: Jawab Yesus:

Y: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi."

N: Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa." Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus kepada Petrus:

Y: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?"



Yesus dibawa dulu ke Istana Hanas

N: Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa." Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus:

W: "Bukankah engkau juga murid orang itu?"

N: Jawab Petrus:

Pe: "Bukan!"

N: Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya:

Y: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."

N: Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata:

H: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Agung?"

N: Jawab Yesus kepadanya:

Y: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"



"Bukankah Engkau juga seorang murid Yesus?" -- "Bukan!"

N: Lalu Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Agung itu. Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya:

S: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"

N: Petrus menyangkalnya, katanya:

Pe: "Bukan!"

N: Kata seorang hamba Imam Agung, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, berkata kepadanya:

H: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?"

N: Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.

Nyanyian: MARI KITA MERENUNGKAN PS 480
1. Mari kita merenungkan penebusan umat Tuhan,
meresapkan dalam hati cinta kasih ilahi.
2. Yesus Kristus Raja sakti, Pengemban amanat suci,
penyembuh segala luka, penegak hukum cinta.
3. Petrus murid yang setia, namun ingkar
dan menyangkal pada Guru terkasih, kar'na malu dan ngeri.
4. Kita pun semacam Petrus yang sering menyangkal Yesus.
Ampunilah kami, Tuhan, dan teguhkanlah iman.

--------------------------------------------------------------------------------

KERAJAANKU BUKAN DARI DUNIA INI!

N: Keesokan harinya mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata:

Pi: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?"

N: Jawab mereka kepadanya:

S: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!"

N: Kata Pilatus kepada mereka:

Pi: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu."

N: Kata orang-orang Yahudi itu:

S: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang."

N: Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya:

Pi: "Engkau inikah raja orang Yahudi?"

N: Jawab Yesus:

Y: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"

N: Kata Pilatus:

Pi: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"

N: Jawab Yesus:

Y: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

N: Maka kata Pilatus kepada-Nya:

Pi: "Jadi Engkau adalah raja?"

N: Jawab Yesus:

Y: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

N: Kata Pilatus kepada-Nya:

Pi: "Apakah kebenaran itu?"

N: Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka:

Pi: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?"

N: Mereka berteriak pula:

S: "Jangan Dia, melainkan Barabas!"

N: Barabas adalah seorang penyamun.



"Salam, ya Raja Bangsa Yahudi"


N: Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata:

N: "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N: Lalu mereka menampar wajah Yesus. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka:

Pi: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."

N: Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka:

Pi: "Lihatlah manusia itu!"

Lagu: KEPALA YANG BERDARAH PS 488 (1&2)

1. Kepala yang berdarah, tertunduk dan sedih,
penuh dengan sengsara dan luka yang pedih,
meski mahkota duri menghina harkat-Mu,
Kau patut kukagumi terima hormatku.

2. O wajah yang mulia, yang patut disembah
dan layak menerima pujian dunia,
sekarang diludahi dihina, dicerca, disiksa, dilukai yang salah siapakah?


N: Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka:

S: "Salibkan Dia, salibkan Dia!"

N: Kata Pilatus kepada mereka:

Pi: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."

N: Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya:

S: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah."

N: Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus:

Pi: "Dari manakah asal-Mu?"

N: Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus kepada-Nya:

Pi: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?"

N: Yesus menjawab:

Y: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."

"Enyahkanlah Dia! Enyahkanlah Dia! Salibkan Dia!"

N: Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak:

S: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar."

N: Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu:

Pi: "Inilah rajamu!"

N: Maka berteriaklah mereka:

S: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!"

N: Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?"

N: Jawab imam-imam kepala:

S: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"

N: Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.



"Yesus disalibkan bersama dua orang lain."

N: Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi."

N: Jawab Pilatus:

Pi: "Apa yang kutulis, tetap tertulis."

"MEREKA MEMBAGI-BAGI PAKAIANKU"

N: Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya."

N: Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

Lagu: KEPALA YANG BERDARAH PS 488 (3&4)

3. Syukur sebulat hati kub'rikan pada-Mu,
ya Yesus yang t'lah mati demi selamatku.
Hendaklah 'ku terhibur dengan tuntunan-Mu:
pada-Mu 'ku berlindung terima hormatku.

4. Di saat aku mati, Kau tinggallah serta;
di pintu maut nanti, ya Tuhan, datanglah!
Di kala kecemasan mengimpit hatiku,
berilah kekuatan berkat sengsara-Mu.




"ITULAH ANAKMU" -- "ITULAH IBUMU"


N: Didekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:

Y: "Ibu, inilah, anakmu!"

N: dan kemudian kata-Nya kepada murid-murid itu:

Y: "Inilah ibumu!"

N: Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.



"Selesailah sudah"

N: Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:

Y: "Aku haus!"

N: Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus:

Y: "Sudah selesai."

N: Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.



--------------- ( Semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan ) ---------------




"SEGERA DARAH DAN AIR MENGALIR KELUAR"

N: Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."



"Jenazah Yesus dibungkus dengan kain kafan dan dibubuhi dengan wangi-wangian"

N: Sesudah itu Yusuf dari Arimatea--ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi--meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.

1 1 1 1 1 1 2 1//
N. Demikianlah Kisah Sengsara Tuhan ki - ta

1 1 1 1 7 1 7 6 5 6 7 6 //
U. Terpujilah Kris - tus.


KISAH SENGSARA MENURUT YOHANES

Rekan-rekan yang baik!

Tiga pokok dalam Kisah Sengsara yang dibacakan Jumat Agung ini (Yoh 18:1-19:42) saya bicarakan dengan sang empunya tulisan itu. Korespondensi pertama berkisar pada hubungan antara kata-kata terakhir Yesus di salib, yakni "sudah selesai" (Yoh 19:30, Yunaninya "tetelestai") dan catatan Yohanes mengenai mengasihi "sampai pada kesudahannya" (Yoh 13:1, "eis telos"). Kedua, saya mintakan penjelasan mengenai jubah Yesus yang diundi para serdadu (Yoh 19:23-24). Tema ketiga berhubungan dengan arti "darah dan air" yang keluar dari lambung Yesus (Yoh 19:34). Beliau tak berkeberatan surat-menyurat ini diteruskan ke milis ini. Malah senang, begitulah pesannya pagi ini.

=======================================

Oom Hans yang baik!

Di sini saya sedang menyiapkan ulasan mengenai Kisah Sengsara yang dibacakan pada hari Jumat Agung. Salah satu yang sedang terpikir ialah kata-kata Yesus "Sudah selesai!" (Yoh 19:30). Seorang rekan memahaminya sebagai ungkapan rasa lega, penderitaan sudah lewat, rampung karya keselamatannya. Tapi saya kok malah tidak sreg dengan bahasa seperti itu. Kok seperti tonil, layar turun, tamat, selesai, kukut, bubar. Aslinya di situ kan tertulis "tetelestai", dari kata "telos", yakni akhir yang merangkum perjalanan dari awal, yang memberi arti pada semua yang telah dijalani. Rasa-rasanya Yesus hendak mengatakan kini sudah terlaksana sampai utuh. Kayak versi Latin yang cespleng "consummatum est" dua m itu. Kan consummatum itu dari consummare, con + summa, "merangkum semua jadi utuh", dan bukan dari consumere satu m, "menghabiskan" (makanan, waktu, duit) yang ada hubungannya dengan konsumsi. Orang Jakarta bilang udah kecapai, kalau di Jawa ya wis klakon. Oom gimana?

Ada lagi soal lain. Kalau ndak salah, Oom seperti hendak menggarisbawahi gagasan bahwa Yesus itu kurban Paskah yang diterima Yang Di Atas sana sehingga benar-benar menjadi silih dosanya umat manusia. Karena itu Oom memberi kronologi lain, yaitu penyaliban terjadi sebelum Paskah, ndak seperti Mark dll. yang menaruh Paskah pada perjamuan malam terakhir. Iya kan? Saya sudah pernah katakan di sebuah milis bahwa perjamuan terakhir di mana Yesus membasuh kaki murid-murid itu bukan perjamuan Paskah, melainkan sebelumnya.

Pada awal perjamuan itu disebutkan bahwa Yesus mengasihi orang-orangnya yang di dunia ini dan betul mengasihi "eis telos", sampai pada kesudahannya, sampai tuntas (Yoh 13:1). Apa ini semacam antisipasi atau padahan bagi kata-kata Yesus "tetelestai", sudah terlaksana, yang diucapkannya pada saat terakhir di salib? Bila begitu kedua ayat itu memang saling menjelaskan. Yesus mengasihi orang-orangnya sampai terlaksana sesuatu yang mengubah arah hidup mereka, dan hidupnya sendiri, begitu kan?

Ada yang tanya nomer hapenya Oom, ingin kirim SMS buat Oma Miryam seperti ini 2UBOK4ever, ;-) + :-)). Kawan-kawan itu sekarang genggamannya henpon sih, dan bukan lagi rosario.
Salam hangat,
Gus

=============

Dear Gus, Peace!
You are absolutely right. The truth is, when he uttered "tetelestai" (Yoh 19:30), Jesus was actually addressing his Heavenly Father, "Here I am, I've done everything to the end, now take it all!" The Indonesian version "Sudah selesai!" - "It's over!" - doesn't sound quite right, I agree. Why not try "Sudah terlaksana!" or something to that effect?

As I said, the word "tetelestai" was spoken by Jesus to his Father. But we overheard it. It teaches a lot about him, about God, about what love means, the thing he dwelt on during the last supper. At first I thought he was just being odd. But then this "consummatum est" is the key to all that.

Glad to hear you see the connection between "tetelestai" (your "sudah terlaksana") here and "eis telos" (your "sampai tuntas") said about his act during that supper (Yoh 13:1). Yes, on that background, his death on the cross gives a fuller sense to what "loving one's own who are in the world (=still under the threat of darkness, evil power)" means. He accompanies them, and us, in our darkest paths. We can be sure now that we won't be abandoned by the one sent by the Father to bring us back to Him, the Source of Light.

As for your second question, quite, Jesus is the true Paschal lamb. Not that the Almighty likes blood gushing out of this man, by no means! The point is, his blood acts like the lamb's blood in Exodus 12:13 (to guarantee that the owner of the house will be spared from the plague - saved from death). Thus when Jesus died on the cross in that sense, the Almighty took him and cast out the power of darkness for good. That's the Light of His Word. Did you get it? You're the exegete.

By the way, don't try to reconcile my chronology of the passion with Mark's story. The washing of the feet, about which he and the other two young men know nothing, is the preface to the true Passover meal, the sacrifice of the Lamb of God on the cross, not to the last supper. I read your note on the washing of the feet. Yes, Jesus wants to share his origin and destiny so that all of us can become sons and daughters of the Almighty.

Ma Miryam is okay. She was amused by the SMS. A young seraph taught her to read the emoticons. She dictated her response: Thanx >, ;-*. But let's not talk gibberish.
As ever,
Hans

=======

Oom Hans!
Terima kasih buat penjelasan dalam surat barusan. Ada soal lain. Mark, Matt, Luc cerita bahwa serdadu yang berjaga di tempat penyaliban mengundi pakaian Yesus di antara mereka. Oom juga ke arah itu, tapi lebih mendetail. Ada catatan bahwa selain membagi-bagi pakaian, empat serdadu di situ mengundi jubah Yesus yang terbuat dari satu tenunan kain utuh tanpa jahitan sehingga tetap utuh. Dan dalam Yoh 19:24 bahkan ada kutipan dari Mazmur 22:19 "mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku."

Apa ada penjelasannya? Mohon pencerahan. Apa dengar semua ini dari Oma Mir, Bu Mary Kleopas dan Tante Lena yang katanya ada di kaki salib waktu itu?
Sampai lain kali,
Gus

=====

Dear Gus,

You need not be that inquisitive! Of course I've seen everything myself, I've heard everything Semuanya kulihat dan kudengar sendiri. Kalau mau, tanyakan kepada ibu-ibu yang juga ada di situ. Semua ini kuceritakan pada kalian supaya kalian bisa ikut serta dalam peristiwa itu. Kami ini mata dan telinga kalian bagi peristiwa itu.

Mengapa memakai Mazmur 22:19?

Ah, kami waktu itu baru sadar bahwa yang terjadi pada Yesus sesungguhnya sudah sejak lama diketahui orang bijak dari zaman dulu. Yesus memang sedang dikepung lawan-lawannya. Ia tidak dianggap bermartabat manusia lagi, kecuali oleh kami yang mengikutinya. Bahkan pakaiannya pun dijarah. Kalian kan tahu, bagi kami orang Semit zaman dulu, pakaian itu membuat orang yang memakainya kelihatan, membuat kentara siapa orangnya. Pakaian itu seperti badan, apalagi jubah yang utuh dari atas ke bawah itu. Semuanya ditanggalkan dari diri Yesus sehingga sulit kelihatan lagi bahwa ia juga ada harganya sebagai manusia. Tak perlu kalian cari-cari tafsiran apa ini jubah imam menurut praktek liturgi Yahudi juga terbuat dari tenunan utuh. Memang ada kemiripannya, tapi bukan ke arah itulah pembicaraan itu waktu. Hanya mau kutegaskan bahwa kini kemungkinannya untuk masih sedikit tampak sebagai manusia sudah dijarah habis-habisan sampai tak bersisa. Yang tinggal hanya penderitaan yang sulit diterima akal. Bahkan juga oleh kami yang dekat dengannya.

Ingat kan, Pilatus sendiri mencoba menunjukkan dalam 19:5 "Lihatlah orang itu!", tapi orang banyak di alun-alun itu sudah jadi lupa daratan dan tak mampu lagi berpikir jernih untuk mengenalinya. Apalagi ketika ia ada di salib. Pakaian yang bakal menunjukkan ia masih bisa dianggap orang juga sudah dibagi-bagikan. Habis. Ini kami saksikan sendiri. Dan Mazmur keramat tadi membantu. Seperti pengarang Mazmur itu, kami juga percaya akan datang pertolongan dari atas. Yang Maha Kuasa sendiri nanti akan memberinya "pakaian" yang tak bisa ditanggalkan orang lagi. Malah nanti Dia akan menjadi pakaiannya. Yesus akan semakin dikenal sebagai yang sedemikian dekat dengan Yang Ilahi sendiri.
Jangan berhenti menemukan hal-hal baru dalam peristiwa yang dikisahkan mengenai Yesus itu. Penulis Injil hanya memberi kesaksian. Kalau kauterima kesaksian itu maka kalian sendiri akan ikut memasuki peristiwa itu dan menemukan makna-makna baru. Bukankah demikian kehidupan yang lahir kembali dari atas, seperti yang pernah dikatakan kepada Nikodemus dulu (Yoh 3:3 dan 7)? Dan dalam peristiwa kali ini ia juga datang - tengok Yoh 19:39 - ia membawa minyak mur dan minyak gaharu, dan tidak sedikit, sekitar 50 kati. Ini penghargaan bagi seorang Raja yang berangkat ke perjalanan jauh - ke atas sana!

Salam teguh,
Hans

====

Oom Hans yang baik!

Terima kasih banyak. Tak pernah saya duga kaitannya dengan Nikodemus! Masih ada pertanyaan lagi, maaf kalau terasa kelewat ingin tahu. Ketika lembing ditusukkan, yang keluar dari lambung Yesus ialah darah dan air (Yoh 19:34). Apa sih maksudnya? Mark dkk. tidak tahu-menahu tentang perkara itu. Kemarin saya konsultasi perkara itu dengan Luc ketika ngobrol lewat Skype. Dia malah kasih komentar, ah, Oom Hans kita itu aneh-aneh, paranormal sih.
Salam hangat buat Oma Miryam begini :-* 4U.
Gus

=====
Gus,
Menjawab soal darah dan air yang keluar dari lambung Yesus. Begini. Seperti para leluhur kami dahulu, kami membayangkan darah sebagai tempatnya kehidupan dan air sebagai kekuatan yang menopang dan melangsungkan kehidupan. Ketika Yesus meninggal di kayu salib, yang mengalir keluar dari dirinya ialah kehidupan dan kekuatan penopangnya. Itulah yang hendak kusampaikan.
Memang aku bukan ahli anatomi, tapi aku melihat lebih jauh. Kan sudah kukatakan dalam bab 19 bahwa aku menyaksikan semua ini. Juga sekarang ini masih tetap aku ingin berbagi pengalaman dan kesaksian itu dengan kalian.Eh, sudah jam dua malam nih!
:-o B4N!
Hans



[END]

Hari Minggu Palma, Minggu 05 April 2009

Hari Minggu Palma
Mengenangkan Sengsara Tuhan
Minggu, 05 April 2009


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)


"Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!

1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. 3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. 5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" 6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. 8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. 9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, 10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

LAGU: KRISTUS JAYA PS 548
Ref. Kristus jaya, Kristus mulia, Kristus Kristus Tuhan kita.


1. Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah,
elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.

2. Sebab Tuhan Mahatinggi, adalah dahsyat,
Raja seluruh bumi.

3. Ia menaklukkan bangsa-bangsa, ke bawah kuasa kita.
Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita.

4. Dia pilih bagi kita tanah pusaka, kebanggaan Yakub.

5. Allah telah naik diiringi sorak-sorai,
Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.

6. Bermazmurlah bagi Allah, ya bermazmurlah!
Kidungkanlah mazmur!

7. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi,
bermazmurlah dengan lagu yang paling indah.

8. Allah merajai para bangsa, di takhta yang kudus,
bersemayanlah Dia.

9. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan,
bergabung dengan umat Allah Abraham.

10. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya;
sangat agunglah Dia.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 819
Refr. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: "Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?"
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku, segala tulangku dapat kuhitung.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)

"Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

6 Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur kepada-Nya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menjumpai kami dengan wajah Orang yang dianiaya dan dihina, ialah Yesus, Hamba Penderitaan yang lemah lembut hati-Nya. Kami mohon, bukakanlah kami misteri sengsara dan wafat-Nya. Buatlah kami bersedia mengikuti jejak-Nya dan memanggul salib-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.


Catatan Kisah Sengsara:
N: Naracerita
S: Semua
P: Pilatus
Y: Yesus
TL: Tokoh Lain

Tuhan sertamu, dan sertamu juga.
Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus, menurut Markus (15:1-39)

N. 1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. 2 Pilatus bertanya kepada-Nya:

P. "Engkaukah raja orang Yahudi?"

N. Jawab Yesus:

Y. "Engkau sendiri mengatakannya."

N. 3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya:

P. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"

N. 5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. 6Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 7 Pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya:

P. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"

N. 10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka:

P. "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"

N. 13 Maka mereka berteriak lagi, katanya:

S. "Salibkanlah Dia!"

N. 14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka:

P. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"

N. Namun mereka makin keras berteriak:

S. "Salibkanlah Dia!"

N. 15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:

S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N. 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.") 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata:

S. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"

N. 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata:

S. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."

N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. 33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:

Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?",

N. yang berarti:

Y. Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

N. 35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:

TL. "Lihat, Ia memanggil Elia."

N. 36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata:

TL. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."

N. 37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. 38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

I. Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
ARAH CERAH DI SAAT GELAP

Rekan-rekan yang baik!

Bacaan bagi perarakan Minggu Palma kali ini (Mrk 11:1-10) mengisahkan bagaimana Yesus disambut meriah oleh orang banyak ketika memasuki kota Yerusalem. Mereka telah mendengar pelbagai tindakan penyembuhan dan pengusiran roh jahat serta pengajarannya mengenai Kerajaan Allah. Mereka sadar, dia ini Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu. Harapan mereka, Allah segera akan membuat MesiasNya menunjukkan kebesarannya di kota suci-Nya. Dan memang akan terjadi demikian. Tetapi kebesaran Mesias ini berbeda daripada yang diidam-idamkan. Guna menyelaminya, marilah kita ikuti Kisah Sengsara pada Minggu Palma ini (Mrk 14:1-15:47) serta memetik hikmatnya.

Para imam kepala dan ahli Taurat merasa terancam oleh kehadiran Yesus karena ia hendak mengubah pusat ke-Yahudi-an, yakni Bait Allah, menjadi rumah doa bagi semua orang (lih. Mrk 11:17a = Yes 56:7) dan bukan sebagai lambang identitas orang Yahudi belaka. Mereka juga tidak menyukai ajaran Yesus bahwa manusia boleh mendekat kepada Allah dan memanggilNya "Bapa". Bagi para pemimpin tadi, sebutan ini sebuah hujatan. Oleh karenanya mereka berupaya menyingkirkan Yesus dengan "diam-diam", tanpa mengungkapkan alasan yang sesungguhnya (14:2). Dan lewat penguasa Romawi, mereka berhasil membuatnya dihukum mati pada salib.

mengapa Ia disalibkan?

Bagi para pengikutnya, riwayat Yesus tidak tamat dengan penyaliban dan penguburannya. Ia tetap diingat. Kenangan ini menjadi sumber keteguhan kebenaran yang dipersaksikan Yesus di salib dan diakui oleh kepala pasukan (Mrk 15:39 "Orang ini benar Anak Allah"). Kenangan akan Yesus bahkan dikembangkan serta diperkaya dengan pengalaman orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi. Dan kenangan ini menjadi sumber keteguhan iman mereka. Contoh paling jelas ialah tulisan-tulisan Paulus. Lain lagi Kisah Para Rasul yang menjelaskan keteguhan itu sebagai karya Roh Kudus. Injil-Injil kemudian menjelaskannya dengan memakai gagasan dasar yang berasal dari Yesus sendiri, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang diperkenalkannya sebagai "Anak Allah", orang yang amat dekat pada-Nya. Begitulah Kerajaan Allah itu menjadi kenyataan dalam kehidupan. Orang diajak menyambut kerajaan ini dan semakin menghidupinya.

menjalani saat-saat gelap

Pengurapan Yesus di Betania oleh seorang perempuan (14:3-9), seperti dikatakannya sendiri, menjadi gelagat bagi perawatan jenazahnya nanti. Akhir hidupnya nanti juga menjadi pokok yang diutarakannya dalam perjamuan terakhir (14:12-21). Dikatakannya, di antara murid-muridnya ada yang akan menyerahkannya kepada para imam (14:21-21). Roti dan anggur yang dibagikannya pada kesempatan itu ditampilkannya sebagai tubuh dan darahnya - kehidupannya - yang sebentar lagi akan menjadi kurban yang meresmikan Perjanjian yang Baru (14:22-24), maksudnya kesediaan Allah dan kesetiaan manusia. Inilah yang menumbuhkan Kerajaan Allah. Pada saat-saat ini dari pihak manusia yang diminta ialah kesetiaan, bukan cetusan kesediaan yang sulit dipenuhi. Petrus menyatakan bersedia mati bersamanya malah, tapi akhirnya mengingkarinya sampai tiga kali (14:29-31; dan memang terjadi demikian 14:66-72).

Malamnya Yesus dan murid-muridnya berada di luar tembok kota bagian timur, di tempat yang bernama Getsemani. Sementara ketiga murid terdekatnya tertidur, Yesus berdoa menyerahkan diri pada kehendak Bapanya (14:32-42). Akhirnya datang Yudas bersama para penangkap (14:43-52). Penangkapan Yesus ini membuat murid-muridnya tercerai-berai, seperti nubuat Zakhariah yang dikutip Yesus (14:27 = Zakh 13:7). Tapi mereka akan berkumpul kembali dengannya di Galilea (14:28).
Malam itu juga Yesus digiring ke Sanhedrin, Mahkamah Agama yang berwenang mengadili perkara-perkara yang bersangkutan dalam kehidupan agama dan masyarakat Yahudi. Macam-macam tuduhan dilancarkan, tetapi tidak satu pun dapat ditunjukkan dasarnya. Saksi palsu mengatakan Yesus akan merusak Bait dan membangunnya kembali. Yesus tidak membela diri (14:57-61a). Ketika ditanya imam agung apakah ia itu Mesias, Yesus tidak menyangkal dan malah mengatakan bagaimana ia nanti akan dimuliakan di kanan Allah dan akan kembali ke dunia (14:61b-62). Jawaban ini dianggap hujatan dan mendatangkan hukuman mati. Tetapi Sanhedrin tidak dapat menjatuhkan hukuman mati. Maka mereka membawanya kepada penguasa Romawi, Ponsius Pilatus, dan mengajukan tuduhan politik, yakni Yesus menyatakan diri raja orang Yahudi (15:1-3). Pilatus berusaha melepaskan Yesus dengan meminta orang-orang Yahudi memilih siapa yang patut dibebaskannya pada hari raya mereka: Yesus atau Barabas. Mereka menghendaki Barabas, yang justru seorang pemberontak dan pembunuh (15:6-11). Pilatus terpaksa menuruti. Ia memutuskan Yesus disalib dan membiarkan serdadu-serdadu menderanya terlebih dahulu (15:12-15) Mereka memasangkan mahkota duri di kepalanya dan mempermainkannya sebagai raja.

Yesus memanggul salib ke Golgota, nama Aram yang artinya "Tempat Tengkorak, sebuah bukit di kawasan barat Yerusalem. Di tengah jalan habislah tenaganya. Simon dari Kirene yang kebetulan lewat dipaksa memikul salib Yesus. Terpikir, seandainya tak ada Simon Kirene, bisa jadi Yesus tidak akan sampai ke Golgota dan sejarah umat manusia akan amat berbeda. Perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal juga menjadi jalan penebusan umat manusia.

Penyaliban Yesus dicatat Markus terjadi pada pukul sembilan pagi, pada salibnya dipasang tulisan "Raja orang Yahudi" dan bersama dia disalibkan juga dua orang penyamun (15:25-27). Pada pukul tiga sore Jumat itu, ia menyerukan doa keluhan Mzm 22:2, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Dalam keadaan sekarat ia diberi minum anggur asam. Inilah saat Yesus berseru dengan suara nyaring dan menghembuskan nafas terakhir (15:37). pada saat yang sama tirai Bait Suci terkoyak dua dari atas ke bawah (15:38) dan kepala pasukan di tempat penyaliban menyatakan bahwa Yesus itu benar Anak Allah (15:39). Kematiannya disaksikan para perempuan yang telah mengikuti dan melayaninya mulai Galilea hingga ke Yerusalem (15:40-41).

sebuah narasi kesaksian

Bagian terakhir Kisah Sengsara menceritakan penguburan Yesus petang hari Jumat menjelang hari Sabat. Yusuf Arimatea, anggota Sanhedrin, mendapat izin dari Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus setelah mengkafaninya. Begitulah Yesus dibaringkan di pemakaman yang kemudian ditutup dengan batu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yesus menyaksikan penguburan ini (15:42-47).

Pelbagai macam dambaan, idaman, impian, perhitungan yang dikenakan pada Yesus kini memang ikut terkubur. Tetapi banyak dari harapan itu sebetulnya bukanlah yang diajarkannya, seperti halnya penegakan kembali kerajaan Daud, kejayaan politik serta kekuasaan bagi para pengikutnya di hadapan kaum mapan di Yerusalem.

Apa yang tersisa?

Ada kesaksian yang tak diragukan dari orang-orang paling dekat dengannya, yakni bahwa pada dinihari Minggu, yaitu hari ketiga mulai dari hari penguburannya, mereka mendapati makamnya kosong tanpa ada yang memindahkan jenazahnya.

Ia sudah bangkit!

Para pengikut Yesus percaya bahwa Allah tidak membiarkan Yesus tetap berada di antara orang mati.

Dia dibangkitkan! Yesus menerima hidup baru dari Allah Bapanya sendiri. Hidup baru ini kini dapat dibagikannya kepada siapa saja. Inilah kenyataan Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Yesus dan dipersaksikannya dengan salib, kematian, serta kebangkitannya. Yang percaya juga boleh berharap ikut serta dengan dia yang bangkit itu. Inilah harapan yang tak bisa terkubur.

Kisah Sengsara dalam Injil bukanlah laporan pandangan mata, melainkan sebuah narasi kesaksian orang-orang yang paham serta percaya bahwa sengsara dan kematian Yesus terjadi dalam rangka pengabdiannya untuk membangun kembali hubungan baik antara manusia dan Allah. Kisah sengsaranya memperlihatkan betapa merosotnya kemanusiaan yang menolak kehadiran Yang Ilahi. Ditegaskan dalam kesaksian ini bahwa orang yang pasrah menerima kehadiran Allah akan menerima kehidupan sejati - seperti Yesus yang kemudian dibangkitkan dari kematiannya. Kisah tragis manusia tak berdosa itu dipersaksikan bagi orang banyak bukan untuk memicu rasa terharu, melainkan untuk membuat kita makin menyadari sampai di mana kekuatan-kekuatan jahat dapat memerosotkan kemanusiaan. Juga untuk mempersaksikan bahwa Yang Ilahi tidak bakal kalah atau meninggalkan manusia sendirian. Inilah kabar baik bagi semua orang.

Kisah sengsara menurut Markus ialah bagian paling awal dari Injil dan baru mulai disusunnya pada awal tahun 70-an, jadi empat dekade sesudah Yesus wafat, dan di Roma, dan bukan di negeri tempat Yesus pernah hidup. Baru setelah itu disertakannya pula kisah-kisah mengenai tindakan dan pengajarannya di sepanjang perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem tempat ia menderita sengsara. Sepuluh tahun kemudian Matius menyusun kembali tulisan Markus menjadi beberapa kumpulan pokok pembicaraan dan tindakan Yesus. Matius juga menyisipkan bahan-bahan mengenai perkataan Yesus yang sudah beredar waktu itu dan menyertakan bahan khas dari Matius sendiri, antara lain kisah kelahiran Yesus. Sementara itu, Lukas juga mengolah kembali Markus sambil menambahkan bahannya sendiri, seperti misalnya kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus. Lukas juga menyertakan bahan dari kumpulan kata-kata Yesus yang juga dipakai Matius. Baru pada tahun 90-an Yohanes menyelesaikan Injilnya. Ia tidak memakai Markus sebagai dasar seperti Matius dan Lukas. Ia menulis atas dasar gerak pengalaman batin orang percaya akan Yesus sang Sabda yang menerangi jagat.

DARI BACAAN KEDUA: MADAH TENTANG KRISTUS (Fil 2:6-11)

Bacaan ini sebaiknya didengarkan sebagai madah pujian bagi Kristus, yang meskipun sejatinya dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan dirinya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati... Begitulah ayat 6-8.

Dalam mendalami bacaan ini sebaiknya dimengerti bahwa ungkapan mengenai "pengosongan diri", "merendahkan diri" bukan dimaksud sebagai anjuran bagi pengikut Kristus untuk menirunya. Tujuan bacaan ini ialah untuk membuat pendengar m mengerti dan menghargai betapa besarnya pengorbanan yang telah dijalani Kristus demi membuat diri sama seperti manusia. Dengan demikian orang akan makin dekat padanya. Ini semua membuat Allah meninggikannya dan mengaruniakan padanya nama luhur yang diakui kebesarannya semua ciptaan. Inilah yang ditegaskan dalam ayat 9-10. Mengakui kebesaran ilahi yang bersedia mendekat ke kemanusiaan, itulah inti iman para pengikut Kristus. Pengakuan ini jugalah yang membuat manusia dekat kembali dengan Allah.

Dalam arah itu maka kemanusiaan bisa menjadi sungguh sama dengan yang diinginkan Pencipta, yakni menjadi "rupa" dan "kesamaan" dari Allah sendiri seperti terungkap dalam Kej 1:27. Gagasan inilah yang mendasari madah tentang Kristus dalam bacaan kali ini. Kristus digambarkan sebagai manusia seperti dikehendaki Pencipta sendiri, yakni menjadi serupa dan memiliki kesamaan tetapi toh tidak bermaksud menyamaiNya, bahkan merendah dan menjadi hamba, maksudnya, bersedia menjalankan keinginan tuannya. Dan hamba yang seperti ini akan diberi kehormatan besar oleh tuannya di rumahnya.


Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy