Tampilkan postingan dengan label warta bagi zaman ini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label warta bagi zaman ini. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Maret 2009: Hari Minggu Prapaskah V

Minggu, 29 Maret 2009
Hari Minggu Prapaskah V


Doa Renungan
Allah yang setia, Engkau mengajarkan kepada kami bagaimana mencintai dengan hati tulus, tak mengenal putus asa dan selalu sedia mengampuni dengan murah hati. Semoga berkat bantuan dan jalan terang yang Kautunjukkan, pasangan suami isteri yang telah berjanji di depan altar-Mu untuk setia dalam suka dan derita, mampu mewujudkan kesetiaan dan cinta mereka, dan semakin mampu mengampuni. Dengan demikian hidup perkawinan yang Kau berkati, menjadi sakramen cinta bagi masyarakat. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (31:31-34)

"Aku akan mengikat perjanjian baru dan takkan lagi mengingat dosa mereka."


31 Beginilah firman Tuhan, "Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, 32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 34 Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 811
Reff. Karna belas kasih-Mu sayangi hamba-Mu. Semoga Dikau rela bersihkan jiwaku.

1.Aku hamba durhaka dalam kecemasan. Mohon belas kasih-mu, di takhta-Mu Tuhan. Karna kemurahan-Mu, bersihkan jiwaku. Semoga Kau leburkan segala dosaku.
2.Hatiku merasa malu datang kepada-Mu. Karna ingat selalu noda hatiku. Dengan rendah di hati mohon kepada-Mu. Semoga Kau ampuni segala dosaku.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)

"Kristus telah belajar menjadi taat, dan menjadi pokok keselamatan yang abadi."

7 Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Barang siapa melayani Aku hendaklah mengikuti Aku, sabda Tuhan. Dimana Aku berada disitupun hamba-Ku hendaknya berada.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:20-33)

"Jikalau biji gandum jatuh ke dalam tanah dan mati, ia akan menghasilkan banyak buah."

20 Di antara orang-orang yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah terdapat beberapa orang Yunani. 21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." 22 Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. 27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. 28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!"29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." 30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; 32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." 33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



"PAK, KAMI INGIN MENEMUI YESUS!"

Rekan-rekan yang budiman!

Menjelang hari Paskah waktu itu banyak orang datang ke Yerusalem dengan tujuan mengikuti ibadah di Bait Allah. Juga orang-orang yang bukan Yahudi. Di antara mereka ada orang-orang Yunani yang mengikuti kepercayaan Yahudi. Di Kota Suci ini mereka mendengar berita mengenai Yesus dan pengajarannya. Boleh jadi mereka juga tahu tentang tindakan simbolik Yesus membersihkan tempat ibadat. Karena itulah mereka ingin menemuinya. Dan mereka minta Filipus untuk memperkenalkan mereka kepada Yesus. Filipus memberi tahu Andreas dan kedua-duanya menyampaikannya kepada Yesus. Jawaban Yesus berisi hal-hal yang paling dalam mengenai dirinya. Bagaimana penjelasan peristiwa yang diteruskan kepada kita dalam Yoh 12:20-33 ini?

ORANG YUNANI

Yang dimaksud dengan orang-orang Yunani dalam Injil Yohanes ialah mereka yang secara etnik bukan Yahudi. Mereka dari macam-macam bangsa tapi latar pendidikan mereka itu Yunani, yakni kebudayaan transnasional waktu itu. (Ada pula orang Yahudi yang berbahasa Yunani - misalnya yang disebut dalam Kis 6:1 - tapi bukan merekalah yang dibicarakan di sini.) Dari antara orang-orang Yunani itu ada yang mengikuti ibadat Yahudi. Nanti juga ada yang menjadi pengikut Yesus. Mereka yang tertarik ikut hidup dalam komunitas kristiani awal itu menghadapi persoalan mengenai siapa sebenarnya Yesus, mengapa ia disalib, dan bagaimana peristiwa penyaliban itu menjadi penyelamatan bagi semua orang. Inilah keadaan yang melatari peristiwa yang disampaikan dalam bacaan hari ini.

Penderitaan dan kematian Yesus di salib menjadi tanda tanya besar bagi pengikut-pengikutnya. Paulus merumuskan dalam 1Kor 1:23-24 "....kami memberitakan Kristus yang disalibkan: Untuk orang Yahudi batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi kebodohan, tapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah". Dalam Injil Yohanes, persoalan yang dihadapi orang Yahudi tercermin dalam percakapan dengan Nikodemus, sedangkan yang dihadapi orang-orang Yunani muncul dalam bacaan hari ini.

Baik diingat, tindakan simbolik Yesus membersihkan Bait Allah berakhir dengan pernyataan bahwa Bait Allah yang sebenarnya ialah Bait yang akan dibangunnya kembali tiga hari setelah diruntuhkan, yakni dirinya sendiri (Yoh 2:19). Dan Bait yang baru ini tidak lagi terikat pada batasan-batasan ke-Yahudi-an. Tembok pemisah juga akan terbongkar dan Bait yang baru ini Bait yang hidup. Bahkan dalam laporan Injil Markus mengenai peristiwa itu, didapati pernyataan Yesus yang mengutip Yes 56:7 "Bukankah ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?..." Termasuk mereka inilah orang-orang Yunani tadi.

Orang-orang Yunani itu menghubungi Filipus yang kemudian menyampaikan keinginan mereka bertemu Yesus kepada Andreas. Kiranya Filipus dan Andreas berperan sebagai humas. Amat boleh jadi mereka juga orang-orang yang berpendidikan modern dan luas kontaknya. Mereka memiliki keterampilan bergaul. Kedua murid ini juga disebut dalam kisah pemberian makan orang banyak dalam Yoh 6:1-15. Di situ mereka diminta oleh Yesus mengurus orang yang mengikutinya. Dalam petikan kali ini mereka melantarkan keinginan orang-orang Yunani tadi kepada Yesus.

INGIN MENEMUI YESUS

Filipus dan Andreas melantarkan keinginan orang-orang Yunani kepada Yesus sendiri. Yohanes tidak menyebutkan alasannya. Langsung disampaikan serangkai penegasan dari Yesus (ay. 23-30). Ini cara Yohanes mengajak pembaca ikut memasuki peristiwa yang ditampilkannya, seperti pernah kita dapati dalam pertemuan antara Yesus dan Nikodemus. Kali ini pembaca juga diajak menjadi orang yang ingin menemui Yesus dengan macam-macam pertanyaan. Tetapi tidak semua rasa ingin tahu yang bermunculan dalam benak kita ada arahnya yang jelas. Hanya ada sebagian yang benar-benar membawa kita maju. Apa kiranya pertanyaan-pertanyaan itu? Dari jawaban Yesus yang panjang itu dapat disimpulkan beberapa pokok berikut ini.

Saatnya sudah tiba, dia yang diikuti orang banyak itu mengalami penderitaan dan mati disalib. Dari penegasan lain diketahui bahwa saat itu ditentukan oleh Bapanya sendiri, bukan pihak lain, bukan pula oleh Yesus sendiri. Orang diajak menyelami ketaatan Yesus serta kepasrahannya kepada Bapanya meskipun jalan yang akan dititi masih gelap. Justru kesediaannya inilah yang membuat Bapanya berkenan memberinya kebesaran. Penyerahan inilah yang memungkinkan kehidupan baru. Dipakai perumpamaan biji yang jatuh ke tanah dan "mati", tapi sebenarnya justru tumbuh menghasilkan buah banyak. Ia menjalaninya sampai memperoleh hidup kekal bagi semua orang.

Tentunya orang akan bertanya-tanya, apa kita mesti seperti dia? Sering orang terlalu antusias ke sana. Sebenarnya tidak diajarkan agar orang meniru Yesus dan tidak seorang pun diminta ke sana. Yang diminta ialah mengikutinya. Maksudnya, ikut mengusahakan agar ia dapat menjalankan perutusannya, mengawaninya, juga dalam saat-saat gelap, tidak membiarkannya sendirian. Tidak perlu ditafsirkan sebagai ikut menjalani penderitaan. Kalau cuma ikut meneguhkan penderitaan belaka kita malah akan memberatkannya. Bersimpati, solider dengan orang yang menderita berarti juga menyertainya dengan wajah segar. Bukan dengan muka muram. Ini cara meringankan bebannya.

KESAKSIANDARI ATAS - GUNTUR - MALAIKAT

Disebutkan ada "suara dari surga", tapi orang-orang mengira "guntur" atau "malaikat" yang berbicara kepada Yesus. Bagaimana penjelasannya? Ketiga hal ini sebenarnya cara orang memahami wahyu ilahi. Yang pertama, "suara dari surga" itu jelas cara sang Penginjil memahami secara batin pernyataan dari atas sana. Pengalaman ini disampaikan kepada pembaca. Kini pembaca tahu apa yang sedang terjadi. Cara ini juga dipakai dalam Injil Sinoptik (Markus, Matius, Lukas) dalam kisah pembaptisan Yesus dan penampakan kemuliaannya di gunung. Yang kedua dan ketiga, "Sebagai guntur" dan "malaikat yang berbicara", adalah cara pemahaman orang banyak. Dirasakan ada sesuatu yang hebat, yang mencekam, yang dari atas sana, tetapi isinya tak segera disadari. Butuh penjelasan dari yang dari atas sana juga, yakni "malaikat". Motif seperti ini kerap muncul dalam tulisan-tulisan apokaliptik. Orang mendapat penglihatan atau pengalaman hebat, tetapi butuh pertolongan dari malaikat untuk memahaminya. Orang banyak mengira Yesus juga mengalami guntur dan memahami artinya dari penjelasan malaikat. Tetapi pembaca tahu bahwa sebenarnya Yesus mengalaminya dengan cara yang berbeda. Yesus langsung menangkap maksud Bapanya dan dapat menjelaskannya kepada siapa saja. Ada kebijaksanaan padanya untuk memahami keilahian. Oleh karenanya, ia dapat membawakannya kepada orang banyak.

Kita juga akan bertanya-tanya apa artinya perkataan dari langit "Aku sudah memuliakan dan akan memuliakannya lagi!" Yesus sendiri menjelaskannya. Dalam ay. 30 dikatakannya bahwa perkataan itu bukan demi dia, melainkan demi orang banyak sehingga mereka mengerti bahwa dunia telah mendapatkan penghakiman. Yang menguasai dunia ini akan dicampakkan keluar ketika Yesus ditinggikan dari bumi, maksudnya, nanti ketika ia disalib, wafat dan dibangkitkan. Tak meleset bila "penguasa dunia" di situ kita mengerti sebagai kuasa kegelapan dan kematian yang menakutkan. Kuasa itu kini sudah dihakimi dan diputuskan tidak lagi mengurung dunia dan akan segera tersingkir oleh terang, yakni sang Sabda yang diperdengarkan kepada orang banyak dalam ujud diri Yesus.

BAGI KITA JUGA?

Orang-orang Yunani mendengar semua itu langsung dari Yesus. Mereka mencari kebijaksanaan, dan sang kebijaksanaan sendiri memperkenalkan diri kepada mereka. Orang-orang Yunani mewakili umat manusia yang bukan Yahudi, yang tidak termasuk mereka yang mendapat wahyu ilahi turun-temurun. Tetapi keinginan tahu mereka membawa mereka mendekat kepada dia. Kepada orang-orang inilah kebijaksanaan datang. Itulah wahyu bagi mereka. Juga bagi orang zaman ini.

Yang mendekat kepada Yesus boleh berharap mendengar lebih tentangnya dari pada yang hingga kini terpikirkan. Perkenalan diri Yesus mencakup hal-hal baru tentang yang perkara-perkara yang sudah mulai dipercaya. Itulah dinamika iman kepercayaan. Sudah beribu kali didengar tentang salib, wafat, dan kebangkitan Yesus - tapi tetap akan didapati yang baru. Syaratnya, orang berani berkata, seperti orang-orang Yunani tadi: Pak,/Mas,/Bang,/Mo, kami ingin menemui Yesus - dia yang sudah Anda kenal dari dekat itu!

Kata-kata tadi diucapkan kepada Filipus dan diteruskan kepada Andreas. Bagaimana bila keinginan seperti itu disampaikan kepada kita, para humas sang Sabda pada zaman ini? Filipus dan Andreas dulu diminta Yesus membagikan makanan bagi orang banyak yang berbondong-bondong mengikutinya (Yoh 6:1-15). Perkenalan diri Yesus juga akan semakin berlimpah buahnya bila semakin dibagikan kepada orang banyak.

DARI BACAAN KEDUA: KE MANA ARAH PENDERITAAAN? (Ibr 5:7-9)

Dalam petikan surat kepada orang Ibrani 5:7-9 Yesus digambarkan sebagai tokoh besar yang dapat merasakan beratnya penderitaan manusia - ia sendiri mengalaminya dan "dengan ratap tangis dan air mata" ia memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa agar diselamatkan olehNya. (Namun pusat perhatian bukan penderitaan sebagai penderitaan melainkan sebagai kenyataan dalam hidup manusiawi. Ada kaitannya dengan yang terungkap dalam Yoh 12:27.) Tokoh seperti inilah yang membuat banyak orang merasa tertarik. Dia yang kini dipercaya sebagai yang paling dekat dengan Allah sendiri - sang Anak - ialah juga dia yang bersedia serta mampu ikut memikul penderitaan manusia. Dia tampil sebagai bagian yang ilahi tapi sekaligus amat manusiawi. Sampai ke sana, itulah kebesarannya. Namun seperti ditegaskan dalam Ibr 5:7-8, ia sampai ke sana dengan "belajar taat". Belajar artinya mengalami setapak demi setapak kenyataan dan mengenalinya. Taat, dalam peristilahan kerohanian Alkitab, ialah mendengarkan gerak gerik Yang Ilahi dan mengikutinya. Inilah jalan yang membawanya sampai ke "kesempurnaan" yang dapat ikut dibagikan kepada umat manusia. Pengertian ini ditegaskan dalam ayat 9.

Apa wartanya bagi orang sekarang? Boleh dikata, mencari jalan keluar dari kesukaran hidup dan penderitaan adalah upaya paling biasa dan paling dasar. Bila kenyataan ini dianggap tak berarti maka kesukaran akan tetap menyakitkan melulu. Tetapi bila dipandang sebagai jalan mendekat ke Yang Maha Kuasa maka lambat laun akan muncul artinya. Sudah ada yang mendapatkan arti bagi penderitaan, yakni Yesus sendiri. Inilah yang ditunjukkan dalam petikan surat kepada orang Ibrani kali ini.

Salam hangat,
Agustinus Gianto,SJ

Minggu, 10 Januari 2009


Minggu, 11 Januari 2009
Pesta Pembaptisan Tuhan


Doa Renungan
Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau telah memaklumkan Yesus Kristus sebagai Putera-Mu, ketika sesudah pembaptisan-Nya di sungai Yordan. Ia keluar dari air, dengan disaksikan oleh Roh Kudus yang turun pada-Nya seperti burung merpati. Kami pun telah Kau angkat menjadi putera dan puteri-Mu, ketika kami dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus. Kami mohon, semoga kami tetap setia dan hidup pantas sebagai anak-anak-Mu. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (55:1-11)




"Marilah dan minumlah! Dengarkanlah Aku, maka kamu akan hidup!"

1 Beginilah firman Tuhan, "Hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! 2 Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. 3 Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. 4 Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; 5 sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau. 6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! 7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. 9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. 10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, 11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; Baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakuasa, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu."

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:1-9)



"Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air, dan darah."
1 Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. 2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. 3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, 4 sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. 5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? 6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. 7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. 8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. 9 Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961

Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa: "Inilah Anak yang Kukasihi; dengarkanlah Dia"

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:7-11)




"Engkaulah Anak yang Kukasihi. Kepada-Mulah Aku berkenan."

7 Tatkala banyak orang minta dibaptis, Yohanes memberitakan kepada mereka, "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. 8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." 9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. 10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. 11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan


Rekan-rekan yang baik!

Dikisahkan dalam Injil Markus 1:7-11 peristiwa Yesus menerima baptisan. Peristiwa ini juga dikisahkan oleh Matius (Mat 3:13-17) dan Lukas (Luk 3:21-22) dengan penekanan yang berbeda-beda. Secara tak langsung juga Injil Yohanes (Yoh 1:32-34) merujuk pada peristiwa itu. Seperti orang banyak, Yesus datang mengikuti seruan Yohanes Pembaptis untuk dibaptis sebagai tanda bertobat, sebagai tanda menyatakan diri mau menjauhi hal-hal yang bisa menghalangi kehadiran Yang Ilahi sendiri. Dalam baptisan itu terjadi sesuatu yang khas pada Yesus. Inilah yang disampaikan Injil. Khusus bagi perayaan tahun ini, baiklah Injil Markus dibaca dengan latar kedua bacaan yang mendahuluinya, yakni Yes 55:1-11 dan pada akhir tulisan ini juga dengan bacaan kedua (1Yoh 5:1-9).

PENYEGARAN BATIN

Dari bacaan pertama (Yes 55:1-11) kita dengar mengenai Tuhan yang memperhatikan umatNya yang kehausan di tengah jalan. Air, penyangga hidup, diberikan dengan cuma-cuma, gratis, sebagai rahmat supaya mereka dapat pulang dari pembuangan. Pemberian sederhana ini baru permulaan. Kebaikan lain dijanjikan: makanan, tempat tinggal, kebutuhan hidup, dan baru setelah itu hal-hal yang menyangkut hidup rohani: kehidupan agama ("Perjanjian"), pertobatan , kemampuan mendengar sabda ilahi.

Air yang dipakai dalam baptisan di Yordan mengingatkan betapa dekatnya Tuhan kepada umat yang mau datang kembali kepadaNya. Pembaptisan yang dijalankan Yohanes menjadi ungkapan manusia mau mendekat kembali kepadaNya. Namun demikian, disadari pula betapa kehidupan umat mudah mengering. Hukum-hukum agama dapat mengurangi kemerdekaan dan menjadi beban. Kehidupan batin bisa jadi layu. Air tidak bakal cukup menghidupkan kembali batin yang telah kering. Butuh kekuatan dari atas sendiri. Butuh Roh yang bergerak di atas air seperti dalam penciptaan. Kita ingat, pada saat itulah Tuhan bersabda memfirmankan kehidupan. Itulah yang disadari Yohanes Pembaptis.

Yohanes Pembaptis bukan sebarang tokoh. Dalam ingatan orang, dia itu orang suci yang mempesona. Orang-orang datang kepadanya meminta nasihat, mencari kejernihan batin di tempat ia tinggal, yaitu di padang gurun yang kersang. Di situ ia mencurahkan air pertobatan dalam kehidupan yang mulai mengering. Mereka datang kepadanya minta dibaptis (ay. 4-5) agar siap mendapat pengampunan dosa. Dalam gambaran orang, Yohanes itu seorang nabi (ay. 6) dan utusan Tuhan yang datang "mendahului" dan "mempersiapkan jalan" bagiNya (ay. 2b; hasil paduan Kel 23:20 dan Mal 3:1). Dia adalah orang yang berseru-seru di padang gurun, tempat kersang, meminta agar dipersiapkan jalan bagi Tuhan yang mendatangi umatNya.

Tetapi tokoh yang sedemikian besar ini mengaku, dirinya hanya pewarta kedatangan dia yang lebih berkuasa (ay. 7). Orang tentu bertanya-tanya, siapakah dia itu. Yohanes malah menambahkan, bahwa membungkuk untuk melepaskan tali sandal orang yang sedang diwartakannya itu saja ia merasa kurang pantas. Siapa gerangan dia itu? Membungkuk melepaskan tali sepatu bukan hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi. Ada pula arti yuridisnya. Dalam Rut 4:7 dijelaskan kebiasaan di masa lampau, "...di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sebuah perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mengesahkan perkara di negeri itu." (Transaksi yang disahkan ialah pengalihan hak membeli tanah milik keluarga Naomi dari sanak lelaki terdekat kepada Boas, yang kemudian mengurus kedua perempuan itu.) Dengan latar belakang kebiasaan tadi, maka jelas kata-kata Yohanes Pembaptis bukan sekedar basa-basi melainkan pengakuan bahwa dirinya tidak layak mengambil alih yang jadi hak Yesus, yaitu membawakan baptisan dalam Roh Kudus serta mendekatkan kembali keilahian kepada manusia secara penuh. Yohanes berkata (Mrk 1:8) bahwa yang dijalankannya ialah membaptis dengan air. Itu dilakukannya untuk menyadarkan orang. Tetapi untuk sungguh dapat membawakan yang di atas sana kepada manusia? Ah itu hak dia yang lebih berkuasa yang bakal datang, yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

IKUT DIBAPTIS

Seperti dicatat Markus, tampillah tokoh yang diwartakan Yohanes. Anehnya, ia tidak seperti yang barusan dikatakan Yohanes, yakni membaptis orang dengan Roh Kudus, tapi malah minta dibaptis oleh Yohanes! Dan segera sesudah ia dibaptis, Yesus dikatakan melihat langit terbelah, Roh Kudus turun, dan terdengar suara yang mengatakan kepadanya bahwa ia Putra terkasih yang mendapat perkenan dari atas. Bila dibaca dalam konteks peristiwa pembaptisan orang banyak oleh Yohanes, peristiwa pembaptisan Yesus ini memperlihatkan datangnya kekuatan-kekuatan ilahi bersama sang Putra terkasih untuk menyertai perjalanan umat yang telah menyatakan kesediaan untuk berganti haluan tadi. Yesus ini orang yang sedemikian dekat dengan kehadiran ilahi sendiri sehingga menurut kata-kata Markus, "Ia melihat" langit terbuka dan Roh Allah turun kepadanya seperti burung merpati, artinya, kekuatan surga yang dahsyat itu kini tampil dalam ujud yang lembut. Dalam menceritakan peristiwa yang sama, Lukas menambahkan bahwa Yesus "sedang berdoa ...." Baik Markus maupun Lukas, kedua-duanya menekankan pengalaman batin Yesus disapa sebagai anak terkasih oleh Dia yang di langit yang kini tidak lagi tertutup. Ditekankan pula bahwa pengalaman itu dimungkinkan oleh Roh Kudus yang disebut turun ke atas Yesus. Pengalaman batin ini kemudian menjadi kekuatannya.

Peristiwa langit terbelah dan pernyataan dari langit itu juga boleh kita pahami sebagai Tuhan yang menerima baik persembahan, hadiah, kado dari manusia. Nanti ungkapan yang sama juga akan diperdengarkan ketika Yesus menampakkan kemuliaannya di gunung. Di situ Tuhan mengatakan DiriNya berkenan kepada Yesus. Kemudian pada saat-saat terakhir di salib ketika Yesus menyuarakan "sudah terlaksana" (Yoh 19:30, bdk. Mrk 15:37// Mat 27:50//Luk 23,46) dan menyerahkan nyawanya, Tuhan kembali menerobos ke dunia manusia (Tirai Bait terbelah Mrk 15:38//Mat 27:51// Luk 23:45) dan memungutnya sebagai bingkisan yang berkenan kepadanya. Bingkisan ini merujukkan kembali kemanusiaan yang seburuk apapun dengan Tuhan yang Maha Besar itu.

WARTA BAGI ZAMAN INI

Yesus datang seperti orang banyak untuk menerima baptisan tobat. Bukan hanya kesediaannya memberi ruang gerak bagi Roh Allah yang menjadi nyata, melainkan juga kehadiran kekuatan ilahi sendiri. Kemauannya berbagi kehidupan dengan orang banyak, kesediaannya ikut merasakan kegelisahan dan kerisauan orang banyak dalam menantikan kedatangan yang dijanjikan, itulah yang membuatnya dipenuhi Roh, yang menjadikannya orang yang amat dekat dengan Yang Ilahi sendiri dan diserahi tugas menghadirkanNya kepada siapa saja. Keterbukaannya untuk berbagi keprihatinan dengan orang banyak menjadi jalan bagi Yang Ilahi untuk hadir di tengah-tengah manusia. Yang Maha Kuasa tidak meninggalkan kemanusiaan yang gelisah, yang menderita, yang mengalami kesusahan. Sekarang ini juga Yang Ilahi masih bisa hadir menghibur dan menolong yang menderita lewat kesediaan orang-orang yang mempedulikan keadaan mereka.

Apa yang dapat dipetik dari Injil bagi kita zaman ini? Komunitas orang beriman, Gereja dalam arti sekongkrit-kongkritnya, diajak untuk mengikuti jejak Yesus. Memberi ruang gerak bagi Allah sehingga ia dapat bertindak di dunia ini. Agar langit tidak lagi tertutup dan jagat mengering. Komunitas orang beriman ialah orang-orang yang ikut menyaksikan dan mengalami terbukanya langit, mencurahkan kekuatan yang menghidupkan, kekuatan yang tampak lembut tetapi besar dayanya. Hampir semua dari kita di sini bersiap-siap masuk menjadi pekerja di kebun anggur Tuhan di negeri kita nanti. Seperti Yesus yang waktu itu juga bersiap menjalankan pelayanannya di masyarakat. Kita dapat banyak belajar dari dia yang mendapat perkenan dari langit, dari dia yang kehidupannya bisa membuat langit terbuka. Itu juga panggilan kita, bersamanya.

DARI BACAAN KEDUA (1Yoh 5:1-9)

Ditekankan dalam bacaan kedua perihal "mengalahkan dunia" dengan percaya bahwa Yesus ialah "Anak Allah". Gagasan-gagasan ini jelas bagi penerima surat itu, tetapi belum tentu demikian bagi kita. Penulis surat itu dari kalangan yang sama dengan komunitas yang melahirkan Injil Yohanes dan kerap memakai gagasan-gagasan dalam Injil itu. Begitulah "dunia" ditayangkan sebagai keadaan yang berjauhan dengan Yang Ilahi, bahkan memusuhinya. Wahana seperti ini digambarkan sebagai tempat gelap. Di situ kehidupan tidak berkembang. Wilayah itu wilayah maut. Manusia lahir ke "dunia" seperti itu. Maka kehidupannya pada dasarnya menjauhi keilahian. Tak ada kemungkinan mendekat ke terang ilahi karena manusia sejak lahir terkurung dan terjurus ke yang gelap. Begitulah andaiannya. Keadaan baru berubah bila terang sendiri mendatangi "dunia" yang seperti itu. Dan sang terang memang telah datang. Ia berasal dari Allah, yakni Sang Terang sendiri. Karena itu bisa dikatakan dia "lahir" dari Allah, dan dengan demikian ia itu "Anaknya Allah". Inilah kerangka pemikiran dan peristilahan yang mendasari bacaan kedua. Pada generasi awal-awal para pengikut Yesus, gagasan seperti itu menjadi semakin mantap dan dipakai dalam pelbagai bentuk pewartaan yang akhirnya tertulis dalam bentuk Injil-Injil. Begitulah Yesus dipercaya sebagai manusia yang memang sedemikian dekat dengan keilahian sehingga bisa membawakan terangNya ke dunia yang dikuasai kegelapan. Ia datang sebagai Anak Allah dalam arti yang dijelaskan di muka. Orang-orang yang mendekat padanya akan mulai terbebas dari kegelapan dunia. Dan ini terjadi dengan mempercayainya dan berani mengikutinya.

Ada satu hal lagi. Kalangan pembaca waktu itu tetap merasa butuh bahwa benarlah Yesus itu sedemikian dekat pada keilahian dan bisa membawakan terangNya dan memang bisa diakui sebagai Anak Allah. Diperlukan pernyataan yang tepercaya. Manusia bisa mempersaksikan hal itu dengan pelbagai penjelasan dan teologi. Tetapi kesaksian dari Yang Ilahi sendiri lebih kuat. Inilah yang ditegaskan dalam 1Yoh 5:9. Untuk mengalami benarnya pernyataan itu orang memang diajak untuk percaya bahwa Yang Ilahi memang bersedia datang dan sudah ada di dekat. Hanya butuh didengar, dipandangi, dirasa-rasakan - dan inilah kehidupan iman yang diajarkan dalam komunitas khusus yang mengasalkan Injil dan surat-surat Yohanes. Dengan belajar mendengar, memandangi, merasakah kehadiran ilahi, maka manusia bisa setapak demi setapak melepaskan diri dari dunia yang gelap dan jauh dari keilahian tadi sambil mengenali terangNya. Orang akan memperoleh kepekaan batin.

Salam hangat,

A. Gianto

mirifica.net



Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy