| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 23 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XII

Kamis, 23 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XII

Setiap orang yang mendengar perkaaan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. --- Mat 7:24

Doa Renungan Pagi


Allah Bapa di surga, kami mengucap syukur atas perlindungan-Mu sepanjang malam yang lalu. Terimakasih pula atas anugerah kehidupan yang Kauberikan padaku hari ini. Ya Bapa, Engkau mengajarkan kami untuk setia melaksanakan kehendak-Mu agar kami kelak boleh turut serta masuk dalam rumah-Mu. Buatlah iman kami kokoh seperti wadas agar tidak mudah digerus oleh rayuan-rayuan duniawi. Ya Bapa, berkatilah karya dan usaha kami hari ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Sara yang belum beranak berusaha mencari jalan dengan memberikan Hagar hambanya kepada Abram. Ketika Hagar mengandung, ternyata muncul persoalan baru. Hagar memandang rendah Sara. Masalahnya bertambah, sewaktu Sara berusaha menindas Hagar. Ketika Hagar melarikan diri ke padang gurun, Tuhan menolongnya. Tuhan senantiasa mengusahakan jalan terbaik untuk membimbing kelemahan-kelemahan manusia.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (16:1-12.15-16)

"Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamainya Ismael."

Sarai, istri Abram, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram, “Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu hampirilah hambaku itu; mungkin dari dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, istri Abram, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi istrinya. Ketika itu Abram telah sepuluh tahun tinggal di Kanaan. Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya. Maka berkatalah Sarai kepada abram, “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggungjawabmu. Akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu; tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah aku; Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau.” Kata Abram kepada Sarai, “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya sesuka hatimu.” Lalu Sarai istri Abram menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. Lalu malaikat Tuhan menjumpai Hagar di dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Kata malaikat itu, “Hagar, hamba Sarai, engkau datang dari mana dan mau pergi ke mana?” Jawab Hagar, “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.” Maka malaikat Tuhan itu berkata kepadanya, “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah dirimu ditindas di bawah kekuasaannya.” Lagi kata malaikat Tuhan itu, “Aku akan menjadikan keturunanmu sangat banyak, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Kemudian malaikat Tuhan itu berkata lagi, “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar penindasan yang kaualami. Anakmu itu akan menjadi seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar. Ia akan melawan tiap-tiap orang, dan tiap-tiap orang akan melawan dia; Di tempat kediamannya ia kan menentang semua saudaranya.” Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamainya Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
2. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
3. Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang daripada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bukti iman bukanlah banyaknya menyebut nama Yesus, mengusir setan, atau mengadakan mukjizat demi nama-Nya. Iman yang sejati pertama-tama menggerakkan orang untuk makin mau mendengarkan Yesus dan melakukan seperti yang dikatakan-Nya. Bagi kita, Bunda Maria adalah teladan murid Yesus yang sejati itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21-29)

"Rumah yang didirikan di atas wadas dan rumah yang didirikan di atas pasir."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?' Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, 'Aku tidak pernah mengenal kalian! Enyahlah daripada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!" 'Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh sebab didirikan di atas wadas. Tetapi setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya." Setelah Yesus mengakhiri perkataan-Nya ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Tahu bahayanya orang yang selalu berdoa hanya dengan berseru-seru "Tuhan, Tuhan!" saja? Orang bisa jadi menyebut dan memanggil: TUHAN ... TUHAN ... TUHAN ... TU ... (lihat ia berakhir dengan memanggil bukan TUHAN, tetapi HANTU).

Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga." Pengakuan dan seruan "Tuhan, Tuhan!" biasanya ada dalam kerangka liturgi dan doa. Artinya, kata-kata Yesus itu berkenaan dengan doa. Doa tidak cukup hanya berseru kepada-Nya "Tuhan, Tuhan!", tetapi harus didukung dengan perbuatan yang sesuai kehendak Bapa di surga. Kehendak Bapa yang dimaksud bukan kehendak yang dilaksanakan-Nya sendiri dalam rencana penyelamatan, tetapi kehendak-Nya yang harus dilaksanakan manusia dalam hidupnya, yaitu menunjukkan kasih kepada-Nya. Dengan demikian, doa sendiri tidak akan menyelamatkan manusia kalau tidak dibarengi dengan pelaksanaan konkret kehendak Bapa. Orang yang berdoa dan melakukan kehendak Bapa itulah orang beriman yang benar, yang sama dengan orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Sedangkan setiap orang yang hanya mendengarkan perkataan Yesus dan tidak melakukannya, sama dengan orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Rumah di daerah Palestina memang tidak memiliki pondasi sehingga kokoh tidaknya rumah itu tergantung pada tanah tempat berdirinya. Oleh karena itu, perumpamaan ini mau berbicara tentang siapa yang akan bertahan lama pada ujian akhir. Sebab hujan, banjir, dan angin bertiup kencang, seturut Perjanjian Lama adalah gambaran campur tangan Allah yang menguji ketangguhan hidup manusia.

Nabi Yehezkiel memberitakan datangnya hujan lebat dan angin taufan yang akan meruntuhkan tembok perlindungan nabi-nabi palsu (Yeh 13:11-15). Nabi Yesaya mengatakan bahwa hanya kota yang dibangun di atas batu di Sion akan luput dari kemusnahan (Yes 28:15-16). Oleh karena itu, sebagai pengikut Kristus kita jangan lekas puas dengan tekun mendengarkan Sabda Allah saja, tetapi harus terus-menerus berjuang untuk melakukan perintah-perintah-Nya.


Tuhan, bimbinglah aku untuk setia mendengarkan dan merenungkan Sabda-Mu, tetapi terlebih untuk melaksanakannya dalam keseharian hidupku. Amin.

Surip Stanislaus, OFM Cap - Inspirasi Batin 2011

Rabu, 22 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XII

Rabu, 22 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XII

Berserah adalah penawar unggul terhadap penderitaan dan kemalangan, yang akan berubah menjadi sumber penghiburan, jika dipandang dalam terang kehendak ilahi (St. Paulus dari Salib)

Antifon Pembuka

Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara para bangsa!


Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas perlindungan-Mu sepanjang malam yang telah lewat dan atas sabda yang Kausediakan bagi kami hari ini, yakni janji Allah yang selalu Engkau tepati. Tambahkanlah iman kami agar kami dapat melihat karya-Mu yang mengagumkan dalam keterbatasan kami. Amin.

Abraham adalah bapa semua orang beriman. Ia menjadi bapa secara rohani bagi semua orang yang percaya kepada Allah. Ia percaya akan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya. Cara beriman kita mestinya seperti iman Abraham ini.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (15:1-12.17-18)

"Abram percaya kepada Tuhan dan hal ini diperhitungkan sebagai kebenaran. Dan Tuhan mengikat perjanjian dengan dia."

Pada suatu ketika datanglah sabda Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan, “Janganlah takut Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Abram menjawab, “Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Lagi kata Abram, “Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku.” Tetapi datanglah sabda Tuhan kepadanya demikian, “Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu!” Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta bersabda, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang jika engkau dapat!” Maka sabda-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu Abram percaya kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan bersabda lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim guna memberimu negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram menjawab, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Sabda Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua lalu diletakkannya belahan-belahan itu berdampingan, tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta bersabda, “Kepada keturunanmulah Kuberikan tanah ini, dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
atau Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.

Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya; Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:4)
Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan; barangsiapa tinggal dalam Aku, akan menghasilkan banyak buah.


Setiap pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. “Maka, apabila kita ingat akan perbuatan baik Allah di dalam kehidupan kita dan di dalam kehidupan para kudus, kita dapat melihat di dalamnya suatu jaminan, bahwa rahmat sedang bekerja di dalam kita” (Katekismus Gereja Katolik, 2005)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:15-20)

"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."


Dalam kotbah di bukit Yesus berkata, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri, atau buah ara dari rumput duri? Camkanlah setiap pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Godaan dalam kehidupan kita dapat mengambil rupa apa pun, mulai dari hal suci yang baik maupun yang buruk. Biasanya godaan itu sifatnya enak, nyaman dan menguntungkan diri sendiri. Hari ini Yesus mengingatkan kita agar selalu berhati-hati terhadap sesuatu yang dapat menyesatkan kita. Tidak hanya dibutuhkan iman untuk mengatasi godaan-godaan yang ada tetapi juga tindakan nyata untuk menolaknya. Godaan dalam hal apa yang sering dihadapi? Lalu bagaimana mengatasinya?

Doa Malam

Terima kasih Yesus, atas peringatan-Mu, agar aku tetap waspada dalam menerima berbagai pengajaran. Tuntunlah aku dengan Roh Kudus-Mu agar aku mampu menjadikan firman-Mu sebagai pegangan hidupku dan menemukan kebenaran-Mu dalam hidup ini. Amin.


RUAH

Selasa, 21 Juni 2011 Pw. St. Aloysius Gonzaga

Selasa, 21 Juni 2011
Pw. St. Aloysius Gonzaga

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Mat 7:12)


Doa Renungan


Allah Bapa yang maha penyayang, kami bersyukur, masih Kauperkenankan hidup, karena Kausayangi dan Kaupelihara dengan penuh perhatian. Kami mohon semoga kehadiran kami di tengah masyarakat menguntungkan sesama dan menggairahkan cinta kasih dalam pergaulan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (13:2.15-18)

"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, sebab kita ini kerabat!"

Abram itu seorang yang sangat kaya. Ia memiliki banyak ternak, perak, dan emas. Juka Lot yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu serta kemah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. Karena itu terjadilah perkelahian antar para gembara Abram dan Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu. Maka berkatalah Abram kepada Lot, "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, antara para gembalaku dan gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untukmu? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku: jika engkau ke kiri aku ke kanan, jika engkau ke kanan maka aku ke kiri." Lalu Lot melayangkan pandangannya, dan dilihatnyalah bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesirm sampai ke Zoar. Hal itu terjadi sebelum Tuhan memusnahkan Sodom dan Gomora. Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu; lalu ia berangkat ke timur dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan. Setelah Lot berpisah dari Abram, bersabdalah Tuhan kepada Abram, "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan ke barat, utara, dan selatan. Seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadi keturunanmu banyak seperti debu tanah. Sebagaimana debu tanah tak dapat dihitung, demikian pun keturunanmu tak terhitung banyaknya. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Sesudah itu, Abram memindahkan kemahnya dan ia menetap di dekat pohon-pohon Tarbantin di Mamre, dekat Hebron. Lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat.
(Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:6.12-14)

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing, dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya, lalu babi itu berbalik mengoyak kamu. Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu. Tetapi, sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan dan sedikitlah orang yang menemukannya."
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Banyak orang memiliki sifat tidak puas. Cerita tentang pemuda pemecah batu menunjukkan hal itu. Pemecah batu itu kerja berat, tetapi penghasilannya sedikit, hanya bisa sekedar untuk bertahan hidup. Ia ingin memiliki rumah dan mobil seperti orang kaya. Jadilah ia orang kaya. Melihat raja lewat dan dihormati banyak orang, ia ingin menjadi raja. Raja itu kepanasan karena sina matahari; ia ingin menjadi matahari. Matahari itu kalah tertutup awan, ia ingin menjadi awan. Awan itu menjadi hujan agar airnya bisa memecahkan batu-batu di gunung dan sungai, namun tak berhasil. Akhirnya ia melihat tukang batu yang dengan mudah memecahkan batu-batu menurut yang dikehendakinya, maka ia kembali menjadi tukang pemecah batu.

Sebagai orang muda, Aloysius melawan arus keinginan yang tidak habis-habisnya di kalangan militer dan bangsawan. Hidup moral mereka bobrok, sangat mementingkan kekayaan dan kenikmatan yang tidak ada habis-habisnya. Ketika masih umur 16 tahun, sesudah sekian lama diajak ayahnya berkiprah di kalangan militer dan bangsawan, akhirnya ditinggalkannya seluruh kekayaan keluarga dan kedudukan ayahnya sebagai penguasa militer. Ia memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Yesuit. Ia ditolak karena terlalu muda, sampai akhirnya umurnya mencukupi. Di Roma ia menemukan makna hidupnya: "Di sinilah tempat ketenanganku, di sinilah aku ingin menetap."

Ketika terjadi serangan wabah pes, ia tidak segan-segan ikut terjun membantu para penderita. Namun, pada usianya yang masih sangat muda 23 tahun, ia ikut terkena wabah itu dan meninggal. Jalan hidupnya singkat, namun penuh makna, itulah yang lebih berarti bagi Tuhan. Patutlah kalau ia dikatakan sebagai orang menjalani panggilan secara khusus dan memang hanya sedikit saja orang yang menempuh jalan itu. Seperti dikatakan dalam Injil: "karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Mat 7:14)

Tuhan, indah sekali ajaran kasih-Mu ini; bantu aku untuk menghayatinya dengan mendahului berbuat baik pada semua orang yang kujumpai hari ini.

Mgr. Al. Sutrisnaatmaka - Inspirasi Batin 2011

Senin, 20 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XII

Senin, 20 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XII

Salib adalah piala kita yang diangkat demi melawan setan, pedang kita melawan dosa, dan pedang yang dipergunakan Kristus untuk menikam si ular. (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, sebab pada-Mulah kami berharap (Mzm 33:22)

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu, atas anugerah-Mu pada pagi hari ini. Syukur kepada-Mu karena Engkau telah memberikan tanda yang menguatkan kami. Mampukan kami untuk melaksanakan kehendak-Mu seperti telah diteladankan oleh Bapa Abraham. Semoga hari ini kami mampu menangkap kehendak-Mu dan melaksanakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ketika Allah memanggil Abram, ia segera berangkat seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya. Hatinya sangat patuh terhadap sabda. Hati yang mendengarkan Tuhan merupakan sikap dasar hidup Abram di hadapan Tuhan. Ia suka berdoa. Di mana ia singgah, ia membangun mezbah bagi Tuhan. Di situlah ia berdoa dan memanggil nama Tuhan.


Pembacaan dari Kitab Kejadian (12:1-9)

"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."

Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan. Lot pun ikut bersama dengan dia. Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, istrinya, dan Lot, anak saudaranya, segala harta benda milik mereka dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran. Mereka berangkat ke tanah Kanaan, dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu, sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan. Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda, “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan, yang telah menampakkan diri kepadanya. Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Di sana ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur. Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan, dan memanggil nama-Nya. Sesudah itu Abram berangkat lagi, dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negep.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20.22)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia;
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.


Pekerjaan paling gampang ialah melihat kesalahan orang lain, kemudian memberi cap negatif kepadanya. Seolah ia lebih hebat dari orang lain. Inilah kemunafikan zaman ini. Yesus ingatkan, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi.” Menghakimi bukanlah tugas kita.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:1-5)

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri!"

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi. Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur akan ditetapkan pada kalian sendiri. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu’, padahal di dalam matamu sendiri ada balok? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Menggosip atau membicarakan orang lain sudah menjadi gaya hidup orang-orang zaman ini. Bagaimana tidak! Mulai dari acara TV sampai dengan lingkup kehidupan kita, tidak ada habis-habisnya orang membicarakan orang lain. Bila yang dibicarakan tentang kebaikan mungkin masih baik tetapi apabila yang dibicarakan yang jelek-jelek saja, itu yang tidak elok. Menghakimi orang lain sangat mudah untuk kita lakukan tetapi kita sering lupa melihat diri kita. Apakah kita sudah baik di mata Allah dan sesama sehingga kita dapat menghakimi? (lih. Yak 4:12)

Doa Malam

Tuhan Yesus, ampunilah kami, bila hari ini kami telah menghakimi dan menilai negatif sesama kami. Tuntunlah kami di jalan kerendahan hati, karena kami pun tidak jauh berbeda dengan mereka. Ke dalam tangan-Mu Tuhan, kuserahkan istirahat kami malam ini. Amin.


RUAH

Minggu, 19 Juni 2011 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 19 Juni 2011
Hari Raya Tritunggal Mahakudus

"Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya". (Tamb. Daniel 3:53)


Antifon Pembuka

Terpujilah Allah Bapa, Putera Allah yang tunggal, serta Roh Kudus, karena sudah menaruh belas kasih kepada kita.

Pengantar

Sebagai orang Katolik, kita mengawali dan mengakhiri doa kita dengan mengucapkan “Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus” sambil membuat tanda salib. Dengan membuat tanda salib sambil menyerukan nama Tritunggal, kita mempersembahkan diri kita dan segala sesuatu yang kita kerjakan kepada Tritunggal Mahakudus yang kita rayakan pada hari Minggu ini, 19 Juni 2011

Perayaan Tritunggal Mahakudus adalah perayaan kasih. Allah adalah Kasih. Kasih Allah Bapa kepada kita begitu besar sehingga Ia mengutus Putera-Nya, yaitu Yesus Kritus, ke dalam dunia untuk menebus dosa kita. Karena kasih-Nya, Allah mencurahkan Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Putera untuk menerangi kita sehingga kita hidup sebagai orang yang diselamatkan, yaitu terus hidup di dalam jalan Tuhan.

Dengan merayakan Trutunggal Mahakudus ini, kita dimotivasi untuk membagikan kasih yang kita terima dari Allah Tritunggal Mahakudus kepada sesama agar banyak orang mengalami sukacita. Tugas perutusan Yesus untuk menyelamatkan dunia hendaknya juga menjadi tugas perutusan kita. Kita hendaknya membagikan kasih Allah, yaitu bukan untuk menghukum, tetapi menyelamatkan, kepada sesama kita yang saat ini membutuhkan. Contohnya: kita memberikan kelegaan bagi yang berbeban berat, menunjukkan jalan bagi yang kebingungan, dan penguatan bagi yang sakit. Tuhan memberkati. (Rm Felix Supranto, SS.CC)

Doa Renungan

Allah Bapa kami, Engkau telah mengutus Sabda kebenaran serta Roh pengudus ke dunia. Dengan demikian Engkau mewahyukan kepada kami misteri agung hidup ilahi-Mu. Semoga kami dengan tulus ikhlas mengimani Ketuhanan-Mu Yang Mahaesa dalam tiga Pribadi yang berbeda, yang kami sembah dan kami muliakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (34:4b-6.8-9)

"Tuhan, Tuhan Allah, Engkaulah pengasih dan murah hati."

Pada waktu itu Musa bangun pagi-pagi, dan naiklah ia ke atas Gunung Sinai, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, dan membawa dua loh batu di tangannya. Maka turunlah Tuhan dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa, dan Musa pun menyerukan nama Tuhan. Berjalanlah Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, "Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya!" Segera Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah lalu berkata, "Jikalah aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekali pun bangsa ini bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/2, PS 835
Ref. Puji, jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Ayat. (KIDUNG Dan 3:52-56)

1. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami. Kepada-Mulah pujian selama segala abad. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus. Kepada-Mu lah pujian selama segala abad.
2. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus. Kepada-Mulah pujian selama segala abad. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
3. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya. Kepada-Mulah pujian selama segala abad. Terpujilah Engkau di bentangan langit. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.


Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (13:11-13)

"Kasih karunia Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus."

Saudara-saudara, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Hendaklah kamu sehati sepikir, dan hiduplah dalam damai sejahtera. Maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera, akan menyertai kamu! Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus. Salam dari semua orang kudus kepada kamu. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. (lih. Why 1:8)
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:16-18)

"Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia."

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, "Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam Anak tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang yang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!

Dalam Yoh 3:16-18 diutarakan bagaimana Allah sedemikian mengasihi dunia sehingga mengutus Putranya yang tunggal ke dunia untuk menyelamatkannya. Jadi bukan sebarang utusan. Inilah ungkapan kerahiman yang terbesar yang terpikirkan. Diungkapkan dalam ay. 16, "Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal." Kesediaan Putra diutus ke dunia membuat semua ini sungguh terjadi. Dalam kata-kata Injil hari ini (ay. 17-18) "Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia. Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa yang tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."

Di bawah akan disarankan pula bagaimana memahami bacaan pertama, Kel 34:4b-6.8-9 yang menekankan bahwa "Tuhan itu Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya" (ay. 6) dalam hubungan dengan warta Injil tadi.

TRITUNGGAL YANG MAHAKUDUS


Kesaksian yang terhimpun dalam ayat-ayat itu dapat membantu kaum beriman menyelami iman akan Tritunggal Mahakudus. Dahulu orang memandang dunia ini sebagai drama yang dilakonkan oleh Allah sendiri. Di dalam drama ini ada tiga pemeran. Allah Bapa berperan sebagai "pengasal" tindakan penyelamatan, Allah Putra sebagai "pelaksana"-nya, sedangkan Allah Roh Kudus "melanjutkannya". Ketiga pelaku ini menjalankan peran yang berbeda-beda tapi dengan maksud dan tujuan yang sama, yakni penyelamatan dunia beserta isinya. Pelaku dalam lakon disebut "prosoopon" (Yunani) atau "persona" (Latin) yang diindonesiakan sebagai "pribadi". Arti harfiah kata Yunani dan Latin ialah gambar wajah atau topeng yang dikenakan pelaku sehingga para hadirin langsung menangkap peran mana sedang dijalankan. Cara berungkap dengan bahasa lakon seperti ini dulu mudah menghimbau perhatian orang banyak dan oleh karenanya dipakai untuk menjelaskan karya penyelamatan. Jalan pemikirannya demikian: karya penyelamatan itu berasal dari Bapa dan dilaksanakan oleh Putra yang diutus ke dunia, dan kemudian dijaga keberlangsungannya oleh Roh Kudus. Demikianlah disadari iman mengenai Tritunggal dalam hubungan dengan karya penyelamatan. Di situ dijelaskan inti keilahian pula. Kesatuan antara ketiga pribadi itu sedemikian mendalam sehingga keesaan Allah tidak berubah. Bapa, Putra dan Roh Kudus ialah tiga pribadi dari Allah yang satu.

Masih samakah makna iman akan Tritunggal itu bagi kita dalam masyarakat dewasa ini? Ya. Mereka dulu berusaha semakin mengenali karya penyelamatan di dalam macam-macam keadaan. Begitu pula kita. Yang beraneka ragam ujudnya ialah peluang nyata serta ungkapan untuk ikut serta membangun dunia yang baru, dunia yang bisa dikatakan "semakin diselamatkan" Allah. Percaya bahwa ada karya penyelamatan sendiri sebetulnya sudah dapat menjadi bentuk keikutsertaan dalam karya ilahi itu. Mengimani Tritunggal bukan hanya mengucapkan "aku percaya", tapi juga ikut serta membangun dunia yang makin layak dan menjaganya agar tidak merosot. Itulah arti "selamat" dalam bahasa yang dimengerti orang sekarang. Pemahaman ini dapat membuat iman semakin hidup.

HIDUP KEKAL


Ketiga ayat yang dibacakan hari ini ialah kelanjutan pembicaraan Nikodemus, seorang ulama Yahudi, dengan Yesus (Yoh 3:1-15). Nikodemus percaya bahwa Yesus itu utusan Allah sendiri dan ingin mengenalnya lebih dalam. Yesus membantunya. Perhatian Nikodemus diarahkannya pada warta yang sejak awal disampaikannya kepada orang banyak, yakni Kerajaan Allah sudah datang di dunia dan orang diajak bersiap ikut serta di dalamnya. Kepada Nikodemus diterangkan, syarat untuk ikut serta di dalam Kerajaan Allah ialah dilahirkan kembali dalam air dan Roh. Maksudnya, dibaptis menjadi pengikut Yesus dan membiarkan diri dibawa oleh kekuatan-kekuatan ilahi sendiri - yakni Roh. Dialah yang bakal menuntun ke Kerajaan Allah. Dengan demikian pelbagai kepastian yang hingga kini dipegang erat-erat juga tidak terasa mengikat lagi. Karena Nikodemus tidak segera menangkap, Yesus menjelaskan hal ini dengan cara yang lebih mudah dipahami, dengan merujuk pada keinginan mencapai hidup kekal. Siapa saja yang memandangi yang datang dari atas sana, yakni Anak Manusia, dan percaya kepadanya akan mendapat hidup kekal. Tentu saja Nikodemus mengerti bahwa Anak Manusia ini ialah Yesus sendiri yang sudah dipercayanya sebagai utusan yang datang dari Allah sendiri. Namun masih satu langkah penting lagi: memulai hidup baru di dalam Kerajaan Allah. Itulah pokok pembicaraan dengan Nikodemus yang mendahului petikan yang dibacakan hari ini, yakni ay. 16-18.

Pembaca yang mengikuti pembicaraan tadi akan bertanya, apakah Kerajaan Allah yang diutarakan pada awal pembicaraan dengan Nikodemus tadi, ay. 3 dan 5, sama dengan kehidupan kekal yang disebut dalam ay. 15 dan 16? Yohanes memang bermaksud mengajak pembaca memikirkan pertanyaan itu. Bagi banyak orang "kehidupan kekal" itu gagasan yang langsung memberi isi pada paham keselamatan. Setiap orang mendambakannya. Tapi "Kerajaan Allah"? Hanya dikenal di antara para pengikut Yesus! Di luar itu boleh jadi hanya kalangan murid Yohanes Pembaptis sajalah yang pernah mendengarnya. Yesus mengajak orang bersiap-siap menyongsong Kerajaan Allah yang telah datang. Bagi pengikut-pengikutnya, keinginan yang terdalam tidak berhenti pada gagasan "keselamatan = hidup kekal", melainkan lebih jauh dan terarah pada "keselamatan = ikutserta dalam Kerajaan Allah" bersama dengan Dia yang mengajarkan mengenai Kerajaan ini.

Hidup kekal dapat dititi dengan hidup beragama dan menjalankan ajaran agama dengan baik. Tetapi untuk mencapai kesempurnaan dalam arti masuk ke Kerajaan Allah, perlu ada bimbingan Roh. Begitulah, untuk mendapatkan hidup kekal, Nikodemus sendiri sudah tahu jalannya - sudah diajarkan Musa. Namun, untuk memasuki Kerajaan Allah, dibutuhkan penyerahan diri dan bimbingan Roh.

Pembicaraan dengan Nikodemus itu dapat menjadi cermin untuk mengamati diri: masih mengarah ke yang biasa, yakni "hidup kekal", atau sudah mulai terbuka ke kesempurnaan dalam "Kerajaan Allah"? Yesus sang utusan ilahi memahami keterbatasan wawasan manusia yang sebijak dan sesaleh apapun - Nikodemus itu ulama besar!. Namun ia tetap mengajak melihat ke arah yang lebih sempurna, yakni memasuki Kerajaan Allah. Bagian Injil yang dibacakan hari ini sebetulnya berbicara mengenai keterbukaan pada kehidupan kekal sebagai jalan masuk untuk ikut serta di dalam Kerajaan Allah.

MEMAHAMI KERAHIMAN ILAHI


Dalam bacaan pertama Kel 34:4b-6.8-9 dikisahkan bagaimana Musa memahat dua loh batu untuk menuliskan kembali hukum-hukum yang tadinya termaktub dalam dua loh pertama yang dipecahkan Musa karena melihat umat menari-nari dan menyembah lembu emas (Kel 32:19-20). Pembaruan hukum ini memperlihatkan kebesaran Tuhan, seperti disebutkan dalam Kel 34:6, "Tuhan itu Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasihNya dan setia-Nya". Inilah yang kemudian menjadi dasar dari hukum agama dalam umat Perjanjian Lama selanjutnya. Tidak lagi ditekankan ancaman hukuman turun-temurun bagi mereka yang tidak setia dan menolaknya seperti dalam Kel 20:5 yang mengawali hukum-hukum yang disampaikan sebelum umat menjalankan tindakan penyembahan lembu emas. Ketika umat memang melakukan dosa, memang mereka terhukum. Namun justru dalam keadaan itu Yang Mahakuasa menunjukkan belaskasihan-Nya yang besar. Ancaman hukuman tidak langsung berlaku. Malah diberikan kesempatan untuk kembali. Inilah kebesaranNya.

Agama menunjukkan jalan mencapai "keselamatan" sehingga orang menemukan arti hidup dalam macam-macam keadaan, baik menyenangkan atau menyedihkan. Agama dan iman membuat orang menemukan diri sebagai makhluk di hadapan Yang Ilahi. Dalam pewartaan Yesus, masih ada kelanjutannya, yakni memasuki Kerajaan Allah. Di situ orang belajar mengenali Allah Pencipta sebagai "Bapa", sebagai yang dekat, sebagai yang menghendaki yang terbaik. Dan yang mengajarkannya ialah Putranya sendiri.

Bagi orang Yahudi pada waktu itu, ajaran ini mengejutkan. Mana bisa manusia membayangkan diri diperanakkan Allah! Dan memang inilah kendala warta Yesus. Ia disingkirkan oleh pemuka-pemuka agama Yahudi karena mengajarkan Allah itu Bapa, dan mengakui diri sebagai yang mengenalNya dari dekat. Bagi orang-orang saleh waktu itu semua ini terdengar sebagai hujatan dan pelecehan. Tetapi memang itulah warta Yesus. Ia menawarkan citra yang baru dari Allah. Yang Mahakuasa bisa didekati. Berada di dekatNya berarti ikutserta dalam KerajaanNya.

Para murid Yesus yang pertama ialah orang-orang yang berminat akan warta ini walau belum sepenuhnya mengerti. Baru nanti setelah semuanya terpenuhi, yakni setelah Allah yang dipanggil Bapa oleh Yesus itu membangkitkannya dan memberinya hidup baru, gagasan bahwa Allah ialah Bapa yang Maharahim baru menjadi nyata bagi mereka. Yesus berani mengorbankan diri demi warta ini. Ia mempertaruhkan diri. Dan dia benar. Bapanya menerima dan menunjukkan diri kepada orang banyak bahwa Ia memang seperti yang diajarkan Yesus. Dalam arti inilah Yesus memperkenalkan kerahiman Allah dengan cara yang paling meyakinkan.

Perhatian dan kerahiman Allah memberi wajah baru kepada dunia. Yang bersedia menerima kerahiman ini akan berjalan menuju ke terang, ke ciptaan baru. Para pengikut Yesus dipanggil ke arah hidup kekal dan lebih jauh lagi, untuk menjadi orang-orang merdeka dari kekuatan yang mengekang, dari rasa waswas dan terancam. Kekuatan yang mengekang itu bukan saja dari alam gaib, melainkan amat nyata: ketakadilan, kebodohan, kemiskinan, perkosaan hak-hak azasi, kekerasan. Sebutkan saja kebalikan masing-masing dan di situ akan terlihat apa arti kemerdekaan hidup dalam Kerajaan Allah. Dan orang beriman diajak ikut serta ke sana.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 18 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XI

Sabtu, 18 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XI

"Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahabaik, baharuilah selalu diri kami berkat Roh Kudus yang Kaucurahkan. Berilah kami rahmat untuk menerima kehadiran Putra-Mu dalam hidup kami sehingga dapat meneladan Dia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dlam hidup. Dengan demikian menjadi nyata bahwa kami adalah murid Yesus Kristus Putera-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:1-10)

"Aku suka bermegah atas kelemahanku."

Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 34:8-9.10-11.12-13)
1. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)

"Jangan khawatir akan hari esok."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di lading, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di lading, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makn? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Dalam kondisi zaman yang seperti ini, wajar sebuah kekuatiran terbersit dalam hati manusia. Tetapi Tuhan ingin memberitahukan hal penting melalui Firman hari ini, bahwa kekuatiran sering 'memacet'kan otak kita untuk melihat hal-hal lain yang lebih besar dari yang kita kuatirkan. Akibatnya anggota-anggota tubuh kita yang lain pun ikut 'macet' dan tidak berfungsi secara optimal sebagaimana layaknya, maka akibat yang lebih besar lagi, kita tidak dapat menemukan kesempatan yang disediakan Allah untuk kita.

Sering kekuatiran akibat tekanan hidup yang berat membuat kita lupa akan kemahakuasaan Allah, menggoyahkan iman kita akan Allah. Janji-janji Allah yang diucapkan pada Firman hari ini, tidak lagi berarti untuk kita. Padahal kalau kita mau membuka 'mata', membuka 'hati', betapa 'kaya'nya alam ciptaan-Nya, Dia tidak mungkin menciptakan makhluk hidup tanpa menyediakan lahan berkat untuk di'garap'. Masih banyak kesempatan dan berkat yang Dia sediakan untuk kita, tinggal bagaimana kita dimampukan untuk melihat dan menggarapnya.


Ya Allah Bapa di Surga, terima kasih untuk janji-Mu dalam Firman-Mu hari ini, bahwa Engkau mengetahui dan menyediakan apa yang aku butuhkan dalam hidup ini. Ajarilah aku untuk percaya dan berpegang teguh pada janji dan kegenapan-Mu. Amin.


Renungan Harian Mutiara Iman 2011

Jumat, 17 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 17 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XI

Murnikanlah aku, ya Bunda Tersuci, limpahilah aku dengan kasihmu yang suci. (B. Alexandrina Maria da Costa)

Antifon Pembuka

Arahkanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri dan takkan malu tersipu-sipu (Mzm 34:6)


Doa Pagi

Yesus, Guru dan Tuhan, rasul Paulus bermegah atas apa yang dialaminya dalam pelayanan. Ia bersukacita karena semuanya itu. Bahkan ia berani bermegah atas kelemahannya sebab dalam kelemahannya itu justru karya keselamatan Allah semakin nyata. Bantulah kami ya Tuhan dalam pelayanan kami hari ini dalam semangat dan teladan rasul Paulus. Amin.

Rasul Paulus memang hebat. Jika ia harus bermegah, maka ia akan bermegah atas kelemahannya. Sebab dalam kelemahannya, semakin tampak bahwa Kristus adalah sumber kekuatannya.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)

"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu memelihara semua jemaat."


Saudara-saudara, karena banyak orang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga. Mereka orang Ibrani, aku juga! Mereka orang Israel, aku juga! Mereka keturunan Abraham, aku juga! Mereka pelayan Kristus, aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan; tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat. Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Mengumpulkan harta di bumi semata akan sia-sia. Mengapa? Karena pada waktu mati tidak akan dibawanya serta. Sebaliknya, mengumpulkan harta di surga tidak pernah akan percuma dan tak pernah akan dicuri orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)

"Di mana haramu berada, di situ pula hatimu berada."

Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Siapa yang tidak membutuhkan harta dan uang? Yesus hari ini memperingatkan kita untuk selalu berhati-hati terhadap harta yang kita mliki, karena manusia mudah sekali terbuai dengan harta duniawi yang selalu menjebak kepada dosa. Mengapa? Karena harta menjadi pusat dan seluruh perhatian tercurah kepadanya. Harta atau kekayaan selalu mempunyai dua sisi yaitu dapat membawa kepada kebaikan atau kejahatan. “Akar segala kejahatan ialah cinta uang” (1Tim 6:10). Bagaimana selama ini kita menggunakan harta, khususnya uang?

Doa Malam

Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu sepanjang hari yang hampir lewat. Berkatilah kami dalam usaha untuk mewujudkan kehendak-Mu dalam hidup kami. Dengan demikian hati kami semakin berpaut pada-Mu dan harta itu tidak akan dapat diambil oleh siapa pun. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy