| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 25 Januari 2013 Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul

Jumat, 25 Januari 2013
Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul

“Hanya satu hal. Satu hal saja yang Rasul Paulus takuti dan ia hindari, yaitu menyakitkan hati Tuhan” (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka (2Tim 11:12; 4:8)

Aku tahu kepada siapa kupercayakan diriku, dan aku yakin bahwa Ia sanggup memelihara semuanya sampai hari terakhir, sebab Ia hakim yang adil.

Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa, Engkau telah mengubah dan memilih St Paulus menjadi alat pilihan-Mu sebagai rasul bangsa-bangsa. Buatlah aku juga berani bertobat dan berbalik kepada-Mu dari hari ke hari. Pakailah aku seturut rencana dan kehendak-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Ini adalah bagian dari cerita Paulus di hadapan orang-orang Yahudi di Yerusalem tentang perjalanan pertobatannya. Paulus bercerita tentang keyahudiannya, pertemuan dengan Tuhan yang bangkit dan perintah untuk memberi diri dibaptis.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (22:3-16)


Pada waktu itu Paulus membela diri di hadapan orang-orang Yahudi, “Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini. Aku dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Agung maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik, dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang ada di situ, dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah dari langit cahaya yang menyilaukan mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah, dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidaklah mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Sebab aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang hidup menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar, dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan kaudengar. Sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Atau:

Ini adalah kisah pertobatan Paulus. Ia bercerita tentang tugas yang diembannya untuk menangkap para pengikut Tuhan. Namun, dalam perjalanan ke Damsyik, justru dialah yang ditangkap oleh Tuhan yang bangkit. Ia menjumpai Ananias dan memberi diri dibaptis. Kemudian ia mulai untuk pertama kalinya mewartakan Yesus Kristus sebagai Anak Allah.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-22)
  
"Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan."
  
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, dengan hati berkobar-kobar Saulus mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Agung, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia dapat menangkap dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba memancarlah cahaya dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “AKulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; teman-temannya harus menuntun dia masuk ke kota Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat, dan tiga hari lamanya ia tidak makan serta minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias”. Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang sedang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangan ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepada Ananias, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah Yudas. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat kembali dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari mata Saulus, sehingga ia dapat melihat kembali. Saulus bangun, lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama dengan murid-murid Tuhan di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan siapa saja yang memanggil nama Yesus? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud menangkap dan membawa murid-murid Tuhan ke hadapan imam-imam kepala?” Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya, dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (do-f, 4/4 PS 827)
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!

Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
 
 Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Empat dari dua belas ayat terakhir dalam Injil Markus, menuliskan perintah Yesus yang bangkit kepada para murid-Nya, yakni untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada segala makhluk. Yesus akan menyertai mereka semua dengan tanda-tanda-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-18)
  
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."
 
Sekali peristiwa Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hari ini, Yesus memerintah kita untuk mewartakan Injil. Memang, Injil harus diwartakan. Pewartaan tidak saja terbatas pada kata-kata kotbah/homili, melainkan juga sikap dan perbuatan. Sedemikian penting pewartaan Injil ini, sehingga bagi pewarta sudah ada bekalnya, dan bagi penerimanya sudah ditunjukkan akibatnya. Arti kata 'Injil' adalah kabar gembira. Maka, seorang pewarta Injil harus membawa kegembiraan sejati, bukan hanya bisa marah-marah, seperti pengkotbah yang frustasi.

Doa Malam

Yesus, Guru dan Tuhanku, Engkau menghendaki agar aku membawa kabar baik kepada semua orang. Bantulah aku untuk semakin teguh dan tidak mudah goyah oleh tawaran yang menyesat. Engkaulah Tuhan dan Juruselamatku, kini dan sepanjang masa. Amin.

HARI SABAT
(Katekismus Gereja Katolik, No. 2173)


Injil memberitakan kejadian-kejadian, di mana Yesus dipersalahkan karena Ia melanggar perintah Sabat. Tetapi Yesus tidak pernah melanggar kekudusan hari ini Bdk. Mrk 1:21; Yoh 9:16.. Dengan wewenang penuh Ia menyatakan artinya yang benar: "Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat" (Mrk 2:2). Dengan penuh belas kasihan Kristus menuntut hak, supaya melakukan yang baik daripada yang jahat dan menyelamatkan kehidupan daripada merusakkannya pada hari Sabat Bdk. Mrk 3:4.. Hari Sabat adalah hari Tuhan yang penuh kasih dan penghormatan Allah Bdk. Mat 12:5; Yoh 7:23.. "Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat" (Mrk 2:28).



RUAH

SAKRAMEN BAPTIS: Tak terhapus oleh pernyataan publik 'Pindah Agama'

Betapa indahnya upacara Pembaptisan. Seorang pelayan menuangkan air ke atas kepala orang yang dibaptis, dan berkata, "Aku membaptis engkau, dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus." Pembaptisan itu diperlukan untuk keselamatan (1Tim 2:4), baik yang diterimakan secara nyata dalam ritus Pembaptisan atau setidak-tidaknya dalam kerinduan (Kitab Hukum Kanonik, kan 849). 

 Pewartaan Injil membuka pintu kemungkinan bagi seseorang untuk meminta diterimakan Sakramen Baptis. Dengan pewartaan Injil, Gereja membantu orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk dibaptis, menerima Sakramen Baptis. Dalam Sakramen Baptis, seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh, sebagaimana disabdakan Tuhan Yesus, dalam dialog dengan Nikodemus (Yoh 3:5). Sakramen Baptis merupakan sarana yang menjamin langkah seseorang masuk ke dalam persyaratan forma (rumusan doa Tritunggal Mahakudus) dan materia (air yang mengalir atau dicurahkan/dikucurkan) yang dituntut oleh Hukum Gereja (Kan. 849; bdk. Kan. 853; lih. Katekismus Gereja Katolik, 1277). Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menunjukkan pentingnya Pembaptisan. 

Pertama, Baptis adalah pintu gerbang Sakramen-sakramen lainnya dalam Gereja (Krisma, Ekaristi, Perkawinan, Imamat, Tobat dan Pengurapan Orang Sakit). Tanpa Pembaptisan, seseorang tidak boleh menerima Sakramen-sakramen tersebut. Bersama dengan Krisma dan Ekaristi, Sakramen Baptis menjadi Sakramen Inisiasi. Hal ini berarti, dengan Sakramen Baptis seseorang masuk menjadi anggota Gereja secara resmi dan sah, yang baginya menjadi awal kehidupan baru di dalam Kristus.
Kedua, dengan Baptis seseorang dibebaskan dari dosa. Pembaptisan membebaskan seseorang dari semua dosa dan semua sanksi akibat dosa. Di dalam diri orang yang dibaptis tidak tersisa apa pun dalam dirinya, yang dapat menghalang-halanginya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Walaupun demikian, dalam diri mereka tetap dapat mengalami penyakit, penderitaan, bahkan kematian fisik. Juga, kecondongan terhadap dosa, yang biasa disebut 'keinginan tak teratur' (concupiscentia) atau 'dapur dosa' (fomes peccati). Namun, siapa yang berjuang dengan benar -- yakni berjuang bersama rahmat Kristus -- akan memperoleh mahkota (2Tim 2:5).
Ketiga, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. Pembaptisan adalah pengangkatan seseorang menjadi anak Allah (Gal 4:5-7; bdk. Lumen Gentium, 11). Seorang yang dibaptis mengambil bagian dalam kodrat Allah (2Ptr 1:4). Itulah sebabnya, Baptis merupakan Sakramen yang bermeterai kekal-abadi, tak terhapuskan, juga dengan pernyataan publik "pindah agama" sekalipun. Selain itu, juga menjadi ahli waris Kerajaan Allah, bersama Kristus (Rom 8:18); dan kenisah Roh Kudus (1Kor 6:19). Roh Kudus akan menganugerahkan rahmat pengudusan, daya-daya untuk melakukan kebajikan ilahi, supaya orang mampu meng-imani, berharap dan mencintai Allah. Selain itu, Roh Kudus juga membuat orang sanggup hidup di dalam bimbingan suara hatinya, dan bertumbuh dalam aneka kebaikan. Singkatnya, dengan Pembaptisan seseorang diangkat menjadi anak Allah, menjadi anggota 'tubuh' Kristus dan kenisah Roh Kudus.
Keempat, digabungkan dalam Gereja, Tubuh Kristus. Gereja adalah komunitas orang-orang yang dibaptis; dan Gereja adalah tubuh Kristus. Setelah menjadi anggota Gereja, orang yang dibaptis menjadi milik Kristus (2Kor 5:15). Dari bejana Pembaptisan dilahirkan umat Perjanjian Baru yang unik, yang melintasi batas-batas bangsa, negara dan kebudayaan (1Kor 12:13). Kumpulan-kumpulan orang yang dibaptis membentuk bangunan 'rumah-rohani (1Ptr 2:5) menjadi bangsa terpilih untuk memberitakan karya-karya agung Allah (1Ptr 2:9). Pembaptisan mewajibkan seseorang untuk mengambil bagian secara aktif dalam imamat Kristus, terlibat aktif dalam liturgi Gereja (doa), dan secara meyakinkan menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat (karya). 

Kini, kita memahami betapa luhur Sakramen Baptis itu. Keluhurannya tidak dapat dihapuskan oleh ulah manusia yang plin-plan; yang dengan aneka alasan ingin "meninggalkan" Pembaptisannya. Keluhurannya tak terhapus oleh pernyataan "pindah agama" sekalipun. 

      "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."   (Markus 13:13)

"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."  (Yak 1:12)

Oleh: Rm. Adrian Pristio, O.Carm (RUAH)

Kamis, 24 Januari 2013 Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales

Kamis, 24 Januari 2013
Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales

“Hidup saleh membuat hidup keluarga penuh damai, cinta suami istri lebih manjur” (St. Fransiskus de Sales)

Antifon Pembuka (Sir 15:5)

Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihiasi semarak kemuliaan.

Doa Pagi

Allah yang Mahamulia, aku bersyukur karena melalui Yesus Putera-Mu, aku telah Kauangkat menjadi anak-Mu dan memperoleh hidup kekal. Terima kasih atas anugerah ini dan atas pengorbanan Putera-Mu, sebab Dialah Tuhan dan penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Dalam teks ini Surat kepada orang Ibrani merangkum secara padat imamat Yesus Kristus. Ia sekaligus menjadi imam dan kurban yang sempurna. Sebagai Kurban Ia hidup saleh, tanpa salah dan tanpa noda. Dan sebagai Imam Ia melayani dari tempat yang Mahakudus, yakni dari sisi kanan Allah Bapa sendiri.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (7:25-8:6)
 
"Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya."
 
Saudara-saudara, Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang demi Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara mereka. Imam Agung seperti inilah yang kita perlukan: yakni saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang telah dipisahkan dari orang-orang berdosa, dan ditinggikan mengatasi segala langit; yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya. Hal itu sudah dilakukan Yesus satu kali untuk selama-lamanya, yakni ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Hukum Taurat menetapkan orang-orang yang tidak sempurna menjadi imam agung. Tetapi sesudah hukum Taurat itu, diucapkanlah sumpah, yang menetapkan Putera yang sudah sempurna sampai selama-lamanya, menjadi Imam Agung. Inti segala yang kita bicarakan ini ialah: Kita mempunyai Imam Agung yang seperti itu: Ia duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga, dan melayani ibadat di tempat mahakudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan buatan manusia. Setiap Imam Agung ditetapkan untuk mempersembahkan kurban atau persembahan kepada Allah. Oleh karena itu Yesus harus mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia berada di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini sudah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. Tetapi pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di surga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah. “Ingatlah!” demikian firman Tuhan, “Buatlah semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu!” Tetapi sekarang Yesus telah mendapat tugas pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17; R: 8a.9a)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
2. "Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan daripada-Mu tetap berkata, "Tuhan itu besar!"

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Para pendengar Yesus datang dari segala penjuru: dari Galilea sampai Yudea, dari seberang Yordan sampai Sidon. Semua orang juga ingin menjamah-Nya, karena Ia menyembuhkan banyak orang. Orang-orang terpesona olehnya, penyakit-penyakit dikalahkan-Nya, dan roh-roh jahat takluk.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)
 
"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."
 
Sekali peristiwa, Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama murid-murid-Nya, dan banyak orang dari Galilea mengikuti Dia. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus serta Sidon datanglah banyak orang kepada-Nya. Sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu, Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya, jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka. Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah oleh-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak, “Engkaulah Anak Allah!” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hari ini Yesus dicari banyak orang, bahkan dari luar ‘negeri’ (Sidon dan Tirus). Yesus melayani mereka semua. Tanpa pamrih! Inilah yang dapat kita jadikan bahan permenungan sepanjang hari ini: Pelayanan sejati selalu berarti tanpa pamrih! Pelayanan bukanlah bantuan yang mengandung muatan kepentingan pribadi atau pamrih. Maka marilah kita melihat kembali setiap tindakan yang selama ini kita sebut ‘pelayanan’. Ada sedikit saja pamrih, gugurlah nilai rohaninya, sehingga tak layak lagi disebut pelayanan.

Doa Malam

Allah yang penuh kasih, melalui Yesus banyak orang disembuhkan. Tambahkanlah imanku agar dalam hidup ini aku dapat selalu bersandar pada Yesus, satu-satunya Sang Tabib sejati. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
RUAH

Rabu, 23 Januari 2013 Hari Biasa Pekan II

Rabu, 23 Januari 2013
Hari Biasa Pekan II

Kerinduan untuk memulihkan kesatuan semua orang Kristen adalah satu anugerah Kristus dan satu panggilan Roh Kudus ----- Katekismus Gereja Katolik, 820


Antifon Pembuka
(Mzm 110:4)

Tuhan, Engkau telah bersumpah dan tidak akan menyesal, "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek"

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maharahim, Engkau mengutus Raja Damai ke dunia untuk menyelamatkan umat-Mu. Bantulah kami supaya dapat membawa damai pada sesama, baik dalam keluarga (komunitas) maupun di mana pun kami berada. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (7:1-3.15-17) 
 
"Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek."
 
Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi. Ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, Melkisedek menyongsongnya dan memberkati dia. Dan kepadanya Abraham memberikan sepersepuluh dari semua jarahannya. Menurut arti namanya, Melkisedek pertama-tama adalah raja kebenaran, atau juga raja Salaem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah; harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan! Dan karena dijadikan sama dengan Anak Allah, ia menjadi imam sampai selama-lamanya. Sungguh, Yesus telah ditetapkan sebagai imam menurut tata imamat Melkisedek; artinya: Menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Sebab tentang Yesus diberikan kesaksian, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat (Mzm 110:1.2.3.4)
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek".

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
  
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
 
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, "Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Antonius Oni, seorang karyawan, tergopoh-gopoh masuk kantor. Ia terlambat hampir satu jam. Kepala Bagian yang melihat Oni terlambat, langsung menegur dan memberi sanksi sesuai aturan yang berlaku. Tanpa banyak cakap, Oni menerima sanksi yang dijatuhkan atas dirinya. Siang harinya, ada kejutan yang membuat Kepala Bagian malu dan merasa bersalah. Tanpa diduga, pemilik perusahaan datang ke kantor mencari Oni, karyawan yang terlambat itu. Rupanya pagi hari tadi istri dan anaknya mengalami kecelakaan lalu lintas. Orang yang menolong dan mengantar mereka ke Rumah Sakit adalah Oni, sang karyawan itu. Oni sendiri tidak sadar bahwa orang yang ditolongnya adalah istri dan anak pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Ia hanya berpikir bahwa korban kecelakaan itu memerlukan pertolongan. Ia juga tahu risikonya, terlambat kerja dan mendapat sanksi.

Tak jarang orang yang baik dijatuhi sanksi karena dianggap melanggar aturan, seperti Oni yang datang terlambat. Yesus mengalami hal yang sama. Ia dikecam karena menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat. Menurut aturan Sabat, orang tidak boleh bekerja pada hari itu, sekalipun untuk menyembuhkan orang sakit. Yesus tahu benar tentang aturan itu, namun Ia tidak peduli. Ia tetap menolong orang tersebut. Baginya, keselamatan manusia lebih utama daripada aturan. Aturan harus tetap kita hormati, namun kasih kepada sesama lebih utama.

Tuhan, beri aku terang-Mu agar aku dapat membedakan mana yang lebih utama dalam hidup ini. Amin.


Melalui pewartaan Injil yang setia oleh para Rasul serta pengganti-pengganti mereka, yakni para Uskup, diketuai oleh pengganti Petrus, melalui pelayanan Sakramen-Sakramen, dan melalui pembimbingan dalam cinta kasih, Yesus Kristus menghendaki umat-Nya berkembang berkat karya Roh Kudus, serta menyempurnakan persekutuannya dalam kesatuan: dalam pengakuan satu iman, dalam perayaan bersama ibadat ilahi, dan dalam kerukunan persaudaraan keluarga Allah. (Lih. Unitatis Redintegratio, No. 2)


Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 22 Januari 2013 Hari Biasa Pekan II

Selasa, 22 Januari 2013
Hari Biasa Pekan II

“Gereja harus terus-menerus berdoa dan bekerja untuk mempertahankan, memperkuat dan menyempurnakan kesatuan yang Kristus kehendaki untuk dia” (Katekismus Gereja Katolik, 820)

Antifon Pembuka (Mzm 111:1)

Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kegembiraan dan pemberi rahmat surgawi yang adil, Kauangkat kami menjadi pelayan-Mu. Semoga kami boleh menerima berkat-Mu dengan berlimpah. Berkatilah usaha kami dan dengan rendah hati kami berharap akan terpenuhilah janji-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Tekun, mengharapkan dengan kesungguhan, menantikan dengan sabar, ini yang dinasihatkan dalam surat Ibrani. Orang bisa mengambil Abraham sebagai contoh. Apa dasarnya untuk berharap? Karena Allah sendiri yang berjanji. Dialah yang bersumpah. Allah itu (bukan tidak) adil, tulis surat ini.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (6:10-20)
 
"Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman."
  
Saudara-saudara, Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari, sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki. Kami ingin kalian jangan menjadi lamban, tetapi tetap bersemangat mengikuti jejak merka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya. Dalam sumpah itu Ia berjanji: “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.” Abraham menanti dengan sabar, dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Kalau orang bersumpah, ia bersumpah demi orang yang yang lebih tinggi, dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan yang mengakhiri segala kesangsian. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji, dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah. Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah, dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta! Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah: Supaya kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat bahwa kita akan menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, yakni ketika Ia, menurut tata imamat Melkisedek, menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 111:1-2.4-5.9.10c)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Hukum diadakan untuk manusia, agar manusia bisa mengalami hidup dalam kepenuhannya. Namun tak jarang ketika telah mentradisi, orang lupa maksud yang sebenarnya dari hukum itu, seperti misalnya Hukum Sabat itu. Orang harus pandai memahami hukum. Maka Daud memakan roti sajian untuk imam, dan para murid memetik bulir pada hari Sabat. Nilai hidup lebih penting dari peraturan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)
 
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
 
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian – yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam – dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada meeka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tak ada aturan yang mampu menampung seluruh masalah hidup manusia. Maka saat persoalan tidak dapat dicarikan solusinya lewat aturan, kita mesti kembali pada maksud semula pembuat aturan itu. Maksud semula aturan Sabat adalah untuk mengambil ‘jeda waktu kosong’ dari kerja, untuk beribadat kepada Allah. Ibadat yang baik selalu mengalir kepada tindakan nyata. Mengatasi kelaparan adalah tindakan ibadat yang nyata. Itu juga bentuk penghayatan Sabat.

Doa Malam

Yesus yang murah hati, hari ini aku Kaudidik dengan sabda-Mu. Tolonglah aku untuk berani bertindak yang benar dan semakin menjauhi dosa. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


RUAH

Senin, 21 Januari 2013 Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir

Senin, 21 Januari 2013
Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir

Agnes tidak takut akan tangan algojo berdarah, Ia tidak bergerak oleh suara rantai berat yang gemerincing ---- St. Ambrosius

Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan piala bernyala.

Doa Pagi

Ya Tuhan, hari ini Gereja memperingati Sta. Agnes, seorang martir yang rela mengorbankan diri demi imannya. Kuatkanlah juga iman saudara-saudari kami yang saat ini tertindas karena mempertahankan iman kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Dalam teks ini Surat kepada Orang Ibrani melukiskan secara indah bagaimana Yesus Kristus, Imam Agung kita itu. Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan. Dan sekalipun sebagai Anak, Ia juga belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:1-10)

"Yesus belajar menjadi taat, sekalipun ia Anak Allah."
 
Saudara-saudara, setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. Seorang imam agung harus dapat memahami orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan. Karena itu ia harus mempersembahkan korban pelunas dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Tidak ada seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri! Sebab setiap imam agung dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus! Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Agung, tetapi diangkat oleh Dia yang bersabda kepada-Nya, "Anak-Kulah Engkau. Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan." Atau di bagian lain dalam Kitab Suci Ia bersabda, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek." Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Kristus telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Agung oleh Allah, menurut tata imamat Melkisedek.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat. (Mzm 110:1.2.3.4)
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, "Duduklah di sebelah kanan-Ku,sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu, sejak fajar masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek".

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Yesus tidak menentang puasa. Namun, Ia hendak menunjukkan bahwa kedatangan Sang Anak adalah "saat kegembiraan". Jika nanti para murid-Nya berpuasa, hal itu bukan didorong pertama-tama oleh aturan, melainkan oleh kehendak sukarela untuk menundukkan yang jasmani pada apa yang rohani.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
 
"Pengantin itu sedang bersama mereka."

Waktu itu, murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, "Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
.

Renungan

Begitu besarnya pengaruh lingkungan sekitar, banyak murid Kristus yang menganggap puasa hanya persoalan tidak makan dan tidak minum. Padahal, puasa adalah menyiapkan disposisi diri untuk menyambut kedatangan Allah. Makna rohani puasa adalah memberi ruang yang lebih luas untuk Allah, lewat pengendalian diri pada kebutuhan manusia yang paling mendasar, yakni makan-minum. Dengan demikian, mampu mengendalikan diri dalam aneka perbuatan yang mengotori hati kita.

Doa Malam

Yesus, sumber hidup kami, bantulah kami untuk tidak terikat oleh peraturan-peraturan yang menghambat untuk berbuat baik. Singkirkanlah rasa curiga yang membuat kami tidak leluasa dalam melakukan karya kasih-Mu dan ampunilah kesalahan-kesalahan hari ini, sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Ketaatan tidaklah cukup hanya melakukan apa yang diperintahkan. Ketaatan hendaknya dilakukan tanpa perbantahan, dan dipandang sebagai yang paling baik dan yang paling sempurna dari yang mungkin, meski tampaknya berlawanan. ---- St Filipus Neri

RUAH

Minggu Biasa II/C – 20 Januari 2013



Minggu Biasa II/C – 20 Januari 2013
Yes 62:1-5; 1Kor 12:4-11; Yoh 2:1-11

Kalau boleh dan bisa memilih atau menentukan, tentu kita akan memilih hidup yang tanpa masalah. Semua berjalan dengan baik. Semua usaha berhasil. Semua rencana terlaksana sesuai harapan. Namun, rasanya tidak mungkin hidup itu selalu berjalan dengan baik, sesuai rencana dan harapan, tanpa ada masalah sedikit pun.  

Sejarah hidup bangsa Israel, yang notabene merupakan umat pilihan Tuhan pun mencatat bahwa mereka tidak terlepas dari kesulitan dan masalah. Bacaan pertama (Yes 62:1-5) menyatakan janji Tuhan untuk menolong mereka yang menderita dan mengalami kesulitan di tanah pembuangan. Bacaan Injil (Yoh 2:1-11) mengisahkan sebuah pesta perkawinan yang nyaris mengalami persoalan besar karena kekurangan anggur sebagai salah satu jamuan yang utama untuk para tamu. Mari kita menimba inspirasi dari bacaan-bacaan ini supaya kita pun dapat menghadapi masalah, kesulitan, dan persoalan hidup sebagai orang beriman dan sesuai dengan iman kita.

Marilah kita awali dengan memperdalam bacaan Injil. Konteks situasi yang dikisahkan dalam Injil ini, kurang lebih demikian: sebuah keluarga di Kana Galilea mengadakan pesta perkawinan. Pada zaman itu, pesta nikah dilaksanakan berhari-hari (sekitar satu minggu). Maka, kalau keluarga kurang cermat dalam memperhitungkan tamu yang akan hadir, mereka bisa kehabisan anggur atau suguhan yang lain pada saat pesta belum selesai. Inilah yang terjadi pada pesta nikah di Kana ini.

Dalam konteks budaya Yahudi pada waktu itu, kekurangan anggur bukanlah masalah sepele. Masalah ini bisa menjadi aib yang besar. Para tamu dapat tersinggung dan merasa kurang dihargai atau diterima sepantasnya. Buntutnya, keluarga yang bersangkutan tidak hanya dijadikan buah bibir setelah pesta tetapi bisa sampai dituntut di pengadilan.

Melihat situasi tersebut, Bunda Maria bertindak cepat. Letak kota Kana ini ± 14 km sebelah utara Nazaret. Menurut ukuran waktu itu, masih dekat dan tetanggaan dengan Nazaret. Rupanya, keluarga Kana ini juga mempunyai hubungan yang dekat atau bahkan kekerabatan dengan keluarga Nazaret. Buktinya, Maria dan Yesus diundang ke situ. Maria sendiri, kemungkinan seperti ibu-ibu yang lain ikut rewang di dapur. Kedekatan relasi ini makin tampak ketika Maria melihat bahwa mereka kehabisan anggur, tanpa diminta oleh tuan rumah, ia langsung bergerak cepat. Maria datang kepada Yesus karena ia yakin, dalam situasi gawat tersebut, hanya Yesus yang merupakan tumpuan harapan satu-satunya.

Begitulah, akhirnya terjadi dialog antara Maria dengan Yesus. Meskipun Yesus mengatakan bahwa “saat-Nya belum tiba” (ay.4), Maria yakin bahwa Yesus tidak akan tinggal diam dan membiarkan tuan rumah mengalami masalah besar. Dengan keyakinan itu, ia meminta kepada para pelayan agar mereka melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Benar! Yesus tergerak melakukan sesuatu. Ia menyuruh para pelayan mengisi tempayan yang biasanya dipakai untuk membasuh kaki (ay.6) sebelum para tamu masuk ruangan pesta. Ada 6 tampayan yang harus diisi dengan air, masing-masing sampai penuh (ay.7). Diperkirakan, 1 tempayan dapat menampun 90 liter air. Jadi totalnya ada 540 liter.  

Injil Yohanes ini tidak menulis apa pun mengenai apa yang dibuat Yesus untuk mengubah air menjadi anggur. Hanya dituliskan, setelah ke-6 tempayan itu diisi air sampai penuh, pelayan-peyanan diminta mencedoknya dan membawa kepada peminpin pesta. Ternyata air tersebut sudah berubah menjadi anggur dengan kualitas yang baik (ay.8-10). Kemudian, dikatakan bahwa mukjizat itu merupakan “yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya” (ay.11)

Sekarang, apa pesan-Nya untuk kita?

Pertama, mari kita realistis bahwa hidup itu tidak akan pernah terlepas dari kesulitan, masalah, dan persoalan. Masalah muncul karena memang harus ada. Kita akan semakin kuat dan menjadi pribadi yang tangguh dengan adanya masalah yang harus kita hadapi, bagaikan sebuah pohon yang akan menjadi besar dan kuat ketika tumbuh bersama dengan terpaan hujan deras dan angin kencang. Tanpa masalah, kita justru tidak akan maju dan berkembang.

Kedua, dalam menghadapi realitas kehidupan yang demikian, kita diajak untuk mempunyai keyakinan iman bahwa Tuhan pasti dan selalu menolong. Sabda-Nya, “Aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh” (Yes 62:1). Ia juga mengaruniakan Roh-Nya untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan ajaib dalam hidup kita (bdk.1Kor 12:4-6). Ia berkenan hadir dalam kehidupan kita dan tinggal bersama kita sebagaimana Ia hadir di tengah-tengah keluarga Kana (Yoh 2:2). Bunda Maria pun selalu siap sedia memberi pertolongan pada kita (Yoh 2:3-5).

Ketiga, keyakinan iman bahwa Tuhan dan Bunda Maria selalu hadir, menyertai dan menolong kita, hendaknya membuka hati kita untuk selalu menjadikan Tuhan dan Bunda Maria sebagai tamu istimewa dalam kehidupan kita. Melalui doa-doa dan devosi kita, Perayaan Ekaristi, membaca Kitab Suci, dll., kita undang Bunda Maria dan Tuhan Yesus untuk hadir dalam diri kita dan keluarga kita. Niscaya kita pun akan mengalami mukjizat Tuhan. Kita akan mendapat pertolongan dalam menghadapi setiap masalah, persoalan dan kesulitan. Hidup kita yang seringkali tawar seperti air, juga akan diubah menjadi seperti anggur yang manis dan berkualitas. Dan yang lebih penting, semoga kita un menjadi seperti para murid, yaitu semakin percaya dan beriman kepada Tuhan (Yoh 2:11).

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy