Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
CARI RENUNGAN
Sabtu, 14 Februari 2009
Pw. St. Sirilus, Pertapa dan St. Metodius, Uskup
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."
9 Pada suatu hari, di Taman Eden, TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" 10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." 11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" 12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." 13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. 15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." 17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." 20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. 21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. 22 Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. 24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
(Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi?- dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
"Mereka semua makan sampai kenyang."
1 Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:2 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. 3 Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." 4 Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"5 Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." 6 Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. 7 Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. 8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.9 Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. 10 Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Sekarang ada trend yang terkait dengan teologi kemakmuran. Apa maksudnya? Teologi Kemakmuran atau Doktrin Kemakmuran- yang kadang-kadang disebut pula Teologi Sukses adalah doktrin yang mengajarkan bahwa kemakmuran dan sukses dalam bidang bisnis adalah tanda-tanda eksternal bahwa yang bersangkutan dikasihi Allah. Ini diperoleh sebagai suatu takdir atau diberikan sebagai ganjaran untuk doa atau jasa-jasa baik yang dilakukan orang tersebut. Jelas ini tidak “katolik”. Dalam terang bacaan pertama dan juga Injil hari ini, susah payahmu hidup adalah akibat dosa yang harus kita pikul sebagai “salib kehidupan”. Dan, ketika kita boleh mengalami sukses, bukan pertama-tama kita lalu bersyurkur seraya mengatakan, “… Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku” (Lukas 18:11-12). Sukses kita bukan merupakan bukti bahwa Allah di pihak kita, karena kita lebih setia dibandingkan orang lain.
Bukankah Ayub pernah mengalami kedua-duanya; pernah sukses dan juga pernah gagal? Dan Yesus sendiri mau menderita menjadi miskin dan bahkan mau menderita sengsara demi keselamatan umat manusia. Hanya ada satu kata untuk kita cerna dan kita praktikkan, yaitu dalam segal suka maupun duka - dalam untung maupun malang - Allah tetap setia dengan semangat solidaritas atau kesetiakawanan yang tidak mengenal batas. Melalui Gereja-Nya, Dia tetap mau memberikan hati-Nya tergerak oleh belas kasihan pada kita semua yang menderita karena dosa.
Tuhan Yesus, terima kasih atas keberpihakan-Mu pada diriku, orang berdosa ini. Ajarilah aku untuk menggunakan segala suksesku, bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk berbagi dengan sesama yang menderita didalam semangat solidaritas yang tidak mengenal batas. Amin.
Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian
Jumat, 13 Februari 2009
Hari Biasa Pekan V
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. --- 1Yoh 4:18
Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, Engkau mempercayakan warta perdamaian pada para murid-Mu, agar dunia hidup dalam damai-Mu. Kami percaya, sabda-Mu menghidupkan yang mati, menyegarkan yang letih-lesu, dan membangkitkan pengharapan bagi yang putus asa. Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
1 Ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" 2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." 6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
(Mzm 32:1-2.5.6.7)
1. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi; Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku". Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."
31 Pada waktu Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! 35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Mungkin pernah mendengar atau membaca istilah “materialisme intelektual”. Yaitu suatu kerakusan untuk ingin tahu sampai menjadi seperti ensiklopedia berjalan, tetapi orang yang bersangkutan pada dasarnya tidak terbiasa menggunakan daya kemampuan intelektualnya untuk berpikir guna menyempurnakan hidup ini. Dia tidak pintar, tetapi tahu banyak; dia membaca apa saja, tetapi tidak semakin bijaksana; gelar studi yang dicapainya - baik yang dipasang di depan maupun di belakang namanya-sungguh menimbulkan decak kagum. Namun, prestasi intelektualnya tidak sebanding dengan “input” yang diserap sepanjang hidup. Sayang, bukan? Lebih sayang lagi, kalau dia juga tidak terampil menggunakan tangan dan kaki.
Nah, salah satu yang ditawarkan oleh si penggoda dalam bacaan pertama adalah, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Mau menyamai Allah; mau menjadi seperti Dia; mau tahu semuanya atau menjadi sok tahu bahwa dengan butir hukum ini atau itu, kehendakNya mutlak tidak tersangkal lagi. Hal ini merupakan dosa melawan kerendahan hati. Sampai kapanpun, kita ini adalah subordinat dari Dia yang serba maha…. dan jangan dibalik sampai meniadakan keberadaan Allah sendiri, seakan-akan Allah adalah ciptaan manusia yang daya kemampuan intelektualnya jalang, liar, dan melayang-layang tapa tahu batasannya.
Ya Allah Bapa, terima kasih karna melalui Putra-Mu, Yesus, Engkau telah menyadarkanku bahwa aku ini anakMu, ciptaanMU, serta aku ini berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. Terima kasih atas segala daya kemampuan yang Engkau bagikan kepadaku. Juga sadarkanlah aku agar tetap rendah hati. Amin.
[Ziarah Batin, Renungan dan Catatan Harian]
Kamis, 12 Februari 2009
Hari Biasa Pekan V
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan dan berikanlah kepada kami keselamatan daripada-Mu! --- Mzm 85:8
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:18-25)
"Tuhan membawa Hawa kepada Adam, dan keduanya menjadi satu daging."
18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan
(Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:24-30)
"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
24 Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. 27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." 29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Manusia adalah makhluk sosial. Seorang filsuf eksistensial Perancis, Gabriel Honore Marcel (1889-1973) menandaskan bahwa kita menemukan diri dalam kondisi tak terelakkan, yakni “ada bersama…”.
“Aku” menemukan diri dalam kebersamaan dengan “kamu”: dan “aku dan kamu” menemukan diri dalam keberadan “kita”: dalam “kita”, kita menemukan diri dalam “kita yang manusia ini dan kita yang bukan manusia”. Ini adalah fakta yang tidak dapat dielakkan. Nah, memoles kebersamaan gerejawi dan sekaligus manusiawi, khusunya dalam kerangka berbangsa dan bernegara Indonesia yang “Bhineka Tunggal Ika” ini, tidaklah lepas dari keberanian menerima fakta mendasar yang disebut “ada bersama…”. Meniadakan yang lain seakan tidak ada, dan bahkan tidak termasuk kita, dan bumi dengan segala isinya. Yesus tidak bisa menghindari perjumpaan dengan seorang wanita Yunani berkebangsaan Siro-Fenesia, yang de fakto bukan Yahudi, yang juga sangat rindu akan keselamatan seperti manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, sebagai Allah yang telah menjadi manusia, Dia ada untuk semua orang, untuk semua ciptaan - tanpa terkecuali. Dalam Yesus tidak ada lagi Yahudi, Yunani, orang bebas, dan budak belian. Dalam Dia, kita adalah saudara.
Ya Tuhan Yesus, semoga aku semakin menjadi seperti Engkau, yakni menerima semua orang seperti Engkau sendiri telah dan selalu melakukannya. Amin
Ziarah Batin 2009 [Renungan dan Catatan Harian]
Requiescat In Pace
Allah Bapa, Tuhan Penguasa kehidupan dan kematian, telah memanggil kembali ke pangkuan-Nya
R.P. ROBERTUS HARDAWIRYANA, S.J.
Lahir, Ambarawa, 11 April 1926
Wafat, Girisonta, 10 Februari 2009 pukul 17.00 WIB
Beliau adalah Teolog pendamping KWI sejak tahun 1970 - 1999
Kita doakan bagi kesejahteraan jiwanya dan dapat tempat yang layak disisi-Nya.
Rabu, 11 Februari 2009
Hari Biasa Pekan V
Hari Orang Sakit Sedunia
Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! (Markus 7:16)
Doa Renungan
Allah Bapa yang penuh kasih, ingatkanlah jika kami menyeleweng dari harapan Yesus Putra-Mu, kami akui bahwa sering kami menjadi begitu egois, begitu perasa dan cengeng. Itupun kami gunakan sebagai dalih untuk menutupi cacat dan kelemahan kami di hadapan sesama. Demi kasih-Mu yang besar, ampunilah kami, dan jagailah supaya kami tidak jatuh dalam kerapuhan dan cacat-cela kami. Tuhan dengarkanlah seruan yang kami sampaikan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:4b-9.15-17)
"Tuhan Allah mengambil manusia dan menempatkannya di Taman Eden."
4b Ketika Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit, --5 belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- 7 ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.8 Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. 9Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. 15 Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 16 Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan (Mzm 104:1-2.27-28.29b-30)
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
3. Apabila Engkau mengambil roh mereka matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)
"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
14 Pada suatu hari Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." 16 (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) 17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. 18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. 20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan. 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan 'Hari Orang Sakit Sedunia' hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Apa yang keluar dari hati orang yaitu "segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan", itulah yang membuat orang tidak sehat alias sakit, entah orang yang bersangkutan maupun mereka yang kena dampak dari kebejatan moralnya. Sebagai contoh orang sakit jiwa: ada orang menjadi pasien sakit jiwa karena kebejatan moral saudara-saudarinya atau mereka yang dekat dengannya, yang hidup bersama dengannya. Dengan kata lain sebenarnya yang telah menderita sakit duluan adalah mereka yang merasa sehat fisik, tetapi sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi. Maka dalam rangka mengenangkan 'Hari Orang Sakit Sedunia' ini marilah kita mawas diri: apakah kita sedang sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Sakit tubuh atau phisik mungkin lebih mudah dirasakan atau dilihat tetapi penyakit lainnya lebih sulit dirasakan namun dapat dilihat melalui cara hidup atau cara bertindaknya, yaitu berupa bentuk kebejatan moral seperti disampaikan dalam Warta Gembira hari ini. Apakah kita berpikir jahat, cabul, mencuri, membunuh, berzinah, serakah, licik, iri hati, hujat, sombong dan bebal? Jika kita mederita sakit itu marilah berobat dan bertobat. Menyadari dan menghayati diri sebagai yang sedang sakit merupakan awal yang baik dan indah untuk proses penyembuhan atau pertobatan. Bukankah setiap kali berpartisipasi dalam ibadat Sabda atau Perayaan Ekaristi kita senantiasa mengawali bersama-sama dengan mengakui kelemahan dan dosa-dosa kita, antara lain dengan berdoa: "Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian"?. Semoga pengakuan ini tidak hanya menjadi manis di mulut tetapi sungguh manis juga di hati, jiwa, akal budi dan tindakan.
- "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kej 2:16-17), demikian perintah Allah kepada kita semua manusia. Pohon pengetahuan merupakan mitologi. Dalam kisah kitab Kejadian kita tahu bahwa ketika manusia mencoba makan pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu, mereka menjadi saling telanjang dan malu. Telanjang di sini kiranya dapat difahami secara harafiah tetapi juga suatu perumpamaan, yaitu berarti jujur dan terbuka. Rasanya banyak orang pada masa kini malu untuk bertindak jujur; demikian juga karena dosa-dosanya ketika melihat orang telanjang bulat atau setengah telanjang kemudian berpikiran jahat. Jika orang hidup dan bertindak jujur dimanapun dan kapanpun kiranya tidak akan menjadi malu ketika dalam keadaan telanjang. Dalam rumor atau percakapan rekreatif sehari-hari sering pohon pengetahuan tersebut dikaitkan dengan seks atau alat kelamin, maka larangan untuk makan pohon pengetahuan dapat berarti jangan menikmati seks atau berhubungan seks sebelum menjadi suami-isteri atau berzinah. Pengalaman menunjukkan mereka yang melanggar perintah Allah ini yaitu pergaulan seks bebas yang berakit dengan kehamilan dapat dikatakan 'mati/redup' masa depan hidupnya. Maka dengan ini kami mengajak dan berpesan pada rekan muda-mudi untuk tidak bergaul seks bebas, demikian juga bagi siapapun untuk tidak berbuat zinah., jika mendambakan hidup sehat, damai sejahtera dan tidak sakit.
[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id
Tuhan Yesus Kristus, dengan sabar Engkau mendampingi kami menata hidup, membebaskan diri dari kejahatan dan keangkuhan dan dengan penuh cinta Engkau menunjukkan jalan menuju pada kehidupan.
Selasa, 10 Februari 2009
Pw. S. Skolastika, Perawan
Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong --- Mzm 10:14b
Doa Renungan
Allah Bapa yang maharahim, melalui sejarah keselamatan Engkau telah menunjukkan betapa besar kemurahan hati-Mu kepada manusia. Beberapa kali manusia berdosa meninggalkan-Mu namun selalu Kauberi kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri, bahkan telah Kauutus Putra-Mu untuk menebus dosa manusia. Bukalah hati kami ya Tuhan, agar kami selalu menyadari kebaikan-Mu. Bentuklah sikap hati untuk mau bertobat dan memperbaiki diri dari segala kecenderungan dosa yang kami miliki. Dengan demikian, hati kami semakin dimurnikan sehingga layak untuk menghadap kemuliaan-Mu dalam kehidupan abadi bersama Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)
"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."
20 Ketika menciptakan alam semesta, berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. 1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 4b Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan (Mzm 8:4-5.6-7.8-9/PS 832)
Ref. Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi. atau
Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat.
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. 2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. 5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. 8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. 10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--, 12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. 13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Skolastika, perawan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Ada orang merasa bangga dan sukses karena dalam tugas pengutusan, jabatan atau kedudukannya telah berhasil membuat banyak peraturan atau kebijakan secara tertulis, sementara itu.mereka sendiri tidak melaksanakan peraturan yang mereka buat dan peraturan itupun tidak operasional. Yang lebih memprihatinkan adalah banyak orang hidup dan bekerja hanya mengikuti keinginan atau kehendak sendiri, mengesampingkan aneka tatanan dan aturan yang terkait, apalagi iman yang diakuinya. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita untuk senantiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh iman, yang antara lain berarti mempersembahkan diri dalam tugas pekerjaan, tanggungjawab, jabatan atau kedudukan sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita dapat meneladan St.Skolastika yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sejak masih kanak-kanak karena dorongan Roh Kudus. Dalam hidup dan bekerja sehari-hari hal itu kiranya dapat kita hayati dalam dan dengan cintakasih kita menghadapi dan memperlakukan segala sesuatu, alias dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh sebagai tanggapan atas cintakasih Allah kepada kita yang lemah dan rapuh ini. Kita harus lebih mengutamakan perintah atau kehendak Allah daripada adat istiadat manusia. Maklum masih ada beberapa orang yang lebih mengutamakan adat isitiadat manusia/suku dari pada perintah Tuhan yang antara lain diterjemahkan ke dalam aneka kebijakan dan peraturan hidup beragama atau beriman, misalnya dalam hal perkawinan atau pemakaman. Kasus-kasus kejahatan yang coba diatasi melalui aturan atau hukum yang dibuat manusia juga sering menjadi bahan permainan/korupsi, harus dibayar mahal dan melelahkan..dan meskipun demikian kasus tak terpecahkan. Kiranya jika dalam kasih pengampunan kita menghadapi dan mengerjakan segala sesuatu maka akan segera berhasil dan hasilnyapun membahagiakan semua orang.
- "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kej 1:26) , demikian berita perihal kisah penciptaan manusia. Masing-masing dari kita adalah 'manusia sebagai gambar atau citra Allah', yang antara lain berarti dalam hidup dan kesibukan dimanapun dan kapanpun diharapkan kita menghadirkan Allah yang hidup dan bekerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, sehingga siapapun yang kita sapa, sentuh berarti menerima sapaan dan sentuhan kasih Allah. Sebagai gambar dan citra Allah kita juga dipanggil untuk menguasai ciptaan-ciptaan lain di bumi ini: aneka binatang, tanaman maupun hasil karya manusia. Maka hendaknya jangan dikuasai oleh ciptaan-ciptaan lain di bumi ini alias menjadikan binatang, tanaman atau hasil karya sebagai berhala-berhala Tanda bahwa orang dikuasai oleh ciptaan-ciptaan lain di bumi tersebut antara lain menjadi gila harta benda/uang, kedudukan dan jabatan, dan jika tiada atau berkurang harta benda/uang, jabatan dan kedudukan menjadi gila. Sebagai gambar dan citra Allah juga berarti suci, maka selayaknya kita senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi melalui dan dalam hidup serta kesibukan kita sehari-hari. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita kuasai dan miliki saat ini adalah anugerah Allah, maka selayaknya kita hayati dan fungsikan sesuai dengan kehendak Allah.
[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id
Senin, 09 Februari 2009
Hari Biasa Pekan V
Kej 1:1-19; Mrk 6:51-56
"Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"
"Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh" (Mrk 6:51-56) ,demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Dalam berbagai kegiatan novena dimana dirayakan Perayaan Ekaristi, misalnya di tempat-tempat ziarah kepada Bunda Maria, sering Imam berkeliling sambil menyampaikan berkat Sakramen Maha Kudus. Dalam kesempatan tersebut senantiasa ada orang-orang yang berusaha menjamah atau mencium kasula yang dikenakan Imam yang bersangkutan; mereka percaya jika dapat menjamah atau mencium kasula Imam maka mereka akan sehat dan damai sejahtera. Apa yang terjadi ini rasanya meneladan apa yang terjadi dalam Diri Yesus, dimana "semua orang yang menjamahNya menjadi sembuh". Sehat atau sakit, sembuh dari penyakit memang erat kaitannya dengan iman. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan dengan demikian senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan. Perintah utama dan pertama dari Tuhan adalah saling mengasihi, maka jika kita mengakui diri sebagai orang beriman hendaknya kita senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7), demikian ajaran Paulus perihal kasih. Kiranya jika kita berani dan dapat menghayati keutamaan-keutamaan kasih tersebut maka kita senanitasa pasti dalam keadaan sehat, segar bugar dan damai sejahtera. Mariilah kita sapa, jamah, sentuh dan perlakukan semua orang dalam dan oleh kasih.
- "Allah melihat bahwa semuanya itu baik." (Kej 1:18b), demikian berita tentang karya Penciptaan Allah. Semua yang diciptakan Allah adalah baik, demikian juga semua yang kita kerjakan atau lakukan bersama dan bersatu dengan Allah pasti juga baik adanya. Hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Allah antara lain berarti senantiasa setia dan taat pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita. Masing-masing dari kita ketika baru saja dilahirkan kiranya baik adanya, dan segala sesuatu yang mencederai diri kita yang baik kiranya berasal dari manusia yang kurang atau tidak beriman atau tidak setia dan taat pada janji-janji yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusannya. Jika kita jujur melihat dan mawas diri kiranya kita akan menemukan diri kita tidak sebaik seperti baru saja dilahirkan, melainkan telah terjadi aneka cacat dan cela yang melukai atau mecederai hidup kita. Dengan kata lain masing-masing dari kita dalam keadaan sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Maka marilah kita dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan berusaha untuk 'menjamahNya', agar kita sembuh dari berbagai macam penyakit yang sedang kita alami. Pertama-tama marilah 'penajamahan' tersebut kita hayati dengan melihat dan mencermati diri sendiri: bagian/anggota tubuh mana yang sedang sakit/tidak sehat, sifat atau watak macam apa yang tidak baik/tidak sehat, cara hidup dan cara bertindak mana yang tidak baik, dst.. Jika melihat bagian yang sakit hendaknya pertama-tama diakui dan dihayati dan kemudian mohon bantuan penyembuhan kepada Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita yang kita percayai dapat membantu penyembuhan. Biarlah pada waktunya kita juga dapat berkata "Aku melihat bahwa semuanya baik' : tidak ada lagi cacat cela, luka, atau penyakit yang ada dalam diri kita sendiri maupun kebersamaan hidup dan kerja kita.
[Ignatius Sumarya, SJ]
"Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain.. yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya. Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung" (Mzm 104:1-2a.5-6)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati