| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Requiescat In Pace

REQUIESCAT IN PACE

Allah Bapa, Tuhan Penguasa kehidupan dan kematian, telah memanggil kembali ke pangkuan-Nya

R.P. ROBERTUS HARDAWIRYANA, S.J.

Lahir, Ambarawa, 11 April 1926
Wafat, Girisonta, 10 Februari 2009 pukul 17.00 WIB

Beliau adalah Teolog pendamping KWI sejak tahun 1970 - 1999

Kita doakan bagi kesejahteraan jiwanya dan dapat tempat yang layak disisi-Nya.



Photobucket

Rabu, 11 Februari 2009

Rabu, 11 Februari 2009
Hari Biasa Pekan V

Hari Orang Sakit Sedunia

Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! (Markus 7:16)


Doa Renungan
Allah Bapa yang penuh kasih, ingatkanlah jika kami menyeleweng dari harapan Yesus Putra-Mu, kami akui bahwa sering kami menjadi begitu egois, begitu perasa dan cengeng. Itupun kami gunakan sebagai dalih untuk menutupi cacat dan kelemahan kami di hadapan sesama. Demi kasih-Mu yang besar, ampunilah kami, dan jagailah supaya kami tidak jatuh dalam kerapuhan dan cacat-cela kami. Tuhan dengarkanlah seruan yang kami sampaikan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:4b-9.15-17)

"Tuhan Allah mengambil manusia dan menempatkannya di Taman Eden."

4b Ketika Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit, --5 belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- 7 ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.8 Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. 9Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. 15 Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 16 Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (Mzm 104:1-2.27-28.29b-30)
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
3. Apabila Engkau mengambil roh mereka matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)

"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

14 Pada suatu hari Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." 16 (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) 17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. 18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. 20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan. 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.



Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan 'Hari Orang Sakit Sedunia' hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Apa yang keluar dari hati orang yaitu "segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan", itulah yang membuat orang tidak sehat alias sakit, entah orang yang bersangkutan maupun mereka yang kena dampak dari kebejatan moralnya. Sebagai contoh orang sakit jiwa: ada orang menjadi pasien sakit jiwa karena kebejatan moral saudara-saudarinya atau mereka yang dekat dengannya, yang hidup bersama dengannya. Dengan kata lain sebenarnya yang telah menderita sakit duluan adalah mereka yang merasa sehat fisik, tetapi sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi. Maka dalam rangka mengenangkan 'Hari Orang Sakit Sedunia' ini marilah kita mawas diri: apakah kita sedang sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Sakit tubuh atau phisik mungkin lebih mudah dirasakan atau dilihat tetapi penyakit lainnya lebih sulit dirasakan namun dapat dilihat melalui cara hidup atau cara bertindaknya, yaitu berupa bentuk kebejatan moral seperti disampaikan dalam Warta Gembira hari ini. Apakah kita berpikir jahat, cabul, mencuri, membunuh, berzinah, serakah, licik, iri hati, hujat, sombong dan bebal? Jika kita mederita sakit itu marilah berobat dan bertobat. Menyadari dan menghayati diri sebagai yang sedang sakit merupakan awal yang baik dan indah untuk proses penyembuhan atau pertobatan. Bukankah setiap kali berpartisipasi dalam ibadat Sabda atau Perayaan Ekaristi kita senantiasa mengawali bersama-sama dengan mengakui kelemahan dan dosa-dosa kita, antara lain dengan berdoa: "Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian"?. Semoga pengakuan ini tidak hanya menjadi manis di mulut tetapi sungguh manis juga di hati, jiwa, akal budi dan tindakan.

- "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kej 2:16-17), demikian perintah Allah kepada kita semua manusia. Pohon pengetahuan merupakan mitologi. Dalam kisah kitab Kejadian kita tahu bahwa ketika manusia mencoba makan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu, mereka menjadi saling telanjang dan malu. Telanjang di sini kiranya dapat difahami secara harafiah tetapi juga suatu perumpamaan, yaitu berarti jujur dan terbuka. Rasanya banyak orang pada masa kini malu untuk bertindak jujur; demikian juga karena dosa-dosanya ketika melihat orang telanjang bulat atau setengah telanjang kemudian berpikiran jahat. Jika orang hidup dan bertindak jujur dimanapun dan kapanpun kiranya tidak akan menjadi malu ketika dalam keadaan telanjang. Dalam rumor atau percakapan rekreatif sehari-hari sering pohon pengetahuan tersebut dikaitkan dengan seks atau alat kelamin, maka larangan untuk makan pohon pengetahuan dapat berarti jangan menikmati seks atau berhubungan seks sebelum menjadi suami-isteri atau berzinah. Pengalaman menunjukkan mereka yang melanggar perintah Allah ini yaitu pergaulan seks bebas yang berakit dengan kehamilan dapat dikatakan 'mati/redup' masa depan hidupnya. Maka dengan ini kami mengajak dan berpesan pada rekan muda-mudi untuk tidak bergaul seks bebas, demikian juga bagi siapapun untuk tidak berbuat zinah., jika mendambakan hidup sehat, damai sejahtera dan tidak sakit.



[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id



Tuhan Yesus Kristus, dengan sabar Engkau mendampingi kami menata hidup, membebaskan diri dari kejahatan dan keangkuhan dan dengan penuh cinta Engkau menunjukkan jalan menuju pada kehidupan.



Photobucket

Selasa, 10 Februari 2009

Selasa, 10 Februari 2009
Pw. S. Skolastika, Perawan

Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong --- Mzm 10:14b



Doa Renungan
Allah Bapa yang maharahim, melalui sejarah keselamatan Engkau telah menunjukkan betapa besar kemurahan hati-Mu kepada manusia. Beberapa kali manusia berdosa meninggalkan-Mu namun selalu Kauberi kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri, bahkan telah Kauutus Putra-Mu untuk menebus dosa manusia. Bukalah hati kami ya Tuhan, agar kami selalu menyadari kebaikan-Mu. Bentuklah sikap hati untuk mau bertobat dan memperbaiki diri dari segala kecenderungan dosa yang kami miliki. Dengan demikian, hati kami semakin dimurnikan sehingga layak untuk menghadap kemuliaan-Mu dalam kehidupan abadi bersama Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)


"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."


20 Ketika menciptakan alam semesta, berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. 1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 4b Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (Mzm 8:4-5.6-7.8-9/PS 832)
Ref. Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi. atau
Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat.

1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengan
tar Injil
Ref. Alleluya
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)

"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."


1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. 2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. 5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. 8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. 10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--, 12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. 13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Skolastika, perawan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


- Ada orang merasa bangga dan sukses karena dalam tugas pengutusan, jabatan atau kedudukannya telah berhasil membuat banyak peraturan atau kebijakan secara tertulis, sementara itu.mereka sendiri tidak melaksanakan peraturan yang mereka buat dan peraturan itupun tidak operasional. Yang lebih memprihatinkan adalah banyak orang hidup dan bekerja hanya mengikuti keinginan atau kehendak sendiri, mengesampingkan aneka tatanan dan aturan yang terkait, apalagi iman yang diakuinya. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita untuk senantiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh iman, yang antara lain berarti mempersembahkan diri dalam tugas pekerjaan, tanggungjawab, jabatan atau kedudukan sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita dapat meneladan St.Skolastika yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sejak masih kanak-kanak karena dorongan Roh Kudus. Dalam hidup dan bekerja sehari-hari hal itu kiranya dapat kita hayati dalam dan dengan cintakasih kita menghadapi dan memperlakukan segala sesuatu, alias dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh sebagai tanggapan atas cintakasih Allah kepada kita yang lemah dan rapuh ini. Kita harus lebih mengutamakan perintah atau kehendak Allah daripada adat istiadat manusia. Maklum masih ada beberapa orang yang lebih mengutamakan adat isitiadat manusia/suku dari pada perintah Tuhan yang antara lain diterjemahkan ke dalam aneka kebijakan dan peraturan hidup beragama atau beriman, misalnya dalam hal perkawinan atau pemakaman. Kasus-kasus kejahatan yang coba diatasi melalui aturan atau hukum yang dibuat manusia juga sering menjadi bahan permainan/korupsi, harus dibayar mahal dan melelahkan..dan meskipun demikian kasus tak terpecahkan. Kiranya jika dalam kasih pengampunan kita menghadapi dan mengerjakan segala sesuatu maka akan segera berhasil dan hasilnyapun membahagiakan semua orang.


- "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kej 1:26) , demikian berita perihal kisah penciptaan manusia. Masing-masing dari kita adalah 'manusia sebagai gambar atau citra Allah', yang antara lain berarti dalam hidup dan kesibukan dimanapun dan kapanpun diharapkan kita menghadirkan Allah yang hidup dan bekerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, sehingga siapapun yang kita sapa, sentuh berarti menerima sapaan dan sentuhan kasih Allah. Sebagai gambar dan citra Allah kita juga dipanggil untuk menguasai ciptaan-ciptaan lain di bumi ini: aneka binatang, tanaman maupun hasil karya manusia. Maka hendaknya jangan dikuasai oleh ciptaan-ciptaan lain di bumi ini alias menjadikan binatang, tanaman atau hasil karya sebagai berhala-berhala Tanda bahwa orang dikuasai oleh ciptaan-ciptaan lain di bumi tersebut antara lain menjadi gila harta benda/uang, kedudukan dan jabatan, dan jika tiada atau berkurang harta benda/uang, jabatan dan kedudukan menjadi gila. Sebagai gambar dan citra Allah juga berarti suci, maka selayaknya kita senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi melalui dan dalam hidup serta kesibukan kita sehari-hari. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita kuasai dan miliki saat ini adalah anugerah Allah, maka selayaknya kita hayati dan fungsikan sesuai dengan kehendak Allah.

[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id


Photobucket

Senin, 09 Februari 2009

Senin, 09 Februari 2009
Hari Biasa Pekan V


Kej 1:1-19; Mrk 6:51-56

"Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"


"Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh" (Mrk 6:51-56) ,demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Dalam berbagai kegiatan novena dimana dirayakan Perayaan Ekaristi, misalnya di tempat-tempat ziarah kepada Bunda Maria, sering Imam berkeliling sambil menyampaikan berkat Sakramen Maha Kudus. Dalam kesempatan tersebut senantiasa ada orang-orang yang berusaha menjamah atau mencium kasula yang dikenakan Imam yang bersangkutan; mereka percaya jika dapat menjamah atau mencium kasula Imam maka mereka akan sehat dan damai sejahtera. Apa yang terjadi ini rasanya meneladan apa yang terjadi dalam Diri Yesus, dimana "semua orang yang menjamahNya menjadi sembuh". Sehat atau sakit, sembuh dari penyakit memang erat kaitannya dengan iman. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan dengan demikian senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan. Perintah utama dan pertama dari Tuhan adalah saling mengasihi, maka jika kita mengakui diri sebagai orang beriman hendaknya kita senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7), demikian ajaran Paulus perihal kasih. Kiranya jika kita berani dan dapat menghayati keutamaan-keutamaan kasih tersebut maka kita senanitasa pasti dalam keadaan sehat, segar bugar dan damai sejahtera. Mariilah kita sapa, jamah, sentuh dan perlakukan semua orang dalam dan oleh kasih.

- "Allah melihat bahwa semuanya itu baik." (Kej 1:18b), demikian berita tentang karya Penciptaan Allah. Semua yang diciptakan Allah adalah baik, demikian juga semua yang kita kerjakan atau lakukan bersama dan bersatu dengan Allah pasti juga baik adanya. Hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Allah antara lain berarti senantiasa setia dan taat pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita. Masing-masing dari kita ketika baru saja dilahirkan kiranya baik adanya, dan segala sesuatu yang mencederai diri kita yang baik kiranya berasal dari manusia yang kurang atau tidak beriman atau tidak setia dan taat pada janji-janji yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusannya. Jika kita jujur melihat dan mawas diri kiranya kita akan menemukan diri kita tidak sebaik seperti baru saja dilahirkan, melainkan telah terjadi aneka cacat dan cela yang melukai atau mecederai hidup kita. Dengan kata lain masing-masing dari kita dalam keadaan sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Maka marilah kita dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan berusaha untuk 'menjamahNya', agar kita sembuh dari berbagai macam penyakit yang sedang kita alami. Pertama-tama marilah 'penajamahan' tersebut kita hayati dengan melihat dan mencermati diri sendiri: bagian/anggota tubuh mana yang sedang sakit/tidak sehat, sifat atau watak macam apa yang tidak baik/tidak sehat, cara hidup dan cara bertindak mana yang tidak baik, dst.. Jika melihat bagian yang sakit hendaknya pertama-tama diakui dan dihayati dan kemudian mohon bantuan penyembuhan kepada Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita yang kita percayai dapat membantu penyembuhan. Biarlah pada waktunya kita juga dapat berkata "Aku melihat bahwa semuanya baik' : tidak ada lagi cacat cela, luka, atau penyakit yang ada dalam diri kita sendiri maupun kebersamaan hidup dan kerja kita.


[Ignatius Sumarya, SJ]

"Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain.. yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya. Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung" (Mzm 104:1-2a.5-6)





Photobucket

Bacaan Harian

Bacaan Harian
09 - 15 Februari 2009


09.Senin....,Hari Biasa Pekan V
...................Kej 1:1-19; Mzm 104;1-2a.5-6.10.12.35c; Mrk 6:53-56
10.Selasa..,Pw. S. Skolastika
..................Kej 1:20-2:4a; Mzm 8:4-5.6-7.8-9; Mrk 7:1-13
11.Rabu.....,Hari Orang Sakit Sedunia
..................Kej 2:4b-9.15-17; Mzm 104:1-2a.27-28.29bc; Mrk 7:14-23
12.Kamis...,Hari Biasa Pekan V
..................Kej 2:18-25; Mzm 128:1-2.3.4-5; Mrk 7:24-30
13.Jumat...,Hari Biasa Pekan V
..................Kej 3:1-8; Mzm 32:1-2.5.6.7; Mrk 7:31-37
14.Sabtu...,Pw. S. Sirilus dan Metodius
..................Kej 3:9-24; Mzm 90:.3-4.5-6.12-13; Mrk 8:1-10
15.Minggu..,HARI MINGGU BIASA VI
..................Im 13:1-2.5-46;Mzm 32:1-2.5.11;1 Kor 10:31-11:1;Mrk 1:40-45


Photobucket

Sabtu, 07 Februari 2009

Catatan: Renungan Minggu, 08 Februari 2009 berada di bawah post Sabtu, 07 Februari 2009. Mohon maaf atas tidak kenyamanannya.


Sabtu, 07 Februari 2009
Hari Biasa Pekan IV


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahabaik, kami telah Kaupanggil untuk bersatu dengan Dikau dan dengan sesama kami satu sama lain. Itulah pula yang menjadi cita-cita kami. Teguhkanlah kami, agar kami tetap setia pada panggilan kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (13:15-17.20-21)

"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."

15 Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. 16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. 17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. 18 Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. 20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, 21 kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat
(23:1.3a.4b.5.6)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4.Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)

"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."

30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. 32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. 34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


- Cari pekerjaan atau cari uang? Berlomba merebut kedudukan dan jabatan untuk melayani atau menguasai? Hendak belajar atau cari nilai?, Dst.. Sikap mental materialistis dan bisnis yang menjiwai hampir di semua bidang kehidupan bersama masa kini rasanya telah menjungkir-balikkan banyak hal, antara lain: karya-karya sosial, keagamaan, pendidikan dst. berubah menjadi karya bisnis. Apa yang terjadi masa kini rasanya merupakan buah karya pendidikan dimana entah para pengelola sekolah, guru maupun peserta didik lebih mengusahakan dan mengutamakan keunggulan 'nilai/angka' alias kecerdasan intelektual daripada kecerdasan spiritual. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari", demikian pesan atau sabda Yesus. Pesan atau sabda ini dapat kita laksanakan atau wujudkan dengan bekerja baik bukan hanya cari uang, melayani bukan menguasai, belajar bukan cari nilai, dst.. Maka kepada para pelajar atau mahasiwa kami ingatkan dan ajak untuk belajar sebaik mungkin, sehingga terampil dalam belajar, kepada pekerja hendaknya bekerja sebaik mungkin sehingga terampil bekerja, kepada para pejabat hendaknya melayani sebaik mungkin bukan menguasai, dst.. Semangat atau jiwa ramah dan lemah lembut serta gembira hendaknya dihayati oleh para dokter dan tenaga medis di rumah sakit dalam melaksanakan tugas pekerjaan dan pengutusannya. Para pengelola sekolah, guru maupun para peserta didik hendaknya lebih mengusahakan dan mengutamakan agar para peserta didik tumbuh berkembanng menjadi manusia yang baik, yang berbudi pekerti luhur. Tidak ketinggalan kami ingatkan para orangtua maupun penentu kebijakan hidup bersama hendaknya mengutamakan pendidikan dan pembinaan anak-anak atau generasi muda.

- "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah" (Ibr 13:15-16). "Janganlah lupa berbuat baik dan memberi bantuan", inilah yang harus kita hayati atau laksanakan dalam hidup dan tugas pekerjaan setiap hari. Jika kita jujur dan terbuka mawas diri rasanya kita semua telah menerima kabaikan dan bantuan melimpah ruah dari orang lain sebagai perwujudan kasih mereka kepada kita. Begitu banyak orang telah mempersembahkan diri/korban bagi hidup dan kebahagiaan kita, sehingga kita dapat hidup, tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini. Maka selayaknya kita bersyukur dan berterima kasih atas semuanya itu dan mewujudkan syukur dan terima kasih dengan berbuat baik dan memberi bantuan kepada orang lain; dengan demikian hidup bersama akan ditandai atau diwarnai dengan saling berbuat baik dan saling membantu atau bergotong-royong. Maka baiklah sebagai warganegara Indonesia marilah dengan bergotong-royong kita wujudkan sila kelima dari Panca Sila ini: "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Sekali lagi kami ingatkan dan ajak para pengusaha dan penentu kebijakan hidup bernegara dan berbangsa untuk senantiasa berpihak pada dan bersama dengan rakyat, lebih-lebih mereka yang miskin dan berkekurangan; jauhkan aneka bentuk keserakahan dan hidup berfoya-foya atau memperkaya diri sendiri. Ingat bahwa kekayaan yang anda miliki dan kuasai saat ini adalah berasal dari rakyat, maka selayaknya dikembalikan kepada rakyat. Salah satu tanda kesuksesan atau keberhasilan pemerintahan antara lain kesejahteraan dan kebahagiaan semua warganegara.

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mzm 23:1-4)
Photobucket

Minggu, 08 Februari 2009

Minggu, 08 Februari 2009
Hari Minggu Biasa V

.... aku mendengar suara Tuhan berkata, "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku, "Ini aku, utuslah aku!" --- Yes 6:8


Doa Renungan
Allah Bapa yang maha penyayang, Engkau tidak tampak, namun Engkau dekat sekali dengan kami dalam diri Yesus, Putra Manusia. Berilah kami kepercayaan mantap pada suara panggilan-Mu, agar kami dapat hidup rukun dan damai dengan sesama kam; putera dan puteri-Mu se Bapa. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ayub (7:1-4.6-7)


"Aku dicekam kegelisahan sampai dini hari."

1 Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya, "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? 2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, 3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan. 4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari. 5 Berenga dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras, lalu pecah. 6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan. 7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 817
Ref. Tuhan menyembuhkan orang yang patah hati.
Ayat (Mzm 147:1-2.3-4.5-6)
1. Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
2. Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
3. Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:16-19.22-23)


"Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."

Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab hal itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang akau berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, maka pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sebab sekalipun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang lemah aku menjadi seperti orang lemah supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala-galanya itu aku lakukan demi Injil, agar aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)

"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."

29 Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. 31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. 32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. 34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. 35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. 36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; 37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." 39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

BERITA YANG BIKIN LEGA
Mrk 1:29-39 mengisahkan kegiatan Yesus sehabis mengajar dan mengusir roh dari orang yang kerasukan pada pagi hari yang sama (Mrk 1:21-28). Sore hari itu, di rumah Simon dan Andreas, ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang menderita demam. Petang harinya, ia sibuk menyembuhkan orang-orang lain dari penyakit dan kerasukan setan. Keesokan harinya, pagi-pagi buta, ia pergi berdoa di tempat terpencil. Ketika Simon dkk. menemukannya dan mengatakan bahwa banyak orang mencarinya, Yesus malah mengajak mereka pergi ke kota-kota di sekitarnya untuk "mewartakan Injil" - maksudnya membawakan berita yang bakal membuat orang merasa lega. Untuk itulah ia datang, kata Yesus sendiri.


Markus sengaja menaruh kegiatan Yesus dalam kerangka siang hari, sore, petang, dan pagi hari esoknya. (Kerangka ini diikuti dalam Luk 4:31-44; Matius tidak memakainya.) Irama kehidupan itu mengikuti irama alam, khususnya matahari. Dalam masyarakat dulu, kegiatan mencari nafkah selesai pada saat matahari terbenam. Setelah itu, di lingkungan orang Yahudi saleh, waktu petang dan malam dipakai untuk mendalami Taurat, membaca kehidupan lewat teks-teks sakral. Pada hari Sabat, pendalaman Taurat seperti ini dijalankan sepanjang hari. Kita catat, Markus menampilkan kegiatan Yesus kali ini pada hari Sabat: pagi mulai mengajar di sinagoga menerangkan Taurat. Dan terang Taurat yang dibawakannya itu menyingkirkan roh jahat yang merasuki orang yang waktu itu ada di sana (Mrk 1:21-28). Markus hendak menunjukkan bahwa penyembuhan yang dilakukan Yesus itu terjadi dalam rangka pendalaman Sabda bagi orang banyak. Yesus bukan orang yang mau melawan lembaga kekudusan Sabat. Ia malah membuat hari itu semakin luhur! Kita perhatikan bahwa Yesus juga tidak mengangkat bangun ibu mertua Simon. Ia memegang tangannya dan itu cukup untuk membuat demamnya lenyap.
RASANYA...GRENG!

TANYA: Bu, tolong ceritakan sendiri pengalaman sore itu.

JAWAB: Kan sudah ditulis oleh Mark, juga diceritakan kembali Matt dan Luc.

TANYA: Bagaimana keadaan ibu waktu itu?

JAWAB: Demam. Sudah beberapa hari terbaring. Siap mati. Eh, tahu-tahu ada orang yang memegang tangan saya!

TANYA: Menurut Mark (Mrk 1:31), sambil memegang tangan ibu, Yesus "membangunkan" ibu dan saat itu juga demam hilang. Apa beliau menyuruh bangun, atau malah mengangkat dan mendudukkan? Soalnya, Matt (Mat 8:15) dan Luc (Luk 4:39) tidak mengatakan Yesus membangunkan. Mereka bilang ibu "bangun", itu saja.

JAWAB: Kok aneh-aneh tanyanya! Sang Guru dari Nazaret yang didatangkan menantu saya itu hanya memegangi tangan saya. Wah, nak, rasanya... greng! Ada kekuatan yang masuk mengusir demam itu keluar. Luc tentunya juga tahu meski ia tidak ikut mengatakan Yesus memegangi tangan saya.

TANYA [rada geli]: Omong-omong, "greng" yang ibu sebut tadi apa sih?

JAWAB: Eh, nganggap nenek bikin-bikin! Ndak ingat cerita Mrk 5:30? Yesus merasa ada tenaga keluar dari dirinya - "greng" tadi - ketika ujung jubahnya dipegang oleh perempuan yang menderita pendarahan kronik 12 tahun? Lihat Luk 8:46 sekalian dah!

TANYA: Tanpa mengguncang-guncang badan ibu? Jadi yang disebut Matt dan Luc itu ya benar. Demam lantas pergi dan ibu bangun sendiri.
JAWAB: Benar!

TANYA [kepada seorang ahli tafsir]: Yesus tidak mengangkat ibu itu dari posisi tidur. Tapi kok Mark memakai ungkapan "membangunkan"? Matt dan Luc tidak menyebutnya. Perkara kata, tapi bikin penasaran nih.

AHLI: Dalam kisah-kisah penyembuhan waktu itu, ungkapan "membangunkan" memang biasa dipakai dengan arti menyembuhkan, tidak dalam arti harfiah mengangkat. Mark memakainya dalam arti luas ini.

TANYA [kepada ibu mertua Simon lagi]: Sesudah sembuh, ibu lalu "melayani mereka". Apa yang ibu lakukan?

JAWAB: Menyiapkan makan bagi Yesus dan murid-muridnya. Sudah menjelang petang, saat orang makan.

TANYA [kepada ahli tafsir]: Mark dan Luc menyebutkan ibu mertua Simon "melayani mereka", tapi Matt menulis "melayani dia", maksudnya Yesus. Apa perbedaan ini penting?

AHLI: Matt hendak memusatkan pandangan kepada Yesus, sedangkan Mark menceritakan kejadiannya secara umum. Begitu pula Luc.

TANYA: Masih ada satu soal. Luc mencatat, Yesus "membentak pergi" demam itu, begitu dalam teks Yunaninya. Mark dan Matt tidak sejelas itu. Bisa dikomentari perbedaan ini?

AHLI [tersenyum]: Itu cara Luc mengatakan Yesus kini bertindak dengan wibawa ilahi untuk mengeluarkan demam. Luc juga mau menunjuk pada hubungan penyakit dengan kekuatan jahat. Orang-orang waktu mungkin menduga ibu mertua Simon itu tentunya dikerjain orang, kena guna-guna. Dalam Injil, penyembuhan dan pengusiran kekuatan jahat kerap ditampilkan sebagai dua sisi dari satu mata uang. Ini kunci memahami kisah penyembuhan.

MEMBUNGKAM SETAN-SETAN
Setelah menyembuhkan ibu mertua Simon, Yesus dijamu di rumah itu bersama para muridnya. Sementara itu berdatanganlah penduduk ingin menemui Yesus. Petang itu ia menyembuhkan orang dari penyakit dan kerasukan setan. Dalam ay. 34 dikatakan bahwa Yesus tidak memperbolehkan setan-setan berbicara. Alasannya, mereka mengenal Dia.

Tulisan Markus ini seperti teka-teki. Setan-setan itu tahu betul siapa Yesus. Mereka dapat menyuarakan pengetahuan mereka, seperti halnya roh jahat yang merasuki orang yang pada pagi hari itu berada sinagoga.

Tapi di situ Yesus membentak diam roh tadi. Kini ia juga membungkam setan-setan.

Mengapa Yesus tidak membiarkan mereka memperdengarkan kata-kata mereka mengenai dia?

Kan yang dikatakan tidak salah. Di sinagoga pagi itu roh jahat mengatakan Yesus itu Yang Kudus dari Allah. Benar.

Kenapa tak boleh?

Di satu pihak kekuatan-kekuatan jahat memang tahu betul siapa Yesus itu. Di lain pihak mereka memakai pengetahuan itu bukan untuk meluruskan hidup orang, tapi untuk mengacaukan dan malah untuk menyesatkan. Mereka mulai dengan membisikkan pengetahuan yang benar, tapi pelan-pelan mereka membuat hati orang tertutup pada hal-hal baru yang dibawakan Yesus. Simon Petrus sendiri nanti akan terbawa ke sana dan ia dibentak diam oleh Yesus (Mrk 8:33 Mat 16:23). Yesus hanya akan dipandang sebagai penyembuh dari penyakit dan kerasukan, sebagai guru bijaksana, sebagai orang yang mempesona. Ia menjadi pusat perhatian. Lama kelamaan Injil yang dibawakannya akan dikaburkan oleh ketenarannya dirinya. Inilah yang dimaui oleh roh-roh jahat tadi. Mereka mau memisahkan Yesus dari warta yang dibawakannya. Bila terjadi, Yesus akan menjadi lemah kendati di mata orang ia tampak sukses. Kekuatannya bakal pudar karena ia tidak lagi membawakan Injilnya sendiri, tetapi jadi takabur dan membiarkan diri dipandang sebagai orang besar, tidak lagi menunjukkan kebesaran Kerajaan Bapanya!

BERDOA DI TEMPAT SUNYI
Orang-orang menunggu Yesus semalaman. Pada pagi hari berikutnya makin banyak orang lagi berkumpul dan mencari dia. Tetapi Yesus sudah lebih dahulu keluar pergi berdoa di sebuah tempat terpencil. Ia kiranya tahu betul betapa besar godaan yang kini mengiringi semua tindakan baiknya. Ia tahu tak akan dapat terus tanpa kekuatan dari atas sana. Begitulah ia menjauh dari orang banyak mencari tempat sunyi dan membiarkan diri dibimbing roh yang sejak baptisannya turun ke atasnya. Yesus mencari keheningan agar semakin mampu melihat kehadiran ilahi di dalam kehidupannya. Inilah yang membuatnya tahan menjalankan perutusannya. Inilah yang membuatnya ditakuti kekuatan-kekuatan jahat.

Apa arti pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap? Mark itu pencerita ulung. Beberapa hal sengaja tak disebut jelas tetapi malah membuat pembaca menemukannya sendiri. Tentunya selama berdoa pagi-pagi benar itu Yesus memandangi fajar menyingsing, melihat matahari mulai menyingkirkan kegelapan. Mark mau mengajak pembaca sampai ke gagasan ini. Yesus saat itu membaca gerak alam, dan itulah doanya. Ia melihat Dia yang memberinya kekuatan bagaikan matahari yang mulai bersinar mengusir kekelaman, perlahan-lahan, tetapi pasti. Bagi Yesus, meluangkan diri mengikuti gerak gerik Yang Ilahi itu mutlak. Gerak gerik yang memberi kelegaan. Itu sumber kekuatannya. Dan kekuatan ini juga bisa diteruskannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Di mana saja.

Kendala bagi pewarta kedatangan Yesus ialah mengajarkan tentang dia tanpa menerimanya dengan tulus. Akan seperti roh jahat yang menyuarakan pelbagai kebenaran mengenai siapa Yesus tapi tidak menghayatinya. Roh jahat tidak bisa menerima kehadirannya. Karena itu kata-kata mereka kosong. Tak ada bobotnya. Karena itu pewartaan yang tak disertai keakraban dengan yang diwartakan tidak akan memperkaya batin orang. Malah bisa membebani.

Ketika murid-muridnya mendapati dia dan memintanya menemui orang-orang yang sudah menunggu, Yesus malah mengajak para murid pergi ke tempat lain, agar di sana pun Injil diberitakan, agar di tempat-tempat itu pun orang boleh ikut merasa lega. Seperti matahari yang bersinar ke mana-mana, begitulah ia merasa perlu pergi ke tempat-tempat lain membawakan Kabar Gembira, dan mengusir setan, mulai pagi hari setelah Sabat. Seperti pagi hari kebangkitannya nanti!

DARI BACAAN KEDUA: 1Kor 9:16-19;22-23

Dalam 1Kor 9 Paulus berbicara mengenai "kebebasan"-nya. Ia tidak ingin dianggap "rasul" di sebuah komunitas yang menopang hidupnya dan dengan demikian terikat hanya pada lingkungan itu. Ia menegaskan ia ingin bebas mewartakan Injil tanpa terikat pesan sponsor, tanpa terarah kebutuhan tertentu. Pusat perhatiannya ialah pada kabar gembira yang telah dialaminya sendiri dan kini ia sampaikan ke pelbagai orang dengan cara yang berbeda-beda. Ia ingin berbagi pengalaman batin tadi dengan siapa saja, baik yang terbiasa dengan gagasan-gagasan agama Yahudi maupun dengan orang-orang yang berlatarbelakang lain. Inilah yang hendak disampaikannya.

Menarik dicamkan, yang mendorong Paulus untuk mewartakan Injil bukanlah keinginannya untuk mempertobatkan orang, melainkan untuk berbagi pengalaman batin. Pengalaman ini membuatnya tahu apa itu "selamat", yakni merasa disapa Tuhan, merasa enak berada di dekatNya. Menjadi lega. Inilah yang hendak dibawakannya kepada banyak orang. Kesaksiannya tidak diukurnya dengan upah yang diterima dari orang-orang yang mendengarkannya. Ukuran yang dipegangnya ialah kenyataan kabar gembira itu sendiri, artinya, bila ia baru puas bila memang berhasil membuat orang bisa ikut menikmati kelegaan batin, menemukan jalan penyelamatan.

Kesaksian Paulus mengajak orang berpikir lebih jauh.

Apa itu mewartakan Injil? Apa intinya?

Paulus menunjukkan bahwa mewartakan Injil ialah menginsyafi bagaimana Tuhan memang mau mendatangi manusia dan menjadikannya semakin utuh. Inilah yang membuat batin lega.


Salam hangat,
A. Gianto



Doa Renungan
Allah Bapa kami yang maha penyayang, kami bersyukur karena Engkau selalu menghidupi kami dengan sabda dan Roh-Mu. Jadikanlah kami semakin menyerupai Dia yang membebaskan kami, ialah Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.





Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy