| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 22 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XII

Selasa, 22 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XII
St. Paulinus dr Nola; St. Thomas Moore; Sta. Yulia Billiart; St. Albanus; St. Yohanes Fischer

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Mat 7:12)

Doa Renungan

Ya Yesus, mengikuti-Mu bukanlah suatu tugas yang mudah bagi kami, karena banyaknya cobaan dan godaan yang kami alami menarik kami semakin jauh dari pada-Mu. Ajarilah kami hari ini melakukan perbuatan baik yang menyenangkan hati-Mu dengan menolong banyak orang. Semoga kami Kaukuatkan agar mampu bertahan dalam pelbagai godaan. Doa ini kami unjukkan dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (19:9b-11.14-21.31-35a.36)

"Aku akan membela dan menyelamatkan kota ini demi Aku dan demi Daud."

Pada waktu kota Ye dikepung, Sanherib, Raja Asyur, mengirim utusan kepada Hizkia, raja Yehuda. Ia berpesan, "Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia, raja Yehuda: Janganlah Allahmu yang kaupercayai itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan: Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur. Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan? Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya TUHAN, dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. Ya TUHAN, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa dan negeri-negeri mereka dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya TUHAN." Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Apa yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar. Inilah firman yang telah diucapkan TUHAN mengenai dia: Anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina engkau, telah mengolok-olokkan engkau; dan puteri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di belakangmu. Sebab dari Yerusalem akan keluar orang-orang yang tertinggal dan dari gunung Sion orang-orang yang terluput; giat cemburu TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai raja Asyur: Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN. Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku." Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah menegakkan kotanya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.10-11)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-puri-Nya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:6.12-14)

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, “Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing, dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya, lalu babi itu berbalik mengoyak kamu. Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu. Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kehidupan bersama membutuhkan toleransi dan solidaritas sampai kepada keberpihakan dalam melayani sesama yang menderita dan berkekurangan. Itulah prinsip dari kekristenan hidup manusia. Sebagai pengikut Kristus, kita tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri. Karena iman kita menuntut kesaksian hidup dalam perbuatan yang nyata. Tuhan Yesus hari ini mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam perbuatan untuk diri sendiri dan orang lain.

Seperti yang Dia katakan: segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah demikian juga kepada mereka. Yesus mengharapkan ukuran perlakuan terhadap sesama memiliki parameter yang sama dengan dan untuk diri sendiri.

Kita kadang sering melakukan perbuatan kepada orang lain tidak sesuai dengan ukuran untuk diri sendiri. Bila ditimbang lebih banyak untuk kepentingan diri dari pada mementingkan orang lain. Yesus mengingatkan kita untuk seimbang dalam perlakuan terhadap sesama.

Tuhan, semoga aku memiliki hati yang adil agar aku menampakkan kasih Allah kepada sesamaku. Semoga aku tidak memikirkan diri sendiri melainkan sesamaku yang membutuhkan pertolongan dariku. Amin.

R.D Gusti Bagus Kusumawanta - Renungan Harian Mutiara Iman


Bagikan

Senin, 21 Juni 2010 Pw. St. Aloysius Gonzaga

Senin, 21 Juni 2010
Pw. St. Aloysius Gonzaga

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." (Mat 7:1)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, dalam hidup kami cenderung menghakimi orang lain. Hari ini Engkau menyadarkan kami bahwa lebih baik mengritik perbuatan dan sikap diri sambil berbenah diri daripada menghakimi orang lain. Tuntunlah kami hari ini agar mampu membenahi diri terus menerus menuju kesempurnaan anak-anak Allah layaknya Santo Aloysius Gonzaga. Demi Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Raja Asyur menguasai negeri Israel dan membawa mereka ke tempat pembuangan. Semua itu terjadi karena bangsa itu telah berdosa dengan tidak lagi setia kepada Tuhan. Melalui para nabi-Nya Tuhan berusaha memperingatkan mereka agar berbalik kepada Tuhan. Namun acapkali ketegaran hati dan kesombongan mendorong mereka bertahan dalam jurang kesengsaraan daripada jalan lempang yang disediakan Allah. Bagaimana dengan kita?

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (17:5-8.13-15a.18)

"Tuhan menjauhkan Israel dari hadapan-Nya, dan tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja."

Pada waktu itu setelah memenjarakan Raja Hosea, Salmaneser, raja Asyur, menjelajah seluruh negeri Israel. Ia menyerang Samaria dan mengepungnya tiga tahun lamanya. Dalam tahun kesembilan zaman Hosea maka raja Asyur merebut Samaria. Ia mengangkut orang-orang Israel ke Asyur ke dalam pembuangan dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel. TUHAN telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: "Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi." Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada TUHAN, Allah mereka. Mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka. Sebab itu TUHAN sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja. --
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah kami dengan tangan kanan-Mu, ya Tuhan, dan jawablah kami.
Ayat. (Mzm 60:3.4-5.12-13)
1. Ya Allah, Engkau telah membuang kami, dan menembus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkanlah kami!
2. Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab kami telah goyah. Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan.
3. Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami? Bukankah Engkau tidak maju bersama bala tentara kami? Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sialah penyelamatan dari manusia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.

Orang yang terbebani balok dalam matanya sendiri akan mudah mengeluh terhadap teman-temannya, menyerang terhadap upaya bersama, pesimis dengan sahabat, dan menjadi takut dengan saingan yang tengah berkembang. Hanya bila kita berani menanggalkan topeng penutup kelemahan diri, penilaian yang imbang dan semangat bekerjasama dalam kebaikan itu menjadi mungkin dilakukan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:1-5)

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri."

1 Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Melihat kesalahan orang lain adalah tindakan yang paling mudah kita lakukan. Namun, melihat—apalagi mengakui—kesalahan diri sendiri, betapa sulitnya. Secara simbolis, tanpa kita sadari, hal ini sering kita lakukan ketika kita menuding orang lain bersalah! Tudingan itu kita lakukan dengan mengarahkan satu telunjuk kepada yang lain, tanpa kita sadari keempat jari lain ternyata mengarah kepada diri kita sendiri.

Yesus menegaskan realitas ini dengan mengatakan, ”Janganlah kamu menghakimi! Kamu melihat selumbar di mata saudaramu, tetapi balok di matamu sendiri tidak kamu lihat!” Itulah gambaran tegas dan jelas tentang kecenderungan orang untuk menghakimi sesama, tanpa pernah menyadari bahwa diri sendiri penuh dengan salah dan dosa.

Yesus mengajak kita membarui sikap, bukan dengan menyalahkan orang lain, tetapi menyadari bahwa diri sendiri pun penuh dengan kelemahan dan kesalahan. Karenanya, cara terbaik untuk membenahi keadaan yang buruk bukan dengan cara penghakiman, melainkan dengan cara mengubah diri sendiri dan yang lain pun diharapkan serentak mengalami perubahan. Pertobatan batin selalu dibutuhkan untuk dapat menghayati sabda ini dalam kehidupan kita.

Ya Yesus, ajarilah aku untuk berani menyadari kelemahanku dan dengan demikian aku tidak mudah menghakimi orang lain dan tetap menjunjung tinggi hidup bersama dalam semangat kasih dan pengampunan. Amin.


Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Bacaan Harian 21-27 Juni 2010

Bacaan Harian 21-27 Juni 2010

Senin, 21 Juni: Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan (P).
2 Raj 17:5-8.13-15a.18; Mzm 60:3-5.12-13; Mat 7:1-5.

Selasa, 22 Juni: Hari Biasa Pekan XII (H).
2Raj 19:9b-11.14-21.31-35a.36; Mzm 48:2-4.10-11; Mat 7:6.12-14.

Rabu, 23 Juni: Hari Biasa Pekan XII (H).
2Raj 22:8-13 – 23:1-3; Mzm 119:33-37.40; Mat 7:15-20.

Kamis, 24 Juni: Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis (P).
Yes 49:1-6; Mzm 139:1-3.13-15; Kis 13:22-26; Luk 1:57-66.80.

Jumat, 25 Juni: Hari Biasa Pekan XII (H).
2Raj 25:1-12; Mzm 137:1-6; Mat 8:1-4.

Sabtu, 26 Juni: Hari Biasa Pekan XII (H).
Rat 2:2.10-14.18-19; Mzm 74:1-7.20-21; Mat 8:5-17.

Minggu, 27 Juni: Hari Minggu Biasa XIII (H).
1Raj 19:16b.19-21; Mzm 16:1-2a.5.7-11; Gal 5:1.13-18; Luk 9:51-62.

Bagikan

Minggu, 20 Juni 2010 Hari Minggu Biasa XII

Minggu, 20 Juni 2010
Hari Minggu Biasa XII

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." (Luk 9:23-24)

Doa Renungan


Allah Bapa kami yang maha pengasih, Putera-Mu telah menderita dan melaksanakan kehendak-Mu dengan paripurna. Ia wafat demi kami dan memasuki kemuliaan. Berilah kami kekuatan mengikuti jejak-Nya melalui jalan yang telah dirintis-Nya, agar pada waktunya sampai ke rumah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Zakharia (12:10-11;13:1)

"Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam."

Beginilah firman Tuhan, "Aku akan mencurahkan roh kasih dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem. Lalu mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan meratapi dia seperti meratapi anak tunggal; mereka akan menangisi dia dengan pedih seperti menangisi anak sulung. Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido. Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (2/4; Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; R:2b)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari cari dan kudambakan Engkau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (3:26-29)

"Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus."

Saudara-saudara, kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Jadi kalau kamu milik Kristus, maka kamu juga keturunan Abraham, dan berhak menerima janji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-24)

"Engkau adalah Mesias dari Allah .. Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Sekali peristiwa, ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang dari nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Engkaulah Mesias dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Yesus lalu berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


PENEGASAN PETRUS

Rekan-rekan yang baik!
Kisah Petrus menegaskan Yesus itu Mesias tumbuh dari pendalaman iman di kalangan umat Gereja Perdana yang ingin makin menyadari siapakah Yesus itu. Kisah ini diikuti dengan pemberitahuan yang pertama akan penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus. Sejak awal Gereja Perdana menyadari bahwa dua hal itu tak bisa dipisahkan. Kesatuan ini tercermin jelas di dalam ketiga Injil Sinoptik. Pada hari Minggu Biasa XI tanggal 13 Juni 2010 ini dibacakan kesaksian yang disampaikan dalam Luk 9:18-24.

PENEGASAN PETRUS DAN PEMBERITAHUAN PENDERITAAN

Dapat dicatat beberapa pokok mengenai penegasan Petrus mengenai siapa Yesus itu seperti disampaikan dalam ketiga Injil Sinoptik.

1. Yesus yang mempesona dan diikuti banyak orang ini diakui dan diterima sebagai Mesias, yaitu dia yang terurapi yang dinanti-nantikan banyak orang. Dialah yang akan memberikan kebanggaan menjadi umat Allah seperti dulu kala. Dia-lah yang bakal memimpin orang banyak makin dekat pada Allah sendiri. Dalam kesadaran orang, Mesias ini ialah keturunan Daud yang akan mengawali zaman adil dan damai. Ada banyak miripnya dengan gagasan akan datangnya Ratu Adil. Tetapi apa gerakan tertentu. khususnya di Indonesia, bisa dianalisis sebagai gerakan messianisme adalah soal lain. Para ahli sejarah dan ilmu sosial dapat menerangkannya dengan lebih memuaskan. Dalam keagamaan Yahudi, gagasan Messias ini disatukan dengan pengertian "anak manusia", seperti terungkap dalam penglihatan Daniel (Dan 7:13). Orang-orang yang setia mengabdi Allah akan menjadi "anak manusia"dan dekat dengan Allah sendiri seperti dalam penglihatan tadi. Gereja Perdana percaya bahwa Yesus ialah tokoh ini.

2. Keyakinan bahwa Yesus itu Mesias menjadi pegangan bagi mereka yang ingin memperoleh kepastian bahwa Yesus itulah dia yang dijanjikan Allah dan ditunggu-tunggu kedatangannya oleh banyak orang. Memang ada orang yang berpendapat bahwa Yesus itu Yohanes Pembaptis yang hidup kembali, atau nabi Elia yang menurut cerita orang banyak diangkat ke surga dan akan datang kembali, atau seorang nabi besar lainnya yang datang mewartakan kehadiran Allah walaupun bukan sang Mesias sendiri.

3. Keyakinan tadi mau tak mau berhadapan dengan kenyataan bahwa Yesus akhirnya mengalami penderitaan, ditolak oleh para pemimpin masyarakat Yahudi yang sah ("tetua, imam kepala dan ahli Taurat" ialah tiga macam anggota di dalam Sanhedrin, badan resmi masyarakat Yahudi) sampai dibunuh. Kenyataan ini menjadi sandungan. Namun murid-murid Yesus telah mengalami kebangkitan Yesus pada hari ketiga. Dan pengalaman inilah yang membuat mereka percaya teguh bahwa Yesus itulah Mesias. Rumusan penegasan Petrus dalam Mrk 8:29 "Engkaulah Mesias" mengungkapkan pokok kepercayaan yang tumbuh dalam Gereja Perdana ini. Bukan tanpa arti bila dalam ketiga Injil Sinoptik pemberitahuan mengenai penderitaan, wafat dan kebangkitan yang pertama didahului dengan penegasan mengenai siapa sebenarnya Yesus itu.

4. Penegasan Petrus seperti disampaikan Markus dipertajam oleh Matius dan Lukas dengan cara masing-masing. Menurut Mat 16:16, Petrus berkata, "Engkaulah Mesias, anak Allah yang hidup!" (Mat 16:16). Bagian kedua pernyataan ini, yakni "anak Allah yang hidup" menekankan pilihan Allah kepada Yesus dan menggarisbawahi tugas khusus membuat semua bangsa makin menyadari kehadiran Allah. Matius juga bermaksud menjelaskan bahwa Mesias yang dinanti-nantikan ini bukan pemimpin politik atau penguasa yang bakal membangun kembali kejayaan Israel dengan kekuatan militer. Maklum di kalangan Yahudi harapan semacam ini memang ada.

5. Matius memikirkan kebutuhan umat yang berasal dari kalangan Yahudi. Guna meluruskan pandangan orang di kalangan itu ia menekankan segi bukan-politik dari kemessiasan Yesus. Persoalan ini tidak amat dialami dalam lingkungan Lukas yang bukan berasal dari kalangan Yahudi. Mereka lebih ingin memahami apakah kuasa dan tenaga Yesus itu memang berasal dari Allah sendiri. Begitulah ditandaskan dalam Luk 9:20 bahwa Mesias tadi "dari Allah". Maksudnya, Yesus datang dari Dia dan membuat Allah datang kepada manusia membebaskan mereka dari kuasa-kuasa jahat, dari penyakit, dari kekersangan batin. Inilah yang membuatnya betul-betul Mesias bagi semua orang, bukan saja bagi orang Yahudi.

YESUS YANG BERDOA SEORANG DIRI

Lukas memulai kisah hari ini dengan menyebutkan bahwa murid-murid datang kepadanya ketika Yesus sedang berdoa sendirian (Luk 9:18). Bahwasanya ia pendoa tentunya bukan hal yang baru. Malah tidak terpikir bahwa Yesus bukan orang yang sering berdoa. Namun bila hal yang biasa seperti ini ditonjolkan sebagai latar, tentunya ada maksud khusus.

Baik diingat bahwa Injil Lukas sering mengungkapkan bahwa Yesus sedang berdoa. Dapat dicatat di sini peristiwa-peristiwa berikut:

1. Ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Luk 3:21, lihat ulasan Minggu tgl. 10 Januari 2010, perayaan pembaptisan Tuhan). Yesus membiarkan diri dikuatkan oleh kehadiran ilahi.

2. Yesus berdoa semalam suntuk di sebuah bukit sebelum menetapkan ke-12 muridnya sebagai rasul (Luk 6:12). Pilihan yang penting ini terjadi dengan mengikutsertakan kekuatan ilahi.

3. Yesus berdoa sebelum menanyai murid-murid mengenai pendapat orang mengenai dirinya dan mendengarkan pendapat murid-murid sendiri (Injil hari ini).

4. Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ke gunung. Di situ ia berdoa dan dalam keadaan itu kemuliaannya tampak (Luk 9:28; lihat ulasan Minggu Prapaskah ke-2 tgl. 7 Maret 2004).

5. Sebelum mengajarkan doa Bapa Kami kepada orang banyak, Yesus diceritakan berdoa di sebuah tempat (Luk 11:1).

6. Yesus berdoa di Getsemani sewaktu bergulat dengan dirinya sendiri apakah akan menerima kenyataan salib dalam hidupnya (Luk 22:41; sebelumnya ia berdoa bagi Simon, ayat 32, agar imannya tidak runtuh).

7. Di saat-saat terakhir di salib ia berdoa memohonkan pengampunan (Luk 23:34). Seruan nyaring ketika menyerahkan nyawa ke pada Bapanya (Luk 23:46) itu juga doa pasrah kepadaNya.

Itulah kesempatan-kesempatan yang secara khusus disebut Lukas. Ada saat-saat lain ketika ia juga berdoa, misalnya pada perjamuan terakhir dengan para murid (Luk 22:19) atau ketika Yesus mensyukuri karya ilahi dalam dirinya (Luk 10:1). Bagi Yesus berdoa ialah menaruh diri di hadapan Yang Ilahi yang dikenalnya dengan akrab sebagai Bapa. Ia membiarkan kekuatan ilahi menghidupinya. Dan inilah yang lambat laun disadari oleh umat dalam Gereja Perdana, khususnya di kalangan Lukas.

MENYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIB?

Ayat 24 memuat ajakan agar orang yang mau menjadi muridnya berani menyangkal diri dan memikul salib tiap hari - itulah jalan mengikutinya. Apa artinya? Dijelaskan dalam ayat 25 bahwa mereka yang berusaha menyelamatkan diri (= "nyawanya") malah tidak akan menemukan diri ("kehilangan nyawanya"), tetapi sebaliknya mereka yang menemukan diri dalam Yesus ("kehilangan nyawanya karena aku") akan menemukan keselamatan (="menyelamatkan nyawanya"). Dengan kata lain, makna kehidupan ini barulah sungguh memberi sesuatu yang diidam-idamkan bila dilihat hubungan dengan dia yang terurapi yang datang dari Allah sendiri itu.

Kedua ayat di atas mengungkapkan inti spiritualitas kristiani. Hidup sebagai orang kristen baru ada artinya bila membuat diri menjadi kenampakan Yesus sang Mesias ilahi itu. Disadari sepenuhnya ada pelbagai tarikan menjauh darinya. Ada pula ikatan-ikatan yang membuat orang kurang merdeka mendekat kepadanya. Menjadi muridnya ialah upaya memerdekakan batin.

Lukas menonjolkan Yesus sebagai pendoa, sebagai orang yang membiarkan daya-daya ilahi bekerja di dalam dirinya. Belajar darinya berarti juga belajar membiarkan kehadiran Yang Ilahi menjadi makin nyata. Di sini juga ada himbauan agar Gereja makin menjadi tempat orang dapat melihat bahwa Yang Ilahi tetap berkarya.

Menurut Luk 9:21 murid-murid dilarang mengumumkan bahwa Yesus itu Mesias dari Allah. Jadi apakah kita sekarang mesti merahasiakan hal ini? Konteks pesan itu ialah suasana sebelum kebangkitan. Sesudah kebangkitan, pewartaan seperti itu justru perlu disampaikan kepada semua orang, bukan terutama dengan kata-kata, melainkan dengan menghayati spiritualitas tadi, dalam Roh kebenaran.

Salam hangat dan sampai lain kali!


A. Gianto





Bagikan

Sabtu, 19 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Sabtu, 19 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Romualdus; St. Gervasius dan Protasius;Sta. Yuliana Falconieri

"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33)

Doa Renungan

Allah Bapa yang maha pengasih, betapa mudah kami menganggap kesulitan dan penderitaan kami sebagai sesuatu yang tak teratasi. Bukalah mata hati kami agar dapat melihat segi positf hidup kami. Sebab itulah warta gembira yang dibawa oleh Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kedua Tawarikh (24:17-25)

"Kalian telah membunuh Zakharia antara Bait Allah mezbah."

Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka. Mereka meninggalkan rumah TUHAN, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka. Namun TUHAN mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya. Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: "Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Iapun meninggalkan kamu!" Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka melontari dia dengan batu di pelataran rumah TUHAN. Raja Yoas tidak mengingat kesetiaan yang ditunjukkan Yoyada, ayah Zakharia itu, terhadap dirinya. Ia membunuh anak Yoyada itu, yang pada saat kematiannya berseru: "Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!" Pada pergantian tahun tentara Aram maju menyerang Yoas dan masuk ke Yehuda dan Yerusalem. Dari bangsa itu semua pemimpin habis dibunuh mereka dan segala jarahan dikirim mereka kepada raja negeri Damsyik. Walaupun tentara Aram itu datang dengan sedikit orang, namun TUHAN menyerahkan tentara yang sangat besar kepada mereka, karena orang Yehuda telah meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah orang Aram melakukan penghukuman kepada Yoas. Ketika mereka pergi dari padanya, --mereka meninggalkannya dengan luka-luka berat--pegawai-pegawainya mengadakan persepakatan terhadap dia karena darah anak imam Yoyada itu, lalu membunuhnya di atas tempat tidurnya. Ia mati dan dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di pekuburan raja-raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.29-30.31-32.33-34; Ul: 2)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaann-Mu tegak seperti langit.
2. Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk selama-lamanya, dan perjanjian-Ku teguh bagi dia. Aku menjamin akan adanya anak cucunya sampai selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit.
3. Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku, jika ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku,
4. Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku.

Bait Pengantar Injil do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)

"Janganlah khawatir akan hari esok."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Begitu banyak orang dicekam kekhawatiran akan hidup mereka. Terutama di zaman yang serba sulit, baik secara sosial maupun ekonomi, kita tergoda menjadi cemas dan khawatir. Namun, apakah kecemasan dan kekhawatiran itu menambahkan sesuatu yang baik dalam hidup kita? Tidak! Kecemasan dan kekhawatiran biasanya justru membuat hidup kita kian terpuruk!

Sesungguhnya kita dipanggil menjadi pribadi-pribadi yang merdeka sebagai anak-anak Allah! Kemerdekaan dan kebebasan itu dijamin oleh Allah sendiri yang menyelenggarakan hidup kita! Dibutuhkan sikap iman yang kuat untuk sampai pada keyakinan bahwa Allah sungguh-sungguh menjamin hidup kita, bahkan terkait dengan segala sesuatu yang hendak kita makan, kita minum, kita pakai, dan kita tempati.

Sudahkah kita memiliki keyakinan iman yang demikian sebagaimana diharapkan oleh Yesus sendiri kepada kita? Kita mengenal banyak orang yang memiliki pengalaman iman seperti itu, dan hidup mereka tidak pernah berkekurangan, justru karena penyerahan diri yang luar biasa kepada Allah. Salah satunya, seorang oma—berusia lebih dari delapan puluh tahun—menderita kanker payudara sudah lebih dari dua puluh tahun, tetapi tetap penuh semangat dalam pelayanan. Itulah bukti kebenaran sabda Yesus untuk kita yang percaya kepada-Nya. Ia jaminan hidup kita!

Ya Yesus, semoga aku memiliki keyakinan iman yang kuat untuk tetap menyerahkan seluruh penyelenggaraan hidup kami kepada-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Jumat, 18 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 18 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Leontinus, St. Hipatius dan St. Teodulus

"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu (Mat 6:22)

Doa Renungan

Ya Tuhan Allah, tuntunlah kami hari ini agar mampu berjalan dalam terang-Mu yang mengagumkan dan menyelamatkan itu. Anugerahilah kami terang-Mu yang sejati agar kami selalu berada dalam naungan rahmat-Mu hingga akhirnya kami dapat menjadi berkat bagi sesama yang kami jumpai hari ini. Amin.

Masa penindasan telah berakhir dengan kemenangan yang benar. Peristiwa itu disambut dengan sukaria oleh seluruh rakyat. Namun pada akhirnya kebebasan perlu diisi dengan baik pula. Itulah perjuangan sebenarnya. Sebab, menghayati kebebasan sesungguhnya menjadi bertumbuh dalam kebaikan yang makin besar hingga dapat dirasakan banyak orang. Tantangannya maukah kita juga berjuang untuk membebaskan diri dari penjara egoisme dan keserakahan?

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (11:1-4.9-18.20)

"Mereka mengurapi Yoas dan berseru, 'Hiduplah Raja!'"

Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: "Hiduplah raja!" Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: "Khianat, khianat!" Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!" Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia 'kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 132:11.12.13-14.17-18)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
2. Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
4. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Untuk mengumpulkan harta di surga, orang perlu menjaga agar mata iman tetap menerangi hidupnya. Apa artinya mata iman? Mata iman adalah sikap batin untuk mampu melihat dan memilih nilai yang abadi di tengah banjirnya tawaran menggiurkan hal-hal yang fana.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)

"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pemilu Legislatif 2009 yang lalu menyisakan pengalaman buruk sekaligus pelajaran yang berharga terkait dengan sikap terhadap harta! Mengapa muncul caleg yang gagal dan menjadi stres, bahkan bunuh diri? Sesungguhnya, akarnya adalah sikap terhadap harta duniawi yakni uang, jabatan/kekuasaan, dan popularitas. Mereka yang gagal dan menjadi stres—bahkan bunuh diri—mempunyai pandangan bahwa dengan menjadi anggota legislatif, mereka akan mendapatkan apa saja. Karenanya, mereka rela mengeluarkan harta demi pen-caleg-an. Akibatnya, begitu gagal, mereka stres, bahkan kemudian tidak bisa mengendalikan hidup mereka lantas bunuh diri!

Inilah gambaran mengenai orang yang menempatkan hidupnya pada harta kekayaan duniawi. Bahkan sebelum mendapatkannya, harta itu telah membuat hidup mereka terjerat oleh berbagai ancaman dan kekhawatiran.

Yesus berpesan: ”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi, kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Mat 6:19–20).

Marilah kita mengumpulkan harta surgawi, bukan harta duniawi. Kita juga boleh menggunakan harta duniawi yang ada pada kita untuk mendapatkan harta surgawi melalui kemurahan hati dan kebaikan.

Ya Yesus, semoga aku tidak haus harta duniawi, melainkan lapar dan haus akan harta surgawi, serta rela menggunakan harta duniawi yang ada padaku untuk menggapai harta surgawi, yang membuat kami bahagia. Amin.

Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Kamis, 17 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 17 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Gregorius Barbarigo

Doa Renungan

Tuhan, kami semakin menyadari, betapa iman akan kebangkitan memang tidak cukup dihayati dalam ketenangan doa pribadi. Kami rasakan sungguh perlu mengejawantahkan iman ini dalam tindakan dan dalam kebersamaan. Tuhan, mampukan kami pandai berbicara dan terpercaya dalam bertindak sebagai murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ada banyak orang yang berani. Mereka tebal nyalinya ketika menghadapi bahaya dan hal-hal yang mengerikan. Tetapi hanya sedikit dari mereka yang melandasi keberaniannya dengan takut akan Allah. Di antara yang sedikit itulah Nabi Elia. Sang nabi menjadi utama, sebab sikap takut akan Tuhan membuat keberaniannya terarah untuk membela yang baik dan melindungi yang lemah. Itulah makna keberanian yang sejati.

Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-14)

"Elia terangkat dalam badai, dan Elisa dipenuhi dengan rohnya."

Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi. Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya. Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam. Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu. Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup. Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya. Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat. Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa”.

Melalui doa Bapa Kami, manusia dibimbing untuk mengakui bahwa rencana Tuhan lebih utama dari segalanya. Kita diajarkan untuk tidak memaksa Bapa dengan kata-kata yang bertele-tele. Rejeki dan permohonan lainnya kita nyatakan kepada Bapa dengan rendah hati, penuh iman dan harapan, sebab hidup kita seluruhnya adalah dalam kuasa-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

"Berdoalah kalian demikianlah."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ada orang tertentu jika berdoa begitu bertele-tele dengan kalimat panjang serta berteriak-teriak atau disertai penampilan diri penuh haru, namun begitu selesai berdoa orang yang bersangkutan langsung marah-marah kepada saudaranya. Doa sejati bukan banyaknya kata-kata maupun gerak tubuh melainkan pengarahan hati sepenuhnya kepada Tuhan, Yang Ilahi. Sekiranya dengan kata-kata pun hendaknya yang sederhana dan singkat apa adanya sebagaimana diajarkan oleh Yesus.

Dalam doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus, yang kiranya kita semua hafal dan setiap hari mendoakannya, isinya begitu sederhana, antara lain “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni orang yang besalah kepada kami”.

Marilah doa ini kita hayati di dalam hidup kita sehari-hari. Makanan secukupnya berarti sederhana serta tidak berfoya-foya atau berlebihan, demi kesehatan dan kebugaran tubuh. Kita juga diharapkan tidak menumpuk makanan sehingga orang lain tidak menerima bagian, apalagi menumpuk kekayaan untuk tujuh turunan. Saling mengampuni juga merupakan panggilan atau cirikhas murid atau pengikut Yesus. Masing-masing dari kita kiranya telah menerima kasih pengampunan melimpah ruah dari Allah melalui orangtua, sesama dan saudara-saudari kita, maka panggilan untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita kiranya merupakan tugas yang mudah, yaitu tinggal menyalurkan atau meneruskan apa yang telah kita miliki secara melimpah ruah. Memang untuk itu kita harus murah hati alias tidak pelit dalam menyalurkan pengampunan kepada atau mengampuni orang lain.

Yesus yang baik, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengangkatku menjadi saudara/saudari-Mu dan boleh menyebut Bapa-Mu sebagai Bapaku. Semoga aku dapat menghayati jati diri ini dengan penuh syukur. Amin.

Ruah & Ign Sumarya, SJ

Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy