| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 24 April 2009

Jumat, 24 April 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

“Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.”


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, melalui sabda Injil hari ini, kehadiran-Mu membawa mukjizat bagi banyak orang. Kegelisahan kami untuk menantikan datangnya mukjizat dalam hidup, kerap membuat kami lupa untuk beriman lebih teguh. Padahal dengan keyakinan itu kami justru akan mampu melihat besarnya mukjizat yang Kauberikan. Berkatilah kami hari ini dengan Roh-Mu, agar kami mampu mengucap syukur dalam situasi apa pun yang kami hadapi. Terpujilah Engkau ya Tuhan selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (5:34-42)


"Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus."

Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, diam di rumah Tuhan seumur hidupku.
Ayat.
(Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)


"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki."

Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Dampak dari krisis financial yang melanda seluruh dunia kiranya juga terjadi di Indonesia, antara lain berupa PHK, penutupan usaha/pabrik, dst.. yang juga berdampak pada orang-orang kecil seperti pedagang makanan dan minuman atau pemulung. Pengangguran kiranya akan meningkat dan berdampak pada mereka yang miskin akan berkekurangan dalam hal kebutuhan pokok seperti makan dan minum, sementara itu orang juga menjadi sadar untuk hidup sederhana dan tidak berfoya-foya. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk meneladan Yesus yang memberi perhatian terhadap mereka yang kelaparan atau seorang anak yang merelakan bekal makanannya untuk dibagikan kepada yang lain.

Apa yang diciptakan dan disediakan oleh Tuhan, ciptaan-ciptaan lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan diperuntukkan bagi manusia, sebagai ciptaan terluhur di dunia ini. Kiranya jika tidak ada orang yang serakah dalam memanfaatkan buah-buah dari binatang maupun tumbuh-tumbuhan, semuanya cukup bagi seluruh umat manusia di dunia ini, tidak ada yang kelaparan atau kekurangan dalam hal kebutuhan pokok untuk hidup. Maka dengan ini kami berharap pada kita semua: marilah kita hayati dan kembangkan semangat ‘solidaritas dan keberpihakan pada/bersama yang miskin dan berkekurangan’.

Secara konkret kami berharap kepada mereka yang kaya atau berlebihan untuk hidup sederhana dan mendermakan atau membagikan sebagian kekayaannya kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. Sedini mungkin kepada anak-anak, entah di dalam keluarga maupun sekolah, hendaknya dibinakan dan dibiasakan semangat solidaritas dan keberpihakan pada/bersama yang miskin dan berkekurangan.

- Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah."(Kis 5:38-39), demikian usulan Gamaliel dalam siding Mahkamah Agung yang diterima oleh semua orang, termasuk orang-orang Farisi, para tokoh bangsa waktu itu. Apa yang diusulkan oleh Gamaliel dan diterima oleh para tokoh bangsa tersebut kiranya baik menjadi pegangan atau pedoman bagi mereka yang bertugas untuk menegakkan keadilan dan kebenaran maupun para pejabat atau petinggi yang menentukan hidup dan kerja bersama.

Semangat ‘kebebasan dan cintakasih’ itulah yang hendaknya menjiwai cara hidup dan cara bertindak. Dengan semangat ini kita memberi kebebasan untuk berpendapat dan bertindak; percayalah dan imanilah jika pendapat dan tindakan mereka jahat pasti tidak akan bertahan lama, sedangkan jika pendapat dan tindakan mereka baik alias ‘berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang itu’. Kepada saudara-saudari kita yang berpendapat, berkehendak dan bertindak baik dan benar hendaknya tetap tegar dan bergairah, meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan hambatan dari mereka yang gila harta benda, kuasa/kedudukan dan kehormatan duniawi.

Bersama dan bersatu dengan Allah dalam hidup sehari-hari, dalam berbuat baik dan benar, kita pasti akan menang, tak terkalahkan oleh siapapun. Ketulusan hati dan budi untuk berkehendak dan bertindak itulah yang menjadi panggilan dan tugas pengutusan kita semua, sebagai orang beriman.

Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Kamis, 23 April 2009, Hari Biasa Pekan II Paskah

Kamis, 23 April 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

"Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga" --- Flp 2:4


Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahamulia, ajarilah kami memberi kesaksian atas iman Kristus yang bangkit kepada siapa saja yang bertemu kami sepanjang hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin. .

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (5:27-33)

"Kami adalah saksi dari segala sesuatu dan Roh Kudus."

Pagi itu kepala pengawal Bait Allah serta orang-orangnya menangkap para rasul yang sedang mengajar orang banyak dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama Yahudi. Imam Besar lalu mulai menegur mereka, "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam nama Yesus. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segalanya itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia." Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka, dan mereka berusaha membunuh rasul-rasul itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.
Ayat.
(Mzm 34:2.9.17-18.19-20)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Karena telah melihat Aku, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:31-36)


"Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya."

Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus di hadapan murid-muridnya, "Siapa yang datang dari atas ada di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga ada di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya, ia mengakui bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal; tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Kita semua diciptakan oleh Allah, berasal dari Allah atau sorga dan harus kembali kepada Allah atau sorga setelah dipanggil Tuhan/meninggal dunia. Agar kita setelah dipanggil Tuhan nanti langsung kembali hidup mulia di sorga, maka selama hidup di dunia ini hendaknya senantiasa hidup dan bertindak sesuai kehendak Allah, antara lain senantiasa berbahasa atau bertindak dalam dan oleh kasih. Rasanya tidak sulit hidup dan bertindak dalam atau oleh kasih jika masing-masing dari kita menyadari dan menghayati bahwa kita diciptakan dalam dan oleh kasih serta dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini hanya karena kasih dan oleh kasih, atau masing-masing dari kita adalah ‘yang terkasih’ atau ‘buah kasih’. Kasih mengatasi semuanya, mendasari semuanya, itulah kebenaran sejati yang tak dapat disangkal. Maka jika dalam hidup di dunia ini, dalam berpatisipasi dalam seluk-beluk duniawi atau pengelolaan harta benda duniawi kita harus menghadapi masalah atau tantangan hendaknya dihadapi dan disikapi dalam dan dengan kasih. Bahasa kasih itu antara lain sebagaimana dikatakan oleh Paulus, yaitu “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”(1Kor 13:4-7) . Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kasih dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun, sebagai penghayatan iman bahwa kita berasal dari Allah dan harus kembali kepada Allah, karena Allah sendiri adalah kasih.

- "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kis 5:29), demikian tanggapan Petrus dan para rasul ketika mereka dilarang berbicara perihal Allah atau Yesus Kristus yang diimaninya. Apa yang dikatakan Petrus dan para rasul ini kiranya dapat menjadi acuan atau pedoman cara hidup dan cara bertindak kita. Secara konkret di dalam hidup atau kerja sehari-hari hendaknya lebih mengikuti kehendak baik serta menghormati dan menjunjung mereka yang lebih dekat dengan Allah alias lebih suci. Jika kita cermati atau perhatikan rasanya anak-anak lebih suci daripada orangtua, para peserta didik atau murid lebih suci daripada para pendidik/guru, yang muda lebih suci daripada yang tua, dst.. mengingat dan mempertimbangkan tambah usia dan pengalaman pada umumnya orang juga bertambah dosanya. Maka ketaatan kita kepada Allah hemat saya antara lain dapat kita wujudkan dengan memberi perhatian atau mengasihi anak-anak, peserta didik/murid atau yang lebih muda secara memadai. Tanda bahwa anak-anak, peserta didik/murid atau yang muda menerima kasih dan perhatian yang memadai adalah mereka akan tumbuh berkembang menjadi lebih suci, lebih cerdas, lebih pandai dan bijak daripada orangtua, pendidik/guru atau yang tua. Sebaliknya jika genenasi penerus ini lebih brengsek atau jelek dari generasi pendahulu, berarti generasi pendahulu lebih taat kepada manusia daripada taat kepada Allah, atau hidup dan bertindak menurut selera pribadi, seenaknya sendiri, ‘semau gue’, sak penake wudhele dewe. Dengan kata lain orang lebih cenderung mengupayakan kenikmatan sesaat atau sementara daripada yang berlangsung lama atau abadi. Maka marilah kita mawas diri: apakah saya lebih taat kepada Allah daripada manusia, atau lebih taat kepada manusia daripada Allah. Taat kepada Allah juga dapat kita wujudkan dengan mentaati dan melaksanakan aneka macam tatanan dan aturan yang terkait dengan hidup dan panggilan serta tugas pengutusan kita masing-masing.
Ignatius Sumarya, SJ



Photobucket

Rabu, 22 Maret 2009

Rabu, 22 Maret 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

Orang yang telah menghidupi warta Injil Yesus Kristus tentu merasa damai dan gembira dalam batin.


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih, dalam banyak kesempatan, iman kami diuji dan kami harus berani mengambil pilihan dan keputusan yang tepat, agar hidup kami terarah dengan pasti. Semoga iman akan kebangkitan Yesus memotivasi kami untuk hidup dalam kegembiraan. Kami berharap kesaksian hidup yang demikian, menjadi jalan untuk menghadirkan kerajaan-Mu di zaman sekarang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (5:17-26)

"Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak."


17 Imam besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan,23 katanya: "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya."24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak." 26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan
Ayat.
(Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:16-21)

"Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia."

16 Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. 20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Allah itu baik. Dia mengutus Yesus Putra-Nya untuk datang dan tinggal bersama kita. Dia juga menganugerahkan Anak-Nya menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita. Apa yang kurang dari kebaikan Allah dalam hidup kita?

Kebaikan Allah kadang kita pertanyakan kalau doa-doa kita tidak dikabulkan-Nya. Namun, apakah benar Allah yang salah dalam situasi hidup kita ini? Atau jangan-jangan kita tidak sepenuhnya percaya kepada-Nya? Atau kita sebenarnya masih hidup jauh dari Tuhan sendiri? Kita lebih menuruti keinginan-keinginan kita sendiri daripada hidup sesuai dengan segala perintah Tuhan.

Karena kita ini milik Allah, seharusnya kita hidup sesuai dengan kehendak Allah sendiri. Namun, tidak jarang kita justru tidak mempedulikan kehadiran Allah dalam hidup kita, dan kita menjalani kehidupan ini sesuai dengan keinginan kita sendiri, bahkan kita hidup jauh dari Allah. Kita tinggalkan Allah demi keinginan kita yang lebih kuat.

Ya Allah, terima kasih karena Kau telah membersihkan aku dari dosa-dosaku. Aku ingin senantiasa hidup bersih dan dekat dengan-Mu. Karena itu, bantulah agar aku selalu memiliki keberanian untuk menolak segala tawaran dan godaan dalam hidup ini yang menjauhkan aku dari kasih-Mu. Amin.



[Ziarah Batin 2009]


Photobucket

Selasa, 21 April 2009, Hari Biasa Pekan II Paskah

Selasa, 21 April 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

"Hidup sehati sejiwa karena percaya akan kasih Tuhan."


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, dengan peristiwa kebangkitan-Mu, Engkau mengajak kami semua untuk bangkit dari kelesuan, kemalasan, dan sikap acuh tak acuh terhadap sesama. Berkenanlah memberkati setiap jerih payah kami mengentaskan sesama yang tenggelam dalam penindasan, perilaku tidak adil, baik dalam rumah tangga, maupun mereka semua yang diperlakukan tidak adil dan kejam oleh sesamanya. Bukalah rasa hati kami akan penderitaan, agar solidaritas dapat terjalin dengan baik, sehingga semakin banyak orang menikmati rahmat Paskah dari Engkau. Kami mohon semuanya ini, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-37)

"Mereka sehati dan sejiwa."

32 Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa. Dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat.
(Mzm 93:1ab.1cd-2.5)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Anak Manusia harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:7b-15)


"Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia."

7 Dalam percakapannya dengan Nikodemus, Yesus berkata, "Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." 9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" 10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. 12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan



Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Kita semua kiranya mendambakan hidup kekal, hidup mulia dan berbahagia selama-lamanya di sorga setelah dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Sarana, jalan atau syarat untuk itu adalah ‘percaya kepada Tuhan’ dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Percaya kepada Tuhan berarti melaksanakan atau menghayati perintah, kehendak atau sabda Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Secara konkret kiranya hal itu dapat kita laksanakan dengan setia dan taat pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan di hadapan Tuhan dan disaksikan oleh sesama dan saudara-saudari kita: janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul, dst…


Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan telah dibaptis kiranya apa yang kita dambakan akan terwujud jika kita setia pada janji baptis, yaitu ‘hanya mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak aneka macam godaan setan’. Janji dan rahmat baptis merupakan dasar atau landasan bagi janji-janji yang mengikutinya atau selanjutnya, jika kita dapat setia pada janji baptis kiranya dengan mudah dapat setia pada janji-janji selanjutnya. Yang mendesak dan up to date masa kini kiranya kesetiaan janji perkawinan para suami-isteri sangat diharapkan dan didambakan, maka kami berharap pada para suami-isteri untuk taat dan setia pada janji perkawinan dimana telah berjanji untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati. Dari keluarga atau suami-isteri yang taat dan setia pada janji perkawinan lahirlah pribadi-pribadi yang setia dan taat pada janji-janji yang terkait dengan panggilan masing-masing.

Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa tokoh-tokoh hidup bersama yang baik, handal dan berbudi pekerti luhur serta berhasil mempengaruhi sesamanya untuk hidup baik dan berbudi pekerti luhur berasal dari keluarga-keluarga yang baik dan setia.


- “Tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya” (Kis 4:34-35), demikian cirikhas cara hidup dan cara bertindak umat yang setia pada imannya.

Jika dalam kehidupan bersama kita, entah di dalam masyarkat, bangsa, Negara maupun beragama masih ada yang berkekurangan kiranya masih ada cukup banyak yang kurang beriman, terutama mereka yang berpengaruh di dalam kehidupan bersama. Maka marilah kita lihat dan cermati kehidupan bersama kita dan jika ada yang berkekurangan baiklah kita bantu dan tolong dengan kekayaan yang kita miliki dan kuasai saat ini. Sila kelima dari Pancasila mengatakan bahwa “Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia” menjadi impian dan dambaan kita semua.

Semoga Pancasila tidak hanya menjadi slogan-slogan omongan kosong, tetapi menjadi nyata dalam hidup bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu kami berharap kepada mereka yang berada di poros ‘Badan Publik’ dan “Bisnis” berpihak pada dan bersama rakyat dalam membangun dan memperkuat hidup bersama yang damai sejahtera. Ingat dan hayati bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan yang berada di poros ‘Badan Publik’ maupun ‘Bisnis’ tergantung pada rakyat atau karena rakyat. Sebagai contoh: pengusaha atau pebisnis ‘rokok’ dan “mie dalam kemasan seperti Supermie, Indomie, dst” memperoleh keuntungan usaha dari rakyat (bukankah konsumen rokok maupun mie dalam kemasan mayoritas adalah rakyat, orang kebanyakan?). Demikian juga gaji atau pendapatan mereka yang berada di poros ‘Badan Publik’ juga berasal dari rakyat antara lain pajak entah yang langsung atau tidak langsung dibayar rakyat. Berasal dari rakyat hendaknya dikembalikan kepada rakyat.



Ignatius Sumarya, S

Photobucket

Senin, 20 April 2009

Senin, 20 April 2009
Hari Biasa Pekan II Paskah

"Roh satu dan sama, yang menyertai Kristus, menyertai kita juga."


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur atas kasih dan kesetiaan-Mu mendampingi suka duka hidup kami. Semoga iman kami makin bertumbuh sehingga berkat-Mu dapat kami bagikan dengan gembira kepada semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:23-31)


"Ketika para rasul berdoa, mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."


23 Sesudah dilepaskan oleh Mahkamah Agama Yahudi, pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.24 Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 25 Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? 26 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. 27 Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, 28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. 29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. 30 Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Mu, ya Tuhan
Ayat.
(Mzm 2:1-3.4-7a.7b-9)
1. Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari kita!"
2. Dia, yang bersemayam di surga, tertawa; Tuhan memperolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya, Ia mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
3. Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:1-8)

"Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

1 Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, ia seorang pemimpin agama Yahudi. 2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" 5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. 7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan
“Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi”


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hidup dari Roh atau hidup beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan atau Penyelenggaraan Ilahi, tidak hidup atau bertindak mengikuti selera pribadi atau kemauan sendiri. Untuk itu kita harus mendengarkan bisikan atau suara Roh/Tuhan, yang bagaikan “angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana datang dan ke mana ia pergi”. Dengan kata lain kita harus mengusahakan, memperdalam dan memperteguh keutamaan ‘mendengarkan’. “Mendengarkan” merupakan keutamaan atau indera pertama yang aktif dalam diri kita, sejak kita masih berada di dalam rahim atau kandungan ibu kita sudah dapat mendengarkan, dan apa yang kita dengarkan telah membentuk pribadi kita sebagaimana adanya pada saat ini.

Apa yang telah kita dengarkan kiranya berbeda satu sama lain, sehingga terjadilah perbedaan kepribadian di antara kita semua, namun kita semua sama-sama mendambakan hidup bahagia, damai sejahtera lahir dan batin sejak hidup di dunia ini. Untuk mewujudkan dambaan ini marilah kita dengarkan dan hayati atau ikuti suara, kehendak Tuhan atau bisikan Roh Kudus. Secara konkret suara, kehendak Tuhan atau bisikan Roh antara lain menggejala dalam diri kita dan sesama yang berkehendak baik, maka marilah kita saling mendengarkan kehendak baik kita dan kemudian kita sinerjikan untuk hidup bahagia dan damai sejahtera bersama. Kita harus saling rendah hati satu sama lain agar dapat saling mendengarkan dengan baik, berdiri sama tinggi duduk sama rendah.

Kita hendaknya memiliki sikap terbuka dengan jiwa besar dan hati rela berkorban untuk berubah sesuai dengan kehendak Tuhan atau aneka kehendak baik yang telah disinerjikan.


- “Sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.”(Kis 4:29-30), demikian seruan doa orang-orang beriman.

Di satu sisi kita harus mendengarkan dan di sisi lain harus menyuarakan atau memberitakan, yaitu memberitakan firman atau sabda Tuhan. Maka marilah kita baca, renungkan serta kemudian kepada beritakan atau wartakan kepada sesama dan saudara-saudari kita. Ingat akan kesaksian Paulus ini: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”(Rm 10:17)

Dari pengalaman kiranya kita dapat tahu bahwa kita sering terkesan dengan kata-kata pedas dan merdu dari sesama dan saudara-saudari kita, karena kata-kata tersebut menghentak atau mempesona kita. Jika kata-kata dari sesama atau saudara-saudari kita dapat mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita, apalagi firman atau sabda Tuhan, karena Tuhan adalah maha segalanya.

Ingatlah bahwa banyak santo atau santa hidup dan bertindak sesuai dengan firman atau sabda Tuhan, dan memang karenanya mereka juga sering menerima ancaman-ancaman dari orang-orang yang kurang atau tidak beriman. Tangan Tuhan atau rahmat Tuhan senantiasa menyertai mereka, maka mereka, para santo atau santa, dapat mengadakan tanda-tanda atau mujizat-mujizat dalam atau oleh nama Yesus.

Percayalah, imanilah jika kita hidup sesuai dengan firman atau sabda Tuhan pasti akan terjadi berbagai mujizat dalam kehidupan bersama kita. Sabda atau firman Tuhan yang utama dan pertama adalah “Hendaknya saling mengasihi satu sama lain”, maka hidup dalam dan oleh kasih pasti akan terjadi mujizat yang bertubi-tubi.



Ignatius Sumarya, SJ
Photobucket

Minggu, 19 April 2009, Hari Minggu Paskah II, Hari Minggu Kerahiman Ilahi

Minggu, 19 April 2009
Hari Minggu Paskah II
(Hari Minggu Kerahiman Ilahi)

"Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya."


Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus, para rasul yang percaya pada peristiwa kebangkitan-Mu, berkumpul secara teratur untuk semakin memahami sabdda-Mu, dan memecahkan roti sebagai tanda persaudaraan dan mengenang-Mu. Semoga kami dapat setia pada-Mu, semakin rukun bersatu dalam perjamuan dan pelayanan, serta semakin bersemangat dalam pengabdian. Dengan demikian, kasih yang Kau tinggalkan, sungguh kami wujudkan dalam hidup harian kami. Sebab Engkaulah, Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-35)

"Kumpulan orang yang percaya itu sehati dan sejiwa."

Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa. Dan tidak seorang pun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Di antara mereka tidak ada seorang pun yang berkekurangan. Karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia
Ayat. (Mzm 118:2-4.16ab-18.22-24)
1. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan. Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan. Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan daku kepada maut.
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:1-6)

"Semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia."

Saudara-saudaraku yang terkasih, setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Dan perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia, yakni iman kita. Tidak ada orang yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah! Dia inilah yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus; bukan saja dengan air tetapi dengan air dan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah


Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat.
Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya: Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-31)

"Delapan hari kemudian Yesus datang."

Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain kepada-Nya, "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku. Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!" Tomas menjawab kepada-Nya, "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan



Saudara-saudari terkasih yang dicintai oleh Tuhan,

Peristiwa kebangkitan diwartakan dalam Injil Yohanes sebagai penjelasan mengapa Yesus yang baru saja dimakamkan itu tidak lagi diketemukan lagi di situ, dan mengapa para murid tidak lagi merasa kehilangan dia. Bahkan kini mereka semakin merasakan kehadirannya. Agak ada miripnya dengan ingatan mengenai akan orang-orang yang sudah mendahului tetapi tetap menjadi bagian hidup kita. Tetapi besar pula bedanya. Bagi para murid, menimang-nimang ingatan akan dia yang pernah berada bersama mereka di dunia bukan lagi hal yang penting. Dia bukan lagi sekadar kenangan mereka. Mereka malah merasa lebih menjadi bagian Yesus yang bangkit itu. Itulah persepsi mereka akan kebangkitan Yesus. Dan pengalaman ini mengubah kehidupan mereka dari yang dirundung ketakutan menjadi penuh kedamaian. Ini disampaikan dalam Yoh 20:19-31 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah II.


DAMAI YANG MEMBAWAKAN HIDUP SEJAHTERA

Diceritakan bagaimana Yesus menampakkan diri kepada murid-muridnya ketika mereka mengunci diri ketakutan akan para penguasa Yahudi. Yesus mengucapkan salam damai sejahtera dan kemudian menghembusi mereka dengan Roh (Yoh 20:21-22; lihat juga ay. 26).

Saat itu juga ketakutan mereka lenyap dan mereka mulai merasakan kedamaian. Memang pengalaman ini belum terjadi pada banyak orang lain. Barulah kelompok kecil ini yang melihat Yesus yang telah bangkit. Juga bekas luka paku dan tusukan tombak mereka saksikan.

Pembicaraan mengenai bekas luka di situ dimaksud untuk menegaskan bahwa yang kini menampakkan diri itu sama dengan dia yang tadi meninggal di salib. Yang kini datang di tengah-tengah mereka itu bukan sekedar ingatan belaka. Orang-orang lain yang tidak hadir dalam peristiwa itu hanya dapat mendengar kesaksian mereka. Dan ini memang bukan perkara yang mudah.

Cerita penampakan Yesus kepada Tomas dalam Yoh 20:24-29 mengolah kesulitan ini. Yesus menampakkan diri kepada Tomas dan memintanya meraba bekas luka itu sendiri bila tindakan ini bakal membuatnya percaya. Tomas diminta memutuskan sendiri apa dia yang kini datang itu sama dengan yang dulu diikutinya.

Kepercayaan yang sedemikian besar dari pihak yang bangkit itu membuat Tomas mengenalinya. Ia berseru, "Tuhanku dan Allahku!" Saat itulah mata batin Tomas terbuka. Melihat Yesus berarti melihat Allah Yang Maha Tinggi yang mengutus Yesus ke dunia ini. Itulah sebabnya Tomas menyerukan dua sebutan itu.

Yesus sendiri dulu mengatakan, siapa mengenalnya akan mengenali Bapanya pula (Yoh 8:19; 14:7.9-11). Dan Bapanya itu Allah. Bagi murid-murid dari zaman kemudian, amat besarlah daya kata-kata Yesus kepada Tomas pada akhir peristiwa itu (Yoh 20:29), "Karena engkau melihat aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya." Walaupun kata-kata itu ditujukan kepada Tomas, isinya diperdengarkan kepada siapa saja, baik yang ada di situ waktu itu maupun kepada pembaca kisah tadi sepanjang masa. Dia yang bangkit itu mempercayakan diri kepada manusia agar dikenali dalam hidup mereka, seperti yang terjadi pada Tomas.

MAKNA "MELIHAT" MENURUT YOHANES

Dalam kisah kebangkitan ini penulis Injil memerankan diri sebagai "murid yang dikasihi" yang ikut mendengar dari Maria Magdalena bahwa Yesus tak ditemukan di makam. Bersama Petrus ia lari ke makam dan mendahuluinya. Ia menjenguk ke dalam dan tampaklah kain kafan di tanah. Petrus masuk dan mendapati kafan terletak di tanah, kain peluh yang tadinya di kepala Yesus didapatinya terlipat tidak di tanah, tapi di tempat lain. Murid yang tadi ikut masuk dan melihat yang dilihat Petrus. Saat itulah "ia percaya" (Yoh 20:8), maksudnya percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Dapat dibayangkan betapa murid yang tak disebut namanya ini kemudian merasa dikuatkan ketika mendengar kata-kata Yesus kepada Tomas tadi.
Tetapi memang "melihat" itu memiliki makna khusus.

Yohanes menggarap hubungan antara melihat dan percaya dalam kisah pengalaman orang buta sejak lahir yang disembuhkan Yesus (Yoh 9) dengan cara yang khas. Ketika orang-orang sibuk menanyai siapa yang membuatnya melek, jawabnya (ay. 11), "Orang yang bernama Yesus itu" mengutuhkan penglihatannya dengan lumpur dan menyuruhnya mandi di kolam Siloam. Beberapa waktu kemudian ketika beberapa orang Farisi menanyainya, jawabnya makin tegas (ay. 17), "Ia itu nabi!" Tetapi orang-orang Farisi itu malah berusaha mengintimidasi orang tadi. Ketika bertemu Yesus lagi dan Yesus bertanya apa ia percaya kepadanya - Yesus menyebut diri "Anak Manusia" - orang itu balik bertanya, mana orangnya supaya ia bisa menyatakan diri percaya.

Yesus mengatakan bukan saja ia melihat tapi sedang berbicara dengannya. Dan saat itu orang yang tadinya buta itu berseru (ay. 38), "Aku percaya, Tuhan!"

Pada awalnya orang itu hanya mengenal Yesus sebagai orang yang menyembuhkannya, kemudian menegaskannya sebagai nabi, tapi akhirnya bersujud dan percaya kepadanya, maksudnya mengakui keilahian yang ada pada dirinya. Kisah penampakan Yesus kepada para murid dan kepada Tomas menunjukkan proses yang amat mirip. Melihat membuat orang berkembang dan mengenali kebenaran. Tapi bila melihat tidak berkembang, bisa jadi orang malah tidak dapat mempercayai apapun. Orang Farisi dalam kisah penyembuhan orang buta itu melihat tapi tak percaya.

Mengapa?

Karena mereka tidak terbuka untuk mengakuinya, apalagi mempercayainya. Mereka sebenarnya bukan menolak untuk percaya, bukan itu yang diminta. Mereka tidak bisa menerima diri dipercaya agar dapat mengenali apa yang sedang terjadi. Tragis.

Bagaimanapun juga, dalam pertumbuhan iman masih perlu bantuan dari yang dipercaya atau dari orang yang bisa membantu mempersaksikan kebenaran iman.

Hal ini dapat disimak lewat kisah penampakan Yesus kepada Maria Magdalena (Yoh 20:11-18). Dikatakan dalam ay. 16 bahwa perempuan itu melihat Yesus tapi tidak segera mengenalinya. Baru setelah mendengar sapaan "Maria!", ia bisa mengenali Yesus. Maria Magdalena seperti domba yang mengenal suara gembalanya (Yoh 10:4). Tapi seandainya Maria Magdalena tidak melihat orang yang disangkanya sebagai tukang kebun tadi, boleh jadi panggilan "Maria!" tadi tak segera berarti. Kita ingat dahulu kala Samuel muda berulang kali mendengar dirinya disapa oleh Tuhan, tapi hanya mengira sedang dibangunkan oleh Eli. Baru setelah Eli menjelaskan apa yang terjadi, maka Samuel pun mulai mengerti dan mendengar betul.

NAFAS KEHIDUPAN

Seperti dalam penciptaan manusia dulu (Kej 2:7), kini para murid menerima nafas kehidupan dari Yesus yang telah bangkit (Yoh 20:22). Yesus kini berbagi kehidupan dengan para murid.

Dalam perjamuan terakhir disebutkan bahwa ia sadar betul bahwa dirinya berasal dari Bapa dan akan kembali kepada-Nya. Semuanya sudah terjadi. Dan kini, dia yang telah kembali bersatu dengan Bapa itu berbagi nafas dengan para murid. Artinya, kini mereka sungguh dapat menjadi anak-anak Bapa.

Dalam bagian pembukaan Injil Yohanes disebutkan bahwa sang Sabda datang kepada miliknya tetapi orang-orang miliknya itu tidak menerimanya (Yoh 1:11) Dalam ayat berikutnya dikatakan, semua orang yang menerimanya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu orang-orang yang percaya dalam namanya (ay. 12). Mereka ini orang-orang yang menerima Yesus, menerima sang Sabda dan mereka telah sering mendengar bahwa Yang Maha Kuasa itu boleh dan ingin dipanggil Bapa. Mereka ini kumpulan kecil yang bisa menerima kekuatan menjadi anak-anak Allah.

Dan apa kekuatan yang sesungguhnya itu?
Kekuatan itu ialah nafas yang dihembuskan Yesus ketika ia menampakkan diri kepada mereka di situ.

Apa itu anak-anak Allah?
Yohanes sendiri memberi penjelasan dalam Yoh 1:13, yaitu orang-orang yang dilahirkan bukan dari darah atau dari keinginan jasmani...melainkan dari Allah.

Inilah yang berpadanan dengan hembusan nafas kehidupan dalam Kej 2:7. Dalam peristiwa penampakan kepada para murid itulah lahirlah kemanusiaan baru.

MAKNA KEBANGKITAN

Apa makna kebangkitan bagi orang zaman sekarang? Pada dasarnya, percaya bahwa Yesus telah bangkit itu sama bagi murid-murid yang pertama dan bagi orang sekarang. Setelah mendapat kekuatan Rohnya, para murid diajaknya ikut serta menjalankan perutusan dari Bapanya. Dalam bahasa yang mudah dipahami orang waktu itu, mengampuni dosa atau menyatakan dosa tetap ada (Yoh 20:23).

Yang dimaksud dengan dosa ialah sikap menjauhi dan menolak dia yang membawakan kehidupan dari sumber kehidupan itu sendiri. Murid-murid dulu ditugasi untuk hidup sesuai dengan semangat kebangkitan, yakni hidup merdeka sebagai anak-anak Allah sendiri.

Iman akan kebangkitan membangun ruang seluas-luasnya bagi manusia agar semakin menjadi makhluk yang mampu mengalami Yang Maha Kuasa sebagai yang penuh kerahiman dan berbagi pengalaman ini dengan sesama. Pengutusan dan perutusan yang sama masih ada hingga kini buat semua orang dan demi semua orang.

DARI BACAAN KEDUA (1Petr 1:3-9)

Bagian surat ini menggambarkan inti hidup orang yang percaya, yakni hidup yang "dipelihara" oleh kekuatan Allah sendiri, seperti ditegaskan dalam 1Petr 1:5.

Dalam ungkapan Yunani yang dipakai di situ, termuat pula gagasan "dilindungi, dijaga, diawasi" oleh kekuatan ilahi. Inilah pokok yang digarisbawahi dalam petikan kali ini.

Karena itu orang beriman boleh merasa aman meski sedang berjalan di tengah-tengah kesulitan dan pelbagai hal yang terasa mengancam. Inilah kegembiraan yang muncul dari dalam iman.

Surat ini dialamatkan kepada pelbagai komunitas kristiani asal Yahudi yang berkebudayaan Yunani yang dulu hidup di wilayah timur dan utara negeri Turki sekarang, juga sekitar Istambul (1Petr 1:1 ...kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia....). Mereka ini menghayati alam pikiran leluhur, yang amat menekankan kepercayaan akan naungan Allah dan hidup sejalan dengan pengaturannya.

Akan tetapi dengan menjadi kristiani, mereka juga menyadari bahwa naungan ilahi ini nyata dalam kedatangan sang Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan. Yang dibawakannya ialah kehidupan baru yang penuh harapan akan kebahagiaan nanti di akhirat.

Pusat perhatian mereka meluas dari kesejahteraan yang bisa didambakan dalam hidup di dunia ini menjadi keselamatan yang dialami sekarang di dunia ini tapi yang juga berlangsung terus kelak.

Yang terakhir ini tadinya tidak begitu ditekankan dalam keagamaan Yahudi yang mereka kenal sebelumnya. Dalam komunitas kristiani justru inilah yang dijadikan pegangan dalam kehidupan kini. Dengan latar itu jelaslah mengapa surat ini menekankan harapan, keteguhan kepercayaan serta penyerahan kepada Yesus Kristus sang Mesias yang dikirim Allah sendiri demi keselamatan mereka.

Gagasan-gagasan tadi memang amat berakar dalam kehidupan agama dan kerohanian mereka dulu.

Bagaimana dengan orang dari tempat lain dan zaman lain seperti kita? Namun rasa-rasanya di mana pun dan kapan pun, kiranya hasrat-hasrat untuk berada dekat dengan kekuatan ilahi yang melindungi, menjaga, mengawasi, mengawani ...memelihara tadi bisa mendapatkan peneguhan dari kata-kata surat Petrus kali ini.

Satu tambahan. Acapkali kehadiran ilahi tadi sudah ada di dekat, hanya butuh disadari, atau seperti terjadi pada Tomas dalam Injil Yoh 20:28, diakui dan diseru.

Salam hangat,


A. Gianto


Photobucket

Minggu, 19 April 2009, Hari Minggu Paskah II


Bacaan Kitab Suci Hari Minggu Paskah II klik disini

Mg Paskah II (Minggu Kerahiman Ilahi) : Kis 4:12-45; 1Ptr 1:3-9; Yoh 20:19-31

"Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."


Sebut saja namanya “Sr.Maria” (samaran), dan yang bersangkutan sebagai biarawati dalam waktu dekat akan mengikrarkan kaul kekal. Cukup mengesan bagi saya ketika memberi bimbingan retret baginya dan dalam rangka merenungkan sabda Yesus :”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat 5:44 ).yang bersangkutan sungguh tersentuh. Mengapa? Ia merasa masih memusuhi atau benci pada ibu kan dungnya, dan merasa sulit untuk mengampuni. Ceriteranya ia memiilki seorang kakak perempuan, yang lebih pandai atau cerdas dari dirinya. Di dalam keluarga masa lalu sang ibu lebih memperhatikan dia daripada kakaknya. Bentuk perhatian tersebut antara lain keluar melalui kata-kata, yang hampir setiap hari dikatakan, sebagai berikut: “Kamu harus belajar keras supaya pandai seperti kakakmu!”. Sementara sang kakak tidak pernah atau jarang memperoleh tegoran dari ibunya, maklum memang ia rajin dan lebih pandai atau cerdas. Mengapa ‘Sr.Maria’ masih membenci ibunya? Ternyata tegoran dari sang ibu kepadanya ia terima sebagai perilaku pilih kasih atau kekerasan atau kekurang-senangan, bukan diterima sebagai perwujudan kasih orangtua, seorang ibu kepada anaknya. Ada kemungkinan sang ibu dalam menegor atau mengasihi anaknya tidak dalam Roh Kudus, melainkan menurut selera pribadi, sehingga kasih diterima sebagai ancaman atau ketidak-senangan. Maka baiklah di hari Minggu Paskah II, yang oleh Gereja dijadikan ‘Minggu Kerahiman Ilahi’ hari ini, saya mengajak kita semua untuk mawas diri perihal panggilan kita untuk menghayati dan menyebarkan kerahiman ilahi dalam cara hidup dan cara bertindak kita.



"Terimalah Roh Kudus.Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." (Yoh 20:22-23)


Kita semua telah menerima anugerah Roh Kudus, maka diharapkan cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.”(Gal 5:22-23) Keutamaan-keutamaan ini rasanya merupakan bentuk konkret kerahiman ilahi yang harus kita hayati dan sebar-luaskan. Rasanya kita semua telah menerima karahiman ilahi secara melimpah ruah melalui saudara-saudari yang berbaik hati kepada kita, dan tentu saja pertama-tama dan terutama dari orangtua atau ibu kita masing-masing. Maka marilah kita teruskan kerahiman ilahi tersebut kepada saudara-saudari atau sesama kita dimanapun dan kapanpun.



Yang sungguh membutuhkan kerahiman ilahi adalah mereka yang ‘berkekurangan atau miskin’, entah dalam hal hati, jiwa, akal budi maupun tubuh alias yang bodoh, sakit, menderita atau merasa kurang dikasihi, dst.. Hal ini kiranya dapat atau hendaknya dihayati atau dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anaknya, guru/pendidik terhadap murid/peserta didik, yang kuat terhadap yang lemah, yang kaya terhadap yang miskin, dst.. Bicara soal atau masalah kerahiman ilahi kiranya para ibu atau perempuan lebih berpengalaman, mengingat dan memperhatikan mereka memiliki rahim, dimana di dalam rahim tumbuh berkembang ‘buah kasih’/anak manusia selama kurang lebih sembilan bulan, dan pada waktunya lahir bayi mungil yang menarik, memikat dan menggembirakan. Kerahiman yang dalam bahasa Latin “misericordia” memiliki arti kasihan, belas-kasihan, kerahiman, kerelaan, kemurahan, kedermawanan, dan rasanya rekan-rekan perempuan, lebih-lebih para ibu yang pernah mengandung dan melahirkan anaknya telah menghayati keutamaan-keutamaan sebagai arti dari misericordia.



“Ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami”, demikian kutipan dari Doa Bapa Kami, yang kiranya sering atau setiap hari kita doakan. Semoga kata-kata ini tidak hanya manis di mulut tetapi sungguh menjadi kenyataan alias terwujud dalam perilaku atau tindakan. Dari kutipan doa di atas ini sebelum kita mohon kasih pengampunan Tuhan telah mengampuni mereka yang bersalah kepada kita; kiranya hal ini merupakan pengaktualan pengalaman kasih pengampunan yang telah kita terima sejak masih atau masa bayi/kanak-kanak sebagai ucapan syukur dan terima kasih. Marilah kita hidup saling mengasihi dan mengampuni.



“Kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan” (1Ptr 1:5-6)



Hidup dalam dan menyebar-luaskan kerahiman ilahi atau kasih pengampunan memang tak akan terlepas dari berbagai pencobaan, mengingat dan memperhatikan masih cukup marak sikap mental balas dendam, marah maupun kebencian di dalam hidup bersama masa kini. Kita di dalam hidup bersama dipanggil untuk meneladan cara hidup jemaat perdana, dimana “kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.”(Kis 4:32-34)


Hak milik pada dasarnya bersifat sosial, maka marilah kita fungsikan segala hak milik kita untuk membangun hidup bersama yang ‘sehati dan sejiwa’, sehingga tak ada saudara atau sesama kita yang berkekurangan. Segala hak milik yang kita kuasai atau nikmati sampai saat ini adalah kasih karunia Tuhan yang telah kita terima melalui saudara-saudari kita yang baik hati, maka selayaknya semuanya itu kita fungsikan untuk hidup saling mengasihi, menghayati kerahiman ilahi. Marilah kita perhatikan saudara-saudari kita, entah di lingkungan hidup bermasyarakat maupun hidup kerja di kantor atau perusahaan, yang miskin dan berkekurangan, dan masing-masing dari kita hendaknya memfungsikan hak milik bagi diri sendiri sesuai dengan keperluan, bukan berfoya-foya melainkan dengan hidup sederhana.



Berbagai bentuk kemiskinan dan kekurangan yang disebabkan oleh keserakahan sementara orang telah menimbulkan aneka kerusuhan atau gangguan yang dapat merusak atau memporak-porandakan hidup bersama. Dengan demikian penghayatan iman sambil “menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir” menghadapi banyak gangguan dan cobaan. Untuk mengurangi gangguan dan cobaan kiranya bagi mereka yang berkecukupan atau berlebihan dalam hal hak milik harus berani hidup dalam kerahiman ilahi, artinya secara konkret sosial terhadap sesamanya, lebih-lebih dan terutama bagi mereka yang miskin dan berkekurangan. Marilah kita fungsikan hak milik sebagai sarana untuk menantikan keselamatan kekal yang dijanjikan kepada kita; hak milik adalah sarana bukan tujuan.



“Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya”

(Mzm 11:13-15.22-24)




Jakarta, 19 April 2009
Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy