Minggu, 25 September 2022
Hari Minggu Biasa XXVI
“Kalau
kita mengakui iman untuk pertama kalinya dan dibersihkan dalam
Pembaptisan suci, diberikanlah kepada kita pengampunan yang begitu
berlimpah ruah, sehingga tidak ada satu kesalahan pun – baik yang
melekat pada kita oleh turunan, maupun sesuatu yang kita lalaikan atau
lakukan dengan kehendak sendiri – yang tidak dihapuskan dan tidak ada
siksa yang masih perlu disilih. Namun orang tidak dibebaskan dari semua
kelemahan kodrat oleh rahmat Pembaptisan; sebaliknya setiap orang harus
berjuang melawan rangsangan hawa nafsu yang tanpa henti-hentinya
mengajak kita untuk berbuat dosa” (Catech. R. 1, 11,3). (Katekismus
Gereja Katolik, 978)
Antifon Pembuka (Dan 3:31.29.30.42.43)
Segala sesuatu yang Engkau perbuat atas kami, ya Tuhan, telah Engkau
putuskan dengan benar. Sebab, kami telah berdosa terhadap-Mu dan tidak
mematuhi perintah-perintah-Mu. Tetapi, muliakanlah nama-Mu, dan
perlakukanlah kami seturut besarnya belaskasih-Mu.
All that you have done to us, O Lord you have done with true judgment,
for we have sinned against you and not obeyed your commandments. But
give glory to your name and deal with us according to the bounty of your
mercy.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau menyatakan kuasa-Mu
yang tak terhingga terutama dengan menyayangi dan mengasihani kami.
Lipat gandakanlah rahmat-Mu atas kami agar kami mengejar hidup yang
Engkau janjikan dan kelak mendapat bagian dalam sukacita surgawi. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Amos (6:1a.4-7)
"Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan."
Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang
merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah
orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di
ranjang; yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang
tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud
menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya! Celakalah orang yang minum
anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi
tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka
akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk
pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9b-10; R: 1b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, Tuhan
memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang
yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik
dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya
Sion, turun-menurun.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:11-16)
"Taatilah perintah ini hingga pada saat Tuhan menyatakan diri."
Hai engkau, manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilan,
ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam
pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk
itulah engkau telah dipanggil, untuk itulah engkau telah mengikrarkan
ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan
hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang
memberikan kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku
memperingatkan engkau: Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela
hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu
akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia,
Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah
satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, dan bersemayam dalam terang
yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang
manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal.
Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963.
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (16:19-31)
"Engkau telah menerima segala yang baik,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Ada seorang
kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dari kain halus, dan setiap hari
ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja
orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara
menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh
dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru,
‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung
jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan
dalam nyala api ini’. Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau
telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat
menderita. Selain daripada itu, di antara kami dan engkau terbentang
jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini
kepadamu atau pun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak
dapat menyeberang!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu,
Bapa, supaya Engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima
orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh,
agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan ini’. Tetapi
kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah
mereka mendengarkan kesaksian itu!’ Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa
Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati
kepada mereka, mereka akan bertobat’. Kata Abraham kepadanya, ‘Jika
mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak
juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari
antara orang mati.”Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Tidaklah terlalu lancang untuk mengatakan bahwa semua orang suka mendengar cerita karena cerita sangat menarik. Sebuah cerita bisa apa saja dari dongeng ke kisah kehidupan nyata. Cerita menarik perhatian dan imajinasi, dan karakter menjadi hidup dalam pikiran kita saat cerita terungkap. Dalam arti tertentu, dapat dikatakan bahwa Alkitab seperti sebuah buku dengan banyak cerita.
Selama beberapa minggu terakhir, kita mendengar satu demi satu cerita. Misalnya ada kisah hamba yang tidak jujur tapi cerdik, kisah anak yang hilang, kisah gembala yang meninggalkan 99 di hutan belantara untuk mencari domba yang hilang. Tapi sepertinya kita tidak akan mendengar "kisah hantu" dalam Alkitab, meskipun ini akan menarik lebih banyak perhatian dan membangkitkan lebih banyak imajinasi, dan mungkin lebih tertarik untuk membaca Alkitab. Dan waktu terbaik untuk menceritakan kisah hantu adalah pada malam hari dan saat pemakaman. Tapi kemungkinan besar tujuannya adalah untuk membuat anak-anak diam dan tidak berlarian. Jadi tidak mungkin kita akan menemukan “kisah hantu” di dalam Alkitab, meskipun Alkitab memiliki banyak cerita tentang malaikat dan iblis.
Perumpamaan yang Yesus ceritakan dalam Injil tentu bukan cerita hantu, tetapi menarik perhatian dan imajinasi. Lagi pula, lebih dari setengah cerita adalah tentang kehidupan setelah kematian dan tentang keselamatan dan hukuman. Dan karena Yesuslah yang menceritakan kisah itu, maka kita perlu memperhatikan Dia, karena itu memberi kita gambaran tentang apa yang akan terjadi setelah kehidupan kita nanti.
Dikisahkan dalam Injil hari ini, bagi orang kaya, kemewahan adalah tuhannya. Dia mencintai kemewahannya dan dia menggunakan kemewahannya hanya untuk dirinya sendiri. Dia tahu bahwa Lazarus ada di gerbangnya, tetapi tidak ada apa-apa baginya. Kemewahan itu hanya untuk dirinya sendiri. Hidupnya di bumi adalah tentang “aku, diriku dan aku”, dan di akhirat dia menderita dan dia menderita sendirian.
Lazarus mungkin termasuk yang termiskin dari yang miskin, tetapi namanya memberi kita indikasi di mana Tuhan berada dalam hidupnya. Namanya, Lazarus, berarti "Tuhan adalah penolongku". Jadi itu memberitahu kita bahwa terlepas dari kemiskinannya, dia masih meminta bantuan Tuhan. Dan dia akhirnya dihibur dan itu adalah kenyamanan abadi. Jadi intinya bukan tentang kemana si kaya dan si miskin akan pergi setelah kematian. Pertanyaannya adalah di mana Tuhan berada dalam hidup kita.
Jika Tuhan adalah penolong kita, kita pasti ingin membantu orang lain yang membutuhkan. Jadi jika kita kaya, kita akan mengasihi Tuhan dan menggunakan kekayaan kita untuk membantu mereka yang membutuhkan, dan tidak mencintai kekayaan kita dan menggunakan Tuhan untuk kebutuhan kita.
Dan jika kita miskin, jika Tuhan adalah penolong kita, maka kita akan tetap menaruh iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, dan hidup menurut jalan-Nya, dan tidak menggunakan kecurangan dan kebohongan dan ketidakjujuran sebagai jalan keluar dari kemiskinan.
Jadi pertanyaannya adalah di mana Tuhan dalam hidup kita? Apakah Tuhan penolong kita? Salah satu kejahatan dunia saat ini adalah menggoda kita untuk mencintai kekayaan kita dan menggunakan Tuhan untuk kebutuhan kita, daripada mencintai Tuhan. Apakah hidup kita selalu mengandalkan Tuhan saja, dan bagaimana kita sungguh peduli terhadap penderitaan sesama kita? (RENUNGAN PAGI)
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Mzm 119:49-50)
Ingatlah, ya Tuhan, firman yang Engkau sampaikan kepada hamba-Mu,
dengannya Engkau telah memberi harapan kepadaku. Itulah penghiburanku di
saat aku terpukul.
Remember your word to your servant, O Lord, by which you have given me hope. This is my comfort when I am brought low.
Memento verbi tui servo tuo, Domine in quo mihi spem dedisti: haec me consolata est in humilitate mea.