| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Hari Minggu Palma, Mengenangkan Sengsara Tuhan, Minggu 03 April 2009

HARI MINGGU PALMA
Yes 50:4-7; Flp 2:6-11; Mrk 14:1-15:47

“Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan”


Ketika ada kepala negara atau presiden atau pejabat tinggi akan mengadakan kunjungan di suatu daerah, maka pada umumnya pemimpin bersama warga masyarakat yang bersangkutan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan itu antara lain: pembersihan atau penataan lingkungan hidup atau tempat yang mau dikunjungi dan jalan-jalan yang mau dilalui, pemasangan bendera atau spanduk, dst.. Kegiatan kunjungan kerja tersebut rasanya harus dibayar mahal, apalagi jika pemimpin dan warga daerah yang akan dikunjungi berusaha menampilkan diri sebaik mungkin, meskipun untuk itu sebenarnya merupakan permainan sandiwara, upaya liturgis atau formal melulu. Pada saat kunjungan pengawalan atau pengamanan bagi ‘sang tamu’ begitu ketat, antara lain terjadi ‘penutupan jalan untuk waktu tertentu’ dimana masyarakat umum pada saat itu tidak boleh melalui jalan yang bersangkutan. Pada hari ini, Minggu Palma, kita mengenangkan ‘Sang Raja, Yesus’ yang naik keledai dan dielu-elukan atau disambut secara meriah oleh orang-orang yang percaya kepadaNya. Hal itu terjadi secara spontan, sehingga mereka mengelu-elukan dengan daun palma atau pakaian seadanya, tanpa dibuat-buat dan tiada permainan sandiwara. dimana “mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"(Mrk 11:7-10)



“Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)



Hari ini kita juga mengelu-elukan dan mengiringi perjalanan Yesus menuju ke pemenuhan tugas pengutusanNya dengan mempersembahkan Diri seutuhnya, sengsara dan wafat di kayu salib serta pada hari ketiga bangkit dari mati. Yang kita elu-elukan dan iringi perjalananNya ‘tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia’, maka selayaknya kita mengelu-elukan dan mengiringiNya dengan sederhana, rendah hati, apa adanya, dan tiada permainan sandiwara kehidupan. Rasanya cara hidup dan cara bertindak atau sikap orang-orang yang mengelu-elukan Yesus waktu itu seperti kita pada masa kini ketika mendengar ada sahabat kita yang sedang sakit keras dan mendekati kematian serta dengan spontan dan cepat-cepat untuk mengunjungi dan menyapanya dengan penuh kasih.



Pada hari ini kita memasuki ‘Pekan Suci’, maka marilah meneladan orang-orang yang mengiringi Yesus menuju Yerusalem. Setelah kita mawas diri sejak Rabu Abu, kiranya masing-masing dari kita lebih mengenal diri: kita lebih kenal kekuatan dan kelemahan kita, serta melihat aneka kesempatan dan ancaman dalam menghayati iman atau panggilan serta melaksanakan tugas pengutusan. Maka baiklah dengan jujur, apa adanya kita masuki “Pekan Suci”, kita imani dan hayati bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan Yesus, karya penyelamatan seluruh bangsa manusia.



Marilah kita berusaha dengan rendah hati untuk “mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan sesama manusia” Kita adalah sama-sama ciptaan Tuhan, sama-sama beriman, sama-sama mendambakan hidup selamat, damai sejahtera lahir dan batin, bahagia kini dan selama-lamanya. Maka marilah kita fungsikan segala kekuatan dan gunakan segala kesempatan dan kemungkinan untuk saling , malayani, membahagiakan dan menyelamatkan. Marilah kita bekerja sama seperti semut-semut yang ‘membawa bangkai binatang menuju ke puncak/ketinggian’ dan di puncak itulah mereka berpesta pora makan bersama, sedangkan selama di perjalanan kerja sama dan bergotong-royong tanpa kenal lelah. Tiada yang korupsi, bermalas-malas, cari enak sendiri selama di perjalanan. Kita bagaikan ‘semut-semut’ yang akan menghabisi bangkai-bangkai busuk dan menjijikkan, sehingga bersih dan indah serta nikmat lingkungan hidup kita. “Jer basuki mowo beyo” (=Untuk hidup mulia, damai sejahtera, orang harus berani berjuang dan berkorban).

“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang” (Yes 50:4-5)


Mendengarkan dan berbicara itulah mayoritas kesibukan kita semua sejak bayi/dilahirkan sampai lansia/ mati atau dipanggil Tuhan. Begitu tersadar dari tidur kiranya indra pendengaran atau telinga kita yang pertama-tama aktif dan bekerja. Maka marilah begitu terjaga dari tidur kita dengarkan firman atau sabda Tuhan dan mungkin dapat kita awali dengan doa ini: “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (Rat 3:22 -23). Kita berterima kasih dan bersyukur atas rahmat dan kesetiaan Tuhan bahwa kita masih dianugerahi hidup serta kesegaran dan kebugaran. Dengan semangat yang sama kita masuki “Pekan Suci ini”. Kiranya juga juga mendambakan ketika berbicara juga dijiwai oleh rahmat dan kesetiaan Tuhan atau syukur dan terima kasih.



Berbicara dijiwai dengan syukur dan terima kasih merupakan perwujudan iman bahwa “Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid”, sehingga apa yang kita katakan “dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu”, sebagaimana disabdakan oleh Yesus dalam perjalananNya menuju puncak Kalvari, puncak kayu salib: “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"(Luk 23:28-31) . Dalam penderitaanNya Ia mampu menghibur dan memberdayakan mereka yang lesu. Mungkin kita tahu ada rekan-rekan atau saudara-saudari kita yang lesu dalam hidup beragama atau beriman, maka marilah kita dekati dan sapa mereka serta kita ajak mereka dengan rendah hati, syukur dan terima kasih untuk berpartisipasi memasuki ‘Pekan Suci’ ini. Biarlah mereka yang lesu akan segera dibangkitkan dan digairahkan, sehingga di malam Paskah dan selanjutnya kita bersama-sama menghayati iman dengan gairah dan gembira. Semoga kita tidak menoleh ke belakang dengan lesu, melainkan menatap masa depan dengan gairah dan gembira, meskipun kita melihat aneka tantangan dan hambatan yang menghadang dan harus kita hadapi.


“Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah” (Mzm 22:19-20.23)

Jakarta , 5 April 2009

Sabtu, 04 April 2009

Sabtu, 04 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah

"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" --- Mat 5:9

Doa Renungan Pagi

Tuhan terima kasih, Engkau telah memberikan seorang Penebus yang rela wafat untuk menebus dosa-dosa kami. Bantulah kami agar mampu keluar dari kebodohan dan kelemahan kami ini. Semoga berkat pendampingan-Mu kami dapat kembali setia kepada perintah-perintah-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yehezkiel (37:21-28)

"Aku akan menjadikan mereka satu bangsa."


21 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka.22 Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi menjadi dua bangsa dan tidak lagi terbagi menjadi dua kerajaan.23 Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya. 24 Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. 25 Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal, ya, mereka, anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya. 26 Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. 27 Tempat kediaman-Kupun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 28 Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Lagu Antar Bacaan
Ref. Tuhan Allah menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya.

Ayat. (Yeremia 31:10.11-1abc.13)
1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebaikan Tuhan.
3. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang-orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:45-56)


"Yesus akan mati untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai."

45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." 49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, 50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa."51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. 53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. 56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Hari ini adalah hari terakhir sebelum kita memasuki “Pekan Suci”, hari-hari untuk merayakan puncak iman kita, Wafat dan Kebangkitan Yesus, Pesta Paskah. Dalam Warta Gembira hari ini dapat kita baca bahwa para tokoh orang-orang Yahudi bersiap-siap untuk menangkap dan membunuh Yesus, antara lain mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.". Dan Kayafas, salah seorang dari mereka berkata: "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa”. Memang Yesus akan ‘mati’ , sebagaimana diramalkan oleh para nabi, mati demi keselamatan seluruh bangsa di dunia, lebih-lebih atau terutama adalah keselamatan jiwa manusia. Sementara itu di kalangan.rakyat atau orang banyak bertanya-tanya: “Bagaimana pendapamu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”. Pesta Paskah adalah pesta besar atau agung dan bagi kita berarti mengenangkan Wafat dan Kebangkitan Yesus, yang setiap kali kita kenangkan di dalam Perayaan Ekaristi, ibadat utama bagi kita semua yang beriman kepadaNya. Maka marilah kita bersiap-siap memasuki ‘Pekan Suci’ sambil mengenangkan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing: “Apakah kita berani mati demi keselamatan sesama dan saudara-saudari kita?” Tentu saja yang kami maksudkan dengan ‘mati’ adalah mempersembahkan diri seutuhnya pada penghayatan panggilan dan pelaksanaan tugas pengutusan kita masing-masing.


· “ Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya” (Yeh 37:23). Kutipan ini kiranya menggambarkan apa yang akan dilakukan Yesus atau kita kenangkan di dalam Pekan Suci yang akan datang. Marilah kita mawas diri: “Apakah kita masih atau tidak lagi menajiskan diri dengan berhala-berhala atau dewa-dewa yang menjijikkan atau dengan melanggar aneka janji atau aturan?”. Secara liturgis kita semua telah dilepaskan dari segala penyelewengan tersebut, yaitu ketika kita dibaptis atau dipermandikan. Maka baiklah secara khusus saya mengajak kita semua untuk mawas diri dan mengenangkan rahmat baptisan yang telah kita terima: sejauh mana dalam permenungan atau refleksi di masa Prapaskah ini kita semakin tergerak untuk taat-setia pada janji baptis, hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan. Kita akan mengenangkan ketaatan dan kesetiaan Yesus pada tugas pengutusanNya, antara lain dengan menderita dan wafat di kayu salib dan bangkit dari mati demi keselamatan seluruh bangsa manusia. Hari-hari ini bagi bangsa Indonesia juga merupakan ‘minggu tenang’, hari-hari untuk mempersiapkan diri dengan penuh keheningan demi ketepatan memilih calon anggota DPR yang berani mempersembahkan diri demi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh bangsa Indoneisa. Maka jadikanlah atau hayatilah hari-hari mendatang ini dalam semangat “mati demi keselamatan sesama manusia”


Ignatius Sumarya, SJ

Jumat, 03 April 2009

Jumat, 03 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah, Hari Pantang

Jumat Pertama Dalam Bulan

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yeremia (20:10-13)


"Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah."

10 Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!"11 Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan! 12 Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.13 Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku.

Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc-4.5-6.7)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat daripada musuhku.
3. Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku; tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.
4. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan. Kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:31-42)

"Orang-orang Yahudi mencoba menangkap Yesus, tetapi Ia luput dari tangan mereka.
"

31 Sekali peristiwa orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." 34 Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? 35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan--,36 masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?37 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, 38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." 39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. 40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. 41 Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." 42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Dari buahnya pohon itu dikenal.”(Mat 12:33), demikian sabda Yesus. Maka kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepadaNya, Ia bersabda: “Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan BapaKu, janganlah percaya kepadaKu, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepadaKu, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa”. Namun orang-orang Yahudi semakin tergerak untuk melempari batu pada Yesus, sebaliknya juga banyak orang semakin percaya kepadaNya.. Kita semua kiranya dipanggil untuk meneladan Yesus dengan melakukan pekerjaan atau tugas yang dianugerahkan kepada sebaik dan seoptimal mungkin; memang ada kemungkinan ada orang yang tidak senang terhadap apa yang kita lakukan. Sebagai contoh pernah saya dengar dari seseorang yang berkompeten dalam tugasnya: sebagai pegawai di departemen pertanian ia mendukung gerakan penghijauan dan kebersihan lingkungan hidup, dan dalam kenyataan ada daerah (RT atau RW) tertentu yang telah melaksanakannya dengan baik. Maka saya usulkan agar ada gerakan bersama antar departemen untuk hal itu, namun ia berceritera bahwa ada hambatan yaitu dari dinas kebersihan. Konon jika lingkungan hidup bersih maka banyak pegawai/buruh di dinas kebersihan harus di PHK. Rasanya gerakan secara structural atau resmi tak mungkin berjalan, maka marilah kita mengadakan gerakan secara informal. Pejabat memang sering menjadi penghambat, maka kita tinggalkan saja mereka dan kita bertindak sebaik mungkin sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan di lingkungan hidup kita. Marilah kita saling membantu dalam berbuat baik, mengerjakan apa yang baik agar semakin banyak orang percaya kepada Tuhan.

· “TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku “(Yer 20:11-12), demikian kesaksian iman dan doa Yeremia, yang sedang dalam ancaman musuh-musuhnya, kepada Tuhan Nabi senantiasa mewartakan apa yang baik dan benar, dan memang dalam situasi yang dijiwai kemorosotan moral, nasib seorang nabi senantiasa di dalam ancaman. Kita semua dipanggil untuk menghayati dimensi kenabian iman kita, maka marilah tanpa takut dan gentar kita wartakan apa yang baik dan benar. Jika dalam mewartakan atau melakukan apa yang baik dan benar harus mengharapi aneka tantangan dan perkara, marilah kita ‘serahkan atau persembahkan’ tantangan dan perkara tersebut kepada Tuhan. Jangan membalas dendam kepada mereka yang manantang dan mengancam kita, dan percayalah babwa mereka akan mendapat balasan setimpal dengan tantangan dan ancaman mereka. Mereka pada suatu saat akan tersandung dan jatuh, sebaliknya jika kita senantiasa melakukan apa yang baik dan benar meskipun harus melalui jalan berlobang, berliku-liku dan becek, kita tidak akan tersandung dan jatuh, melainkan tetap tegar dan semakin handal iman dan panggilan kita.

Jakarta, 03 April 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Kamis, 02 April 2009

Kamis, 02 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah,

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." (Yohanes 8:51)


Doa Renungan

Allah yang kekal dan kuasa, ajarilah kami melakukan dan menuruti segala firman-Mu yang Kausampaikan melalui Kristus Putra-Mu yang mulia. Dengan demikian, masa pertobatan ini membuat kami semakin memuliakan Dikau yang ada dalam diri kami supaya orang lain pun dapat memuliakan nama-Mu yang kudus. Dan semoga kami pun siap menyongsong kebangkitan Yesus Tuhan kami pada hari raya Paska yang semakin mendekat. Dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (17:3-9)

"Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."


3 Pada waktu itu, ketika Allah menampakkan diri, maka Abram bersujud, dan Allah berfirman kepadanya:4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. 8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya

Ayat. (Mzm 105:4-5.6-7.8-9)
1. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
2. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, di seluruh bumi berlaku ketetapan-Nya.
3. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat.
Janganlah keraskan hatimu, tetapi dengarkan suara Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:51-59)


"Abraham bapamu bersukacita, bahwa ia akan melihat hari-Ku."

51 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Semakin Yesus menyingkapkan ‘Jati Diri-Nya’ semakin menimbulkan ketegangan bagi mereka yang tidak atau kurang percaya kepadaNya, sebagaimana dihayati oleh orang-orang Yahudi. Rasanya hal macam itu juga sering terjadi di dalam kehidupan kita, sebagai contoh adalah hidup terpanggil sebagai suami atau isteri, imam, bruder atau suster. Laki-laki dan perempuan yang sedang dalam masa pacaran atau tunangan pada umumnya menampilkan diri baik-baik saja, namun bukan kebenaran yang ditampilkan melainkan permainan sandiwara. Ketika mereka berdua telah menjadi suami-isteri dimana senantiasa hidup bersama, tidur bersama, makan bersama dan mungkin juga mandi bersama dst.. tidak mungkin lagi ada permainan sandiwara, dan masing-masing tampil keaslian atau kebenaran dirinya. Hal itu pada umumnya terjadi pada masa ‘balita’, masa lima tahun pertama menghayati panggilan hidup. Percekcokan yang juga dapat berkembang menjadi perceraian pada umumnya terjadi pada masa lima tahun pertama hidup terpanggil, entah sebagai suami-isteri, imam, bruder atau suster, dan mungkin juga dalam dunia kerja. Ketika orang mampu mengatasi aneka tantangan dan hambatan pada masa lima tahun pertama hidup terpanggil, maka mereka akan mampu untuk setia menghayati panggilan selama-lamanya, sampai mati, dan berlakulah apa yang disabdakan oleh Yesus :”Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami mau sampai selama-lamanya”. Sebaliknya jika kita tidak mampu mengatasi tantangan dan hambatan yang muncul pada lima tahun pertama hidup terpanggil, kiranya dengan mudah kita akan saling mengusir, bercerai, mengingkari panggilan, dst.. serta ada kemungknan bertindak seperti orang-orang Yahudi terhadap Yesus “mengambil batu untuk melempari Dia”. Maka marilah kita mawas diri:selama mengarungi jalan hidup terpanggil ini apakah saya semakin percaya kepada Tuhan dan sesama manusia alias semakin banyak sahabat atau semakin kurang percaya kepada Tuhan dan sesama, sehingga semakin memiliki musuh?


· "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa” (Kej 17:4-5). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita dalam mawas diri perihal pergantian atau penambahan nama yang kita kenakan sebagai tanggapan atas panggilan dan janji Tuhan. Tono dan Tini menjadi “Adiraharjo”, Sutiyem menjadi ‘Agnes Sutiyem’, Gombloh menjadi ‘pastor John’, Tuginem menjadi ‘Sr Anna”, setelah selesai belajar di depan atau dimuka nama ditambahi gelar ‘Ir, Dr., Prof, MBA, dst..’ (samua nama samaran). Apakah kita konsekwen dengan pergantian nama atau penambahan nama tersebut, yang berarti cara hidup dan cara bertindak kita harus sesuai dengan ‘nama’ yang menandai diri kita masing-masing? Contoh konkret: suami-isteri yang taat-setia pada janjinya akan menjadi ‘bapa dan ibu sejumlah besar bangsa’, seorang sarjana yang meneruskan ilmu dan ketrampilan berarti dia sendiri semakin berilmu dan terampil dan semakin banyak orang menjadi berilmu dan terampil, dst.. Maka marilah kita mawas diri perihal arti dan makna pergantian atau penambahan nama yang dikenakan pada kita masing-masing. Kita harus berani beruhah atau diperbaharui terus-menerus, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita sesuai dengan nama yang menandai diri kita, sesuai dengan janji-janji yang pernah kita ikrarkan dihadapan Tuhan dan disaksikan oleh banyak orang.


Jakarta, 02 April 2009
Ignatius Sumarya , SJ

Doa Persembahan Harian Bulan April 2009

Persembahan Harian
Allah Bapa kami,
bersama Bunda Maria dan Para Kudus
serta seluruh umat beriman
kupersembahkan kepada-Mu segala doa dan karya,
segala suka dan duka sepanjang hari.
Kupersatukan persembahanku ini dengan
persembahan Putra-Mu di dalam Ekaristi Kudus.
Kuhunjukkan persembahanku juga bagi semua kerinduan suci
Hati Kristus maupun ujud Gereja untuk bulan ini:

Ujud Umum:

Semoga Tuhan memberkati kerja keras para petani
dengan panenan yang melimpah;
dan semoga bangsa-bangsa makmur
dibuat lebih berbela-rasa atas tragedi kelaparan
yang menimpa belahan bumi yang lain.

Ujud Misi:

Semoga kaum Kristiani
yang hidup di wilayah-wilayah tempat kondisi tragis
menimpa kaum papa-miskin, kaum lemah, kaum perempuan
dan anak-anak, bisa menjadi tanda harapan karena kesaksian
yang berani atas bela-rasa dan kasih Injili

Ujud Gereja Indonesia:

Semoga terpilihlah para wakil rakyat yang bermutu,
bersih, berwawasan luas, dan berpihak kepada kepentingan
seluruh rakyat Indonesia.



Photobucket

Rabu, 01 April 2009

Rabu, 01 April 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah


Doa Renungan Pagi
Tuhan Allah kami, ajarilah kami hari ini melakukan apa yang benar di hadapan-Mu. Bukalah hati dan pikiran kami agar mampu melakukan segala pekerjaan dan melaksanakan apa yang diajarkan oleh Putera-Mu. Sehingga kelak kami menjadi anak-anak yang merdeka dalam iman dan memperoleh kehidupan yang abadi bersama-Mu dalam Kerajaan Surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Kitab Daniel (3:14-20.24-25.28)


"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."

Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, "Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu." Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja, "Benar, ya Raja!" Kata raja, "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!" Maka berkatalah Nebukadnezar, "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh, dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Lagu Antar Bacaan (Daniel 3:52.53.54.55.56)
P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:31-42)

"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Jawab mereka, "Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" Kata Yesus kepada mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari Bapamu." Jawab mereka kepada-Nya, "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka, "Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku: Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka, "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada mereka, "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Para penganut agama-agama besar di dunia ini, misalnya: Yahudi, Kristen/Katolik dan Islam kiranya menyatakan diri sebagai kuturunan Abraham, bapa umat beriman, namun sungguh sayang dan memprihatinkan bahwa ada sementara orang, kelompok atau golongan yang menyombongkan diri serta melecehkan atau merendahkan yang lain atas nama agama atau ajaran dari yang dianutnya. Hal itu nampak dalam kelompok-kelompok ekstrim dan fanatik sempit yang sering melakukan kekerasan atau membuat kekacauan di dalam hidup bersama, hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun beragama. "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.”, demikian sabda Yesus. “Mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham” antara lain berarti senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan, dengan mempersembahkan yang terbaik dan terkasih demi keselamatan atau kebahagiaan sesama, ‘bonum commune’ , bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok/golomgan sendiri. Hemat saya sebagai tanda atau gejala sebagai keturunan Abraham adalah senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan/tubuh. Kasih tidak pernah terbatas atau tak dapat dibatasi oleh SARA, sebagaimana diajarkan oleh Paulus bahwa “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13:4-7)

· "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka” (Dan 3:28), demikian kata raja Nebukadnezar, yang mengimani Allah yang benar, yang disembah dan dipuji serta dilayani oleh orang-orang yang sungguh beriman. Orang yang sungguh beriman dibakar tidak akan terbakar, tetapi justru semakin kuat dan murni imannya. Karena taat- setia pada iman, ada kemungkinan kita juga akan ‘dibakar’ tetapi tidak sebagaimana dialami oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, melainkan lebih ringan antara lain berupa ancaman, terror, ejekan, caci maki, pelecehan atau aneka tantangan dan hambatan lainnya. Hayati atau imani bahwa semuanya itu merupakan konsekwensi ketaatan dan kesetiaan iman kita dan demikian menjadi wahana pemurnian dan peneguhan iman kita, sehingga kita semakin layak disebut sebagai keturunan Abraham. Orang sungguh beriman bagaikan emas murni ketika dibakar tidak hancur, melainkan semakin nampak kemurniannya. Dalam kesempatan ini kami juga mengingatkan kepada mereka yang masih menyembah atau berbakti kepada ‘berhala-berhala’, termasuk berhala modern dalam bentuk ‘harta benda/uang, kedudukan/jabatan atau kehormatan duniawi’: bertobatlah, dan kembalilah berbakti, memuji dan mengabdi Tuhan sebagaimana dilakukan oleh raja Nebukadnezar.






Jakarta, 1 April 2009


[Ignatius Sumarya, SJ]

Photobucket

Selasa, 31 Maret 2009

Selasa, 31 Maret 2009
Hari Biasa Pekan V Prapaskah


Janganlah perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik..., supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia" --- Ef 4:29


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)

"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup."


Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!" Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan mUsa dan berkata, "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat
(Mzm 102:2-3.16-18.19-21)

1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semoga raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)


"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."

Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." Maka kata orang-orang Yahudi itu, "Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." Maka kata mereka kepada-Nya, "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka, "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu. Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar daripada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia." Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Semakin orang belajar terus-menerus kiranya akan merasakan bahwa semakin banyak hal yang tidak diketahui, demikian juga semakin suci seseorang juga semakin sulit dipahami, itulah kebenaran hidup. Yesus yang ‘senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya’ menimbulkan pertanyaan bagi orang banyak, tetapi juga semakin “banyak orang orang percaya kepadaN-ya”. Sabda atau Warta Gembira hari ini kiranya dapat menjadi bahas mawas diri perihal perjalanan hidup iman kita dan juga pendalaman iman selama masa Prapaskah ini: apakah kita semakin beriman atau percaya kepada Tuhan, kepada Penyelenggaraan Ilahi; kita semakin mengenal Tuhan atau Yesus yang kita imani. Dengan kata lain kita juga ‘senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada Tuhan’ alias berbudi pekerti luhur. Secara konkret kita juga semakin taat-setia pada perjanjian-perjanjian yang pernah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji perkawinan atau imamat, kaul hidup membiara, janji pelajar/mahasiswa, janji pekerja atau pegawai, sumpah jabatan, dst.. ; kita tumbuh berkembang semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Kita meneladan Yesus yang bersabda: “Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku”: kita berbicara atau bercakap-cakap atau curhat dengan sesama manusia perihal sabda Tuhan atau janji-janji yang pernah kita ikrarkan, dan tentu saja juga saling membantu atau bergotong royong dalam penghayatan atau pelakaanaan janji-janji tersebut.

· "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.”(Bil 21:7), demikian kata-kata dari umat yang telah berdosa kepada Musa. Mungkinkah kita juga telah ‘berkata-kata melawan Tuhan’ antara lain berkata-kata perihal “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”(Gal 5:19-21)?. Jika kita memang telah melakukan hal-hal itu alias berdosa, marilah kita bertobat, “berdoalah kepada Tuhan”. Berdoa berarti mengarahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan, maka berdoa dapat kita lakukan dimana dan kapan saja, “supaya dijauhkanNya ular-ular ini dari pada kami”. Bukankah banyak orang takut kepada ular? Ular sering menjadi symbol kejahatan, tetapi juga symbol penyembuhan atau pengobatan, sebagaiman dipakai oleh apotik-apotik dengan symbol ular yang melilit-lilit salib. Bagi kita yang beriman kepada Yesus Kristus, yang bergantung di kayu salib adalah Yesus Kristus yang kita imani, maka ketika berdoa silahkan menatap dan bersembah-sujud kepada Yang Tersalib, dimana ada kasih pengampunan dan penyembuhan yang luar biasa. Rasanya ketika kita berani menatap dan bersembah-sujud kepada yang Tersalib, maka kita tidak akan berkata-kata melawan Tuhan, dan ada kemungkinan kita akan berdoa seperti Yang Tersalib: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk 23:34). Selanjutnya diharapkan kata-kata yang keluar dari mulut kita senantiasa menyejukkan, mendamaikan dan mengampuni yang lain. Marilah memandang dan bersembah-sujud kepada Yang Tersalib.
Jakarta, 31 Maret 2009
Ignatius Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy