| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 30 Januari 2009

Jumat, 30 Januari 2009
Hari Biasa Pekan III

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" --- Mat 18:3

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakudus, kami bersyukur karena Engkau telah memperkaya kami dengan Yesus, Putra-Mu, yang sabda-Nya menghidupi kami serta menjadi sumber kegembiraan. Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (10:32-39)

"Kalian telah menderita banyak. Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu."


32 Saudara-saudara, ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, 33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. 34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. 35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. 37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. 38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." 39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat
(Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
3. Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Kalaupun ia jatuh, tidaklah sampai binasa, sebab Tuhan menopang tangannya.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik. Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)

"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."

26 Pada suatu ketika Yesus berkata : "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." 30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." 33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Tuhan menjanjikan kemenangan bagi umat-Nya, namun bukan tanpa kesulitan. Akan ada penderitaan dan dituntut kesabaran serta daya tahan agar tujuan tercapai.

Kita telah melalui berbagai hambatan dan kesulitan serta dapat bertahan karena selain rahmat Tuhan, kita juga berusaha menjalaninya dengan tekun.

Hidup berkembang terus kendati tidak selalu bisa diterangkan. Sungguh mencengangkan mencermati bagaimana biji padi yang ditaburkan mengalami proses kematian, lalu tumbuh sebagai kecambah dan kemudian menghasilkan banyak bulir. Prosesnya panjang dan mencengangkan manusia.

Kita tidak selalu dapat menerangkan bagaimana kita berkembang dari bayi menjadi dewasa. Kita mengalami suatu proses panjang dan mengalami berbagai peristiwa jatuh bangun.

Kita kagum dan takjub bagaimana kita dapat bertahan sampai pada keadaan yang sekarang ini. Hidup kita sesungguhnya menjadi rahasia, termasuk bagi kita sendiri.

Kita dapat mengertinya bila kita mengakui bahwa Tuhan berkarya bukan sebagaimana kita inginkan, tetapi sebagaimana Tuhan kehendaki. Kita dapat sampai pada keadaan sekarang karena Tuhan sabar menuntun dan kita sendiri pun berlatih sabar. Hal yang terakhir ini semakin kita butuhkan untuk menjadi dewasa dan berumur.

Tuhan Yang Mahasabar, ajarlah aku bersikap sabar bukan saja kepada orang lain, tetapi juga terhadap diriku sendiri. Kuatkanlah aku untuk tetap belajar sabar dan taat kepada-Mu. Amin.


Renungan: Ziarah Batin 2009



Photobucket

Kamis, 29 Januari 2009

Kamis, 29 Januari 2009
Hari Biasa Pekan III

Sabda-Mu ya Tuhan adalah pelita bagi langkahku dan terang bagi jalanku.


Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahabaik, kami bersyukur karena Engkau berkenan mendengarkan kami, bila kami berpaling kepada-Mu. Ajarilah kami mendengarkan pula Putra-Mu agar dapat bersama-sama memasuki kedamaian yang didambakan dunia. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (10:19-25)


"Marilah kita berpegang teguh pada harapan! Marilah kita saling memperhatikan dan saling mendorong dalam cinta kasih."


19 Saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. 22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Mazmur Tanggapan
Ref. Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat
(24:1-2.3-4ab.5-6)
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)


"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."

21 Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
"Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Jangan percaya bahwa hal yang kita sebut rahasia akan dirahasiakan. Setiap kali kita "membuka rahasia" kepada orang lain dan memintanya merahasiakannya, kita akan kecewa. Kita menipu diri sendiri. Setiap kali kita membuka suatu rahasia, pada saat yang sama hal itu tidak lagi rahasia. Segera yang rahasia itu menyebar menjadi tidak rahasia lagi.

Yesus menandaskan tidak ada rahasia yang tidak akan tersingkap. Perlahan-lahan, segala hal akan tersingkap. Demikian juga hal yang pada awalnya kita pandang sulit atau mustahil, ternyata lambat laun menjadi gampang dan nyata.

Oleh Sabda dan teladan Yesus, pelita tidak lagi ditempatkan di bawah gantang atau ditutupi. Makna baru dalam hidup sehari-hari makin terang dan arah yang mesti kita tempuh makin jelas. Memang tidak dengan sendirinya hidup menjadi lebih mudah, namun karena tujuan sudah jelas, pengarungan kita menjadi lebih gampang; energi dihemat dan sungut-sungut sirna.

Kita tidak boleh kikir atau kerdil. Kita mesti gembira membagikan anugerah yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma. Semakin kita murah hati membagikan kebaikan, semakin banyak kebaikan kita peroleh. Semakin kita kikir dan berpikiran degil, hidup kita makin sepi dan sempit.

Tuhan Yang Mahabaik dan Maharahim, Engkau merelakan Putra Tunggal-Mu wafat bagiku agar aku selamat dan bahagia. Bersihkanlah aku dari sikap kikir dan degil. Amin.

Renungan: Ziarah Batin



Photobucket

28 Januari, Pw.S. Santo Thomas Aquinas

Thomas hidup pada abad ketigabelas. Ia adalah putera dari sebuah keluarga bangsawan di Italia. Thomas seorang yang amat cerdas, tetapi ia tidak pernah menyombongkan kelebihannya itu. Ia tahu bahwa pikirannya itu adalah karunia dari Tuhan. Thomas adalah seorang dari sembilan bersaudara. Orangtuanya berharap agar suatu hari kelak ia menjadi seorang pemimpin biara Benediktin. Kastil keluarganya berada di Rocca Secca, sebelah utara Monte Cassino di mana para biarawan Benediktin tinggal.

Pada usia lima tahun, Thomas dikirim ke biara tersebut untuk memperoleh pendidikan. Ketika usianya delapanbelas tahun, ia pergi ke Naples untuk melanjutkan pendidikannya. Di sana ia bertemu dengan suatu kelompok religius baru yang disebut sebagai Ordo Para Pengkhotbah. Pendiri mereka, St. Dominikus, masih hidup kala itu. Thomas tahu bahwa ia ingin menjadi seorang imam. Ia merasa bahwa ia dipanggil untuk bergabung dengan kelompok tersebut yang kelak lebih dikenal dengan sebutan “Dominikan”. Orangtuanya amat marah kepadanya. Ketika sedang dalam perjalanan ke Paris untuk belajar, saudara-saudaranya menculiknya. Mereka mengurungnya di salah satu kastil keluarga mereka selama lebih dari satu tahun. Selama masa itu, mereka melakukan segala daya upaya untuk membuat Thomas mengubah pendiriannya. Seorang saudarinya juga datang untuk membujuknya agar melupakan panggilannya. Tetapi Thomas berbicara demikian indahnya tentang sukacita melayani Tuhan, sehingga saudarinya itu mengubah pendapatnya. Saudarinya itu bahkan memutuskan untuk mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan sebagai biarawati. Setelah limabelas bulan lamanya, pada akhirnya Thomas diberi kebebasan untuk memenuhi panggilannya.

St. Thomas menulis demikian indah tentang Tuhan sehingga orang-orang dari seluruh dunia telah mempergunakan tulisan-tulisannya selama beratus-ratus tahun. Penjelasannya tentang Tuhan dan tentang iman berasal dari cintanya yang amat mendalam kepada Tuhan. Ia seorang yang apa adanya sebab ia tidak sedang berusaha untuk membangkitkan kesan kepada siapa pun. Yang ia inginkan dengan segenap hatinya adalah mempersembahkan karunia hidupnya kepada Yesus dan kepada Gereja. St. Thomas merupakan salah seorang dari Pujangga Gereja terbesar.

Sekitar akhir tahun 1273, Paus Gregorius X meminta Thomas untuk ambil bagian dalam suatu pertemuan penting Gereja yang disebut Konsili Lyon. Ketika sedang dalam perjalanannya ke sana, Thomas jatuh sakit. Ia harus menghentikan perjalanannya dan tinggal di sebuah biara di Fossanova, Italia, di mana akhirnya ia wafat. Hari itu adalah tanggal 7 Maret 1274. Usianya baru empatpuluh sembilan tahun. St. Thomas dinyatakan kudus pada tahun 1323 oleh Paus Paulus II; Paus Pius V memberinya gelar Pujangga Gereja pada tahun 1567; Paus Leo XIII memberinya gelar mahaguru dari segala doktor akademik pada tahun 1879 dan pelindung semua universitas, perguruan tinggi, dan sekolah pada tahun 1880.

Semoga pesan St. Thomas untuk “mencari kebenaran dalam belas kasihan” tertanam kuat dalam hati serta pikiran kita.


diambil dari: http://www.indocell.net/yesaya

Photobucket

Rabu, 28 Januari 2009

Rabu, 28 Januari 2009
Pw St. Thomas Aquino, ImPujG

Sabda-Mu ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan
.

Doa Renungan
Allah Bapa di surga, firman-Mu mengundang kami untuk bertobat, menata diri, meningkatkan kualitas komitmen kami sebagai murid-Mu. Bukalah telinga kami agar dapat mendengarkan undangan lembut sabda-Mu. Ingatkanlah selalu, agar kami tdak melulu mengejar dan menumpuk harta duniawi yang bisa menjauhkan kami dari kasih-Mu. Sebaliknya, terangilah kami dengan roh kebijaksanaan agar semakin mampu mencecap kehendak-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (10:11-18)


"Kristus menyempurnakan untuk selamanya orang-orang yang dikuduskan-Nya."

11 Saudara-saudara, setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. 12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, 13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. 14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. 15 Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, 16 sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, 17 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." 18 Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.
Ayat.
(Mzm 110:1.2.3.4)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan Sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:1-20)


"Seorang penabur keluar untuk menabur."

1 Pada suatu hari Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. 2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." 9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. 11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." 13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 14 Penabur itu menaburkan firman. 15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Setiap benih yang ditanam atau tanaman muda yang dipelihara kiranya mendatangkan hasil melimpah sesuai dengan kondisi tanah. Untuk itu, berbagai usaha di laksanakan: tanah digemburkan, pupuk ditaburkan, dan tanaman disiangi. Setiap jenis tanah memungkinkan agar tanaman menghasilkan panen yang sepadan seturut kondisi lahan dan usaha yang dilakukan petani.

Yesus menuntut semua memberi hasil, tetapi tidak pernah meminta kita memberikan hasil dengan jumlah, mutu, atau bentuk yang sama. Kita hanya harus menunjukkan kinerja sesuai dengan kondisi dan bakat yang dianugerahkan oleh Allah.

Terlalu banyak waktu kita buang hanya dengan cemburu kepada orang lain. Kita katakan orang lain memiliki nasib atau peluang yang lebih baik dan macam-macam hal lainnya. Kita lupa bahwa kita hanya perlu melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita.

Kita memperoleh banyak, harus memberikan banyak; bila agaknya kita menerima kurang, tentu juga kita hanya bisa menunjukkan kinerja sesuai dengan itu.
Kita akan diukur bukan dengan hasil yang dicapai orang lain, melainkan dengan jumlah dan mutu yang mestinya kita tunjukkan sesuai dengan keadaan atau kondisi kita masing-masing.

Tuhan Yang Mahabaik, kadang-kadang aku mengira Engkau tidak adil atau pilih kasih, padahal Engkau menghargai diriku apa adanya. Kuatkanlah aku agar berusaha giat sehingga muncullah kinerja terbaikku. Amin.


Renungan: Ziarah Batin 2009



Photobucket

Selasa, 27 Januari 2009

Selasa, 27 Januari 2009
Hari Biasa Pekan III


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahamurah, setiap kali kami berdoa memohon rezeki, kami ingat akan saudara kami yang tak memiliki tempat tinggal yang pantas, para pengungsi yang kelaparan. Gerakkan hati kami agar semakin murah hati membagi rezeki yang kami terima dari kemurahan hati-Mu. Berkatilah niat yang kami persembahkan untuk memuji dan memuliakan nama-Mu ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (10:1-10)


"Aku datang untuk melaksanakan kehendak-Mu, ya Allah."

1 Saudara-saudara, di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. 2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. 3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. 4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. 5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. 6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. 7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." 8 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. 9 Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. 10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu
Ayat.
(Mzm 40:2.4ab.7-8a.10-11)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.
2. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan.
3. Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku.
4. Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu, ya Tuhan. Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:31-35)


"Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku."

31 Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. 32 Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." 33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" 34 Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! 35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



Agak lumrah bahwa hubungan dan pertalian keluarga dijadikan ukuran dan ditempatkan di atas banyak urusan dan kepentingan. Namun, sesungguhnya, kesetiaan kepada kehendak Allah lebih luhur dan bermutu dibandingkan mutu dan tingkat hubungan atau pertalian darah.

Yesus tidak pernah mengecilkan bentuk atau makna hubungan dan pertalian keluarga. Dia tidak pernah mengingkari hubungan darah dengan ibu-Nya ataupun dengan sanak saudara-Nya. Yesus hanya menegaskan bahwa hubungan keluarga yang mesra itu harus diluaskan - tidak hanya lintas marga dan suku, tetapi juga lintas budaya dan bangsa.

Ukurannya adalah seberapa tekun dan setia kita melakukan kehendak Allah. Ukuran tunggal inilah yang mesti digunakan dalam menilai hubungan keluarga oleh para pengikut Kristus. Kita semua adalah saudara dan saudari. Tingkat dan mutu dari hubungan itu diuji dalam kesetiaan kita memenuhi kehendak Allah.

Kesetiaan kepada Allah tidak diukur oleh perbuatan besar, melainkan oleh hal-hal biasa seperti kedekatan, kesabaran, dan kesudian untuk senantisa menyelesaikan dengan baik setiap konflik.

Orang yang setia melakukan kehendak Allah - baik dalam hubungan keluarga maupun dalam hubungan kemasyarakatan - adalah sesungguhnya sesama saudara, ibu atau bapa kita satu sama lain.

Bapa di surga, terima kasih karena melalui Yesus Kristus Putra-Mu, Engkau menjadikan aku anak-Mu. Aku sungguh anak-Mu bila melakukan kehendak-Mu dengan setia. Bantulah aku untuk mewujudkannya. Amin.


Renungan: Ziarah Batin 2009
Bacaan KS: Ekaristi.org



Photobucket

Senin, 26 Januari 2009

Senin, 26 Januari 2009
Peringatan Wajib Santo Timotius dan Titus, Uskup

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" --- Mat 19:6


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (9:15.24-28)


"Darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita."

Saudara-saudara, Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah dipanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus bukan yang buatan tangan manusia, yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita. Ia pun tidak berulang-ulang masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana imam agung setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab kalau demikian, Kristus harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang ternyata, pada zaman akhir ini, Ia hanya satu kali saja menyatakan diri, untuk menghapuskan dosa lewat kurban-Nya. Manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali, dan sesudah itu dihakimi. Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.
Ayat (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:22-30)


"Kesudahan setan telah tiba."

Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem dan berkata tentang Yesus, "Ia kerasukan Beelzebul!" Ada juga yang berkata, "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan." Maka Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, "Bagaimana Iblis dapat menusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, malahan sudah tamatlah riwayatnya! Camkanlah, tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa yang kekal." Yesus berkata demikian karena mereka bilang bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

Darah Yesus yang amat mahal menjadi tebusan bagi dosa sehingga kesatuan kembali antara Allah dan manusia terbayarkan. Negara atau rumah tangga yang pecah belah tidak akan dapat bertahan. Pemerintah bersama rakyat mesti mempertahankan kesatuan, walau dengan biaya tinggi. Untuk menjamin kesatuan dan keutuhan negara, negara mesti membayar mahal sistem dan peralatan keamanan dan pertahanan sebab hanya dalam iklim kesatuan, tujuan negara dan masyarakat dapat dicapai.

Tidak bersatu dengan Roh Kudus atau berdosa melawan Roh Kudus adalah kehancuran bagi manusia karena manusia sendiri menolak kebenaran. Dalam keadaan demikian, orang menghukum diri sendiri. Orang yang menolak cahaya membuat dirinya berada dalam kegelapan dan dalam kegelapan orang kehilangan segalanya.

Kita mesti mengupayakan kesatuan dalam diri kita sebagai manusia yang memiliki keutuhan. Kita tidak boleh melebih-lebihkan akal dan melupakan perasaan sebab dengan demikian kita menjadi orang yang dingin dan tidak punya perasaan. Dengan hanya memberikan perhatian pada perasaan dan lupa akan intelektualitas, kita akan terjebak menjadi manusia cengeng dan akhirnya mata gelap. Kesatuan dan integritas itu amat penting dan perlu dibayar dengan mahal.

Allah Tuhanku, Putra-Mu telah menyatukan kembali diriku dengan Dikau berkat darah-Nya di kayu salib. Janganlah biarkan aku terpisah dari-Mu. Amin.

[Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian]
[Bacaan KS: RUAH]



Photobucket

Hari Minggu Biasa III

Minggu, 25 Januari 2009
Hari Minggu Biasa III

"Berbahagialah ia, yang telah percaya. Sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana --- Luk 1:45


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yunus (3:1-5.10)


"Orang-orang Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."

1 Datanglah firman Tuhan kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." 3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." 5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. 10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.

1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada yang sesat. Ia membimbing orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (7:29-31)


"Dunia seperti yang kita kenal sekarang ini akan berlalu."

29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; 31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref.
_ __ __ __ __ _
3 4 5 3 . 3 4 5 7 . 7 5 71 3 . 3 4 5 3 . //
Alleluya alleluya alleluya alleluya

Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat; percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:14-20)


"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil."

14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" 16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



INI WAKTUNYA! YA INILAH SAATNYA!

Hari Minggu ini kita dengar bagaimana Yesus mulai tampil di muka umum. Dua hal dilakukannya, yang pertama ialah mengumumkan Injil (Mrk 1:14-15) dan yang kedua, memanggil para murid yang pertama (1:16-20). Peristiwa ini terjadi di dekat Danau Galilea, di wilayah utara Tanah Suci. Kegiatan ini mengawali perjalanannya membawakan Kabar Gembira dalam ujud pengajaran dan macam-macam penyembuhan dari Galilea menuju ke selatan, sampai ke Yerusalem.

MENGAJAK ORANG MENDENGAR

Setelah dibaptis, Yesus dipimpin Roh ke padang gurun (Mrk 1:12-13). Di sana selama 40 hari (Mrk 1:12-13) ia mengalami kehadiran Roh, tapi juga menghadapi kekuatan Iblis. Ia terpisah dari jangkauan sesama ("hidup bersama dengan binatang liar") namun juga disertai para malaikat. Begitulah cara Injil menampilkan Yesus sebagai manusia yang integritasnya teruji, sebagai manusia yang betul-betul dekat pada keilahian sehingga kekuatan yang jahat tidak dapat menguasainya. Orang seperti inilah yang tampil di masyarakat dan membawakan Kabar Gembira. Ia sendiri sudah mengalaminya dan karenanya dapat mewartakannya.

Disebutkan pada awal Injil hari ini bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap. Orang banyak tak lagi dapat datang menyatakan tobat seperti dulu. Tetapi kini ada tokoh yang lebih besar yang telah diberitakan sang Pembaptis sendiri. Dia sudah hadir dan mengabarkan bahwa "genaplah waktunya, Kerajaan Allah sudah dekat". Sekaligus ia mengajak orang-orang menumbuhkan sikap yang paling cocok menanggapi kenyataan baru ini, yakni "bertobat dan percaya kepada Injil".

Orang Yahudi dulu membayangkan bahwa sejak awal Yang Maha Kuasa sudah menentukan kurun waktu sebelum datang zaman baru yang ditandai dengan kehadiranNya di dalam kehidupan orang-orangNya. Kurun waktu ini kini dinyatakan telah genap, telah terpenuhi. Masa menunggu sudah selesai. Zaman baru yang tadi dinanti-nantikan dan diungkapkan dengan gagasan "Kerajaan Allah" sudah ada di tengah-tengah manusia. Kini ada seorang manusia yang membiarkan diri sepenuhnya dijadikan tempat berdiam bagiNya. Di dalam diri orang inilah dapat dikatakan "Allah meraja". Jadi dalam paruh pertama pewartaan Yesus tadi hendak dikatakan ada orang yang benar-benar dapat menghadirkan kebesaran Allah di tengah-tengah manusia.

Semakin dipikirkan, semakin jelas bahwa yang dibicarakan ialah diri Yesus sendiri. Dialah ujud nyata Kerajaan Allah yang sudah dekat itu. Beberapa waktu sebelumnya, pada saat pembaptisannya, ia dinyatakan sebagai orang yang amat dekat pada Yang Maha Kuasa dan ditandai oleh Roh. Kesungguhannya juga telah teruji. Ia dapat mengenali gerak kekuatan-kekuatan yang jahat dan yang baik. Pernyataan "Kerajaan Allah sudah dekat" itu pernyataan iman yang amat berani tanpa melebih-lebihkan, tetapi juga tanpa menutup-nutupi kebesaran dia yang mewartakannya. Pendengar di zaman apapun akan merasa dihadapkan pada kenyataan baru. Dan tak bisa lagi diam saja. Menganggapnya sepi sama saja dengan menolak dan tidak mempercayai kebenarannya. Mulai mencoba memahami berarti menerimanya dan mengarahkan diri pada kehadiran Allah dalam ujud orang yang ini. Itulah inti dari "bertobat". Pergantian haluan hidup hanyalah kelanjutan dari arah baru ini. Dan baru demikian orang bisa diajak mempercayai Injil, yakni Kabar Gembira. Manakah inti Kabar Gembira yang dibawakannya?

Menurut Injil Yohanes, satu ketika Yesus mengajak dua orang yang mau mengenalnya agar datang dan melihat sendiri (Yoh 1: 38-39). Begitu pula dalam Injil Markus (juga Matius dan Lukas), Yesus mengajak orang-orang menemukan apa Kerajaan Allah itu bagi mereka sendiri serta menjadi bagian darinya. Seperti ia sendiri. Inilah Kabar Gembira yang dibawakannya. Suatu warta yang memungkinkan kemanusiaan berkembang seutuh-utuhnya, tapi juga arah yang memungkinkan Allah bisa hadir sedekat-dekatnya. Bukan lagi warta harus begini harus begitu, tak boleh ini itu, melainkan warta yang membuat orang menemukan diri dalam Allah.

Bagaimana kenyataannya di dalam hidup sehari-hari? Dalam bagian kedua bacaan Injil hari ini (ay. 16-20) ditunjukkan bagaimana Yesus mengajak orang-orang tertentu untuk menghidupi Kabar Gembira tadi. Bersama mereka nanti Yesus akan membawakan apa itu kehadiran Kerajaan Allah kepada orang banyak, apa itu kenyataan hidup yang membuat Allah dapat dirasakan hadir oleh orang banyak. Pengajaran, penyembuhan, pengusiran kekuatan roh jahat, semua inilah tanda-tanda hadirnya Allah di tengah kemanusiaan. Itulah ujud nyata KerajaanNya yang dialami orang-orang pada waktu itu dan diceritakan kembali bagi generasi-generasi berikutnya.

WILAYAH GALILEA

Menurut Mrk 1:14 dan 16 Yesus mulai tampil di wilayah Galilea, di tempat-tempat di dekat danau, terutama di kota Kapernaum. Sudah pada zaman Perjanjian Lama, wilayah utara ini berbeda dengan Yudea di selatan, baik alamnya maupun kehidupan sosialnya. Di utara tanahnya lebih subur. Perekonomiannya lebih maju. Orang-orangnya lebih berpikir independen. Tetapi sering mereka dipandang kurang taat beragama oleh elit politik-religius di Yerusalem, yakni ahli Taurat, para imam, kaum Farisi. Memang di wilayah utara juga ada cukup banyak orang yang asalnya dari Yudea. Mereka pindah ke utara untuk mendapatkan nafkah lebih besar dan mencari peluang yang lebih luas. Keluarga Yesus kiranya juga dari Yudea. Karena itulah Yusuf dan Maria datang ke sana dari Nazaret di Galilea untuk menyensuskan diri seperti diceritakan Lukas (Luk 2:1-5).

Macam-macam prasangka, lebih-lebih di bidang hidup keagamaan, lebih terasa di Yerusalem dan Yudea pada umumnya. Di utara orang biasa berhubungan dengan budaya lain. Di wilayah yang memiliki kebiasaan berpikir lebih luas itulah Yesus mulai mewartakan sesuatu yang baru. Ia didengarkan. Lihat misalnya kekaguman orang di Kapernaum mendengarkan uraiannya yang segar mengenai Taurat (Mrk 1:21-22; Luk 4:31-32). Mereka tertarik. Tidak pasif saja dan kemudian melupakannya. Tentu saja mereka tidak selalu menyambutnya dengan terbuka. Di Nazaret sendiri ia bahkan pernah ditolak (Mrk 6:1-6a Mat 13:53-58 Luk 4:16-30).

Di wilayah Galilea sudah beberapa puluh tahun sebelumnya berkembang satu sektor perekonomian baru, yakni eksploitasi ikan dari danau. Pasar-pasar ikan di tepi danau bertumbuh dan akhirnya menjadi tempat hunian dan kota yang ramai. Kapernaum ialah salah satu dari kota-kota itu. Begitu juga Magdala, Betsaida, dan wilayah Genesaret di tepi danau Tiberias. Nanti Yesus akan mondar-mandir di antara kota-kota itu ikut perahu para nelayan. Dalam ukuran zaman itu para nelayan ialah orang-orang yang maju dalam bisnis. Salah satu usahawan seperti itu ialah Zebedeus, ayah Yakobus dan Yohanes. Juga Simon Petrus dan Andreas adalah pebisnis ikan yang mapan. Memang kebanyakan masih dilakukan sendiri, dari menjala, menyortir, kemudian membawanya ke pasar. Umumnya orang-orang itu lincah berusaha. Inilah orang-orang yang dijumpai Yesus dan yang kemudian menjadi pengikutnya. Bahkan dari antara mereka ada yang menjadi murid-muridnya yang pertama. Yesus melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada. Ia tidak menunggu orang datang kepadanya. Ia mendatangi para nelayan itu, menyertai mereka. Begitulah ia makin didengar orang.

PANGGILAN MENJADI MURID

Dalam petikan Injil ini juga diceritakan Yesus memilih murid sebagai rekan sekerja. Simon Petrus dan Andreas dipanggil ketika mereka tengah menangani pekerjaan mereka menjala ikan. Mereka serta-merta meninggalkan jala mereka untuk mengikuti Yesus. Juga Yakobus dan Yohanes segera meninggalkan perahu serta ayah mereka yang kiranya pemilik perusahaan ikan yang sukses tadi. Orang-orang ini melihat kenyataan "Kerajaan Allah" dalam diri orang yang mengajak mereka ikut. Dan mereka tidak ingin kehilangan dia. Mereka pun mengikutinya dan berpindah gaya hidup. Itulah "bertobat" bagi mereka. Dan itu juga kenyataan "percaya kepada Injil". Terlihat kini Kerajaan Allah mulai hidup dalam diri orang-orang di sekitar Yesus juga.

Mereka yang dipanggil itu akan dijadikan penjala manusia (Mrk 1:17=Mat 4:19). Sering diartikan mencari pengikut sebanyak-banyaknya, seperti mendulang lubuk misi! Tafsiran seperti itu tidak klop, baik dulu maupun sekarang, bahkan bisa memerosotkan panggilan yang digambarkan Injil. Dalam Luk 5:10 "penjala manusia" dirumuskan sebagai "anthroopous (esee) zoogroon", artinya yang menangkap manusia untuk membawanya ke kehidupan. Begitulah penjelasan yang berasal dari zaman itu sendiri. Tanggung jawab para murid bukan menangkapi, tetapi mendukung, menuntun, memelihara, menguatkan orang agar bisa hidup terus, membuat orang menemukan jalan sendiri. Dan bukan hanya dalam kehidupan rohani belaka.

Dapatkah Gereja menjadi wadah yang baru bagi mereka yang tertangkap bagi kehidupan itu? Atau wadah ini sendiri perlu dibenahi dulu sehingga memungkinkan panggilan menjadi pengikut Yesus? Bagi zaman kita ini, ajakan untuk membawa orang-orang ke kehidupan masih amat aktual. Juga dalam mengusahakan masyarakat yang lebih memungkinkan hidup pantas bagi semua. Juga dalam mengajak semua orang yang berkemauan baik untuk bersama-sama membangun masyarakat yang membangun keadaban, bukan merusaknya.

DARI BACAAN KEDUA (1Kor 7:29-31)

Pada zaman itu umat Korintus hidup di tengah-tengah masyarakat luas dengan pelbagai tawaran cara hidup metropolitan. Ada kalangan yang mengikuti cara hidup bebas, apa saja sah. Bukannya mereka ini selalu amoral. Dalam paham etika yang menekankan kemerdekaan manusia sebagai diri rasional, pandangan ini bisa membuat tindak tanduk manusia dewasa lebih otentik, lebih mandiri, dan bernilai. Tetapi bila tidak berpegangan dan bernalar memang bisa merosot dan apa saja dihalalkan dan amoralitas mudah terjadi. Ada pula kalangan lain yang amat ketat mengikuti hukum-hukum kelakuan baik dan agama. Mereka ini bisa menjurus ke puritanisme dan intoleran. Khusus pada masa itu ada aliran pemikiran religius yang beranggapan apa-apa yang badaniah itu termasuk yang kotor. Mereka ini bahkan berpendapat bahwa perkawinan termasuk kelakuan seperti itu. Pendapat seperti ini agak bergema dalam surat Paulus kepada orang Korintus, lihat misalnya 1Kor 7:1-16 yang berisi nasihat-nasihat keras dalam hidup suami-istri. Masalahnya, bagaimana sikap yang benar dan perilaku yang pantas bagi para pengikut Kristus di Korintus waktu itu.

Khusus dalam bagian yang dibacakan kali ini Paulus menanggapi persoalan di atas dengan mengutarakan satu pegangan, yakni menyadari kini saatnya sudah tiba bagi tiap orang untuk betul-betul memegang yang bakal memberi kehidupan. Waktunya sudah terasa singkat! (1Kor 7:29) Tak ada lagi kesempatan untuk enak-enak mencoba yang ini atau yang itu. Jalani terus serta tekuni pilihan serta kehidupan yang nyata-nyata sedang dijalani ketika mereka menjadi pengikut Kristus. Dapat diperkirakan, mereka ini asalnya dari kalangan yang bersikap ketat dalam moralitas serta condong beranggapan bahwa barang-barang duniawi berlawanan dengan kehidupan batin. Kepada mereka ini dinasihatkan Paulus agar tidak berpindah-pindah cara hidup, maksudnya, agar tidak semakin mengetatkan dan semakin menjauhi kehidupan badaniah. Sudah cukup. Tekuni saja.

Pembaca kini bisa bertanya, kalau begitu tak perlu "bertobat"? Ah, tak usah kita pegang anggapan kaku mengenai apa itu bertobat. Bagi umat Korintus waktu itu, ujud pertobatan yang paling cocok ialah tidak melebih-lebihkan perilaku asketik menjauhi apa-apa yang badaniah. Sudah cukup kesadaran bahwa barang-barang duniawi serta kelakuan badaniah itu tak dibiarkan menentukan segalanya. Dinasihatkan oleh Paulus, mereka yang telah beristri hendaklah berkelakuan seolah-olah sudah tidak beristri. Bukan agar menjauhi istri, ini justru yang hendak dicegah Paulus. Orang di Korintus ada yang tergoda untuk berlebihan bermatiraga sehingga sang istri pun dijauhi. Maka nasihat Paulus, cukup, anggap saja seolah-olah sudah menjauhi istri, tapi terus hidup wajar sebagaimana - maksudnya sebagai suami istri. Begitu pula orang yang "menangis", maksudnya ada dalam kesusahan. Di Korintus ada kecenderungan untuk melebih-lebihkan penderitaan. Cukup, anggap saja tidak dalam penderitaan sehingga tak usah menambah-nambah rasa susah. Yang gembira begitu pula diajak agar tidak beranggapan ini buruk - anggap saja tidak sedang gembira. Titik. Begitu seterusnya. Ini bukan ironi. Nasihat-nasihat ini cocok buat orang di Korintus. Juga menunjukkan ketrampilan pastoral Paulus. Satu hal perlu dipegang: waktunya singkat, jadi jangan aneh-aneh. Yang penting ialah integritas. Inilah juga yang diserukan dalam ajakan bertobat dan percaya akan Kabar Gembira serta mengikuti Yesus. Ini juga kenyataan apa itu "terjala bagi kehidupan" seperti diuraikan di muka.

Salam hangat
A. Gianto

www.mirifica.net
Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy