Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Minggu, 23 Juni 2013 Hari Minggu Biasa XII
Dalam sebuah pelajaran, seorang guru bertanya, “Anak-anak, apa cita-citamu nanti?” Murid-murid menjawab ada yang ingin jadi dokter, jadi pilot, jadi pengusaha, ada juga yang ingin jadi presiden. Di antara anak-anak yang ramai memberi jawaban ada satu anak yang diam saja. Lalu sang guru mendekat dan bertanya, “Nak, mengapa kamu sedih? Apakah kamu tidak mempunyai cita-cita?” Jawab anak itu, “Ibu, saya malu mengatakan cita-cita saya.” Guru berkata, “Katakanlah, yang lain akan menghargai cita-citamu”. Ia menjawab, “Cita-cita saya adalah ingin membahagiakan ibu. Ibu sudah 5 tahun berbaring di tempat tidur dan sakit lumpuh.” Mendapat jawaban ini bu guru terdiam…, matanya berkaca-kaca, lalu ia berkata, “Tuhan pasti mendengar apa yang kamu minta.”
Perubahan hidup seseorang seringkali terjadi saat bersama atau melihat pribadi atau mengalami peristiwa tertentu. Seperti halnya anak-anak, dengan “melihat” sosok orang dengan keteladanan akan membawa pengaruh pada cita-citanya, namun ada juga yang karena situasi tertentu mendorong seseorang untuk berpikir yang lain. Kata-kata dari seorang anak yang bercita-cita membahagiakan ibunya yang sudah 5 tahun berbaring di tempat tidur dan sakit lumpuh merupakan cita-cita dari sebuah refleksi mendalam seorang anak sesuai usianya. Baginya ibu adalah segalanya, yang tidak tergantikan oleh apapun.
Yesus, dalam Injil mengajak para murid untuk masuk dalam sebuah pemahaman yang mendalam tentang siapakah yang mereka ikuti. Kepada para murid Yesus bertanya “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Setelah mendapat jawaban Yesus bertanya kembali, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” 2 model pertanyaan yang diajukan Yesus bukannya tanpa makna. Istilah kata orang menujuk pengertian murid tentang Yesus yang diperoleh dari cerita orang lain. Namun Yesus mengajak para murid untuk tahu tentang diri-Nya bukan dari kata orang. Istilah menurut kamu melukiskan pemahaman pribadi.
Berbicara perikop bacaan Injil, Lukas berbicara tentang 1) pengakuan Petrus, yang berbicara tentang pengakuan akan hakekat Allah sendiri, bahwa Yesus adalah Mesias yang hidup; 2) nubuat penderitaan Kristus, di mana Yesus harus menanggung penderitaan, ditolak, dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga; 3) penyangkalan diri seorang murid Kristus yang berarti juga ikut memanggul salib. Bahkan seorang pengikut Kristus harus siap untuk kehilangan nyawa. Penulis Lukas mengajak para murid untuk meninggalkan pendapat umum dengan semakin mengenal Kristus secara mendalam. Dengan demikian para murid mengerti bahwa Kristus yang mereka ikuti adalah Kristus yang harus menderita demi keselamatan manusia.
Seperti halnya para murid, kita yang mengikuti Kristus diundang untuk punya pemahaman yang sama bahwa Kristus adalah Allah yang bersolider dan hidup dalam kebersamaan secara nyata dengan manusia. Tentu saja bagi umat Kristiani mengikuti-Nya bukanlah kesia-siaan, karena Kristus yang kita imani adalah Kristus yang telah bangkit dan hidup dalam diri manusia. Bentuk penting dalam persatuan dengan Kristus adalah melalui baptis. Paulus dalam bacaan menjabarkan hakekat dan makna baptisan berarti diangkat menjadi anak-anak Allah. Dalam baptisan semua orang dipersatukan dan mempunyai martabat yang sama di hadapan Allah.
Tentu saja, jika orang mengikuti Kristus bukannya tanpa konsekuensi. Para murid dipanggil untuk penyangkalan diri dari hal-hal yang berlawanan dengan hakekat Allah dan berani memanggul salib atas dasar iman. Hanya dengan pengenalan yang mendalam akan Kristus, kita dapat memahami tentang ajaran Kristus. Marilah kita mengenal dan menemukan Kristus secara pribadi, bukan kata orang lain, atau bukan karena kata buku. Ketika kita menemukan Kristus dalam hidup, kita akan semakin dikuatkan dalam iman.
Berkat Tuhan menyertai kita,
Pastor Paulus Setiadi SS, SCJ
Minggu, 23 Juni 2013 Hari Minggu Biasa XII
Minggu, 23 Juni 2013
Hari Minggu Biasa XII
Ekaristi muncul serentak sebagai sumber dan puncak segala evangelisasi --- Beato Yohanes Paulus II
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
Tuhanlah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu, gembalakan dan dukunglah mereka selama-lamanya.
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang Maha Pengasih, Putra-Mu telah menderita dan melaksanakan kehendak-Mu dengan paripurna. Ia wafat demi kami dan memasuki kemuliaan. Berilah kami kekuatan untuk mengikuti jejak-Nya melalui jalan yang telah dirintis-Nya, agar pada waktunya sampai ke rumah-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Zakharia (12:10-11;13:1)
Beginilah firman Tuhan, “Aku akan mencurahkan roh kasih dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem. Lalu mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan meratapi dia seperti meratapi anak tunggal; mereka akan menangisi dia dengan pedih seperti menangisi anak sulung. Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido. Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2abcd.2e-4.5-6.8-9)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau; jiwaku menghauskan Tuhanku; laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku; melihat kemuliaan-Mu yang besar. Cinta-Mu lebih berharga dari pada hidup; hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku; aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku; dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.
"Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus."
Saudara-saudara, kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Jadi kalau kamu milik Kristus, maka kamu juga keturunan Abraham, dan berhak menerima janji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-dombaku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-24)
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawab mereka, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Mesias dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Yesus lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Antifon Persembahan (Mzm 17:5.67)
Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Antifon Komuni
Tuhan bersabda, "Aku ini gembala baik. Aku menyerahkan hidup-Ku bagi domba-domba-Ku."(Yoh 10:11.15)
atau
Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et esquator me. (Mat 16:24)
Hari Minggu Biasa XII
Ekaristi muncul serentak sebagai sumber dan puncak segala evangelisasi --- Beato Yohanes Paulus II
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
Tuhanlah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu, gembalakan dan dukunglah mereka selama-lamanya.
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang Maha Pengasih, Putra-Mu telah menderita dan melaksanakan kehendak-Mu dengan paripurna. Ia wafat demi kami dan memasuki kemuliaan. Berilah kami kekuatan untuk mengikuti jejak-Nya melalui jalan yang telah dirintis-Nya, agar pada waktunya sampai ke rumah-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Zakharia (12:10-11;13:1)
"Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam."
Beginilah firman Tuhan, “Aku akan mencurahkan roh kasih dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem. Lalu mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan meratapi dia seperti meratapi anak tunggal; mereka akan menangisi dia dengan pedih seperti menangisi anak sulung. Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido. Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2abcd.2e-4.5-6.8-9)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau; jiwaku menghauskan Tuhanku; laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku; melihat kemuliaan-Mu yang besar. Cinta-Mu lebih berharga dari pada hidup; hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku; aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku; dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (3:26-29)
"Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus."
Saudara-saudara, kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Jadi kalau kamu milik Kristus, maka kamu juga keturunan Abraham, dan berhak menerima janji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-dombaku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-24)
"Engkau adalah Mesias dari Allah ... Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawab mereka, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Mesias dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Yesus lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Antifon Persembahan (Mzm 17:5.67)
Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Antifon Komuni
Tuhan bersabda, "Aku ini gembala baik. Aku menyerahkan hidup-Ku bagi domba-domba-Ku."(Yoh 10:11.15)
atau
Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et esquator me. (Mat 16:24)
Renungan
Ketika ada pesan elektronik berupa sms hanya muncul nomor HP saja, umumnya kita tidak memedulikannya. Terlebih bila isi pesan hanya sebuah iklan atau mempromosikan sesuatu, atau berita yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan kita. Tetapi, bila isinya seakan berhubungan dengan kita, maka segera kita bertanya dari siapa pesan itu dan mengecek kebenarannya. Dan dalam kenyataan ada yang terjebak, sms itu hanyalah awal dari orang yang ingin mengeruk harta atau uang kita. Memang, itu sering terjadi di tahun yang lalu, semoga tidak di masa sekarang ini.
Demikianlah, kita sebagai manusia, lebih cenderung menanggapi hal-hal yang sekiranya berhubungan atau membawa dampak bagi hidup kita. Selama hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan hidup kita, maka kita pun tidak peduli akan hal itu. Bagaimana bila ini terjadi pada relasi kita dengan pribadi Yesus? Meskipun Yesus telah hidup sekian ribu tahun yang lalu, masihkah pesan-Nya terdengar menjadi pesan dari pribadi yang telah punya nama di hati kita ataukah pesan yang seakan dari orang yang kita tidak kenal?
Karena itu, penting juga kalau Gereja dalam liturgi terus menampilkan kutipan-kutipan seperti ini. Yesus bertanya kepada para murid-Nya, “Siapakah Aku ini?” Dari jawaban para murid, kita bisa mengambil pesan dua hal. Pertama, Yesus dikenal sebagai pribadi yang luar biasa, manusia superstar. Kedua, Yesus dikenal sebagai pribadi yang rela mati demi kita, orang berdosa ini. Meskipun sesungguhnya satu sajalah jawabannya, tetapi baiklah kalau kita juga bergerak ke dua pengenalan itu. Manakah yang lebih memuaskan hati kita? Yang pertama ataukah yang kedua?
Kalau berangkat dari kesadaran akal budi, tentu sebagian besar dari kita, orang beriman, lebih memilih yang kedua. Yakni, Yesus yang dikenal sebagai pribadi yang rela mati demi kita, Dialah Mesias dari Allah. Bagus kedengarannya, indah pula seperti yang dikehendaki oleh ajara Gereja. Akan tetapi, mari kita merenungkan bagaimana kehidupan kita sendiri, yang adalah pengikut-Nya. Sudahkah mencerminkan gaya hidup Yesus yang rela berkorban bagi keselamatan orang lain? Bila memilih Yesus yang Mesias itu, kesuksesan terbesar kita bukan pada uang, harta, ataupun kekayaan, juga bukan pangkat dan kedudukan, segala yang duniawi, melainkan, bila semakin banyak orang mengalami kesembuhan rohani, pengusiran dari roh jahat, dan pertobatan sejati yang membawa keselamatan dan kebahagiaan kekal bersama-Nya.
Sederhananya, jawaban pertanyaan Yesus itu dengan tindakan nyata kita, bukan dengan akal budi semata, juga bukan dengan perasaan saja. St. Yakobus dengan jelas mengatakan, “Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.” Maka, perbuatan apakah yang telah menjadikan kita benar-benar disebut sebagai murid-murid-Nya yang selalu dekat dan mengenal-Nya setiap saat? Apakah kasih, pengampunan dan korban, ataukah kita masih saja menyimpan amarah, dendam dan egoisme diri?
Ketika ada pesan elektronik berupa sms hanya muncul nomor HP saja, umumnya kita tidak memedulikannya. Terlebih bila isi pesan hanya sebuah iklan atau mempromosikan sesuatu, atau berita yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan kita. Tetapi, bila isinya seakan berhubungan dengan kita, maka segera kita bertanya dari siapa pesan itu dan mengecek kebenarannya. Dan dalam kenyataan ada yang terjebak, sms itu hanyalah awal dari orang yang ingin mengeruk harta atau uang kita. Memang, itu sering terjadi di tahun yang lalu, semoga tidak di masa sekarang ini.
Demikianlah, kita sebagai manusia, lebih cenderung menanggapi hal-hal yang sekiranya berhubungan atau membawa dampak bagi hidup kita. Selama hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan hidup kita, maka kita pun tidak peduli akan hal itu. Bagaimana bila ini terjadi pada relasi kita dengan pribadi Yesus? Meskipun Yesus telah hidup sekian ribu tahun yang lalu, masihkah pesan-Nya terdengar menjadi pesan dari pribadi yang telah punya nama di hati kita ataukah pesan yang seakan dari orang yang kita tidak kenal?
Karena itu, penting juga kalau Gereja dalam liturgi terus menampilkan kutipan-kutipan seperti ini. Yesus bertanya kepada para murid-Nya, “Siapakah Aku ini?” Dari jawaban para murid, kita bisa mengambil pesan dua hal. Pertama, Yesus dikenal sebagai pribadi yang luar biasa, manusia superstar. Kedua, Yesus dikenal sebagai pribadi yang rela mati demi kita, orang berdosa ini. Meskipun sesungguhnya satu sajalah jawabannya, tetapi baiklah kalau kita juga bergerak ke dua pengenalan itu. Manakah yang lebih memuaskan hati kita? Yang pertama ataukah yang kedua?
Kalau berangkat dari kesadaran akal budi, tentu sebagian besar dari kita, orang beriman, lebih memilih yang kedua. Yakni, Yesus yang dikenal sebagai pribadi yang rela mati demi kita, Dialah Mesias dari Allah. Bagus kedengarannya, indah pula seperti yang dikehendaki oleh ajara Gereja. Akan tetapi, mari kita merenungkan bagaimana kehidupan kita sendiri, yang adalah pengikut-Nya. Sudahkah mencerminkan gaya hidup Yesus yang rela berkorban bagi keselamatan orang lain? Bila memilih Yesus yang Mesias itu, kesuksesan terbesar kita bukan pada uang, harta, ataupun kekayaan, juga bukan pangkat dan kedudukan, segala yang duniawi, melainkan, bila semakin banyak orang mengalami kesembuhan rohani, pengusiran dari roh jahat, dan pertobatan sejati yang membawa keselamatan dan kebahagiaan kekal bersama-Nya.
Sederhananya, jawaban pertanyaan Yesus itu dengan tindakan nyata kita, bukan dengan akal budi semata, juga bukan dengan perasaan saja. St. Yakobus dengan jelas mengatakan, “Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.” Maka, perbuatan apakah yang telah menjadikan kita benar-benar disebut sebagai murid-murid-Nya yang selalu dekat dan mengenal-Nya setiap saat? Apakah kasih, pengampunan dan korban, ataukah kita masih saja menyimpan amarah, dendam dan egoisme diri?
RUAH
RITUS DAN UPACARA PERAYAAN EKARISTI
(Kitab Hukum Kanonik, kan. 924-927)
(Kitab Hukum Kanonik, kan. 924-927)
Kurban Ekaristi mahakudus harus dipersembahkan dengan roti dan anggur, yang harus dicampur sedikit air.
Sama sekali tidak dibenarkan (nefas est), juga dalam kebutuhan ekstrem yang mendesak, mengkonsekrasi satu bahan tanpa yang lain, atau juga mengkonsekrasi keduanya diluar perayaan Ekaristi. (kan. 927)
§ 2 Roti haruslah dibuat dari gandum murni dan baru, sehingga tidak ada bahaya pembusukan.Dalam perayaan Ekaristi, sesuai tradisi Gereja Latin kuno, imam hendaknya menggunakan roti tak-beragi di mana pun ia merayakannya. (kan. 926)
§ 2 Anggur haruslah alamiah dari buah anggur dan tidak busuk. (kan. 924)
Komuni suci hendaklah diterimakan hanya dalam rupa roti atau, menurut norma hukum liturgi, dalam dua rupa; namun bila dibutuhkan, juga hanya dalam rupa anggur. (kan. 925)
Sama sekali tidak dibenarkan (nefas est), juga dalam kebutuhan ekstrem yang mendesak, mengkonsekrasi satu bahan tanpa yang lain, atau juga mengkonsekrasi keduanya diluar perayaan Ekaristi. (kan. 927)
Sabtu, 22 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI
Sabtu, 22 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI
“Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 34:9)
Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Gustate et videte, quoniam suavis est Dominus: beatus vir, qui speret in eo.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahabaik, baharuilah selalu diri kami berkat Roh Kudus yang Kaucurahkan. Berilah kami rahmat untuk menerima kehadiran Putra-Mu dalam hidup kami sehingga dapat meneladan Dia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dlam hidup. Dengan demikian menjadi nyata bahwa kami adalah murid Yesus Kristus Putera-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Banyak orang memandang kelemahannya secara negatif. Rasul Paulus tidak demikian. Ia justru mau bermegah dalam kelemahannya, karena pada saat dia merasa lemah, dia bisa merasakan kuasa Kristus turun menaunginya. Dalam kelemahannya ia bisa merasakan kekuatan Tuhan. Kelemahannya membuat Paulus semakin rendah hati, bukan minder.
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:1-10)
Hari Biasa Pekan XI
“Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 34:9)
Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Gustate et videte, quoniam suavis est Dominus: beatus vir, qui speret in eo.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahabaik, baharuilah selalu diri kami berkat Roh Kudus yang Kaucurahkan. Berilah kami rahmat untuk menerima kehadiran Putra-Mu dalam hidup kami sehingga dapat meneladan Dia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dlam hidup. Dengan demikian menjadi nyata bahwa kami adalah murid Yesus Kristus Putera-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Banyak orang memandang kelemahannya secara negatif. Rasul Paulus tidak demikian. Ia justru mau bermegah dalam kelemahannya, karena pada saat dia merasa lemah, dia bisa merasakan kuasa Kristus turun menaunginya. Dalam kelemahannya ia bisa merasakan kekuatan Tuhan. Kelemahannya membuat Paulus semakin rendah hati, bukan minder.
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:1-10)
"Aku suka bermegah atas kelemahanku."
Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu (entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:8-9.10-11.12-13)
1. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.
Janganlah khawatir akan hal-hal duniawi. Tuhan telah memikirkannya bagi kita dan ia akan menetapkan yang baik bagi kita. Yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah mewartakan Kerajaan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
"Jangan khawatir akan hari esok."
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?’ Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Perasaan kuatir dan cemas adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi. Namun, kekuatiran yang berlebihan bisa membuat orang stres, sulit tidur, atau gampang sakit. Yesus mengundang kita untuk hidup bersama Dia. Dengan cara ini kita tidak terlalu mudah kuatir. Usaha doa, kerja keras dan harapan bahwa Allah bekerja dalam diri kita adalah sikap yang harus ditanamkan dalam diri kita.
Doa Malam
Bapa yang Mahamurah, Engkau senantiasa memenuhi segala yang kami perlukan. Namun betapa sering kami kurang bersyukur dan khawatir. Ampunilah kami ya Bapa, ampunilah kami orang berdosa ini. Amin.
RUAH
Jumat, 21 Juni 2013 Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
Jumat, 21 Juni 2013
Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
Inilah yang menjadi doaku sedalam-dalamnya, ya ibu yang mulia, agar engkau dapat menikmati rahmat Roh Kudus dan penghiburan-Nya yang abadi -- St Aloysius Gonzaga
Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-Nya
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah mencintai kami dengan kasih yang begitu besar. Semoga, kami pun senantiasa dan berusaha untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta kekayaan yang akan binasa. Jadikanlah kami putra-putri-Mu yang saling memperkaya satu sama lain dalam iman, harapan dan cinta kasih sehingga kami pun layak menerima anugerah keselamatan abadi yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)
Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
Inilah yang menjadi doaku sedalam-dalamnya, ya ibu yang mulia, agar engkau dapat menikmati rahmat Roh Kudus dan penghiburan-Nya yang abadi -- St Aloysius Gonzaga
Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-Nya
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah mencintai kami dengan kasih yang begitu besar. Semoga, kami pun senantiasa dan berusaha untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta kekayaan yang akan binasa. Jadikanlah kami putra-putri-Mu yang saling memperkaya satu sama lain dalam iman, harapan dan cinta kasih sehingga kami pun layak menerima anugerah keselamatan abadi yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)
"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu memelihara semua jemaat."
Saudara-saudara, karena banyak orang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga. Mereka orang Ibrani, aku juga! Mereka orang Israel, aku juga! Mereka keturunan Abraham, aku juga! Mereka pelayan Kristus, aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan; tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat. Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hiruk pikuk membongkar kasus-kasus korupsi saat ini pada dasarnya menyangkut harta. Semuanya berawal dari manusia yang gila harta. Orang ingin kaya mendadak. Jauh dari rasa bersalah. Sepertinya sudah mati rasa kalau korupsi merugikan negara. Seorang pegawai negeri bisa memiliki harta luar biasa banyak dan hampir tak dapat ditaksir. Repotnya, itu sudah dianggap biasa. Mengapa semua ini bisa terjadi? Rahasia jawaban ada pada harta dan takhta.
Hal yang telah lama bercokol dan menjadi tren dalam masyarakat kita ialah mengejar harta dan takhta. Dua hal ini kerap berjalan bersama. Dengan harta yang berlimpah orang bisa membeli kekuasaan atau takhta. Setelah berkuasa dan menduduki takhta orang cenderung menyalahgunakannya. Tujuannya sama, agar lebih banyak lagi menumpuk harta. Tidak heran, bila korupsi akan tetap meraja-lela di mana-mana dan tak akan bisa diberantas.
Mengumpulkan harta memang tidak salah. Yang salah ialah mengumpulkan harta secara tidak wajar. Manusia perlu hidup layak, tapi bukan dengan menghalalkan segala cara.
Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal: Pertama, kita memang dianjurkan untuk mengumpulkan harta. Tapi, bukan harta dunia fana, yang dapat dimakan ngengat dan karat dan bisa diintai dan dijarah maling setiap saat, melainkan untuk mengumpulkan harta surgawi yang membawa kita ke tanah air surgawi. Kedua, kita harus giat dan tekun mengolah hati. Suara hati yang benar tak dapat ditawar, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Mat 6:21). Seorang kawan pernah bercerita ia sulit membagi harta miliknya bagi orang lain karena hatinya begitu melekat padanya.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tak pernah puas. Ia terus ingin memiliki. Hatinya tidak pernah tenang dan selalu terarah pada harta. Syukurlah, bila ia mampu mengarahkan hati ke harta surgawi. Bila tidak, akan tetap banyak orang masuk penjara karena kasus harta.
Sebagai seorang dari keluarga bangsawan, St. Aloysius Gonzaga rela melepaskan dirid ari harta dunia. Dengan tekun berdoa, matiraga dan laku tobat, ia mengarahkan hati kepada harta surgawi. Baginya, penyangkalan diri dan pertobatan hati adalah cara ampuh meraih harta surgawi.
Aloysius Gonzaga lahir di Roma, pada 9 Maret 1568. Setelah dewasa ia bergabung dengan Serikat Yesus dan mendapat tugas yang berat dan kasar. "Aku ini sepotong besi yang bengkok. Aku datang kepada agama Katolik agar dijadikan lurus oleh palu penyangkalan diri dan laku tobat," katanya suatu hari. Ia juga merawat orang-orang yang sakit ketika wabah menyerang Kota Roma hingga wabah yang sama menyerangnya dan kemudian meninggal pada 21 Juni 1591. Ia dibeatifikasi pada 19 Oktober 1605 oleh Paus Paulus V dan dikanonisasi pada 31 Desember 1726 oleh Paus Benediktus XIII. Ia menjadi pelindung Orang Muda Katolik. Peringatannya dirayakan setiap 21 Juni.
CAFE ROHANI
Kamis, 20 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI
Kamis, 20 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI
“Doa tidak lain daripada bersatu dengan Tuhan” (St. Yohanes Maria Vianey)
Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)
Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang.
Doa Pagi
Allah Bapa kami di surga, Engkau melihat kami dari dalam persembunyian-Mu dan mengenal persoalan-persoalan yang ada dalam hati kami. Janganlah kiranya sia-sia permohonan kami, tetapi berilah kami kekuatan agar dalam nasib mujur ataupun malang tetap hidup rukun bersama mengikuti teladan Yesus, Putra-Mu dan Saudara kami, yang hidup dan bertahta sepanjang segala masa. Amin.
Dengan istilah cemburu, Rasul Paulus mengungkapkan kasih dan perhatiannya kepada jemaat di Korintus. Kecemburuannya itu bertujuan agar kemurnian ajarannya tetap terjaga. Dengan demikian dapat membawa umatnya pada Injil Kristus. Sebab penghayatan Injil yang murni menjamin persatuan umat dengan Kristus sendiri.
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)
Hari Biasa Pekan XI
“Doa tidak lain daripada bersatu dengan Tuhan” (St. Yohanes Maria Vianey)
Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)
Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang.
Doa Pagi
Allah Bapa kami di surga, Engkau melihat kami dari dalam persembunyian-Mu dan mengenal persoalan-persoalan yang ada dalam hati kami. Janganlah kiranya sia-sia permohonan kami, tetapi berilah kami kekuatan agar dalam nasib mujur ataupun malang tetap hidup rukun bersama mengikuti teladan Yesus, Putra-Mu dan Saudara kami, yang hidup dan bertahta sepanjang segala masa. Amin.
Dengan istilah cemburu, Rasul Paulus mengungkapkan kasih dan perhatiannya kepada jemaat di Korintus. Kecemburuannya itu bertujuan agar kemurnian ajarannya tetap terjaga. Dengan demikian dapat membawa umatnya pada Injil Kristus. Sebab penghayatan Injil yang murni menjamin persatuan umat dengan Kristus sendiri.
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)
"Aku mewartakan Injil kepadamu dengan cuma-cuma."
Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya. Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima. Padahal menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun. Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.7-8; R:7a)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; Perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa." Alleluya.
Yesus mengajarkan bahwa berdoa tidak perlu bertele-tele. Banyak orang mengira bahwa doa yang panjang akan dikabulkan. Allah tidak melihat panjangnya doa, tetapi melihat hati, iman si pendoa di hadapan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
"Berdoalah kalian demikian."
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Doa yang baik itu keluar dari hati yang terdalam. Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus dan sangat lengkap. Doa Bapa Kami menyentuh segala aspek kehidupan, yaitu dimulai dengan memuji nama Allah, lalu memanjatkan apa yang menjadi kebutuhan sehari-hari yaitu rezeki yang dapat berupa apa pun. Dilanjutkan dengan relasi terhadap sesama: selalu mengampuni dan meminta perlindungan kepada Allah dari segala yang dapat membawa kepada dosa. Apakah doa Bapa Kami ini selalu kita doakan dengan segenap hati, atau asal-asalan?
Doa Malam
Ya Allah, ya Bapa, Engkau adalah Allah yang Mahatahu. Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri. Engkau tahu bila aku kenyang atau lapar. Namun, jika aku berdoa, “Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”, itu karena aku percaya bahwa tak mungkin Bapa yang telah menganugerahkan kehidupan kepada setiap umat-Mu, Engkau tidak memberikan juga makanan serta segala kebutuhan jasmani dan rohani lainnya bagi kehidupanku setiap hari. Sebab itu, ya Allah, pada malam ini aku hendak membangun sikap pasrah, berserah diri akan penyelenggaraan-Mu. Aku percayakan seluruh hidupku kepada-Mu, Engkau yang begitu mengasihiku, kini dan sepanjang masa. Amin.
“Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan
kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”. Dari mana kita berbicara, kalau
kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau
“dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang
merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14). Kerendahan hati
adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus
berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap
rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis. ----
Katekismus Gereja Katolik, 2559
RUAH
Rabu, 19 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI
Rabu, 19 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI
Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk ..." --- Yes 58:6
Antifon Pembuka (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.
Doa Pagi
Tuhan, Engkau melihat ketulusan hati kami dalam memberi dan berbagi. Semoga dari hari ke hari kami memberi dengan sukacita dan tidak lagi memperhitungkan untung rugi. Semoga hari ini pun kami dapat menjadi saluran berkat-Mu bagi sesama. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)
Hari Biasa Pekan XI
Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk ..." --- Yes 58:6
Antifon Pembuka (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.
Doa Pagi
Tuhan, Engkau melihat ketulusan hati kami dalam memberi dan berbagi. Semoga dari hari ke hari kami memberi dengan sukacita dan tidak lagi memperhitungkan untung rugi. Semoga hari ini pun kami dapat menjadi saluran berkat-Mu bagi sesama. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)
"Allah mengasihi orang yang memberi sukacita."
Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian, supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma. Kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian serta melipatgandakannya, dan menumbuhkan buah kebenaranmu. Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam hal memberikan pujian, kita sering dilema. Kita boleh bertanya apakah pujian ini nanti tepat sasaran atau tidak, jangan-jangan salah sasaran. Memuji orang lain dengan tulus tidak pernah salah, kecuali memuji dengan maksud tertentu. Banyak orang, mungkin termasuk kita, mencari pujian dengan melakukan tindakan-tindakan yang memancing pujian, supaya kita dikatakan hebat, serba mewah, serba wah, dan kitalah yang terbaik diantara yang lainnya. Mencari pujian dengan sengaja mendatangkan kesombongan. Apalagi, memegahkan diri karena keinginan selalu di puji. Akhirnya, kita hidup bukan apa adanya, terlalu jaga wibawa, terlalu berkelas, dan hidup ada apanya, yang penting memuaskan.
Hari ini dengan tegas Yesus mengajak untuk merefleksikan diri sendiri, agar kita menghindari keinginan-keinginan palsu, mencari kemegahan diri dengan segala kesombongan-kesombongan duniawi, tapi melupakan makna tindakan yang sesungguhnya. Sebab sesungguhnya perbuatan sekecil apa pun dengan maksud yang baik, dan dilakukan dengan sembunyi-sembunyi Allah akan mengetahuinya, daripada melakukan perbuatan yang kecil, tetapi ingin diketahui orang lain supaya di besar-besarkan adalah percuma. Diagung-agungkan karena perbuatan kecil dengan maksud mencari pujian adalah sia-sia. Lebih baik melakukan perbuatan yang kecil dengan tulus hati tanpa maksud mencari pujian, maka Allah sendiri yang akan membesarkan kita. Manusia mungkin tidak tahu dan tidak mampu mengukur kemunafikan kita, tetapi Allah mampu dan tahu kemunafikan manusia.
Ya Bapa Yang Mahapengasih, hindarkanlah aku dari bahaya cinta diri, agar aku tidak lupa diri. Sebab hanya Engkaulah yang tahu segala isi hatiku, sucikan hatiku, jagalah mulutku dalam bertutur kata, dan bersihkanlah pikiranku dari segala yang jahat. Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati