Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Sabtu, 28 Februari 2009
Sabtu, 28 Februari 2009
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
Doa Renungan
Bapa, pujian dan hormat kami haturkan atas rahmat baru dan kesehatan yang kami alami. Engkau menghendaki supaya kami selalu memurnikan panggilan kami dengan bertobat, sebab Engkau datang untuk memanggil yang berdosa. Maka curahkanlah rahmat-Mu atas kami supaya kami dapat melaksanakan sabda-Mu hari ini. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
9b Inilah Firman Allah, "Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". 13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, 14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
(Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi: selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."
27 Sekali peristiwa, Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- “Saya ini sudah bekerja lebih dari 20 tahun, tetapi sampai sekarang belum pernah menerima bantuan atau restitusi kesehatan, padahal setiap bulan gaji saya dipotong untuk dana kesehatan bersama”, demikian gerutu atau keluhan seorang pegawai ketika melihat rekan kerjanya menerima bantuan kesehatan jutaan rupiah. Memang aneh dan nyata bahwa orang dianugerahi kesehatan yang bagus alias tidak pernah menderita sakit sering mengeluh dan irihati terhadap mereka yang sakit, tentu saja irihati dalam hal sumbangan atau bantuan materi atau uang. Itulah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Tautat masa kini, yang bersungut-sungut ketika melihat Yesus dan murid-murid-Nya makan dan minum bersama dengan orang-orang berdosa. "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”, demikian tanggapan Yesus atas sungut-sungut atau gerutu orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Sebagai murid-murid atau pengikut Yesus. Berrefleksi atas sabda ini kiranya ada dua ajakan bagi kita: (1) Pertama-tama marilah kita sadari dan hayati bahwa kita adalah orang-orang yang berdoa atau sakit serta membutuhkan penyembuhan atau pertobatan. Untuk itu dengan rendah hati marilah membuka hati, jiwa , akal budi dan tubuh kita terhadap aneka sapaan dan sentuhan dari sesama kita, entah itu berupa kritik, ejekan, cemoohan, pujian, saran, nasihat, dst..; kita terima dan hayati aneka sapaan dan sentuhan tersebut sebagai perwujudan kasih mereka untuk mendidik, mengembangkan dan mendewasakan kita. (2) Kita dipanggil untuk meneladan Yesus: mencari dan menyembuhkan mereka yang berdosa atau sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Di sekolah hendaknya para peserta didik yang dirasa kurang diberi perhatian yang memadai, jika ada anak atau orang nakal alias kurang ajar hendaknya didampingi dengan kasih pengampunan, dst….
- “Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan “ (Yes 58:9b-11). Kita semua dipanggil untuk tidak menindas dan memfitnah melalui cara apapun kepada sesama kita serta bertindak sosial dengan memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan. Pertama-tama saya ingatkan kepada para orangtua atau bapak-ibu dalam mendidik dan mendampingi anak-anaknya: hendaknya cara mendidik dan mendampingi jangan sampai dirasakan sebagai penindasan oleh anak-anak, maka hayati motto bapak pendidikan kita : “ing ngarso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (keteladanan, pemberdayaan, motivasi). Cara yang sama hendaknya juga dihayati oleh para guru atau pendidik di sekolah-sekolah. Bagi kita semua marilah kita perhatikan mereka yang miskin dan berkurangan dalam bentuk apapun. Mungkin banyak orang mengalami kemiskinan atau kekurangan akan kasih dari sesama atau orangtuanya, mengingat dan memperhatikan banyak orang masa kini cenderung sibuk sendiri-sendiri. Salah satu perwujudan kasih adalah ‘boros waktu dan tenaga’ bagi yang dikasihi. Sejauh mana kita telah memboroskan waktu dan tenaga pada yang terkasih, orangtua terhadap anak-anaknya, guru/pendidik terhadap para peserta didiknya, atasan atau pemimpin terhadap bawahan atau anggota-anggotanya?
[Ignatius Sumarya, SJ]
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
Doa Renungan
Bapa, pujian dan hormat kami haturkan atas rahmat baru dan kesehatan yang kami alami. Engkau menghendaki supaya kami selalu memurnikan panggilan kami dengan bertobat, sebab Engkau datang untuk memanggil yang berdosa. Maka curahkanlah rahmat-Mu atas kami supaya kami dapat melaksanakan sabda-Mu hari ini. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
9b Inilah Firman Allah, "Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". 13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, 14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
(Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi: selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."
27 Sekali peristiwa, Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- “Saya ini sudah bekerja lebih dari 20 tahun, tetapi sampai sekarang belum pernah menerima bantuan atau restitusi kesehatan, padahal setiap bulan gaji saya dipotong untuk dana kesehatan bersama”, demikian gerutu atau keluhan seorang pegawai ketika melihat rekan kerjanya menerima bantuan kesehatan jutaan rupiah. Memang aneh dan nyata bahwa orang dianugerahi kesehatan yang bagus alias tidak pernah menderita sakit sering mengeluh dan irihati terhadap mereka yang sakit, tentu saja irihati dalam hal sumbangan atau bantuan materi atau uang. Itulah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Tautat masa kini, yang bersungut-sungut ketika melihat Yesus dan murid-murid-Nya makan dan minum bersama dengan orang-orang berdosa. "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”, demikian tanggapan Yesus atas sungut-sungut atau gerutu orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Sebagai murid-murid atau pengikut Yesus. Berrefleksi atas sabda ini kiranya ada dua ajakan bagi kita: (1) Pertama-tama marilah kita sadari dan hayati bahwa kita adalah orang-orang yang berdoa atau sakit serta membutuhkan penyembuhan atau pertobatan. Untuk itu dengan rendah hati marilah membuka hati, jiwa , akal budi dan tubuh kita terhadap aneka sapaan dan sentuhan dari sesama kita, entah itu berupa kritik, ejekan, cemoohan, pujian, saran, nasihat, dst..; kita terima dan hayati aneka sapaan dan sentuhan tersebut sebagai perwujudan kasih mereka untuk mendidik, mengembangkan dan mendewasakan kita. (2) Kita dipanggil untuk meneladan Yesus: mencari dan menyembuhkan mereka yang berdosa atau sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Di sekolah hendaknya para peserta didik yang dirasa kurang diberi perhatian yang memadai, jika ada anak atau orang nakal alias kurang ajar hendaknya didampingi dengan kasih pengampunan, dst….
- “Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan “ (Yes 58:9b-11). Kita semua dipanggil untuk tidak menindas dan memfitnah melalui cara apapun kepada sesama kita serta bertindak sosial dengan memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan. Pertama-tama saya ingatkan kepada para orangtua atau bapak-ibu dalam mendidik dan mendampingi anak-anaknya: hendaknya cara mendidik dan mendampingi jangan sampai dirasakan sebagai penindasan oleh anak-anak, maka hayati motto bapak pendidikan kita : “ing ngarso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (keteladanan, pemberdayaan, motivasi). Cara yang sama hendaknya juga dihayati oleh para guru atau pendidik di sekolah-sekolah. Bagi kita semua marilah kita perhatikan mereka yang miskin dan berkurangan dalam bentuk apapun. Mungkin banyak orang mengalami kemiskinan atau kekurangan akan kasih dari sesama atau orangtuanya, mengingat dan memperhatikan banyak orang masa kini cenderung sibuk sendiri-sendiri. Salah satu perwujudan kasih adalah ‘boros waktu dan tenaga’ bagi yang dikasihi. Sejauh mana kita telah memboroskan waktu dan tenaga pada yang terkasih, orangtua terhadap anak-anaknya, guru/pendidik terhadap para peserta didiknya, atasan atau pemimpin terhadap bawahan atau anggota-anggotanya?
[Ignatius Sumarya, SJ]
Jumat, 27 Februari 2009
Jumat, 27 Februari 2009
Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Hari Pantang
Doa Renungan
Tuhan, Allah kami, dalam masa Prapaskah empat puluh hari, Engkau selalu memberi kesempatan baru kepada kami untuk lebih maju dalam cinta kepada-Mudan kepada sesama kami. Tolonglah kami untuk hidup dalam Roh Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: 3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. 4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
(Mzm 51:3-4.5-6ab.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
14 Sekali peristiwa, datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
¡P Ketika sedang berpesta perkawinan atau menghadiri pesta perkawinan pada umumnya orang menghadirkan diri secantik atau setampan mungkin, antara lain memakai pakaian baru, perhiasan, bedak atau minyak wangi yang harum, dst.. Hidangan dalam pesta pun diusahakan sebaik mungkin sehingga semuanya dapat menikmati hidangan dengan ceria, gairah dan gembira. Namun dalam hidup sehari-hari mereka kiranya tidak senantiasa ceria, gariah atau gembira, tetapi sarat dengan aneka macam masalah yang dapat membuat orang mudah mengeluh, menggerutu atau marah-marah, yang berarti mereka berharap dipisahkan atau dijauhkan dari aneka macam masalah dan tantangan tersebut. Hidup dan bertindak setia pada panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban memang tidak akan terlepas dari aneka masalah dan tantangan. Ingatlah, sadarilah dan hayatilah bahwa masalah dan tantangan yang lahir dari kesetiaan adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan sejati, maka hendaknya disikapi dan dihadapi juga dengan ceria, gairah dan gembira alias bersama dengan atau di dalam Tuhan. Bersama dengan atau di dalam Tuhan kita akan mampu mengatasi atau menghadapi aneka masalah dan tantangan yang lahir dari kesetiaan kita, sebagaimana telah dihayati oleh Yesus, Guru dan Tuhan kita, yang rela menderita dan wafat di kayu salib demi keselamatan atau kebahagiaan kita semua. Dengan kata lain sebagaimana di dalam doa kita senantiasa mengawali dengan membuat ‘tanda salib’, maka hendaknya dalam menghadapi masalah dan tantangan buatlah ‘tanda salib’sambil berkata “Dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus”. Demikian juga ketika anda merasa ingin marah, menegor atau mengritik orang lain awalilah dengan membuat ‘tanda salib’ agar apa yang akan anda lakukan dalam atau bersama dengan Tuhan. Bersama dengan atau dalam Tuhan memang senantiasa akan dalam keadaan ceria, gairah dan gembira, dan dengan demikian juga akan senantiasa memperoleh cara atau jalan untuk mengatasi dan menghadapi aneka masalah dan tantangan.
¡P “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri” (Yes 58:6-7) Kutipan ini kiranya dapat menjadi renungan atau refleksi kita dalam menjalani puasa. (1) Dalam berpuasa pertama-tama kita dipanggil untuk ‘membuka aneka macam bentuk kejahatan’ serta memberantasnya. Kejahatan yang masih marak pada masa kini antara lain kebohongan, manipulasi dan korupsi. Kiranya panggilan ini pertama-tama dan terutama dihayati dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing, antara lain dengan membiasakan pada diri anak atau generasi muda untuk tidak berbohong, manipulasi atau korupsi, dan tentu saja perlu teladan dari orangtua atau orang dewasa. (2) Selain memberantas aneka kejahatan kita juga dipanggil untuk bertindak atau hidup sosial, tumbuh berkembang menjadi ‘man or woman with/for others’. Kita dipanggil untuk memperhatikan dan solider pada mereka yang lapar atau telanjang alias mengalami kekurangan dalam hal kebutuhan pokok: makan dan minum serta perlindungan diri. Untuk itu kami mengajak anda sekalian untuk melihat dan memperhatikan saudara-saudari kita yang kiranya setiap hari kita lihat atau jumpai, terutama mereka yang ‘lapar dan telanjang’: mereka yang tinggal dan hidup dalam satu RT atau RW atau kelurahan, mereka yang bekerja dengan atau bersama kita, dst.. Jika kita mampu dan terbiasa solider terhadap mereka yang ‘lapar dan telanjang’ yang dekat dengan kita, maka untuk solider terhadap mereka yang jauh serta kurang atau tidak kita kenal akan dengan mudah kita laksanakan. Sebaliknya jika kita tidak solider pada yang dekat dengan kita, solider terhadap yang jauh rasanya adalah permainan sandiwara atau kebohongan.
Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Hari Pantang
Doa Renungan
Tuhan, Allah kami, dalam masa Prapaskah empat puluh hari, Engkau selalu memberi kesempatan baru kepada kami untuk lebih maju dalam cinta kepada-Mudan kepada sesama kami. Tolonglah kami untuk hidup dalam Roh Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: 3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. 4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
(Mzm 51:3-4.5-6ab.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
14 Sekali peristiwa, datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
¡P Ketika sedang berpesta perkawinan atau menghadiri pesta perkawinan pada umumnya orang menghadirkan diri secantik atau setampan mungkin, antara lain memakai pakaian baru, perhiasan, bedak atau minyak wangi yang harum, dst.. Hidangan dalam pesta pun diusahakan sebaik mungkin sehingga semuanya dapat menikmati hidangan dengan ceria, gairah dan gembira. Namun dalam hidup sehari-hari mereka kiranya tidak senantiasa ceria, gariah atau gembira, tetapi sarat dengan aneka macam masalah yang dapat membuat orang mudah mengeluh, menggerutu atau marah-marah, yang berarti mereka berharap dipisahkan atau dijauhkan dari aneka macam masalah dan tantangan tersebut. Hidup dan bertindak setia pada panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban memang tidak akan terlepas dari aneka masalah dan tantangan. Ingatlah, sadarilah dan hayatilah bahwa masalah dan tantangan yang lahir dari kesetiaan adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan sejati, maka hendaknya disikapi dan dihadapi juga dengan ceria, gairah dan gembira alias bersama dengan atau di dalam Tuhan. Bersama dengan atau di dalam Tuhan kita akan mampu mengatasi atau menghadapi aneka masalah dan tantangan yang lahir dari kesetiaan kita, sebagaimana telah dihayati oleh Yesus, Guru dan Tuhan kita, yang rela menderita dan wafat di kayu salib demi keselamatan atau kebahagiaan kita semua. Dengan kata lain sebagaimana di dalam doa kita senantiasa mengawali dengan membuat ‘tanda salib’, maka hendaknya dalam menghadapi masalah dan tantangan buatlah ‘tanda salib’sambil berkata “Dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus”. Demikian juga ketika anda merasa ingin marah, menegor atau mengritik orang lain awalilah dengan membuat ‘tanda salib’ agar apa yang akan anda lakukan dalam atau bersama dengan Tuhan. Bersama dengan atau dalam Tuhan memang senantiasa akan dalam keadaan ceria, gairah dan gembira, dan dengan demikian juga akan senantiasa memperoleh cara atau jalan untuk mengatasi dan menghadapi aneka masalah dan tantangan.
¡P “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri” (Yes 58:6-7) Kutipan ini kiranya dapat menjadi renungan atau refleksi kita dalam menjalani puasa. (1) Dalam berpuasa pertama-tama kita dipanggil untuk ‘membuka aneka macam bentuk kejahatan’ serta memberantasnya. Kejahatan yang masih marak pada masa kini antara lain kebohongan, manipulasi dan korupsi. Kiranya panggilan ini pertama-tama dan terutama dihayati dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing, antara lain dengan membiasakan pada diri anak atau generasi muda untuk tidak berbohong, manipulasi atau korupsi, dan tentu saja perlu teladan dari orangtua atau orang dewasa. (2) Selain memberantas aneka kejahatan kita juga dipanggil untuk bertindak atau hidup sosial, tumbuh berkembang menjadi ‘man or woman with/for others’. Kita dipanggil untuk memperhatikan dan solider pada mereka yang lapar atau telanjang alias mengalami kekurangan dalam hal kebutuhan pokok: makan dan minum serta perlindungan diri. Untuk itu kami mengajak anda sekalian untuk melihat dan memperhatikan saudara-saudari kita yang kiranya setiap hari kita lihat atau jumpai, terutama mereka yang ‘lapar dan telanjang’: mereka yang tinggal dan hidup dalam satu RT atau RW atau kelurahan, mereka yang bekerja dengan atau bersama kita, dst.. Jika kita mampu dan terbiasa solider terhadap mereka yang ‘lapar dan telanjang’ yang dekat dengan kita, maka untuk solider terhadap mereka yang jauh serta kurang atau tidak kita kenal akan dengan mudah kita laksanakan. Sebaliknya jika kita tidak solider pada yang dekat dengan kita, solider terhadap yang jauh rasanya adalah permainan sandiwara atau kebohongan.
[Ignatius Sumarya, SJ]
Kamis, 26 Februari 2009
Kamis, 26 Februari 2009
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang --- Mat 24:42
Doa Renungan Pagi
Ya Bapa Surgawi, setiap kali kami menikmati hidup yang baru, kami menyadari kemurahan hati dan kebaikan-Mu. Semoga kami setia untuk mengabdi pada-Mu dalam setiap tugas dan karya kami. Curahkanlah rahmat kesetiaan kepada kami untuk memikul salib yang Kauberikan kepada setiap pengikut-Mu. Semoga Engkau yang tersalib menguatkan kami dalam perjalanan hidup kami, meskipun harus menghadapi godaan dan tantangan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
15 Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, 16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, 18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaan kepada Tuhan
(Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
22 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
¡P Anak kecil atau orang lansia pada umumnya cenderung untuk ‘egois’: apapun atau siapapun senantiasa dinyatakan sebagai ‘milikku’, maka ia senantiasa juga mengumpulkan apa atau siapa yang merasa menjadi miliknya tersebut. Namun ketika orang dewasa juga ‘egois’ hemat saya yang bersangkutan tidak atau kurang beriman, alias kekanak-kanakan entah sebagai pribadi manusia maupun pribadi beriman. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”, demikian sabda Yesus. Sabda ini kiranya mengajak dan memanggil kita untuk hidup dan bertindak tidak mengikuti keinginan maupun kemauan diri sendiri, melainkan mengikuti aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan atau tugas pengutusan kita atau menghayati spiritualitas/charisma/visi panggilan dan tugas pengutusan kita. Sebagai umat yang beriman pada Yesus Kristus serta telah dibaptis kita semua telah mengikrarkan janji baptis, yaitu ‘hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak aneka macam godaan setan’. Maka baiklah di awal masa Prapaskah/Retret Agung Umat ini kami mengajak kita semua untuk mengenangkan dan mawas diri rahmat baptisan yang telah kita terima, yang mendasari hidup iman kita kepada Yesus Kristus. Mungkin yang baik kita usahakan dan hayati bersama-sama serta saling membantu adalah ‘menolak aneka macam godaan setan’, misalnya “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21). Sebagai contoh konkret rasanya yang baik kita refleksikan adalah ‘penyembahan berhala’. Masa kini muncul ‘berhala-berhala modern’ seperti kecantikan atau ketampanan, seks, aneka macam alat-alat elektronik seperti HP, TV, mobil/sepeda motor dst.. , binatang atau tanaman piraan. Semuanya itu adalah sarana bukan tujuan, maka marilah kita fungsikan semuanya itu untuk membantu kita agar lebih memuji, menghormati dan mengabdi Tuhan Allah di dalam hidup sehari-hari, melalui atau dalam ciptaan-ciptaanNya, terutama dan pertama-tama dalam dan melalui sesama manusia.
¡P “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya” (Ul 30:15-16). Setiap hari atau saat kita dengar dan lihat ‘kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan’ dan rasanya kita semua mendambakan ‘kehidupan dan keberuntungan’. Jika kita mendambakan kehidupan dan keberuntungan, maka kita diharapkan untuk senantiasa ‘berpegang teguh pada perintah, ketetapan dan peraturanNya’. Di dalam hidup dan tugas pengutusan atau pekerjaan sehari-hari, perintah, ketetapan dan peraturan Tuhan dapat kita lihat dan temukan dalam aneka aturan atau tatanan. Maka baiklah kita dengan penuh kesetiaan, gairah atau semangat menghayati aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 24). Jika anda telah memilih pasangan hidup, suami atau isteri, hendaknya tetap setia pada pasangannya sampai mati, jika anda telah memilih cara hidup tertentu, misalnya menjadi bruder, suster atau pastor, hendaknya dihayati sampai mati, jika anda telah memilih dan diterima untuk belajar atau bekerja di sekolah atau di tempat kerja tertentu, hendaknya belajar dan dan bekerja sebaik mungkin. Jika kita setia maka kita senantiasa akan tetap ‘hidup dan beruntung’
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Mzm 1:1-3).
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang --- Mat 24:42
Doa Renungan Pagi
Ya Bapa Surgawi, setiap kali kami menikmati hidup yang baru, kami menyadari kemurahan hati dan kebaikan-Mu. Semoga kami setia untuk mengabdi pada-Mu dalam setiap tugas dan karya kami. Curahkanlah rahmat kesetiaan kepada kami untuk memikul salib yang Kauberikan kepada setiap pengikut-Mu. Semoga Engkau yang tersalib menguatkan kami dalam perjalanan hidup kami, meskipun harus menghadapi godaan dan tantangan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
15 Di padang gurun di seberang Sungai Yordan, Musa berkata kepada bangsanya, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, 16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. 17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, 18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaan kepada Tuhan
(Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
22 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
¡P Anak kecil atau orang lansia pada umumnya cenderung untuk ‘egois’: apapun atau siapapun senantiasa dinyatakan sebagai ‘milikku’, maka ia senantiasa juga mengumpulkan apa atau siapa yang merasa menjadi miliknya tersebut. Namun ketika orang dewasa juga ‘egois’ hemat saya yang bersangkutan tidak atau kurang beriman, alias kekanak-kanakan entah sebagai pribadi manusia maupun pribadi beriman. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”, demikian sabda Yesus. Sabda ini kiranya mengajak dan memanggil kita untuk hidup dan bertindak tidak mengikuti keinginan maupun kemauan diri sendiri, melainkan mengikuti aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan atau tugas pengutusan kita atau menghayati spiritualitas/charisma/visi panggilan dan tugas pengutusan kita. Sebagai umat yang beriman pada Yesus Kristus serta telah dibaptis kita semua telah mengikrarkan janji baptis, yaitu ‘hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak aneka macam godaan setan’. Maka baiklah di awal masa Prapaskah/Retret Agung Umat ini kami mengajak kita semua untuk mengenangkan dan mawas diri rahmat baptisan yang telah kita terima, yang mendasari hidup iman kita kepada Yesus Kristus. Mungkin yang baik kita usahakan dan hayati bersama-sama serta saling membantu adalah ‘menolak aneka macam godaan setan’, misalnya “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21). Sebagai contoh konkret rasanya yang baik kita refleksikan adalah ‘penyembahan berhala’. Masa kini muncul ‘berhala-berhala modern’ seperti kecantikan atau ketampanan, seks, aneka macam alat-alat elektronik seperti HP, TV, mobil/sepeda motor dst.. , binatang atau tanaman piraan. Semuanya itu adalah sarana bukan tujuan, maka marilah kita fungsikan semuanya itu untuk membantu kita agar lebih memuji, menghormati dan mengabdi Tuhan Allah di dalam hidup sehari-hari, melalui atau dalam ciptaan-ciptaanNya, terutama dan pertama-tama dalam dan melalui sesama manusia.
¡P “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya” (Ul 30:15-16). Setiap hari atau saat kita dengar dan lihat ‘kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan’ dan rasanya kita semua mendambakan ‘kehidupan dan keberuntungan’. Jika kita mendambakan kehidupan dan keberuntungan, maka kita diharapkan untuk senantiasa ‘berpegang teguh pada perintah, ketetapan dan peraturanNya’. Di dalam hidup dan tugas pengutusan atau pekerjaan sehari-hari, perintah, ketetapan dan peraturan Tuhan dapat kita lihat dan temukan dalam aneka aturan atau tatanan. Maka baiklah kita dengan penuh kesetiaan, gairah atau semangat menghayati aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 24). Jika anda telah memilih pasangan hidup, suami atau isteri, hendaknya tetap setia pada pasangannya sampai mati, jika anda telah memilih cara hidup tertentu, misalnya menjadi bruder, suster atau pastor, hendaknya dihayati sampai mati, jika anda telah memilih dan diterima untuk belajar atau bekerja di sekolah atau di tempat kerja tertentu, hendaknya belajar dan dan bekerja sebaik mungkin. Jika kita setia maka kita senantiasa akan tetap ‘hidup dan beruntung’
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Mzm 1:1-3).
Rabu, 25 Februari 2009
Rabu, 25 Februari 2009
Hari Rabu Abu
Hari Pantang dan Puasa
Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk ..." --- Yes 58:6
Doa Renungan
Allah Bapa yang maharahim, hari ini kami memulai lagi masa tobat, masa prapaska - saat kami semua ikut dalam jalan derita Putra-Mu. Semoga masa 40 hari mendatang ini dapat mengantar kami, menjadi manusia baru dengan roh dan semangat baru. Terangilah hati dan budi kami, agar pantang dan puasa dapat membentuk dan mengubah pribadi kami, semakin mampu mengendalikan nafsu dan keinginan kami, menjadi lebih selaras dengan kehendak-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yoel (2:12-18)
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
"Sekarang," beginilah firman Tuhan, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, "Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: Di mana Allah mereka?" Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belaskasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:20 - 6:2)
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Pada hari ini, janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun. Tetapi, dengarkanlah suara Tuhan!
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Rekan-rekan yang baik!
Dalam 2Kor 5:20-6:2 yang dibacakan pada hari Rabu Abu tanggal 25 Februari 2009 ini, Paulus mengimbau umat agar membiarkan diri didamaikan dengan Yang Ilahi oleh pengorbanan Kristus. Orang Korintus diajak Paulus agar tidak lagi menganggap kehadiran ilahi sebagai ganjalan dalam hidup mereka. Itulah yang dimaksud dengan berdamai dengan-Nya. Bagaimana penjelasannya?
TEOLOGI REKONSILIASI PAULUS
Dalam kesadaran Paulus, berdamai dengan Allah bukan semata-mata mencari pengampunan dari pelbagai perbuatan yang salah. Bila hanya demikian, maka tidak akan tercapai perdamaian atau rekonsiliasi yang utuh. Lebih-lebih, bukan bagi pengampunan seperti itulah kurban Yesus Kristus terjadi. Paulus melihat permasalahannya dalam ukuran yang jauh lebih besar. Ia bertolak pada pelbagai kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan alam yang menunjukkan bahwa ciptaan ini bukanlah barang yang sempurna. Banyak cacatnya. Besar kekurangannya. Terasa kerapuhannya. Ada macam-macam ketimpangannya. Dan semua ini memang menjadi bagian dari kehidupan. Akan tetapi, bagi Paulus, keliru bila orang membiarkan keadaan ini berlangsung terus. Hanya mereka yang tidak mempercayai maksud baik Pencipta akan beranggapan demikian. Mereka itu sebetulnya tidak mau menerima bahwa Ia tetap bekerja memperbaiki dan menyempurnakan ciptaanNya. Allah belum beristirahat. Lebih tepat bila dikatakan, Ia belum dapat beristirahat karena karyaNya belum selesai. Hari ketujuh belum sepenuhnya tercapai. Hari ketujuh pada Kitab Kejadian itu dipaparkan untuk menegaskan bahwa hari itu nanti sungguh akan tercapai. Sementara itu yang kini sedang terlaksana ialah penciptaan dunia, isinya dan manusia yang menjadi gambar dan rupa Pencipta di jagat ini
Dunia beserta isinya masih terus berkembang. Berarti juga ada kemungkinan melawan maksud Pencipta. Ada kemungkinan menolak menjadi semakin sempurna. Inilah keberdosaan. Inilah yang membuat ciptaan, khususnya manusia belum ada dalam keadaan berdamai dengan Penciptanya. Bahkan menjadi pesaing. Atau merasa diperlakukan tidak semestinya. Atau kurang membiarkan diri semakin dijadikan gambar dan rupaNya.
Manusia tetap akan mengalami kematian. Dan bila direnggut maut, ia tidak akan kembali lagi dan habislah kehidupannya. Inilah kendala terbesar dalam kehidupan manusia. Juga alam semesta ini pada kenyataannya akan tidak berlangsung tanpa akhir. Dalam pikiran Paulus, hanya keberanian Allah untuk mengatasi kerapuhan ciptaanNya sendirilah yang akan membuat ciptaan dapat menjadi sesuai dengan kehendakNya. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus itulah yang ada dalam pusat gagasan Paulus. Dengan membangkitkanNya dari kematian, Allah "mempercepat" perjalanan seorang manusia menuju kesempurnaan tadi. Ada satu dari yang tak sempurna yang kini telah utuh: Yesus Kristus. Keberanian Allah tadi bukan tanpa risiko. Ia memberanikan diri masuk dalam dunia untuk menjadikannya sempurna. Tetapi seketika masuk ke situ, ia ikut menjadi terbatas. Hanya kesediaan orang yang dipilihNyalah yang membuatNya dapat bertindak leluasa. Dan memang terjadi demikian. Yesus menjadi Yang Terurapi - menjadi Mesias - ketika ia membiarkan diri disempurnakan oleh Allah sendiri, membiarkan diri direnggut dari maut. Dengan demikian ia menjadi bagian keilahian sendiri, dan tetap satu dari ciptaan yang tadinya rapuh. Oleh karena itu ia menjadi yang pertama dari ciptaan yang telah utuh dan menjadi jaminan akan utuhnya seluruh ciptaan. Inilah yang diungkapkan dengan padat dalam 2Kor 5:21 "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam dia kita dibenarkan oleh Allah."
LALU?
Dengan uraian tadi kiranya tidak sulit dimengerti mengapa Paulus mengimbau orang Korintus agar membiarkan diri didamaikan oleh Allah. Paulus mengajak orang agar menjadi seperti Yesus, membiarkan diri menjadi tempat Allah menyempurnakan ciptaan-Nya. Tidak banyak yang dituntut. Cukup bila tidak menghalang-halangi-Nya. Tentunya tak banyak yang sengaja begitu. Bila diam saja dan membiarkan diri terbawa kerapuhan manusiawi maka sebenarnya orang menghalangi karya ilahi sendiri.
Baru-baru ini orang mengalami dari dekat macam-macam bencana: tsunami, gunung meletus, gempa bumi. Dan paling akhir, banjir. Semuanya itu gerakan alam. Menjadi bencana karena ada manusia yang terkena. Memang manusia belum seutuhnya selaras dengan gerakan alam. Ini bukan mistik alam, tetapi kenyataan. Bencana yang disebut paling belakangan itu menunjukkan hal ini. Yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya bukan hanya gerakan alam belaka, tetapi gerakan yang dikacaukan oleh macam-macam tindakan manusia yang membuat perputaran alam tidak lagi mengikuti irama dan keadaan yang lumrah. Air hujan tak teresap oleh tanah tapi mengalir terus ke bawah. Sungai di hilir makin sempit karena banyak himpitan-himpitan bangunan. Para ahli lingkungan akan dapat menjelaskan keadaan ini dengan lebih runut. Tetapi apa hubungan ini semua dengan "berdamai" dengan Allah tadi?
Bencana ialah kenyataan yang menunjukkan kerapuhan ciptaan, khususnya manusia. Keadaan inilah yang menyebabkan manusia belum bisa dikatakan berdamai dengan Pencipta. Lalu apa imbauan membiarkan diri didamaikan akan membuat manusia sempurna? Akan tidak lagi kena bencana? Tentunya tidak ke arah itu pemikirannya. Yang justru dapat menjadi pemikiran ialah bagaimana "membiarkan diri didamaikan" itu bisa diterjemahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Salah satunya ialah mengusahakan agar lingkungan semakin serasi dengan pemukiman dan pemukiman semakin melestarikan lingkungan. Artinya, orang sebaiknya paham tanda-tanda gerakan alam. Perlu ada sistem peringatan dini akan gempa dan tsunami. Sebaiknya dibuat perencanaan untuk menangani keadaan darurat. Tatakota hendaknya diatur sehingga menjamin penyaluran air. Penggundulan hutan perlu dikendalikan. Dan seterusnya. Hal-hal itu tidak bergantung pada maksud baik saja melainkan juga pada perencanaan serta pelaksanaannya. Banyak akan ditentukan oleh strategi pemerintahan dan koordinasi badan-badan yang mengurus masing-masing wilayah. Ini semua sebenarnyalah yang dalam bahasa teologis terungkap sebagai "membiarkan diri didamaikan dengan Allah."
MENDENGARKAN INJIL
Injil Rabu Abu (Mat 6:1-6; 16-18) termasuk salah satu dari rangkaian pengajaran Yesus kepada murid-muridnya di sebuah bukit (Mat 5-7). Dalam petikan bagi Rabu Abu ini terdapat ajakan untuk mengamati cara bersedekah (ay. 1-4), berdoa (ay. 5-6), dan berpuasa (ay. 16-18). Para murid dihimbau agar tidak seperti "orang munafik" yang bersedekah dengan tujuan agar dipuji orang, yang berdoa dengan di tempat-tempat umum agar dilihat, dan yang berpuasa dengan memasang wajah muram. Sebaliknya dianjurkan memberi sedekah dengan diam-diam, berdoa kepada Bapa yang ada di tempat yang tak segera kelihatan, dan menjalankan puasa dengan penampilan biasa. Demikian ibadah tadi ditujukan kepada Dia Yang Tersembunyi dan bukan untuk dipertontonkan kepada orang-orang lain. Bila begitu maka pahala akan datang dari Dia, dan bukan sekedar "wah" yang diucapkan orang.
Spiritualitas sejati? Boleh dikatakan demikian. Namun ada yang lebih mendalam yang hendak diutarakan di dalam petikan itu. Orang diajak mencari Dia Yang Tersembunyi, yang juga dapat disebut Bapa. KeadiranNya itu nyata walau tidak selalu terasa jelas. Dan bersedekah, doa, puasa itu ialah ibadat untuk mendekat kepadaNya dan menemukanNya.
Bacaan Injil ini diperdengarkkan untuk mengantar orang memasuki Masa Prapaskah, yaitu masa berpuasa menyongsong peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus yang menjadi misteri paling besar dalam iman umat kristiani. Misteri tidak bakal ditembus sepenuhnya, hanya dapat didekati dan diakrabi. Dan tindakan berpuasa, berdoa, berbuat baik bukan demi dipuji dan dilihat orang melainkan demi membangun hubungan rohani dengan keilahan ialah cara menghayati misteri iman itu.
MASA PRAPASKAH
Rabu Abu mengawali Masa Prapaskah - masa puasa untuk menemukan kembali kuatnya arus-arus yang membawa kita mendekat pada Allah dan menjauhi ganasnya tarikan-tarikan menjauhiNya. Rabu Abu juga dijalani dengan menerima tanda abu di dahi atau kepala. Kita diingatkan bahwa kita akan menjadi hancuran seperti abu. Tapi kita tidak akan tetap di situ bila kita mau membiarkan diri disempurnakan Allah sendiri...dengan percaya kepada Kabar Gembira. Khususnya bahwa Allah berani memperbaiki ciptaanNya dengan upaya khusus. Tinggal menerima. Tinggal ikut serta. Tinggal membiarkanNya semakin leluasa bertindak. Tinggal mengajak orang lain rela demikian.
Satu wilayah dapat dikembangkan dalam ukuran kecil tapi akan luas dampaknya, yakni menumbuhkan kesadaran lingkungan. Pendidikan kesadaran lingkungan, baik alami maupun sosial. Juga di situ akan dapat terjadi apa itu "membiarkan diri didamaikan dengan Allah." Ini juga persiapan menyambut Paskah - peristiwa utama yang mendamaikan manusia dengan Allah.
TENTANG PENERIMAAN ABU
Penerimaan abu pada Rabu Abu ini berasal dari kebiasaan yang ada pada abad pertengahan dalam menjalani denda dosa muka umum (penitensi umum). Mereka berpakaian berpakaian bahan kasar/bagor, dan menaburkan abu di atas kepala mereka. Dalam Perjanjian Lama ada kebiasaan menjalankan upacara menyesali dosa (juga upacara berkabung) dengan duduk bersimpuh di atas debu dan menaburi diri dengan abu itu, lihat Yes 58:5; 61:3; Yer 6:26 (menarik di baca, gulung koming!) Rabu Abu yang mengawali Masa Prapaskah (=masa puasa) ini ditandai dengan upacara pemberian abu di dahi (atau di bagian kepala yang dibotaki, ditonsur, bagi kaum klerus) seperti yang sekarang. Abu-nya diperoleh dari abu bakaran daun palem kering dari Minggu Palem tahun sebelumnya.
Kebiasaan ini sudah dikenal sejak abad ke-8. Pada zaman itu mulai dipakai kata-kata yang dibisikkan imam ketika menandai dahi dengan abu "Ingatlah, hai manusia, kamu dari debu dan akan kembali menjadi debu". (Rujukannya ialah Kej 3:19; kini sering lebih dibisikkan kutipan Mrk 1:15 "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!") Abu atau debu? Barangnya memang berbeda, tetapi dalam perkara upacara orang tidak pertama-tama memikirkan barangnya, tapi lambang serta yang diperlambangkan. Pemikiran simboliknya begini: baik abu maupun debu itu barang yang remeh, tak ada bobotnya, ditiup saja terhambur ke mana-mana dan akhirnya diinjak-injak. Dalam perkembangannya, diingat dua hal. Manusia menurut Kej 2:7 dibentuk dari debu tanah yang dihembusi nafas kehidupan Tuhan. Nah, kalau nafas kehidupan ini kembali ke Tuhan, maka manusia ya kembali ke debunya tanah tadi. Lebih lanjut, debu dan abu ini membuat orang menyadari betapa lemahnya manusia; ia dekat pada dosa (Ay 30:19, Kej 18:27). Itulah yang dapat diingat bila menerima tanda abu pada hari Rabu Abu.
Salam,
A. Gianto
Hari Rabu Abu
Hari Pantang dan Puasa
Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk ..." --- Yes 58:6
Doa Renungan
Allah Bapa yang maharahim, hari ini kami memulai lagi masa tobat, masa prapaska - saat kami semua ikut dalam jalan derita Putra-Mu. Semoga masa 40 hari mendatang ini dapat mengantar kami, menjadi manusia baru dengan roh dan semangat baru. Terangilah hati dan budi kami, agar pantang dan puasa dapat membentuk dan mengubah pribadi kami, semakin mampu mengendalikan nafsu dan keinginan kami, menjadi lebih selaras dengan kehendak-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yoel (2:12-18)
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
"Sekarang," beginilah firman Tuhan, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, "Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: Di mana Allah mereka?" Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belaskasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:20 - 6:2)
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Pada hari ini, janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun. Tetapi, dengarkanlah suara Tuhan!
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Rekan-rekan yang baik!
Dalam 2Kor 5:20-6:2 yang dibacakan pada hari Rabu Abu tanggal 25 Februari 2009 ini, Paulus mengimbau umat agar membiarkan diri didamaikan dengan Yang Ilahi oleh pengorbanan Kristus. Orang Korintus diajak Paulus agar tidak lagi menganggap kehadiran ilahi sebagai ganjalan dalam hidup mereka. Itulah yang dimaksud dengan berdamai dengan-Nya. Bagaimana penjelasannya?
TEOLOGI REKONSILIASI PAULUS
Dalam kesadaran Paulus, berdamai dengan Allah bukan semata-mata mencari pengampunan dari pelbagai perbuatan yang salah. Bila hanya demikian, maka tidak akan tercapai perdamaian atau rekonsiliasi yang utuh. Lebih-lebih, bukan bagi pengampunan seperti itulah kurban Yesus Kristus terjadi. Paulus melihat permasalahannya dalam ukuran yang jauh lebih besar. Ia bertolak pada pelbagai kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan alam yang menunjukkan bahwa ciptaan ini bukanlah barang yang sempurna. Banyak cacatnya. Besar kekurangannya. Terasa kerapuhannya. Ada macam-macam ketimpangannya. Dan semua ini memang menjadi bagian dari kehidupan. Akan tetapi, bagi Paulus, keliru bila orang membiarkan keadaan ini berlangsung terus. Hanya mereka yang tidak mempercayai maksud baik Pencipta akan beranggapan demikian. Mereka itu sebetulnya tidak mau menerima bahwa Ia tetap bekerja memperbaiki dan menyempurnakan ciptaanNya. Allah belum beristirahat. Lebih tepat bila dikatakan, Ia belum dapat beristirahat karena karyaNya belum selesai. Hari ketujuh belum sepenuhnya tercapai. Hari ketujuh pada Kitab Kejadian itu dipaparkan untuk menegaskan bahwa hari itu nanti sungguh akan tercapai. Sementara itu yang kini sedang terlaksana ialah penciptaan dunia, isinya dan manusia yang menjadi gambar dan rupa Pencipta di jagat ini
Dunia beserta isinya masih terus berkembang. Berarti juga ada kemungkinan melawan maksud Pencipta. Ada kemungkinan menolak menjadi semakin sempurna. Inilah keberdosaan. Inilah yang membuat ciptaan, khususnya manusia belum ada dalam keadaan berdamai dengan Penciptanya. Bahkan menjadi pesaing. Atau merasa diperlakukan tidak semestinya. Atau kurang membiarkan diri semakin dijadikan gambar dan rupaNya.
Manusia tetap akan mengalami kematian. Dan bila direnggut maut, ia tidak akan kembali lagi dan habislah kehidupannya. Inilah kendala terbesar dalam kehidupan manusia. Juga alam semesta ini pada kenyataannya akan tidak berlangsung tanpa akhir. Dalam pikiran Paulus, hanya keberanian Allah untuk mengatasi kerapuhan ciptaanNya sendirilah yang akan membuat ciptaan dapat menjadi sesuai dengan kehendakNya. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus itulah yang ada dalam pusat gagasan Paulus. Dengan membangkitkanNya dari kematian, Allah "mempercepat" perjalanan seorang manusia menuju kesempurnaan tadi. Ada satu dari yang tak sempurna yang kini telah utuh: Yesus Kristus. Keberanian Allah tadi bukan tanpa risiko. Ia memberanikan diri masuk dalam dunia untuk menjadikannya sempurna. Tetapi seketika masuk ke situ, ia ikut menjadi terbatas. Hanya kesediaan orang yang dipilihNyalah yang membuatNya dapat bertindak leluasa. Dan memang terjadi demikian. Yesus menjadi Yang Terurapi - menjadi Mesias - ketika ia membiarkan diri disempurnakan oleh Allah sendiri, membiarkan diri direnggut dari maut. Dengan demikian ia menjadi bagian keilahian sendiri, dan tetap satu dari ciptaan yang tadinya rapuh. Oleh karena itu ia menjadi yang pertama dari ciptaan yang telah utuh dan menjadi jaminan akan utuhnya seluruh ciptaan. Inilah yang diungkapkan dengan padat dalam 2Kor 5:21 "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam dia kita dibenarkan oleh Allah."
LALU?
Dengan uraian tadi kiranya tidak sulit dimengerti mengapa Paulus mengimbau orang Korintus agar membiarkan diri didamaikan oleh Allah. Paulus mengajak orang agar menjadi seperti Yesus, membiarkan diri menjadi tempat Allah menyempurnakan ciptaan-Nya. Tidak banyak yang dituntut. Cukup bila tidak menghalang-halangi-Nya. Tentunya tak banyak yang sengaja begitu. Bila diam saja dan membiarkan diri terbawa kerapuhan manusiawi maka sebenarnya orang menghalangi karya ilahi sendiri.
Baru-baru ini orang mengalami dari dekat macam-macam bencana: tsunami, gunung meletus, gempa bumi. Dan paling akhir, banjir. Semuanya itu gerakan alam. Menjadi bencana karena ada manusia yang terkena. Memang manusia belum seutuhnya selaras dengan gerakan alam. Ini bukan mistik alam, tetapi kenyataan. Bencana yang disebut paling belakangan itu menunjukkan hal ini. Yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya bukan hanya gerakan alam belaka, tetapi gerakan yang dikacaukan oleh macam-macam tindakan manusia yang membuat perputaran alam tidak lagi mengikuti irama dan keadaan yang lumrah. Air hujan tak teresap oleh tanah tapi mengalir terus ke bawah. Sungai di hilir makin sempit karena banyak himpitan-himpitan bangunan. Para ahli lingkungan akan dapat menjelaskan keadaan ini dengan lebih runut. Tetapi apa hubungan ini semua dengan "berdamai" dengan Allah tadi?
Bencana ialah kenyataan yang menunjukkan kerapuhan ciptaan, khususnya manusia. Keadaan inilah yang menyebabkan manusia belum bisa dikatakan berdamai dengan Pencipta. Lalu apa imbauan membiarkan diri didamaikan akan membuat manusia sempurna? Akan tidak lagi kena bencana? Tentunya tidak ke arah itu pemikirannya. Yang justru dapat menjadi pemikiran ialah bagaimana "membiarkan diri didamaikan" itu bisa diterjemahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Salah satunya ialah mengusahakan agar lingkungan semakin serasi dengan pemukiman dan pemukiman semakin melestarikan lingkungan. Artinya, orang sebaiknya paham tanda-tanda gerakan alam. Perlu ada sistem peringatan dini akan gempa dan tsunami. Sebaiknya dibuat perencanaan untuk menangani keadaan darurat. Tatakota hendaknya diatur sehingga menjamin penyaluran air. Penggundulan hutan perlu dikendalikan. Dan seterusnya. Hal-hal itu tidak bergantung pada maksud baik saja melainkan juga pada perencanaan serta pelaksanaannya. Banyak akan ditentukan oleh strategi pemerintahan dan koordinasi badan-badan yang mengurus masing-masing wilayah. Ini semua sebenarnyalah yang dalam bahasa teologis terungkap sebagai "membiarkan diri didamaikan dengan Allah."
MENDENGARKAN INJIL
Injil Rabu Abu (Mat 6:1-6; 16-18) termasuk salah satu dari rangkaian pengajaran Yesus kepada murid-muridnya di sebuah bukit (Mat 5-7). Dalam petikan bagi Rabu Abu ini terdapat ajakan untuk mengamati cara bersedekah (ay. 1-4), berdoa (ay. 5-6), dan berpuasa (ay. 16-18). Para murid dihimbau agar tidak seperti "orang munafik" yang bersedekah dengan tujuan agar dipuji orang, yang berdoa dengan di tempat-tempat umum agar dilihat, dan yang berpuasa dengan memasang wajah muram. Sebaliknya dianjurkan memberi sedekah dengan diam-diam, berdoa kepada Bapa yang ada di tempat yang tak segera kelihatan, dan menjalankan puasa dengan penampilan biasa. Demikian ibadah tadi ditujukan kepada Dia Yang Tersembunyi dan bukan untuk dipertontonkan kepada orang-orang lain. Bila begitu maka pahala akan datang dari Dia, dan bukan sekedar "wah" yang diucapkan orang.
Spiritualitas sejati? Boleh dikatakan demikian. Namun ada yang lebih mendalam yang hendak diutarakan di dalam petikan itu. Orang diajak mencari Dia Yang Tersembunyi, yang juga dapat disebut Bapa. KeadiranNya itu nyata walau tidak selalu terasa jelas. Dan bersedekah, doa, puasa itu ialah ibadat untuk mendekat kepadaNya dan menemukanNya.
Bacaan Injil ini diperdengarkkan untuk mengantar orang memasuki Masa Prapaskah, yaitu masa berpuasa menyongsong peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus yang menjadi misteri paling besar dalam iman umat kristiani. Misteri tidak bakal ditembus sepenuhnya, hanya dapat didekati dan diakrabi. Dan tindakan berpuasa, berdoa, berbuat baik bukan demi dipuji dan dilihat orang melainkan demi membangun hubungan rohani dengan keilahan ialah cara menghayati misteri iman itu.
MASA PRAPASKAH
Rabu Abu mengawali Masa Prapaskah - masa puasa untuk menemukan kembali kuatnya arus-arus yang membawa kita mendekat pada Allah dan menjauhi ganasnya tarikan-tarikan menjauhiNya. Rabu Abu juga dijalani dengan menerima tanda abu di dahi atau kepala. Kita diingatkan bahwa kita akan menjadi hancuran seperti abu. Tapi kita tidak akan tetap di situ bila kita mau membiarkan diri disempurnakan Allah sendiri...dengan percaya kepada Kabar Gembira. Khususnya bahwa Allah berani memperbaiki ciptaanNya dengan upaya khusus. Tinggal menerima. Tinggal ikut serta. Tinggal membiarkanNya semakin leluasa bertindak. Tinggal mengajak orang lain rela demikian.
Satu wilayah dapat dikembangkan dalam ukuran kecil tapi akan luas dampaknya, yakni menumbuhkan kesadaran lingkungan. Pendidikan kesadaran lingkungan, baik alami maupun sosial. Juga di situ akan dapat terjadi apa itu "membiarkan diri didamaikan dengan Allah." Ini juga persiapan menyambut Paskah - peristiwa utama yang mendamaikan manusia dengan Allah.
TENTANG PENERIMAAN ABU
Penerimaan abu pada Rabu Abu ini berasal dari kebiasaan yang ada pada abad pertengahan dalam menjalani denda dosa muka umum (penitensi umum). Mereka berpakaian berpakaian bahan kasar/bagor, dan menaburkan abu di atas kepala mereka. Dalam Perjanjian Lama ada kebiasaan menjalankan upacara menyesali dosa (juga upacara berkabung) dengan duduk bersimpuh di atas debu dan menaburi diri dengan abu itu, lihat Yes 58:5; 61:3; Yer 6:26 (menarik di baca, gulung koming!) Rabu Abu yang mengawali Masa Prapaskah (=masa puasa) ini ditandai dengan upacara pemberian abu di dahi (atau di bagian kepala yang dibotaki, ditonsur, bagi kaum klerus) seperti yang sekarang. Abu-nya diperoleh dari abu bakaran daun palem kering dari Minggu Palem tahun sebelumnya.
Kebiasaan ini sudah dikenal sejak abad ke-8. Pada zaman itu mulai dipakai kata-kata yang dibisikkan imam ketika menandai dahi dengan abu "Ingatlah, hai manusia, kamu dari debu dan akan kembali menjadi debu". (Rujukannya ialah Kej 3:19; kini sering lebih dibisikkan kutipan Mrk 1:15 "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!") Abu atau debu? Barangnya memang berbeda, tetapi dalam perkara upacara orang tidak pertama-tama memikirkan barangnya, tapi lambang serta yang diperlambangkan. Pemikiran simboliknya begini: baik abu maupun debu itu barang yang remeh, tak ada bobotnya, ditiup saja terhambur ke mana-mana dan akhirnya diinjak-injak. Dalam perkembangannya, diingat dua hal. Manusia menurut Kej 2:7 dibentuk dari debu tanah yang dihembusi nafas kehidupan Tuhan. Nah, kalau nafas kehidupan ini kembali ke Tuhan, maka manusia ya kembali ke debunya tanah tadi. Lebih lanjut, debu dan abu ini membuat orang menyadari betapa lemahnya manusia; ia dekat pada dosa (Ay 30:19, Kej 18:27). Itulah yang dapat diingat bila menerima tanda abu pada hari Rabu Abu.
Salam,
A. Gianto
Selasa, 24 Februari 2009
Selasa, 24 Februari 2009
Hari Biasa Pekan VII
"Anakku, jika Engkau mau mengabdi kepada Tuhan, bersiap-sedialah menghadapi pencobaan."
Doa Renungan Pagi
Allah Bapa, syukur kupanjatkan kepada-Mu atas kurnia hari baru yang kualami. Engkau mengajak setiap pengikut-Mu untuk saling melayani dan menyambut siapa saja di dalam kasih. Semoga perjalanan kami hari ini merupakan perjumpaan yang saling meneguhkan dan menguatkan sebagai saudara di dalam Kristus Putera-Mu yang memberi teladan persaudaraan yang sejati. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (2:1-11)
"Bersiapsedialah menghadapi pencobaan."
Anakku, jika engkau mau mengabdi kepada Tuhan, bersiap-sedialah menghadapi pencobaan. Tabahkanlah dan teguhkanlah hatimu. Jangan gelisah pada waktu malang. Berpautlah kepada Tuhan, jangan berpaling dari pada-Nya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. Terimalah saja apa pun yang menimpa dirimu dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji dalam api, tetapi orang yang dikasihi Tuhan diuji dalam kancah penghinaan. Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya. Kalian yang takut akan Tuhan nantikanlah belas kasihan-Nya dan jangan menyimpang, supaya kalian jangan terjatuh. Kalian yang takut akan Tuhan, harapkanlah yang baik, sukacita kekal dan belas kasihan. Ingatlah akan angkatan yang sudah-sudah, dan perhatikanlah: pernahkah Tuhan mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya? Pernahkah Tuhan meninggalkan orang yang tekun bertakwa? Pernahkah Tuhan tidak menghiraukan orang yang berseru kepada-Nya? Sungguh, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Ia mengampuni dosa dan menyelamatkan di waktu kemalangan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan, dan Ia akan bertindak.
Ayat. (Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Tuhan mengetahui dari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
3. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik; Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Alleluya, Alleluya, Alleluya
Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)
"Barangsiapa ingin menjadi pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya."
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah Yesus bertanya kepada para murid itu, "Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?" Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil keduabelas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya." Yesus lalu memanggil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Renungan menjelang hari Rabu Abu memiliki tradisi yang telah diseret kepada praktik kehidupan yang amat jauh dari keutamaan Kristiani, yaitu “Mardi Gras”, hari terakhir dari tiga hari karnaval (lembah kedagingan). Orang diperbolehkan berpesta-pora sebelum masa pantang dan puasa yang lama dan panjang, yang dimulai pada hari Rabu Abu. Untuk umat Kristinani di banyak tempat, kebiasaan seperti ini, yang semestinya menjadi “kesalehan rakyat” guna sebuah tahapan hidup yang lebih luhur, telah meninggalkan kebiasaan buruk yang semakin jauh dari nilai-nilai Kristiani. Cukuplah kita menyebut tradisi karnawal di Amerika Latin, khususnya di negara Brasil. Minum minuman keras pun telah menjadi ciri diantara kita, yang dicela oleh saudara-saudara Muslim, namun telah melemahkan moral kita yang kebablasan menikmati “Mardi Gras”. Sayang bukan?
Kita mesti tegas dan berani menentukan dengan tolak ukur “cukup” iatu tidak kurang atau tidak lebih. Pas! Tolok ukur ini juga akan kita pakai untuk memaknai pengorbanan diri kita khususnya melalui Aksi Puasa Pembangunan (APP). Harmoni kehidupan telah ditawarkan kepada kita oleh Yesus, yakni mau menerima ganjaran menjadi orang besar, setelah lebih dahulu mau menjadi kecil, yakni dengan menjadi pelayan bagi orang lain.
Hari Biasa Pekan VII
"Anakku, jika Engkau mau mengabdi kepada Tuhan, bersiap-sedialah menghadapi pencobaan."
Doa Renungan Pagi
Allah Bapa, syukur kupanjatkan kepada-Mu atas kurnia hari baru yang kualami. Engkau mengajak setiap pengikut-Mu untuk saling melayani dan menyambut siapa saja di dalam kasih. Semoga perjalanan kami hari ini merupakan perjumpaan yang saling meneguhkan dan menguatkan sebagai saudara di dalam Kristus Putera-Mu yang memberi teladan persaudaraan yang sejati. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (2:1-11)
"Bersiapsedialah menghadapi pencobaan."
Anakku, jika engkau mau mengabdi kepada Tuhan, bersiap-sedialah menghadapi pencobaan. Tabahkanlah dan teguhkanlah hatimu. Jangan gelisah pada waktu malang. Berpautlah kepada Tuhan, jangan berpaling dari pada-Nya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. Terimalah saja apa pun yang menimpa dirimu dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji dalam api, tetapi orang yang dikasihi Tuhan diuji dalam kancah penghinaan. Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya. Kalian yang takut akan Tuhan nantikanlah belas kasihan-Nya dan jangan menyimpang, supaya kalian jangan terjatuh. Kalian yang takut akan Tuhan, harapkanlah yang baik, sukacita kekal dan belas kasihan. Ingatlah akan angkatan yang sudah-sudah, dan perhatikanlah: pernahkah Tuhan mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya? Pernahkah Tuhan meninggalkan orang yang tekun bertakwa? Pernahkah Tuhan tidak menghiraukan orang yang berseru kepada-Nya? Sungguh, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Ia mengampuni dosa dan menyelamatkan di waktu kemalangan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan, dan Ia akan bertindak.
Ayat. (Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Tuhan mengetahui dari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
3. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik; Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Alleluya, Alleluya, Alleluya
Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)
"Barangsiapa ingin menjadi pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya."
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah Yesus bertanya kepada para murid itu, "Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?" Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil keduabelas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya." Yesus lalu memanggil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Renungan menjelang hari Rabu Abu memiliki tradisi yang telah diseret kepada praktik kehidupan yang amat jauh dari keutamaan Kristiani, yaitu “Mardi Gras”, hari terakhir dari tiga hari karnaval (lembah kedagingan). Orang diperbolehkan berpesta-pora sebelum masa pantang dan puasa yang lama dan panjang, yang dimulai pada hari Rabu Abu. Untuk umat Kristinani di banyak tempat, kebiasaan seperti ini, yang semestinya menjadi “kesalehan rakyat” guna sebuah tahapan hidup yang lebih luhur, telah meninggalkan kebiasaan buruk yang semakin jauh dari nilai-nilai Kristiani. Cukuplah kita menyebut tradisi karnawal di Amerika Latin, khususnya di negara Brasil. Minum minuman keras pun telah menjadi ciri diantara kita, yang dicela oleh saudara-saudara Muslim, namun telah melemahkan moral kita yang kebablasan menikmati “Mardi Gras”. Sayang bukan?
Kita mesti tegas dan berani menentukan dengan tolak ukur “cukup” iatu tidak kurang atau tidak lebih. Pas! Tolok ukur ini juga akan kita pakai untuk memaknai pengorbanan diri kita khususnya melalui Aksi Puasa Pembangunan (APP). Harmoni kehidupan telah ditawarkan kepada kita oleh Yesus, yakni mau menerima ganjaran menjadi orang besar, setelah lebih dahulu mau menjadi kecil, yakni dengan menjadi pelayan bagi orang lain.
Surat Gembala Prapaskah Uskup Keuskupan Agung Jakarta
Dibacakan sebagai pengganti homili pada setiap Misa Sabtu & Minggu 21 & 22 Februari 2009
1) Saudara-saudari umat katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih. Hari Rabu Abu mendatang ini kita memasuki masa puasa, masa pertobatan untuk menyongsong Hari raya Paskah. Apa yang mau kita pilih sebagai tema pertobatan ? Di tanah air ada banyak perbuatan tak bertanggung jawab, seperti pembalakan hutan dengan “ illegal loging ”-nya, membangun villa di daerah pegungungan yang hutannya seharusnya dilindungi, sampai dengan semrawutnya cara mengendarai kendaraan di jalan raya yang sibuk. Susahnya orang mendapatkan gas elpiji untuk kebutuhan hidup sehari-hari pasti juga karena ada yang tak bertanggung jawab. Kiranya baik kalau kita memilih tema pertobatan kita : “ Mari bertanggung Jawab…!”, karena terasa mudah sekali orang karena suatu alasan tidak bertanggung jawab. Ajakan untuk bertanggungjawab ini berisi 2 ajakan.
Pertama : bertanggungjawab atas perilaku kita, agar selalu sesuai dengan kehendak Allah.
Kedua : bertanggungjawab atas perilaku kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain bertanggungjawab atas dosa kita.
2) Meski perilaku kita sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang menarik dan menguntungkan secara inderawi dan jasmani, namun kitalah yang mengambil sikap dan berbuat berdasarkan hati nurani yang diterangi iman. Bertanggungjawab berarti kita yang memegang kendali, teguh membedakan mana yang baik dan buruk, benar atau sesat. Saat masyarakat mudah dipengaruhi oleh apa yang menarik dan menyenangkan secara inderawi saja, maka bertanggungjawab berarti mengendalikan diri atau menguasai diri, agar perilaku sesuai dengan kehendak Allah. St Paulus membuat perbandingan antara olahragawan yang melatih diri, mengatur dan menguasai diri untuk menggapai kemenangan , dengan kita umat beriman yang juga harus demikian dalam hal menggapai kemenangan surgawi (bdk 1 Kor 9:25 ). Salah satu buah Roh yang pantas dimohon jaman sekarang kecuali kasih adalah penguasaan diri ( bdk Gal 5:21-22 ).
3) Kalau kita berdosa, bertanggungjawab berarti melakukan dua ha;l berikut ini.
Pertama : Seperti telah biasa kita lakukan, kita menyesal, bertobat dan mohon ampun kepada Allah dan selanjutnya tidak mau berbuat dosa lagi. Ini dikukuhkan dalam sakramen pengampunan dosa.
Kedua : ini yang sering kurang disadari, yaitu karena dosa selalu membawa akibat buruk, maka kita juga bertanggung jawab atas akibat buruk dosa kita, dan memperbaikinya. Umpama persaudaraan kita kurang akrab dan ada perselisihan dengan beberapa orang. Maka kita bangun persaudaraan sejati, lewat pemberdayaan umat basis. Ada dosa yang merusak lingkungan hidup, maka kita gerakan penanaman pohon, membuat perespan air dan membuat sampah menjadi berkah.
4) Bertanggungjawab melaksanakan hidup pribadi dan bersama sesuai kehendak Allah adalah membangun dan menyempurnakan cara kita berelasi satu sama lain. Ada perilaku yang tertuju kepada Allah, kepada sesama dan lingkungan hidup. Perilaku yang tertuju kepada Allah, umpama doa pribadi, ibadat bersama umat basis, merayakan ekaristi dan merayakan sakramen lainnya, matiraga dan puasa. Kalau sudah kita dasari oleh semangat kasih, bakti, ketaatan dan kesetiaan, rasanya sudah baik, dan kita biasanya sudah merasa puas. Meski relasi kepada Allah rasanya sudah baik, namun masih harus dinilai dalam kaitannya dengan perilaku terhadap sesama. Allah berkenan dengan doa dan persembahan bakti kita kepada-Nya, kalau kita juga bertanggungjawab atas perilaku kita kepada sesama. Tuhan Yesus dalam injil Matius bersabda “ …jika engkau mempersembahkan persembahanmu diatas mesbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada di dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mesbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Mat 5:23-24).Masih ada lagi sabda Yesus : “Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan… “ ( Mat 9:13). Bahkan nabi Amos sudah menyampaikan Sabda Allah yang senada. Allah tidak berkenan atas korban persembahan umat, karena Allah menginginkan umat bertindak benar dan adil (bdk Amos 5:21-24). Memang cinta kepada Allah dan kepada sesama , dua cinta yang tak dapat dipisah-pisahkan. Mencintai Allah tak dapat meninggalkan tanggungjawab terhadap keluarga, umat basis, lingkungan, tetangga, meluasnya kepada masyarakat nusa dan bangsa. Makin setia kepada Kristus, makin berbakti kepada nusa dan bangsa.
5) Mari kita lihat bagaimana kita berelasi dalam keluarga, umat basis, lingkungan dan di tengah masyarakat. Bertanggungjawab terhadap keluarga berarti: menyempurnakan kesatuan keluarga yang disatukan oleh cinta insani dengan cinta kristiani yang dasarnya dan puncaknya pada iman dan kesatuan dalam Kristus.Kesatuan macam ini memperkokoh kesatuan hidup insani yang terkadang menjadi lemah, lebih-lebih kalau sedang dalam kesulitanm hidup ekonomi dll. Yang bertanggungjawab atas terbentuknya kesatuan semacam itu tentu saja semua, tetapi lebih-lebih ayah dan Ibu. Kalau selama renungan dan merefleksikan peran anda dalam keluarga, anda menemukan kesalahan dan dosa, jangan lupa juga memberi silih dan memperbaiki situasinya.
6) Terbentuknya keluarga sebagai gerja kecil atau umat basis kecil, diharapkan membuat umat basis di paroki semakin kokoh dan persaudaraan di tengah masyarakat semakin subur sehingga kepedulian terhadap masalah nasional juga muncul. Kerusakan lingkungan hidup seperti gundulnya hutan, tanah longsor, banjir dan naiknya panas bumi, dll. Hanya dapat diatasi kalau kita semua bertanggungjawab. Maka gerakan ketenagakerjaan, penghijauan, peresapan air dan mengelola sampah supaya berguna memang gerakan sangat kecil. Namun itu mengingat akan tanggungjawab kita terhadap kehidupan sosial, politik yang lebih luas. Negara adalah milik kita. Kita bertanggungjawab atas kesejahteraan dan kedamaian hidup bersama serta lestarinya lingkungan hidup. Setiap usana agar terciptanya masyarakat yang damai sejahtera, merupakan tanggungjawab kita bersama. Semua yang duduk dalam posisi dapat mengambil keputusan yang berdampak nasional, sangat diharapkan agar mengambil keputusan secara bertanggungjawab, sehingga orang miskin disejahterakan. Yang merasa berdosa dalam relasinya dalam umat basis atau lingkungan serta perbuatan ditengah masyarakat, jangan berhenti pada mengaku dosa, tetapi juga membuat silih dan memperbaiki kerusakannya.
7) Memang kita bertanggungjawab atas perkara yang begitu banyak, luas tetapi mulia. Mulia , karena dengan begitu, sebenarnya kita menanggapi undangan Tuhan Yesus sendiri agar kita terlibat dalam tugas Yesus membarui cara hidup manusia di dunia., membarui dunia dan alam semesta menjadi bumi dan langit yang baru ( bdk Wahyu 21:1 ). Bacaan 1 tadi mengisahkan apa ? Meskipun dosa itu seluruhnya adalah tanggungjawab manusia sendiri yang melakukannya, namun Allah menanggung sendiri dosa kita. Meski Allah bersabda “ Kamu memberati aku dengn dosamu, engkau menyusahi aku dengan kesalahanmu “, namum Allah bersabda “ ..Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena aku sendiri dan aku tidak mengingat-ingat dosamu. “ ( bdk Yes 43:24-24 ).Allah berkenan bertanggungjawab atas dosa kita, Allah akan membuat silih bagi dosa kita dan memperbarui segala yang rusak akibat dosa. Pelaksanaan kehendak Allah ini diserahkan kepada Allah Putera yang menjelma menjadi manusia oleh kuasa Roh Kudus, dan wafat di kayu salib sebagai korban tebusan bagi dosa kita. St Paulus menulis dalam bacaan II tadi “ ..Allahlah yang telah meneguhkan kami bersama kamu dalam Kristus. Dia pulalah yang telah mengurapi kita serta memateraikan tanda milik-Nya atas kita. Dialah yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan atas semua yang telah disediakan untuk kita. “ ( 2 Kor 1:21-22 ).St Paulus bangga dan bersukacita dilibatkan sebagai rasul dalam karya penyelamatan Allah yang sekaligus memberi sarana untuk menjamin keselamatan itu.
8) Sebagai manusia Tuhan Yesus satu diantara kita, memikul dosa kita dan bertanggungjawab atas dosa kita, mewakili kita di hadapan Allah Bapa. Ketika menjadi korban penebusan, Tuhan Yesus mengikutsertakan kita. Lebih jauh gereja-Nya diikutsertakan dalam kurban penebusan ini ketika secara sakramental; Tuhan Yesus menghadirkan kurban-Nya disalib pada Jumat Agung itu menjadi Perjamuan Ekaristi perdana bersama para rasul. Peristiwa ini diwariskan untuk mengenang Dia sesuai dengan pesan-Nya. Kita yang berdosa, mari dalam Ekaristi menyatukan silih kita dengan korban Kristus sendiri. Dengan kekuatan Ekaristi mari kita memulihkan dan membarui segala yang rusak karena dosa. Demikianlah usulan bahan pertobatan selama masa APP. Bahan APP secara rinci telah disiapkan.
Semoga membantu renungan dan refleksi anda. Amin
Jakarta , Februari 2009
Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ
Uskup Agung Jakarta
1) Saudara-saudari umat katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih. Hari Rabu Abu mendatang ini kita memasuki masa puasa, masa pertobatan untuk menyongsong Hari raya Paskah. Apa yang mau kita pilih sebagai tema pertobatan ? Di tanah air ada banyak perbuatan tak bertanggung jawab, seperti pembalakan hutan dengan “ illegal loging ”-nya, membangun villa di daerah pegungungan yang hutannya seharusnya dilindungi, sampai dengan semrawutnya cara mengendarai kendaraan di jalan raya yang sibuk. Susahnya orang mendapatkan gas elpiji untuk kebutuhan hidup sehari-hari pasti juga karena ada yang tak bertanggung jawab. Kiranya baik kalau kita memilih tema pertobatan kita : “ Mari bertanggung Jawab…!”, karena terasa mudah sekali orang karena suatu alasan tidak bertanggung jawab. Ajakan untuk bertanggungjawab ini berisi 2 ajakan.
Pertama : bertanggungjawab atas perilaku kita, agar selalu sesuai dengan kehendak Allah.
Kedua : bertanggungjawab atas perilaku kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain bertanggungjawab atas dosa kita.
2) Meski perilaku kita sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang menarik dan menguntungkan secara inderawi dan jasmani, namun kitalah yang mengambil sikap dan berbuat berdasarkan hati nurani yang diterangi iman. Bertanggungjawab berarti kita yang memegang kendali, teguh membedakan mana yang baik dan buruk, benar atau sesat. Saat masyarakat mudah dipengaruhi oleh apa yang menarik dan menyenangkan secara inderawi saja, maka bertanggungjawab berarti mengendalikan diri atau menguasai diri, agar perilaku sesuai dengan kehendak Allah. St Paulus membuat perbandingan antara olahragawan yang melatih diri, mengatur dan menguasai diri untuk menggapai kemenangan , dengan kita umat beriman yang juga harus demikian dalam hal menggapai kemenangan surgawi (bdk 1 Kor 9:25 ). Salah satu buah Roh yang pantas dimohon jaman sekarang kecuali kasih adalah penguasaan diri ( bdk Gal 5:21-22 ).
3) Kalau kita berdosa, bertanggungjawab berarti melakukan dua ha;l berikut ini.
Pertama : Seperti telah biasa kita lakukan, kita menyesal, bertobat dan mohon ampun kepada Allah dan selanjutnya tidak mau berbuat dosa lagi. Ini dikukuhkan dalam sakramen pengampunan dosa.
Kedua : ini yang sering kurang disadari, yaitu karena dosa selalu membawa akibat buruk, maka kita juga bertanggung jawab atas akibat buruk dosa kita, dan memperbaikinya. Umpama persaudaraan kita kurang akrab dan ada perselisihan dengan beberapa orang. Maka kita bangun persaudaraan sejati, lewat pemberdayaan umat basis. Ada dosa yang merusak lingkungan hidup, maka kita gerakan penanaman pohon, membuat perespan air dan membuat sampah menjadi berkah.
4) Bertanggungjawab melaksanakan hidup pribadi dan bersama sesuai kehendak Allah adalah membangun dan menyempurnakan cara kita berelasi satu sama lain. Ada perilaku yang tertuju kepada Allah, kepada sesama dan lingkungan hidup. Perilaku yang tertuju kepada Allah, umpama doa pribadi, ibadat bersama umat basis, merayakan ekaristi dan merayakan sakramen lainnya, matiraga dan puasa. Kalau sudah kita dasari oleh semangat kasih, bakti, ketaatan dan kesetiaan, rasanya sudah baik, dan kita biasanya sudah merasa puas. Meski relasi kepada Allah rasanya sudah baik, namun masih harus dinilai dalam kaitannya dengan perilaku terhadap sesama. Allah berkenan dengan doa dan persembahan bakti kita kepada-Nya, kalau kita juga bertanggungjawab atas perilaku kita kepada sesama. Tuhan Yesus dalam injil Matius bersabda “ …jika engkau mempersembahkan persembahanmu diatas mesbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada di dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mesbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Mat 5:23-24).Masih ada lagi sabda Yesus : “Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan… “ ( Mat 9:13). Bahkan nabi Amos sudah menyampaikan Sabda Allah yang senada. Allah tidak berkenan atas korban persembahan umat, karena Allah menginginkan umat bertindak benar dan adil (bdk Amos 5:21-24). Memang cinta kepada Allah dan kepada sesama , dua cinta yang tak dapat dipisah-pisahkan. Mencintai Allah tak dapat meninggalkan tanggungjawab terhadap keluarga, umat basis, lingkungan, tetangga, meluasnya kepada masyarakat nusa dan bangsa. Makin setia kepada Kristus, makin berbakti kepada nusa dan bangsa.
5) Mari kita lihat bagaimana kita berelasi dalam keluarga, umat basis, lingkungan dan di tengah masyarakat. Bertanggungjawab terhadap keluarga berarti: menyempurnakan kesatuan keluarga yang disatukan oleh cinta insani dengan cinta kristiani yang dasarnya dan puncaknya pada iman dan kesatuan dalam Kristus.Kesatuan macam ini memperkokoh kesatuan hidup insani yang terkadang menjadi lemah, lebih-lebih kalau sedang dalam kesulitanm hidup ekonomi dll. Yang bertanggungjawab atas terbentuknya kesatuan semacam itu tentu saja semua, tetapi lebih-lebih ayah dan Ibu. Kalau selama renungan dan merefleksikan peran anda dalam keluarga, anda menemukan kesalahan dan dosa, jangan lupa juga memberi silih dan memperbaiki situasinya.
6) Terbentuknya keluarga sebagai gerja kecil atau umat basis kecil, diharapkan membuat umat basis di paroki semakin kokoh dan persaudaraan di tengah masyarakat semakin subur sehingga kepedulian terhadap masalah nasional juga muncul. Kerusakan lingkungan hidup seperti gundulnya hutan, tanah longsor, banjir dan naiknya panas bumi, dll. Hanya dapat diatasi kalau kita semua bertanggungjawab. Maka gerakan ketenagakerjaan, penghijauan, peresapan air dan mengelola sampah supaya berguna memang gerakan sangat kecil. Namun itu mengingat akan tanggungjawab kita terhadap kehidupan sosial, politik yang lebih luas. Negara adalah milik kita. Kita bertanggungjawab atas kesejahteraan dan kedamaian hidup bersama serta lestarinya lingkungan hidup. Setiap usana agar terciptanya masyarakat yang damai sejahtera, merupakan tanggungjawab kita bersama. Semua yang duduk dalam posisi dapat mengambil keputusan yang berdampak nasional, sangat diharapkan agar mengambil keputusan secara bertanggungjawab, sehingga orang miskin disejahterakan. Yang merasa berdosa dalam relasinya dalam umat basis atau lingkungan serta perbuatan ditengah masyarakat, jangan berhenti pada mengaku dosa, tetapi juga membuat silih dan memperbaiki kerusakannya.
7) Memang kita bertanggungjawab atas perkara yang begitu banyak, luas tetapi mulia. Mulia , karena dengan begitu, sebenarnya kita menanggapi undangan Tuhan Yesus sendiri agar kita terlibat dalam tugas Yesus membarui cara hidup manusia di dunia., membarui dunia dan alam semesta menjadi bumi dan langit yang baru ( bdk Wahyu 21:1 ). Bacaan 1 tadi mengisahkan apa ? Meskipun dosa itu seluruhnya adalah tanggungjawab manusia sendiri yang melakukannya, namun Allah menanggung sendiri dosa kita. Meski Allah bersabda “ Kamu memberati aku dengn dosamu, engkau menyusahi aku dengan kesalahanmu “, namum Allah bersabda “ ..Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena aku sendiri dan aku tidak mengingat-ingat dosamu. “ ( bdk Yes 43:24-24 ).Allah berkenan bertanggungjawab atas dosa kita, Allah akan membuat silih bagi dosa kita dan memperbarui segala yang rusak akibat dosa. Pelaksanaan kehendak Allah ini diserahkan kepada Allah Putera yang menjelma menjadi manusia oleh kuasa Roh Kudus, dan wafat di kayu salib sebagai korban tebusan bagi dosa kita. St Paulus menulis dalam bacaan II tadi “ ..Allahlah yang telah meneguhkan kami bersama kamu dalam Kristus. Dia pulalah yang telah mengurapi kita serta memateraikan tanda milik-Nya atas kita. Dialah yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan atas semua yang telah disediakan untuk kita. “ ( 2 Kor 1:21-22 ).St Paulus bangga dan bersukacita dilibatkan sebagai rasul dalam karya penyelamatan Allah yang sekaligus memberi sarana untuk menjamin keselamatan itu.
8) Sebagai manusia Tuhan Yesus satu diantara kita, memikul dosa kita dan bertanggungjawab atas dosa kita, mewakili kita di hadapan Allah Bapa. Ketika menjadi korban penebusan, Tuhan Yesus mengikutsertakan kita. Lebih jauh gereja-Nya diikutsertakan dalam kurban penebusan ini ketika secara sakramental; Tuhan Yesus menghadirkan kurban-Nya disalib pada Jumat Agung itu menjadi Perjamuan Ekaristi perdana bersama para rasul. Peristiwa ini diwariskan untuk mengenang Dia sesuai dengan pesan-Nya. Kita yang berdosa, mari dalam Ekaristi menyatukan silih kita dengan korban Kristus sendiri. Dengan kekuatan Ekaristi mari kita memulihkan dan membarui segala yang rusak karena dosa. Demikianlah usulan bahan pertobatan selama masa APP. Bahan APP secara rinci telah disiapkan.
Semoga membantu renungan dan refleksi anda. Amin
Jakarta , Februari 2009
Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ
Uskup Agung Jakarta
Senin, 23 Februari 2009
Senin, 23 Februari 2009
Pw. St. Polikarpus, Uskup Martir
Doa Renungan Pagi
Ya Allah, Engkau menyelenggarakan kehidupan kami setiap hari dengan rahmat dan karunia yang berasal daripada-Mu. Tanamkanlah semangat dan rasa syukur dalam hati kami agar kami senantiasa dihibur dengan penghibur yang sejati, yakni Roh-Mu sendiri. Semoga Roh-Mu yang menyertai perjalanan kami selama hari ini, sehingga hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (1:1-10)
"Kebijaksanaan diciptakan sebelum segala-galanya."
1 Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya. 2 Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya?3 Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya?4 Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.8 Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya? Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya.9 Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya. 10 Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah. Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"
14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia.16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" 17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" 24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" 26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." 27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" 29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Mengapa banyak orang tidak dapat mencapai tujuan hidupnya? Pertama karena mereka tidak berhasil merumuskan tujuan hidup itu sehingga tidak tahu apa untuk apa mereka hidup. Kedua, kendati sudah merumuskan tujuan hidup, orang tidak yakin sehingga tidak tahu strategi apa yang harus dibuat dan berusaha sepenuhnya untuk mencapainya. Para murid telah dipanggil oleh Yesus untuk mengusir roh-roh jahat, tetapi mereka tidak berdaya karena strateginya salah: mereka tidak melakukannya dengan doa!
Manusia yang sukses itu adalah manusia yang dengan ketajaman intelektualitasnya merumuskan dan mengetahui tujuan hidup dan mengupayakannya supaya tercapai. Sebagai orang Kristen yang bijaksana, salah satu strategi adalah melakukannya dengan mengandalkan kekuatan Ilahi dan itu terwujud dengan doa. Kita sudah sering diajari bahwa doa adalah senjata rahasia orang beriman. Doa adalah ritual yang membuat orang Kristen menjadi orang yang sukses dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya doa sudah menjadi strategi mendasar hidup kita, yakinlah apa saja yang kita inginkan dalam hidup, apa yang menjadi tujuan hidup pasti akan tercapai. Pertanyaannya: apakah anda yakin?
Pw. St. Polikarpus, Uskup Martir
Doa Renungan Pagi
Ya Allah, Engkau menyelenggarakan kehidupan kami setiap hari dengan rahmat dan karunia yang berasal daripada-Mu. Tanamkanlah semangat dan rasa syukur dalam hati kami agar kami senantiasa dihibur dengan penghibur yang sejati, yakni Roh-Mu sendiri. Semoga Roh-Mu yang menyertai perjalanan kami selama hari ini, sehingga hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (1:1-10)
"Kebijaksanaan diciptakan sebelum segala-galanya."
1 Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya. 2 Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya?3 Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya?4 Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.8 Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya? Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya.9 Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya. 10 Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah. Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"
14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia.16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" 17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" 24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" 26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." 27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" 29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Mengapa banyak orang tidak dapat mencapai tujuan hidupnya? Pertama karena mereka tidak berhasil merumuskan tujuan hidup itu sehingga tidak tahu apa untuk apa mereka hidup. Kedua, kendati sudah merumuskan tujuan hidup, orang tidak yakin sehingga tidak tahu strategi apa yang harus dibuat dan berusaha sepenuhnya untuk mencapainya. Para murid telah dipanggil oleh Yesus untuk mengusir roh-roh jahat, tetapi mereka tidak berdaya karena strateginya salah: mereka tidak melakukannya dengan doa!
Manusia yang sukses itu adalah manusia yang dengan ketajaman intelektualitasnya merumuskan dan mengetahui tujuan hidup dan mengupayakannya supaya tercapai. Sebagai orang Kristen yang bijaksana, salah satu strategi adalah melakukannya dengan mengandalkan kekuatan Ilahi dan itu terwujud dengan doa. Kita sudah sering diajari bahwa doa adalah senjata rahasia orang beriman. Doa adalah ritual yang membuat orang Kristen menjadi orang yang sukses dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya doa sudah menjadi strategi mendasar hidup kita, yakinlah apa saja yang kita inginkan dalam hidup, apa yang menjadi tujuan hidup pasti akan tercapai. Pertanyaannya: apakah anda yakin?
[Renungan Mutiara Iman 2009]
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati