Hari Raya Natal (Misa Siang)
“Agar manusia dapat berjalan dengan lebih yakin menuju kepada kebenaran, maka Kebenaran itu sendiri, Anak Allah, telah mengambil kodrat manusia, menetapkan dan mendirikan iman.” (St. Agustinus)
Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.
A child is born for us, and a son is given to us; his scepter of power rests upon his shoulder, and his name will be called Messenger of great counsel.
Puer natus est nobis, et filius datus est nobis: cuius imperium super humerum eius: et vocabitur nomen eius, magni consilii Angelus.
Mzm. Cantate Dominum canticum novum: quia mirabilia fecit. (Graduale Romanum, 47)
Doa Siang
Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi Engkau membaruinya. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami. Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806 / do = c, 2/4, PS 807
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (1:1-6)
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (1:1-18)
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Renungan
Dalam perikop Injil kita pada Hari Raya Natal - Misa Siang ini, kita kembali mendengar pendahuluan yang sama tentang Injil St. Yohanes yang juga telah kita dengar dalam oktaf Natal Hari Ketujuh dan yang pernah ditetapkan Gereja untuk dibacakan pada bagian akhir Misa sebagai Injil terakhir. Dalam perikop itu kita mendengar pewartaan kebenaran keselamatan yang tidak berubah dalam Firman Tuhan, Yang bersama-sama dengan Tuhan sejak awal, dan Siapa yang adalah Tuhan.
Dan Sabda Allah yang sama ini telah menjadi Putra, Putra Allah Yang Mahatinggi, dilahirkan bukan diciptakan, berbagi dalam keilahian Bapa dan bagian dari Tritunggal Mahakudus. Sabda telah turun ke dunia dan menjadi Daging, Anak Allah dan Sabda Ilahi menjelma sebagai Anak Manusia melalui Perawan Maria. Melalui Dia kita telah melihat keselamatan Tuhan dan kasih Tuhan juga menjadi nyata, tidak lagi hanya janji yang jauh atau harapan yang penuh harapan.
Kita merayakan Natal ini manifestasi dari cinta ini dalam Daging, dalam Yesus Kristus, fokus sejati dan alasan sebenarnya untuk semua kegembiraan dan perayaan kita. Inilah sebabnya mengapa kita perlu memegang kebenaran dan kesadaran ini bersama kita, dengan keyakinan teguh dan dengan komitmen yang tulus kepada Tuhan, bahwa terlepas dari apa pun yang mungkin kita hadapi, apa pun yang kita cobai, kita dapat tetap berkomitmen pada jalan yang Tuhan telah menunjukkan kepada kita.
Tuhan telah menyatakan keselamatan-Nya kepada kita dan kita semua telah menerima kepastian ini dan penggenapan janji Tuhan. Dia telah menunjukkan bahwa Dia tidak meninggalkan kita pada saat kita membutuhkan. Faktanya, Dia telah menjangkau kita dan meyakinkan kita, bahkan lebih merangkul kita. Namun sayangnya, banyak dari kita tidak menghargai kasih dan perhatian yang Tuhan tunjukkan kepada kita ini. Sebaliknya, kita memilih untuk mengikuti petunjuk palsu dari para nabi dan pemimpin palsu yang membawa kami ke jalan ketidaktaatan dan dosa.
Antifon Komuni (Bdk. 98 (97): 3)
Segala ujung bumi menyaksikan keselamatan yang dari Allah kita.
Praha
- Lukisan dinding Adoration of Magi and Nativity di gereja kostel
Svateho Cyrila Metodeje mungkin oleh Gustav Miksch dan Antonin Krisan
(abad ke-19) (Credit: sedmak/istock.com)