Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
CARI RENUNGAN
Hari Minggu Kerahiman Ilahi
“Pesta ini muncul dari lubuk kerahiman-Ku yang terdalam, dan diperteguh oleh kedalaman belas kasih-Ku yang paling lemah lembut (420)…. Adalah kehendak-Ku agar pesta ini dirayakan dengan khidmad pada hari Minggu pertama sesudah Paskah.… Aku menghendaki Pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa, teristimewa para pendosa yang malang. Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku (699)”
Tergerak oleh permenungan akan Allah sebagai Bapa yang Maharahim, maka Bapa Suci Yohanes Paulus II menghendaki agar sejak saat ditetapkannya, Minggu Paskah II secara resmi dirayakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi oleh segenap Gereja semesta. Hal ini dimaklumkan beliau pada tanggal 30 April 2000, tepat pada hari kanonisasi St Faustina Kowalska. Lebih lanjut, Paus Yohanes Paulus II memberikan tugas kepada para imam, sebagaimana tercantum dalam Dekrit Penitensiary Apostolik 29 Juni 2002, untuk memberikan penjelasan kepada umat Katolik mengenai Minggu Kerahiman Ilahi ini.
PENGHORMATAN LUKISAN KERAHIMAN ILAHI
Lukisan Yesus, Allah yang Maharahim, hendaknya mendapat tempat terhormat yang istimewa pada Pesta Kerahiman Ilahi, sebagai suatu sarana pengingat yang kelihatan atas segala yang telah Yesus lakukan bagi kita melalui Sengsara, Wafat dan Kebangkitan-Nya .… dan juga, sebagai sarana pengingat akan apa yang Ia kehendaki dari kita sebagai balasannya, yaitu percaya penuh kepada-Nya dan berbelas kasih kepada sesama.
“Aku menghendaki lukisan ini diberkati secara khidmad pada hari Minggu pertama sesudah Paskah, dan Aku menghendaki lukisan ini dihormati secara umum agar setiap jiwa dapat tahu mengenainya (341).”
INDULGENSI KHUSUS PADA MINGGU KERAHIMAN ILAHI
Tuhan kita berjanji untuk menganugerahkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman pada Pesta Kerahiman Ilahi, seperti dicatat sebanyak tiga kali dalam Buku Catatan Harian St Faustina; setiap kali dengan cara yang sedikit berbeda:
“Aku akan menganugerahkan pengampunan penuh kepada jiwa-jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus pada Pesta Kerahiman Ilahi (1109).”
“Jiwa yang menghampiri Sumber Hidup pada hari ini akan dianugerahi pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman (300).”
“Jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus akan mendapatkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman (699).”
Sebagai kelanjutan dari dimaklumkannya hari Minggu pertama sesudah Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi, Imam Agung di Roma, terdorong semangat yang berkobar untuk menggairahkan semaksimal mungkin praktek Devosi Kerahiman Ilahi dalam diri umat Kristiani dengan harapan mendatangkan buah-buah rohani yang berguna bagi kaum beriman, maka pada tanggal 13 Juni 2002 beliau memaklumkan bahwa Gereja memberikan indulgensi, baik indulgensi penuh maupun sebagian, kepada mereka yang mempraktekkan Devosi Kerahiman Ilahi dengan syarat-syarat seperti yang ditetapkan Gereja.
RAHMAT-RAHMAT LUAR BIASA
Satu hal tampak jelas: melalui janji di atas, Tuhan kita menekankan nilai tak terhingga Sakramen Tobat dan Komuni Kudus sebagai mukjizat-mukjizat belas kasih-Nya. Tuhan ingin kita menyadari bahwa karena Ekaristi adalah Tubuh, Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an-Nya Sendiri, maka Ekaristi adalah “Sumber Hidup” (300). Ekaristi adalah Yesus, Ia Sendiri, Allah yang Hidup, yang rindu mencurahkan DiriNya sebagai Belas kasih ke dalam hati kita.
Dalam penampakan-penampakan-Nya kepada St Faustina, Tuhan kita menunjukkan dengan jelas apa yang Ia tawarkan kepada kita dalam Komuni Kudus dan betapa amat melukai hati-Nya apabila kita acuh tak acuh terhadap kehadiran-Nya:
“Sukacita-Ku yang besar adalah mempersatukan DiriKu dengan jiwa-jiwa. Apabila Aku datang ke dalam hati manusia dalam Komuni Kudus, tangan-tangan-Ku penuh dengan segala macam rahmat yang ingin Aku limpahkan atas jiwa. Namun, jiwa-jiwa bahkan tak mengindahkan Aku; mereka mengacuhkan DiriKu dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Oh, betapa sedih Aku sebab jiwa-jiwa tak mengenali Kasih! Mereka memperlakukan-Ku bagaikan suatu benda mati (1385)….”
“Sungguh amat menyakitkan hati-Ku apabila jiwa-jiwa religius menerima Sakramen Cinta Kasih hanya karena kebiasaan belaka, seolah mereka tak mengenali santapan ini. Aku tak mendapati baik iman maupun kasih dalam hati mereka. Aku datang ke dalam jiwa-jiwa demikian dengan keengganan besar. Akan lebih baik seandainya mereka tak menerima Aku (1258)….”
“Betapa menyakitkan Aku bahwa jiwa-jiwa begitu jarang mempersatukan dirinya dengan-Ku dalam Komuni Kudus. Aku menanti jiwa-jiwa, dan mereka acuh tak acuh terhadap-Ku. Aku ingin mencurahkan rahmat-rahmat-Ku atas mereka, tetapi mereka tak hendak menerimanya. Mereka memperlakukan-Ku bagaikan suatu benda mati, padahal Hati-Ku penuh cinta dan belas kasih. Agar engkau dapat memahami setidak-tidaknya sedikit rasa sakit-Ku, bayangkanlah seorang ibu yang paling lembut hati, yang amat mengasihi anak-anaknya, namun anak-anaknya itu menolak kasihnya. Bayangkan betapa pilu hatinya. Tak seorang pun akan mampu menghibur hatinya. Begitulah, gambaran akan kasih-Ku (1447).”
Jadi, janji Tuhan kita akan pengampunan penuh merupakan suatu peringatan sekaligus panggilan. Suatu peringatan bahwa Ia nyata hadir dan nyata hidup dalam Ekaristi, berlimpah kasih bagi kita, menanti kita datang kepada-Nya dengan penuh kepercayaan. Suatu panggilan bagi kita semua untuk dibasuh bersih dalam Kasih-Nya melalui Sakramen Tobat dan Komuni Kudus - tak peduli betapa berat dosa-dosa kita - dan kita memulai hidup baru kembali. Yesus menawarkan kepada kita suatu permulaan yang baru, suatu lembaran yang bersih.
Agar dapat sungguh memahami janji ini, kita perlu melihatnya dalam konteks janji-janji lain yang Tuhan Yesus tawarkan kepada kita dalam Pesta Kerahiman. Ia tidak hanya menawarkan satu rahmat saja, melainkan rahmat-rahmat yang tak terhingga:
“Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku. Jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus akan mendapatkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman. Pada hari itu seluruh pintu-pintu rahmat Ilahi dari mana rahmat-rahmat mengalir akan dibuka (699).”
Dalam “Penilaian Resmi” Sensor Teologis Kedua atas catatan-catatan St Faustina, kita dapati penjelasan terperinci mengenai limpahan rahmat istimewa ini:
“Agar Pesta Kerahiman Ilahi dapat sungguh menjadi suatu pengungsian bagi segenap jiwa-jiwa, kemurahan hati Yesus yang terdalam dibuka lebar pada hari ini guna mencurahkan ke atas jiwa-jiwa, tanpa menahan-nahan sedikit pun, segala macam dan segala tingkatan rahmat - bahkan yang belum pernah dikenal sekalipun. Kemurahan hati ini merupakan … motivasi untuk memohon kepada Kerahiman Ilahi, dengan kepercayaan penuh serta tanpa batas, segala karunia rahmat yang ingin Tuhan curahkan pada hari Minggu ini….”
Apakah yang harus kita lakukan agar memperoleh rahmat-rahmat yang ingin Tuhan curahkan atas kita? Lagi, “Penilaian Resmi” Sensor Teologis Kedua menyajikan jawabnya:
“Karena kepercayaan penuh merupakan sarana menghampiri Belas Kasih Ilahi, patut kita simpulkan bahwa makna mendalam dari harapan dan janji-janji sehubungan dengan Pesta Kerahiman Ilahi adalah sebagai berikut: Pada hari Pesta-Nya, Yesus ingin menganugerahkan kepada kita semua - teristimewa orang-orang berdosa - suatu limpahan rahmat yang luar biasa. Dan karenanya, pada hari ini Ia menanti kita datang menghampiri Kerahiman-Nya dengan kepercayaan semaksimal mungkin.”
BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN DIRI DENGAN PANTAS?
Salah satu cara yang terpenting, tentu saja, dengan menyambut Komuni Kudus pada hari Minggu Kerahiman Ilahi dan menerima Sakramen Tobat yang bahkan dapat dilakukan sebelum Pekan Suci; sepanjang Masa Prapaskah merupakan persiapan untuk menyambut Minggu Kerahiman Ilahi!
Tetapi, kita tidak hanya sekedar dipanggil untuk mohon belas kasih Tuhan dengan penuh kepercayaan, melainkan kita juga dipanggil untuk berbelas kasih kepada sesama. Perkataan Tuhan kita kepada St Faustina mengenai tuntutan untuk berbelas kasih kepada sesama sangat tegas dan jelas:
“Ya, hari Minggu pertama sesudah Paskah adalah Pesta Kerahiman Ilahi, namun demikian haruslah ada perbuatan-perbuatan belas kasih…. Aku menuntut dari kalian perbuatan-perbuatan belas kasih yang timbul karena kasih kepada-Ku. Hendaklah kalian menunjukkan belas kasih kepada sesama di setiap waktu dan di setiap tempat. Janganlah kalian berkecil hati atau berusaha mencari-cari alasan untuk tidak melakukannya” (742).
Novena Kerahiman Ilahi
Pada hari Jumat Agung 1937, Yesus meminta St Faustina mendoakan suatu novena khusus menjelang Pesta Kerahiman Ilahi; novena dimulai pada hari Jumat Agung hingga Sabtu sebelum Minggu Paskah II. Yesus Sendiri yang mendiktekan intensi-intensi novena untuk tiap-tiap hari. Dengan novena ini, St Faustina diminta untuk membawa kepada Hati Yesus Yang Mahakudus sekelompok jiwa-jiwa yang berbeda setiap hari dan membenamkan mereka ke dalam samudera belas kasih-Nya, mohon pada Allah Bapa - dengan mengandalkan jasa-jasa Sengsara Yesus - rahmat-rahmat bagi mereka.
Tidak seperti Novena Koronka, yang dengan jelas Tuhan kehendaki agar setiap orang mendaraskannya, Novena Kerahiman tampaknya diperuntukkan terutama bagi kepentingan pribadi St Faustina. Hal ini dapat dilihat dari perintah Tuhan, di mana Tuhan menyebutkan kata “kamu” dalam bentuk tunggal.
Namun demikian, karena St Faustina diperintahkan untuk menuliskannya, pastilah Tuhan bermaksud agar novena didoakan oleh yang lain juga. Begitu diterbitkan, novena segera menjadi sangat populer; orang banyak mendoakan novena, bukan hanya sebagai persiapan merayakan Minggu Kerahiman Ilahi, melainkan mereka mendoakannya di waktu-waktu lain juga.
Dengan mendoakan Novena kepada Kerahiman Ilahi, kita sungguh menjadikan intensi-intensi Tuhan Yesus sebagai intensi kita sendiri - sungguh suatu perwujudan nyata yang indah dari hak dan kewajiban istimewa Gereja, sebagai Mempelai Kristus, menjadi pendoa di sisi Kristus yang bertahta di atas singgasana belas kasih.
Novena kepada Kerahiman Ilahi dapat dilihat pada booklet “Devosi kepada Kerahiman Ilahi” oleh Stefan Leks; penerbit Kanisius 1993.
Sumber: 1. “The Divine Mercy Message and Devotion” by Fr Seraphim Michalenko, MIC and Vinny Flynn; published by the Archdiocesan Divine Mercy Devotion, Singapore; 2. Marians of the Immaculate Conception; www.marian.org/divinemercy; 3.The Divine Mercy; www.thedivinemercy.org; 4. “Yesus Engkaulah Andalanku - Devosi kepada Kerahiman Ilahi” oleh Stefan Leks; penerbit Kanisius 1993; 5. “Rasul Kerahiman Ilahi - Devosi kepada Kerahiman Ilahi” oleh P. Ceslaus Osiecki, SVD, "Kemah Tabor", Pos Mataloko 86461 - Flores; 6. tambahan dari berbagai sumber
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Sabtu, 18 April 2009
Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah
"Tuhan sanggup menggunakan orang-orang yang memiliki banyak keterbatasan."
Doa Renungan
Yesus Tuhan kami, hari ini kami mendengar sabda-Mu yang begitu keras dan telah menyadarkan kami. Engkau menegur para murid-Mu karena ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka. Kami sadar, kami tidak akan mampu mewartakan Injil-Mu jika kami sendiri berkeras hati dan kurang percaya. Semoga kami semakin percaya akan kebangkitan-Mu dan kami mewartakannya kepada sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:13-21)
"Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
Pada waktu itu Rasul Petrus dan Yohanes dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Ketika para pemimpin Yahudi dan tua-tua umat serta ahli-ahli Taurat melihat keberanian mereka, padahal keduanya adalah orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka. Dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan para rasul itu berdiri di samping kedua rasul itu mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Maka mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang. Lalu berundinglah mereka, dan berkata, "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mukjizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu." Setelah kedua rasul itu disuruh masuk lagi, mereka diperintahkan supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka, "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: Taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku.
Ayat. (Mzm 118:1.14-15.16ab-18.19-21)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar.
2. Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan, tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan. Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan daku kepada maut.
3. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:9-15)
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Daripadanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu Maria Magdalena pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Yesus menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari para murid, ketika keduanya dalam perjalan ke luar kota. Ketika mereka kembali dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Yesus menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan. Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk!"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Kejutan yang menggembirakan dapat menjadi penyegar. Sebaliknya, kejutan yang mengecewakan akan mengguncang batin orang, bahkan dapat mematahkan hati. Para murid sudah berkalikali mengalami peristiwa mengejutkan. Pada umumnya, mukjizat, penyembuhan, dan tanda-tanda luar biasa memang menjadi kejutan yang menyenangkan. Namun, pada saatnya, para murid mesti siap menerima kejutan yang mengguncangkan. Yesus, Sang Guru, diserahkan kepada pengadilan merupakan kejutan yang mengguncang. Yesus harus dihukum mati merupakan kejutan yang lebih mengguncang. Yesus wafat merupakan peristiwa yang sungguh mematahkan hati.
Kejutan, keraguan, dan ketakutan merupakan bagian dari pengalaman para murid pada zaman ini. Tidak ada gunanya bermimpi untuk terhindar dari berbagai pengalaman manusiawi semacam itu. Tuhan pun tidak menuntut para murid untuk bebas dari perasaan dan pengalaman batin manusiawi tersebut. Bahkan, Tuhan berkenan hadir di tengah-tengah situasi tersebut untuk menolong para murid agar mereka tidak tenggelam dalam pengalaman manusiawi. Maka, para murid zaman ini, seperti juga pada zaman para leluhur, diajak membuka hati dan budi untuk menerima kenyataan bahwa Tuhan sungguh telah mengalahkan maut.
Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk semakin teguh dalam kepercayaan akan penyelenggaraan-Mu. Tuntunlah aku dalam meniti perjalanan hidup yang tidak jarang melintasi situasi-situasi berat. Amin.
[Ziarah Batin 2009]
Jumat, 17 April 2009
Hari Jumat dalam Oktaf Paskah
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga" --- Mat 5:3
Doa Renungan
Ya Bapa yang mahapengasih, pagi hari ini kami akan mendengarkan sabda Putra-Mu. Putra-Mu yang bangkit dari antara orang mati telah menampakkan dirinya kepada Simon Petrus, Tomas, Natanael dan beberapa murid-Nya. Dalam keputusasaan pekerjaan mereka, Engkau nyatakan kehadiran-Mu. Semoga sepanjang hari ini dalam setiap pengalaman hidup, kami mampu menangkap kehadiran-Mu yang memberikan kegembiraan bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:1-12)
"Keselamatan hanya ada di dalam Yesus."
Sekali peristiwa, sesudah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus dan Yohanes berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba mereka didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Mereka ini sangat marah, karena Petrus dan Yohanes mengajar orang banyak dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Maka mereka ditangkap, lalu diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan para ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan kaum tua-tua, jika sekarang kami harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit, dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati; karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Ayat. (Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi pada pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.
Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:1-14)
"Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan."
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat ada api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguh pun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah!" Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau," sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu maka akan kamu peroleh!”
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Karena aneka tantangan dan hambatan orang dapat frustrasi dan kemudian hidup dan bertindak menurut kemauan atau keinginan sendiri, seenaknya sendiri, atau seperti para murid kembali ke hobby atau pekerjaan lama ‘mencari ikan’, sebagai nelayan. Hanya mengandalkan kemauan sendiri akhirnya gagal total, itulah yang terjadi dalam diri para murid, tetapi ketika bertindak sesuai dengan perintah Tuhan dihasilkan buah melimpah ruah.
Kita semua telah dibaptis dan kepada kita dikenakan nama tambahan nama baptis, santo atau santa, dengan dambaan agar kita hidup dan bertindak meneladan santo atau santa yang menjadi pelindung kita dengan hidup suci. Kesucian dalam bahasa Latin sanctitas memiliki arti kesucian, hal tak dapat diganggu-gugat, kekebalan, hal tanpa pamrih, hal tak mencari keuntungan diri sendiri, hal tak tersuapi, kejujuran, kesalehan. Maka hidup sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan alias hidup suci berarti hidup dan bertindak seperti arti dari sanctitas di atas.
Ketika dibaptis kita berjanji untuk hanya mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan, maka hendaknya tetap kebal dalam menghayati janji ini dan jangan digganggu-gugat. Pada masa kini rasanya cara hidup dan cara bertindak tak mencari keuntungan diri sendiri dan tak tersuapi merupakan panggilan dan tugas pengutusan yang mendesak dan up to date, mengingat dan memperhatikan egoistis dan korupsi masih marak di sana-sini.
Kami berharap kepada siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan bersama untuk tidak mencari keuntungan diri sendiri dan tak tersuapi alias sosial dan jujur. Jujur terhadap diri sendiri, jujur terhadap sesama dan saudara, jujur terhadap lingkungan hidup dan tentu saja jujur terhadap Tuhan.
- “Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.” (Kis 4:10), demikian jawaban Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus, atas pertanyaan kuasa darimana ia menyembuhkan orang sakit. Sehat atau sakit serta sembuh dari sakit memang erat kaitannya dengan iman kita kepada Tuhan. Jika kita sungguh beriman maka kita akan tetap segar-bugar, sehat wal’afiat lahir dan batin, tetapi ingat dan sadari bahwa iman terutama dan pertama-tama harus menjadi nyata dalam tindakan atau perilaku atau cara hidup dan cara bertindak. Dengan kata lain jika kita mendambakan hidup segar-bugar, sehat wal’afiat lahir dan batin, marilah kita setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.
Pada masa kini rasanya kesetiaan suami-isteri sangat mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebar-luaskan. Dari suami-isteri atau ayah-ibu yang saling setia satu sama lain lahirlah anak-anak yang pada gilirannya juga akan (lebih) setia dalam panggilan dan tugas pengutusan mereka di kemudian hari. Hemat saya tokoh-tokoh penting dan baik dalam hidup bersama, bermasyarakat, berbangsa, bernegara atau beragama lahir atau berasal dari suami-isteri atau keluarga yang setia, setia saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati. Setia berarti tidak mengurangi sedikitpun atas apa yang dijanjikan, yang menjadi panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban dan pekerjaan.
Marilah dalam nama Tuhan atau sesuai dengan perintah dan kehendak Tuhan kita hidup dan bertindak, bukan mengikuti kemauan atau keinginan sendiri.
Ignatius Sumarya
Temukan kehendak Tuhan dalam Hidup
Di suatu negeri, diadakan lomba lempar batu antar desa. Siapa yang berhasil melempar paling jauh, dia yang akan memenangkan pertandingan. Setelah semuanya menampilkan keterampilan melempar, tampillah sang juara, seorang atlet yang memang sudah dikenal tangguh. Keberhasilannya itu membuat ia dianugerahi batu berlapis emas oleh Sri Baginda Raja.
Berita tentang kejuaraan dan juara lempar batu itu tersiar ke seluruh pelosok negeri. Semua orang maklum, kalau dia lagi yang juara. Sebab selama tiga kali kejuaraan, belum pernah ada orang lain yang bisa menandingi keterampilannya dalam melempar batu.
Mendengar berita itu, seseorang yang dikenal oleh orang sekampung sebagai tidak becus bermain lempar batu, berkata kepada kawannya, “Memang hebat dia. Tidak kaget kalau kejuaraan kali ini pun masih dia yang juara. Bahkan mungkin aku pun kalah, kalau diadu lempar batu dengan dia.”
Temannya memanas-manasi dengan berkata, “Ya, jelas saja. Engkau pasti kalah melawan dia.”
Orang itu berkata, “Jangan memastikan dulu. Kita kan belum bertanding. Kau mendahului kehendak Tuhan!”
Temannya itu jengkel mendengar pembelaan dirinya.
Ada orang-orang yang sering membuat ramalan-ramalan atas peristiwa hidup seseorang atau peristiwa suatu bangsa. Beberapa waktu lalu setelah gempa melanda Bengkulu, ada yang meramalkan akan ada gempa yang lebih dahsyat lagi menimpa Bengkulu. Orang yang ingin selamat harus pindah. Orang mesti menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghindari bencana tersebut. Namun yang terjadi kemudian adalah ramalan tersebut hanyalah isapan jempol belaka. Tidak terjadi gempa sama sekali pada tanggal yang sudah diramalkan itu.
Boleh-boleh saja orang membuat ramalan tentang orang lain atau tentang suatu peristiwa besar yang akan menimpa hidup manusia. Namun kita mesti ingat bahwa di atas segala-galanya masih ada Tuhan. Pepatah mengatakan bahwa di atas langit masih ada langit. Artinya, masih ada Tuhan yang punya kuasa atas hidup manusia dan alam semesta ini. Karena itu, manusia mesti selalu tunduk pada penyelenggaraan Tuhan.
Apa yang terjadi kalau manusia selalu mengandalkan penyelenggaraan Tuhan? Yang terjadi adalah manusia menemukan kebahagiaan hidupnya. Manusia mengalami betapa baik Tuhan bagi hidupnya. Tuhan selalu menghendaki yang terbaik terjadi atas diri manusia. Tuhan tidak menghendaki bencana mengancam nyawa manusia.
Karena itu, sebagai orang beriman kita mesti selalu mengarahkan hidup kita kepada kehendak Tuhan. Kita mesti mampu menangkap apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi hidup kita. Memang ini tidak mudah. Namun kalau kita belajar terus-menerus menangkap kehendak Tuhan bagi hidup kita, kita akan menemukan bahagia dalam hidup ini.
Mengapa orang selalu resah dalam hidupnya? Karena ia tidak sungguh-sungguh menemukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Mari kita berusaha untuk menemukan kehendak Tuhan dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Kamis, 16 April 2009, Hari Kamis dalam Oktaf Paskah
Kamis, 16 April 2009
Hari Kamis dalam Oktaf Paskah
“Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa”
Doa Renungan
Ya Tuhan Yesus, begitu banyak cara dan tanda yang Kaupakai untuk menyatakan diri-Mu dan menyadarkan para murid agar mereka percaya akan kebangkitan-Mu. Secara istimewa Engkau nyatakan diri-Mu dalam rupa hosti Kudus. Ya Yesus, sadarkanlah kami senantiasa agar kami semakin mengimani Engkau yang hadir dalam Ekaristi Kudus, agar semakin hari kami semakin sempurna di hadapan-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (3:11-26)
"Yesus, Pemimpin kepada hidup, yang telah kamu bunuh; tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Petrus dan Yohanes menyembuhkan seseorang yang lumpuh. Ketika orang lumpuh yang disembuhkan itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, seluruh orang banyak yang sangat keheranan datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata, "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu? Dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh! Tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Karena kepercayaan dalam nama Yesuslah, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; kepercayaan itulah yang telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di Surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku! Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakan-Nya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati, dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9)
1. Ya Tuhan, Allah kami, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.
Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)
"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga."
Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit, segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa yang telah terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu kan tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Kejutan yang menggembirakan dapat menjadipenyegar. Sebaliknya, kejutan yang mengecewakan akan mengguncang batin orang, bahkan dapat mematahkan hati. Para murid sudah berkali-kali mengalami peristiwa mengejutkan. Pada umumnya, mukjizat, penyembuhan, dan tanda-tanda luar biasa memang menjadi kejutan yang menyenangkan. Namun, pada saatnya, para murid mesti siap menerima kejutan yang mengguncangkan. Yesus, Sang Guru, diserahkan kepada pengadilan merupakan kejutan yang mengguncang. Yesus harus dihukum mati merupakan kejutan yang lebih mengguncang. Yesus wafat merupakan peristiwa yang sungguh mematahkan hati.
Kejutan, keraguan, dan ketakutan merupakan bagian dari pengalaman para murid pada
zaman ini. Tidak ada gunanya bermimpi untuk terhindar dari berbagai pengalaman manusiawi semacam itu. Tuhan pun tidak menuntut para murid untuk bebas dari perasaan dan pengalaman batin manusiawi tersebut. Bahkan, Tuhan berkenan hadir di tengah-tengah situasi tersebut untuk menolong para murid agar mereka tidak tenggelam dalam pengalaman manusiawi. Maka, para murid zaman ini, seperti juga pada zaman para leluhur, diajak membuka hati dan budi untuk menerima kenyataan bahwa Tuhan sungguh telah mengalahkan maut.
Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk semakin teguh dalam kepercayaan akan penyelenggaraan-Mu. Tuntunlah aku dalam meniti perjalanan hidup yang tidak jarang melintasi situasi-situasi berat. Amin.
www.obormedia.com
Rabu, 15 April 2009, Hari Rabu dalam Oktaf Paskah
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah
Marilah kita serahkan segala perkara kepada Tuhan!
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahamulia, sejak awal mula Engkau telah merencanakan keselamatan kami yang lemah ini. Berbagai cara telah Engkau lakukan agar kami selalu mengimani Engkau, Allah yang hidup. Dalam diri Putera-Mu, Engkau telah nyatakan kuasa dan kehadiran-Mu, namun kami terlalu egois dengan diri kami sehingga kami tidak menyadari Engkau yang berbicara kepada kami. Ya Allah, bukalah mata iman kami, sehingga kami melihat kehadiran Putra-Mu yang berjalan bersama kami sepanjang hari ini. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (3:1-10)
"Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!"
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata, "Lihatlah kepada kami." Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke dalam Bait Allah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan
Ayat. Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya; percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya, Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka, "Apakah itu?" Jawab mereka, "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka, "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, "Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
“Betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu”
- Bodoh atau pandai/cerdas dalam hal hidup beriman atau beragama adalah masalah hati bukan otak atau pikiran, sebagaimana pernah dimohon oleh Salomon, sebelum menjadi raja :”Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" (1Raj 3:9).
Kepada dua murid dari Emaus yang frustrasi dan lesu Yesus, yang telah bangkit dari mati, bersabda: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yant telah dikatakan para nabi”.
Setelah Yesus menjelaskan isi Kitab Suci dan membagi roti, maka dua murid Emaus pun menjadi cerdas serta segar bugar dan bergairah. Sabda Tuhan dan Ekaristi itulah yang menggairahkan dan mencerdaskan hati mereka, maka marilah sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita tingkatkan dan perdalam keterlibatan kita dalam permenungan atau refleksi sabda-sabda Tuhan serta kahadiran atau partisipasi dalam Perayaan Ekaristi.
Sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci dapat dibacakan dan didengarkan, artinya jika membaca sendiri hendaknya jangan bisik-bisik atau batin tetapi sampai telinga kita mendengarkan, sebaliknya jika diadakan bersama hendaknya salah seorang membacakan dengan baik dan yang lain mendengarkan. Teks kitab suci hemat saya dapat mengikuti agenda Liturgi sebagaimana saya kutipkan setiap hari.
Partisipasi dalam Perayaan Ekaristi, entah harian atau mingguan, hendaknya dipersiapkan dengan baik. Dalam hukum Gereja tertulis aturan minimal satu jam sebelum Perayaan Ekaristi harus berpuasa (maksud puasa ini rasanya adalah persiapan yang baik). Selama berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi hendaknya aktif: ikut menyanyi maupun dialog sebagaimana tertulis dalam Tata Perayaan Ekaristi.
· "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (Kis 3:6), demikian jawaban Petrus terhadap permintaan orang lumpuh yang mohon belaskasihan, dan orang lumpuh itu dapat berjalan. Mungkin ada di antara rekan atau sahabat kita ada yang lumpuh, tidak lumpuh secara phisik melainkan lumpuh, lesu hati maupun jiwanya. Dalam Nama Yesus Kristus sapalah dan perlakukan mereka dalam dan oleh kasih agar dapat sembuh.
Bercermin dari apa yang dilakukan oleh Petrus kami berharap kepada orangtua atau bapak-ibu, lebih-lebih yang memiliki anak balita, hendaknya pertama-tama dan terutama kepada anak-anak balita diberi kasih, artinya bapak-ibu berani memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak balita.
Hal ini kami ingatkan berdasarkan pencermatan saya rasanya cukup banyak ibu atau orangtua lebih cenderung untuk menitipkan asuhan anak-anak balita kepada para pembantu, perawat atau neneknya. Memang anak-anak balita atau bayi mudah untuk ditinggalkan atau dititipkan, ia tidak akan memberontak, tetapi jika mereka tumbuh menjadi dewasa ada bahaya merasa kurang dikasihi oleh orangtua dan dengan demikian kurang taat kepada orangtua. Anak-anak sering lebih taat pada guru di sekolah daripada pada orangtuanya di rumah. Anak, seorang manusia diadakan/diciptakan dan dilahirkan dalam dan oleh kasih , maka kiranya dapat tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman jika mereka menerima kasih yang memadai.
Jakarta, 15 April 2009
Ignatius Sumarya, SJ
Selasa, 14 April 2009
Hari Selasa dalam Oktaf Paskah
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga" --- Mat 5:3
Doa Renungan
Ya Yesus, kebangkitan-Mu telah nyata bagi semua orang yang percaya kepada-Mu. Namun kadang kami kurang percaya karena hidup kami masih dikuasai oleh banyak persoalan dan masalah. Kesedihan dan berbagai penderitaan telah mengaburkan kepercayaan kami kepada-Mu. Maka kami mohon kepada-Mu ya Yesus, ubahlah hidup kami ini, agar kami selalu menyadari kehadiran-Mu yang mulia dalam kehidupan kami hari ini, dan sepanjang segala abad. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (2:36-41)
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dirimu dibaptis dalam nama Yesus."
Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi, "Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka, "Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. Mzm 33:4-5.18-19.20.22
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya Alleluya
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:11-18)
"Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku."
Setelah makam Yesus kedapatan kosong, maka Maria Magdalena, berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepada-Nya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Tangis atau tetesan air mata seorang perempuan atau ibu pada umumnya adalah perwujudan duka-cita terhadap yang terkasih, sebagai perwujudan kasih yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Itulah kiranya yang dialami oleh Maria Magdalena, murid terkasih Yesus, ketika ia melihat makam Yesus kosong.
Duka-cita berarti campuran ada kesedihan dan kesukaan/kegembiraan, dan duka-cita yang dihayati dalam kasih memperoleh pencerahan yang menggembirakan dan menggairahkan. Maria Magdalena memperoleh penampakan Yesus yang bangkit dari mati, dan ia pun kemudian dengan gembira dan gairah berceritera kepada para murid atau para rasul yang ketakutan: “Aku telah melihat Tuhan”.
Pengalaman Maria Magdalena ini kiranya baik kita renungkan atau refleksikan. Dalam kehidupan dan kerja bersama kita setiap hari, sering kita jumpai aneka macam masalah dan tantangan yang dapat membuat orang menjadi takut, murung atau frustrasi.
Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk ‘melihat Tuhan’ dalam situasi dan kondisi yang demikian itu, maka arahkan hati dan jiwa anda kepada Tuhan, bukalah hati dan jiwa anda pada sentuhan dan bisikan kebaikan-kebaikan dan kebenaran-kebenaran yang ada dalam aneka masalah dan tantangan tersebut.
Dengan kata lain marilah berpikiran positif agar dapat melihat apa yang baik dan benar. Untuk meneguhkan dan memperkuat mereka yang takut, murung atau frustrasi dalam menghadapi masalah atau tantangan kiranya kita juga dapat meneladan Yesus menyapa Maria Magdalena, dengan menyapa mereka memakai nama dan gaya yang menyentuh dan memikat. Sapalah mereka dengan nama panggilan yang akrab, yang biasanya digunakan oleh orang yang telah mengenal dan mengasihinya.
- “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (Kis 2:41), demikian berita sekitar kata-kata atau kotbah yang disampaikan oleh Petrus.
Banyak orang tersentuh oleh apa yang dikatakan oleh Petrus dan kemudian “memberi diri dibaptis”, berarti bertobat dan memperbaharui diri, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Rasanya kita juga dapat meneladan Petrus: berkata-kata sedemikian rupa sehingga mereka yang mendengar atau mendengarkan tersentuh dan tergerak untuk menjadi lebih baik, lebih berbudi pekerti luhur, lebih suci, dst.. Tentu saja yang diharapkan adalah kata-kata yang lahir atau keluar dari orang beriman, sehingga kata-kata tersebut merupakan penjelasan atas iman yang telah dihayatinya, bukan kata-kata bohong atau omong-kosong belaka.
Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi-saksi iman dalam kehidupan dan kerja sehari-hari dengan perbuatan konkret dan perkataan benar. Promosi panggilan, promosi karya atau usaha, dst.. hemat saya yang paling baik adalah melalui kesaksian hidup atau perbuatan nyata, dan ketika mereka yang minta penjelasan perihal kesaksian atau perbuatan kita, barulah kita sampaikan kata-kata yang benar.
Hidup dan bertindaklah sebagai ‘orang yang telah melihat Tuhan’, Tuhan yang hidup dan berkarya terus menerus dalam seluruh ciptaan-ciptaan-Nya, terutama dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra-Nya.
Dengan kata lain hidup dan bertindaklah sebagai orang yang telah mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga dalam situasi dan kondisi macam apapun dan dimanapun senantiasa berbudi pekerti luhur, berbuat baik kepada siapapun.
Ignatius Sumarya, SJ
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati