| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya. (Mzm 18,9)

Jumat, 24 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI
      
Kel. 20:1-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Mat. 13:18-23.

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya. (Mzm 18,9)

Ada beberapa hal yang menghambat sabda Tuhan yang kita dengarkan dapat berakar, bertumbuh, berkembang dan berbuah. Yang pertama, karena orang tidak mau mengerti sehingga sabda Tuhan mudah sekali dirampas oleh kekuatan jahat. Yang kedua, tidak mau merenungkan dan mengendapkan sabda itu sehingga hanya bertahan sebentar, setelah itu langsung dilupakan. Yang ketiga, tidak fokus karena hati dan pikirannya lebih dikuasai oleh kekuatiran dan keinginan akan harta kekayaan duniawi sehingga sabda Tuhan menjadi terhimpit, kerdil dan bisa jadi tidak mendapat tempat. Oleh karena itu, agar sabda Tuhan dapat berakar, bertumbuh, berkembang dan berbuah, kita harus membiasakan diri melakukan beberapa hal ini. Pertama, tidak cukup hanya membaca dan mendengar saja tetapi juga harus mau mengertinya. Bagaimana caranya? Bisa dengan bertanya atau mencari referensi pada buku-buku tafsir atau berselancar di internet. Namun, yang lebih penting adalah kita membaca dan merenungkan sabda Tuhan dalam doa agar Tuhan sendirilah yang memberi pencerahan pada akal budi dan hati kita sehingga kita mampu mengerti sabda-Nya. Kedua, setelah membaca dan mendengarkan sabda Tuhan, ambil waktu sejenak untuk hening, merenungkan dan mengendapkan. Kita biarkan Roh Kudus berkarya dan mengolah sabda Tuhan itu dalam diri kita sehingga menjadi daya kekuatan bagi kita. Ketiga, kita murnikan hidup kita, hati dan pikiran kita dari berbagai macam kekawatiran dan keinginan untuk mencari kekayaan duniawi. Dengan pembiasaan ini, sabda Tuhan pasti akan lebih mengakar, tumbuh dan berkembang serta berbuah lebat sehingga kita benar-benar merasakan bahwa sabda Tuhan itu mendatangkan kebahagiaan sejati.
 
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar dengan mendengarkan sabda-Mu dengan baik, kami sabda-Mu itu berbuah dalam kata dan tindakan kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 24 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVI

Jumat, 24 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI

Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya Bdk. Ef 1:22.. Walaupun Ia telah diangkat dan dimuliakan di dalam surga, karena Ia telah menyelesaikan perutusan-Nya secara penuh, namun Ia tinggal di dunia dalam Gereja-Nya. Penebusan adalah sumber otoritas yang Kristus jalankan dalam Gereia-Nya berkat Roh Kudus Bdk. Ef 4:11-13.. "Gereja, atau Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri" adalah "benih dan awal Kerajaan-Nya di dunia ini" (LG 3;5). (Katekismus Gereja Katolik, 669)
    
  
Antifon Pembuka (Mzm 19:9)

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.

Doa Pagi


Allah Bapa Sumber Kebenaran, Sabda-Mu jujur dan benar untuk selamanya. Semoga Kautanam dalam-dalam di hati kami, agar kami semakin yakin, bahwa Engkau beserta kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Keluaran (20:1-17)
    
"Hukum telah diberikan melalui Musa."
  
Di Gunung Sinai Tuhan bersabda demikian, “Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Janganlah ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu barang yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di atas bumi atau di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya. Sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalas kesalahan bapa ke dalam diri anak-anaknya dalam keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi, Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Selama enam hari engkau bekerja, dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ada di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, agar umurmu panjang di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11, R: Yoh 6:63c)

1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
     
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:18-23)
   
"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, akan menghasilkan buah."
  
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. “Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi, ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
     
  
Seandainya kita boleh memilih jenis tanah untuk ditanami tetumbuhan, jenis tanah manakah yang kita inginkan? Tentu kita akan memilih tanah yang subur sehingga benih yang kita tanam jugalah yang Tuhan harapkan dari kita. Tuhan juga berharap mendapatkan tanah yang subur sehingga firman dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah.

Tanah dalam perumpamaan Injil hari ini adalah hati kita. Kita memberi hati kepada Tuhan untuk ditaburi firman-Nya. Mungkin kita mendengar Injil setiap hari, atau membaca Alkitab setiap hari, tetapi mengapa hal itu seolah tidak banyak mengubah kita? Kita perlu melihat kembali tanah hati kita. Sudahkah kita berusaha mengolahnya demi Tuhan? St. Teresia dari Avila memberi bantuan besar dalam usaha untuk mengolah tanah hati kita. Ia berkata, “Seorang yang baru mulai dalam hidup rohani harus membayangkan dirinya mau membuat kebun untuk menyenangkan Tuhan. Tetapi, tanah yang dimilikinya sangat tidak subur dan ada banyak ilalang. Tuhan membantu mencabuti ilalang itu dan mengolah tanah sehingga tanah menjadi subur.”

Usaha untuk mengubah tanah yang tidak subur menjadi subur pertama-tama adalah anugerah Tuhan. Tuhan memberi rahmat pada mereka yang sungguh-sungguh ingin bertobat dan kembali kepada-Nya. Tetapi, langkah selanjutnya adalah ketekunan kita. Setelah tanah menjadi subur, kita perlu menjaganya. St. Teresia mengatakan bahwa usaha untuk menjaga kesuburan tanah hati ini adalah lewat doa dan renungan. Suatu doa serius perlu disertai renungan, yaitu menyadari dengan siapa dirinya berbicara. “Jika seorang berbicara kepada Tuhan sama seperti dia berbicara dengan pelayannya, hal ini tidak dapat kusebut doa,” kata Sta. Teresia.

Tuhan selalu memulai segala yang baik dalam hidup kita, termasuk mengubah tanah hati kita. Selanjutnya, kita diminta untuk menjaganya lewat doa. Tiada kemajuan rohani dapat diperoleh tanpa berdoa. Tekunlah berdoa dan sadarilah dengan siapa kita berbicara, maka bukan saja tanah hati kita berubah menjadi subur, tetapi Tuhan sendiri akan bersukacita karena melihat tanah itu telah berubah menjadi taman yang indah. Maukah kita mengolah tanah hati untuk Tuhan? (Charles/Cafe Rohani).

Antifon Komuni (Mat 13:23)

Benih yang ditabur di tanah subur, ialah orang yang mendengarkan warta itu, memahaminya dan menghasilkan buah, ada yang seratus, enam puluh, dan tiga puluh ganda.

Kamis, 23 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVI

Kamis, 23 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI

"Membela dan memupuk hidup, menghormati dan mencintainya, itulah tugas yang oleh Allah dipercayakan kepada setiap orang, dengan memanggilnya sebagai citra-Nya yang hidup, untuk ikut serta melaksanakan kedaulatan-Nya sendiri atas dunia." (Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Evangelium Vitae - Injil Kehidupan, 25 Maret 1995, No. 42)

Antifon Pembuka (Dan 3:52)

Terpujilah Engkau Tuhan, Allah leluhur kami! Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, orang yang mencari Engkau, Engkau terima melalui Yesus, Sabda-Mu yang menjelma. Perkenankanlah kami mendengar, betapa agung kebahagiaan yang menjadi panggilan umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (19:1-2.9-11.16-20b)
     
    
"Tuhan turun ke Gunung Sinai di hadapan seluruh umat."
   
Pada bulan ketiga setelah keluar dari tanah Mesir orang Israel tiba di padang gurun Sinai pada hari yang sama. Setelah berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung Sinai. Bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh seluruh bangsa apabila Aku berbicara dengan dikau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa menyampaikan jawaban bangsa itu kepada Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Pergilah kepada bangsa itu. Suruhlah mereka menguduskan diri hari ini dan esok, dan mereka harus mencuci pakaiannya. Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap=siap, sebab pada hari ketiga Tuhan akan turun ke Gunung Sinai di depan mata seluruh umat." Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu fajar, guntur gemuruh dan kilat menyala-nyala. Awan tebal meliputi gunung, dan terdengarlah bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa di dalam perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah. Mereka berdiri di kaki gunung. Gunung Sinai ditutpi seluruhnya oleh asap, karena Tuhan turun ke atasnya dalam api. Asapnya membubung seperti asap dapur, dan seluruh gunung sangat gemetar. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Musa lalu berbicara dan Tuhan menjawabnya dalam guruh. Tuhan lalu turun ke atas Gunung Sinai ke puncak gunung itu. Lalu Tuhan memanggil Musa ke puncak gunung, dan Musa pun naik ke atas puncak itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan (Dan 3:52-54.56)
* Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau di atas tahta kerajaan-Mu
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:10-17)
   
"Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi mereka tidak."
     
Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, "Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?" Jawab Yesus, "Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biarpun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: 'Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kusembuhkan.' Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Sesungguhnya, Tuhan berkenan mewahyukan diri-Nya kepada semua orang. Namun, tidak semua orang mau menerima-Nya. Kepada mereka yang mau menerima-Nya, Ia memberi karunia yang lebih, yakni kemampuan untuk melihat pekerjaan-pekerjaan-Nya dan kemampuan untuk mendengar sabda, pengajaran dan kehendak-Nya. Namun, bagi yang menolak-Nya, alias yang telah menutup pintu hati bagi-Nya, karunia itu justru diambil. Kita semua tentunya termasuk orang-orang yang dikaruniani rahmat tersebut karena kita membuka hati untuk menerima-Nya, untuk beriman kepada-Nya. Oleh karena itu, marilah kita mohon rahmat agar kita semakin peka untuk melihat pekerjaan-pekerjaan-Nya sekalipun dalam peristiwa yang kecil, sederhana dan remeh; juga semakin peka mendengar sabda serta kehendak-Nya yang seringkali terselubung dan nyaris tak terdengar. Dengan demikian, semoga kita pun semakin mengenal Dia dan semakin mantap dalam mengimani-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin peka dalam melihat karya-Mu dan mendengar sabda-Mu. Amin. -agawpr-

Antifon Komuni (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum papa.

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" (Yoh 20,18)

Rabu, 22 Juli 2015
Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena

 
Kid. 3:1-4a atau 2Kor. 5:14-17; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; atau Kel 16:1-5.9-15; Mzm 78:18-19.23-28; Yoh. 20:1,11-18.
 
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" (Yoh 20,18)

Hari ini kita merayakan peringatan St. Maria Magdalena, salah satu dari beberapa wanita yang setia melayani dan mengikuti Yesus. Karena cintanya yang begitu besar kepada Yesus, maka ia tidak mau berpisah sedikit pun dari-Nya (Luk 8,2). Sejak mengenal Yesus, ia selalu hadir dan melayani di mana pun Yesus berada. Sepanjang perjalanan-Nya di salib, ia selalu menyertai dan tetap setia di dekat salib sampai mengantar-Nya ke makam (Yoh 19,25). Pada hari sabat, karena hukum mewajibkannya untuk istirahat di rumah, maka ia pun pulang. Namun, hati dan pikirannya tidak bisa dilepaskan dari Yesus. Maka, pagi-pagi buta, sementara yang lain masih terlelap, ia pergi ke makam supaya bisa kembali berada dekat dengan Yesus. Ketika Yesus tidak ditemukan, ia pun terus mencari sambil menangis (Yoh 20,11-18). Dan kepada Maria Magdalena yang ingin selalu dekat dengan-Nya, Yesus berkenan pula mendekat, sama halnya kepada dia yang mencari-Nya, Tuhan juga berkenan ditemui. Bagi kita pun demikian: Tuhan senantiasa dekat dengan kita, mari kita sadari dan kita dekatkan pula hidup kita dengan-Nya. Tuhan selalu ingin kita temui dalam peristiwa hidup kita sehari-hari, maka marilah kita mencari-Nya.
  
Doa: Tuhan, semoga dengan teladan dan doa St. Maria Magdalena, kami selalu mencari-Mu dan tinggal dekat dengan-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 22 Juli 2015 Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena

Rabu, 22 Juli 2015
Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena

“Berkobar dalam cinta, Maria Magdalena merindukan Dia yan dikira sudah dibawa orang” (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)

Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

The Lord said to Mary Magdalene: Go to my brothers and tell them: I am going to my Father and your Father, to my God and your God.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahamulia, Putra-Mu yang tunggal menyampaikan kabar sukacita Paskah yang mulia kepada Maria Magdalena mendahului para murid lainnya. Semoga berkat teladan dan doanya kami mewartakan Kristus yang hidup dan kelak melihat-Nya meraja dalam kemuliaan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)
  
"Impian mempelai perempuan."
  
Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)

Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
   
atau

Bacaan dari Kitab Keluaran (16:1-5.9-15)
  
"Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit!"
   
Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun. Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan!” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.” Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaat Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu’.” Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung-burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap nampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah. Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, ‘Apakah ini?’ Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memberi mereka gandum dari langit.
Ayat. (Mzm 78:18-19.23-28)
1. Dalam hati, mereka mencobai Allah dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka. Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah, “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?”
2. Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
3. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.
4. Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semua itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Katakanlah Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1.11-18)
 
"Ibu mengapakah engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
    
Pada hari Minggu Paska, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya: Guru. Kata Yesus kepada-Nya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
   
Maria Magdalena kita peringati pestanya pada hari ini. Siapakah dia? Kita mengenal kisahnya dari Injil. Maria terhitung sebagai salah satu di antara wanita yang disembuhkan Yesus dari kuasa Roh jahat dan kemudian menjadi pengikut dan pelayan Yesus selama karya-Nya. Maria juga hadir pada saat kematian Lazarus, hadir di jalan salib Yesus hingga di bawah kaki salib, hadir saat penguburan Yesus dan mendatangi kubur untuk mengurapi jenazah Yesus bersama para wanita lain. Dan puncaknya, Maria Magdalena menjadi satu-satunya wanita yang melihat Yesus setelah kebangkitan-Nya. Yesus menampakkan diri kepada-Nya dan menyapa dirinya dengan ‘nama’nya (bdk. Yoh. 20:11-18).

Menyapa dengan ‘nama’ pribadi memperlihatkan kedalaman relasi dan cinta. Kedalaman relasi itu semakin kuat terasa ketika seseorang kehilangan kekasih jiwanya. Lihatlah Maria Magdalena bagai orang linglung mencari Yesus sambil menangis di sekitar kuburan. Rasa kehilangan itu indah dilukiskan dalam Kitab Kidung Agung: ”... pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. ... Aku ditemui peronda-peronda kota. ”Apakah kamu melihat jantung hatiku?”(Kid. 3:1-3).

Maria Magdalena telah menjadi kekasih jiwa Yesus, jantung hati-Nya. Maria mengalami sendiri rahmat belas kasih dan pengampunan Tuhan. Ia yang dosanya paling banyak diampuni Tuhan, akan paling besar sukacitanya. Kita semua juga ingin menjadi kekasih jiwa Yesus, jantung hati-Nya sendiri. Untuk itu, kita belajar dari Maria Magdalena untuk berani datang kepada Yesus mohon ampunan dosa dan bertobat. Betapa Yesus amat mencintai pendosa yang bertobat, yang mengikuti hidup dan karya Yesus hingga mau mati dan bangkit dalam nama-Nya.

Tuhan Yesus, aku ingin menjadi kekasih jiwa-Mu hingga ajalku tiba. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)


Antifon Komuni (2Kor 5:14.15)

Kasih Kristus mendorong kita, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

The love of Christ impels us, so that those who live may live no longer for themselves, but for him who died for them and was raised.

Sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!" (Mat 12,49)

Selasa, 21 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI

 
Kel. 14:21-15:1; MT Kel. 15:8-9,10,12,17; Mat. 12:46-50.

Sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!" (Mat 12,49)


Apakah kita termasuk orang-orang yang ditunjuk oleh Yesus sebagai ibu dan saudara-saudari-Nya karena kita juga menjadi pelaksana kehendak Tuhan yang tekun dan setia? Maria, bunda Yesus dan bunda kita semua, jelas. Kita tahu, seluruh hidupnya dipersembahkan kepada Tuhan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kita ingat persis semboyan hidupnya: "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu". Maksud, kata-kata Yesus tersebut sama sekali bukan untuk menolak Maria sebagai ibu-Nya tetapi justru sebaliknya. Ia mengajak kita semua untuk meneladan Maria, ibu-Nya, dalam melaksanakan kehendak Tuhan agar kita pun ditambahkan dalam bilangan ibu dan saudara-saudari Yesus. Ia tidak hanya mengajari kita berdoa "Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam sorga" tetapi juga menghadirkan bagi kita seorang ibu yang menjadi teladan bagi kita dalam melaksanakan kehendak Tuhan.

Doa: Bunda Maria, doakanlah kami agar kami mempu meneladanmu dalam menjadi pelaksana kehendak Tuhan yang tekun dan setia. Amin- -agawpr-

Selasa, 21 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVI

Selasa, 21 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI
 
“Mengakui nama lain selain nama Kristus, berarti bukan umat Tuhan” (St. Ignasius dari Antiokhia)

 
Antifon Pembuka (Kel 15:10.12)

Kautiupkan napas-Mu, maka laut menutup mereka, laksana timah mereka tenggelam dalam ombak dahsyat. Engkau mengulurkan tangan, mereka ditelan bumi.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa, kami mohon Kautunjukkan daya kekuatan sabda-Mu yang mendatangkan penebusan. Semoga sabda itu mengarahkan hati orang menuju kebahagiaan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Perlindungan yang dianugerahkan kepada orang-orang Israel terjadi dengan cara yang luar biasa. Orang-orang Israel begitu takjub merasakan dahsyatnya kekuatan Allah yang bekerja melindungi perjalanan mereka. Iman mereka akan Allah semakin diteguhkan.


Bacaan dari Kitab Keluaran (14:21 - 15:1)
   
  
"Umat Israel masuk ke tengah laut yang kering."
   
Waktu orang Mesir mengejar orang Israel Musa mengulurkan tangannya ke atas laut. Maka semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, serta mengeringkan laut itu. Maka air terbelah dan orang Israel masuk ke tengah laut yang kering. Di kiri dan kanan mereka air itu bagai tembok bagi mereka. Orang-orang Mesir pun mengejar menyusul mereka. Semua kuda Firaun, kereta dan pasukan berkudanya mengikuti orang Israel yang masuk ke tengah-tengah laut itu. Pada waktu jaga pagi Tuhan memandang tentara Mesir dari dalam tiang berapi dan awan lalu mengacau-balaukan tentara Mesir. Roda keretanya dibuat-Nya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata,”Mari kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir!” Bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, kereta mereka dan pasukan berkuda mereka.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut; maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya semula, sedangkan orang Mesir lari menuju air itu. Demikianlah Tuhan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel ke laut. Tiada seorang pun di antara mereka yang selamat. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering di tengah-tengah laut, sedang di kiri kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terkapar di pantai laut. Ketika orang Israel melihat betapa dahsyat perbuatan Tuhan terhadap orang Mesir, maka seluruh bangsa itu merasa takut akan Tuhan, serta percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya. Pada waktu itulah Musa bersama-sama orang Israel menyanyikan madah ini bagi Tuhan.

(tanpa 'demikianlah sabda Tuhan', langsung Kidung Tanggapan)

Kidung Tanggapan
Ref. Baiklah kita menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Mzm Kel 15:8-9,10,12,17; Ul:1)
1. Ya Tuhan, karena nafas murka-Mu segala air naik bertimbun-timbun, segala alirannya berdiri tegak seperti bendungan, dan air bah membeku di tengah laut. Musuh berkata, "Mari aku kejar, aku capai mereka, aku bagi-bagi jarahan. Nafsuku akan kulampiaskan kepada mereka, pedangku akan kuhunus. Tanganku akan menumpas mereka.
2. Tetapi Engkau meniupkan nafas-Mu dan laut pun menutupi mereka. Seperti timah mereka tenggelam dalam air yang dahsyat. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu, maka bumi pun menelan mereka.
3. Engkau membawa umat-Mu dan mencangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri, di tempat yang telah Kaujadikan kediaman-Mu, di tempat kudus yang didirikan tangan kanan-Mu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = g ,4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Yesus tidak menolak kehadirang anggota keluarga-Nya. Justru peristiwa itu dipakai-Nya untuk menekankan siapa saja yang melakukan kehendak Allah,mereka semua adalah anggota keluarga-Nya juga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:46-50)
  
"Sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Yesus bersabda, 'Inilah ibu-Ku, inilah saudara-Ku.'"
  
Sekali peristiwa ketika Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, ibu dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka berkatalah seseorang kepada-Nya, “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi Yesus menjawab kepadanya, “Siapakah ibu-Ku? Dan siapakah saudara-saudara-Ku?” Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Ia bersabda, “Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

“Dalam Yesus kita bersaudara… Dalam Yesus kita bersaudara… “ Itulah gambaran dari keluarga Allah yang telah dibangun oleh Yesus, yang diungkapkan dalam sebuah syair lagu. Keluarga Allah yang mencakup semua orang dari segala suku, bahasa, kaum dan bangsa karena percaya kepada Yesus. Mari kita membuka diri kepada siapa saja agar orang yang berkehendak baik tertarik kepada Yesus dan menggabungkan diri dalam keluarga Allah.

Doa Malam

Ya Tuhan, pantaslah kami senantiasa bersyukur kepada-Mu, karena kasih setia-Mu berlimpah atas kami. Semoga keberhasilan usaha kami tidak menjadikan kami sombong namun kami senantiasa ingat bahwa tanpa Engkau kami tidak bisa melakukan apa-apa. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy