| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Hari Minggu Biasa III

Minggu, 25 Januari 2009
Hari Minggu Biasa III

"Berbahagialah ia, yang telah percaya. Sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana --- Luk 1:45


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yunus (3:1-5.10)


"Orang-orang Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."

1 Datanglah firman Tuhan kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." 3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." 5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. 10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.

1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada yang sesat. Ia membimbing orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (7:29-31)


"Dunia seperti yang kita kenal sekarang ini akan berlalu."

29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; 31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref.
_ __ __ __ __ _
3 4 5 3 . 3 4 5 7 . 7 5 71 3 . 3 4 5 3 . //
Alleluya alleluya alleluya alleluya

Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat; percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:14-20)


"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil."

14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" 16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



INI WAKTUNYA! YA INILAH SAATNYA!

Hari Minggu ini kita dengar bagaimana Yesus mulai tampil di muka umum. Dua hal dilakukannya, yang pertama ialah mengumumkan Injil (Mrk 1:14-15) dan yang kedua, memanggil para murid yang pertama (1:16-20). Peristiwa ini terjadi di dekat Danau Galilea, di wilayah utara Tanah Suci. Kegiatan ini mengawali perjalanannya membawakan Kabar Gembira dalam ujud pengajaran dan macam-macam penyembuhan dari Galilea menuju ke selatan, sampai ke Yerusalem.

MENGAJAK ORANG MENDENGAR

Setelah dibaptis, Yesus dipimpin Roh ke padang gurun (Mrk 1:12-13). Di sana selama 40 hari (Mrk 1:12-13) ia mengalami kehadiran Roh, tapi juga menghadapi kekuatan Iblis. Ia terpisah dari jangkauan sesama ("hidup bersama dengan binatang liar") namun juga disertai para malaikat. Begitulah cara Injil menampilkan Yesus sebagai manusia yang integritasnya teruji, sebagai manusia yang betul-betul dekat pada keilahian sehingga kekuatan yang jahat tidak dapat menguasainya. Orang seperti inilah yang tampil di masyarakat dan membawakan Kabar Gembira. Ia sendiri sudah mengalaminya dan karenanya dapat mewartakannya.

Disebutkan pada awal Injil hari ini bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap. Orang banyak tak lagi dapat datang menyatakan tobat seperti dulu. Tetapi kini ada tokoh yang lebih besar yang telah diberitakan sang Pembaptis sendiri. Dia sudah hadir dan mengabarkan bahwa "genaplah waktunya, Kerajaan Allah sudah dekat". Sekaligus ia mengajak orang-orang menumbuhkan sikap yang paling cocok menanggapi kenyataan baru ini, yakni "bertobat dan percaya kepada Injil".

Orang Yahudi dulu membayangkan bahwa sejak awal Yang Maha Kuasa sudah menentukan kurun waktu sebelum datang zaman baru yang ditandai dengan kehadiranNya di dalam kehidupan orang-orangNya. Kurun waktu ini kini dinyatakan telah genap, telah terpenuhi. Masa menunggu sudah selesai. Zaman baru yang tadi dinanti-nantikan dan diungkapkan dengan gagasan "Kerajaan Allah" sudah ada di tengah-tengah manusia. Kini ada seorang manusia yang membiarkan diri sepenuhnya dijadikan tempat berdiam bagiNya. Di dalam diri orang inilah dapat dikatakan "Allah meraja". Jadi dalam paruh pertama pewartaan Yesus tadi hendak dikatakan ada orang yang benar-benar dapat menghadirkan kebesaran Allah di tengah-tengah manusia.

Semakin dipikirkan, semakin jelas bahwa yang dibicarakan ialah diri Yesus sendiri. Dialah ujud nyata Kerajaan Allah yang sudah dekat itu. Beberapa waktu sebelumnya, pada saat pembaptisannya, ia dinyatakan sebagai orang yang amat dekat pada Yang Maha Kuasa dan ditandai oleh Roh. Kesungguhannya juga telah teruji. Ia dapat mengenali gerak kekuatan-kekuatan yang jahat dan yang baik. Pernyataan "Kerajaan Allah sudah dekat" itu pernyataan iman yang amat berani tanpa melebih-lebihkan, tetapi juga tanpa menutup-nutupi kebesaran dia yang mewartakannya. Pendengar di zaman apapun akan merasa dihadapkan pada kenyataan baru. Dan tak bisa lagi diam saja. Menganggapnya sepi sama saja dengan menolak dan tidak mempercayai kebenarannya. Mulai mencoba memahami berarti menerimanya dan mengarahkan diri pada kehadiran Allah dalam ujud orang yang ini. Itulah inti dari "bertobat". Pergantian haluan hidup hanyalah kelanjutan dari arah baru ini. Dan baru demikian orang bisa diajak mempercayai Injil, yakni Kabar Gembira. Manakah inti Kabar Gembira yang dibawakannya?

Menurut Injil Yohanes, satu ketika Yesus mengajak dua orang yang mau mengenalnya agar datang dan melihat sendiri (Yoh 1: 38-39). Begitu pula dalam Injil Markus (juga Matius dan Lukas), Yesus mengajak orang-orang menemukan apa Kerajaan Allah itu bagi mereka sendiri serta menjadi bagian darinya. Seperti ia sendiri. Inilah Kabar Gembira yang dibawakannya. Suatu warta yang memungkinkan kemanusiaan berkembang seutuh-utuhnya, tapi juga arah yang memungkinkan Allah bisa hadir sedekat-dekatnya. Bukan lagi warta harus begini harus begitu, tak boleh ini itu, melainkan warta yang membuat orang menemukan diri dalam Allah.

Bagaimana kenyataannya di dalam hidup sehari-hari? Dalam bagian kedua bacaan Injil hari ini (ay. 16-20) ditunjukkan bagaimana Yesus mengajak orang-orang tertentu untuk menghidupi Kabar Gembira tadi. Bersama mereka nanti Yesus akan membawakan apa itu kehadiran Kerajaan Allah kepada orang banyak, apa itu kenyataan hidup yang membuat Allah dapat dirasakan hadir oleh orang banyak. Pengajaran, penyembuhan, pengusiran kekuatan roh jahat, semua inilah tanda-tanda hadirnya Allah di tengah kemanusiaan. Itulah ujud nyata KerajaanNya yang dialami orang-orang pada waktu itu dan diceritakan kembali bagi generasi-generasi berikutnya.

WILAYAH GALILEA

Menurut Mrk 1:14 dan 16 Yesus mulai tampil di wilayah Galilea, di tempat-tempat di dekat danau, terutama di kota Kapernaum. Sudah pada zaman Perjanjian Lama, wilayah utara ini berbeda dengan Yudea di selatan, baik alamnya maupun kehidupan sosialnya. Di utara tanahnya lebih subur. Perekonomiannya lebih maju. Orang-orangnya lebih berpikir independen. Tetapi sering mereka dipandang kurang taat beragama oleh elit politik-religius di Yerusalem, yakni ahli Taurat, para imam, kaum Farisi. Memang di wilayah utara juga ada cukup banyak orang yang asalnya dari Yudea. Mereka pindah ke utara untuk mendapatkan nafkah lebih besar dan mencari peluang yang lebih luas. Keluarga Yesus kiranya juga dari Yudea. Karena itulah Yusuf dan Maria datang ke sana dari Nazaret di Galilea untuk menyensuskan diri seperti diceritakan Lukas (Luk 2:1-5).

Macam-macam prasangka, lebih-lebih di bidang hidup keagamaan, lebih terasa di Yerusalem dan Yudea pada umumnya. Di utara orang biasa berhubungan dengan budaya lain. Di wilayah yang memiliki kebiasaan berpikir lebih luas itulah Yesus mulai mewartakan sesuatu yang baru. Ia didengarkan. Lihat misalnya kekaguman orang di Kapernaum mendengarkan uraiannya yang segar mengenai Taurat (Mrk 1:21-22; Luk 4:31-32). Mereka tertarik. Tidak pasif saja dan kemudian melupakannya. Tentu saja mereka tidak selalu menyambutnya dengan terbuka. Di Nazaret sendiri ia bahkan pernah ditolak (Mrk 6:1-6a Mat 13:53-58 Luk 4:16-30).

Di wilayah Galilea sudah beberapa puluh tahun sebelumnya berkembang satu sektor perekonomian baru, yakni eksploitasi ikan dari danau. Pasar-pasar ikan di tepi danau bertumbuh dan akhirnya menjadi tempat hunian dan kota yang ramai. Kapernaum ialah salah satu dari kota-kota itu. Begitu juga Magdala, Betsaida, dan wilayah Genesaret di tepi danau Tiberias. Nanti Yesus akan mondar-mandir di antara kota-kota itu ikut perahu para nelayan. Dalam ukuran zaman itu para nelayan ialah orang-orang yang maju dalam bisnis. Salah satu usahawan seperti itu ialah Zebedeus, ayah Yakobus dan Yohanes. Juga Simon Petrus dan Andreas adalah pebisnis ikan yang mapan. Memang kebanyakan masih dilakukan sendiri, dari menjala, menyortir, kemudian membawanya ke pasar. Umumnya orang-orang itu lincah berusaha. Inilah orang-orang yang dijumpai Yesus dan yang kemudian menjadi pengikutnya. Bahkan dari antara mereka ada yang menjadi murid-muridnya yang pertama. Yesus melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada. Ia tidak menunggu orang datang kepadanya. Ia mendatangi para nelayan itu, menyertai mereka. Begitulah ia makin didengar orang.

PANGGILAN MENJADI MURID

Dalam petikan Injil ini juga diceritakan Yesus memilih murid sebagai rekan sekerja. Simon Petrus dan Andreas dipanggil ketika mereka tengah menangani pekerjaan mereka menjala ikan. Mereka serta-merta meninggalkan jala mereka untuk mengikuti Yesus. Juga Yakobus dan Yohanes segera meninggalkan perahu serta ayah mereka yang kiranya pemilik perusahaan ikan yang sukses tadi. Orang-orang ini melihat kenyataan "Kerajaan Allah" dalam diri orang yang mengajak mereka ikut. Dan mereka tidak ingin kehilangan dia. Mereka pun mengikutinya dan berpindah gaya hidup. Itulah "bertobat" bagi mereka. Dan itu juga kenyataan "percaya kepada Injil". Terlihat kini Kerajaan Allah mulai hidup dalam diri orang-orang di sekitar Yesus juga.

Mereka yang dipanggil itu akan dijadikan penjala manusia (Mrk 1:17=Mat 4:19). Sering diartikan mencari pengikut sebanyak-banyaknya, seperti mendulang lubuk misi! Tafsiran seperti itu tidak klop, baik dulu maupun sekarang, bahkan bisa memerosotkan panggilan yang digambarkan Injil. Dalam Luk 5:10 "penjala manusia" dirumuskan sebagai "anthroopous (esee) zoogroon", artinya yang menangkap manusia untuk membawanya ke kehidupan. Begitulah penjelasan yang berasal dari zaman itu sendiri. Tanggung jawab para murid bukan menangkapi, tetapi mendukung, menuntun, memelihara, menguatkan orang agar bisa hidup terus, membuat orang menemukan jalan sendiri. Dan bukan hanya dalam kehidupan rohani belaka.

Dapatkah Gereja menjadi wadah yang baru bagi mereka yang tertangkap bagi kehidupan itu? Atau wadah ini sendiri perlu dibenahi dulu sehingga memungkinkan panggilan menjadi pengikut Yesus? Bagi zaman kita ini, ajakan untuk membawa orang-orang ke kehidupan masih amat aktual. Juga dalam mengusahakan masyarakat yang lebih memungkinkan hidup pantas bagi semua. Juga dalam mengajak semua orang yang berkemauan baik untuk bersama-sama membangun masyarakat yang membangun keadaban, bukan merusaknya.

DARI BACAAN KEDUA (1Kor 7:29-31)

Pada zaman itu umat Korintus hidup di tengah-tengah masyarakat luas dengan pelbagai tawaran cara hidup metropolitan. Ada kalangan yang mengikuti cara hidup bebas, apa saja sah. Bukannya mereka ini selalu amoral. Dalam paham etika yang menekankan kemerdekaan manusia sebagai diri rasional, pandangan ini bisa membuat tindak tanduk manusia dewasa lebih otentik, lebih mandiri, dan bernilai. Tetapi bila tidak berpegangan dan bernalar memang bisa merosot dan apa saja dihalalkan dan amoralitas mudah terjadi. Ada pula kalangan lain yang amat ketat mengikuti hukum-hukum kelakuan baik dan agama. Mereka ini bisa menjurus ke puritanisme dan intoleran. Khusus pada masa itu ada aliran pemikiran religius yang beranggapan apa-apa yang badaniah itu termasuk yang kotor. Mereka ini bahkan berpendapat bahwa perkawinan termasuk kelakuan seperti itu. Pendapat seperti ini agak bergema dalam surat Paulus kepada orang Korintus, lihat misalnya 1Kor 7:1-16 yang berisi nasihat-nasihat keras dalam hidup suami-istri. Masalahnya, bagaimana sikap yang benar dan perilaku yang pantas bagi para pengikut Kristus di Korintus waktu itu.

Khusus dalam bagian yang dibacakan kali ini Paulus menanggapi persoalan di atas dengan mengutarakan satu pegangan, yakni menyadari kini saatnya sudah tiba bagi tiap orang untuk betul-betul memegang yang bakal memberi kehidupan. Waktunya sudah terasa singkat! (1Kor 7:29) Tak ada lagi kesempatan untuk enak-enak mencoba yang ini atau yang itu. Jalani terus serta tekuni pilihan serta kehidupan yang nyata-nyata sedang dijalani ketika mereka menjadi pengikut Kristus. Dapat diperkirakan, mereka ini asalnya dari kalangan yang bersikap ketat dalam moralitas serta condong beranggapan bahwa barang-barang duniawi berlawanan dengan kehidupan batin. Kepada mereka ini dinasihatkan Paulus agar tidak berpindah-pindah cara hidup, maksudnya, agar tidak semakin mengetatkan dan semakin menjauhi kehidupan badaniah. Sudah cukup. Tekuni saja.

Pembaca kini bisa bertanya, kalau begitu tak perlu "bertobat"? Ah, tak usah kita pegang anggapan kaku mengenai apa itu bertobat. Bagi umat Korintus waktu itu, ujud pertobatan yang paling cocok ialah tidak melebih-lebihkan perilaku asketik menjauhi apa-apa yang badaniah. Sudah cukup kesadaran bahwa barang-barang duniawi serta kelakuan badaniah itu tak dibiarkan menentukan segalanya. Dinasihatkan oleh Paulus, mereka yang telah beristri hendaklah berkelakuan seolah-olah sudah tidak beristri. Bukan agar menjauhi istri, ini justru yang hendak dicegah Paulus. Orang di Korintus ada yang tergoda untuk berlebihan bermatiraga sehingga sang istri pun dijauhi. Maka nasihat Paulus, cukup, anggap saja seolah-olah sudah menjauhi istri, tapi terus hidup wajar sebagaimana - maksudnya sebagai suami istri. Begitu pula orang yang "menangis", maksudnya ada dalam kesusahan. Di Korintus ada kecenderungan untuk melebih-lebihkan penderitaan. Cukup, anggap saja tidak dalam penderitaan sehingga tak usah menambah-nambah rasa susah. Yang gembira begitu pula diajak agar tidak beranggapan ini buruk - anggap saja tidak sedang gembira. Titik. Begitu seterusnya. Ini bukan ironi. Nasihat-nasihat ini cocok buat orang di Korintus. Juga menunjukkan ketrampilan pastoral Paulus. Satu hal perlu dipegang: waktunya singkat, jadi jangan aneh-aneh. Yang penting ialah integritas. Inilah juga yang diserukan dalam ajakan bertobat dan percaya akan Kabar Gembira serta mengikuti Yesus. Ini juga kenyataan apa itu "terjala bagi kehidupan" seperti diuraikan di muka.

Salam hangat
A. Gianto

www.mirifica.net
Photobucket

Sabtu, 24 Januari 2009

Sabtu, 24 Januari 2009
PW. St. Fransiskus de Sales, Uskup, Pujangga Gereja


Doa Renungan
Allah Bapa sumber kehidupan sejati, seperti embun pagi yang jatuh ke bumi, demikianlah Engkau menyayangi segala-galanya dan menghendaki agar semua ciptaan-Mu lestari. Maka Engkau menarik mereka semua agar bertobat dan selamat. Dengan berlaku demikian Engkau mengajar umat-Mu, bahwa orang benar harus sayang akan manusia. Ya Bapa, ajarilah kami untuk menyayangi dengan tulus ikhlas, agar setiap orang yang kami jumpai menemukan harapan dan hidup dengan semangat. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kamin. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (9:2-3.11-14)


"Kristus masuk ke dalam tempat kudus dengan membawa darah-Nya sendiri."

2 Saudara-saudara, dalam kemah suci, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. 3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- 12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. 13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, 14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 825
Ref. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat
. (Mzm 47:2-3.6-7.8-9)
1. Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.
2. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah! Kidungkan mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur!
3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Bukalah hati kami, ya Allah, agar dapat memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:20-21)


"Orang-orang mengatakan Yesus tidak waras lagi."

20 Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. 21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Bagi kaum keluarga-Nya, Yesus sungguh kelewat batas. Obsesi-Nya keterlaluan, "bahkan makan pun tidak sempat" lagi dan karenanya keluarga beranggapan Yesus sudah "tidak waras". Sikap dan tindakan Yesus sebagai nabi atau sebagai guru sudah kebablasan. Yesus agaknya tidak saja melupakan kaum keluarga-Nya, tetapi juga sudah tidak peduli dengan kesehatan-Nya sendiri. Saatnya keluarga perlu "merumahkan-Nya".

Yesus dan pengikut-Nya memang kerap dipandang tidak waras karena terlalu banyak berpikir dan berbuat bagi orang lain, termasuk mereka yang dipandang musuh atau bukan kelompok-Nya; sementara ukuran umum dalam masyarakat, keluarga, dan kerabatlah yang mesti didahulukan dalam segala hal dengan segala cost, yang memang menjadi sebab merajalelanya korupsi dan kebusukan.

Yesus konsisten bahwa Kerajaan Allahlah yang pertama-tama mesti dikedepankan. Kepentingan keluarga dan kerabat mendapat porsinya dalam kepentingan umum masyarakat.

Berprinsip dan bertindak seperti itu dewasa ini di negara kita juga memang kerap dipandang tidak waras dan tentu saja tidak populer. Namun, tidak ada jalan selain menapaktilasi jejak Yesus bagi pengikut-Nya.
Bersikap dan berbuat demikian tidak mustahil menyebabkan kita akan dipandang tidak waras, bukan saja oleh kaum keluarga kita, tetapi juga oleh semua masyarakat.

Tuhan Allah, jalan-Mu bukanlah jalan manusia, sebagaimana Nabi Yesaya menandaskan jalan pikiranku bukanlah jalan pikiran-Mu. Letakkanlah tangan-Mu di bahuku. Amin.

Renungan: Ziarah Batin 2009
Bacaan KS: Ekaristi.org


Photobucket

Jumat, 23 Januari 2009


Jumat, 23 Januari 2009
Hari Biasa Pekan II

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (8:6-13)


"Kristus menjadi pengantara perjanjian yang lebih agung."

6 Saudara-saudara, sekarang Yesus telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. 7 Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. 8 Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, 9 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan. 10 "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 11 Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. 12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." 13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasih dan kesetiaan akan bertemu
Ayat. (Mzm 85:8.10.11-12.13-14)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:13-19)

"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."

13 Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. 14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil 15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. 16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, 17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, 18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, 19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Murid-murid tidak pertama-tama memilih Yesus menjadi guru mereka. Sebaliknya, Yesus sendiri memilih para murid, "Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya."

Bukan karena kehebatan kita maka kita menjadi pengikut Kristus; juga bukan karena keistimewaan kita maka kita memangku jabatan atau pelayanan yang kita pegang pada saat ini sebagai orang Kristen. Hal itu terbukti pada saat kita kerja keras dan tidak menikmati ganjaran seperti dalam dunia usaha. Banyak rintangan dan derita yang mungkin kita hadapi dan alami sebagai pengikut Kristus. Namun, kita merasakan suatu daya yang tidak bisa kita tolak dan hanya mesti menuruti pilihan-Nya atas diri kita.

Sebelum Yesus menetapkan pengikut atau murid-Nya, para calon itu mesti lebih dahulu sadar dan yakin bahwa mukjizat Yesus terjadi karena dua sisi: anugerah dari Yesus dan iman atau usaha dari orang disembuhkan.

Yesus mengajarkan bahwa bukan popularitas yang patut kita kejar, melainkan penyerahan dalam iman. Kita mesti semakin matang dan dewasa menghayati bahwa Tuhanlah yang memilih kita. Kita harus pasrah dan sekaligus bergiat sekuat hati - entah dipuji atau dicaci maki orang lain.

Tuhan Yesus, Engkau telah memilihku untuk mengikuti-Mu bukan dalam hal yang gampang dan bebas hambatan. Kuatkanlah aku untuk menjadi murid-Mu yang senantiasa setia. Amin.


Renungan: Ziarah Batin 2009
Bacaan KS diolah Ekaristi.org


Pemeliharaan dijadwalkan pada 4:00PM PST


Photobucket

Kamis, 22 Januari 2009

Kamis, 22 Januari 2009
Hari Biasa Pekan II



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (7:25-8:6)


"Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya."

25 Saudara-saudara, Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. 26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, 27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. 28 Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya. 1 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, 2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. 3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. 4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. 5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." 6 Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu
Ayat
(Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)

"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."

7 Sekali peristiwa, Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, 8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. 9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. 10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. 11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." 12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Yesus adalah Imam Agung yang istimewa bukan berdasarkan keturunan atau warisan seperti kaum Lewi. Yesus menjadi Imam Agung istimewa karena Allah ada bersama dengan dan dalam Dia. Dia menyembuhkan orang tanpa memilih-milih dan selalu mengingatkan bahwa Bapalah yang harus dimuliakan sebab Dialah yang bekerja dalam diri Yesus. Melakukan kehendak Bapa sesempurna mungkin!

Kita pun dipanggil menjadi orang istimewa bukan terutama karena hebatnya perbuatan kita. Kita tidak dituntut untuk melaksanakan hal yang spektakuler. Kita dituntut melakukan apa yang bisa dan mesti dilakukan - sekecil apa pun dalam posisi kita masing-masing. Dengan melakukan peran dan tanggung jawab masing-masing, sesungguhnya terjadilah yang istimewa.

Seandainya setiap hari kita melakukan tanggung jawab kita demi memenuhi kehendak Allah dengan benar dan gembira, dua pihak akan sangat diuntungkan. Kita akan merasa bahagia karena dapat melakukan dengan baik apa yang mesti kita lakukan. Masyarakat menjadi lebih baik karena semuanya berjalan teratur dan semestinya. Itulah yang luar biasa.

Jika kita semua melakukan tugas dan tanggung jawab kita, bukan saja banyak orang sakit akan sembuh, melainkan masyarakat juga menjadi sungguh cerminan Kerajaan Allah.


Tuhan Yesus, sembuhkanlah aku dari segala penyakit yang menggerogoti jiwa dan ragaku. Amin.


Renungan : Ziarah Batin 2009
Bacaan KS: Ekaristi.org

Photobucket

Rabu, 21 Januari 2009

Rabu, 21 Januari 2009
Peringatan Wajib Santa Agnes, Perawan dan Martir


Doa Renungan
Allah Bapa yang penuh kasih, bersama Santa Agnes yang kami rayakan bersama pada hari ini, kami optimis melangkah hidup hari ini bersama-Mu. Demi Kristus penyelamat dan penuntun kami untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (7:1-3.15-17)

"Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek."

Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi. Ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, Melkisedek menyongsongnya dan memberkati dia. Dan kepadanya Abraham memberikan sepersepuluh dari semua jarahannya. Menurut arti namanya, Melkisedek pertama-tama adalah raja kebenaran, atau juga raja Salaem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah; harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan! Dan karena dijadikan sama dengan Anak Allah, ia menjadi imam sampai selama-lamanya. Sungguh, Yesus telah ditetapkan sebagai imam menurut tata imamat Melkisedek; artinya: Menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Sebab tentang Yesus diberikan kesaksian, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek".
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat (Mzm 110:1.2.3.4)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)

"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, "Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Allah prihatin, bagaimana agar manusia menjadi selamat, sempurna, dan bahagia tanpa dipaksa-Nya. Semua ketentuan, aturan, dan bahkan ritual keagamaan pun terarah ke sana.

Dua sikap harus dicermati. Sikap pertama ditampakkan oleh para penonton dan orang yang mau menjebak Yesus agar melanggar aturan. Apakah Yesus akan menyembuhkan orang yang mati sebelah tangan tersebut? Sikap kedua ditunjukkan oleh penderita yang berharap akan belas kasih dan kemurahan hati Allah agar dia sembuh. Bagaimana supaya sembuh; itu saja yang didoakan dan dimohonkannya di dalam rumah ibadat itu. Dia tentu tidak berharap bahwa doanya dikabulkan pada hari Senin atau Selasa berikutnya, melainkan agar pada hari Sabat itulah Tuhan mendengarkan doanya. Pintanya, Tuhan Allah mau menyembuhkan penyakitnya kapan pun - termasuk pada hari Sabat.

Kita kadang kurang konsisten. Kalau kita yang sakit, kita berpikir bagaimana bisa sembuh; sekuat tenaga memohon kebaikan Allah. Itu saja! Namun, kalau kita yang merasa diri hakim dan tidak merasa perlu ditolong, kita bermain sebagai Tuhan Allah. Kita harus belajar melihat bagaimana Tuhan Allah memberikan kebaikan dan mukjizatnya kepada siapa saja dan kita tidak boleh cemburu apalagi keberatan.

Ya Allah, bantulah aku untuk memahami dan mengamalkan perintah-perintah-Mu. Amin.



Bacaan KS: Ruah,
Renungan : Ziarah Batin 2009


Photobucket

Selasa, 20 Januari 2009

Selasa, 20 Januari 2009
Hari Biasa Pekan II

Ibr 6:10-20; Mrk 2:23-28

"Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"


"Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?" Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." (Mrk 2:23-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Entah sudah ada berapa UU, PP, Juklak, Peraturan dst..yang diundangkan atau diberlakukan, kiranya hanya segelintir orang yang mengetahui atau menguasainya. Aneka tatanan atau aturan dibuat dan diundangkan untuk manusia dan pada umumnya dijiwai oleh cintakasih atau paling tidak kompromi. Hemat saya semakin banyak aturan dan tatanan dibuat dan diberlakukan rasanya menunjukkan bahwa manusia-manusia atau pribadi-peribadi yang tersangkut atau terkait dengan aturan dan tatanan tersebut belum dewasa kepribadiannya atau jauh dari penghayatan cinkasih satu sama lain. Cintakasih mendasari, menjiwai dan mengatasi aneka macam tatanan dan aturan, itulah kebenaran, maka ketika kita bertindak berdasarkan cintakasih dan untuk itu terpaksa melanggar aturan atau tatanan hemat saya baik dan benar adanya. Aturan dan tatanan sedikit banyak mempersempit ruang gerak dari yang kena aturan atau tatanan tersebut, sebagaimana menjadi nyata dan jelas terjadi dalam diri mereka yang berada di penjara atau bui karena terbukti berbuat salah alias melanggar cintakasih. Mengasihi memang tidak kenal batas alias bebas/dibatasi kebebasan, sedangkan kebebasan dibatasi cintakasih. Menghayati cintakasih antara lain menjunjung tinggi, menghormati harkat martabat manusia, tidak menginjak-injak harkat martabat manusia. Sebagai contoh bahwa cintakasih itu bebas hemat saya dapat terjadi dalam diri suami-isteri yang saling mengasihi: mereka bertelanjang bulat berdua tidak salah dan tidak berdosa, saling memperlakukan yang lain seenaknya asal tidak melecehkan harkat martabat manusia tidak apa-apa, dst.. Sebaliknya seseorang telanjang bulat di jalanan jelas melanggar aturan dan tatanan serta melecehkan harkat martabat orang lain, yaitu orang lain akan tergerak untuk berpikiran rendah, tidak luhur. Selama kita hidup dalam dan oleh cintakasih kita bebas merdeka, dan tidak ada ketakutan atau kekhawatiran apapun, meskiipun karena itu menjadi bahan gunjingan atau omongan sementara orang.

· "Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang" (Ibr 6:10). Pengalaman ini telah terjadi dalam diri Abraham yang percaya kepada kasih Allah, yang "menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya" (Ibr 6:15). Marilah kita saling melayani satu sama lain dengan penuh kesabaran, berbuat baik satu sama lain dimanapun dan kapanpun. "Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat" (Prof Dr.Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 24). Janji-janji yang telah dibuat antara lain terwujud dalam berbagai aturan atau tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, maka marilah dengan sabar dan rendah hati kita hayati aturan dan tatanan tersebut. Percaya dan imanilah jika kita setia pada aturan atau tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, maka kita pasti akan memperoleh apa yang pernah dijanjikan kepada kita atau kita dambakan/harapkan. Maka marilah meneladan Bapa Abraham, teladan umat beriman dengan menghayati iman kita di dalam hidup sehari-hari, yang dilengkapi dengan keutamaan harapan dan cintakasih, dan cintakasih harus menjadi nyata antara lain dalam keutamaan-keutamaan "sabar, murah hati; ia tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7)

"Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang. Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya." (Mzm 111:1-2.4-5)


[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id, 20 Januari 2009

Photobucket

Pekan Doa Untuk Kesatuan Umat Kristiani

DEWAN KEPAUSAN UNTUK MEMAJUKAN KESATUAN UMAT KRISTIANI

Bahan-bahan untuk



PEKAN DOA UNTUK KESATUAN UMAT KRISTIANI

dan untuk sepanjang tahun 2009

"Agar mereka menjadi satu dalam tangan-Mu" (Yeh. 37:17)



Disiapkan dan diterbitkan bersama oleh:

Dewan Kepausan Untuk Memajukan Kesatuan Umat Kristiani

dan Komisi Faith and Order Dewan Gereja-Gereja Sedunia



Catatan mengenai kutipan-kutipan Kitab Suci:

Kutipan-kutipan Kitab Suci yang dicantumkan dalam buku ini diambil dari Alkitab Deuterokanonika terbitan Lembaga Alkitab Indonesia - Lembaga Biblika Indonesia.

Kepada Mereka yang mengorganisasi Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani

Mengupayakan Kesatuan: Sepanjang Tahun

Menurut tradisi, waktu untuk menyelenggarakan Pekan Doa Untuk Kesatuan Umat Kristiani di belahan utara adalah 18-25 Januari. Tanggal-tanggal itu diusulkan oleh Paul Wattson pada tahun 1908 yang meliputi hari-hari antara Pesta Santo Petrus dan Pesta Santo Paulus, dan karena itu memiliki suatu makna simbolik. Di belahan selatan, di mana Januari merupakan hari libur, Gereja-Gereja sering memilih hari-hari lain untuk menyelenggarakan Pekan Doa, misalnya sekitar Pentakosta (yang disarankan oleh gerakan Faith and Order pada tahun 1926), yang juga merupakan tanggal simbolik oleh kesatuan Gereja.

Dengan memperhatikan kelonggaran mengenai tanggal, kami mendorong Anda untuk memahami bahan yang disajikan dalam buku ini sebagai suatu undangan untuk menemukan kesempatan-kesempatan yang tepat sepanjang tahun 2009 untuk mengungkapkan tingkat persekutuan yang sudah dihayati oleh Gereja-Gereja, dan untuk berdoa bersama guna memohon kesatuan penuh yang dikehendaki oleh Kristus.

Menyesuaikan Teks

Bahan ini ditawarkan dengan pengertian bahwa, kalau mungkin, ia disesuaikan untuk penggunaan tingkat lokal. Dalam melakukan penyesuaian, haruslah diperhitungkan kebiasaan liturgis dan devosional setempat. Penyesuaian seperti itu hendaknya dilaksanakan secara ekumenis. Di sejumlah tempat badan/lembaga-lembaga ekumenis sudah ditetapkan untuk menyesuaikan teks ini. Di tempat-tempat lain, kami berharap bahwa kebutuhan untuk menyesuaikan bahan ini akan menjadi suatu dorongan untuk menciptakan badan/lembaga-lembaga seperti itu.

Menggunakan Bahan Pekan Doa

Untuk Gereja-Gereja dan komunitas-komunitas Kristiani yang melaksanakan Pekan Doa bersama-sama lewat suatu ibadat bersama, hendaknya disusun tata perayaan ibadat yang ekumenis.

Gereja-Gereja dan komunitas-komunitas Kristiani dapat juga memadukan bahan-bahan Pekan Doa ini ke dalam ibadat-ibadat mereka sendiri. Doa-doa dari ibadat ekumenis "delapan hari" ini beserta doa-doa tambahannya dapat digunakan sebagai pilihan yang tepat untuk disisipkan ke dalam perayaan ibadat yang bersangkutan.

Komunitas-komunitas yang selama Pekan Doa ini melaksanakan ibadat setiap hari dapat mengambil bahan ibadat yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...]

Mereka yang selama Pekan Doa ini ingin melaksanakan pendalaman Kitab Suci dapat menggunakan teks-teks biblis dan renungan yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...] sebagai acuan. Dalam setiap pendalaman, diskusi dapat langsung mengantar kepada doa permohonan sebagai penutup acara.

Bagi mereka yang selama Pekan Doa ini ingin berdoa secara pribadi, teks-teks biblis dan renungan yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...] dapat sangat bermanfaat untuk memusatkan doa-doa mereka. Mereka dapat sungguh merasakan bahwa mereka bersekutu dengan orang-orang lain di seluruh dunia yang sedang berdoa agar kesatuan Gereja Kristus semakin nyata.

Yehezkiel 37:15-28

[15] Firman Tuhan datang kepadaku, [16] "Hai engkau anak manusia, ambillah sepotong papan dan tulislah di atasnya: Yehuda dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian ambillah papan yang lain dan tulislah di atasnya: Yusuf -- papan Efraim -- dan seluruh kaum Israel yang bersekutu dengan dia. [17] Lalu gabungkanlah kedua papan itu menjadi satu, sehingga keduanya menjadi satu dalam tanganmu.

[18] Kalau teman-teman sebangsamu bertanya kepadamu, ‘Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini,' [19] katakanlah kepada mereka, ‘Beginilah firman Tuhan Allah: Aku mengambil papan Yusuf -- yang ada dalam tangan Efraim -- beserta suku-suku Israel yang bersekutu dengan dia dan menggabungkannya dengan papan Yehuda, dan Aku akan menjadikan mereka satu papan, sehingga mereka menjadi satu dalam tangan-Ku. [20] Dan sementara engkau memegang papan-papan yang kautulisi itu dalam tanganmu di hadapan mereka, [21] katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan Allah: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka. [22] Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja akan memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi akan menjadi dua bangsa dan tidak lagi akan terbagi menjadi dua kerajaan. [23] Mereka tidak lagi akan menajiskan dirinya dengan berhala-berhala atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya. [24] Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. [25] Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal; sungguh, mereka, anak-anak mereka, dan cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya. [26] Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. [27] Tempat kediaman-Ku pun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. [28] Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, menguduskan Israel, pada saat tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya."

Beberapa Catatan tentang Pekan Doa 2009

Tema Biblis

Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani 2009 berakar dalam pengalaman Gereja-Gereja di Korea. Dalam konteks perpecahan nasional yang sedang melanda Korea, Gereja-Gereja di Korea memetik inspirasi dari Nabi Yehezkiel, yang juga hidup dalam suatu bangsa yang terpecah-belah secara memprihatinkan dan mendambakan kesatuan.

Baik sebagai nabi maupun sebagai imam, Yehezkiel dipanggil oleh Allah pada usia yang masih muda, yakni 30 tahun. Bekerja dari tahun 594 sampai dengan 571 SM, ia sangat dipengaruhi oleh pembaruan-pembaruan religius dan politis yang telah dirintis oleh Raja Yosia pada tahun 621 SM. Raja Yosia telah berusaha menghapuskan warisan buruk dari penaklukan Assyria atas Yehuda, lewat pembaruan-pembaruan yang memugar hukum dan ibadat sejati kepada Allah Israel. Tetapi, sesudah Yosia gugur dalam peperangan, putranya Raja Yoyakim mengagungkan Mesir dan menyembah beragam ilah yang merajalela di sana. Para nabi yang berani mengecam Yoyakim ditindas dengan kejam: Uria dianiaya dan Yeremia dibinasakan. Sesudah penyerbuan Babel dan penghancuran bait Allah pada tahun 587 SM, para pemimpin dan para guru bangsa - di antara mereka adalah Yehezkiel yang masih muda - ditangkap dan dibawa ke Babel. Di sana, seperti Yeremia, Yehezkiel mengecam para "nabi" yang memberikan harapan-harapan yang tidak realistis, dan karena hal ini ia harus menanggug kebencian dan penghinaan dari sesama orang Israel di pembuangan.

Tetapi, dalam penderitaan yang sedemikian besar, cinta Yehezkiel terhadap bangsanya semakin berkembang. Ia mengecam para pemimpin yang bertindak melawan perintah Allah; ia juga berusaha memimpin bangsanya kembali kepada Allah, dengan menekankan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dan solidaritas dengan umat Allah. Di atas semuanya, dalam situasi yang tampaknya tanpa harapan, Yehezkiel tidak putus asa tetapi memaklumkan suatu amanat harapan: maksud Allah untuk membarui dan menyatukan umat Allah masih belum dapat diwujudkan. Dalam usahanya ini, Yehezkiel didorong oleh dua penglihatan. Yang pertama adalah penglihatan yang sudah sangat lazim yakni lembah yang penuh dengan tulang-tulang kering yang, berkat tindakan Roh Allah, dibangkitkan dari kematian kepada kehidupan (Yeh. 37:1-14).

Bahan-bahan Pekan Doa tahun ini didasarkan pada penglihatan Yehezkiel yang kedua, yakni penglihatan tentang dua potong kayu, yang melambangkan dua kerajaan Israel yang terpecah-belah. Nama dua belas suku asli dalam kerajaan yang terpecah itu (dua di Utara, dan sepuluh di Selatan) tertulis pada kedua potong kayu, yang kemudian dipadukan kembali menjadi satu (Yeh. 37:15-23).

Menurut Yehezkiel, perpecahan bangsa Israel itu mncerminkan - dan merupakan akibat dari - keberdosaan serta pengasingan mereka dari Allah. Mereka dapat menjadi satu bangsa lagi dengan membuang dosa-dosa mereka, dengan menjalani pertobatan, dan dengan berpaling kembali kepada Allah. Tetapi, akhirnya, Allah sendirilah yang menyatukan umat Allah dengan memurnikan, membarui, dan membebaskan mereka dari perpecahan mereka. Bagi Yehezkiel, kesatuan ini bukan hanya penyatuan kelompok-kelompok yang sebelumnya terpecah-belah tetapi, lebih dari itu, merupakan suatu ciptaan baru, yakni lahirnya suatu bangsa baru yang akan menjadi tanda pengharapan bagi bangsa-bangsa lain dan bagi seluruh umat manusia.

Tema pengharapan juga diungkapkan dalam teks lain yang sangat disayangi oleh Gereja-Gereja di Korea, yakni Wahyu 21:3-4. Ayat-ayat ini menunjuk kepada pemurnian umat Allah, untuk mewujudkan damai sejati, rekonsiliasi, dan kesatuan yang hanya dapat ditemukan di tempat di mana Allah tinggal, "Ia akan tinggal bersama-sama dengan mereka sebagai Allah mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Allah sendiri akan menyertai mereka; Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka. Maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis ..."

Tema-tema biblis inilah - kesatuan sebagai sesuatu yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya; kesatuan sebagai anugerah Allah, yang menuntut pertobatan dan pembaruan; kesatuan sebagai suatu ciptaan baru; semua ini membangkitkan pengharapan bahwa umat Allah masih dapat disatukan; inilah yang telah mengilhami Gereja-Gereja di Korea dalam mempersembahkan bahan-bahan untuk Pekan Doa tahun 2009 ini.




Sumber: Komisi Komunikasi Sosial KWI

Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy