| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 15 Januari 2009

Kamis, 15 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (3:7-14)


"Hendaklah kalian saling menasehati setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini'."

Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
(Mzm 95:6-7c.8-9.10-11)
Ref. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, "Janganlah kalian bertegar hati."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)

"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."

Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Sakit dan sembuh dari sakit pertama-tama dan terutama, selain karena obat atau bantuan medis, hemar saya adalah sikap dari orang yang bersangkutan yang sedang sakit dan menghendaki untuk sembuh, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Jika kita jujur kiranya kita semua saat ini dalam keadaan sakit dan mendambakan penyembuhan dari penyakit agar hidup segar bugar, sehat jasmani dan rohani. Maka bercermin dari kisah Warta Gembira di atas marilah kita meneladan 'seorang yan sakit kusta' yang mohon penyembuhan dari Yesus atau Yesus yang dengan rela hati menyembuhkan mereka yang mohon untuk disembuhkan.

1. Pertama-tama marilah dengan rendah hati meneladan orang yang sakit kusta dengan menyadari dan menghayati sakit yang sedang kita derita dan siap sedia untuk disembuhkan orang siapapun yang kita percaya dapat menyembuhkan. Yang memprihatinkan kiranya adalah sakit hati atau sakit jiwa, yang sering kurang disadari oleh kebanyakan orang, karena sakitnya baru 5%, 10% atau 25% dan belum 100%. Maka untuk membantu melihat dan menyadari sakit kita, marilah kita mohon bantuan dari orang lain yang cukup kenal dengan cara hidup dan cara bertindak kita. Ketika kita berani menyadari dan menyakiti sakit kita dan dengan rendah hati mohon penyembuhan maka pada saat itu juga penyembuhan mulai terjadi, dan mungkin tanpa diobati oleh orang lain dapat sembuh dengan sendirinya.

2. Dalam kehidupan bersama sering ada orang lain yang datang mohon maaf atau pengampunan, maka marilah meneladan Yesus, dengan jiwa besar dan hati rela berkorban memberi pengampunan dan melupakan segala kesalahan yang telah dilakukan. Dan biarlah kasih pengampunan yang kita berikan disebarluaskn kemana-mana sesuai dengan kehendak dan kemauannya.

"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa "(Ibr 3:12-13). Pesan ini kiranya baik menjadi pedoman atau acuan cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Marilah kita dengan rendah hati saling menasihati dan mengingatkan ketika sedang menghadapi 'tipu daya dosa'. Jika ada saudara atau sesama kita sedang menghadapi tipu daya dosa dan kita tidak menasihati dan membantunya, berarti kita salah; sebaliknya ketika kita sedang dalam keadaan 'tipu daya dosa' serta tidak melihatnya dan ditegor atau diingatkan orang lain hendaknya dengan jiwa besar dan rendah hati menerimanya serta berterima kasih atas perhatian dan kasihnya. Sebaiknya jangan menunda untuk menasihati atau mengingatkan, melainkan secara langsung saja menasihati dan mengingatkan saudara atau sesama kita yang sedang menghadapi 'tipu daya dosa'. Dengan kata lain kita semua dipanggil untuk meluruskan atau memperbaiki aneka bentuk struktur hidup dan kerja bersama yang dapat merangsang orang untuk berbuat dosa. Sebagai contoh ada orang yang berpakaian tidak pantas alias merangsang orang lain untuk berpikir jahat dan berbuat dosa, hendaknya saat itu segera kita tegor dan ingatkan agar menghadirkan diri tidak merangsang orang lain berpikir jahat dan berbuat dosa. Menempatkan uang atau harta benda berharga seenaknya, di sembarang tempat juga merangsang orang untuk berpikir jahat dan berbuat dosa. Marilah kita saling menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga tidak merangsang orang lain untuk berpikir jahat dan berbuat dosa.

Renungan: Ignatius Sumarya, SJ (st-andreas.or.id)
Bacaan KS: RUAH




Photobucket

Rabu, 14 Januari 2009

Rabu, 14 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (2:14-18)


"Yesus harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya."

Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya, Yesus memusnahkan dia, yakni Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Yesus pun membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takut akan maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang dikasihi-Nya, melainkan keturunan Abraham. Itulah sebabnya, dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan, dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat.
(Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)


"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."

Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab Yesus, "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Kita makin sering mendengar dan menggunakan kata "sentuhan". Maka, ada ungkapan "sentuhan akhir", "sentuhan kasih", atau "amat menyentuh". Kata sentuhan dan turunannya adalah kebalikan dari singgungan dengan segala akibatnya.

Orang yang tersentuh mengalami suatu dorongan sehingga mampu mengalami keterbukaan dan mendapat cakrawala yang luas. Orang yang tersinggung mengalami sempitnya ruang dan gerak untuk berbuat baik. Sentuhan membawa kekuatan dan memberikan semangat, sementara singgungan dan ketersinggungan melumpuhkan.
Mertua Petrus sembuh setelah Yesus memegang tangannya. Pada saat Yesus menyentuh tangan ibu mertua Petrus, saat itu juga ia sembuh dan langsung melayani mereka. Sentuhan menyebabkan kesembuhan. Ibu itu tidak hanya menerima kesembuhan bagi dirinya, melainkan langsung menggandakan sentuhan itu dengan melayani. Sentuhan mendorong perbuatan luhur lainnya.

Tidak semua kita sanggup dan mempunyai anugerah menyembuhkan luka atau penyakit orang lain, tetapi kita dapat menyentuh. Sentuhan kasih yang ikhlas memberikan suasana dan semangat baru yang mungkin kita sendiri tidak menduganya. Tindakan dan ungkapan yang sama dapat menjadi sentuhan atau singgungan. Oleh karena itu, kita mesti mengatur ungkapan dan tindakan kita agar menjadi sentuhan.

Allah Bapa di surga, jamahlah aku dengan kasih-Mu agar penyakitku sembuh dan luka batinku terobati serta aku dapat menyentuh semakin banyak orang. Amin.

Renungan: Ziarah Batin (Renungan dan Catatan Harian)
Bacaan Kitab Suci: RUAH




Photobucket

Selasa, 13 Januari 2009

Selasa, 13 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (2:5-12)



"Yang disempurnakan dengan penderitaan."

Saudara-saudara, dunia yang akan datang, yang sedang kita bicarakan, ditaklukkan oleh Allah bukan kepada malaikat-malaikat. Sebab ada orang yang pernah memberi kesaksian dalam Kitab Suci, "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Atau apakah anak manusia, sehinga Engkau mengindahkannya? Namun untuk waktu yang singkat Engkau telah membuatnya hampir setara dengan Allah, dan memahkotai dia dengan kemuliaan dan semarak; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada Yesus, tidak ada sesuatu pun yang dikecualikan-Nya, artinya yang tidak ditaklukkan kepada Yesus. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. Yang kita lihat ialah bahwa untuk waktu yang singkat Yesus telah direndahkan sedikit di bawah malaikat-malaikat, tetapi oleh derita kematian-Nya Ia telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Dan berkat kasih karunia Allah Yesus mengalami maut bagi semua orang. Memang Allah menjadikan segala sesuatu bagi diri-Nya dan mengantar banyak orang kepada kemuliaan. Maka sudah sepatutnya Ia pun menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semua berasal dari Yang Satu. Itulah sebabnya Yesus tidak malu menyebut mereka saudara, ketika Ia berkata, "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji Engkau di tengah-tengah umat."
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau membuat Anak-Mu berkuasa atas segala buatan tangan-Mu.
Ayat.
(Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagaimana sebenarnya, sebagai Sabda Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:21b-28)


"Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa."

Pada suatu malam Sabat, Yesus masuk ke dalam rumah ibadat di kota Kapernaum dan mengajar di sana. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak, "Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazareth? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: yakni Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya, "Diam, keluarlah daripadanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar daripadanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya, "Apa ini? Suatu ajaran baru? Guru ini berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun Ia perintah, dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Kata-kata yang keluar dari dan melalui mulut pada umumnya sangat berpengaruh bagi kehidupan kita sendiri maupun orang lain. Apa yang keluar melalui mulut berupa kata-kata atau omongan pada umumnya juga menunjukkan isi hati atau pribadi orang yang bersangkutan. Pasangan dari kata-kata atau mulut adalah pendengaran atau telinga; apa yang didengarkan membentuk dan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang bersangkutan. Anak-anak yang masih berada di dalam rahim ibu atau belum dapat berkata-kata dengan jelas dapat mendengarkan aneka macam suara yang ada di lingkungan hidupnya, dan apa yang mereka dengarkan berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan kepribadiannya. Maka dengan ini kami berharap secara khusus kepada orangtua atau orang dewasa untuk menjadi teladan dalam berkata-kata yang baik, sehingga apa yang dikatakan penuh kuasa untuk mengusir aneka macam kejahatan atau melawan aneka macam godaan untuk berbuat jahat. Ketika di lingkungan hidup kita ada orang yang tidak baik atau tidak setia pada panggilan dan tugas pengutusannya, marilah kita tegor atau ingatkan dengan kata singkat, tegas dan jelas serta tepat sasaran. Untuk itu memang pertama-tama kita juga harus menedengarkan dengan baik apa yang sebenarnya sedang terjadi. Biarlah karena kata-kata yang bijak dan penuh kuasa yang keluar melalui mulut kita menjadi bahan omongan dan keheranan di antara mereka yang mendengarkan dan mereka juga akan berkata sebagaimana disampaikan kepada Yesus: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintahkannya dan mereka taat kepadanya".


"Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," (Ibr 2:12). Kutipan ini menggambarkan apa yang dihayati oleh Yesus, dan kita semua dipanggil untuk meneladan Dia. Kita dipanggil untuk memberitakan nama Tuhan kepada saudara-saudari kita dan memuji-muji Tuhan di tengah umat atau masyarakat. Di Indonesia ini setiap hari kita dapat mendengarkan suara Adzan yang dikumandangkan melalui masjid-masjid "Allah yang Maha besar", suatu ajakan atau peringatan untuk mengimani bahwa yang terbesar adalah Allah. Karya Allah yang Maha besar kiranya antara lain dapat menjadi nyata atau terwujud dalam diri sesama kita yang berkehendak dan berbuat baik, Maka panggilan untuk memuji-muji Allah di tengah umat atau masyarakat berarti memuji-muji sesama kita yang berkehendak dan berbuat baik. Hemat saya semua orang berkehendak baik, namun karena saling kurang mendengarkan maka terjadilah kesalah-fahaman yang berkembang menjadi permusuhan dan perpecahan. Marilah kita saling membuka hati, jiwa, akal budi dan telinga tubuh kita untuk saling mendengarkan kehendak baik agar kita dapat saling memuji satu sama lain di dalam kehidupan bersama kita. Memberitakan nama Tuhan dan memuji-muji Tuhan hendaknya menjadi konkret dengan memberitakan apa yang baik dan memuji-muji saudara-saudari kita yang berkehendak dan berbuat baik. Jauhkan sikap dan tindakan untuk mengutamakan melihat dan memperhatikan kelemahan dan kekurangan dari saudara-saudari kita alias hendaknya senantiasa berpikir positif terhadap saudara-saudari kita, 'positive thinking'. Dengan sikap dan tindakan demikian kita akan mahir dalam pembedaan roh (spiritual discernment) yang sangat dibutuhkan dan mendesak untuk dihayati dan disebarluaskan dalam kehidupan bersama pada masa kini.


Tuhan Yesus Kristus, Jagalah mulutku dan angkatlah dari lidahku setiap kata kebencian, kata kasar dan kata menghakimi. Penuhilah mulutku dengan kasih-Mu.





"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan " (Mzm 8:5-9)

Bacaan Kitab Suci: Ruah.
Renungan: Ignatius Sumarya, SJ st-andreas.or.id

Photobucket

Senin, 12 Januari 2009

Senin, 12 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (1:1-6)

"Allah berbicara kepada kita dengan pengantaraan Anak-Nya."

1 Saudara-saudara, setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. 3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. 5 Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" 6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hendaklah semua malaikat sujud menyembah Allah.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.6.7c.9)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:14-20)


"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil."

14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" 16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Mulai hari ini sesuai dengan kalender liturgi kita memasuki Masa Biasa. Entah sebagai pelajar, mahasiswa atau pekerja atau ibu rumah tangga, dst.. kita semua memiliki tugas pekerjaan yang biasa-biasa saja, rutin setiap hari, bergelut dengan aneka macam seluk beluk duniawi alias hidup mendunia. Dalam rangka mengurus atau mengelola hal-hal duniawi kita diharapkan dijiwai oleh iman kita, sebagaimana sering tertulis dalam Anggaran Dasar LSM Katolik : "Dengan semangat iman kristiani kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara". "The man behind the gun"= Manusia yang berada di balik senjata, itulah motto yang erat dengan semangat iman. Dengan kata lain dalam aneka macam pelaksanaan tugas pekerjaan atau pengutusan kita, yang utama dan pertama-tama harus kita perhatikan adalah manusia, bukan harta benda. "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia", demikian sabda Yesus kepada Semon dan Andreas, nelayan yang sedang menebarkan jala untuk menangkap ikan. Secara konkret ajakan untuk menjadi penjala manusia antara lain dapat kita usahakan dengan berbagai usaha dan upaya pendidikan, pembinaan atau pendampingan manusia; dengan kata lain hendaknya 'pendidikan' menjadi opsi utama dan pertama dalam derap langkah dan pelayanan kita. Kami berharap entah keluarga, masyarakat maupun pemerintah mengutamakan masalah pendidikan bagi anak-anak atau generasi muda agar mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman. Berbagai pengamatan dan pengalaman menunjukkan bahwa ketika pendidikan menjadi opsi utama dan pertama maka sejahteralah hidup bersama. Sebaliknya, sebagaimana telah terjadi di Negara kita, ketika pendidikan kurang atau tidak memperoleh perhatian maka kemerosotan moral terjadi hampir di semua bidang kehidupan.

· "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi" (Ibr 1:3). Yang dimaksudkan dengan "Ia" disini adalah Yesus, yang lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan dunia seisinya. Sebagai orang Kristen atau Katolik atau yang percaya kepada Yesus, Penyelamat Dunia, kita dipanggil untuk meneladan Dia dengan menjadi "gambar Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-firmanNya yang penuh kekuasaan". Firman Tuhan antara lain dapat kita temukan di dalam Kitab Suci atau dalam kehendak baik yang ada dalam setiap pribadi manusia, yang diciptakan sebagai 'gambar atau citra Allah'. Maka dalam hidup mendunia atau mengelola dan mengurus hal-hal duniawi, selain berpedoman pada firman Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, marilah kita lihat, fahami, tangkap dan imani kehendak-kehendak baik dalam diri sesama dan saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun. Kehendak baik tersebut dapat merupakan perwujudan kasih dan berupa keutamaan-keutamaan seperti "sabar, murah hati, tidak cemburu., tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain" (lihat: 1Kor 13:4-5) Siapapun yang menghayati keutamaan-keutamaan di atas ini hemat saya dapat menjadi 'cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah', sehingga yang bersangkutan senantiasa bahagia, damai sejehtera serta memikat, menarik dan mempesona bagi sesamanya. Semoga kita semua tumbuh berkembang menjadi pribadi yang memikat, menarik dan mempesona melalui atau dalam kesibukan pengelolaan atau pengurusan hal-hal duniawi dalam tugas pekerjaan, jabatan atau fungsi kita, entah di dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja dst…

"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!..keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya." (Mzm 97:1.2b.6)

[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id


Photobucket

Tag

Pengunjung setia Blog ini,

Renungan Pagi, New Spirit, New Life kini telah dilengkapi dengan Tag, yang dapat anda cari di bagian sidebar sebelah kanan.



Tuhan memberkati.

Renungan Pagi, New Spirit, New Life

Minggu, 10 Januari 2009


Minggu, 11 Januari 2009
Pesta Pembaptisan Tuhan


Doa Renungan
Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau telah memaklumkan Yesus Kristus sebagai Putera-Mu, ketika sesudah pembaptisan-Nya di sungai Yordan. Ia keluar dari air, dengan disaksikan oleh Roh Kudus yang turun pada-Nya seperti burung merpati. Kami pun telah Kau angkat menjadi putera dan puteri-Mu, ketika kami dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus. Kami mohon, semoga kami tetap setia dan hidup pantas sebagai anak-anak-Mu. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (55:1-11)




"Marilah dan minumlah! Dengarkanlah Aku, maka kamu akan hidup!"

1 Beginilah firman Tuhan, "Hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! 2 Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. 3 Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. 4 Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; 5 sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau. 6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! 7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. 9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. 10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, 11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; Baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakuasa, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu."

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:1-9)



"Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air, dan darah."
1 Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. 2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. 3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, 4 sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. 5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? 6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. 7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. 8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. 9 Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961

Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa: "Inilah Anak yang Kukasihi; dengarkanlah Dia"

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:7-11)




"Engkaulah Anak yang Kukasihi. Kepada-Mulah Aku berkenan."

7 Tatkala banyak orang minta dibaptis, Yohanes memberitakan kepada mereka, "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. 8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." 9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. 10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. 11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan


Rekan-rekan yang baik!

Dikisahkan dalam Injil Markus 1:7-11 peristiwa Yesus menerima baptisan. Peristiwa ini juga dikisahkan oleh Matius (Mat 3:13-17) dan Lukas (Luk 3:21-22) dengan penekanan yang berbeda-beda. Secara tak langsung juga Injil Yohanes (Yoh 1:32-34) merujuk pada peristiwa itu. Seperti orang banyak, Yesus datang mengikuti seruan Yohanes Pembaptis untuk dibaptis sebagai tanda bertobat, sebagai tanda menyatakan diri mau menjauhi hal-hal yang bisa menghalangi kehadiran Yang Ilahi sendiri. Dalam baptisan itu terjadi sesuatu yang khas pada Yesus. Inilah yang disampaikan Injil. Khusus bagi perayaan tahun ini, baiklah Injil Markus dibaca dengan latar kedua bacaan yang mendahuluinya, yakni Yes 55:1-11 dan pada akhir tulisan ini juga dengan bacaan kedua (1Yoh 5:1-9).

PENYEGARAN BATIN

Dari bacaan pertama (Yes 55:1-11) kita dengar mengenai Tuhan yang memperhatikan umatNya yang kehausan di tengah jalan. Air, penyangga hidup, diberikan dengan cuma-cuma, gratis, sebagai rahmat supaya mereka dapat pulang dari pembuangan. Pemberian sederhana ini baru permulaan. Kebaikan lain dijanjikan: makanan, tempat tinggal, kebutuhan hidup, dan baru setelah itu hal-hal yang menyangkut hidup rohani: kehidupan agama ("Perjanjian"), pertobatan , kemampuan mendengar sabda ilahi.

Air yang dipakai dalam baptisan di Yordan mengingatkan betapa dekatnya Tuhan kepada umat yang mau datang kembali kepadaNya. Pembaptisan yang dijalankan Yohanes menjadi ungkapan manusia mau mendekat kembali kepadaNya. Namun demikian, disadari pula betapa kehidupan umat mudah mengering. Hukum-hukum agama dapat mengurangi kemerdekaan dan menjadi beban. Kehidupan batin bisa jadi layu. Air tidak bakal cukup menghidupkan kembali batin yang telah kering. Butuh kekuatan dari atas sendiri. Butuh Roh yang bergerak di atas air seperti dalam penciptaan. Kita ingat, pada saat itulah Tuhan bersabda memfirmankan kehidupan. Itulah yang disadari Yohanes Pembaptis.

Yohanes Pembaptis bukan sebarang tokoh. Dalam ingatan orang, dia itu orang suci yang mempesona. Orang-orang datang kepadanya meminta nasihat, mencari kejernihan batin di tempat ia tinggal, yaitu di padang gurun yang kersang. Di situ ia mencurahkan air pertobatan dalam kehidupan yang mulai mengering. Mereka datang kepadanya minta dibaptis (ay. 4-5) agar siap mendapat pengampunan dosa. Dalam gambaran orang, Yohanes itu seorang nabi (ay. 6) dan utusan Tuhan yang datang "mendahului" dan "mempersiapkan jalan" bagiNya (ay. 2b; hasil paduan Kel 23:20 dan Mal 3:1). Dia adalah orang yang berseru-seru di padang gurun, tempat kersang, meminta agar dipersiapkan jalan bagi Tuhan yang mendatangi umatNya.

Tetapi tokoh yang sedemikian besar ini mengaku, dirinya hanya pewarta kedatangan dia yang lebih berkuasa (ay. 7). Orang tentu bertanya-tanya, siapakah dia itu. Yohanes malah menambahkan, bahwa membungkuk untuk melepaskan tali sandal orang yang sedang diwartakannya itu saja ia merasa kurang pantas. Siapa gerangan dia itu? Membungkuk melepaskan tali sepatu bukan hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi. Ada pula arti yuridisnya. Dalam Rut 4:7 dijelaskan kebiasaan di masa lampau, "...di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sebuah perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mengesahkan perkara di negeri itu." (Transaksi yang disahkan ialah pengalihan hak membeli tanah milik keluarga Naomi dari sanak lelaki terdekat kepada Boas, yang kemudian mengurus kedua perempuan itu.) Dengan latar belakang kebiasaan tadi, maka jelas kata-kata Yohanes Pembaptis bukan sekedar basa-basi melainkan pengakuan bahwa dirinya tidak layak mengambil alih yang jadi hak Yesus, yaitu membawakan baptisan dalam Roh Kudus serta mendekatkan kembali keilahian kepada manusia secara penuh. Yohanes berkata (Mrk 1:8) bahwa yang dijalankannya ialah membaptis dengan air. Itu dilakukannya untuk menyadarkan orang. Tetapi untuk sungguh dapat membawakan yang di atas sana kepada manusia? Ah itu hak dia yang lebih berkuasa yang bakal datang, yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

IKUT DIBAPTIS

Seperti dicatat Markus, tampillah tokoh yang diwartakan Yohanes. Anehnya, ia tidak seperti yang barusan dikatakan Yohanes, yakni membaptis orang dengan Roh Kudus, tapi malah minta dibaptis oleh Yohanes! Dan segera sesudah ia dibaptis, Yesus dikatakan melihat langit terbelah, Roh Kudus turun, dan terdengar suara yang mengatakan kepadanya bahwa ia Putra terkasih yang mendapat perkenan dari atas. Bila dibaca dalam konteks peristiwa pembaptisan orang banyak oleh Yohanes, peristiwa pembaptisan Yesus ini memperlihatkan datangnya kekuatan-kekuatan ilahi bersama sang Putra terkasih untuk menyertai perjalanan umat yang telah menyatakan kesediaan untuk berganti haluan tadi. Yesus ini orang yang sedemikian dekat dengan kehadiran ilahi sendiri sehingga menurut kata-kata Markus, "Ia melihat" langit terbuka dan Roh Allah turun kepadanya seperti burung merpati, artinya, kekuatan surga yang dahsyat itu kini tampil dalam ujud yang lembut. Dalam menceritakan peristiwa yang sama, Lukas menambahkan bahwa Yesus "sedang berdoa ...." Baik Markus maupun Lukas, kedua-duanya menekankan pengalaman batin Yesus disapa sebagai anak terkasih oleh Dia yang di langit yang kini tidak lagi tertutup. Ditekankan pula bahwa pengalaman itu dimungkinkan oleh Roh Kudus yang disebut turun ke atas Yesus. Pengalaman batin ini kemudian menjadi kekuatannya.

Peristiwa langit terbelah dan pernyataan dari langit itu juga boleh kita pahami sebagai Tuhan yang menerima baik persembahan, hadiah, kado dari manusia. Nanti ungkapan yang sama juga akan diperdengarkan ketika Yesus menampakkan kemuliaannya di gunung. Di situ Tuhan mengatakan DiriNya berkenan kepada Yesus. Kemudian pada saat-saat terakhir di salib ketika Yesus menyuarakan "sudah terlaksana" (Yoh 19:30, bdk. Mrk 15:37// Mat 27:50//Luk 23,46) dan menyerahkan nyawanya, Tuhan kembali menerobos ke dunia manusia (Tirai Bait terbelah Mrk 15:38//Mat 27:51// Luk 23:45) dan memungutnya sebagai bingkisan yang berkenan kepadanya. Bingkisan ini merujukkan kembali kemanusiaan yang seburuk apapun dengan Tuhan yang Maha Besar itu.

WARTA BAGI ZAMAN INI

Yesus datang seperti orang banyak untuk menerima baptisan tobat. Bukan hanya kesediaannya memberi ruang gerak bagi Roh Allah yang menjadi nyata, melainkan juga kehadiran kekuatan ilahi sendiri. Kemauannya berbagi kehidupan dengan orang banyak, kesediaannya ikut merasakan kegelisahan dan kerisauan orang banyak dalam menantikan kedatangan yang dijanjikan, itulah yang membuatnya dipenuhi Roh, yang menjadikannya orang yang amat dekat dengan Yang Ilahi sendiri dan diserahi tugas menghadirkanNya kepada siapa saja. Keterbukaannya untuk berbagi keprihatinan dengan orang banyak menjadi jalan bagi Yang Ilahi untuk hadir di tengah-tengah manusia. Yang Maha Kuasa tidak meninggalkan kemanusiaan yang gelisah, yang menderita, yang mengalami kesusahan. Sekarang ini juga Yang Ilahi masih bisa hadir menghibur dan menolong yang menderita lewat kesediaan orang-orang yang mempedulikan keadaan mereka.

Apa yang dapat dipetik dari Injil bagi kita zaman ini? Komunitas orang beriman, Gereja dalam arti sekongkrit-kongkritnya, diajak untuk mengikuti jejak Yesus. Memberi ruang gerak bagi Allah sehingga ia dapat bertindak di dunia ini. Agar langit tidak lagi tertutup dan jagat mengering. Komunitas orang beriman ialah orang-orang yang ikut menyaksikan dan mengalami terbukanya langit, mencurahkan kekuatan yang menghidupkan, kekuatan yang tampak lembut tetapi besar dayanya. Hampir semua dari kita di sini bersiap-siap masuk menjadi pekerja di kebun anggur Tuhan di negeri kita nanti. Seperti Yesus yang waktu itu juga bersiap menjalankan pelayanannya di masyarakat. Kita dapat banyak belajar dari dia yang mendapat perkenan dari langit, dari dia yang kehidupannya bisa membuat langit terbuka. Itu juga panggilan kita, bersamanya.

DARI BACAAN KEDUA (1Yoh 5:1-9)

Ditekankan dalam bacaan kedua perihal "mengalahkan dunia" dengan percaya bahwa Yesus ialah "Anak Allah". Gagasan-gagasan ini jelas bagi penerima surat itu, tetapi belum tentu demikian bagi kita. Penulis surat itu dari kalangan yang sama dengan komunitas yang melahirkan Injil Yohanes dan kerap memakai gagasan-gagasan dalam Injil itu. Begitulah "dunia" ditayangkan sebagai keadaan yang berjauhan dengan Yang Ilahi, bahkan memusuhinya. Wahana seperti ini digambarkan sebagai tempat gelap. Di situ kehidupan tidak berkembang. Wilayah itu wilayah maut. Manusia lahir ke "dunia" seperti itu. Maka kehidupannya pada dasarnya menjauhi keilahian. Tak ada kemungkinan mendekat ke terang ilahi karena manusia sejak lahir terkurung dan terjurus ke yang gelap. Begitulah andaiannya. Keadaan baru berubah bila terang sendiri mendatangi "dunia" yang seperti itu. Dan sang terang memang telah datang. Ia berasal dari Allah, yakni Sang Terang sendiri. Karena itu bisa dikatakan dia "lahir" dari Allah, dan dengan demikian ia itu "Anaknya Allah". Inilah kerangka pemikiran dan peristilahan yang mendasari bacaan kedua. Pada generasi awal-awal para pengikut Yesus, gagasan seperti itu menjadi semakin mantap dan dipakai dalam pelbagai bentuk pewartaan yang akhirnya tertulis dalam bentuk Injil-Injil. Begitulah Yesus dipercaya sebagai manusia yang memang sedemikian dekat dengan keilahian sehingga bisa membawakan terangNya ke dunia yang dikuasai kegelapan. Ia datang sebagai Anak Allah dalam arti yang dijelaskan di muka. Orang-orang yang mendekat padanya akan mulai terbebas dari kegelapan dunia. Dan ini terjadi dengan mempercayainya dan berani mengikutinya.

Ada satu hal lagi. Kalangan pembaca waktu itu tetap merasa butuh bahwa benarlah Yesus itu sedemikian dekat pada keilahian dan bisa membawakan terangNya dan memang bisa diakui sebagai Anak Allah. Diperlukan pernyataan yang tepercaya. Manusia bisa mempersaksikan hal itu dengan pelbagai penjelasan dan teologi. Tetapi kesaksian dari Yang Ilahi sendiri lebih kuat. Inilah yang ditegaskan dalam 1Yoh 5:9. Untuk mengalami benarnya pernyataan itu orang memang diajak untuk percaya bahwa Yang Ilahi memang bersedia datang dan sudah ada di dekat. Hanya butuh didengar, dipandangi, dirasa-rasakan - dan inilah kehidupan iman yang diajarkan dalam komunitas khusus yang mengasalkan Injil dan surat-surat Yohanes. Dengan belajar mendengar, memandangi, merasakah kehadiran ilahi, maka manusia bisa setapak demi setapak melepaskan diri dari dunia yang gelap dan jauh dari keilahian tadi sambil mengenali terangNya. Orang akan memperoleh kepekaan batin.

Salam hangat,

A. Gianto

mirifica.net



Photobucket

Sabtu, 10 Januari 2009

Sabtu, 10 Januari 2009
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan

"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yoh 3:30)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:14-21)



"Allah mengabulkan doa kita."

14 Saudara-saudaraku terkasih, inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. 16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. 17 Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. 18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. 19 Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. 20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. 21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada-Nya!
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5.6a.9b)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:22-30)



"Sahabat mempelai bersukacita mendengar suara mempelai."

22 Sekali peristiwa Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. 23 Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, 24 sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. 25 Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. 26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." 27 Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. 28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. 29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. 30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.



Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Regenerasi alias yang lebih tua mengundurkan diri serta memberi kesempatan yang lebih muda kiranya cukup penting di dalam kehidupan bersama. Namun ada beberapa oknum yang sebenarnya sudah lanjut usia dan sangat lama menduduki suatu jabatan atau fungsi tidak bersedia mengundurkan diri dan tetap bercokol dalam jabatan atau fungsinya, sehingga yang bersangkutan dapat menjadi batu sandungan atau hambatan untuk kemajuan dan perkembangan hidup bersama atau karya kerasulan tertentu. "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil",demikian tanggapan Yohanes Pembaptis terhadap laporan bahwa Yesus juga membaptis semua orang yang datang kepadaNya. Tugas atau fungsi Yohanes adalah mempersiapkan jalan bagi semua orang untuk datang dan bertemu dengan Yesus. Maka belajar dari Yohanes kami berharap kepada mereka yang sudah lansia atau cukup lama mengemban jabatan atau fungsi tertentu untuk berani dengan rendah hati mengundurkan diri serta memberi kesempatan kepada mereka yang lebih muda dan belum berpengalaman untuk menggantikannya. Anak-anak, para penerus harus lebih cerdas, terampil dan mumpuni dalam jabatan atau fungsinya dimanapun dan kapanpun daripada orangtua atau pendahulu. Jika anak-anak atau generasi penerus tidak lebih daripada orangtua atau pendahulu berarti orangtua atau pendahulu tidak berhasil dalam mengemban jabatan atau fungsinya. Marilah kita hayati motto orang Jawa "mikul dhuwur,mendhem jero" (=memikul atau mengangkat tinggi-tinggi, mengubur dalam-dalam), yang kurang lebih berarti ajakan bagi anak-anak atau generasi penerus sukses atau berhasil dalam jabatan atau fungsinya serta lebih baik daripada orangtua atau pendahulu. Tentu saja hal itu dapat terwujud jika para orangtua atau pendahulu mempersiapkan sebaik mungkin anak-anak atau generasi penerus dengan memberi kesempatan dan kemungkinan untuk terus berlatih terus-menerus kepada anak-anak atau generasi penerus. Jika orangtua atau pendahulu tidak memberi kesempatan atau kemungkinan berarti ia salah, berdosa.

· "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya" (1Yoh 5:14). Salah satu kehendak Tuhan adalah agar kita manusia senantiasa dalam keadaan damai, bahagia dan tenteram atau selamat. Kebahagiaan sejati para orangtua atau pendahulu hemat saya adalah jika anak-anak atau generasi penerus "jadi orang", artinya survival dalam dan fungsional menyelamatkan lingkungan hidupnya. Maka kami berharap kepada para orangtua atau pendahulu senantiasa berdoa bagi anak-anak atau generasi penerus agar mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, antara lain memiliki ciri-ciri : "mampu untuk fleksibel (adaptasi aktif dan spontan), memiliki kesadaran diri yang tinggi,mampu menghadapi dan menggunakan penderitaan, mampu menghadapi dan mengatasi rasa sakit, hidup dijiwai oleh visi dan nilai-nilai, enggan untuk menyakiti orang lain, melihat hubungan dari yang beragam (holistik), bertanya 'mengapa' dan 'apa jika' untuk mencari jawaban mendasar, kemampuan/kemudahan untuk 'melawan perjanjian'" (lihat: Danah Zohar dan Ian Marshall: SQ, Penerbit Mizan-Bandung 2000, hal 14). Tentu saja doa yang baik dan benar harus disertai dengan usaha-usaha untuk mewujudkan apa yang didoakan atau dimohon dari Tuhan.

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (Mzm 149:1-4)

I. Sumarya, SJ

(st-andreas.or.id)



Photobucket



terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy