Jumat, 19 Januari 2018
Hari Biasa Pekan II
“Evangelisasi adalah promosi yang paling integral dan tertinggi dari pribadi manusia.” – Paus Emeritus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 57:2)
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku
berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah
malapetaka ini.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kabar gembira, Engkau memanggil mereka yang
Kaukehendaki mewartakan sabda Putra-Mu ke seluruh dunia. Semoga kami pun
mewartakan berita kebaikan-Mu, karena Putra-Mu itu Penebus kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang
Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu
Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi
jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat,
tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu. Lalu
berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan
Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu.
Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun,
lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian
berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul.
Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari
padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang
yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah
orang yang diurapi Tuhan.” Dengan perkataan itu Daud mencegah
orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul.
Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan
perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan
berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh
ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud
menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan
perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan
celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari
ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu. Ada orang
yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu
karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang
yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada
dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan
tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku
bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat
dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut
nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan
kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul
engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah
timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap
siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing
mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang
memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan
perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku
dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu,
berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan
suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar
daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal
aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini,
betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah
menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila
seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan
selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan
kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa
engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam
tanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.
Ayat. (Mzm 57:2.3-4.6.11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku
berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah
malapetaka ini.
2. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang
mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan
menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga
Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.
3. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi
seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan
kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:13-19)
"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua
belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil,
dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Kedua belas orang yang
ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus
anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama
Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus,
Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang
Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Ayat 14-15 Injil hari ini memuat tiga hal yang menarik untuk direnungkan. Pertama, Yesus menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia. Kedua, dua belas orang itu diutus untuk memberitakan Injil. Ketiga, kedua belas orang itu diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Ketiga hal tersebut tentu terkait dengan panggilan umat Katolik masa kini.
Pertama, panggilan menyertai Tuhan sangat ditekankan di sini. Kita diutus untuk terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Yesus ingin agar kita seiya-sekata dalam mewartakan Kerajaan Allah. Yesus ingin agar kita melakukan perbuatan-perbuatan baik. Yesus ingin agar kebersamaan dengan Allah semakin mendapat tempatnya.
Kedua, kita semua dipanggil untuk memberitakan Injil yang artinya adalah Kabar Gembira. Melalui permenungan ini, kita disadarkan untuk meninggalkan kebiasaan yang berlawanan dengan Warta Gembira. Jangan sampai kita ikut-ikut menjadi penyebar hoax (berita palsu), jangan sampai kita menjadi pelaku ujaran kebencian dan jangan sampai kita menjadi sumber kemurungan, kecemasan, serta ketakutan.
Ketiga, para murid Yesus diberi kuasa untuk mengusir setan. Setan adalah si penggoda yang dapat menggagalkan pekerjaan baik. Para murid dan kita semua diberi kuasa dan kekuatan untuk dapat mengalahkan godaan setan. Kebersamaan sejati dengan Yesus dan ketangguhan mewartakan kabar gembira pada akhirnya akan membuat kuasa setan dikalahkan.
Melalui permenungan ini, kita hendaknya menyediakan diri sebagai orang yang dipilih oleh Tuhan untuk menyertai-Nya, untuk mewartakan Kabar Baik, dan untuk menangkal godaan iblis. Pada hari ini, kita juga belajar dari Daud yang menyediakan diri sebagai orang pilihan Allah. Karena kebersamaannya dengan Allah, Daud mampu mengendalikan diri di hadapan musuhnya (Saul). Karena penyertaan Allah, Daud memiliki belas kasih sehingga ia tidak mencelakakan Saul musuhnya sebagai orang yang diurapi Allah. (AH/INSPIRASI BATIN 2018).
Antifon Komuni (Mrk 3:14)
Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya, menetapkan mereka untuk menyertai Dia, dan untuk diutus sebagai pewarta Injil.