| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 09 April 2009

KAMIS PUTIH
Kamis, 09 April 2009


Doa
Allah Bapa kami yang maha pengasih dan maha penyayang, hari ini kami Kauperkenankan untuk merayakan perjamuan-Mu yang mahakudus. Perjamuan cinta kasih ini dianugerahkan Kristus pada malam Ia menyerahkan diri, kepada Gereja-Nya sebagai korban baru sepanjang masa. Hari ini, kami inin menegaskan komitmen kami, mengikuti jalan salib dan derita-Mu, yang tidak lain jalan kasih-Mu yang menyelamatkan. Semoga dengan ikut ambil bagian dalam perjamuan-Mu, kami Kaumampukan, berani sebagai pelaku kabar gembira dimanapun kami berada. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup, berkuasa, kini dan sepanjang masa.

PENGANTAR
Undangan perjamuan adalah undangan untuk bersatu. Kita diundang untuk mengucap syukur atas segala rahmat dan karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kita. Marilah kita membuka hati untuk sabda Tuhan.

BACAAN PERTAMA
Pembacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)


"Aturan Perjamuan Paska."

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. 4 Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. 5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. 6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN.12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. 13 Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.14 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.
L. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN PS. 856
INILAH TUBUHKU
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

BACAAN KEDUA
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:23-26)

"Setiap kali Saudara makan roti ini dan minum dari piala ini, Saudara wartakan wafat Tuhan."

23 Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti 24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" 25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" 26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
L. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL PS. 965
TERPUJILAH KRISTUS TUHAN
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.


BACAAN INJIL
I. Tuhan sertamu
U.Dan sertamu juga.
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)
U.Dimuliakan Tuhan.

"Yesus mengasihi mereka tanpa batas."

1 Sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. 4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" 7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." 8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." 12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; 15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
I. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Rekan-rekan yang baik!

Pada hari Kamis Putih dibacakan kisah pembasuhan kaki para murid (Yoh 13:1-15). Tindakan ini dimengerti Petrus sebagai ungkapan merendah dari gurunya di hadapan para murid. Yesus meluruskan pendapat Petrus tadi sambil mengajarkan hal yang lebih dalam lagi.


Hanya dalam Injil Yohanes sajalah dikisahkan tindakan Yesus membasuh kaki para murid. Memang orang biasa membasuh kaki sendiri sebelum masuk ke ruang perjamuan sebagai ungkapan mau ikut pesta dengan bersih. Hanya tamu yang amat dihormati saja, misalnya seorang guru atau orang yang dituakan, akan dibasuh kakinya. Dan bila dilakukan, akan dijalankan sebelum perjamuan mulai. Hanya pelayan rumah sajalah yang melakukan pembasuhan kaki tetamu, bukan tuan rumah. Injil Yohanes mengubah dan bahkan membongkar peran-peran tadi.

Yesus sang Guru dan tuan rumah itu kini membasuh kaki para muridnya, para tamunya. Apakah dengan demikian hendak disampaikan ia menjalankan peran sebagai hamba, hamba yang diutus dari atas sana, dari Allah sendiri? Menarik. Ini bisa menjadi dasar spiritualitas pengabdian sang hamba yang terungkap dalam syair-syair Ebed Yahwe (Yes 42:1-4; 49:1-6; 50:4-11, terutama 52:13-53:12). Tetapi tak usah kita tergesa-gesa ke sana. Mari kita amati lebih lanjut terlebih dahulu peristiwa yang dikisahkan Yohanes. Pembasuhan ini terjadi selama perjamuan sendiri, bukan sebelum, seperti lazim dilakukan orang. Tidak biasa. Boleh jadi Yohanes memang sengaja ingin menyampaikan hal-hal yang tidak lazim sehingga pembacanya mulai memikir-mikirkan apa gerangan maksudnya. Bila begitu, pembasuhan kaki di sini boleh jadi bukan ditampilkan sebagai tanda memasuki perjamuan dengan kaki bersih, atau ungkapan pengabdian serta kerendahan hati yang membasuh, melainkan guna menandai hal lain. Apa itu? Baiklah didekati kekhususan Yohanes dalam mengisahkan kejadian-kejadian terakhir dalam hidup Yesus.

Yohanes menceritakan hari-hari terakhir Yesus dengan cara yang agak berbeda dengan ketiga Injil lainnya. Dalam Injil Markus, Matius dan Lukas, kedatangan Yesus ke Yerusalem mengawali peristiwa-peristiwa yang membawanya masuk ke dalam penderitaan, kematian dan kebangkitannya nanti, termasuk di dalamnya perjamuan Paskah. Yohanes lain. Kedatangan Yesus ke Yerusalem dan pembersihan Bait Allah dipisahkan dari peristiwa salib dan kebangkitan. Bagi Yohanes, serangkaian kejadian yang berakhir dengan kebangkitan itu justru berawal pada perjamuan malam terakhir. Berbeda juga dengan ketiga Injil lainnya, perjamuan ini bukan perjamuan Paskah, melainkan perjamuan malam yang diadakannya sebelum Paskah. Bagi Yohanes, Paskah yang baru akan terjadi dalam ujud pengorbanan Yesus di salib.

Ditekankan oleh Yohanes bahwa Yesus sungguh menyadari dirinya "datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah" (ay. 3). Karena itu mereka yang mengenalnya akan mengenali Yang Ilahi dari dekat. Ini semua diajarkan Yesus kepada para murid terdekat pada perjamuan malam terakhir itu dengan membasuh kaki mereka. Dia yang sadar berasal dari Allah dan sedang kembali menuju kepadaNya ingin menunjukkan bahwa orang-orang terdekat itu sedemikian berharga, sedemikian terhormat.

Lebih dari itu, ia ingin berbagi "asal dan tujuan" - dari siapa dan menuju ke siapa - dengan orang-orang yang paling dekat ini. Inilah yang dimaksud dengan mengasihi "sampai pada kesudahannya" (ay. 1). Tidak setengah-setengah melainkan sampai saat tujuan kedatangannya terlaksana, yakni membawa manusia ke dekat Allah, pengasal terang dan kehidupan sendiri. Berbagi asal dan tujuan itu cara Yohanes mengutarakan bagaimana Yesus berbagi kehidupan seutuh-utuhnya dengan pengikut-pengikutnya. Sekaligus terasa ada ajakan bahwa mengikuti Yesus bukan sekadar menyertainya sebentar-sebentar, dari sini sampai situ, melainkan dari awal hingga akhir. Justru dengan demikian manusia akan menjadi manusia sempurna.

Petrus terheran-heran dan tak bisa menerima gurunya membasuh kakinya. Murid yang serba spontan ini melihat gurunya melakukan tindakan merendah. Hanya itulah yang dilihatnya. Ia terlalu berakar dalam kerohaniannya sendiri. Yang hendak diberikan Yesus ialah sesuatu yang baru yang belum berkembang dalam diri para pengikutnya, bahkan yang paling dekat seperti Petrus sendiri. Yesus mengatakan bahwa kelak ia akan mengerti walaupun kini belum menangkapnya (ay. 6-7). Petrus belum puas dan bersikeras menolak dibasuh kakinya oleh gurunya itu. Mari kita dengar penjelasan Yesus sendiri kepada Petrus dan kepada siapa saja yang merasa seperti Petrus di hadapan Yesus sore ini.

Yesus menjelaskan, "Jikalau aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam aku." (ay. 8). Dia yang sadar bahwa "asal dan tujuan"-nya ialah Allah sendiri itu (ay. 3) kini hendak berbagi kehidupan dengan para murid! Bila asal dan akhir itu Allah sendiri, tentunya yang dimaksud ialah Allah sumber terang, sumber kehidupan. Utusannya datang ke dunia yang masih berada dalam ancaman kuasa gelap untuk membawa kembali orang-orang yang dekat padanya kembali ke sumber terang, kepada Allah, ke sumber kehidupan sendiri. Bila bisa dipakai istilah dalam budaya rohani Nusantara, maka berbagi "sangkan paran" kehidupan yang dilakukan Yesus menjadi jalan keselamatan bagi manusia.

Yesus juga menegaskan bahwa pembasuhan kaki dengan makna seperti di atas itu disampaikan sebagai teladan bagi para murid, agar mereka berbuat seperti itu satu sama lain (ay. 15), dengan maksud saling berbagi pengertian "dari mana dan ke mananya hidup ini", pengertian yang sudah mulai diterima dari perjumpaan dengan sang Guru kehidupan tadi. Meneladan bukan sekadar untuk meniru, melainkan upaya untuk menghidupi kepercayaan bahwa Yesus itu datang dari Allah dan pulang kepadaNya setelah berhasil memperkenalkan siapa Allah itu sesungguhnya. Bila demikian, rasa-rasanya memang ada sesuatu yang lebih dalam yang hendak dicapai dengan sikap saling melayani.

Boleh dikatakan, saat itulah lahir kumpulan orang yang hidup berbekal sikap Yesus yang menganggap sesama sedemikian berharga sehingga pantas dilayani dan dihormati. Inilah Gereja dalam ujudnya yang paling rohani, paling spiritual. Dalam arti inilah Gereja berbagi "asal dan tujuan" dengan Yesus sendiri. Kehidupan Gereja yang berpusat pada ekaristi baru bisa utuh bila dihidupi oleh bekal yang diberikan Yesus tadi. Hanya dengan cara itu Gereja akan tetap memiliki integritas. Memang kaum beriman masih berada di dunia, masih berada dalam kancah pergulatan dengan kekuatan-kekuatan gelap, tetapi arahnya jelas, ke asal dan tujuan tadi: ke sumber terang sendiri bersama dengan dia yang diutus oleh-Nya.

Karena itu tak perlu heran bila para murid tidak semuanya bersih. Yesus berkata dalam ay. 11 "Tidak semua kamu bersih." Kata-kata itu tak usah ditangkap sebagai celaan atau peringatan melainkan sebagai pengakuan bahwa masih ada kekuatan-kekuatan gelap yang dapat menyesatkan orang yang berkehendak baik sekalipun. Kekuatan ini menghalangi orang untuk melihat dan mendalami "dari mana dan ke mananya" hidup ini. Tetapi nanti pada saat ia kembali kepada Allah, kekuatan ilahi akan tampil dengan kebesarannya dan saat itu jelas kekuatan-kekuatan gelap tidak lagi menguasai meskipun tetap dapat menyakitkan. Penderitaan tidak akan memporakperandakan kumpulan orang-orang yang percaya kepadanya. Malah menguatkan harapan. Inilah yang diajarkan pada hari ini.


DARI BACAAN KEDUA: 1Kor 11:23-26


Paulus mengajak umat di Korintus untuk semakin menyadari kenyataan rohani dari upacara ibadat ekaristi yang biasa mereka jalankan. Dalam beberapa kesempatan, di Korintus kiranya terjadi hal-hal yang kurang pantas, seperti menjalankan ibadah ekaristi seperti pesta makan minum belaka. Memang ekaristi berkembvang dari upacara dengan perjamuan di kalangan Yahudi untuk merayakan iman turun temurun mereka dibawa keluar dari penderitaan di Mesir. Di kalangan umat kristiani, kemudian ekaristi dirayakan untuk menghadirkan kembali ingatan akan tindakan Yesus dalam membangun komunitas para pengikutnya pada perjamuan malam sebelum ia mengalami salib. Oleh karena itu Paulus menggarisbawahi kekhidmatan perjamuan ekaristi dan berusaha agar umat tidak menyamakan dengan perjamuan makan biasa yang dikenal orang Korintus. Ini konteks petikan tadi, bisa dibaca pada 1Kor 11:7-22.

Pada awal petikan kali ini, yakni ay. 23, Paulus menandaskan kembali kekeramatan ekaristi yang berasal dari Yesus sendiri - sebagai orang Yahudi, Yesus tentunya merayakan perjamuan makan cara Yahudi, yakni memperingati tindakan pembebasan umat Perjanjian Lama dari Mesir tadi. Tetapi ditegaskan Paulus juga kebaruan ekaristi yang dirayakan Yesus sebelum mengalami salib tadi, yakni bahwa ia telah memberikan dirinya - tubuhnya bagi orang banyak (ay. 24) dan telah memeteraikan, meresmikan perjanjian yang baru (yakni perjanjian keselamatan orang banyak sekarang) dengan darahnya - maksudnya, hidupnya. Jadi kehidupan yang dikorbankan bagi orang banyak, itulah yang jadi pokok yang dirayakan dalam perjamuan ekaristi. Begitu Paulus. Ini juga kenyataan pengorbanan Yesus yang diingat para pengikutnya - maksudnya dipegang dalam batin dan kesadaran - sampai "ia datang". Maksudnya sampai pengorbanan yang sudah dijalankannya itu mencapai kepenuhannya, sampai orang banyak mengalami penyelamatan utuh. Ada ajakan untuk memberitakan pengorbanan yang membawakan penyelamatan seperti ini (ay. 26)




Salam,

A. Gianto
Photobucket

Kamis Putih, 09 April 2009

KAMIS PUTIH
Kamis, 09 April 2009




“Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”


Dalam suatu perjamuan pesta, seperti pesta perkawinan, aneka pesta keagamaan atau kemasyarakatan, dst.., mereka yang menjadi pemimpin pesta bertindak sebagai koordinator. Sebagai koordinator ia menerima laporan kegiatan dari para pembantu atau pekerjannya dan ia sendiri tidak atau jarang menyentuh atau melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar dan kotor. Ada kemungkinan ia bertindak dengan ‘main perintah’ atau ‘memberi petunjuk’ serta tidak pernah melakukan sendiri apa yang ia perintahkan atau tunjukkan kepada orang lain atau para pembantunya. Dalam tradisi Yahudi yang menjadi pemimpin pesta perjamuan Paskah adalah kepala rumah tangga, dan rasanya sebagai pemimin pesta ia juga tidak pernah melakukan tugas pekerjaan yang kotor dan kasar. Yesus bersama dengan para rasul mengadakan pesta Paskah dan yang menjadi pemimpin pesta adalah Yesus sendiri. Sangat menarik dan mengesan bahwa sebagai pemimpin pesta Ia melayani dan memberi teladan dengan mencuci kaki para rasul. “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:12-15), demikian sabda-Nya kepada para rasul/murid, setelah Ia membasuh kaki mereka.

“Jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”


Kaki atau telapak kaki adalah bagian anggota tubuh yang paling bawah dan pada umumnya kotor. Di telapak kaki dan jari kaki terpusatlah aneka jaringan syaraf, maka sering ada penyembuhan orang sakit dengan ‘pijat refleksi’, yang tidak lain adalah memijat jari-jari telapak kaki atau seluruh telapak kaki. Derap-langkah tubuh kita juga tergantung dari kesehatan dan kebugaran kaki/telapak kaki, di atas telapak kaki berdiri seluruh tubuh. Membasuh kaki berarti membersihkan atau menyehatkan, namun tugas membasuh kaki pada umumnya dilakukan oleh para pelayan. Yesus, Guru dan Tuhan kita, membasuh kaki para murid, yang berarti melayani, dan kepada para murid diberi perintah untuk berbuat sama seperti yang Ia lakukan yaitu ‘saling membasuh kaki’, maka marilah kita sebagai murid-murid Yesus mawas diri: sejauh mana kita telah saling membasuh kaki atau saling melayani.

Sikap dan perilaku melayani ini hendaknya pertama-tama dan terutama dilakukan oleh para pemimpin, atasan atau petinggi di dalam hidup dan kerja bersama. Dengan kata lain hendaknya seorang pemimpin menghayati kepemimpinan partisipatif: memberi contoh atau teladan melayani serta mendengarkan mereka yang harus dilayani atau dipimpin. Pemimpin hendaknya ‘turba’, turun ke bawah, dengan mendatangi mereka yang dipimpin dan seoptimal mungkin bersama dengan mereka, sesuai dengan kesempatan dan kemungkinan yang ada. Hendaknya juga memberi perhatian yang memadai bagi mereka yang miskin dan berkekurangan, entah dalam hal hati, jiwa, akal budi, tubuh atau harta benda. Perhatikan juga para pelayan, petugas kebersihan, satpam dan lain-lain yang sungguh membaktikan hidupnya demi kehidupan dan kerja bersama.

Kita semua dipanggil untuk saling melayani dan membersihkan atau membahagiakan. Maka marilah dengan rendah hati kita saling memperhatikan, kita perhatikan kekurangan dan kelemahan yang ada, bukan untuk disebarluaskan melainkan untuk disembuhkan dan dikuatkan. Apa-apa yang membuat kotor hidup seseorang hendaknya dengan rendah hati dibersihkan. Agar kita dapat saling melayani dengan baik hendaknya meneladan Yesus, yang melepaskan ‘kebesaranNya’ untuk menjadi sama dengan kita, manusia: sikapi dan perlakukan sesama dan saudara-saudari kita sebagai sahabat. Tentu saja hal ini pertama-tama dan terutama harus dihayati oleh para orangtua/ayah- ibu terhadap anak-anaknya, sedangkan di kantor atau tempat kerja para pemimpin atau atasan hendaknya juga menyikapi anggota atau bawahan sebagai sahabat, dst..

“Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor 11:26 )


Pesta Kamis Putih hari ini juga menjadi inspirasi bagi kita perihal Perayaan Ekaristi, yang setiap kali atau sering kita rayakan, dan di dalam perayaan tersebut kita ‘makan roti dan minum cawan’, menyantap Tubuh Kristus dan meminum Darah-Nya. “Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri dan Gereja: di dalamnya Krsitus Tuhan, melalui pelayanan imam, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa dengan kehadiranNya secara substansial dalam rupa roti dan anggur, serta memberikan DiriNya sebagai santapan rohani kepada umat beriman yang menggabungkan diri dalam persembahanNya” (KHK kan 899 $1 ).

“Kamu memberitahukan kematian Tuhan sampai Ia datang” , demikian pesan Paulus kepada kita semua yang setiap kali menyantap Tubuh Kristus dan minum DarahNya di dalam Perayaan Ekaristi. “Memberitahukan kematian Tuhan” berarti mengenangkan persembahan diri Yesus secara total dalam diri kita masing-masing. Dengan kata lain dengan makan dan minum Tubuh dan Darah Kristus berarti kita dihidupi oleh-Nya, meneladan cara bertindakNya yang mempersembahkan diri seutuhnya demi keselamatan seluruh bangsa manusia.

Kita dipanggil untuk saling mempersembahkan diri seutuhnya, dan rasanya hal ini para orangtua, bapak-ibu dapat menjadi teladan atau contoh konkret. Bukankah bapak-ibu, sebagai laki-laki dan perempuan yang berbeda satu sama lain, telah saling mempersembahkan diri dengan berusaha bersehati, bersejiwa, berseakal budi dan bersetubuh? Apa yang telah dihayati berdua dalam kasih tersebut hendaknya disebarluaskan dalam hidup sehari-hari.

Bagi kita masing-masing “memberitahukan kematian Tuhan sampai Ia datang” berarti kita sejak kini sampai mati senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada panggilan, tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua:

(1) bagi para peserta didik atau mahasiswa hendaknya sungguh belajar sehingga lulus atau selesai belajar pada waktunya dengan baik dan memuaskan semua orang,
(2) bagi para pekerja/pegawai hendaknya sungguh bekerja sehingga terampil bekerja dan dengan demikian terus bekerja sampai mati,
(3) bagi yang terpanggil untuk hidup berkelurga, imamat atau membiara hendaknya setia dan taat pada panggilannya sampai mati, dst..

Marilah kita sungguh memberikan atau mempersembahkan diri kita seutuhnya pada panggilan, tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing. Marilah kita hayati bersama-sama salah satu motto Bapak Andrie Wongso ini: “Kasih dan perhatian adalah kekuatan! Jika setiap hari kita mau memberikan kasih dan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita, hidup akan terasa bahagia dan lebih bermakna”


Ignatius Sumarya, SJ

Rabu, 08 April 2009

Rabu, 08 April 2009
Hari Rabu dalam Pekan Suci

"Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci" --- 1 Yoh3:3

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kebahagiaan, wajah-Mu Kautunjukkan bagi kami dalam diri pria yang rendah hati, yang telah mengurbankan hidup-Nya demi keselamatan kami. Semoga kami dapat menanggapi sengsara-Nya dengan mengekang kecenderungan kami berbuat dosa. Sebab Dialah Putera-Mu yang hidup di tengah-tengah kami, kini dan sepanjang segala abad. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-9a)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi."

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.
Ayat.
(Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34)
1.Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
2. Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
3. Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (26:14-25)

"Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!"

Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus, "Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, "Bukan aku, ya Tuhan?" Yesus menjawab, "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!" Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Pada hari terakhir menjelang Trihari Suci ini kepada kita dihadapkan kisah kesibukan para murid untuk mempersiapkan perjamuan Paskah. Paskah bagi orang Yahudi merupakan pesta kenangan akan pembebasan mereka dari Mesir dengan melintasi Laut Merah, pesta pembebasan atau pemerdekaan bangsa.

Bagi kita para pengikut Yesus Kristus masa kini Paskah berarti pesta kenangan akan wafat dan kebangkitan Yesus. Baik Yudas, yang disebut sebagai pengkhianat, serta sebelas rasul lainnya sibuk mempersiapkan ‘Wafat dan Kebangkitan Yesus’: sebelas rasul memikirkan apa-apa yang harus dipersiapkan untuk pesta, sedangkan Yudas memikirkan bagaimana menyerahkan Yesus kepada musuh-musuhNya untuk disalibkan. Rasanya kita semua dipanggil untuk mempersiapkan pesta Paskah: apa yang telah dan sedang kita persiapkan? Persiapan yang baik adalah membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh/tenaga untuk berpartisipasi dalam perayaan Trihari Suci: Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam/Minggu Paskah.

Marilah meneladan para murid yang “melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka”. Tugas utama dari Yesus kepada kita adalah perintah untuk saling mengasihi, maka marilah kita mawas diri apakah kita masih memiliki ‘musuh-musuh’, dan jika masih memiliki musuh baiklah berdamai dengan mereka sebelum memasuki Trihari Suci ini, agar kita dapat bersama-sama dengan gairah mempersiapkan pesta Paskah, yang antara lain di malam Paskah kita akan memperbaharui janji baptis kita. Biarlah setelah mengenangkan pesta Paskah nanti kita saling memperhatikan dan membantu dalam menghayati janji baptis: “hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan”


“Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu” (Yes 50:7).

Jika kita berjalan atau melangkah di jalan benar, percayalah bahwa kita akan sampai ke tujuan dengan selamat, meskipun untuk itu di perjalanan harus menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Milikilah keteguhan hati dalam perjalanan hidup menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusan. “Selama kita memiliki kemauan, keuletan, dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus menerus , pasti akan menjadi sebatang jarum…Miliki keteguhan hati”, demikian salah satu motto Bapak Andrie Wongso, Promotor Indonesia. Percayalah bahwa jika kita berjalan di jalan yang benar atau setia pada ujud lurus, aneka tantangan dan hambatan tidak akan mengendorkan semangat dan gairah kita, tetapi justru memperkuat dan meneguhkannya.

Tantangan dan hambatan menjadi wahana pemurnian hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita, sehingga kita bersih seutuhnya dan dengan demikian ‘tidak akan mendapat malu’. Maka jika kita berjalan di jalan yang benar hendaknya juga tidak perlu malu untuk berbuat baik atau setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Pemalu pada umumnya lalu tidak berbuat apa-apa dan cenderung untuk hidup menyendiri atau mengurung diri, dan dengan demikian semakin kerdil kepribadiannya.

Marilah kita imani bahwa Tuhan Allah senantiasa mendampingi perjalanan kita, antara lain menggejala dalam diri sesama kita yang berkehendak baik. Bukankah kita semua berkehendak baik? Marilah kita sinergikan kehendak baik kita untuk mengusahakan kebahagiaan dan keselamatan kita bersama.




Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Bacaan Harian 06-12 April 2009

Bacaan Kitab Suci 06 - 12 April 2009

Senin, 06 April 2009:
Hari Senin Dalam Pekan Suci (U).
Yes 42:1-7; Mzm 27:1.2.3.13-14; Yoh 12:1-11.

Selasa, 07 April 2009:
Hari Selasa Dalam Pekan Suci (U).

Yes 49:1-6; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17; Yoh 13:21.-33.36-38.

Rabu, 08 April 2009:
Hari Rabu Dalam Pekan Suci (U).

Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10.21bcd-22. 31.33-34; Mat 26:14-25.

Kamis, 09 April 2009:
Hari Kamis Putih (P). Peringatan Perjamuan Tuhan.

Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.

Jumat, 10 April 2009:
Hari Jumat Agung (M). Puasa dan Pantang.

Yes 52:13 - 53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-16.17.25; Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1 - 19:42.

Sabtu, 11 April 2009:
Malam Paskah (P).

Kel 1:1 - 2:2 (Kej 1:1.26-31a); Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.13-14.24.35c atau Mzm 33:4-5.6-7.12-13.20.22; Kej 22:1-18 (Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18); Mzm 16:5.8.9-10.11; Kel 14:15 - 15:1; MT Kel 15:1-2.3-4.5-6.17-18; Yes 54:5-14;Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b; Yes 55:1-11;MT Yes 12:2-3.4bcd.5-6; Bar 3:9-15.32 - 4:4;Mzm 19:8.9.10.11; Yeh 36:16-17a.18-28; Mzm 42:3.5bcd; 43:3.4 atau kalau ada pembaptisan MT Yes 12:2-3.4bcd.5-6 atau juga Mzm 51:12-13.14-15.18-19; Rm 6:3-11; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Mrk 16:1-8.

Minggu, 12 April 2009:
Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan (P).

Kis 10:34a.37-43; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Kol 3:1-4 atau 1Kor 5:6b-8; Yoh 20:1-9.

Selasa, 07 April 2009

Selasa, 07 April 2009
Hari Selasa dalam Pekan Suci

Anak manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.



DOA RENUNGAN

Allah Bapa di surga, bukalah hati kami, agar kami dapat menangkap bahasa tanda-tanda-Mu. Yakinkanlah kami bahwa Engkaulah yang menyertai kami meninggalkan tanah penjajahan menuju tanah pembebasan berkat jasa Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

BACAAN PERTAMA
Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku." Tetapi aku berkata, "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku." Maka sekarang berfirmanlah Tuhan yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku; beginilah firman-Nya, "Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, ya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah padaku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik!
3. Sebab Engkaulah harapan-Ku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku!
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

BAIT PENGANTAR INJIL
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat.
Salam, ya Raja kami yang setia kepada Bapa; Engkau dibawa untuk disalibkan, tidak membuka mulut seperti domba yang dibawa ke pembantaian.

BACAAN INJIL
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:21-33.36-38)

"Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku ... Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Di dalam perjamuan Paska dengan murid-murid-Nya, Yesus sangat terharu, lalu bersaksi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain; mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid-murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, "Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada Yesus, "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus, "Dia adalah orang, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya, "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi 'Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang' demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus, "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Sahut Yesus, "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketika yang terkasih dalam sakit keras atau menjelang kematian yang terkasih, entah orangtua, kakak/adik, anak atau tokoh atau kenalan penting, pada umumnya dengan spontan orang berjanji kepada yang terkasih seperti kata Petrus kepada Yesus ;”Aku akan memberikan nyawaku bagiMu”.. Kata-kata itu muncul mungkin karena selama ini mereka kurang memperhatikan yang akan segera dipanggil Tuhan. Apakah kata-kata itu akan menjadi kenyataan alias sungguh akan dihayati kiranya menjadi pertanyaan, sebagaimana tanggapan Yesus terhadap Petrus: “Nyawamu akan kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali”. Pada hari-hari Pekan Suci ini, setelah kita mawas diri sejak Rabu Abu, mungkin juga tergerak mewujudkan niat-niat atau cita-cita baru dalam hidup beriman atau beragama, sebagai bentuk pertobatan atau pembaharuan diri. Semoga kita tidak gembar-gembor menyombong diri akan berbuat baik, tetapi hendaknya tetap dalam kerendahan hati dalam usaha mewujudkan cita-cita pertobatan atau pembaharuan diri. Ingat dan sadari bahwa rayuan-rayuan atau godaan setan ada dimana-mana dan kapan saja, antara lain berupa bentuk aneka macam kenikmatan duniawi, yang memang dapat menjauhkan diri kita dari Yang Ilahi atau Tuhan. Memang agar kita tidak mudah tergoda untuk ingkar diri terhadap niat atau cita-cita ada baiknya kita minta pendampingan dari sesama dan saudara-saudari kita. Maka baiklah niat atau cita-cita tersebut kita ungkapkan atau sampaikan kepada sesama atau saudara-saudari kita yang kita nilai dapat mendampingi perjalanan pertobatan atau pembaharuan diri kita. Tentu saja ketika di dalam perjalanan pertobatan atau pembaharuan diri kita menyeleweng dan diingatkan, hendaknya dengan rendah hati menerima peringatan tersebut.

· “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yes 49:6), demikian firman Tuhan kepada nabi Yesaya. Firman ini kiranya juga diarahkan kepada kita semua sebagai orang beriman. Sebagaimana nyala lilin kecil dapat menjadi terang bagi lingkungan hidupnya, kiranya agar kita dapat menjadi terang bagi orang lain juga tidak harus mengerjakan hal-hal atau apa-apa yang besar, melainkan yang kecil dan sederhana. Maka hendaknya jika memiliki niat atau ciita-cita pertobatan atau pembaharuan diri bukan dalam hal-hal besar melainkan sederhana dan kecil-kecil saja. Ingatlah bahwa yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari adalah hal-hal kecil dan sederhana, misalnya kebutuhan untuk makan dan minum, tidur atau istirahat maupun bekerja. “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar” (Mat 25:21). Marilah kita perbaharui diri kita dalam perkara-perkara kecil seperti disiplin waktu, taat para aturan lalu lintas, menjaga kebersihan kamar tidur atau ruang kerja dimana kita tinggal dan bekerja sehari-hari, dst.. Sapaan-sapaan kecil seperti ‘selamat pagi, selamat jalan, terima kasih, dst..’ kiranya juga merupakan bentuk cara menjadi terang bagi sesama dan saudara-suadari kita. Kepada mereka yang bertugas merawat atau mengurus kendaraan, atau jika kita sendiri mengelola dan mengurus kendaraan, yang setiap hari kita pakai, hendaknya diperhatikan hal-hal kecil seperti: rutin penggantian oli pada waktunya, air pendingin, bahan baker, dst… Ketidak-cermatan atau kurang perawatan dalam perkara-perkara kecil tersebut kiranya akan menimbulkan malapetaka besar. Yang tidak kalah penting adalah memperhatikan anak-anak kecil, lebih-lebih dalam usia balita. Kurang kasih sayang pada usia balita akan menjadi malapetaka masa depan, sebaliknya kasih sayang yang memadai bagi anak-anak balita kiranya ketika mereka menjadi besar akan menjadi ‘terang’ bagi sesama dan saudara-saudarinya.
[Ignatius Sumarya, SJ]




Photobucket

Hari Minggu Palma, Minggu 05 April 2009

Hari Minggu Palma
Mengenangkan Sengsara Tuhan
Minggu, 05 April 2009


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)


"Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!

1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. 3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. 5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" 6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. 8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. 9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, 10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

LAGU: KRISTUS JAYA PS 548
Ref. Kristus jaya, Kristus mulia, Kristus Kristus Tuhan kita.


1. Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah,
elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.

2. Sebab Tuhan Mahatinggi, adalah dahsyat,
Raja seluruh bumi.

3. Ia menaklukkan bangsa-bangsa, ke bawah kuasa kita.
Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita.

4. Dia pilih bagi kita tanah pusaka, kebanggaan Yakub.

5. Allah telah naik diiringi sorak-sorai,
Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.

6. Bermazmurlah bagi Allah, ya bermazmurlah!
Kidungkanlah mazmur!

7. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi,
bermazmurlah dengan lagu yang paling indah.

8. Allah merajai para bangsa, di takhta yang kudus,
bersemayanlah Dia.

9. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan,
bergabung dengan umat Allah Abraham.

10. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya;
sangat agunglah Dia.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 819
Refr. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: "Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?"
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku, segala tulangku dapat kuhitung.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)

"Yesus Kristus telah merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

6 Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur kepada-Nya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menjumpai kami dengan wajah Orang yang dianiaya dan dihina, ialah Yesus, Hamba Penderitaan yang lemah lembut hati-Nya. Kami mohon, bukakanlah kami misteri sengsara dan wafat-Nya. Buatlah kami bersedia mengikuti jejak-Nya dan memanggul salib-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.


Catatan Kisah Sengsara:
N: Naracerita
S: Semua
P: Pilatus
Y: Yesus
TL: Tokoh Lain

Tuhan sertamu, dan sertamu juga.
Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus, menurut Markus (15:1-39)

N. 1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. 2 Pilatus bertanya kepada-Nya:

P. "Engkaukah raja orang Yahudi?"

N. Jawab Yesus:

Y. "Engkau sendiri mengatakannya."

N. 3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya:

P. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"

N. 5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. 6Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 7 Pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya:

P. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"

N. 10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka:

P. "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"

N. 13 Maka mereka berteriak lagi, katanya:

S. "Salibkanlah Dia!"

N. 14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka:

P. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"

N. Namun mereka makin keras berteriak:

S. "Salibkanlah Dia!"

N. 15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. 16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:

S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N. 19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.") 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata:

S. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"

N. 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata:

S. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."

N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. 33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:

Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?",

N. yang berarti:

Y. Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

N. 35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:

TL. "Lihat, Ia memanggil Elia."

N. 36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata:

TL. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."

N. 37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. 38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

I. Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
ARAH CERAH DI SAAT GELAP

Rekan-rekan yang baik!

Bacaan bagi perarakan Minggu Palma kali ini (Mrk 11:1-10) mengisahkan bagaimana Yesus disambut meriah oleh orang banyak ketika memasuki kota Yerusalem. Mereka telah mendengar pelbagai tindakan penyembuhan dan pengusiran roh jahat serta pengajarannya mengenai Kerajaan Allah. Mereka sadar, dia ini Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu. Harapan mereka, Allah segera akan membuat MesiasNya menunjukkan kebesarannya di kota suci-Nya. Dan memang akan terjadi demikian. Tetapi kebesaran Mesias ini berbeda daripada yang diidam-idamkan. Guna menyelaminya, marilah kita ikuti Kisah Sengsara pada Minggu Palma ini (Mrk 14:1-15:47) serta memetik hikmatnya.

Para imam kepala dan ahli Taurat merasa terancam oleh kehadiran Yesus karena ia hendak mengubah pusat ke-Yahudi-an, yakni Bait Allah, menjadi rumah doa bagi semua orang (lih. Mrk 11:17a = Yes 56:7) dan bukan sebagai lambang identitas orang Yahudi belaka. Mereka juga tidak menyukai ajaran Yesus bahwa manusia boleh mendekat kepada Allah dan memanggilNya "Bapa". Bagi para pemimpin tadi, sebutan ini sebuah hujatan. Oleh karenanya mereka berupaya menyingkirkan Yesus dengan "diam-diam", tanpa mengungkapkan alasan yang sesungguhnya (14:2). Dan lewat penguasa Romawi, mereka berhasil membuatnya dihukum mati pada salib.

mengapa Ia disalibkan?

Bagi para pengikutnya, riwayat Yesus tidak tamat dengan penyaliban dan penguburannya. Ia tetap diingat. Kenangan ini menjadi sumber keteguhan kebenaran yang dipersaksikan Yesus di salib dan diakui oleh kepala pasukan (Mrk 15:39 "Orang ini benar Anak Allah"). Kenangan akan Yesus bahkan dikembangkan serta diperkaya dengan pengalaman orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi. Dan kenangan ini menjadi sumber keteguhan iman mereka. Contoh paling jelas ialah tulisan-tulisan Paulus. Lain lagi Kisah Para Rasul yang menjelaskan keteguhan itu sebagai karya Roh Kudus. Injil-Injil kemudian menjelaskannya dengan memakai gagasan dasar yang berasal dari Yesus sendiri, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang diperkenalkannya sebagai "Anak Allah", orang yang amat dekat pada-Nya. Begitulah Kerajaan Allah itu menjadi kenyataan dalam kehidupan. Orang diajak menyambut kerajaan ini dan semakin menghidupinya.

menjalani saat-saat gelap

Pengurapan Yesus di Betania oleh seorang perempuan (14:3-9), seperti dikatakannya sendiri, menjadi gelagat bagi perawatan jenazahnya nanti. Akhir hidupnya nanti juga menjadi pokok yang diutarakannya dalam perjamuan terakhir (14:12-21). Dikatakannya, di antara murid-muridnya ada yang akan menyerahkannya kepada para imam (14:21-21). Roti dan anggur yang dibagikannya pada kesempatan itu ditampilkannya sebagai tubuh dan darahnya - kehidupannya - yang sebentar lagi akan menjadi kurban yang meresmikan Perjanjian yang Baru (14:22-24), maksudnya kesediaan Allah dan kesetiaan manusia. Inilah yang menumbuhkan Kerajaan Allah. Pada saat-saat ini dari pihak manusia yang diminta ialah kesetiaan, bukan cetusan kesediaan yang sulit dipenuhi. Petrus menyatakan bersedia mati bersamanya malah, tapi akhirnya mengingkarinya sampai tiga kali (14:29-31; dan memang terjadi demikian 14:66-72).

Malamnya Yesus dan murid-muridnya berada di luar tembok kota bagian timur, di tempat yang bernama Getsemani. Sementara ketiga murid terdekatnya tertidur, Yesus berdoa menyerahkan diri pada kehendak Bapanya (14:32-42). Akhirnya datang Yudas bersama para penangkap (14:43-52). Penangkapan Yesus ini membuat murid-muridnya tercerai-berai, seperti nubuat Zakhariah yang dikutip Yesus (14:27 = Zakh 13:7). Tapi mereka akan berkumpul kembali dengannya di Galilea (14:28).
Malam itu juga Yesus digiring ke Sanhedrin, Mahkamah Agama yang berwenang mengadili perkara-perkara yang bersangkutan dalam kehidupan agama dan masyarakat Yahudi. Macam-macam tuduhan dilancarkan, tetapi tidak satu pun dapat ditunjukkan dasarnya. Saksi palsu mengatakan Yesus akan merusak Bait dan membangunnya kembali. Yesus tidak membela diri (14:57-61a). Ketika ditanya imam agung apakah ia itu Mesias, Yesus tidak menyangkal dan malah mengatakan bagaimana ia nanti akan dimuliakan di kanan Allah dan akan kembali ke dunia (14:61b-62). Jawaban ini dianggap hujatan dan mendatangkan hukuman mati. Tetapi Sanhedrin tidak dapat menjatuhkan hukuman mati. Maka mereka membawanya kepada penguasa Romawi, Ponsius Pilatus, dan mengajukan tuduhan politik, yakni Yesus menyatakan diri raja orang Yahudi (15:1-3). Pilatus berusaha melepaskan Yesus dengan meminta orang-orang Yahudi memilih siapa yang patut dibebaskannya pada hari raya mereka: Yesus atau Barabas. Mereka menghendaki Barabas, yang justru seorang pemberontak dan pembunuh (15:6-11). Pilatus terpaksa menuruti. Ia memutuskan Yesus disalib dan membiarkan serdadu-serdadu menderanya terlebih dahulu (15:12-15) Mereka memasangkan mahkota duri di kepalanya dan mempermainkannya sebagai raja.

Yesus memanggul salib ke Golgota, nama Aram yang artinya "Tempat Tengkorak, sebuah bukit di kawasan barat Yerusalem. Di tengah jalan habislah tenaganya. Simon dari Kirene yang kebetulan lewat dipaksa memikul salib Yesus. Terpikir, seandainya tak ada Simon Kirene, bisa jadi Yesus tidak akan sampai ke Golgota dan sejarah umat manusia akan amat berbeda. Perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal juga menjadi jalan penebusan umat manusia.

Penyaliban Yesus dicatat Markus terjadi pada pukul sembilan pagi, pada salibnya dipasang tulisan "Raja orang Yahudi" dan bersama dia disalibkan juga dua orang penyamun (15:25-27). Pada pukul tiga sore Jumat itu, ia menyerukan doa keluhan Mzm 22:2, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Dalam keadaan sekarat ia diberi minum anggur asam. Inilah saat Yesus berseru dengan suara nyaring dan menghembuskan nafas terakhir (15:37). pada saat yang sama tirai Bait Suci terkoyak dua dari atas ke bawah (15:38) dan kepala pasukan di tempat penyaliban menyatakan bahwa Yesus itu benar Anak Allah (15:39). Kematiannya disaksikan para perempuan yang telah mengikuti dan melayaninya mulai Galilea hingga ke Yerusalem (15:40-41).

sebuah narasi kesaksian

Bagian terakhir Kisah Sengsara menceritakan penguburan Yesus petang hari Jumat menjelang hari Sabat. Yusuf Arimatea, anggota Sanhedrin, mendapat izin dari Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus setelah mengkafaninya. Begitulah Yesus dibaringkan di pemakaman yang kemudian ditutup dengan batu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yesus menyaksikan penguburan ini (15:42-47).

Pelbagai macam dambaan, idaman, impian, perhitungan yang dikenakan pada Yesus kini memang ikut terkubur. Tetapi banyak dari harapan itu sebetulnya bukanlah yang diajarkannya, seperti halnya penegakan kembali kerajaan Daud, kejayaan politik serta kekuasaan bagi para pengikutnya di hadapan kaum mapan di Yerusalem.

Apa yang tersisa?

Ada kesaksian yang tak diragukan dari orang-orang paling dekat dengannya, yakni bahwa pada dinihari Minggu, yaitu hari ketiga mulai dari hari penguburannya, mereka mendapati makamnya kosong tanpa ada yang memindahkan jenazahnya.

Ia sudah bangkit!

Para pengikut Yesus percaya bahwa Allah tidak membiarkan Yesus tetap berada di antara orang mati.

Dia dibangkitkan! Yesus menerima hidup baru dari Allah Bapanya sendiri. Hidup baru ini kini dapat dibagikannya kepada siapa saja. Inilah kenyataan Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Yesus dan dipersaksikannya dengan salib, kematian, serta kebangkitannya. Yang percaya juga boleh berharap ikut serta dengan dia yang bangkit itu. Inilah harapan yang tak bisa terkubur.

Kisah Sengsara dalam Injil bukanlah laporan pandangan mata, melainkan sebuah narasi kesaksian orang-orang yang paham serta percaya bahwa sengsara dan kematian Yesus terjadi dalam rangka pengabdiannya untuk membangun kembali hubungan baik antara manusia dan Allah. Kisah sengsaranya memperlihatkan betapa merosotnya kemanusiaan yang menolak kehadiran Yang Ilahi. Ditegaskan dalam kesaksian ini bahwa orang yang pasrah menerima kehadiran Allah akan menerima kehidupan sejati - seperti Yesus yang kemudian dibangkitkan dari kematiannya. Kisah tragis manusia tak berdosa itu dipersaksikan bagi orang banyak bukan untuk memicu rasa terharu, melainkan untuk membuat kita makin menyadari sampai di mana kekuatan-kekuatan jahat dapat memerosotkan kemanusiaan. Juga untuk mempersaksikan bahwa Yang Ilahi tidak bakal kalah atau meninggalkan manusia sendirian. Inilah kabar baik bagi semua orang.

Kisah sengsara menurut Markus ialah bagian paling awal dari Injil dan baru mulai disusunnya pada awal tahun 70-an, jadi empat dekade sesudah Yesus wafat, dan di Roma, dan bukan di negeri tempat Yesus pernah hidup. Baru setelah itu disertakannya pula kisah-kisah mengenai tindakan dan pengajarannya di sepanjang perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem tempat ia menderita sengsara. Sepuluh tahun kemudian Matius menyusun kembali tulisan Markus menjadi beberapa kumpulan pokok pembicaraan dan tindakan Yesus. Matius juga menyisipkan bahan-bahan mengenai perkataan Yesus yang sudah beredar waktu itu dan menyertakan bahan khas dari Matius sendiri, antara lain kisah kelahiran Yesus. Sementara itu, Lukas juga mengolah kembali Markus sambil menambahkan bahannya sendiri, seperti misalnya kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus. Lukas juga menyertakan bahan dari kumpulan kata-kata Yesus yang juga dipakai Matius. Baru pada tahun 90-an Yohanes menyelesaikan Injilnya. Ia tidak memakai Markus sebagai dasar seperti Matius dan Lukas. Ia menulis atas dasar gerak pengalaman batin orang percaya akan Yesus sang Sabda yang menerangi jagat.

DARI BACAAN KEDUA: MADAH TENTANG KRISTUS (Fil 2:6-11)

Bacaan ini sebaiknya didengarkan sebagai madah pujian bagi Kristus, yang meskipun sejatinya dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan dirinya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati... Begitulah ayat 6-8.

Dalam mendalami bacaan ini sebaiknya dimengerti bahwa ungkapan mengenai "pengosongan diri", "merendahkan diri" bukan dimaksud sebagai anjuran bagi pengikut Kristus untuk menirunya. Tujuan bacaan ini ialah untuk membuat pendengar m mengerti dan menghargai betapa besarnya pengorbanan yang telah dijalani Kristus demi membuat diri sama seperti manusia. Dengan demikian orang akan makin dekat padanya. Ini semua membuat Allah meninggikannya dan mengaruniakan padanya nama luhur yang diakui kebesarannya semua ciptaan. Inilah yang ditegaskan dalam ayat 9-10. Mengakui kebesaran ilahi yang bersedia mendekat ke kemanusiaan, itulah inti iman para pengikut Kristus. Pengakuan ini jugalah yang membuat manusia dekat kembali dengan Allah.

Dalam arah itu maka kemanusiaan bisa menjadi sungguh sama dengan yang diinginkan Pencipta, yakni menjadi "rupa" dan "kesamaan" dari Allah sendiri seperti terungkap dalam Kej 1:27. Gagasan inilah yang mendasari madah tentang Kristus dalam bacaan kali ini. Kristus digambarkan sebagai manusia seperti dikehendaki Pencipta sendiri, yakni menjadi serupa dan memiliki kesamaan tetapi toh tidak bermaksud menyamaiNya, bahkan merendah dan menjadi hamba, maksudnya, bersedia menjalankan keinginan tuannya. Dan hamba yang seperti ini akan diberi kehormatan besar oleh tuannya di rumahnya.


Salam hangat,
A. Gianto

Tuhan Itu Sumber Ketenangan

Tuhan Itu Sumber Ketenangan



Ada sebuah film berjudul Bodyguard. Film tahun 80-an ini dibintangi oleh Kevin Costner dan Whitney Houston. Dikisahkan Houston yang seorang artis dikelilingi oleh para penggemar fanatk. Celakanya, mereka ingin mencelakai dirinya.

Untuk itu, Houston menggunakan jasa pengawal pribadi, seorang veteran angkatan perang. Selain itu, di seluruh rumah Houston digunakan peralatan-peralatan canggih untuk membuat artis itu dapat tidur nyenyak. Ke mana saja Houston pergi, ia selalu dijaga dengan ketat.

Sebagai artis, ia ingin hidup tenang. Ia tidak ingin diganggu oleh berbagai pihak yang ingin merusak hidupnya. Kadang-kadang hatinya cemas dan galau, karena para penggemar yang keterlaluan.

Setiap orang ingin hidup dalam suasana tenang dan damai. Orang tidak ingin diganggu oleh hal-hal yang merusak hidup. Karena itu, orang berusaha untuk menemukan ketenangan dalam hidupnya. Berbagai cara diupayakan untuk melindungi diri dari gangguan orang lain.

Orang mencari ketenangan dalam hidup ini. Misalnya, orang menggantungkan hidup pada bodyguard, senjata, uang atau jabatan. Orang begitu gampang lari kepada hal-hal yang dianggap mampu memberikan ketenangan dalam hidupnya. Kita sering dengar ada banyak orang yang mencari ketenangan dengan mendatangi dukun atau tempat-tempat yang dianggap gaib.

Sayang, orang sering lupa bahwa ketenangan sejati hanya ditemukan dalam Tuhan. Semestinya orang mendekatkan diri kepada Tuhan. Orang semestinya mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Semakin dekat dengan Tuhan, orang akan mengalami damai dan ketenangan dalam hidup. Mengapa? Karena Tuhan itu selalu mengayomi manusia. Tuhan selalu menghendaki manusia menikmati damai dan kebahagiaan.

Karena itu, sebagai orang beriman kita mencari dan menemukan damai dan ketenangan dalam hidup ini di dalam Tuhan. Untuk itu, kita mesti membuka diri kepada Tuhan. Kita membiarkan Tuhan masuk dan bekerja di dalam diri kita. Dibutuhkan sikap rendah hati yang memungkinkan Tuhan datang dan tinggal di dalam diri kita.

Orang beriman itu orang yang selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup. Orang yang selalu mendahulukan kehendak Tuhan dalam hidup ini. Mari kita berusaha untuk membuka diri kepada Tuhan. Biarlah Tuhan yang senantiasa menjadi pegangan hidup kita dalam usaha menemukan damai dan ketenangan. Tuhan itu sumber ketenangan dan damai kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy