| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat Agung, 10 April 2009 - I. Sumarya, SJ-

Bacaan Kitab Suci Jumat Agung klik disini


JUMAT AGUNG: Yes 52:13-53:12; Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1-19:42

“Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,”

Pada hari ini kita diundang untuk mengenangkan Sengsara dan Wafat Yesus di puncak Kalvari, di kayu salib, dengan ibadat-ibadat. Siang atau sore hari kita menghadiri dan berpartisipasi dalam ibadat yang terdiri dari Liturgi Sabda, Penghormatan Salib dan Komuni, sementara itu pada umumnya di gereja-gereja atau kapel-kapel diadakan ibadat jalan salib bersama-sama. Kita menghormati dan bersembah sujud kepada Yang Tersalib, maka perkenankan secara sederhana kami sajikan renungan atau refleksi atas sabda-sabda Dia Yang Tersalib:

"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku” (Mrk 15:34)

Berat dan mulia itulah pemenuhan tugas pengutusan Yesus. Ketika Ia disiksa, didera dan harus memikul salib yang berat sambil diejek dan dihina, tidak ada satupun sahabat-sahabatNya yang menyertai. Mereka ketakutan dan meninggalkan Yesus sendirian. Kiranya sebagai seorang manusia hal itu sungguh menyakitkan, apalagi ketika Ia tergantung di kayu salib, berada di puncak penderitaan sendirian. Namun karena kesetiaan dan ketaatan kepada Yang Mengutus , Ia merasa masih didampingi oleh Yang Mengutus, maka di puncak penderitaan Ia berdoa “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku”.



Mungkin pada saat ini kita, lebih-lebih rekan-rekan yang sedang menderita sakit berat dan harus dirawat di rumah sakit serta sering sendirian di tempat tidur dalam kesakitan, sedang mengalami penderitaan atau sesuatu yang berat dan menyesakkan. Dengan kata lain tidak mampu bekerja atau bertugas seperti biasanya. Kami berharap,jika kita berada dalam keadaan yang demikian itu, hendaknya mmanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa, mengarahkan hati kepada Tuhan sepenuhnya. Mungkin berupa doa batin atau kata-kata singkat. Persembahkan dan satukan penderitaan anda kepada Allah dan penderitaan Yesus. Hendaknya dalam puncak kelemahan dan kerapuhan tubuh , hati dan jiwa semakin terbuka terhadap dan dekat dengan Allah, yang telah menganugerahi hidup dan tugas pengutusan. "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2Kor 12:9)

"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk 23:34)

Di puncak penderitaan tidak ada hiburan, tetapi yang datang bertubi-tubi adalah penghinaan, ejekan, cemoohan, cacimaki dst., itulah yang dialami oleh Yesus di puncak kayu salib. Ia tidak membalas dendam atau membenci mereka, melainkan mengampuni dan mendoakan mereka: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Sungguh merupakan sikap dan perilaku pahlawan karya penyelamatan sejati: tidak marah, mengeluh, menggerutu melainkan mengasihi mereka yang telah membuatNya menderita, “sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”


Di dalam hidup dan kerja sehari-hari kiranya kita sering merasa diperlakukan tidak baik, tidak enak dan menyakitkan. Dengan kata lain kita sering merasa dilecehkan dan direndahkan. Jika mengalami yang demikian itu, marilah kita meneladan Yesus dengan berdoa:”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Sadari dan hayati bahwa mereka tidak bermaksud melecehkan atau merendahkan kita, karena mereka tidak tahu. Orang yang tidak tahu hemat saya tidak bersalah, maka selayaknya tidak dimusuhi atau dibenci. “Berkat kuasaMu juga, cinta mengalahkan kebencian, ampun menaklukkan balas dendam, dan saling kasih mengenyahkan perselisihan” (Prefasi DSA VI). Dalam puncak kelemahan dan kerapuhan diri kita, kuasa Tuhan lebih hidup dan berkarya.


"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk 23:43)

Di menit-menit atau detik-detik terakhir hidupnya, salah satu penjahat yang disalibkan disamping Yesus, berdoa: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Luk 23:42 )..Dengan dan dalam kemurahan HatiNya Yesus menjawab:”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”(Luk 23:43 ). Dialog ini kiranya baik menjadi permenungan kita semua, lebih-lebih atau terutama mereka yang mendekati dipanggil Tuhan, tetapi sebenarnya sewaktu-waktu kita juga dapat dipanggil Tuhan, meninggal dunia.


Sabda Yesus di atas ini kiranya menjadi sumber inspirasi dan iman kita bahwa hidup mulia kembali bersama Bapa di sorga dan Yesus yang kita imani setelah meninggal dunia adalah anugerah Allah. Orang yang dapat siap sedia menerima anugerah Allah pada detik-detik akhir hidupnya kiranya adalah mereka yang dalam perjalanan hidup dan tugas pengutusannya dengan dan dalam kelemahan serta kerapuhannya senantiasa berusaha untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Mungkin dalam hidup dan cara bertindak sehari-hari di mata duniawi mereka terpaksa berbuat jahat, seperti mencopet, mencuri dst… Perbuatan jahat tersebut dilakukan untuk mempertahankan hidup yang dihayati sebagai anugerah Allah, karena tidak ada yang memberi kesempatan dan kemungkinan untuk bertindak sebagaimana mestinya. Mereka tetap berkehendak baik untuk mempertahankan hidup, anugerah Tuhan, maka ketika menjelang dipanggil Tuhan, di detik-detik terakhir hidupnya mereka akan berdoa seperti salah seorang penjahat yang disalibkan di samping Yesus :”Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”. Marilah kita tetap setia berkehendak baik dalam kelemahan dan kerapuhan kita.

"Ibu, inilah, anakmu! "Inilah ibumu!” "(Yoh 19:26.27)


Seorang ibu yang baik senantiasa berada di samping anaknya, apalagi ketika anaknya sedang menderita sakit berat. “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena” (Yoh 19:25 ). Bunda Maria berada di dekat salib Yesus: kesanggupan Maria untuk menjadi Bunda Penyelamat Dunia berkembang terus dengan sabda Yesus: “Ibu, inilah, anakmu!...Inilah ibumu!”. Yesus mempercayakan para murid atau pengikutNya kepada Bunda Maria , Ia mohon agar Bunda Maria mendampingi dan menyertai para murid atau pengikutNya dalam meneruskan karya penyelamatanNya. Kiranya kita tahu bahwa sampai kini Bunda Maria senantiasa mendampingi dan menyertai para murid atau pengikut Yesus, antara lain dengan peristiwa-peristiwa penampakannya dengan melelehkan air mata cintakasih bagi orang-orang berdosa agar bertobat.



Bunda Maria adalah teladan umat beriman, teladan hidup dan cara bertindak bagi para murid atau pengikut Yesus. Tidak ingat akan kasih Bunda/ibu berarti kurang beriman. “Adapun dalam tata rahmat itu peran Maria sebagai Bunda tiada hentinya terus berlangsung, sejak persetujuan yang dengan setia diberikannya pada saat Warta Gembira, dan yang tanpa ragu-ragu dipertahankannya di bawah salib, hingga penyempurnaan kekal semua para terpilih. Sebab sesudah diangkat ke sorga ia tidak meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan dengan perantaraannya ia terus-menerus memperolehkan bagi kita karunia-karunia yang menghantar kepada keselamatan kekal” (Vatikan II: LG no 62). Maka marilah kita tingkatkan dan perdalam devosi kita kepada Bunda Maria, antara lain dengan meneladan ketaatan dan kesetiaannya pada panggilan dan kehendak Tuhan sampai mati, dipanggil Tuhan. “Nderek Dewi Mariyah, tentu geng kang manah, boten yen kuwatosa ibu jangkung tansah. Kanjeng Ratu ing swarga, amba sumarah samya”, demikian syair bait pertama lagu “Nderek Dewi Mariyah”, yang sangat populer dalam kehidupan iman dan beragama orang-orang katolik.

"Aku haus!"(Yoh 19:28)

Kehausan Yesus di puncak kayu salib merupakan ajakan bagi para murid-murid atau pengikut Yesus untuk ‘memberiNya minum’ dengan melengkapi penderitaan Yesus dalam dan melalui hidup dan cara bertindak setiap hari. “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.”(Kol 1:24 ), demikian kesaksian Paulus kepada umat di Kolose, kepada kita semua yang percaya kepadaNya. Setiap kali berdoa kita mengawali dan mengakhiri dengan membuat tanda salib; hal ini merupakan ajakan agar apa yang akan kita lakukan atau kerjakan sebagai usaha “ menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat”.


Kita semua dipanggil untuk mempersembahkan diri seutuhnya demi keselamatan atau kebahagiaan umum, seluruh bangsa manusia. Maka baiklah apapun yang menjadi tugas, kesibukan, kewajiban atau pekerjaan kita, marilah kita hayati atau lakukan sebaik mungkin. Kita harus rela berkoban bagi keselamatan atau kebahagiaan umum/bersama. “Rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas hati dan dengan kehendak sendiri. Dalam hal ini, ia lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri” (Prof Dr Edy Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka –Jakarta 1997, hal 23).

Pada tahun ini, sebagai dampak dari krisis financial yang melanda seluruh dunia, kiranya cukup banyak orang yang hidupnya kurang atau tidak sejahtera. Maka dengan ini kami berharap kepada kita semua untuk rela berkorban: tidak berfoya-foya atau hidup bermewah-mewah dan memperhatikan saudara-saudari kita yang serba berkekurangan. Marilah kita tingkatkan dan perdalam sodaritas kita terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan. Solidaritas kiranya berasal dari akar kata bahasa Latin solido/solidare yang antara lain berarti memperkuat, mengukuhkan, mengutuhkan kembali, menegakkan, meneguhkan. Marilah kita perkuat mereka yang lemah, kita kukuhkan yang ragu-ragu, kita utuhkan kembali yang pecah dan retak, kita tegakkan yang miring-miring dan kita teguhkan yang cemas.

"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Luk 23:46)

Nyawa adalah gairah hidup, yang menghidupkan tubuh menjadi dinamis dan sehat, segar bugar. “Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.”(Rm 14: 8), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Hidup yang adalah anugerah Tuhan pada suatu saat, sewaktu-waktu akan diambil kembali oleh Tuhan ketika kita dipanggil Tuhan, meninggal dunia. Kiranya kita semua mendambakan pada detik-detik terakhir hidup kita masing-masng, kita dapat meneladan Yesus yang menyerahkan nyawa atau hidup kembali kepada Tuhan, Bapa di sorga, antara lain dapat berdoa seperti Yesus :” Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku, hidupku”. Kita akan mampu berdoa atau bertindak demikian itu jika dalam perjalanan hidup dan kerja di dunia ini, dalam kelemahan dan kerapuhan serta bantuan rahmat Tuhan kita senantiasa berusaha untuk mennyerahkan gairah, cita-cita, harapan, dambaan, impian hidup kita kepada kehendak Tuhan, dengan kata lain senantiasa berusaha untuk berbudi pekerti luhur.



Berbudi pekerti luhur berarti memiliki sikap dan perilaku yang baik dan bermoral dalam hubungannya atau relasinya dengan Tuhan, diri sendiri, anggota keluarga, sesama/masyarakat dan bangsa serta alam sekitar. Maka marilah kita mawas diri perihal hubungan atau relasi dengan pribadi-pribadi maupun lingkungan hidup kita, apakah kita memiliki hubungan yang baik dan bermoral? Apakah kita berhubungan dan berrelasi terus menerus dalam dan bersama dengan Tuhan, sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga semauanya menjadi baik? Apakah kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia kapanpun dan dimanapun?

"Sudah selesai.” (Yoh 19:30)


“Sudah selesai”, itulah sabda terakhir dari Yesus yang tergantung di kayu salib, “lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yoh 19:30 ), wafat. “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.”(Mat 27:51-52). Penyerahan Diri total, wafat Yesus membangkitkan dan menggerakkan seluruh bumi, dan “orang-orang kudus yang telah meninggal dunia bangkit”.


Wafat dan Kebangkitan Yesus tak dapat dipisahkan, hanya dapat dibedakan. Suatu misteri agung: kematian yang membangkitkan, mati satu tumbuh seribu. Dia yang taat sampai wafat di kayu salib membangkitkan dan menggairahkan orang-orang kudus, orang-orang yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Rasanya misteri salib ini juga terjadi dalam hidup sehari-hari, misalnya ketika ada seseorang meninggal dunia, maka tanpa diundang begitu mendengar saudara-saudari, sahabat-sahabat dan kenalan-kenalan bangkit, bergegas untuk berdoa dan bersembah sujud di hadapan yang meninggal dunia. Mungkin kita dalam keadaan letih, lesu dan tak bergairah atau putus asa; jika demikian adanya marilah kita menatap dan memandang Yang Tersalib, percayalah kita anda berani memandang Yang Tersalib pasti akan digairahkan, ditegakkan sehingga anda bangkit dan bergairah dalam hidup maupun bekerja meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan hambatan.
Jakarta, 10 April 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Malam Paskah

Malam Paskah
Sabtu, 11 April 2009


Pengantar

Melewati Sabtu Suci, kita mulai sore dan malam ini dengan perayaan Malam Paskah yang meriah. Liturgi Gereja membuat sedemikian rupa agar perayaan Malam Paskah ini berlangsung semeriah-meriahnya. Seluruh simbolisasi liturgi Malam Paskah ini sangat indah dan kaya. Inti suasana tampak dari permulaan tirakatan Malam Paskah ini yang diawali dengan upacara cahaya. Gedung gereja atau kapel gelap, lampu tidak dinyalakan. Imam mengawali perayaan dengan pemberkatan api dan kemudian penyalaan lilin Paskah. Api lilin Paskah melambangkan Kristus yang bangkit. Kebangkitan-Nya mengalahkan maut dan kematian.

Api lilin Paskah itu semula kecil saja. Namun setelah api lilin Paskah itu dibagikan ke lilin-lilin seluruh umat di gereja, lihatlah; betapa ruangan menjadi terang oleh api lilin-lilin itu. Terang dari api lilin-lilin tentu berbeda dari terang lampu listrik. Namun terang dari api lilin-lilin itu memberikan suasana khas dan khusus, indah, khidmat, syahdu, dan dalam bahasa cinta: lebih romantis.

Demikian pula kebangkitan Kristus diwartakan, sebagaimana api lilin Paskah yang disebarkan ke lilin-lilin seluruh umat. Pada Injil malam Paskah ini, warta kebangkitan Kristus mulai dari dua malaikat kepada para wanita. Para wanita memberitakan kepada para murid. Antara percaya dan tidak, para murid mulai mengalami warta kebangkitan Tuhan. Itu pula pengalaman kita. Kita memiliki iman akan kebangkitan Tuhan karena adanya pewartaan dari Gereja melalui orang tua, katekis, guru agama, pastor, dan sebagainya. Setiap orang kristiani, masing-masing dari kita, juga perlu menjadi lilin-lilin Paskah. Artinya, kita harus mewartakan kebangkitan Tuhan. Mungkin kecil-kecilan dan pada lingkup terbatas di sekitar kita, tetapi apabila ini menjadi gerakan seluruh umat beriman, maka cahaya Kristus yang bangkit akan menerangi seluruh masyarakat dan muka bumi. (EM IB 07)

Pada malam yang suci ini Tuhan kita Yesus Kristus beralih dari kematian memasuki kehidupan. Gereja mengundang putra-putrinya untuk berkumpul mengadakan tirakatan. Marilah pada malam ini kita ikuti tirakatan tersebut dengan datang ke Gereja pada malam ini untuk mengungkapkan iman kita akan Kristus yang bangkit dengan memberikan kegembiraan karena telah jaya atas maut. Malam ini kita akan memperbaharui janji baptis, memperbaharui iman kita akan Tuhan. Hidup-Nya membuka harapan baru, hidup bersatu dengan Tuhan. Warta Paska ini mengandung pula tugas baru kita, dan akan memahkotai dengan perayaan Ekaristi.

Bacaan Pertama (Maka jadilah petang dan pagi: PS 866)
Pembacaan dari Kitab Kejadian (1:1-31; 2:1-3)


"Allah melihat semua yang telah dijadikan-nya dan amat baiklah semuanya itu.”

1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. 3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam.


5 6 1 2 1 2 3 1 7 6 1 . 6 5 77 6 5 5
Maka jadilah petang dan pagi, hari per- ta - ma.



6 Lalu berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8 Allah menamai cakrawala itu langit.

Maka jadilah petang dan pagi, hari kedua.

9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Maka 13 jadilah petang dan pagi, hari ketiga.

14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

19 Maka jadilah petang dan pagi, hari keempat.

20 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung - yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."

23 Maka jadilah petang dan pagi, hari kelima.

24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.

Maka jadilah petang dan pagi, hari keenam

Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

Maka jadilah petang dan pagi, hari ini.

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahabijaksana, karya cipta dan cinta-Mu sungguh mengagumkan. Semoga kami yang sering melupakan-Mu, mulai hari ini menyadari dan bertobat kembali kepada jalan keselamatan yang Kau tunjukkan melalui Putra-Mu. Sebab Engkaulah Allah kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Renungan

Ada bagian dari hidup ini yang tetap menjadi milik Allah dan tetap harus menjadi misteri bagi kita.

Bacaan Pertama Misa Malam Paskah hari ini mengisahkan penciptaan manusia oleh Allah. Manusia dibentuk dari debu tanah. Allah menghembuskan napas hidup sehingga manusia hidup. Untuk hidupnya itu, manusia diberi segala hal yang perlu, seperti berbagai pohon yang memberikan buah yang enak dan segar untuk dimakan. Tetapi ada satu pohon, yakni pohon kehidupan yang tidak boleh dimakan. Kita ingat dengan kisah ini. Bahkan anak-anak sekolah Minggu pun telah diberi cerita ini. Namun apa artinya?

Pertama, manusia diciptakan oleh Allah sebagai karya seni yang indah. Allah membentuk manusia dari debu. Dari yang tidak berarti, yaitu debu, kita menjadi manusia yang berarti karena dibentuk dan dibuat oleh Allah. Maka perlulah kita selalu bersyukur, sebab hidup ini menjadi begitu berharga dan bernilai karena kita memang telah diangkat oleh Allah menjadi makhluk yang bermartabat dan berharga.

Kedua, manusia dilengkapi dengan segala sesuatu yang diperlukan supaya bisa hidup. Itulah makna dari segala pohon yang diberikan Tuhan untuk kita makan dan kita pergunakan untuk hidup. Alam yang diciptakan Allah ini sebenarnya luar biasa. Kita bisa makan dari apa yang dihasilkan pohon, mengambil air dari bumi, dan segala macam tambang juga. Kalau sakit, ada aneka tanaman obat yang luar biasa pula khasiatnya. Kalau sakit masuk angin, buat saja wedang jahe! Hangat deh! Itu berarti, sebenarnya alam ini sudah cukup dalam memberikan sarana untuk hidup. Yang penting: kita jangan serakah dan mengeksploitasi alam semena-mena.

Ketiga, adanya pohon kehidupan yang dilarang untuk dimakan mengungkapkan bahwa tetap ada kehidupan alam dan diri kita ini yang tetap hanya milik Allah. Ada bagian dari hidup ini yang tetap menjadi milik Allah dan tetap harus menjadi misteri bagi kita. Itulah kehidupan itu sendiri, yang mesti kita serahkan kepada Allah sendiri! (EM/IB/07-01.007.02)

Mazmur Tanggapan PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan di seluruh bumi

do= 2/4bes
1.Tuhan menegakkan keadilan, bagi orang yang diperas dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
2.Tuhan membuka mata orang buta, dan menegakkanorang yang tertuduh, Tuhan mengasihi orang-orang benar, dan menjaga orang-orang asing.
3.Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkannya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu ya Sion turun menurun.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Kitab Keluaran (14:15-15:1)

“Umat Israel masuk ke tengah laut yang kering”

15 Pada waktu itu Tuhan bersabda kepada Musa: " Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. 16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. 18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun keretanya dan orangnya yang berkuda." 19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka, dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. 21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. 22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka - segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda - sampai ke tengah-tengah laut. 24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 25 la membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab TUHAN lah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." 26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." 27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu, demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. 28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. 29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Doa Renungan
Allah Bapa pembebas umat dari segala penderitaan, kami bersyukur kepada-Mu, karena dengan kuasa, Engkau telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Kini pun Engkau telah melepaskan kami dari perbudakan dosa, melalui air pembaptisan yang kami terima. Semoga, iman kami semakin kuat berakar, sehingga kami tetap tegar dan setia pada-Mu, kendati menghadapi ancaman yang berat. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Renungan

Paskah adalah berkat di tengah kehancuran dan kegelapan maut. Inilah pembebasan bagi kita!

Setiap orang pernah mengalami kehilangan. Tsunami, gempa bumi dahsyat, banjir, lumpur panas yang menelan rumah dan sawah yang membuat saudara kita kehilangan keluarga, harta, dan jaminan hidup. Tidak heran, begitu banyak orang berbeban karenanya. Putus asa dan kehilangan harapan dalam hidup ini menjadi semacam lembah gelap pekat yang menekan jiwa mansia, sampai-sampai orang meragukan Tuhan.

Kebangkitan Yesus adalah dasar iman orang Kristiani. Bagi yang merasa putus asa, yang dikuasai dosa, yang merasa kehilangan, dan yang menderita sakit, datanglah kepada Yesus yang bangkit. Justru untuk Anda sekalian Ia bangkit. Dengan iman itu, anda akan mendapatkan energi baru untuk menghayati nilai luhur di balik penderitaan, sakit, dan kematian. Ternyata derita, sakit, kematian bukanlah akhir hidup ini. Yesus telah menjawabnya melalui kebangkitan: sengsara, sakit, dan kematian sudah dikalahkan. (ASD/IB/08-01/23.03)

Mazmur Tanggapan PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat.
1. Aku akan memuji ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersuka cita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kuubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan Ketiga
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (54:5-14)


"Datanglah kepada-Ku, maka kamu akan hidup.
Aku akan mengikat perjanjian kekal denganmu."

5 Tuhan bersabda kepada Nabi Yesaya, jika yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. 6 Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu. 7 Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. 8 Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu. 9 Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. 10 Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau. 11 Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam. 12 Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata. 13 Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka; 14 engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Doa Renungan
Allah Bapa pembebas umat dari segala penderitaan, kami bersyukur kepada-Mu, karena dengan kuasa, Engkau telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Kini pun Engkau telah melepaskan kami dari perbudakan dosa, melalui air pembaptisan yang kami terima. Semoga, iman kami semakin kuat berakar, sehingga kami tetap tegar dan setia pada-Mu, kendati menghadapi ancaman yang berat. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Renungan

Sejauh mana kebangkitan Kristus mempengaruhi perilaku kita?

Paskah merupakan peristiwa kebangkitan Kristus yang bermakna bagi hidup para murid dan bagi kita. Kebangkitan mengalahkan kematian merupakan karya penebusan yang menghapus dosa dunia. Maka kebangkitan membawa sukacita dan kegembiraan. Kebangkitan adalah kebenaran yang tidak bisa disangkal atau dibuat bohong-bohongan.

Bagaimana kita menanggapi peristiwa kebangkitan itu?

Untuk mendapatkan keselamatan melalui kebangkitan Kristus, orang beriman harus dikuburkan dalam kematian dosa dan diikutsertakan dalam kehidupan kebangkitan-Nya. Semoga kebangkitan Kristus tidak hanya memperkuat iman kita, tetapi juga mempengaruhi perilaku kita untuk menyerupai Kristus. (IB/ALS 007-01-09.04)

Lagu Antar Bacaan: MB 421
KARYA TUHAN HENDAK KUPUJI
1. Karya Tuhan hendak kupuji, karya yang tak terlupakan,
karya yang pada malam ini, bersama kita rayakan.
Karya yang gemilang dan perkasa, kita dislamatkan Tuhan.
Musuh kita dihancurkan-Nya, terpuji Tuhan pahlawan.

2. Tuhan membebaskan umat-Nya, dari perbudakan setan.
Tangan Tuhan mengantar kita, slamat melalui air.
Dicampakkan-Nya dalam ombak, bala tentara Firaun,
Umat Tuhan berarak-arak, melintasi padang gurun.

3.Tuhan dengan gagah perkasa mengantar umat pilihan,
keluar dari kutuk dosa, masuk tanah perjanjian.
Kita pun dihantarkan Tuhan dalam suka serta duka,
menuju ke pantai bahagia, hidup mulia selamanya.

Epistola
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (6:3-11)

"Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, dan tidak akan mati lagi."

Saudara-saudara, kita semua, yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh pembaptisan dalam kematian, supaya seperti halnya Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu bahwa masing-masing kita turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, sesudah bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi; maut tidak berkuasa lagi atas Dia! Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 867
Ref. A l l e l u y a

(3x 1= F, G, A)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya.
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan.

BACAAN INJIL
Tuhan bersamamu,
dan bersama rohmu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:1-8)

"Yesus dari Nazaret yang tersalib itu sudah bangkit."

1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut,6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. 7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." 8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Seekor ikan tidak pernah bahagia hidup di daratan karena dia diciptakan untuk hidup di air. Seekor elang tidak pernah bisa merasa puas jika hidup di air. Bahkan, elang itu akan segera mati jika tidak lagi hidup di udara bebas. Kita tidak pernah merasa puas hidup di bumi ini karena kita diciptakan untuk sesuatu yang lebih dari itu. Kita akan memiliki saat-saat bahagia di dunia ini, tetapi tidak sebanding dengan apa yang sudah direncanakan Allah bagi kita.

Kita mengira bahwa tujuan Allah bagi kehidupan kita adalah kekayaan materi atau kepopuleran sebagaimana yang didefinisikan oleh dunia. Kalau itu yang terjadi, kita salah besar. Bagi Allah, pahlawan-pahlawan iman yang paling besar bukanlah orang-orang yang mencapai kemakmuran, keberhasilan, kepopuleran, dan kekuasaan dalam kehidupan ini, melainkan orang-orang yang dalam kehidupan ini melakukan sesuatu sebagai penugasan sementara dan melayani dengan setia, sambil mengharapkan upah yang dijanjikan kepada kita, yaitu hidup kekal.

Bersediakah kita mewartakan Kristus yang hidup dan bangkit kepada semua orang di mana pun mereka berada dalam damai dan sukacita Paskah ini?

Ya Yesus, berilah aku ketenangan dalam menghadapi segala goncangan hidup ini. Kuatkanlah aku selalu agar mampu menghadapi segala peristiwa hidup ini menuju hidup yang abadi. Amin. (Ziarah Batin 2009)

Jumat, 10 April 2009

Jumat Agung
Wafat Yesus Kristus
Jumat, 10 April 2009


BACAAN PERTAMA
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (52:13-53:12)

"Ia ditikam karena kedurhakaan kita."

13 Allah bersabda, sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. 14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi-- 15 demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. 1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? 2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. 3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. 8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. 9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. 10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. 11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. 12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
L. Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

LAGU ANTAR BACAAN PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.

1. Pada-Mu ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, Ya Tuhan Allah yang setia.
2. Di hadapan semua lawanku aku bercela, tetangga-tetanggaku merasa jijik. Para kenalanku merasa nyeri; mereka yang melihat aku cepat-cepat menyingkir, Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati. Telah menjadi seperti barang yang pecah.
3. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, Aku berkata, "Engkaulah Allahku!". Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari musuh-musuhku dan bebaskan dari orang-orang yang mengejarku!
4. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap hatimu.

BACAAN KEDUA
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (4:14-16; 5:7-9)

"Yesus tetap taat dan menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua orang yang patuh kepada-Nya."

14 Saudara-saudara, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. 7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
L. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat:
Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Dia. Nama yang paling luhur dianugerahkan kepada-Nya.



KISAH SENGSARA
Y: Yesus ; S: Semua Rakyat ; Pi: Pilatus ; Pe: Petrus ; N: Naracerita ;W: Suara Wanita ; H: Hamba


P A S I O
Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes (18:1-9:42)


N: Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka:

Y: "Siapakah yang kamu cari?"

N: Jawab mereka:

S: "Yesus dari Nazaret."

N: Kata Yesus kepada mereka:

Y: "Akulah Dia."

N: Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Yoh 18:6 Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Maka Yesus bertanya pula:

Y: "Siapakah yang kamu cari?"

N: Jawab mereka:

S: "Yesus dari Nazaret."

N: Jawab Yesus:

Y: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi."

N: Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa." Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus kepada Petrus:

Y: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?"



Yesus dibawa dulu ke Istana Hanas

N: Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa." Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus:

W: "Bukankah engkau juga murid orang itu?"

N: Jawab Petrus:

Pe: "Bukan!"

N: Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya:

Y: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."

N: Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata:

H: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Agung?"

N: Jawab Yesus kepadanya:

Y: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"



"Bukankah Engkau juga seorang murid Yesus?" -- "Bukan!"

N: Lalu Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Agung itu. Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya:

S: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"

N: Petrus menyangkalnya, katanya:

Pe: "Bukan!"

N: Kata seorang hamba Imam Agung, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, berkata kepadanya:

H: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?"

N: Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.

Nyanyian: MARI KITA MERENUNGKAN PS 480
1. Mari kita merenungkan penebusan umat Tuhan,
meresapkan dalam hati cinta kasih ilahi.
2. Yesus Kristus Raja sakti, Pengemban amanat suci,
penyembuh segala luka, penegak hukum cinta.
3. Petrus murid yang setia, namun ingkar
dan menyangkal pada Guru terkasih, kar'na malu dan ngeri.
4. Kita pun semacam Petrus yang sering menyangkal Yesus.
Ampunilah kami, Tuhan, dan teguhkanlah iman.

--------------------------------------------------------------------------------

KERAJAANKU BUKAN DARI DUNIA INI!

N: Keesokan harinya mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata:

Pi: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?"

N: Jawab mereka kepadanya:

S: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!"

N: Kata Pilatus kepada mereka:

Pi: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu."

N: Kata orang-orang Yahudi itu:

S: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang."

N: Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya:

Pi: "Engkau inikah raja orang Yahudi?"

N: Jawab Yesus:

Y: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"

N: Kata Pilatus:

Pi: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"

N: Jawab Yesus:

Y: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

N: Maka kata Pilatus kepada-Nya:

Pi: "Jadi Engkau adalah raja?"

N: Jawab Yesus:

Y: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

N: Kata Pilatus kepada-Nya:

Pi: "Apakah kebenaran itu?"

N: Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka:

Pi: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?"

N: Mereka berteriak pula:

S: "Jangan Dia, melainkan Barabas!"

N: Barabas adalah seorang penyamun.



"Salam, ya Raja Bangsa Yahudi"


N: Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata:

N: "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N: Lalu mereka menampar wajah Yesus. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka:

Pi: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."

N: Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka:

Pi: "Lihatlah manusia itu!"

Lagu: KEPALA YANG BERDARAH PS 488 (1&2)

1. Kepala yang berdarah, tertunduk dan sedih,
penuh dengan sengsara dan luka yang pedih,
meski mahkota duri menghina harkat-Mu,
Kau patut kukagumi terima hormatku.

2. O wajah yang mulia, yang patut disembah
dan layak menerima pujian dunia,
sekarang diludahi dihina, dicerca, disiksa, dilukai yang salah siapakah?


N: Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka:

S: "Salibkan Dia, salibkan Dia!"

N: Kata Pilatus kepada mereka:

Pi: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."

N: Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya:

S: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah."

N: Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus:

Pi: "Dari manakah asal-Mu?"

N: Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus kepada-Nya:

Pi: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?"

N: Yesus menjawab:

Y: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."

"Enyahkanlah Dia! Enyahkanlah Dia! Salibkan Dia!"

N: Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak:

S: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar."

N: Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu:

Pi: "Inilah rajamu!"

N: Maka berteriaklah mereka:

S: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!"

N: Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?"

N: Jawab imam-imam kepala:

S: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"

N: Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.



"Yesus disalibkan bersama dua orang lain."

N: Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi."

N: Jawab Pilatus:

Pi: "Apa yang kutulis, tetap tertulis."

"MEREKA MEMBAGI-BAGI PAKAIANKU"

N: Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya."

N: Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

Lagu: KEPALA YANG BERDARAH PS 488 (3&4)

3. Syukur sebulat hati kub'rikan pada-Mu,
ya Yesus yang t'lah mati demi selamatku.
Hendaklah 'ku terhibur dengan tuntunan-Mu:
pada-Mu 'ku berlindung terima hormatku.

4. Di saat aku mati, Kau tinggallah serta;
di pintu maut nanti, ya Tuhan, datanglah!
Di kala kecemasan mengimpit hatiku,
berilah kekuatan berkat sengsara-Mu.




"ITULAH ANAKMU" -- "ITULAH IBUMU"


N: Didekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:

Y: "Ibu, inilah, anakmu!"

N: dan kemudian kata-Nya kepada murid-murid itu:

Y: "Inilah ibumu!"

N: Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.



"Selesailah sudah"

N: Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:

Y: "Aku haus!"

N: Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus:

Y: "Sudah selesai."

N: Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.



--------------- ( Semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan ) ---------------




"SEGERA DARAH DAN AIR MENGALIR KELUAR"

N: Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."



"Jenazah Yesus dibungkus dengan kain kafan dan dibubuhi dengan wangi-wangian"

N: Sesudah itu Yusuf dari Arimatea--ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi--meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.

1 1 1 1 1 1 2 1//
N. Demikianlah Kisah Sengsara Tuhan ki - ta

1 1 1 1 7 1 7 6 5 6 7 6 //
U. Terpujilah Kris - tus.


KISAH SENGSARA MENURUT YOHANES

Rekan-rekan yang baik!

Tiga pokok dalam Kisah Sengsara yang dibacakan Jumat Agung ini (Yoh 18:1-19:42) saya bicarakan dengan sang empunya tulisan itu. Korespondensi pertama berkisar pada hubungan antara kata-kata terakhir Yesus di salib, yakni "sudah selesai" (Yoh 19:30, Yunaninya "tetelestai") dan catatan Yohanes mengenai mengasihi "sampai pada kesudahannya" (Yoh 13:1, "eis telos"). Kedua, saya mintakan penjelasan mengenai jubah Yesus yang diundi para serdadu (Yoh 19:23-24). Tema ketiga berhubungan dengan arti "darah dan air" yang keluar dari lambung Yesus (Yoh 19:34). Beliau tak berkeberatan surat-menyurat ini diteruskan ke milis ini. Malah senang, begitulah pesannya pagi ini.

=======================================

Oom Hans yang baik!

Di sini saya sedang menyiapkan ulasan mengenai Kisah Sengsara yang dibacakan pada hari Jumat Agung. Salah satu yang sedang terpikir ialah kata-kata Yesus "Sudah selesai!" (Yoh 19:30). Seorang rekan memahaminya sebagai ungkapan rasa lega, penderitaan sudah lewat, rampung karya keselamatannya. Tapi saya kok malah tidak sreg dengan bahasa seperti itu. Kok seperti tonil, layar turun, tamat, selesai, kukut, bubar. Aslinya di situ kan tertulis "tetelestai", dari kata "telos", yakni akhir yang merangkum perjalanan dari awal, yang memberi arti pada semua yang telah dijalani. Rasa-rasanya Yesus hendak mengatakan kini sudah terlaksana sampai utuh. Kayak versi Latin yang cespleng "consummatum est" dua m itu. Kan consummatum itu dari consummare, con + summa, "merangkum semua jadi utuh", dan bukan dari consumere satu m, "menghabiskan" (makanan, waktu, duit) yang ada hubungannya dengan konsumsi. Orang Jakarta bilang udah kecapai, kalau di Jawa ya wis klakon. Oom gimana?

Ada lagi soal lain. Kalau ndak salah, Oom seperti hendak menggarisbawahi gagasan bahwa Yesus itu kurban Paskah yang diterima Yang Di Atas sana sehingga benar-benar menjadi silih dosanya umat manusia. Karena itu Oom memberi kronologi lain, yaitu penyaliban terjadi sebelum Paskah, ndak seperti Mark dll. yang menaruh Paskah pada perjamuan malam terakhir. Iya kan? Saya sudah pernah katakan di sebuah milis bahwa perjamuan terakhir di mana Yesus membasuh kaki murid-murid itu bukan perjamuan Paskah, melainkan sebelumnya.

Pada awal perjamuan itu disebutkan bahwa Yesus mengasihi orang-orangnya yang di dunia ini dan betul mengasihi "eis telos", sampai pada kesudahannya, sampai tuntas (Yoh 13:1). Apa ini semacam antisipasi atau padahan bagi kata-kata Yesus "tetelestai", sudah terlaksana, yang diucapkannya pada saat terakhir di salib? Bila begitu kedua ayat itu memang saling menjelaskan. Yesus mengasihi orang-orangnya sampai terlaksana sesuatu yang mengubah arah hidup mereka, dan hidupnya sendiri, begitu kan?

Ada yang tanya nomer hapenya Oom, ingin kirim SMS buat Oma Miryam seperti ini 2UBOK4ever, ;-) + :-)). Kawan-kawan itu sekarang genggamannya henpon sih, dan bukan lagi rosario.
Salam hangat,
Gus

=============

Dear Gus, Peace!
You are absolutely right. The truth is, when he uttered "tetelestai" (Yoh 19:30), Jesus was actually addressing his Heavenly Father, "Here I am, I've done everything to the end, now take it all!" The Indonesian version "Sudah selesai!" - "It's over!" - doesn't sound quite right, I agree. Why not try "Sudah terlaksana!" or something to that effect?

As I said, the word "tetelestai" was spoken by Jesus to his Father. But we overheard it. It teaches a lot about him, about God, about what love means, the thing he dwelt on during the last supper. At first I thought he was just being odd. But then this "consummatum est" is the key to all that.

Glad to hear you see the connection between "tetelestai" (your "sudah terlaksana") here and "eis telos" (your "sampai tuntas") said about his act during that supper (Yoh 13:1). Yes, on that background, his death on the cross gives a fuller sense to what "loving one's own who are in the world (=still under the threat of darkness, evil power)" means. He accompanies them, and us, in our darkest paths. We can be sure now that we won't be abandoned by the one sent by the Father to bring us back to Him, the Source of Light.

As for your second question, quite, Jesus is the true Paschal lamb. Not that the Almighty likes blood gushing out of this man, by no means! The point is, his blood acts like the lamb's blood in Exodus 12:13 (to guarantee that the owner of the house will be spared from the plague - saved from death). Thus when Jesus died on the cross in that sense, the Almighty took him and cast out the power of darkness for good. That's the Light of His Word. Did you get it? You're the exegete.

By the way, don't try to reconcile my chronology of the passion with Mark's story. The washing of the feet, about which he and the other two young men know nothing, is the preface to the true Passover meal, the sacrifice of the Lamb of God on the cross, not to the last supper. I read your note on the washing of the feet. Yes, Jesus wants to share his origin and destiny so that all of us can become sons and daughters of the Almighty.

Ma Miryam is okay. She was amused by the SMS. A young seraph taught her to read the emoticons. She dictated her response: Thanx >, ;-*. But let's not talk gibberish.
As ever,
Hans

=======

Oom Hans!
Terima kasih buat penjelasan dalam surat barusan. Ada soal lain. Mark, Matt, Luc cerita bahwa serdadu yang berjaga di tempat penyaliban mengundi pakaian Yesus di antara mereka. Oom juga ke arah itu, tapi lebih mendetail. Ada catatan bahwa selain membagi-bagi pakaian, empat serdadu di situ mengundi jubah Yesus yang terbuat dari satu tenunan kain utuh tanpa jahitan sehingga tetap utuh. Dan dalam Yoh 19:24 bahkan ada kutipan dari Mazmur 22:19 "mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku."

Apa ada penjelasannya? Mohon pencerahan. Apa dengar semua ini dari Oma Mir, Bu Mary Kleopas dan Tante Lena yang katanya ada di kaki salib waktu itu?
Sampai lain kali,
Gus

=====

Dear Gus,

You need not be that inquisitive! Of course I've seen everything myself, I've heard everything Semuanya kulihat dan kudengar sendiri. Kalau mau, tanyakan kepada ibu-ibu yang juga ada di situ. Semua ini kuceritakan pada kalian supaya kalian bisa ikut serta dalam peristiwa itu. Kami ini mata dan telinga kalian bagi peristiwa itu.

Mengapa memakai Mazmur 22:19?

Ah, kami waktu itu baru sadar bahwa yang terjadi pada Yesus sesungguhnya sudah sejak lama diketahui orang bijak dari zaman dulu. Yesus memang sedang dikepung lawan-lawannya. Ia tidak dianggap bermartabat manusia lagi, kecuali oleh kami yang mengikutinya. Bahkan pakaiannya pun dijarah. Kalian kan tahu, bagi kami orang Semit zaman dulu, pakaian itu membuat orang yang memakainya kelihatan, membuat kentara siapa orangnya. Pakaian itu seperti badan, apalagi jubah yang utuh dari atas ke bawah itu. Semuanya ditanggalkan dari diri Yesus sehingga sulit kelihatan lagi bahwa ia juga ada harganya sebagai manusia. Tak perlu kalian cari-cari tafsiran apa ini jubah imam menurut praktek liturgi Yahudi juga terbuat dari tenunan utuh. Memang ada kemiripannya, tapi bukan ke arah itulah pembicaraan itu waktu. Hanya mau kutegaskan bahwa kini kemungkinannya untuk masih sedikit tampak sebagai manusia sudah dijarah habis-habisan sampai tak bersisa. Yang tinggal hanya penderitaan yang sulit diterima akal. Bahkan juga oleh kami yang dekat dengannya.

Ingat kan, Pilatus sendiri mencoba menunjukkan dalam 19:5 "Lihatlah orang itu!", tapi orang banyak di alun-alun itu sudah jadi lupa daratan dan tak mampu lagi berpikir jernih untuk mengenalinya. Apalagi ketika ia ada di salib. Pakaian yang bakal menunjukkan ia masih bisa dianggap orang juga sudah dibagi-bagikan. Habis. Ini kami saksikan sendiri. Dan Mazmur keramat tadi membantu. Seperti pengarang Mazmur itu, kami juga percaya akan datang pertolongan dari atas. Yang Maha Kuasa sendiri nanti akan memberinya "pakaian" yang tak bisa ditanggalkan orang lagi. Malah nanti Dia akan menjadi pakaiannya. Yesus akan semakin dikenal sebagai yang sedemikian dekat dengan Yang Ilahi sendiri.
Jangan berhenti menemukan hal-hal baru dalam peristiwa yang dikisahkan mengenai Yesus itu. Penulis Injil hanya memberi kesaksian. Kalau kauterima kesaksian itu maka kalian sendiri akan ikut memasuki peristiwa itu dan menemukan makna-makna baru. Bukankah demikian kehidupan yang lahir kembali dari atas, seperti yang pernah dikatakan kepada Nikodemus dulu (Yoh 3:3 dan 7)? Dan dalam peristiwa kali ini ia juga datang - tengok Yoh 19:39 - ia membawa minyak mur dan minyak gaharu, dan tidak sedikit, sekitar 50 kati. Ini penghargaan bagi seorang Raja yang berangkat ke perjalanan jauh - ke atas sana!

Salam teguh,
Hans

====

Oom Hans yang baik!

Terima kasih banyak. Tak pernah saya duga kaitannya dengan Nikodemus! Masih ada pertanyaan lagi, maaf kalau terasa kelewat ingin tahu. Ketika lembing ditusukkan, yang keluar dari lambung Yesus ialah darah dan air (Yoh 19:34). Apa sih maksudnya? Mark dkk. tidak tahu-menahu tentang perkara itu. Kemarin saya konsultasi perkara itu dengan Luc ketika ngobrol lewat Skype. Dia malah kasih komentar, ah, Oom Hans kita itu aneh-aneh, paranormal sih.
Salam hangat buat Oma Miryam begini :-* 4U.
Gus

=====
Gus,
Menjawab soal darah dan air yang keluar dari lambung Yesus. Begini. Seperti para leluhur kami dahulu, kami membayangkan darah sebagai tempatnya kehidupan dan air sebagai kekuatan yang menopang dan melangsungkan kehidupan. Ketika Yesus meninggal di kayu salib, yang mengalir keluar dari dirinya ialah kehidupan dan kekuatan penopangnya. Itulah yang hendak kusampaikan.
Memang aku bukan ahli anatomi, tapi aku melihat lebih jauh. Kan sudah kukatakan dalam bab 19 bahwa aku menyaksikan semua ini. Juga sekarang ini masih tetap aku ingin berbagi pengalaman dan kesaksian itu dengan kalian.Eh, sudah jam dua malam nih!
:-o B4N!
Hans



[END]

Kamis, 09 April 2009

KAMIS PUTIH
Kamis, 09 April 2009


Doa
Allah Bapa kami yang maha pengasih dan maha penyayang, hari ini kami Kauperkenankan untuk merayakan perjamuan-Mu yang mahakudus. Perjamuan cinta kasih ini dianugerahkan Kristus pada malam Ia menyerahkan diri, kepada Gereja-Nya sebagai korban baru sepanjang masa. Hari ini, kami inin menegaskan komitmen kami, mengikuti jalan salib dan derita-Mu, yang tidak lain jalan kasih-Mu yang menyelamatkan. Semoga dengan ikut ambil bagian dalam perjamuan-Mu, kami Kaumampukan, berani sebagai pelaku kabar gembira dimanapun kami berada. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup, berkuasa, kini dan sepanjang masa.

PENGANTAR
Undangan perjamuan adalah undangan untuk bersatu. Kita diundang untuk mengucap syukur atas segala rahmat dan karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kita. Marilah kita membuka hati untuk sabda Tuhan.

BACAAN PERTAMA
Pembacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)


"Aturan Perjamuan Paska."

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. 4 Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. 5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. 6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN.12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. 13 Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.14 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.
L. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN PS. 856
INILAH TUBUHKU
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

BACAAN KEDUA
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:23-26)

"Setiap kali Saudara makan roti ini dan minum dari piala ini, Saudara wartakan wafat Tuhan."

23 Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti 24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" 25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" 26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
L. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL PS. 965
TERPUJILAH KRISTUS TUHAN
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.


BACAAN INJIL
I. Tuhan sertamu
U.Dan sertamu juga.
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)
U.Dimuliakan Tuhan.

"Yesus mengasihi mereka tanpa batas."

1 Sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. 4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" 7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." 8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." 12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; 15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
I. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Rekan-rekan yang baik!

Pada hari Kamis Putih dibacakan kisah pembasuhan kaki para murid (Yoh 13:1-15). Tindakan ini dimengerti Petrus sebagai ungkapan merendah dari gurunya di hadapan para murid. Yesus meluruskan pendapat Petrus tadi sambil mengajarkan hal yang lebih dalam lagi.


Hanya dalam Injil Yohanes sajalah dikisahkan tindakan Yesus membasuh kaki para murid. Memang orang biasa membasuh kaki sendiri sebelum masuk ke ruang perjamuan sebagai ungkapan mau ikut pesta dengan bersih. Hanya tamu yang amat dihormati saja, misalnya seorang guru atau orang yang dituakan, akan dibasuh kakinya. Dan bila dilakukan, akan dijalankan sebelum perjamuan mulai. Hanya pelayan rumah sajalah yang melakukan pembasuhan kaki tetamu, bukan tuan rumah. Injil Yohanes mengubah dan bahkan membongkar peran-peran tadi.

Yesus sang Guru dan tuan rumah itu kini membasuh kaki para muridnya, para tamunya. Apakah dengan demikian hendak disampaikan ia menjalankan peran sebagai hamba, hamba yang diutus dari atas sana, dari Allah sendiri? Menarik. Ini bisa menjadi dasar spiritualitas pengabdian sang hamba yang terungkap dalam syair-syair Ebed Yahwe (Yes 42:1-4; 49:1-6; 50:4-11, terutama 52:13-53:12). Tetapi tak usah kita tergesa-gesa ke sana. Mari kita amati lebih lanjut terlebih dahulu peristiwa yang dikisahkan Yohanes. Pembasuhan ini terjadi selama perjamuan sendiri, bukan sebelum, seperti lazim dilakukan orang. Tidak biasa. Boleh jadi Yohanes memang sengaja ingin menyampaikan hal-hal yang tidak lazim sehingga pembacanya mulai memikir-mikirkan apa gerangan maksudnya. Bila begitu, pembasuhan kaki di sini boleh jadi bukan ditampilkan sebagai tanda memasuki perjamuan dengan kaki bersih, atau ungkapan pengabdian serta kerendahan hati yang membasuh, melainkan guna menandai hal lain. Apa itu? Baiklah didekati kekhususan Yohanes dalam mengisahkan kejadian-kejadian terakhir dalam hidup Yesus.

Yohanes menceritakan hari-hari terakhir Yesus dengan cara yang agak berbeda dengan ketiga Injil lainnya. Dalam Injil Markus, Matius dan Lukas, kedatangan Yesus ke Yerusalem mengawali peristiwa-peristiwa yang membawanya masuk ke dalam penderitaan, kematian dan kebangkitannya nanti, termasuk di dalamnya perjamuan Paskah. Yohanes lain. Kedatangan Yesus ke Yerusalem dan pembersihan Bait Allah dipisahkan dari peristiwa salib dan kebangkitan. Bagi Yohanes, serangkaian kejadian yang berakhir dengan kebangkitan itu justru berawal pada perjamuan malam terakhir. Berbeda juga dengan ketiga Injil lainnya, perjamuan ini bukan perjamuan Paskah, melainkan perjamuan malam yang diadakannya sebelum Paskah. Bagi Yohanes, Paskah yang baru akan terjadi dalam ujud pengorbanan Yesus di salib.

Ditekankan oleh Yohanes bahwa Yesus sungguh menyadari dirinya "datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah" (ay. 3). Karena itu mereka yang mengenalnya akan mengenali Yang Ilahi dari dekat. Ini semua diajarkan Yesus kepada para murid terdekat pada perjamuan malam terakhir itu dengan membasuh kaki mereka. Dia yang sadar berasal dari Allah dan sedang kembali menuju kepadaNya ingin menunjukkan bahwa orang-orang terdekat itu sedemikian berharga, sedemikian terhormat.

Lebih dari itu, ia ingin berbagi "asal dan tujuan" - dari siapa dan menuju ke siapa - dengan orang-orang yang paling dekat ini. Inilah yang dimaksud dengan mengasihi "sampai pada kesudahannya" (ay. 1). Tidak setengah-setengah melainkan sampai saat tujuan kedatangannya terlaksana, yakni membawa manusia ke dekat Allah, pengasal terang dan kehidupan sendiri. Berbagi asal dan tujuan itu cara Yohanes mengutarakan bagaimana Yesus berbagi kehidupan seutuh-utuhnya dengan pengikut-pengikutnya. Sekaligus terasa ada ajakan bahwa mengikuti Yesus bukan sekadar menyertainya sebentar-sebentar, dari sini sampai situ, melainkan dari awal hingga akhir. Justru dengan demikian manusia akan menjadi manusia sempurna.

Petrus terheran-heran dan tak bisa menerima gurunya membasuh kakinya. Murid yang serba spontan ini melihat gurunya melakukan tindakan merendah. Hanya itulah yang dilihatnya. Ia terlalu berakar dalam kerohaniannya sendiri. Yang hendak diberikan Yesus ialah sesuatu yang baru yang belum berkembang dalam diri para pengikutnya, bahkan yang paling dekat seperti Petrus sendiri. Yesus mengatakan bahwa kelak ia akan mengerti walaupun kini belum menangkapnya (ay. 6-7). Petrus belum puas dan bersikeras menolak dibasuh kakinya oleh gurunya itu. Mari kita dengar penjelasan Yesus sendiri kepada Petrus dan kepada siapa saja yang merasa seperti Petrus di hadapan Yesus sore ini.

Yesus menjelaskan, "Jikalau aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam aku." (ay. 8). Dia yang sadar bahwa "asal dan tujuan"-nya ialah Allah sendiri itu (ay. 3) kini hendak berbagi kehidupan dengan para murid! Bila asal dan akhir itu Allah sendiri, tentunya yang dimaksud ialah Allah sumber terang, sumber kehidupan. Utusannya datang ke dunia yang masih berada dalam ancaman kuasa gelap untuk membawa kembali orang-orang yang dekat padanya kembali ke sumber terang, kepada Allah, ke sumber kehidupan sendiri. Bila bisa dipakai istilah dalam budaya rohani Nusantara, maka berbagi "sangkan paran" kehidupan yang dilakukan Yesus menjadi jalan keselamatan bagi manusia.

Yesus juga menegaskan bahwa pembasuhan kaki dengan makna seperti di atas itu disampaikan sebagai teladan bagi para murid, agar mereka berbuat seperti itu satu sama lain (ay. 15), dengan maksud saling berbagi pengertian "dari mana dan ke mananya hidup ini", pengertian yang sudah mulai diterima dari perjumpaan dengan sang Guru kehidupan tadi. Meneladan bukan sekadar untuk meniru, melainkan upaya untuk menghidupi kepercayaan bahwa Yesus itu datang dari Allah dan pulang kepadaNya setelah berhasil memperkenalkan siapa Allah itu sesungguhnya. Bila demikian, rasa-rasanya memang ada sesuatu yang lebih dalam yang hendak dicapai dengan sikap saling melayani.

Boleh dikatakan, saat itulah lahir kumpulan orang yang hidup berbekal sikap Yesus yang menganggap sesama sedemikian berharga sehingga pantas dilayani dan dihormati. Inilah Gereja dalam ujudnya yang paling rohani, paling spiritual. Dalam arti inilah Gereja berbagi "asal dan tujuan" dengan Yesus sendiri. Kehidupan Gereja yang berpusat pada ekaristi baru bisa utuh bila dihidupi oleh bekal yang diberikan Yesus tadi. Hanya dengan cara itu Gereja akan tetap memiliki integritas. Memang kaum beriman masih berada di dunia, masih berada dalam kancah pergulatan dengan kekuatan-kekuatan gelap, tetapi arahnya jelas, ke asal dan tujuan tadi: ke sumber terang sendiri bersama dengan dia yang diutus oleh-Nya.

Karena itu tak perlu heran bila para murid tidak semuanya bersih. Yesus berkata dalam ay. 11 "Tidak semua kamu bersih." Kata-kata itu tak usah ditangkap sebagai celaan atau peringatan melainkan sebagai pengakuan bahwa masih ada kekuatan-kekuatan gelap yang dapat menyesatkan orang yang berkehendak baik sekalipun. Kekuatan ini menghalangi orang untuk melihat dan mendalami "dari mana dan ke mananya" hidup ini. Tetapi nanti pada saat ia kembali kepada Allah, kekuatan ilahi akan tampil dengan kebesarannya dan saat itu jelas kekuatan-kekuatan gelap tidak lagi menguasai meskipun tetap dapat menyakitkan. Penderitaan tidak akan memporakperandakan kumpulan orang-orang yang percaya kepadanya. Malah menguatkan harapan. Inilah yang diajarkan pada hari ini.


DARI BACAAN KEDUA: 1Kor 11:23-26


Paulus mengajak umat di Korintus untuk semakin menyadari kenyataan rohani dari upacara ibadat ekaristi yang biasa mereka jalankan. Dalam beberapa kesempatan, di Korintus kiranya terjadi hal-hal yang kurang pantas, seperti menjalankan ibadah ekaristi seperti pesta makan minum belaka. Memang ekaristi berkembvang dari upacara dengan perjamuan di kalangan Yahudi untuk merayakan iman turun temurun mereka dibawa keluar dari penderitaan di Mesir. Di kalangan umat kristiani, kemudian ekaristi dirayakan untuk menghadirkan kembali ingatan akan tindakan Yesus dalam membangun komunitas para pengikutnya pada perjamuan malam sebelum ia mengalami salib. Oleh karena itu Paulus menggarisbawahi kekhidmatan perjamuan ekaristi dan berusaha agar umat tidak menyamakan dengan perjamuan makan biasa yang dikenal orang Korintus. Ini konteks petikan tadi, bisa dibaca pada 1Kor 11:7-22.

Pada awal petikan kali ini, yakni ay. 23, Paulus menandaskan kembali kekeramatan ekaristi yang berasal dari Yesus sendiri - sebagai orang Yahudi, Yesus tentunya merayakan perjamuan makan cara Yahudi, yakni memperingati tindakan pembebasan umat Perjanjian Lama dari Mesir tadi. Tetapi ditegaskan Paulus juga kebaruan ekaristi yang dirayakan Yesus sebelum mengalami salib tadi, yakni bahwa ia telah memberikan dirinya - tubuhnya bagi orang banyak (ay. 24) dan telah memeteraikan, meresmikan perjanjian yang baru (yakni perjanjian keselamatan orang banyak sekarang) dengan darahnya - maksudnya, hidupnya. Jadi kehidupan yang dikorbankan bagi orang banyak, itulah yang jadi pokok yang dirayakan dalam perjamuan ekaristi. Begitu Paulus. Ini juga kenyataan pengorbanan Yesus yang diingat para pengikutnya - maksudnya dipegang dalam batin dan kesadaran - sampai "ia datang". Maksudnya sampai pengorbanan yang sudah dijalankannya itu mencapai kepenuhannya, sampai orang banyak mengalami penyelamatan utuh. Ada ajakan untuk memberitakan pengorbanan yang membawakan penyelamatan seperti ini (ay. 26)




Salam,

A. Gianto
Photobucket

Kamis Putih, 09 April 2009

KAMIS PUTIH
Kamis, 09 April 2009




“Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”


Dalam suatu perjamuan pesta, seperti pesta perkawinan, aneka pesta keagamaan atau kemasyarakatan, dst.., mereka yang menjadi pemimpin pesta bertindak sebagai koordinator. Sebagai koordinator ia menerima laporan kegiatan dari para pembantu atau pekerjannya dan ia sendiri tidak atau jarang menyentuh atau melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar dan kotor. Ada kemungkinan ia bertindak dengan ‘main perintah’ atau ‘memberi petunjuk’ serta tidak pernah melakukan sendiri apa yang ia perintahkan atau tunjukkan kepada orang lain atau para pembantunya. Dalam tradisi Yahudi yang menjadi pemimpin pesta perjamuan Paskah adalah kepala rumah tangga, dan rasanya sebagai pemimin pesta ia juga tidak pernah melakukan tugas pekerjaan yang kotor dan kasar. Yesus bersama dengan para rasul mengadakan pesta Paskah dan yang menjadi pemimpin pesta adalah Yesus sendiri. Sangat menarik dan mengesan bahwa sebagai pemimpin pesta Ia melayani dan memberi teladan dengan mencuci kaki para rasul. “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:12-15), demikian sabda-Nya kepada para rasul/murid, setelah Ia membasuh kaki mereka.

“Jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”


Kaki atau telapak kaki adalah bagian anggota tubuh yang paling bawah dan pada umumnya kotor. Di telapak kaki dan jari kaki terpusatlah aneka jaringan syaraf, maka sering ada penyembuhan orang sakit dengan ‘pijat refleksi’, yang tidak lain adalah memijat jari-jari telapak kaki atau seluruh telapak kaki. Derap-langkah tubuh kita juga tergantung dari kesehatan dan kebugaran kaki/telapak kaki, di atas telapak kaki berdiri seluruh tubuh. Membasuh kaki berarti membersihkan atau menyehatkan, namun tugas membasuh kaki pada umumnya dilakukan oleh para pelayan. Yesus, Guru dan Tuhan kita, membasuh kaki para murid, yang berarti melayani, dan kepada para murid diberi perintah untuk berbuat sama seperti yang Ia lakukan yaitu ‘saling membasuh kaki’, maka marilah kita sebagai murid-murid Yesus mawas diri: sejauh mana kita telah saling membasuh kaki atau saling melayani.

Sikap dan perilaku melayani ini hendaknya pertama-tama dan terutama dilakukan oleh para pemimpin, atasan atau petinggi di dalam hidup dan kerja bersama. Dengan kata lain hendaknya seorang pemimpin menghayati kepemimpinan partisipatif: memberi contoh atau teladan melayani serta mendengarkan mereka yang harus dilayani atau dipimpin. Pemimpin hendaknya ‘turba’, turun ke bawah, dengan mendatangi mereka yang dipimpin dan seoptimal mungkin bersama dengan mereka, sesuai dengan kesempatan dan kemungkinan yang ada. Hendaknya juga memberi perhatian yang memadai bagi mereka yang miskin dan berkekurangan, entah dalam hal hati, jiwa, akal budi, tubuh atau harta benda. Perhatikan juga para pelayan, petugas kebersihan, satpam dan lain-lain yang sungguh membaktikan hidupnya demi kehidupan dan kerja bersama.

Kita semua dipanggil untuk saling melayani dan membersihkan atau membahagiakan. Maka marilah dengan rendah hati kita saling memperhatikan, kita perhatikan kekurangan dan kelemahan yang ada, bukan untuk disebarluaskan melainkan untuk disembuhkan dan dikuatkan. Apa-apa yang membuat kotor hidup seseorang hendaknya dengan rendah hati dibersihkan. Agar kita dapat saling melayani dengan baik hendaknya meneladan Yesus, yang melepaskan ‘kebesaranNya’ untuk menjadi sama dengan kita, manusia: sikapi dan perlakukan sesama dan saudara-saudari kita sebagai sahabat. Tentu saja hal ini pertama-tama dan terutama harus dihayati oleh para orangtua/ayah- ibu terhadap anak-anaknya, sedangkan di kantor atau tempat kerja para pemimpin atau atasan hendaknya juga menyikapi anggota atau bawahan sebagai sahabat, dst..

“Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor 11:26 )


Pesta Kamis Putih hari ini juga menjadi inspirasi bagi kita perihal Perayaan Ekaristi, yang setiap kali atau sering kita rayakan, dan di dalam perayaan tersebut kita ‘makan roti dan minum cawan’, menyantap Tubuh Kristus dan meminum Darah-Nya. “Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri dan Gereja: di dalamnya Krsitus Tuhan, melalui pelayanan imam, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa dengan kehadiranNya secara substansial dalam rupa roti dan anggur, serta memberikan DiriNya sebagai santapan rohani kepada umat beriman yang menggabungkan diri dalam persembahanNya” (KHK kan 899 $1 ).

“Kamu memberitahukan kematian Tuhan sampai Ia datang” , demikian pesan Paulus kepada kita semua yang setiap kali menyantap Tubuh Kristus dan minum DarahNya di dalam Perayaan Ekaristi. “Memberitahukan kematian Tuhan” berarti mengenangkan persembahan diri Yesus secara total dalam diri kita masing-masing. Dengan kata lain dengan makan dan minum Tubuh dan Darah Kristus berarti kita dihidupi oleh-Nya, meneladan cara bertindakNya yang mempersembahkan diri seutuhnya demi keselamatan seluruh bangsa manusia.

Kita dipanggil untuk saling mempersembahkan diri seutuhnya, dan rasanya hal ini para orangtua, bapak-ibu dapat menjadi teladan atau contoh konkret. Bukankah bapak-ibu, sebagai laki-laki dan perempuan yang berbeda satu sama lain, telah saling mempersembahkan diri dengan berusaha bersehati, bersejiwa, berseakal budi dan bersetubuh? Apa yang telah dihayati berdua dalam kasih tersebut hendaknya disebarluaskan dalam hidup sehari-hari.

Bagi kita masing-masing “memberitahukan kematian Tuhan sampai Ia datang” berarti kita sejak kini sampai mati senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada panggilan, tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua:

(1) bagi para peserta didik atau mahasiswa hendaknya sungguh belajar sehingga lulus atau selesai belajar pada waktunya dengan baik dan memuaskan semua orang,
(2) bagi para pekerja/pegawai hendaknya sungguh bekerja sehingga terampil bekerja dan dengan demikian terus bekerja sampai mati,
(3) bagi yang terpanggil untuk hidup berkelurga, imamat atau membiara hendaknya setia dan taat pada panggilannya sampai mati, dst..

Marilah kita sungguh memberikan atau mempersembahkan diri kita seutuhnya pada panggilan, tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing. Marilah kita hayati bersama-sama salah satu motto Bapak Andrie Wongso ini: “Kasih dan perhatian adalah kekuatan! Jika setiap hari kita mau memberikan kasih dan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita, hidup akan terasa bahagia dan lebih bermakna”


Ignatius Sumarya, SJ

Rabu, 08 April 2009

Rabu, 08 April 2009
Hari Rabu dalam Pekan Suci

"Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci" --- 1 Yoh3:3

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kebahagiaan, wajah-Mu Kautunjukkan bagi kami dalam diri pria yang rendah hati, yang telah mengurbankan hidup-Nya demi keselamatan kami. Semoga kami dapat menanggapi sengsara-Nya dengan mengekang kecenderungan kami berbuat dosa. Sebab Dialah Putera-Mu yang hidup di tengah-tengah kami, kini dan sepanjang segala abad. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-9a)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi."

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.
Ayat.
(Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34)
1.Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
2. Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
3. Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (26:14-25)

"Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!"

Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus, "Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, "Bukan aku, ya Tuhan?" Yesus menjawab, "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!" Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Pada hari terakhir menjelang Trihari Suci ini kepada kita dihadapkan kisah kesibukan para murid untuk mempersiapkan perjamuan Paskah. Paskah bagi orang Yahudi merupakan pesta kenangan akan pembebasan mereka dari Mesir dengan melintasi Laut Merah, pesta pembebasan atau pemerdekaan bangsa.

Bagi kita para pengikut Yesus Kristus masa kini Paskah berarti pesta kenangan akan wafat dan kebangkitan Yesus. Baik Yudas, yang disebut sebagai pengkhianat, serta sebelas rasul lainnya sibuk mempersiapkan ‘Wafat dan Kebangkitan Yesus’: sebelas rasul memikirkan apa-apa yang harus dipersiapkan untuk pesta, sedangkan Yudas memikirkan bagaimana menyerahkan Yesus kepada musuh-musuhNya untuk disalibkan. Rasanya kita semua dipanggil untuk mempersiapkan pesta Paskah: apa yang telah dan sedang kita persiapkan? Persiapan yang baik adalah membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh/tenaga untuk berpartisipasi dalam perayaan Trihari Suci: Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam/Minggu Paskah.

Marilah meneladan para murid yang “melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka”. Tugas utama dari Yesus kepada kita adalah perintah untuk saling mengasihi, maka marilah kita mawas diri apakah kita masih memiliki ‘musuh-musuh’, dan jika masih memiliki musuh baiklah berdamai dengan mereka sebelum memasuki Trihari Suci ini, agar kita dapat bersama-sama dengan gairah mempersiapkan pesta Paskah, yang antara lain di malam Paskah kita akan memperbaharui janji baptis kita. Biarlah setelah mengenangkan pesta Paskah nanti kita saling memperhatikan dan membantu dalam menghayati janji baptis: “hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan”


“Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu” (Yes 50:7).

Jika kita berjalan atau melangkah di jalan benar, percayalah bahwa kita akan sampai ke tujuan dengan selamat, meskipun untuk itu di perjalanan harus menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Milikilah keteguhan hati dalam perjalanan hidup menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusan. “Selama kita memiliki kemauan, keuletan, dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus menerus , pasti akan menjadi sebatang jarum…Miliki keteguhan hati”, demikian salah satu motto Bapak Andrie Wongso, Promotor Indonesia. Percayalah bahwa jika kita berjalan di jalan yang benar atau setia pada ujud lurus, aneka tantangan dan hambatan tidak akan mengendorkan semangat dan gairah kita, tetapi justru memperkuat dan meneguhkannya.

Tantangan dan hambatan menjadi wahana pemurnian hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita, sehingga kita bersih seutuhnya dan dengan demikian ‘tidak akan mendapat malu’. Maka jika kita berjalan di jalan yang benar hendaknya juga tidak perlu malu untuk berbuat baik atau setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Pemalu pada umumnya lalu tidak berbuat apa-apa dan cenderung untuk hidup menyendiri atau mengurung diri, dan dengan demikian semakin kerdil kepribadiannya.

Marilah kita imani bahwa Tuhan Allah senantiasa mendampingi perjalanan kita, antara lain menggejala dalam diri sesama kita yang berkehendak baik. Bukankah kita semua berkehendak baik? Marilah kita sinergikan kehendak baik kita untuk mengusahakan kebahagiaan dan keselamatan kita bersama.




Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy