Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang tahun 2009
Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang tahun 2009 "KAUM MUDA MENGGUGAH DUNIA" sudah dapat dilihat, disimak di blog ini: http://notapastoralkas2009.blogspot.com/2009/02/nota-pastoral-keuskupan-agung-semarang.html
Senin, 02 Februari 2009
Senin, 02 Februari 2009
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (3:1-4)
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
Beginilah firman Tuhan semesta alam, "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah".
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.
Ayat (Mzm 24:7.8.9.10)
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (2:14-18)
"Yesus harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya."
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40)
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah". Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -- , supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan 'Yesus dipersembahkan di Kenisah' hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Ketaatan dan kesetiaan pada tatanan atau aturan yang terkait dengan hidup dan tugas pengutusan merupakan penghayatan keutamaan yang mempesona dan memikat. Keluarga Kudus Nazaret taat dan setia pada hukum Taurat dimana anak laki-laki 'ketika genap waktu pentahiran' harus dipersembahkan kepada Allah; Yosep dan Maria mempersembahkan Yesus kepada Allah di kenisah. Kiranya para orangtua atau keluarga Kristen/Katolik dipanggil untuk meneladan Keluarga Kudus Nasaret dengan mempersembahkan anak-anak atau putera-puterinya kepada Allah baik secara liturgis maupun praksis. Yang penting dan utama kiranya secara praksis yaitu mendidik dan membina anak-anak sesuai dengan kehendak Allah sehingga anak-anak berbudi pekerti luhur dan tumbuh berkembang menjadi 'man or woman with/for others'. Jika orangtua berhasil mendidik dan membina anak-anak secara demikian itu kiranya pada waktunya, ketika orangtua menjadi tua dan kurang berdaya, orangtua dapat berkata seperti Simeon "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa" (Luk 2:29-31) alias dengan rela dan jiwa besar berani mengundurkan diri, memberi kesempatan kepada anak-anak, generasi muda untuk menjadi penerus apa yang telah dirintis dan dilakukannya. Orangtua, bapak-ibu hendaknya mempersembahkan diri besama-sama bagi pendidikan dan pendewasaan anak-anak, berani memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak yang terkasih Boros waktu dan tenaga merupakan bentuk kasih yang utama, tidak berani memboroskan waktu dan tenaga bagi yang terkasih berarti tidak mengasihi. Kami juga berharap di antara anak-anak anda kemudian ada yang siap sedia mempersembahkan diri hidup terpanggil sebagai imam, bruder atau suster, dan orangtua juga rela dan berjiwa besar 'melepaskan' anaknya untuk memeluk panggilan tersebut.
- DARI BACAAN KEDUA,
Dengan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan diharapkan dapat "membebasakan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut". Banyak orang takut mati dan kemudian dengan berbagai cara melindungi diri dengan cara hidup dan cara bertindak yang tidak sehat, yang sebenarnya justru mempercepat kematian mereka. Kita semua dipanggil meneladan Dia dengan menjadi sama dengan mereka yang harus kita tolong dan selamatkan; dengan menjadi sama dengan mereka yang kita tolong kemudian kita bersama-sama membebaskan diri dari berbagai ketakutan yang tidak perlu. Orang takut sakit ada kemungkinan mudah jatuh sakit, orang takut mati ada kemungkinan lebih cepat mati, dst.., karena dari ketakutan tersebut pada umumnya orang lalu hidup ngawur, tidak mentaati aneka tatanan atau aturan untuk hidup sehat, segar bugar dan cerdas beriman alias suci. Penakut memang dengan mudah menjadi 'hamba-hamba kenikmatan duniawi' yang mematikan, maka hendaknya jangan takut menghadapi aneka macam tantangan dan hambatan kehidupan. Dari penakut memang ada dua kemungkinan, yaitu menutup/mengurung diri atau membuka diri atas berbagai bantuan dan pertolongan, dan tentu saja kami berharap jika kita takut hendaknya terbuka terhadap yang lain.
"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!"Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!" (Mzm 24:7-10)
Bacaan KS: RUAH
Renungan: I. Sumarya, SJ St-Andreas.Or.Id
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (3:1-4)
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
Beginilah firman Tuhan semesta alam, "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah".
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.
Ayat (Mzm 24:7.8.9.10)
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (2:14-18)
"Yesus harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya."
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40)
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah". Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -- , supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan 'Yesus dipersembahkan di Kenisah' hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Ketaatan dan kesetiaan pada tatanan atau aturan yang terkait dengan hidup dan tugas pengutusan merupakan penghayatan keutamaan yang mempesona dan memikat. Keluarga Kudus Nazaret taat dan setia pada hukum Taurat dimana anak laki-laki 'ketika genap waktu pentahiran' harus dipersembahkan kepada Allah; Yosep dan Maria mempersembahkan Yesus kepada Allah di kenisah. Kiranya para orangtua atau keluarga Kristen/Katolik dipanggil untuk meneladan Keluarga Kudus Nasaret dengan mempersembahkan anak-anak atau putera-puterinya kepada Allah baik secara liturgis maupun praksis. Yang penting dan utama kiranya secara praksis yaitu mendidik dan membina anak-anak sesuai dengan kehendak Allah sehingga anak-anak berbudi pekerti luhur dan tumbuh berkembang menjadi 'man or woman with/for others'. Jika orangtua berhasil mendidik dan membina anak-anak secara demikian itu kiranya pada waktunya, ketika orangtua menjadi tua dan kurang berdaya, orangtua dapat berkata seperti Simeon "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa" (Luk 2:29-31) alias dengan rela dan jiwa besar berani mengundurkan diri, memberi kesempatan kepada anak-anak, generasi muda untuk menjadi penerus apa yang telah dirintis dan dilakukannya. Orangtua, bapak-ibu hendaknya mempersembahkan diri besama-sama bagi pendidikan dan pendewasaan anak-anak, berani memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak yang terkasih Boros waktu dan tenaga merupakan bentuk kasih yang utama, tidak berani memboroskan waktu dan tenaga bagi yang terkasih berarti tidak mengasihi. Kami juga berharap di antara anak-anak anda kemudian ada yang siap sedia mempersembahkan diri hidup terpanggil sebagai imam, bruder atau suster, dan orangtua juga rela dan berjiwa besar 'melepaskan' anaknya untuk memeluk panggilan tersebut.
- DARI BACAAN KEDUA,
Dengan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan diharapkan dapat "membebasakan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut". Banyak orang takut mati dan kemudian dengan berbagai cara melindungi diri dengan cara hidup dan cara bertindak yang tidak sehat, yang sebenarnya justru mempercepat kematian mereka. Kita semua dipanggil meneladan Dia dengan menjadi sama dengan mereka yang harus kita tolong dan selamatkan; dengan menjadi sama dengan mereka yang kita tolong kemudian kita bersama-sama membebaskan diri dari berbagai ketakutan yang tidak perlu. Orang takut sakit ada kemungkinan mudah jatuh sakit, orang takut mati ada kemungkinan lebih cepat mati, dst.., karena dari ketakutan tersebut pada umumnya orang lalu hidup ngawur, tidak mentaati aneka tatanan atau aturan untuk hidup sehat, segar bugar dan cerdas beriman alias suci. Penakut memang dengan mudah menjadi 'hamba-hamba kenikmatan duniawi' yang mematikan, maka hendaknya jangan takut menghadapi aneka macam tantangan dan hambatan kehidupan. Dari penakut memang ada dua kemungkinan, yaitu menutup/mengurung diri atau membuka diri atas berbagai bantuan dan pertolongan, dan tentu saja kami berharap jika kita takut hendaknya terbuka terhadap yang lain.
"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!"Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!" (Mzm 24:7-10)
Bacaan KS: RUAH
Renungan: I. Sumarya, SJ St-Andreas.Or.Id
Minggu, 01 Februari 2009
Minggu, 01 Februari 2009
HARI MINGGU BIASA IV
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah --- Mzm 51:19
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, dengan penuh kasih dan kesetiaan Engkau mendampingi kami agar tidak jatuh ke jurang dosa yang lebih dalam lagi, tak jemu-jemunya Engkau mengingatkan kami untuk bertobat. Ajarilah kami untuk dapat sabar, penuh kasih, dan setia terhadap saudara-saudari yang sering membuat kami jengkel. Siramkan embun kasih-Mu, agar redalah amarah kami. Dengan demikian, hanya damai persaudaraanlah yang kami bangun. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (18:15-20)
"Seorang nabi akan Kubangkitkan, Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya."
15 Sekali peristiwa berkatalah Musa kepada bangsanya, "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. 16 Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. 17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; 18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. 20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat (Mzm 95:1-2.6-7.7-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (7:32-35)
"Anak-anak gadis memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus."
32 Saudara-saudara, aku, Paulus, ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, 34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. 35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang besar, dan bagi yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:21b-28)
"Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa."
21b Pada awal karya-Nya, Yesus beserta murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. 22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." 25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. 27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." 28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus
Renungan
Rekan-rekan yang baik!
Setelah memilih murid-muridnya yang pertama, Yesus mulai mengajar orang banyak di sebuah tempat ibadat di Kapernaum. Orang-orang takjub mendengarkannya. Pada kesempatan itu juga ia mengeluarkan roh jahat dari orang yang kerasukan. Orang banyak mulai bertanya-tanya apa sebenarnya yang sedang terjadi. Dan sejak itu tersiarlah berita tentang dia di seluruh wilayah Galilea. Peristiwa ini dikisahkan dalam Mrk 1:21-28. Di situ Yesus ditampilkan sebagai tokoh yang dicari-cari, diharapkan, diikuti tapi nanti juga akan dipertanyakan, ditolak, dan bahkan dimusuhi. Pikiran-pikiran yang tersimpan dalam-dalam tak lagi dapat tinggal tersembunyi. Kehadirannya membuat orang semakin merasa perlu jujur pada diri sendiri.
Markus kerap menceritakan pelbagai reaksi orang ketika mendengar pengajaran Yesus tanpa menuliskan apa yang diajarkannya. Ia memang ingin menunjukkan bagaimana Yesus dipandang sebagai guru yang membuat pikiran orang terbuka. Para pendengarnya sudah cukup tahu ajaran-ajaran agama. Yang mereka butuhkan ialah rasa mantap. Pengajaran pokok Yesus sebenarnya sudah ditampilkan Markus dalam Mrk 1:15, yakni bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Dan inilah yang diajarkannya hari itu di sinagoga di Kapernaum. Jadi yang dikatakan orang-orang nanti pada akhir petikan hari ini sebagai "ajaran baru" ialah pewartaan mengenai sudah datangnya Kerajaan Allah tadi. Dan ujud nyata kerajaan ini ialah mulai tersingkirnya kuasa-kuasa jahat
Kita akan tertarik pada kisah mengenai orang yang kerasukan setan di sinagoga tempat Yesus mengajar hari itu. Markus memang hendak menekankan hubungan antara kegiatan mengajar Yesus dengan pengusiran roh jahat. Lihat Mrk 1:39, Yesus memberitakan Injil di rumah-rumah ibadat di Galilea dan mengusir setan-setan; bandingkan dengan 3:14-15 dan 6:12-13 tentang dua belas rasul yang ditetapkannya untuk memberitakan Injil dan diberinya kuasa mengusir setan. Orang dari zaman itu, juga dari zaman kita sekarang, akan lebih tertarik pada pengusiran roh jahat. Memang Yesus kerap mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit yang tak bisa ditangani tabib. Tapi sebenarnya Yesus hadir di tengah masyarakat terutama untuk mewartakan hadirnya Kerajaan Allah. Pengusiran roh dan penyembuhan ajaib adalah kelanjutan dari benarnya warta itu, bukan sebaliknya.
Begitulah pada hari itu, di sebuah tempat ibadat, ia mulai mewartakan Kerajaan Allah. Orang-orang datang untuk menjalankan ibadat Sabat dan mendengarkan bacaan dari Taurat dan Para Nabi beserta penjelasannya. Setelah itu mereka juga berbincang-bincang mengenai macam-macam hal. Itulah latar peristiwa yang dikisahkan Injil hari ini. Markus mencatat bagaimana orang-orang takjub mendengar Yesus. Hati mereka tersentuh. Ia dapat menyalurkan kekuatan batin kepada pendengarnya dengan kata-kata pengajarannya.
Hari itu juga ikut datang orang yang kerasukan. Orang dulu percaya bahwa ada roh baik, yakni yang berasal dari Allah, ada roh yang jahat, yang memisahkan diri dari sumbernya, yakni Allah, dan melawannya. Bila kita bahasakan secara sederhana, roh jahat itu kekuatan-kekuatan yang "ndak bener", yang tidak murni, ada sisi-sisi kotornya, tidak bersih. Yang dilakukannya menimbulkan banyak perkara yang ndak bener tadi. Jadi roh jahat ialah kekuatan-kekuatan yang tak teratur. Tapi tetap kuat dan susah dihadapi dan sering membingungkan. Ia mengacaukan tatanan, membuat orang kehilangan pegangan sampai berputar-putar tanpa arah dan menjauh dari tatanan yang diadakan oleh roh baik. Pada zaman Yesus dulu, penyakit aneh-aneh yang tak dapat ditangani tabib sering dipandang sebagai akibat kerasukan. Orang yang demikian ini biasanya disendirikan. Kalau di Jawa dulu dipasung. Mereka tidak dibiarkan mengikuti macam-macam kegiatan di masyarakat, termasuk datang ke tempat ibadat. Kita akan bertanya, lho orang yang kerasukan kali ini kok ada di sinagoga. Tidak biasa. Bisa jadi memang belum diketahui bahwa orang tadi kerasukan. Ia boleh jadi termasuk orang baik-baik di Kapernaum. Mungkin ia sudah sedikit aneh, rada mejenun, tapi masih bisa ditolerir.
Orang tadi - yang belum diketahui bahwa kerasukan - ikut datang mendengarkan warta Yesus. Tentunya warta Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah, dan percayalah kepada Injil seperti tertulis dalam Mrk 1:15. Apa yang terjadi? Roh jahat yang bersembunyi di dalam diri orang tadi tak tahan mendengar semua itu. Ia berteriak, memakai mulut orang yang malang itu. Tak tahan berada di dekat kehadiran dia yang membawakan keilahian. Kini ada pembicaraan antara roh jahat dan Yesus. Boleh dicatat, bagi Yesus berhadapan dengan roh jahat bukan barang baru. Beberapa waktu sebelumnya, selama 40 hari, ia disertai roh baik dan malaikat berada bersama dengan macam-macam kekuatan gelap dan mengenali gerak gerik mereka (Mrk 1:12-13).
Roh jahat itu meneriakkan tiga kalimat keras. Yang pertama bernada umpatan, "Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret!". Ia merasa terganggu oleh kehadiran Yesus. Merasa dirusuhi. Marah. Kenapa tidak ngurus daganganmu sendiri, begitu jalan pikirannya. Ia mengira Yesus sama seperti dia, mencari pengaruh, memasarkan komoditi perkara batin dan kekuatan-kekuatan supernatural. Yang kedua, roh jahat mulai merasa terancam, "Apakah engkau datang untuk membinasakan kami?" Akhirnya ia malah menggertak bahwa ia kenal siapa dia, yakni "Yang Kudus dari Allah." Mengatakan aku kenal siapa kamu kerap bisa membuat orang jadi rada "groggy". Ada hal-hal yang disembunyikan yang diketahui! Tapi benar juga bahwa kekuatan jahat betul-betul mengenal apa dan siapa yang ada di situ. Ada wilayah suci yang tak memungkinkan roh jahat bergerak. Dan wilayah itu ada pada "orang dari Nazaret" ini. Keunggulannya jelas dirasakan. Itulah yang disaksikan orang-orang waktu itu dan diberitakan kepada kita sekarang. Mereka makin bertanya-tanya, lalu siapa sebetulnya dia yang diakui kewibawaannya bahkan oleh kawanan roh jahat yang memakai kata "kami" itu. Jadi roh-roh seperti itu merasa terancam dan gentar di hadapan orang Nazaret yang sedemikian dekat dengan Allah yang Mahasuci.
Yesus menghardik dan menyuruh Roh itu diam. Kerasukan kerap berujud sebagai pergi datangnya suara-suara yang tak keruan, yang mengacaukan dan menakutkan. Kata-kata roh kepada Yesus itu kedengarannya biasa saja, tapi sebenarnya amat mengacaukan. Suara-suara itu mau membuat Yesus pergi tanpa mencampuri urusan ini. Mereka mau agar ia tidak menanggung risiko dicurigai berkawan dengan kaum roh seperti itu. Juga diteriakkan apa ia mau menghabisi. Yesus tidak membinasakan roh jahat. Tindakan ini bukan urusannya. Itu urusan Allah Yang Maha Kuasa. Yesus mengeluarkan roh dari dalam diri orang yang kerasukan yang mau mendekat kepadanya. Bahkan boleh dikatakan, roh yang menjahati itu masih diberi kesempatan untuk tidak menjahati lagi dan menemukan kembali asalnya yang sejati.
Sebelum dikeluarkan, roh tadi masih berusaha membingungkan Yesus dan mungkin orang-orang lain dengan gelar "Yang Kudus dari Allah". Ia mau membuat Yesus mulai takabur, merasa besar, dan mulai merasa diri sama dengan Yang Maha Kuasa sendiri. Tadi roh jahat sudah berteriak apa Yesus itu mau "membinasakan kami" - hal yang hanya bisa dilakukan Allah Maha Kuasa sendiri. Maklum gelar "Yang Kudus" itu dalam kesadaran orang dulu dikenakan kepada Allah sendiri, lihat Yes 40:25 dan 57:15, atau kepada imam Harun yang dipilih Allah untuk berkurban bagi umat seperti Mzm 106:16, atau kepada nabi besar Elisya dalam 2Raj 4:9. Yesus hendak dibuat merasa seperti orang-orang besar itu, bahkan seperti Allah sendiri! Karena itulah Yesus menyuruh roh tadi diam. Lihat betapa pintarnya roh jahat. Mengakui kalah tapi sekaligus mau menanamkan benih ketakaburan yang bakal menjatuhkannya! Tetapi Yesus tetap pada jalannya: ia menyuruh roh itu keluar dari diri orang malang tadi.
Reaksi orang-orang dicatat Markus dalam 1:27. Terjemahan LAI berbunyi, "Apa ini? Suatu ajaran baru disertai dengan kuasa! Ia memberi perintah kepada roh-roh ....". Memang teks aslinya digemakan. Tetapi naskah-naskah tua tidak memakai tanda baca sehingga dapat pula dimengerti dan diterjemahkan sebagai berikut: "Apa ini? Suatu ajaran baru! Disertai dengan kuasa ia memberi perintah kepada roh-roh..." Apa yang hendak dijelaskan Markus dengan ungkapan "disertai dengan kuasa" itu? Ajarannya yang didengar orang banyak atau perintahnya kepada roh-roh? Kedua terjemahan tadi sama cocoknya dengan teks asli. Bila demikian, kiranya Markus hendak menyampaikan bahwa ajaran Yesus dan tindakan mengeluarkan roh jahat berhubungan erat satu sama lain. Kedua-duanya "disertai dengan kuasa". Bacaan ganda ini juga termasuk makna teksnya.
Injil Markus mengajak kita mendekat kepada pribadi Yesus. Bukan kepada sekumpulan ajaran belaka. Keterpukauan orang-orang yang mengenal Yesus itu disampaikan kepada kita supaya kita berani datang mendekat dan mendengarkannya. Markus juga hendak membuat kita melihat bahwa dalam memberi pengajaran, Yesus juga menyingkirkan pengaruh roh jahat yang mengancam kita. Inilah kebesarannya. Inilah kuasanya. Dan kita diajak mendekat padanya.
DARI BACAAN KEDUA (1Kor 7:32-35)
Guna memahami arah umum petikan ini, lihat juga ulasan mengenai 1Kor 7:29-31 dari minggu yang lalu. Dalam ayat-ayat yang dibacakan kali ini Paulus mengajak umat Korintus memusatkan hidup mereka kepada Tuhan. Seperti yang diutarakan dalam Injil kali, orang diajak mendekat kepada Yesus, membiarkan diri terpukau olehnya.
Dalam petikan surat Paulus kali ini (1Kor 7:32-35)bisa jadi ada rumusan yang bila dibaca lepas dari konteksnya akan terasa aneh. Paulus membandingkan orang yang berkeluarga dengan yang tidak seakan-akan untuk menekankan yang tak berkeluarga lebih baik karena orang seperti itu bisa mencurahkan perhatian kepada Tuhan dengan sepenuhnya. Tapi tafsiran semacam itu tidak banyak membantu selain juga tidak cocok dengan maksud tulisan itu sendiri. Seperti dikemukakan dalam ulasan minggu lalu mengenai bagian sebelum ini, Paulus justru bermaksud mengajak orang berkepala dingin terhadap kecenderungan bermatiraga berlebihan. Kali ini pula, pernyataannya bukan dimaksud mengajak orang memilih hidup sendirian agar bisa lebih memusatkan batin pada Tuhan. Bukan ini arahnya. Jelas-jelas dikatakannya pada akhir petikan (ay. 35), "Semua ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu, sebaliknya supaya kamu melakukan yang patut, dan melayani Tuhan tanpa gangguan."
Paulus menyarankan agar orang mendapatkan ketenteraman batin. Urusan duniawi, termasuk urusan keluarga, memang dapat membebani. Ini kondisi manusia dan nyata. Tak bisa dielakkan. Tapi bisa dihadapi dengan menemukan pegangan di tengah-tengah itu semua. Menurut Paulus, dengan memusatkan perhatian pada Tuhan, maka kehidupan duniawi malah bakal dapat dihadapi dengan tenang.
Salam hangat,
A. Gianto
www.mirifica.net
[END]
HARI MINGGU BIASA IV
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah --- Mzm 51:19
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, dengan penuh kasih dan kesetiaan Engkau mendampingi kami agar tidak jatuh ke jurang dosa yang lebih dalam lagi, tak jemu-jemunya Engkau mengingatkan kami untuk bertobat. Ajarilah kami untuk dapat sabar, penuh kasih, dan setia terhadap saudara-saudari yang sering membuat kami jengkel. Siramkan embun kasih-Mu, agar redalah amarah kami. Dengan demikian, hanya damai persaudaraanlah yang kami bangun. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (18:15-20)
"Seorang nabi akan Kubangkitkan, Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya."
15 Sekali peristiwa berkatalah Musa kepada bangsanya, "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. 16 Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. 17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; 18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. 20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat (Mzm 95:1-2.6-7.7-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (7:32-35)
"Anak-anak gadis memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus."
32 Saudara-saudara, aku, Paulus, ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, 34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. 35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang besar, dan bagi yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:21b-28)
"Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa."
21b Pada awal karya-Nya, Yesus beserta murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. 22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." 25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. 27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." 28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus
Renungan
Rekan-rekan yang baik!
Setelah memilih murid-muridnya yang pertama, Yesus mulai mengajar orang banyak di sebuah tempat ibadat di Kapernaum. Orang-orang takjub mendengarkannya. Pada kesempatan itu juga ia mengeluarkan roh jahat dari orang yang kerasukan. Orang banyak mulai bertanya-tanya apa sebenarnya yang sedang terjadi. Dan sejak itu tersiarlah berita tentang dia di seluruh wilayah Galilea. Peristiwa ini dikisahkan dalam Mrk 1:21-28. Di situ Yesus ditampilkan sebagai tokoh yang dicari-cari, diharapkan, diikuti tapi nanti juga akan dipertanyakan, ditolak, dan bahkan dimusuhi. Pikiran-pikiran yang tersimpan dalam-dalam tak lagi dapat tinggal tersembunyi. Kehadirannya membuat orang semakin merasa perlu jujur pada diri sendiri.
Markus kerap menceritakan pelbagai reaksi orang ketika mendengar pengajaran Yesus tanpa menuliskan apa yang diajarkannya. Ia memang ingin menunjukkan bagaimana Yesus dipandang sebagai guru yang membuat pikiran orang terbuka. Para pendengarnya sudah cukup tahu ajaran-ajaran agama. Yang mereka butuhkan ialah rasa mantap. Pengajaran pokok Yesus sebenarnya sudah ditampilkan Markus dalam Mrk 1:15, yakni bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Dan inilah yang diajarkannya hari itu di sinagoga di Kapernaum. Jadi yang dikatakan orang-orang nanti pada akhir petikan hari ini sebagai "ajaran baru" ialah pewartaan mengenai sudah datangnya Kerajaan Allah tadi. Dan ujud nyata kerajaan ini ialah mulai tersingkirnya kuasa-kuasa jahat
Kita akan tertarik pada kisah mengenai orang yang kerasukan setan di sinagoga tempat Yesus mengajar hari itu. Markus memang hendak menekankan hubungan antara kegiatan mengajar Yesus dengan pengusiran roh jahat. Lihat Mrk 1:39, Yesus memberitakan Injil di rumah-rumah ibadat di Galilea dan mengusir setan-setan; bandingkan dengan 3:14-15 dan 6:12-13 tentang dua belas rasul yang ditetapkannya untuk memberitakan Injil dan diberinya kuasa mengusir setan. Orang dari zaman itu, juga dari zaman kita sekarang, akan lebih tertarik pada pengusiran roh jahat. Memang Yesus kerap mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit yang tak bisa ditangani tabib. Tapi sebenarnya Yesus hadir di tengah masyarakat terutama untuk mewartakan hadirnya Kerajaan Allah. Pengusiran roh dan penyembuhan ajaib adalah kelanjutan dari benarnya warta itu, bukan sebaliknya.
Begitulah pada hari itu, di sebuah tempat ibadat, ia mulai mewartakan Kerajaan Allah. Orang-orang datang untuk menjalankan ibadat Sabat dan mendengarkan bacaan dari Taurat dan Para Nabi beserta penjelasannya. Setelah itu mereka juga berbincang-bincang mengenai macam-macam hal. Itulah latar peristiwa yang dikisahkan Injil hari ini. Markus mencatat bagaimana orang-orang takjub mendengar Yesus. Hati mereka tersentuh. Ia dapat menyalurkan kekuatan batin kepada pendengarnya dengan kata-kata pengajarannya.
Hari itu juga ikut datang orang yang kerasukan. Orang dulu percaya bahwa ada roh baik, yakni yang berasal dari Allah, ada roh yang jahat, yang memisahkan diri dari sumbernya, yakni Allah, dan melawannya. Bila kita bahasakan secara sederhana, roh jahat itu kekuatan-kekuatan yang "ndak bener", yang tidak murni, ada sisi-sisi kotornya, tidak bersih. Yang dilakukannya menimbulkan banyak perkara yang ndak bener tadi. Jadi roh jahat ialah kekuatan-kekuatan yang tak teratur. Tapi tetap kuat dan susah dihadapi dan sering membingungkan. Ia mengacaukan tatanan, membuat orang kehilangan pegangan sampai berputar-putar tanpa arah dan menjauh dari tatanan yang diadakan oleh roh baik. Pada zaman Yesus dulu, penyakit aneh-aneh yang tak dapat ditangani tabib sering dipandang sebagai akibat kerasukan. Orang yang demikian ini biasanya disendirikan. Kalau di Jawa dulu dipasung. Mereka tidak dibiarkan mengikuti macam-macam kegiatan di masyarakat, termasuk datang ke tempat ibadat. Kita akan bertanya, lho orang yang kerasukan kali ini kok ada di sinagoga. Tidak biasa. Bisa jadi memang belum diketahui bahwa orang tadi kerasukan. Ia boleh jadi termasuk orang baik-baik di Kapernaum. Mungkin ia sudah sedikit aneh, rada mejenun, tapi masih bisa ditolerir.
Orang tadi - yang belum diketahui bahwa kerasukan - ikut datang mendengarkan warta Yesus. Tentunya warta Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah, dan percayalah kepada Injil seperti tertulis dalam Mrk 1:15. Apa yang terjadi? Roh jahat yang bersembunyi di dalam diri orang tadi tak tahan mendengar semua itu. Ia berteriak, memakai mulut orang yang malang itu. Tak tahan berada di dekat kehadiran dia yang membawakan keilahian. Kini ada pembicaraan antara roh jahat dan Yesus. Boleh dicatat, bagi Yesus berhadapan dengan roh jahat bukan barang baru. Beberapa waktu sebelumnya, selama 40 hari, ia disertai roh baik dan malaikat berada bersama dengan macam-macam kekuatan gelap dan mengenali gerak gerik mereka (Mrk 1:12-13).
Roh jahat itu meneriakkan tiga kalimat keras. Yang pertama bernada umpatan, "Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret!". Ia merasa terganggu oleh kehadiran Yesus. Merasa dirusuhi. Marah. Kenapa tidak ngurus daganganmu sendiri, begitu jalan pikirannya. Ia mengira Yesus sama seperti dia, mencari pengaruh, memasarkan komoditi perkara batin dan kekuatan-kekuatan supernatural. Yang kedua, roh jahat mulai merasa terancam, "Apakah engkau datang untuk membinasakan kami?" Akhirnya ia malah menggertak bahwa ia kenal siapa dia, yakni "Yang Kudus dari Allah." Mengatakan aku kenal siapa kamu kerap bisa membuat orang jadi rada "groggy". Ada hal-hal yang disembunyikan yang diketahui! Tapi benar juga bahwa kekuatan jahat betul-betul mengenal apa dan siapa yang ada di situ. Ada wilayah suci yang tak memungkinkan roh jahat bergerak. Dan wilayah itu ada pada "orang dari Nazaret" ini. Keunggulannya jelas dirasakan. Itulah yang disaksikan orang-orang waktu itu dan diberitakan kepada kita sekarang. Mereka makin bertanya-tanya, lalu siapa sebetulnya dia yang diakui kewibawaannya bahkan oleh kawanan roh jahat yang memakai kata "kami" itu. Jadi roh-roh seperti itu merasa terancam dan gentar di hadapan orang Nazaret yang sedemikian dekat dengan Allah yang Mahasuci.
Yesus menghardik dan menyuruh Roh itu diam. Kerasukan kerap berujud sebagai pergi datangnya suara-suara yang tak keruan, yang mengacaukan dan menakutkan. Kata-kata roh kepada Yesus itu kedengarannya biasa saja, tapi sebenarnya amat mengacaukan. Suara-suara itu mau membuat Yesus pergi tanpa mencampuri urusan ini. Mereka mau agar ia tidak menanggung risiko dicurigai berkawan dengan kaum roh seperti itu. Juga diteriakkan apa ia mau menghabisi. Yesus tidak membinasakan roh jahat. Tindakan ini bukan urusannya. Itu urusan Allah Yang Maha Kuasa. Yesus mengeluarkan roh dari dalam diri orang yang kerasukan yang mau mendekat kepadanya. Bahkan boleh dikatakan, roh yang menjahati itu masih diberi kesempatan untuk tidak menjahati lagi dan menemukan kembali asalnya yang sejati.
Sebelum dikeluarkan, roh tadi masih berusaha membingungkan Yesus dan mungkin orang-orang lain dengan gelar "Yang Kudus dari Allah". Ia mau membuat Yesus mulai takabur, merasa besar, dan mulai merasa diri sama dengan Yang Maha Kuasa sendiri. Tadi roh jahat sudah berteriak apa Yesus itu mau "membinasakan kami" - hal yang hanya bisa dilakukan Allah Maha Kuasa sendiri. Maklum gelar "Yang Kudus" itu dalam kesadaran orang dulu dikenakan kepada Allah sendiri, lihat Yes 40:25 dan 57:15, atau kepada imam Harun yang dipilih Allah untuk berkurban bagi umat seperti Mzm 106:16, atau kepada nabi besar Elisya dalam 2Raj 4:9. Yesus hendak dibuat merasa seperti orang-orang besar itu, bahkan seperti Allah sendiri! Karena itulah Yesus menyuruh roh tadi diam. Lihat betapa pintarnya roh jahat. Mengakui kalah tapi sekaligus mau menanamkan benih ketakaburan yang bakal menjatuhkannya! Tetapi Yesus tetap pada jalannya: ia menyuruh roh itu keluar dari diri orang malang tadi.
Reaksi orang-orang dicatat Markus dalam 1:27. Terjemahan LAI berbunyi, "Apa ini? Suatu ajaran baru disertai dengan kuasa! Ia memberi perintah kepada roh-roh ....". Memang teks aslinya digemakan. Tetapi naskah-naskah tua tidak memakai tanda baca sehingga dapat pula dimengerti dan diterjemahkan sebagai berikut: "Apa ini? Suatu ajaran baru! Disertai dengan kuasa ia memberi perintah kepada roh-roh..." Apa yang hendak dijelaskan Markus dengan ungkapan "disertai dengan kuasa" itu? Ajarannya yang didengar orang banyak atau perintahnya kepada roh-roh? Kedua terjemahan tadi sama cocoknya dengan teks asli. Bila demikian, kiranya Markus hendak menyampaikan bahwa ajaran Yesus dan tindakan mengeluarkan roh jahat berhubungan erat satu sama lain. Kedua-duanya "disertai dengan kuasa". Bacaan ganda ini juga termasuk makna teksnya.
Injil Markus mengajak kita mendekat kepada pribadi Yesus. Bukan kepada sekumpulan ajaran belaka. Keterpukauan orang-orang yang mengenal Yesus itu disampaikan kepada kita supaya kita berani datang mendekat dan mendengarkannya. Markus juga hendak membuat kita melihat bahwa dalam memberi pengajaran, Yesus juga menyingkirkan pengaruh roh jahat yang mengancam kita. Inilah kebesarannya. Inilah kuasanya. Dan kita diajak mendekat padanya.
DARI BACAAN KEDUA (1Kor 7:32-35)
Guna memahami arah umum petikan ini, lihat juga ulasan mengenai 1Kor 7:29-31 dari minggu yang lalu. Dalam ayat-ayat yang dibacakan kali ini Paulus mengajak umat Korintus memusatkan hidup mereka kepada Tuhan. Seperti yang diutarakan dalam Injil kali, orang diajak mendekat kepada Yesus, membiarkan diri terpukau olehnya.
Dalam petikan surat Paulus kali ini (1Kor 7:32-35)bisa jadi ada rumusan yang bila dibaca lepas dari konteksnya akan terasa aneh. Paulus membandingkan orang yang berkeluarga dengan yang tidak seakan-akan untuk menekankan yang tak berkeluarga lebih baik karena orang seperti itu bisa mencurahkan perhatian kepada Tuhan dengan sepenuhnya. Tapi tafsiran semacam itu tidak banyak membantu selain juga tidak cocok dengan maksud tulisan itu sendiri. Seperti dikemukakan dalam ulasan minggu lalu mengenai bagian sebelum ini, Paulus justru bermaksud mengajak orang berkepala dingin terhadap kecenderungan bermatiraga berlebihan. Kali ini pula, pernyataannya bukan dimaksud mengajak orang memilih hidup sendirian agar bisa lebih memusatkan batin pada Tuhan. Bukan ini arahnya. Jelas-jelas dikatakannya pada akhir petikan (ay. 35), "Semua ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu, sebaliknya supaya kamu melakukan yang patut, dan melayani Tuhan tanpa gangguan."
Paulus menyarankan agar orang mendapatkan ketenteraman batin. Urusan duniawi, termasuk urusan keluarga, memang dapat membebani. Ini kondisi manusia dan nyata. Tak bisa dielakkan. Tapi bisa dihadapi dengan menemukan pegangan di tengah-tengah itu semua. Menurut Paulus, dengan memusatkan perhatian pada Tuhan, maka kehidupan duniawi malah bakal dapat dihadapi dengan tenang.
Salam hangat,
A. Gianto
www.mirifica.net
[END]
Sabtu, 31 Januari, PW. St. Yohanes Bosco
31 Januari
Santo Yohanes Bosco
Yohanes Bosco adalah santo yang paling keren bagi kaum muda. Ia membaktikan seluruh hidupnya bagi para remaja. Yohanes Bosco seorang yang peramah, suka bercanda, ahli sulap dan akrobat. Ia sungguh amat menyenangkan, kamu pasti akan tertawa terpingkal-pingkal jika bersamanya!
MASA KECIL
Yohanes Bosco dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1815, di Becchi, sebuah dusun kecil di Castelnuovo d'Asti (sekarang namanya Castelnuovo Don Bosco), Italia. Ayahnya, Francesco, seorang petani yang miskin. Francesco mempunyai tiga orang putera: Antonio (dari isteri pertamanya yang telah meninggal dunia), Yusuf dan Yohanes. Francesco meninggal dunia saat Yohanes baru berusia dua tahun.
Ibunya, Margarita, dengan segala daya upaya dan kerja keras berusaha menghidupi keluarganya. Namun demikian kerja keras dan kemiskinan tidak menghalangi Margarita untuk senantiasa menceritakan kepada anak-anaknya segala kebaikan Tuhan: siang dan malam, bunga-bunga dan bintang-bintang, “Oh, betapa indahnya Tuhan menjadikan segala sesuatu untuk kita!”, kata mama Margarita. Diajarkannya kepada Yohanes kecil bagaimana mengolah tanah dan bagaimana menemukan Tuhan yang ada di surga yang indah melalui panen yang berlimpah dan melalui hujan yang menyirami tumbuh-tumbuhan. Di gereja, Mama Margarita berdoa dengan khusuk, ia mengajari anak-anaknya untuk melakukan hal yang sama. Bagi Yohanes, berdoa berarti berbicara kepada Tuhan dengan kaki berlutut di atas lantai dapur, berdoa juga berarti berpikir tentang-Nya ketika ia sedang duduk di atas rerumputan sambil menatap ke arah surga. Dari ibunya, Yohanes belajar melihat Tuhan dalam wajah sesama, yaitu mereka yang miskin, mereka yang sengsara, mereka yang datang mengetuk rumah mereka sepanjang musim dingin, dan yang kepada siapa Mama Margarita memberikan tumpangan, menyuguhkan sup hangat serta membagikan makanan dari kemiskinan mereka.
MIMPI YANG MENAKJUBKAN
Pada usia sembilan tahun untuk pertama kalinya Yohanes mendapat mimpi yang amat menakjubkan yang menggambarkan keseluruhan hidupnya kelak. Dalam mimpinya Yohanes sedang berada di lapangan yang luas. Ia melihat banyak sekali anak di sana, ada yang tertawa, bermain dan ada pula yang bersumpah serapah. Yohanes tidak suka anak-anak itu menghina Tuhan. Ia segera berlari untuk menghentikan mereka sambil berteriak dan mengepalkan tinjunya.
Tampaklah “Seorang yang Agung” berpakaian jubah putih dan wajah-Nya bersinar. Ia memanggil Yohanes dengan namanya, memintanya agar tenang serta menasehatinya:
“Bukan dengan kekerasan, tetapi dengan kelemahlembutan serta belas kasih, kamu akan menjadikan mereka semua teman-temanmu. Beritahukanlah kepada mereka keburukan dosa dan ganjaran kebajikan.”
“Tidak tahukah Engkau,” bisik Yohanes kecil, “bahwa hal itu tidak mungkin?”
“Apa yang tampaknya tidak mungkin bagimu, kamu akan menjadikannya mungkin jika saja kamu melakukannya dengan ketulusan hati dan pengetahuan.”
“Di mana dan bagaimana aku memperoleh pengetahuan?”
Aku akan memberimu seorang Bunda, dengan bimbingan darinya saja seseorang akan menjadi bijaksana, tanpa bimbingannya semua pengetahuan tidak ada gunanya.”
“Tetapi siapakah Engkau yang berbicara seperti itu?”
“Aku adalah Putera dari Surga. Ibumu telah mengajarkan kepadamu untuk menghormati-Ku tiga kali sehari.”
“Ibuku melarangku untuk berbicara dengan seseorang yang tidak aku kenal. Katakanlah siapa nama-Mu.”
“Tanyakan nama-Ku kepada ibu-Ku.”
Kemudian, tampaklah seorang wanita yang amat anggun. Ia mengenakan gaun panjang yang berkilau-kilauan, seolah-olah jubahnya itu terbuat dari bintang-bintang yang paling cemerlang. Wanita itu memberi isyarat kepada Yohanes untuk datang mendekat kepadanya. Dengan lembut diraihnya tangan Yohanes, katanya, "Lihatlah."
Gerombolan anak-anak lenyap. Yang tampak oleh Yohanes sekarang ialah sekawanan binatang buas: kambing liar, harimau, serigala, beruang….
“Inilah tempat di mana kamu harus bekerja. Jadikan dirimu rendah hati, kuat dan penuh semangat. Apa yang kamu lihat terjadi pada binatang-binatang buas ini, kamu harus melakukannya kepada anak-anakku.”
Yohanes melihat bahwa binatang-binatang buas itu kini telah berubah menjadi sekumpulan besar anak domba yang jinak, berkerumun dan berdesak-desakan di sekitar Kedua Tamu Agungnya. Melihat itu Yohanes menangis dan minta penjelasan dari Si Wanita karena ia sama sekali tidak mengerti apa arti semua itu. Wanita itu membelainya dan berkata:
“Kamu akan mengerti semuanya jika waktunya telah tiba.”
Yohanes terbangun dan ia tidak dapat tidur kembali.Tahun-tahun mendatang dalam hidupnya telah dinyatakan dalam mimpi itu. Mama Margarita dan Yohanes percaya bahwa mimpi itu adalah gambaran jalan hidup Yohanes kelak.
AHLI SULAP DAN AKROBAT
Sejak itu Yohanes senantiasa berusaha berbuat baik kepada teman-temannya. Ketika terompet pemain sirkus berbunyi untuk mengumumkan adanya pesta lokal di sebuah bukit di dekat situ, Yohanes pergi dengan penuh semangat dan duduk di baris terdepan. Rombongan sirkus itu menampilkan badut, sulap, permainan-permainan dan akrobat. Yohanes memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mempelajari semua atraksi yang ditampilkan.
Sepulangnya dari pertunjukan sirkus, Yohanes mulai meniru atraksi-atraksi yang ditampilkan. Ia gagal, tergelincir, jatuh dan badannya memar, tetapi tekadnya kuat. Ia pantang menyerah, sebab pikirnya, "Jika mereka dapat melakukannya, mengapa aku tidak?" Wah, pastilah malaikat pelindungnya menjadi sibuk sekali mengawasi dia. Yohanes terus berlatih hingga suatu hari Minggu sore, ia mempertunjukkan kebolehannya di hadapan anak-anak tetangga. Ia memperagakan keseimbangan tubuh dengan wajan dan panci di ujung hidungnya. Kemudian ia melompat ke atas tali yang direntangkan di antara dua pohon dan berjalan di atasnya diiringi tepuk tangan penonton. Sebelum pertunjukan yang hebat itu diakhiri, Yohanes mengulang khotbah yang ia dengar dalam Misa pagi kepada teman-temannya itu, dan mengajak mereka semua berdoa.
Kabar mengenai pertunjukan yang diselenggarakan Yohanes tersiar hingga ke desa-desa tetangga. Karena pada masa itu jarang sekali ada pertunjukan semacam, segera saja anak-anak yang bermil-mil jauhnya pun datang untuk menyaksikan pertunjukannya. Jumlahnya hingga seratus anak lebih.
“Kita akan memulainya dengan berdoa Rosairo, Peristiwa Mulia, untuk menghormati hari Minggu.”
Anak-anak itu mengeluh, tetapi mereka menurut. Setelah ia mengajak anak-anak menyanyikan satu kidung bagi Bunda Maria, Yohanes berdiri di atas kursi dan mulai menjelaskan isi Kitab Suci seperti yang didengarnya pada Misa pagi. Jika seorang anak menolak untuk mendengarkan khotbahnya atau menolak berdoa, Yohanes akan berkata: “Baiklah. Aku tidak akan mengadakan pertunjukan hari ini. Jika kalian tidak berdoa, bisa saja aku terjatuh dan leherku patah.”
Permainan dan Sabda Tuhan mulai mengubah perilaku teman-temannya. Yohanes kecil mulai menyadari bahwa agar dapat berbuat baik untuk sedemikian banyak anak, ia perlu belajar dan menjadi seorang imam. Imam Castelnuovo melihat perkembangan iman Yohanes yang luar biasa, hingga ia mengijinkan Yohanes menrima komuni dua tahun lebih awal dari usia yang ditentukan Gereja.
PERGI DARI RUMAH
Seorang misionaris, Don Calosso ('Don' dalam bahasa Italia berarti Romo), datang ke desa Buttigliera untuk memberikan pelajaran agama. Yohanes memutuskan untuk mengikuti semua pelajaran agama yang diberikan olehnya, baik pagi maupun sore. Itu berarti ia harus berjalan kaki sejauh 10 (16 kilometer) mil sehari. Antonio menentang keras keinginan Yohanes untuk belajar. Menurutnya sudah tiba waktunya bagi Yohanes untuk bekerja. Oleh karena itu diambil keputusan: pagi hari Yohanes belajar di pastoran dengan Don Calosso, sesudahnya ia harus bekerja di sawah. Yohanes belajar dengan tekun. Ia membawa bukunya ke sawah dan belajar hingga larut malam. Hal itu sangat menjengkelkan Antonio. Antonio, yang sekarang sudah menjadi kepala keluarga, membuang semua buku-buku Yohanes dan mencambuki adik tirinya itu dengan ikat pinggangnya.
Demi keselamatan Yohanes, Mama Margarrita membuat suatu keputusan yang amat menyedihkan hatinya sendiri, ia menyuruh Johanes pergi.
PERTANIAN MOGLIA
Di suatu pagi yang dingin di bulan Februari 1827, Yohanes pergi menginggalkan rumah dan berkelana untuk mencari pekerjaan. Usianya baru 12 tahun. Sungguh sulit mencari pekerjaan di musim dingin, hanya pada musim panas saja pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja. Setiap kali Yohanes selalu di tolak. Hingga tibalah ia di rumah Tn. Luigi Moglia, seorang petani kaya, dekat Moncucco.
“Pulanglah nak,” kata petani itu. “Datanglah kembali pada Hari Raya Kabar Sukacita”
“Berbelas kasihlah, ya Tuan,” Yohanes memohon, “Tuan tidak perlu membayarku satu sen pun, aku tidak minta apa-apa….ijinkanlah aku tinggal!”
“Tidak mungkin. Pergilah!”
“Tidak, Tuan. Aku akan duduk di lantai sini dan tidak akan pergi.”
Yohanes merasa amat perih hatinya dan menangis. Tergerak oleh belas kasihan, Yohanes diterima bekerja sebagai penggembala sapi. Yohanes amat gembira dan bekerja sebaik yang ia mampu. Ia menggembalakan sapi-sapinya di padang rumput, memerah susu, menumpuk jerami di palungan, dan membajak sawah. “Mataku terbuka lebar-lebar jika aku sedang bekerja, dan aku tidak berhenti sampai tiba saatnya untuk tidur,” kenang Yohanes. Tanpa ibu dan saudara, tanpa teman di sampingnya, Yohanes memusatkan diri sepenuhnya hanya kepada Tuhan Allah yang amat dikasihinya.
Setiap hari Minggu Yohanes pergi ke gereja untuk mengikuti Misa. Dengan ijin dari Don Cottino, imam paroki setempat, Yohanes mengumpulkan anak-anak untuk bermain dan berdoa seperti yang dulu ia lakukan di desanya.
SEKOLAH, SEMINARI & LUIGI COMOLLO
Tiga tahun kemudian Antonio pindah ke dusun lain. Yohanes pulang kembali ke rumah dan melanjutkan sekolahnya, pertama-tama di Castelnuovo dan kemudian di Chieri. Guna membiayai pendidikannya, selain menerima sumbangan dari orang-orang yang bersimpati padanya, Yohanes Bosco juga bekerja. Segala macam pekerjaan dilakukannya: penjahit, tukang roti, tukang sepatu, tukang kayu, dan segala macam pekerjaan yang dapat dikerjakannya.
Sebagai pelajar, Yohanes seorang remaja yang pandai dan cerdas. Ia adalah murid terbaik di antara semua murid sekolahnya. Ia mengumpulkan teman-temannya dan membentuk suatu kelompok religius yang diberinya nama Kelompok Sukacita. Yohanes menjadi penggerak utama bagi teman-temannya. Kepribadiannya terbuka, dinamis, vitalitas hidupnya tinggi, kadang ia kurang sabar dan terbawa emosi. Sekali waktu ia menekankan perbuatan baik, kebenaran serta keadilan bukan dengan kelemahlembutan, tetapi justru dengan tinjunya.
Pada suatu hari seorang guru datang terlambat ke kelas. Murid-murid menjadi ribut, saling melempar buku dan kapur. Hanya seorang anak saja yang duduk dengan tenang di bangkunya. Luigi Comollo seorang anak yang tenang dan pendiam hingga Yohanes tidak pernah memperhatikannya.
“Ayo Luigi,” teriak salah seorang anak yang paling nakal.
“Tidak, aku tidak mau bermain, aku sedang mengerjakan sesuatu.”
“Datang, kataku!”
“Tidak.”
“Datang, atau kupukul kau.”
“Pukullah jika kamu mau.”
Dengan jengkel anak nakal itu datang dan mendaratkan dua tinjunya ke wajah Luigi. Luigi tidak membalasnya. Dengan suara yang amat tenang ia berkata,
“Puaskah kamu sekarang? Aku memaafkan kamu. Sekarang biarkan aku sendiri.”
Penyerang itu mundur dengan perasaan malu. Sikap Luigi yang amat tenang dan lembut itu mengesankan Yohanes. Yohanes dan Luigi ibarat api dan air, seperti singa dan anak domba. Yohanes mengagumi Luigi dan darinya ia belajar untuk menguasai diri dan meredam kemarahannya. Sejak itu mereka bersahabat karib.
Setalah tamat sekolahnya, pada usia dua puluh tahun, Yohanes Bosco mengambil keputusan yang amat penting dalam hidupnya: ia masuk Seminari Chieri. Mama Margarita menegaskan kepadanya untuk selalu setia kepada panggilannya, jika ia ragu-ragu lebih baik diurungkannya saja niatnya itu daripada menjadi seorang imam yang lalai dan acuh. Nasehat ibunya itu diingat dan dihormati oleh Yohanes sepanjang hidupnya.
Tak disangkanya, Luigi Comollo, menyusulnya beberapa bulan kemudian. Kepadanyalah, Yohanes mengutarakan semua cita-cita dan rencananya. Luigi sendiri tidak menyusun banyak rencana seperti Yohanes, ia merasa bahwa hidupnya akan segera berakhir. Tak dikatakannya perasaannya itu kepada sahabatnya, tetapi mereka berdua telah bersepakat: siapa pun yang terlebih dahulu meninggal dunia akan memohon kepada Tuhan untuk memberi ijin memberitahukan kepada sahabatnya yang masih di dunia bahwa ia telah masuk dalam kebahagiaan abadi.
Tahun berikutnya, pada tanggal 2 April 1839, hari Kamis sesudah Paskah, Luigi meninggal dunia karena demam. Yohanes amat berduka karena bagian dari dirinya yang berharga telah pergi. Malam sesudah pemakaman dua puluh orang yang tidur dalam satu kamar asrama dengan Yohanes terbangun karena suara yang aneh. Seolah-olah sebuah kereta kuda, atau kereta api, sedang melaju di lorong, kereta itu menerjang dan menghantam bagaikan gemuruh artileri, menyebabkan lantai dan langit-langit berguncang, pintu kamar terbuka lebar-lebar dan masuklah ke dalam ruangan mereka suatu sinar yang tiba-tiba bersinar amat terang. Dan, dalam keheningan, banyak dari mereka yang mendengar suatu suara yang lembut menyanyi dengan gembira. Tetapi hanya seorang saja yang mendengar perkataan ini:
“Bosco, aku selamat.”
Sinar menghilang dan pergi dengan cara yang sama seperti datangnya. Kemudian segala sesuatunya berakhir. Yohanes dipenuhi dengan sukacita dan syukur.
"Menghindarlah dari teman-teman yang jahat sama seperti kamu menghindar dari gigitan ular beracun. Jika teman-temanmu baik, saya yakin bahwa suatu hari kelak kamu akan bersukacita bersama para kudus di Surga; tetapi jika kumpulanmu jahat, kamu sendiri akan menjadi jahat pula, dan kamu berada dalam bahaya kehilangan jiwamu." ~ St. Yohanes Bosco
Sumber: 1. Secrets of the Saints by Henri Gheon (Sheed & Ward, 1944); CIN St. Gabriel E-Mail; Copyright © 1997 Catholic Information Network (CIN) - January 19, 1997; 2. berbagai sumber
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Santo Yohanes Bosco
Yohanes Bosco adalah santo yang paling keren bagi kaum muda. Ia membaktikan seluruh hidupnya bagi para remaja. Yohanes Bosco seorang yang peramah, suka bercanda, ahli sulap dan akrobat. Ia sungguh amat menyenangkan, kamu pasti akan tertawa terpingkal-pingkal jika bersamanya!
MASA KECIL
Yohanes Bosco dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1815, di Becchi, sebuah dusun kecil di Castelnuovo d'Asti (sekarang namanya Castelnuovo Don Bosco), Italia. Ayahnya, Francesco, seorang petani yang miskin. Francesco mempunyai tiga orang putera: Antonio (dari isteri pertamanya yang telah meninggal dunia), Yusuf dan Yohanes. Francesco meninggal dunia saat Yohanes baru berusia dua tahun.
Ibunya, Margarita, dengan segala daya upaya dan kerja keras berusaha menghidupi keluarganya. Namun demikian kerja keras dan kemiskinan tidak menghalangi Margarita untuk senantiasa menceritakan kepada anak-anaknya segala kebaikan Tuhan: siang dan malam, bunga-bunga dan bintang-bintang, “Oh, betapa indahnya Tuhan menjadikan segala sesuatu untuk kita!”, kata mama Margarita. Diajarkannya kepada Yohanes kecil bagaimana mengolah tanah dan bagaimana menemukan Tuhan yang ada di surga yang indah melalui panen yang berlimpah dan melalui hujan yang menyirami tumbuh-tumbuhan. Di gereja, Mama Margarita berdoa dengan khusuk, ia mengajari anak-anaknya untuk melakukan hal yang sama. Bagi Yohanes, berdoa berarti berbicara kepada Tuhan dengan kaki berlutut di atas lantai dapur, berdoa juga berarti berpikir tentang-Nya ketika ia sedang duduk di atas rerumputan sambil menatap ke arah surga. Dari ibunya, Yohanes belajar melihat Tuhan dalam wajah sesama, yaitu mereka yang miskin, mereka yang sengsara, mereka yang datang mengetuk rumah mereka sepanjang musim dingin, dan yang kepada siapa Mama Margarita memberikan tumpangan, menyuguhkan sup hangat serta membagikan makanan dari kemiskinan mereka.
MIMPI YANG MENAKJUBKAN
Pada usia sembilan tahun untuk pertama kalinya Yohanes mendapat mimpi yang amat menakjubkan yang menggambarkan keseluruhan hidupnya kelak. Dalam mimpinya Yohanes sedang berada di lapangan yang luas. Ia melihat banyak sekali anak di sana, ada yang tertawa, bermain dan ada pula yang bersumpah serapah. Yohanes tidak suka anak-anak itu menghina Tuhan. Ia segera berlari untuk menghentikan mereka sambil berteriak dan mengepalkan tinjunya.
Tampaklah “Seorang yang Agung” berpakaian jubah putih dan wajah-Nya bersinar. Ia memanggil Yohanes dengan namanya, memintanya agar tenang serta menasehatinya:
“Bukan dengan kekerasan, tetapi dengan kelemahlembutan serta belas kasih, kamu akan menjadikan mereka semua teman-temanmu. Beritahukanlah kepada mereka keburukan dosa dan ganjaran kebajikan.”
“Tidak tahukah Engkau,” bisik Yohanes kecil, “bahwa hal itu tidak mungkin?”
“Apa yang tampaknya tidak mungkin bagimu, kamu akan menjadikannya mungkin jika saja kamu melakukannya dengan ketulusan hati dan pengetahuan.”
“Di mana dan bagaimana aku memperoleh pengetahuan?”
Aku akan memberimu seorang Bunda, dengan bimbingan darinya saja seseorang akan menjadi bijaksana, tanpa bimbingannya semua pengetahuan tidak ada gunanya.”
“Tetapi siapakah Engkau yang berbicara seperti itu?”
“Aku adalah Putera dari Surga. Ibumu telah mengajarkan kepadamu untuk menghormati-Ku tiga kali sehari.”
“Ibuku melarangku untuk berbicara dengan seseorang yang tidak aku kenal. Katakanlah siapa nama-Mu.”
“Tanyakan nama-Ku kepada ibu-Ku.”
Kemudian, tampaklah seorang wanita yang amat anggun. Ia mengenakan gaun panjang yang berkilau-kilauan, seolah-olah jubahnya itu terbuat dari bintang-bintang yang paling cemerlang. Wanita itu memberi isyarat kepada Yohanes untuk datang mendekat kepadanya. Dengan lembut diraihnya tangan Yohanes, katanya, "Lihatlah."
Gerombolan anak-anak lenyap. Yang tampak oleh Yohanes sekarang ialah sekawanan binatang buas: kambing liar, harimau, serigala, beruang….
“Inilah tempat di mana kamu harus bekerja. Jadikan dirimu rendah hati, kuat dan penuh semangat. Apa yang kamu lihat terjadi pada binatang-binatang buas ini, kamu harus melakukannya kepada anak-anakku.”
Yohanes melihat bahwa binatang-binatang buas itu kini telah berubah menjadi sekumpulan besar anak domba yang jinak, berkerumun dan berdesak-desakan di sekitar Kedua Tamu Agungnya. Melihat itu Yohanes menangis dan minta penjelasan dari Si Wanita karena ia sama sekali tidak mengerti apa arti semua itu. Wanita itu membelainya dan berkata:
“Kamu akan mengerti semuanya jika waktunya telah tiba.”
Yohanes terbangun dan ia tidak dapat tidur kembali.Tahun-tahun mendatang dalam hidupnya telah dinyatakan dalam mimpi itu. Mama Margarita dan Yohanes percaya bahwa mimpi itu adalah gambaran jalan hidup Yohanes kelak.
AHLI SULAP DAN AKROBAT
Sejak itu Yohanes senantiasa berusaha berbuat baik kepada teman-temannya. Ketika terompet pemain sirkus berbunyi untuk mengumumkan adanya pesta lokal di sebuah bukit di dekat situ, Yohanes pergi dengan penuh semangat dan duduk di baris terdepan. Rombongan sirkus itu menampilkan badut, sulap, permainan-permainan dan akrobat. Yohanes memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mempelajari semua atraksi yang ditampilkan.
Sepulangnya dari pertunjukan sirkus, Yohanes mulai meniru atraksi-atraksi yang ditampilkan. Ia gagal, tergelincir, jatuh dan badannya memar, tetapi tekadnya kuat. Ia pantang menyerah, sebab pikirnya, "Jika mereka dapat melakukannya, mengapa aku tidak?" Wah, pastilah malaikat pelindungnya menjadi sibuk sekali mengawasi dia. Yohanes terus berlatih hingga suatu hari Minggu sore, ia mempertunjukkan kebolehannya di hadapan anak-anak tetangga. Ia memperagakan keseimbangan tubuh dengan wajan dan panci di ujung hidungnya. Kemudian ia melompat ke atas tali yang direntangkan di antara dua pohon dan berjalan di atasnya diiringi tepuk tangan penonton. Sebelum pertunjukan yang hebat itu diakhiri, Yohanes mengulang khotbah yang ia dengar dalam Misa pagi kepada teman-temannya itu, dan mengajak mereka semua berdoa.
Kabar mengenai pertunjukan yang diselenggarakan Yohanes tersiar hingga ke desa-desa tetangga. Karena pada masa itu jarang sekali ada pertunjukan semacam, segera saja anak-anak yang bermil-mil jauhnya pun datang untuk menyaksikan pertunjukannya. Jumlahnya hingga seratus anak lebih.
“Kita akan memulainya dengan berdoa Rosairo, Peristiwa Mulia, untuk menghormati hari Minggu.”
Anak-anak itu mengeluh, tetapi mereka menurut. Setelah ia mengajak anak-anak menyanyikan satu kidung bagi Bunda Maria, Yohanes berdiri di atas kursi dan mulai menjelaskan isi Kitab Suci seperti yang didengarnya pada Misa pagi. Jika seorang anak menolak untuk mendengarkan khotbahnya atau menolak berdoa, Yohanes akan berkata: “Baiklah. Aku tidak akan mengadakan pertunjukan hari ini. Jika kalian tidak berdoa, bisa saja aku terjatuh dan leherku patah.”
Permainan dan Sabda Tuhan mulai mengubah perilaku teman-temannya. Yohanes kecil mulai menyadari bahwa agar dapat berbuat baik untuk sedemikian banyak anak, ia perlu belajar dan menjadi seorang imam. Imam Castelnuovo melihat perkembangan iman Yohanes yang luar biasa, hingga ia mengijinkan Yohanes menrima komuni dua tahun lebih awal dari usia yang ditentukan Gereja.
PERGI DARI RUMAH
Seorang misionaris, Don Calosso ('Don' dalam bahasa Italia berarti Romo), datang ke desa Buttigliera untuk memberikan pelajaran agama. Yohanes memutuskan untuk mengikuti semua pelajaran agama yang diberikan olehnya, baik pagi maupun sore. Itu berarti ia harus berjalan kaki sejauh 10 (16 kilometer) mil sehari. Antonio menentang keras keinginan Yohanes untuk belajar. Menurutnya sudah tiba waktunya bagi Yohanes untuk bekerja. Oleh karena itu diambil keputusan: pagi hari Yohanes belajar di pastoran dengan Don Calosso, sesudahnya ia harus bekerja di sawah. Yohanes belajar dengan tekun. Ia membawa bukunya ke sawah dan belajar hingga larut malam. Hal itu sangat menjengkelkan Antonio. Antonio, yang sekarang sudah menjadi kepala keluarga, membuang semua buku-buku Yohanes dan mencambuki adik tirinya itu dengan ikat pinggangnya.
Demi keselamatan Yohanes, Mama Margarrita membuat suatu keputusan yang amat menyedihkan hatinya sendiri, ia menyuruh Johanes pergi.
PERTANIAN MOGLIA
Di suatu pagi yang dingin di bulan Februari 1827, Yohanes pergi menginggalkan rumah dan berkelana untuk mencari pekerjaan. Usianya baru 12 tahun. Sungguh sulit mencari pekerjaan di musim dingin, hanya pada musim panas saja pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja. Setiap kali Yohanes selalu di tolak. Hingga tibalah ia di rumah Tn. Luigi Moglia, seorang petani kaya, dekat Moncucco.
“Pulanglah nak,” kata petani itu. “Datanglah kembali pada Hari Raya Kabar Sukacita”
“Berbelas kasihlah, ya Tuan,” Yohanes memohon, “Tuan tidak perlu membayarku satu sen pun, aku tidak minta apa-apa….ijinkanlah aku tinggal!”
“Tidak mungkin. Pergilah!”
“Tidak, Tuan. Aku akan duduk di lantai sini dan tidak akan pergi.”
Yohanes merasa amat perih hatinya dan menangis. Tergerak oleh belas kasihan, Yohanes diterima bekerja sebagai penggembala sapi. Yohanes amat gembira dan bekerja sebaik yang ia mampu. Ia menggembalakan sapi-sapinya di padang rumput, memerah susu, menumpuk jerami di palungan, dan membajak sawah. “Mataku terbuka lebar-lebar jika aku sedang bekerja, dan aku tidak berhenti sampai tiba saatnya untuk tidur,” kenang Yohanes. Tanpa ibu dan saudara, tanpa teman di sampingnya, Yohanes memusatkan diri sepenuhnya hanya kepada Tuhan Allah yang amat dikasihinya.
Setiap hari Minggu Yohanes pergi ke gereja untuk mengikuti Misa. Dengan ijin dari Don Cottino, imam paroki setempat, Yohanes mengumpulkan anak-anak untuk bermain dan berdoa seperti yang dulu ia lakukan di desanya.
SEKOLAH, SEMINARI & LUIGI COMOLLO
Tiga tahun kemudian Antonio pindah ke dusun lain. Yohanes pulang kembali ke rumah dan melanjutkan sekolahnya, pertama-tama di Castelnuovo dan kemudian di Chieri. Guna membiayai pendidikannya, selain menerima sumbangan dari orang-orang yang bersimpati padanya, Yohanes Bosco juga bekerja. Segala macam pekerjaan dilakukannya: penjahit, tukang roti, tukang sepatu, tukang kayu, dan segala macam pekerjaan yang dapat dikerjakannya.
Sebagai pelajar, Yohanes seorang remaja yang pandai dan cerdas. Ia adalah murid terbaik di antara semua murid sekolahnya. Ia mengumpulkan teman-temannya dan membentuk suatu kelompok religius yang diberinya nama Kelompok Sukacita. Yohanes menjadi penggerak utama bagi teman-temannya. Kepribadiannya terbuka, dinamis, vitalitas hidupnya tinggi, kadang ia kurang sabar dan terbawa emosi. Sekali waktu ia menekankan perbuatan baik, kebenaran serta keadilan bukan dengan kelemahlembutan, tetapi justru dengan tinjunya.
Pada suatu hari seorang guru datang terlambat ke kelas. Murid-murid menjadi ribut, saling melempar buku dan kapur. Hanya seorang anak saja yang duduk dengan tenang di bangkunya. Luigi Comollo seorang anak yang tenang dan pendiam hingga Yohanes tidak pernah memperhatikannya.
“Ayo Luigi,” teriak salah seorang anak yang paling nakal.
“Tidak, aku tidak mau bermain, aku sedang mengerjakan sesuatu.”
“Datang, kataku!”
“Tidak.”
“Datang, atau kupukul kau.”
“Pukullah jika kamu mau.”
Dengan jengkel anak nakal itu datang dan mendaratkan dua tinjunya ke wajah Luigi. Luigi tidak membalasnya. Dengan suara yang amat tenang ia berkata,
“Puaskah kamu sekarang? Aku memaafkan kamu. Sekarang biarkan aku sendiri.”
Penyerang itu mundur dengan perasaan malu. Sikap Luigi yang amat tenang dan lembut itu mengesankan Yohanes. Yohanes dan Luigi ibarat api dan air, seperti singa dan anak domba. Yohanes mengagumi Luigi dan darinya ia belajar untuk menguasai diri dan meredam kemarahannya. Sejak itu mereka bersahabat karib.
Setalah tamat sekolahnya, pada usia dua puluh tahun, Yohanes Bosco mengambil keputusan yang amat penting dalam hidupnya: ia masuk Seminari Chieri. Mama Margarita menegaskan kepadanya untuk selalu setia kepada panggilannya, jika ia ragu-ragu lebih baik diurungkannya saja niatnya itu daripada menjadi seorang imam yang lalai dan acuh. Nasehat ibunya itu diingat dan dihormati oleh Yohanes sepanjang hidupnya.
Tak disangkanya, Luigi Comollo, menyusulnya beberapa bulan kemudian. Kepadanyalah, Yohanes mengutarakan semua cita-cita dan rencananya. Luigi sendiri tidak menyusun banyak rencana seperti Yohanes, ia merasa bahwa hidupnya akan segera berakhir. Tak dikatakannya perasaannya itu kepada sahabatnya, tetapi mereka berdua telah bersepakat: siapa pun yang terlebih dahulu meninggal dunia akan memohon kepada Tuhan untuk memberi ijin memberitahukan kepada sahabatnya yang masih di dunia bahwa ia telah masuk dalam kebahagiaan abadi.
Tahun berikutnya, pada tanggal 2 April 1839, hari Kamis sesudah Paskah, Luigi meninggal dunia karena demam. Yohanes amat berduka karena bagian dari dirinya yang berharga telah pergi. Malam sesudah pemakaman dua puluh orang yang tidur dalam satu kamar asrama dengan Yohanes terbangun karena suara yang aneh. Seolah-olah sebuah kereta kuda, atau kereta api, sedang melaju di lorong, kereta itu menerjang dan menghantam bagaikan gemuruh artileri, menyebabkan lantai dan langit-langit berguncang, pintu kamar terbuka lebar-lebar dan masuklah ke dalam ruangan mereka suatu sinar yang tiba-tiba bersinar amat terang. Dan, dalam keheningan, banyak dari mereka yang mendengar suatu suara yang lembut menyanyi dengan gembira. Tetapi hanya seorang saja yang mendengar perkataan ini:
“Bosco, aku selamat.”
Sinar menghilang dan pergi dengan cara yang sama seperti datangnya. Kemudian segala sesuatunya berakhir. Yohanes dipenuhi dengan sukacita dan syukur.
"Menghindarlah dari teman-teman yang jahat sama seperti kamu menghindar dari gigitan ular beracun. Jika teman-temanmu baik, saya yakin bahwa suatu hari kelak kamu akan bersukacita bersama para kudus di Surga; tetapi jika kumpulanmu jahat, kamu sendiri akan menjadi jahat pula, dan kamu berada dalam bahaya kehilangan jiwamu." ~ St. Yohanes Bosco
Sumber: 1. Secrets of the Saints by Henri Gheon (Sheed & Ward, 1944); CIN St. Gabriel E-Mail; Copyright © 1997 Catholic Information Network (CIN) - January 19, 1997; 2. berbagai sumber
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Sabtu, 31 Januari 2009
Sabtu, 31 Januari 2009
PW. St. Yohanes Bosco, Imam
Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (11:1-2.8-19)
"Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri."
1 Saudara-saudara, Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.2 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. 8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. 9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. 10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. 11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. 13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. 14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. 15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. 16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Lagu Antar Bacaan
Ref. Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.
Ayat. (Lukas 2:69-70.71-72.73-75)
1. Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala, dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." 36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Kadang-kadang kita menakuti terlalu banyak hal: jangan-jangan hari ini gagal lagi atau jangan-jangan orang yang hendak kita temui tidak bersikap ramah. Kita takut bukan saja akan hal-hal yang tampaknya besar; juga akan hal-hal yang tampaknya sepele dan tidak berarti.
Kita menyaksikan kejahatan dan bencana sepertinya tidak berkesudahan. Kadang-kadang kejahatan tampak lebih kuat daripada kebaikan. Perbaikan hidup seolah tidak terjadi. Kita mencemaskan rezeki atau bagaimana dapat memenuhi kebutuhan kita untuk bulan berjalan atau biaya pendidikan anak yang belum dibayar. Layaknya, kita mengayuh perahu di tengah gelombang yang terancam tenggelam. Kita takut dan kehilangan keyakinan, seolah kita sendirian.
Yesus tidak membiarkan kita sendirian. Dia datang menemui dan menguatkan kita dalam perahu kita masing-masing dan berkata, "Mengapa takut? Mengapa kehilangan keberanian dan kehilangan pegangan?"
Yesus menyapa kita bukan saja pada saat gembira dan saat semuanya berjalan lancar. Dia juga datang pada saat kita mulai kekurangan tenaga dan kehilangan semangat dalam hidup. Kita hanya perlu membuka mata dan telinga kita untuk menangkap seruan dan sapaan-Nya melalui peristiwa yang kita saksikan, orang yang kita temui, dan bahkan dalam pekerjaan yang sedang kita laksanakan.
Tuhan Yang Mahasetia, aku tahu bahwa Engkau senantiasa setia serta tidak pernah ingkar janji dan membiarkan umat-Mu sendirian. Yakinkanlah aku bahwa Engkau senantiasa ada bersamaku. Amin.
Renungan: Ziarah Batin (Renungan dan Catatan Harian)
PW. St. Yohanes Bosco, Imam
Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (11:1-2.8-19)
"Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri."
1 Saudara-saudara, Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.2 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. 8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. 9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. 10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. 11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. 13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. 14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. 15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. 16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Lagu Antar Bacaan
Ref. Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.
Ayat. (Lukas 2:69-70.71-72.73-75)
1. Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala, dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." 36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Kadang-kadang kita menakuti terlalu banyak hal: jangan-jangan hari ini gagal lagi atau jangan-jangan orang yang hendak kita temui tidak bersikap ramah. Kita takut bukan saja akan hal-hal yang tampaknya besar; juga akan hal-hal yang tampaknya sepele dan tidak berarti.
Kita menyaksikan kejahatan dan bencana sepertinya tidak berkesudahan. Kadang-kadang kejahatan tampak lebih kuat daripada kebaikan. Perbaikan hidup seolah tidak terjadi. Kita mencemaskan rezeki atau bagaimana dapat memenuhi kebutuhan kita untuk bulan berjalan atau biaya pendidikan anak yang belum dibayar. Layaknya, kita mengayuh perahu di tengah gelombang yang terancam tenggelam. Kita takut dan kehilangan keyakinan, seolah kita sendirian.
Yesus tidak membiarkan kita sendirian. Dia datang menemui dan menguatkan kita dalam perahu kita masing-masing dan berkata, "Mengapa takut? Mengapa kehilangan keberanian dan kehilangan pegangan?"
Yesus menyapa kita bukan saja pada saat gembira dan saat semuanya berjalan lancar. Dia juga datang pada saat kita mulai kekurangan tenaga dan kehilangan semangat dalam hidup. Kita hanya perlu membuka mata dan telinga kita untuk menangkap seruan dan sapaan-Nya melalui peristiwa yang kita saksikan, orang yang kita temui, dan bahkan dalam pekerjaan yang sedang kita laksanakan.
Tuhan Yang Mahasetia, aku tahu bahwa Engkau senantiasa setia serta tidak pernah ingkar janji dan membiarkan umat-Mu sendirian. Yakinkanlah aku bahwa Engkau senantiasa ada bersamaku. Amin.
Renungan: Ziarah Batin (Renungan dan Catatan Harian)
Jumat, 30 Januari 2009
Jumat, 30 Januari 2009
Hari Biasa Pekan III
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" --- Mat 18:3
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakudus, kami bersyukur karena Engkau telah memperkaya kami dengan Yesus, Putra-Mu, yang sabda-Nya menghidupi kami serta menjadi sumber kegembiraan. Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (10:32-39)
"Kalian telah menderita banyak. Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu."
32 Saudara-saudara, ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, 33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. 34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. 35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. 37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. 38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." 39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat (Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
3. Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Kalaupun ia jatuh, tidaklah sampai binasa, sebab Tuhan menopang tangannya.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik. Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."
26 Pada suatu ketika Yesus berkata : "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." 30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." 33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Tuhan menjanjikan kemenangan bagi umat-Nya, namun bukan tanpa kesulitan. Akan ada penderitaan dan dituntut kesabaran serta daya tahan agar tujuan tercapai.
Kita telah melalui berbagai hambatan dan kesulitan serta dapat bertahan karena selain rahmat Tuhan, kita juga berusaha menjalaninya dengan tekun.
Hidup berkembang terus kendati tidak selalu bisa diterangkan. Sungguh mencengangkan mencermati bagaimana biji padi yang ditaburkan mengalami proses kematian, lalu tumbuh sebagai kecambah dan kemudian menghasilkan banyak bulir. Prosesnya panjang dan mencengangkan manusia.
Kita tidak selalu dapat menerangkan bagaimana kita berkembang dari bayi menjadi dewasa. Kita mengalami suatu proses panjang dan mengalami berbagai peristiwa jatuh bangun.
Kita kagum dan takjub bagaimana kita dapat bertahan sampai pada keadaan yang sekarang ini. Hidup kita sesungguhnya menjadi rahasia, termasuk bagi kita sendiri.
Kita dapat mengertinya bila kita mengakui bahwa Tuhan berkarya bukan sebagaimana kita inginkan, tetapi sebagaimana Tuhan kehendaki. Kita dapat sampai pada keadaan sekarang karena Tuhan sabar menuntun dan kita sendiri pun berlatih sabar. Hal yang terakhir ini semakin kita butuhkan untuk menjadi dewasa dan berumur.
Tuhan Yang Mahasabar, ajarlah aku bersikap sabar bukan saja kepada orang lain, tetapi juga terhadap diriku sendiri. Kuatkanlah aku untuk tetap belajar sabar dan taat kepada-Mu. Amin.
Renungan: Ziarah Batin 2009
Hari Biasa Pekan III
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" --- Mat 18:3
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakudus, kami bersyukur karena Engkau telah memperkaya kami dengan Yesus, Putra-Mu, yang sabda-Nya menghidupi kami serta menjadi sumber kegembiraan. Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (10:32-39)
"Kalian telah menderita banyak. Sebab itu janganlah melepaskan kepercayaanmu."
32 Saudara-saudara, ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, 33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. 34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. 35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. 37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. 38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." 39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat (Mzm 37:3-4.5-6.23-24.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
3. Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Kalaupun ia jatuh, tidaklah sampai binasa, sebab Tuhan menopang tangannya.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik. Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."
26 Pada suatu ketika Yesus berkata : "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." 30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." 33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Tuhan menjanjikan kemenangan bagi umat-Nya, namun bukan tanpa kesulitan. Akan ada penderitaan dan dituntut kesabaran serta daya tahan agar tujuan tercapai.
Kita telah melalui berbagai hambatan dan kesulitan serta dapat bertahan karena selain rahmat Tuhan, kita juga berusaha menjalaninya dengan tekun.
Hidup berkembang terus kendati tidak selalu bisa diterangkan. Sungguh mencengangkan mencermati bagaimana biji padi yang ditaburkan mengalami proses kematian, lalu tumbuh sebagai kecambah dan kemudian menghasilkan banyak bulir. Prosesnya panjang dan mencengangkan manusia.
Kita tidak selalu dapat menerangkan bagaimana kita berkembang dari bayi menjadi dewasa. Kita mengalami suatu proses panjang dan mengalami berbagai peristiwa jatuh bangun.
Kita kagum dan takjub bagaimana kita dapat bertahan sampai pada keadaan yang sekarang ini. Hidup kita sesungguhnya menjadi rahasia, termasuk bagi kita sendiri.
Kita dapat mengertinya bila kita mengakui bahwa Tuhan berkarya bukan sebagaimana kita inginkan, tetapi sebagaimana Tuhan kehendaki. Kita dapat sampai pada keadaan sekarang karena Tuhan sabar menuntun dan kita sendiri pun berlatih sabar. Hal yang terakhir ini semakin kita butuhkan untuk menjadi dewasa dan berumur.
Tuhan Yang Mahasabar, ajarlah aku bersikap sabar bukan saja kepada orang lain, tetapi juga terhadap diriku sendiri. Kuatkanlah aku untuk tetap belajar sabar dan taat kepada-Mu. Amin.
Renungan: Ziarah Batin 2009
Kamis, 29 Januari 2009
Kamis, 29 Januari 2009
Hari Biasa Pekan III
Sabda-Mu ya Tuhan adalah pelita bagi langkahku dan terang bagi jalanku.
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahabaik, kami bersyukur karena Engkau berkenan mendengarkan kami, bila kami berpaling kepada-Mu. Ajarilah kami mendengarkan pula Putra-Mu agar dapat bersama-sama memasuki kedamaian yang didambakan dunia. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (10:19-25)
"Marilah kita berpegang teguh pada harapan! Marilah kita saling memperhatikan dan saling mendorong dalam cinta kasih."
19 Saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. 22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Mazmur Tanggapan
Ref. Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat (24:1-2.3-4ab.5-6)
Hari Biasa Pekan III
Sabda-Mu ya Tuhan adalah pelita bagi langkahku dan terang bagi jalanku.
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahabaik, kami bersyukur karena Engkau berkenan mendengarkan kami, bila kami berpaling kepada-Mu. Ajarilah kami mendengarkan pula Putra-Mu agar dapat bersama-sama memasuki kedamaian yang didambakan dunia. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (10:19-25)
"Marilah kita berpegang teguh pada harapan! Marilah kita saling memperhatikan dan saling mendorong dalam cinta kasih."
19 Saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. 22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Mazmur Tanggapan
Ref. Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat (24:1-2.3-4ab.5-6)
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
21 Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
"Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Jangan percaya bahwa hal yang kita sebut rahasia akan dirahasiakan. Setiap kali kita "membuka rahasia" kepada orang lain dan memintanya merahasiakannya, kita akan kecewa. Kita menipu diri sendiri. Setiap kali kita membuka suatu rahasia, pada saat yang sama hal itu tidak lagi rahasia. Segera yang rahasia itu menyebar menjadi tidak rahasia lagi.
Yesus menandaskan tidak ada rahasia yang tidak akan tersingkap. Perlahan-lahan, segala hal akan tersingkap. Demikian juga hal yang pada awalnya kita pandang sulit atau mustahil, ternyata lambat laun menjadi gampang dan nyata.
Oleh Sabda dan teladan Yesus, pelita tidak lagi ditempatkan di bawah gantang atau ditutupi. Makna baru dalam hidup sehari-hari makin terang dan arah yang mesti kita tempuh makin jelas. Memang tidak dengan sendirinya hidup menjadi lebih mudah, namun karena tujuan sudah jelas, pengarungan kita menjadi lebih gampang; energi dihemat dan sungut-sungut sirna.
Kita tidak boleh kikir atau kerdil. Kita mesti gembira membagikan anugerah yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma. Semakin kita murah hati membagikan kebaikan, semakin banyak kebaikan kita peroleh. Semakin kita kikir dan berpikiran degil, hidup kita makin sepi dan sempit.
Tuhan Yang Mahabaik dan Maharahim, Engkau merelakan Putra Tunggal-Mu wafat bagiku agar aku selamat dan bahagia. Bersihkanlah aku dari sikap kikir dan degil. Amin.
Renungan: Ziarah Batin
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
21 Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
"Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Jangan percaya bahwa hal yang kita sebut rahasia akan dirahasiakan. Setiap kali kita "membuka rahasia" kepada orang lain dan memintanya merahasiakannya, kita akan kecewa. Kita menipu diri sendiri. Setiap kali kita membuka suatu rahasia, pada saat yang sama hal itu tidak lagi rahasia. Segera yang rahasia itu menyebar menjadi tidak rahasia lagi.
Yesus menandaskan tidak ada rahasia yang tidak akan tersingkap. Perlahan-lahan, segala hal akan tersingkap. Demikian juga hal yang pada awalnya kita pandang sulit atau mustahil, ternyata lambat laun menjadi gampang dan nyata.
Oleh Sabda dan teladan Yesus, pelita tidak lagi ditempatkan di bawah gantang atau ditutupi. Makna baru dalam hidup sehari-hari makin terang dan arah yang mesti kita tempuh makin jelas. Memang tidak dengan sendirinya hidup menjadi lebih mudah, namun karena tujuan sudah jelas, pengarungan kita menjadi lebih gampang; energi dihemat dan sungut-sungut sirna.
Kita tidak boleh kikir atau kerdil. Kita mesti gembira membagikan anugerah yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma. Semakin kita murah hati membagikan kebaikan, semakin banyak kebaikan kita peroleh. Semakin kita kikir dan berpikiran degil, hidup kita makin sepi dan sempit.
Tuhan Yang Mahabaik dan Maharahim, Engkau merelakan Putra Tunggal-Mu wafat bagiku agar aku selamat dan bahagia. Bersihkanlah aku dari sikap kikir dan degil. Amin.
Renungan: Ziarah Batin
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati