| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 22 Maret 2009

Rabu, 22 Maret 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

Orang yang telah menghidupi warta Injil Yesus Kristus tentu merasa damai dan gembira dalam batin.


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih, dalam banyak kesempatan, iman kami diuji dan kami harus berani mengambil pilihan dan keputusan yang tepat, agar hidup kami terarah dengan pasti. Semoga iman akan kebangkitan Yesus memotivasi kami untuk hidup dalam kegembiraan. Kami berharap kesaksian hidup yang demikian, menjadi jalan untuk menghadirkan kerajaan-Mu di zaman sekarang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (5:17-26)

"Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak."


17 Imam besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan,23 katanya: "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya."24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak." 26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan
Ayat.
(Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:16-21)

"Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia."

16 Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. 20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Allah itu baik. Dia mengutus Yesus Putra-Nya untuk datang dan tinggal bersama kita. Dia juga menganugerahkan Anak-Nya menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita. Apa yang kurang dari kebaikan Allah dalam hidup kita?

Kebaikan Allah kadang kita pertanyakan kalau doa-doa kita tidak dikabulkan-Nya. Namun, apakah benar Allah yang salah dalam situasi hidup kita ini? Atau jangan-jangan kita tidak sepenuhnya percaya kepada-Nya? Atau kita sebenarnya masih hidup jauh dari Tuhan sendiri? Kita lebih menuruti keinginan-keinginan kita sendiri daripada hidup sesuai dengan segala perintah Tuhan.

Karena kita ini milik Allah, seharusnya kita hidup sesuai dengan kehendak Allah sendiri. Namun, tidak jarang kita justru tidak mempedulikan kehadiran Allah dalam hidup kita, dan kita menjalani kehidupan ini sesuai dengan keinginan kita sendiri, bahkan kita hidup jauh dari Allah. Kita tinggalkan Allah demi keinginan kita yang lebih kuat.

Ya Allah, terima kasih karena Kau telah membersihkan aku dari dosa-dosaku. Aku ingin senantiasa hidup bersih dan dekat dengan-Mu. Karena itu, bantulah agar aku selalu memiliki keberanian untuk menolak segala tawaran dan godaan dalam hidup ini yang menjauhkan aku dari kasih-Mu. Amin.



[Ziarah Batin 2009]


Photobucket

Selasa, 21 April 2009, Hari Biasa Pekan II Paskah

Selasa, 21 April 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

"Hidup sehati sejiwa karena percaya akan kasih Tuhan."


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, dengan peristiwa kebangkitan-Mu, Engkau mengajak kami semua untuk bangkit dari kelesuan, kemalasan, dan sikap acuh tak acuh terhadap sesama. Berkenanlah memberkati setiap jerih payah kami mengentaskan sesama yang tenggelam dalam penindasan, perilaku tidak adil, baik dalam rumah tangga, maupun mereka semua yang diperlakukan tidak adil dan kejam oleh sesamanya. Bukalah rasa hati kami akan penderitaan, agar solidaritas dapat terjalin dengan baik, sehingga semakin banyak orang menikmati rahmat Paskah dari Engkau. Kami mohon semuanya ini, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-37)

"Mereka sehati dan sejiwa."

32 Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa. Dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat.
(Mzm 93:1ab.1cd-2.5)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Anak Manusia harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:7b-15)


"Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia."

7 Dalam percakapannya dengan Nikodemus, Yesus berkata, "Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." 9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" 10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. 12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan



Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Kita semua kiranya mendambakan hidup kekal, hidup mulia dan berbahagia selama-lamanya di sorga setelah dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Sarana, jalan atau syarat untuk itu adalah ‘percaya kepada Tuhan’ dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Percaya kepada Tuhan berarti melaksanakan atau menghayati perintah, kehendak atau sabda Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Secara konkret kiranya hal itu dapat kita laksanakan dengan setia dan taat pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan di hadapan Tuhan dan disaksikan oleh sesama dan saudara-saudari kita: janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul, dst…


Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan telah dibaptis kiranya apa yang kita dambakan akan terwujud jika kita setia pada janji baptis, yaitu ‘hanya mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak aneka macam godaan setan’. Janji dan rahmat baptis merupakan dasar atau landasan bagi janji-janji yang mengikutinya atau selanjutnya, jika kita dapat setia pada janji baptis kiranya dengan mudah dapat setia pada janji-janji selanjutnya. Yang mendesak dan up to date masa kini kiranya kesetiaan janji perkawinan para suami-isteri sangat diharapkan dan didambakan, maka kami berharap pada para suami-isteri untuk taat dan setia pada janji perkawinan dimana telah berjanji untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati. Dari keluarga atau suami-isteri yang taat dan setia pada janji perkawinan lahirlah pribadi-pribadi yang setia dan taat pada janji-janji yang terkait dengan panggilan masing-masing.

Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa tokoh-tokoh hidup bersama yang baik, handal dan berbudi pekerti luhur serta berhasil mempengaruhi sesamanya untuk hidup baik dan berbudi pekerti luhur berasal dari keluarga-keluarga yang baik dan setia.


- “Tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya” (Kis 4:34-35), demikian cirikhas cara hidup dan cara bertindak umat yang setia pada imannya.

Jika dalam kehidupan bersama kita, entah di dalam masyarkat, bangsa, Negara maupun beragama masih ada yang berkekurangan kiranya masih ada cukup banyak yang kurang beriman, terutama mereka yang berpengaruh di dalam kehidupan bersama. Maka marilah kita lihat dan cermati kehidupan bersama kita dan jika ada yang berkekurangan baiklah kita bantu dan tolong dengan kekayaan yang kita miliki dan kuasai saat ini. Sila kelima dari Pancasila mengatakan bahwa “Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia” menjadi impian dan dambaan kita semua.

Semoga Pancasila tidak hanya menjadi slogan-slogan omongan kosong, tetapi menjadi nyata dalam hidup bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu kami berharap kepada mereka yang berada di poros ‘Badan Publik’ dan “Bisnis” berpihak pada dan bersama rakyat dalam membangun dan memperkuat hidup bersama yang damai sejahtera. Ingat dan hayati bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan yang berada di poros ‘Badan Publik’ maupun ‘Bisnis’ tergantung pada rakyat atau karena rakyat. Sebagai contoh: pengusaha atau pebisnis ‘rokok’ dan “mie dalam kemasan seperti Supermie, Indomie, dst” memperoleh keuntungan usaha dari rakyat (bukankah konsumen rokok maupun mie dalam kemasan mayoritas adalah rakyat, orang kebanyakan?). Demikian juga gaji atau pendapatan mereka yang berada di poros ‘Badan Publik’ juga berasal dari rakyat antara lain pajak entah yang langsung atau tidak langsung dibayar rakyat. Berasal dari rakyat hendaknya dikembalikan kepada rakyat.



Ignatius Sumarya, S

Photobucket

Senin, 20 April 2009

Senin, 20 April 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

"Roh satu dan sama, yang menyertai Kristus, menyertai kita juga."


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur atas kasih dan kesetiaan-Mu mendampingi suka duka hidup kami. Semoga iman kami makin bertumbuh sehingga berkat-Mu dapat kami bagikan dengan gembira kepada semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:23-31)


"Ketika para rasul berdoa, mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."


23 Sesudah dilepaskan oleh Mahkamah Agama Yahudi, pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.24 Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 25 Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? 26 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. 27 Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, 28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. 29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. 30 Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Mu, ya Tuhan
Ayat.
(Mzm 2:1-3.4-7a.7b-9)
1. Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari kita!"
2. Dia, yang bersemayam di surga, tertawa; Tuhan memperolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya, Ia mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
3. Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:1-8)

"Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

1 Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, ia seorang pemimpin agama Yahudi. 2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" 5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. 7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan
“Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi”


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hidup dari Roh atau hidup beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan atau Penyelenggaraan Ilahi, tidak hidup atau bertindak mengikuti selera pribadi atau kemauan sendiri. Untuk itu kita harus mendengarkan bisikan atau suara Roh/Tuhan, yang bagaikan “angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana datang dan ke mana ia pergi”. Dengan kata lain kita harus mengusahakan, memperdalam dan memperteguh keutamaan ‘mendengarkan’. “Mendengarkan” merupakan keutamaan atau indera pertama yang aktif dalam diri kita, sejak kita masih berada di dalam rahim atau kandungan ibu kita sudah dapat mendengarkan, dan apa yang kita dengarkan telah membentuk pribadi kita sebagaimana adanya pada saat ini.

Apa yang telah kita dengarkan kiranya berbeda satu sama lain, sehingga terjadilah perbedaan kepribadian di antara kita semua, namun kita semua sama-sama mendambakan hidup bahagia, damai sejahtera lahir dan batin sejak hidup di dunia ini. Untuk mewujudkan dambaan ini marilah kita dengarkan dan hayati atau ikuti suara, kehendak Tuhan atau bisikan Roh Kudus. Secara konkret suara, kehendak Tuhan atau bisikan Roh antara lain menggejala dalam diri kita dan sesama yang berkehendak baik, maka marilah kita saling mendengarkan kehendak baik kita dan kemudian kita sinerjikan untuk hidup bahagia dan damai sejahtera bersama. Kita harus saling rendah hati satu sama lain agar dapat saling mendengarkan dengan baik, berdiri sama tinggi duduk sama rendah.

Kita hendaknya memiliki sikap terbuka dengan jiwa besar dan hati rela berkorban untuk berubah sesuai dengan kehendak Tuhan atau aneka kehendak baik yang telah disinerjikan.


- “Sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.”(Kis 4:29-30), demikian seruan doa orang-orang beriman.

Di satu sisi kita harus mendengarkan dan di sisi lain harus menyuarakan atau memberitakan, yaitu memberitakan firman atau sabda Tuhan. Maka marilah kita baca, renungkan serta kemudian kepada beritakan atau wartakan kepada sesama dan saudara-saudari kita. Ingat akan kesaksian Paulus ini: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”(Rm 10:17)

Dari pengalaman kiranya kita dapat tahu bahwa kita sering terkesan dengan kata-kata pedas dan merdu dari sesama dan saudara-saudari kita, karena kata-kata tersebut menghentak atau mempesona kita. Jika kata-kata dari sesama atau saudara-saudari kita dapat mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita, apalagi firman atau sabda Tuhan, karena Tuhan adalah maha segalanya.

Ingatlah bahwa banyak santo atau santa hidup dan bertindak sesuai dengan firman atau sabda Tuhan, dan memang karenanya mereka juga sering menerima ancaman-ancaman dari orang-orang yang kurang atau tidak beriman. Tangan Tuhan atau rahmat Tuhan senantiasa menyertai mereka, maka mereka, para santo atau santa, dapat mengadakan tanda-tanda atau mujizat-mujizat dalam atau oleh nama Yesus.

Percayalah, imanilah jika kita hidup sesuai dengan firman atau sabda Tuhan pasti akan terjadi berbagai mujizat dalam kehidupan bersama kita. Sabda atau firman Tuhan yang utama dan pertama adalah “Hendaknya saling mengasihi satu sama lain”, maka hidup dalam dan oleh kasih pasti akan terjadi mujizat yang bertubi-tubi.



Ignatius Sumarya, SJ
Photobucket

Minggu, 19 April 2009, Hari Minggu Paskah II, Hari Minggu Kerahiman Ilahi

Minggu, 19 April 2009
Hari Minggu Paskah II
(Hari Minggu Kerahiman Ilahi)

"Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya."


Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus, para rasul yang percaya pada peristiwa kebangkitan-Mu, berkumpul secara teratur untuk semakin memahami sabdda-Mu, dan memecahkan roti sebagai tanda persaudaraan dan mengenang-Mu. Semoga kami dapat setia pada-Mu, semakin rukun bersatu dalam perjamuan dan pelayanan, serta semakin bersemangat dalam pengabdian. Dengan demikian, kasih yang Kau tinggalkan, sungguh kami wujudkan dalam hidup harian kami. Sebab Engkaulah, Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-35)

"Kumpulan orang yang percaya itu sehati dan sejiwa."

Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa. Dan tidak seorang pun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Di antara mereka tidak ada seorang pun yang berkekurangan. Karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia
Ayat. (Mzm 118:2-4.16ab-18.22-24)
1. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan. Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan. Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan daku kepada maut.
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:1-6)

"Semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia."

Saudara-saudaraku yang terkasih, setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Dan perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia, yakni iman kita. Tidak ada orang yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah! Dia inilah yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus; bukan saja dengan air tetapi dengan air dan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah


Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat.
Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya: Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-31)

"Delapan hari kemudian Yesus datang."

Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain kepada-Nya, "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku. Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!" Tomas menjawab kepada-Nya, "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan



Saudara-saudari terkasih yang dicintai oleh Tuhan,

Peristiwa kebangkitan diwartakan dalam Injil Yohanes sebagai penjelasan mengapa Yesus yang baru saja dimakamkan itu tidak lagi diketemukan lagi di situ, dan mengapa para murid tidak lagi merasa kehilangan dia. Bahkan kini mereka semakin merasakan kehadirannya. Agak ada miripnya dengan ingatan mengenai akan orang-orang yang sudah mendahului tetapi tetap menjadi bagian hidup kita. Tetapi besar pula bedanya. Bagi para murid, menimang-nimang ingatan akan dia yang pernah berada bersama mereka di dunia bukan lagi hal yang penting. Dia bukan lagi sekadar kenangan mereka. Mereka malah merasa lebih menjadi bagian Yesus yang bangkit itu. Itulah persepsi mereka akan kebangkitan Yesus. Dan pengalaman ini mengubah kehidupan mereka dari yang dirundung ketakutan menjadi penuh kedamaian. Ini disampaikan dalam Yoh 20:19-31 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah II.


DAMAI YANG MEMBAWAKAN HIDUP SEJAHTERA

Diceritakan bagaimana Yesus menampakkan diri kepada murid-muridnya ketika mereka mengunci diri ketakutan akan para penguasa Yahudi. Yesus mengucapkan salam damai sejahtera dan kemudian menghembusi mereka dengan Roh (Yoh 20:21-22; lihat juga ay. 26).

Saat itu juga ketakutan mereka lenyap dan mereka mulai merasakan kedamaian. Memang pengalaman ini belum terjadi pada banyak orang lain. Barulah kelompok kecil ini yang melihat Yesus yang telah bangkit. Juga bekas luka paku dan tusukan tombak mereka saksikan.

Pembicaraan mengenai bekas luka di situ dimaksud untuk menegaskan bahwa yang kini menampakkan diri itu sama dengan dia yang tadi meninggal di salib. Yang kini datang di tengah-tengah mereka itu bukan sekedar ingatan belaka. Orang-orang lain yang tidak hadir dalam peristiwa itu hanya dapat mendengar kesaksian mereka. Dan ini memang bukan perkara yang mudah.

Cerita penampakan Yesus kepada Tomas dalam Yoh 20:24-29 mengolah kesulitan ini. Yesus menampakkan diri kepada Tomas dan memintanya meraba bekas luka itu sendiri bila tindakan ini bakal membuatnya percaya. Tomas diminta memutuskan sendiri apa dia yang kini datang itu sama dengan yang dulu diikutinya.

Kepercayaan yang sedemikian besar dari pihak yang bangkit itu membuat Tomas mengenalinya. Ia berseru, "Tuhanku dan Allahku!" Saat itulah mata batin Tomas terbuka. Melihat Yesus berarti melihat Allah Yang Maha Tinggi yang mengutus Yesus ke dunia ini. Itulah sebabnya Tomas menyerukan dua sebutan itu.

Yesus sendiri dulu mengatakan, siapa mengenalnya akan mengenali Bapanya pula (Yoh 8:19; 14:7.9-11). Dan Bapanya itu Allah. Bagi murid-murid dari zaman kemudian, amat besarlah daya kata-kata Yesus kepada Tomas pada akhir peristiwa itu (Yoh 20:29), "Karena engkau melihat aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya." Walaupun kata-kata itu ditujukan kepada Tomas, isinya diperdengarkan kepada siapa saja, baik yang ada di situ waktu itu maupun kepada pembaca kisah tadi sepanjang masa. Dia yang bangkit itu mempercayakan diri kepada manusia agar dikenali dalam hidup mereka, seperti yang terjadi pada Tomas.

MAKNA "MELIHAT" MENURUT YOHANES

Dalam kisah kebangkitan ini penulis Injil memerankan diri sebagai "murid yang dikasihi" yang ikut mendengar dari Maria Magdalena bahwa Yesus tak ditemukan di makam. Bersama Petrus ia lari ke makam dan mendahuluinya. Ia menjenguk ke dalam dan tampaklah kain kafan di tanah. Petrus masuk dan mendapati kafan terletak di tanah, kain peluh yang tadinya di kepala Yesus didapatinya terlipat tidak di tanah, tapi di tempat lain. Murid yang tadi ikut masuk dan melihat yang dilihat Petrus. Saat itulah "ia percaya" (Yoh 20:8), maksudnya percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Dapat dibayangkan betapa murid yang tak disebut namanya ini kemudian merasa dikuatkan ketika mendengar kata-kata Yesus kepada Tomas tadi.
Tetapi memang "melihat" itu memiliki makna khusus.

Yohanes menggarap hubungan antara melihat dan percaya dalam kisah pengalaman orang buta sejak lahir yang disembuhkan Yesus (Yoh 9) dengan cara yang khas. Ketika orang-orang sibuk menanyai siapa yang membuatnya melek, jawabnya (ay. 11), "Orang yang bernama Yesus itu" mengutuhkan penglihatannya dengan lumpur dan menyuruhnya mandi di kolam Siloam. Beberapa waktu kemudian ketika beberapa orang Farisi menanyainya, jawabnya makin tegas (ay. 17), "Ia itu nabi!" Tetapi orang-orang Farisi itu malah berusaha mengintimidasi orang tadi. Ketika bertemu Yesus lagi dan Yesus bertanya apa ia percaya kepadanya - Yesus menyebut diri "Anak Manusia" - orang itu balik bertanya, mana orangnya supaya ia bisa menyatakan diri percaya.

Yesus mengatakan bukan saja ia melihat tapi sedang berbicara dengannya. Dan saat itu orang yang tadinya buta itu berseru (ay. 38), "Aku percaya, Tuhan!"

Pada awalnya orang itu hanya mengenal Yesus sebagai orang yang menyembuhkannya, kemudian menegaskannya sebagai nabi, tapi akhirnya bersujud dan percaya kepadanya, maksudnya mengakui keilahian yang ada pada dirinya. Kisah penampakan Yesus kepada para murid dan kepada Tomas menunjukkan proses yang amat mirip. Melihat membuat orang berkembang dan mengenali kebenaran. Tapi bila melihat tidak berkembang, bisa jadi orang malah tidak dapat mempercayai apapun. Orang Farisi dalam kisah penyembuhan orang buta itu melihat tapi tak percaya.

Mengapa?

Karena mereka tidak terbuka untuk mengakuinya, apalagi mempercayainya. Mereka sebenarnya bukan menolak untuk percaya, bukan itu yang diminta. Mereka tidak bisa menerima diri dipercaya agar dapat mengenali apa yang sedang terjadi. Tragis.

Bagaimanapun juga, dalam pertumbuhan iman masih perlu bantuan dari yang dipercaya atau dari orang yang bisa membantu mempersaksikan kebenaran iman.

Hal ini dapat disimak lewat kisah penampakan Yesus kepada Maria Magdalena (Yoh 20:11-18). Dikatakan dalam ay. 16 bahwa perempuan itu melihat Yesus tapi tidak segera mengenalinya. Baru setelah mendengar sapaan "Maria!", ia bisa mengenali Yesus. Maria Magdalena seperti domba yang mengenal suara gembalanya (Yoh 10:4). Tapi seandainya Maria Magdalena tidak melihat orang yang disangkanya sebagai tukang kebun tadi, boleh jadi panggilan "Maria!" tadi tak segera berarti. Kita ingat dahulu kala Samuel muda berulang kali mendengar dirinya disapa oleh Tuhan, tapi hanya mengira sedang dibangunkan oleh Eli. Baru setelah Eli menjelaskan apa yang terjadi, maka Samuel pun mulai mengerti dan mendengar betul.

NAFAS KEHIDUPAN

Seperti dalam penciptaan manusia dulu (Kej 2:7), kini para murid menerima nafas kehidupan dari Yesus yang telah bangkit (Yoh 20:22). Yesus kini berbagi kehidupan dengan para murid.

Dalam perjamuan terakhir disebutkan bahwa ia sadar betul bahwa dirinya berasal dari Bapa dan akan kembali kepada-Nya. Semuanya sudah terjadi. Dan kini, dia yang telah kembali bersatu dengan Bapa itu berbagi nafas dengan para murid. Artinya, kini mereka sungguh dapat menjadi anak-anak Bapa.

Dalam bagian pembukaan Injil Yohanes disebutkan bahwa sang Sabda datang kepada miliknya tetapi orang-orang miliknya itu tidak menerimanya (Yoh 1:11) Dalam ayat berikutnya dikatakan, semua orang yang menerimanya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu orang-orang yang percaya dalam namanya (ay. 12). Mereka ini orang-orang yang menerima Yesus, menerima sang Sabda dan mereka telah sering mendengar bahwa Yang Maha Kuasa itu boleh dan ingin dipanggil Bapa. Mereka ini kumpulan kecil yang bisa menerima kekuatan menjadi anak-anak Allah.

Dan apa kekuatan yang sesungguhnya itu?
Kekuatan itu ialah nafas yang dihembuskan Yesus ketika ia menampakkan diri kepada mereka di situ.

Apa itu anak-anak Allah?
Yohanes sendiri memberi penjelasan dalam Yoh 1:13, yaitu orang-orang yang dilahirkan bukan dari darah atau dari keinginan jasmani...melainkan dari Allah.

Inilah yang berpadanan dengan hembusan nafas kehidupan dalam Kej 2:7. Dalam peristiwa penampakan kepada para murid itulah lahirlah kemanusiaan baru.

MAKNA KEBANGKITAN

Apa makna kebangkitan bagi orang zaman sekarang? Pada dasarnya, percaya bahwa Yesus telah bangkit itu sama bagi murid-murid yang pertama dan bagi orang sekarang. Setelah mendapat kekuatan Rohnya, para murid diajaknya ikut serta menjalankan perutusan dari Bapanya. Dalam bahasa yang mudah dipahami orang waktu itu, mengampuni dosa atau menyatakan dosa tetap ada (Yoh 20:23).

Yang dimaksud dengan dosa ialah sikap menjauhi dan menolak dia yang membawakan kehidupan dari sumber kehidupan itu sendiri. Murid-murid dulu ditugasi untuk hidup sesuai dengan semangat kebangkitan, yakni hidup merdeka sebagai anak-anak Allah sendiri.

Iman akan kebangkitan membangun ruang seluas-luasnya bagi manusia agar semakin menjadi makhluk yang mampu mengalami Yang Maha Kuasa sebagai yang penuh kerahiman dan berbagi pengalaman ini dengan sesama. Pengutusan dan perutusan yang sama masih ada hingga kini buat semua orang dan demi semua orang.

DARI BACAAN KEDUA (1Petr 1:3-9)

Bagian surat ini menggambarkan inti hidup orang yang percaya, yakni hidup yang "dipelihara" oleh kekuatan Allah sendiri, seperti ditegaskan dalam 1Petr 1:5.

Dalam ungkapan Yunani yang dipakai di situ, termuat pula gagasan "dilindungi, dijaga, diawasi" oleh kekuatan ilahi. Inilah pokok yang digarisbawahi dalam petikan kali ini.

Karena itu orang beriman boleh merasa aman meski sedang berjalan di tengah-tengah kesulitan dan pelbagai hal yang terasa mengancam. Inilah kegembiraan yang muncul dari dalam iman.

Surat ini dialamatkan kepada pelbagai komunitas kristiani asal Yahudi yang berkebudayaan Yunani yang dulu hidup di wilayah timur dan utara negeri Turki sekarang, juga sekitar Istambul (1Petr 1:1 ...kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia....). Mereka ini menghayati alam pikiran leluhur, yang amat menekankan kepercayaan akan naungan Allah dan hidup sejalan dengan pengaturannya.

Akan tetapi dengan menjadi kristiani, mereka juga menyadari bahwa naungan ilahi ini nyata dalam kedatangan sang Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan. Yang dibawakannya ialah kehidupan baru yang penuh harapan akan kebahagiaan nanti di akhirat.

Pusat perhatian mereka meluas dari kesejahteraan yang bisa didambakan dalam hidup di dunia ini menjadi keselamatan yang dialami sekarang di dunia ini tapi yang juga berlangsung terus kelak.

Yang terakhir ini tadinya tidak begitu ditekankan dalam keagamaan Yahudi yang mereka kenal sebelumnya. Dalam komunitas kristiani justru inilah yang dijadikan pegangan dalam kehidupan kini. Dengan latar itu jelaslah mengapa surat ini menekankan harapan, keteguhan kepercayaan serta penyerahan kepada Yesus Kristus sang Mesias yang dikirim Allah sendiri demi keselamatan mereka.

Gagasan-gagasan tadi memang amat berakar dalam kehidupan agama dan kerohanian mereka dulu.

Bagaimana dengan orang dari tempat lain dan zaman lain seperti kita? Namun rasa-rasanya di mana pun dan kapan pun, kiranya hasrat-hasrat untuk berada dekat dengan kekuatan ilahi yang melindungi, menjaga, mengawasi, mengawani ...memelihara tadi bisa mendapatkan peneguhan dari kata-kata surat Petrus kali ini.

Satu tambahan. Acapkali kehadiran ilahi tadi sudah ada di dekat, hanya butuh disadari, atau seperti terjadi pada Tomas dalam Injil Yoh 20:28, diakui dan diseru.

Salam hangat,


A. Gianto


Photobucket

Minggu, 19 April 2009, Hari Minggu Paskah II


Bacaan Kitab Suci Hari Minggu Paskah II klik disini

Mg Paskah II (Minggu Kerahiman Ilahi) : Kis 4:12-45; 1Ptr 1:3-9; Yoh 20:19-31

"Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."


Sebut saja namanya “Sr.Maria” (samaran), dan yang bersangkutan sebagai biarawati dalam waktu dekat akan mengikrarkan kaul kekal. Cukup mengesan bagi saya ketika memberi bimbingan retret baginya dan dalam rangka merenungkan sabda Yesus :”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat 5:44 ).yang bersangkutan sungguh tersentuh. Mengapa? Ia merasa masih memusuhi atau benci pada ibu kan dungnya, dan merasa sulit untuk mengampuni. Ceriteranya ia memiilki seorang kakak perempuan, yang lebih pandai atau cerdas dari dirinya. Di dalam keluarga masa lalu sang ibu lebih memperhatikan dia daripada kakaknya. Bentuk perhatian tersebut antara lain keluar melalui kata-kata, yang hampir setiap hari dikatakan, sebagai berikut: “Kamu harus belajar keras supaya pandai seperti kakakmu!”. Sementara sang kakak tidak pernah atau jarang memperoleh tegoran dari ibunya, maklum memang ia rajin dan lebih pandai atau cerdas. Mengapa ‘Sr.Maria’ masih membenci ibunya? Ternyata tegoran dari sang ibu kepadanya ia terima sebagai perilaku pilih kasih atau kekerasan atau kekurang-senangan, bukan diterima sebagai perwujudan kasih orangtua, seorang ibu kepada anaknya. Ada kemungkinan sang ibu dalam menegor atau mengasihi anaknya tidak dalam Roh Kudus, melainkan menurut selera pribadi, sehingga kasih diterima sebagai ancaman atau ketidak-senangan. Maka baiklah di hari Minggu Paskah II, yang oleh Gereja dijadikan ‘Minggu Kerahiman Ilahi’ hari ini, saya mengajak kita semua untuk mawas diri perihal panggilan kita untuk menghayati dan menyebarkan kerahiman ilahi dalam cara hidup dan cara bertindak kita.



"Terimalah Roh Kudus.Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." (Yoh 20:22-23)


Kita semua telah menerima anugerah Roh Kudus, maka diharapkan cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.”(Gal 5:22-23) Keutamaan-keutamaan ini rasanya merupakan bentuk konkret kerahiman ilahi yang harus kita hayati dan sebar-luaskan. Rasanya kita semua telah menerima karahiman ilahi secara melimpah ruah melalui saudara-saudari yang berbaik hati kepada kita, dan tentu saja pertama-tama dan terutama dari orangtua atau ibu kita masing-masing. Maka marilah kita teruskan kerahiman ilahi tersebut kepada saudara-saudari atau sesama kita dimanapun dan kapanpun.



Yang sungguh membutuhkan kerahiman ilahi adalah mereka yang ‘berkekurangan atau miskin’, entah dalam hal hati, jiwa, akal budi maupun tubuh alias yang bodoh, sakit, menderita atau merasa kurang dikasihi, dst.. Hal ini kiranya dapat atau hendaknya dihayati atau dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anaknya, guru/pendidik terhadap murid/peserta didik, yang kuat terhadap yang lemah, yang kaya terhadap yang miskin, dst.. Bicara soal atau masalah kerahiman ilahi kiranya para ibu atau perempuan lebih berpengalaman, mengingat dan memperhatikan mereka memiliki rahim, dimana di dalam rahim tumbuh berkembang ‘buah kasih’/anak manusia selama kurang lebih sembilan bulan, dan pada waktunya lahir bayi mungil yang menarik, memikat dan menggembirakan. Kerahiman yang dalam bahasa Latin “misericordia” memiliki arti kasihan, belas-kasihan, kerahiman, kerelaan, kemurahan, kedermawanan, dan rasanya rekan-rekan perempuan, lebih-lebih para ibu yang pernah mengandung dan melahirkan anaknya telah menghayati keutamaan-keutamaan sebagai arti dari misericordia.



“Ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami”, demikian kutipan dari Doa Bapa Kami, yang kiranya sering atau setiap hari kita doakan. Semoga kata-kata ini tidak hanya manis di mulut tetapi sungguh menjadi kenyataan alias terwujud dalam perilaku atau tindakan. Dari kutipan doa di atas ini sebelum kita mohon kasih pengampunan Tuhan telah mengampuni mereka yang bersalah kepada kita; kiranya hal ini merupakan pengaktualan pengalaman kasih pengampunan yang telah kita terima sejak masih atau masa bayi/kanak-kanak sebagai ucapan syukur dan terima kasih. Marilah kita hidup saling mengasihi dan mengampuni.



“Kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan” (1Ptr 1:5-6)



Hidup dalam dan menyebar-luaskan kerahiman ilahi atau kasih pengampunan memang tak akan terlepas dari berbagai pencobaan, mengingat dan memperhatikan masih cukup marak sikap mental balas dendam, marah maupun kebencian di dalam hidup bersama masa kini. Kita di dalam hidup bersama dipanggil untuk meneladan cara hidup jemaat perdana, dimana “kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.”(Kis 4:32-34)


Hak milik pada dasarnya bersifat sosial, maka marilah kita fungsikan segala hak milik kita untuk membangun hidup bersama yang ‘sehati dan sejiwa’, sehingga tak ada saudara atau sesama kita yang berkekurangan. Segala hak milik yang kita kuasai atau nikmati sampai saat ini adalah kasih karunia Tuhan yang telah kita terima melalui saudara-saudari kita yang baik hati, maka selayaknya semuanya itu kita fungsikan untuk hidup saling mengasihi, menghayati kerahiman ilahi. Marilah kita perhatikan saudara-saudari kita, entah di lingkungan hidup bermasyarakat maupun hidup kerja di kantor atau perusahaan, yang miskin dan berkekurangan, dan masing-masing dari kita hendaknya memfungsikan hak milik bagi diri sendiri sesuai dengan keperluan, bukan berfoya-foya melainkan dengan hidup sederhana.



Berbagai bentuk kemiskinan dan kekurangan yang disebabkan oleh keserakahan sementara orang telah menimbulkan aneka kerusuhan atau gangguan yang dapat merusak atau memporak-porandakan hidup bersama. Dengan demikian penghayatan iman sambil “menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir” menghadapi banyak gangguan dan cobaan. Untuk mengurangi gangguan dan cobaan kiranya bagi mereka yang berkecukupan atau berlebihan dalam hal hak milik harus berani hidup dalam kerahiman ilahi, artinya secara konkret sosial terhadap sesamanya, lebih-lebih dan terutama bagi mereka yang miskin dan berkekurangan. Marilah kita fungsikan hak milik sebagai sarana untuk menantikan keselamatan kekal yang dijanjikan kepada kita; hak milik adalah sarana bukan tujuan.



“Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya”

(Mzm 11:13-15.22-24)




Jakarta, 19 April 2009
Photobucket

Hari Minggu Kerahiman Ilahi

Buku Catatan Harian St Faustina memuat setidak-tidaknya empatbelas bagian di mana Tuhan kita meminta suatu “Pesta Kerahiman Ilahi” ditetapkan secara resmi dalam Gereja.


“Pesta ini muncul dari lubuk kerahiman-Ku yang terdalam, dan diperteguh oleh kedalaman belas kasih-Ku yang paling lemah lembut (420)…. Adalah kehendak-Ku agar pesta ini dirayakan dengan khidmad pada hari Minggu pertama sesudah Paskah.… Aku menghendaki Pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa, teristimewa para pendosa yang malang. Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku (699)”


Tergerak oleh permenungan akan Allah sebagai Bapa yang Maharahim, maka Bapa Suci Yohanes Paulus II menghendaki agar sejak saat ditetapkannya, Minggu Paskah II secara resmi dirayakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi oleh segenap Gereja semesta. Hal ini dimaklumkan beliau pada tanggal 30 April 2000, tepat pada hari kanonisasi St Faustina Kowalska. Lebih lanjut, Paus Yohanes Paulus II memberikan tugas kepada para imam, sebagaimana tercantum dalam Dekrit Penitensiary Apostolik 29 Juni 2002, untuk memberikan penjelasan kepada umat Katolik mengenai Minggu Kerahiman Ilahi ini.


PENGHORMATAN LUKISAN KERAHIMAN ILAHI


Lukisan Yesus, Allah yang Maharahim, hendaknya mendapat tempat terhormat yang istimewa pada Pesta Kerahiman Ilahi, sebagai suatu sarana pengingat yang kelihatan atas segala yang telah Yesus lakukan bagi kita melalui Sengsara, Wafat dan Kebangkitan-Nya .… dan juga, sebagai sarana pengingat akan apa yang Ia kehendaki dari kita sebagai balasannya, yaitu percaya penuh kepada-Nya dan berbelas kasih kepada sesama.


“Aku menghendaki lukisan ini diberkati secara khidmad pada hari Minggu pertama sesudah Paskah, dan Aku menghendaki lukisan ini dihormati secara umum agar setiap jiwa dapat tahu mengenainya (341).”


INDULGENSI KHUSUS PADA MINGGU KERAHIMAN ILAHI


Tuhan kita berjanji untuk menganugerahkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman pada Pesta Kerahiman Ilahi, seperti dicatat sebanyak tiga kali dalam Buku Catatan Harian St Faustina; setiap kali dengan cara yang sedikit berbeda:


“Aku akan menganugerahkan pengampunan penuh kepada jiwa-jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus pada Pesta Kerahiman Ilahi (1109).”


“Jiwa yang menghampiri Sumber Hidup pada hari ini akan dianugerahi pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman (300).”


“Jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus akan mendapatkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman (699).”


Sebagai kelanjutan dari dimaklumkannya hari Minggu pertama sesudah Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi, Imam Agung di Roma, terdorong semangat yang berkobar untuk menggairahkan semaksimal mungkin praktek Devosi Kerahiman Ilahi dalam diri umat Kristiani dengan harapan mendatangkan buah-buah rohani yang berguna bagi kaum beriman, maka pada tanggal 13 Juni 2002 beliau memaklumkan bahwa Gereja memberikan indulgensi, baik indulgensi penuh maupun sebagian, kepada mereka yang mempraktekkan Devosi Kerahiman Ilahi dengan syarat-syarat seperti yang ditetapkan Gereja.


RAHMAT-RAHMAT LUAR BIASA


Satu hal tampak jelas: melalui janji di atas, Tuhan kita menekankan nilai tak terhingga Sakramen Tobat dan Komuni Kudus sebagai mukjizat-mukjizat belas kasih-Nya. Tuhan ingin kita menyadari bahwa karena Ekaristi adalah Tubuh, Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an-Nya Sendiri, maka Ekaristi adalah “Sumber Hidup” (300). Ekaristi adalah Yesus, Ia Sendiri, Allah yang Hidup, yang rindu mencurahkan DiriNya sebagai Belas kasih ke dalam hati kita.


Dalam penampakan-penampakan-Nya kepada St Faustina, Tuhan kita menunjukkan dengan jelas apa yang Ia tawarkan kepada kita dalam Komuni Kudus dan betapa amat melukai hati-Nya apabila kita acuh tak acuh terhadap kehadiran-Nya:


“Sukacita-Ku yang besar adalah mempersatukan DiriKu dengan jiwa-jiwa. Apabila Aku datang ke dalam hati manusia dalam Komuni Kudus, tangan-tangan-Ku penuh dengan segala macam rahmat yang ingin Aku limpahkan atas jiwa. Namun, jiwa-jiwa bahkan tak mengindahkan Aku; mereka mengacuhkan DiriKu dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Oh, betapa sedih Aku sebab jiwa-jiwa tak mengenali Kasih! Mereka memperlakukan-Ku bagaikan suatu benda mati (1385)….”


“Sungguh amat menyakitkan hati-Ku apabila jiwa-jiwa religius menerima Sakramen Cinta Kasih hanya karena kebiasaan belaka, seolah mereka tak mengenali santapan ini. Aku tak mendapati baik iman maupun kasih dalam hati mereka. Aku datang ke dalam jiwa-jiwa demikian dengan keengganan besar. Akan lebih baik seandainya mereka tak menerima Aku (1258)….”


“Betapa menyakitkan Aku bahwa jiwa-jiwa begitu jarang mempersatukan dirinya dengan-Ku dalam Komuni Kudus. Aku menanti jiwa-jiwa, dan mereka acuh tak acuh terhadap-Ku. Aku ingin mencurahkan rahmat-rahmat-Ku atas mereka, tetapi mereka tak hendak menerimanya. Mereka memperlakukan-Ku bagaikan suatu benda mati, padahal Hati-Ku penuh cinta dan belas kasih. Agar engkau dapat memahami setidak-tidaknya sedikit rasa sakit-Ku, bayangkanlah seorang ibu yang paling lembut hati, yang amat mengasihi anak-anaknya, namun anak-anaknya itu menolak kasihnya. Bayangkan betapa pilu hatinya. Tak seorang pun akan mampu menghibur hatinya. Begitulah, gambaran akan kasih-Ku (1447).”


Jadi, janji Tuhan kita akan pengampunan penuh merupakan suatu peringatan sekaligus panggilan. Suatu peringatan bahwa Ia nyata hadir dan nyata hidup dalam Ekaristi, berlimpah kasih bagi kita, menanti kita datang kepada-Nya dengan penuh kepercayaan. Suatu panggilan bagi kita semua untuk dibasuh bersih dalam Kasih-Nya melalui Sakramen Tobat dan Komuni Kudus - tak peduli betapa berat dosa-dosa kita - dan kita memulai hidup baru kembali. Yesus menawarkan kepada kita suatu permulaan yang baru, suatu lembaran yang bersih.


Agar dapat sungguh memahami janji ini, kita perlu melihatnya dalam konteks janji-janji lain yang Tuhan Yesus tawarkan kepada kita dalam Pesta Kerahiman. Ia tidak hanya menawarkan satu rahmat saja, melainkan rahmat-rahmat yang tak terhingga:


“Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku. Jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus akan mendapatkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman. Pada hari itu seluruh pintu-pintu rahmat Ilahi dari mana rahmat-rahmat mengalir akan dibuka (699).”


Dalam “Penilaian Resmi” Sensor Teologis Kedua atas catatan-catatan St Faustina, kita dapati penjelasan terperinci mengenai limpahan rahmat istimewa ini:


“Agar Pesta Kerahiman Ilahi dapat sungguh menjadi suatu pengungsian bagi segenap jiwa-jiwa, kemurahan hati Yesus yang terdalam dibuka lebar pada hari ini guna mencurahkan ke atas jiwa-jiwa, tanpa menahan-nahan sedikit pun, segala macam dan segala tingkatan rahmat - bahkan yang belum pernah dikenal sekalipun. Kemurahan hati ini merupakan … motivasi untuk memohon kepada Kerahiman Ilahi, dengan kepercayaan penuh serta tanpa batas, segala karunia rahmat yang ingin Tuhan curahkan pada hari Minggu ini….”


Apakah yang harus kita lakukan agar memperoleh rahmat-rahmat yang ingin Tuhan curahkan atas kita? Lagi, “Penilaian Resmi” Sensor Teologis Kedua menyajikan jawabnya:


“Karena kepercayaan penuh merupakan sarana menghampiri Belas Kasih Ilahi, patut kita simpulkan bahwa makna mendalam dari harapan dan janji-janji sehubungan dengan Pesta Kerahiman Ilahi adalah sebagai berikut: Pada hari Pesta-Nya, Yesus ingin menganugerahkan kepada kita semua - teristimewa orang-orang berdosa - suatu limpahan rahmat yang luar biasa. Dan karenanya, pada hari ini Ia menanti kita datang menghampiri Kerahiman-Nya dengan kepercayaan semaksimal mungkin.”


BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN DIRI DENGAN PANTAS?


Salah satu cara yang terpenting, tentu saja, dengan menyambut Komuni Kudus pada hari Minggu Kerahiman Ilahi dan menerima Sakramen Tobat yang bahkan dapat dilakukan sebelum Pekan Suci; sepanjang Masa Prapaskah merupakan persiapan untuk menyambut Minggu Kerahiman Ilahi!


Tetapi, kita tidak hanya sekedar dipanggil untuk mohon belas kasih Tuhan dengan penuh kepercayaan, melainkan kita juga dipanggil untuk berbelas kasih kepada sesama. Perkataan Tuhan kita kepada St Faustina mengenai tuntutan untuk berbelas kasih kepada sesama sangat tegas dan jelas:


“Ya, hari Minggu pertama sesudah Paskah adalah Pesta Kerahiman Ilahi, namun demikian haruslah ada perbuatan-perbuatan belas kasih…. Aku menuntut dari kalian perbuatan-perbuatan belas kasih yang timbul karena kasih kepada-Ku. Hendaklah kalian menunjukkan belas kasih kepada sesama di setiap waktu dan di setiap tempat. Janganlah kalian berkecil hati atau berusaha mencari-cari alasan untuk tidak melakukannya” (742).



Novena Kerahiman Ilahi


Pada hari Jumat Agung 1937, Yesus meminta St Faustina mendoakan suatu novena khusus menjelang Pesta Kerahiman Ilahi; novena dimulai pada hari Jumat Agung hingga Sabtu sebelum Minggu Paskah II. Yesus Sendiri yang mendiktekan intensi-intensi novena untuk tiap-tiap hari. Dengan novena ini, St Faustina diminta untuk membawa kepada Hati Yesus Yang Mahakudus sekelompok jiwa-jiwa yang berbeda setiap hari dan membenamkan mereka ke dalam samudera belas kasih-Nya, mohon pada Allah Bapa - dengan mengandalkan jasa-jasa Sengsara Yesus - rahmat-rahmat bagi mereka.


Tidak seperti Novena Koronka, yang dengan jelas Tuhan kehendaki agar setiap orang mendaraskannya, Novena Kerahiman tampaknya diperuntukkan terutama bagi kepentingan pribadi St Faustina. Hal ini dapat dilihat dari perintah Tuhan, di mana Tuhan menyebutkan kata “kamu” dalam bentuk tunggal.


Namun demikian, karena St Faustina diperintahkan untuk menuliskannya, pastilah Tuhan bermaksud agar novena didoakan oleh yang lain juga. Begitu diterbitkan, novena segera menjadi sangat populer; orang banyak mendoakan novena, bukan hanya sebagai persiapan merayakan Minggu Kerahiman Ilahi, melainkan mereka mendoakannya di waktu-waktu lain juga.


Dengan mendoakan Novena kepada Kerahiman Ilahi, kita sungguh menjadikan intensi-intensi Tuhan Yesus sebagai intensi kita sendiri - sungguh suatu perwujudan nyata yang indah dari hak dan kewajiban istimewa Gereja, sebagai Mempelai Kristus, menjadi pendoa di sisi Kristus yang bertahta di atas singgasana belas kasih.


Novena kepada Kerahiman Ilahi dapat dilihat pada booklet “Devosi kepada Kerahiman Ilahi” oleh Stefan Leks; penerbit Kanisius 1993.



Sumber: 1. “The Divine Mercy Message and Devotion” by Fr Seraphim Michalenko, MIC and Vinny Flynn; published by the Archdiocesan Divine Mercy Devotion, Singapore; 2. Marians of the Immaculate Conception; www.marian.org/divinemercy; 3.The Divine Mercy; www.thedivinemercy.org; 4. “Yesus Engkaulah Andalanku - Devosi kepada Kerahiman Ilahi” oleh Stefan Leks; penerbit Kanisius 1993; 5. “Rasul Kerahiman Ilahi - Devosi kepada Kerahiman Ilahi” oleh P. Ceslaus Osiecki, SVD, "Kemah Tabor", Pos Mataloko 86461 - Flores; 6. tambahan dari berbagai sumber


Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

Sabtu, 18 April 2009

Sabtu, 18 April 2009
Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah

"Tuhan sanggup menggunakan orang-orang yang memiliki banyak keterbatasan."


Doa Renungan

Yesus Tuhan kami, hari ini kami mendengar sabda-Mu yang begitu keras dan telah menyadarkan kami. Engkau menegur para murid-Mu karena ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka. Kami sadar, kami tidak akan mampu mewartakan Injil-Mu jika kami sendiri berkeras hati dan kurang percaya. Semoga kami semakin percaya akan kebangkitan-Mu dan kami mewartakannya kepada sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:13-21)

"Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."


Pada waktu itu Rasul Petrus dan Yohanes dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Ketika para pemimpin Yahudi dan tua-tua umat serta ahli-ahli Taurat melihat keberanian mereka, padahal keduanya adalah orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka. Dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan para rasul itu berdiri di samping kedua rasul itu mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Maka mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang. Lalu berundinglah mereka, dan berkata, "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mukjizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu." Setelah kedua rasul itu disuruh masuk lagi, mereka diperintahkan supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka, "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: Taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku.
Ayat.
(Mzm 118:1.14-15.16ab-18.19-21)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar.
2. Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan, tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan. Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan daku kepada maut.
3. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:9-15)

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."


Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Daripadanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu Maria Magdalena pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Yesus menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari para murid, ketika keduanya dalam perjalan ke luar kota. Ketika mereka kembali dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Yesus menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan. Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk!"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Kejutan yang menggembirakan dapat menjadi penyegar. Sebaliknya, kejutan yang mengecewakan akan mengguncang batin orang, bahkan dapat mematahkan hati. Para murid sudah berkalikali mengalami peristiwa mengejutkan. Pada umumnya, mukjizat, penyembuhan, dan tanda-tanda luar biasa memang menjadi kejutan yang menyenangkan. Namun, pada saatnya, para murid mesti siap menerima kejutan yang mengguncangkan. Yesus, Sang Guru, diserahkan kepada pengadilan merupakan kejutan yang mengguncang. Yesus harus dihukum mati merupakan kejutan yang lebih mengguncang. Yesus wafat merupakan peristiwa yang sungguh mematahkan hati.

Kejutan, keraguan, dan ketakutan merupakan bagian dari pengalaman para murid pada zaman ini. Tidak ada gunanya bermimpi untuk terhindar dari berbagai pengalaman manusiawi semacam itu. Tuhan pun tidak menuntut para murid untuk bebas dari perasaan dan pengalaman batin manusiawi tersebut. Bahkan, Tuhan berkenan hadir di tengah-tengah situasi tersebut untuk menolong para murid agar mereka tidak tenggelam dalam pengalaman manusiawi. Maka, para murid zaman ini, seperti juga pada zaman para leluhur, diajak membuka hati dan budi untuk menerima kenyataan bahwa Tuhan sungguh telah mengalahkan maut.

Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk semakin teguh dalam kepercayaan akan penyelenggaraan-Mu. Tuntunlah aku dalam meniti perjalanan hidup yang tidak jarang melintasi situasi-situasi berat. Amin.




[Ziarah Batin 2009]








Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy