| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 12 Mei 2009, Hari Biasa Pekan V Paskah

Selasa, 12 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yoh 14:27)


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, betapa indah hidup di dalam kedamaian yang berasal daripada-Mu sendiri. Kami percaya, Engkau akan menuntun kami agar bersatu dan bersekutu dengan-Mu. Kekuatan-Mu sendiri yang membuat kami mampu menjalani hidup ini. Hidup yang terarah bagi kemuliaan-Mu dan menjadi santapan yang menguatkan kami sampai akhir zaman. Bersihkanlah hati kami dengan sabda penyembuhan-Mu dan jadikanlah kami orang-orang yang cinta kebenaran dan kedamaian. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (14:19-28)


"Mereka menceritakan kepada jemaat, segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."

19 Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. 20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. 21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. 22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. 23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. 24 Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. 26 Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 27 Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 28 Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.
Ayat.
(Mzm 145:10-11.12-13ab.21)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:27-31a)


"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."

27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. 30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kiranya banyak orang merasa hidup damai sejahtera jika memiliki kekayaan, harta benda atau uang banyak atau melimpah ruah, mempunyai kekayaan untuk menjamin tujuh turunan. Dengan kata lain semangat materialistis atau duniawi begitu merasuki banyak orang. Padahal jika dicermati semakin kaya seseorang akan merasa tidak aman, buktinya: aneka bentuk pengamanan, entah satpam yang seram, anjing galak, pagar kuat dan kunci handal dipasang untuk mengamankan kekayaannya, bahkan yang bersangkutan kemanapun pergi minta dikawal oleh pengawal yang kuat dan handal. Contoh konkret adalah krisis financial yang melanda dunia pada saat ini, dimana orang kaya menjadi stress atau stroke karena harta kekayaannya berkurang banyak.

“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”, demikian sabda Yesus. Damai sejahtera sejati ada di hati dan jiwa, bukan di otak atau tubuh atau harta benda. Damai di hati dan jiwa akan tegar dan tak mudah hancur oleh aneka tantangan dan masalah, bahkan semakin dikuatkan dan diteguhkan ketika menghadapi masalah atau tantangan. Maka marilah kita usahakan damai sejahtera di hati dan di jiwa, kita utamakan keselamatan jiwa dalam segala upaya dan sepak terjang atau kesibukan kita. Dalam hal ini saya sangat terkesan pada kesaksian salah seorang umat di Situbondo ketika terjadi pembakaran gedung sekolah dan gereja beberapa tahun lalu, antara lain ia berkata :” Gedung gereja dan sekolah dibakar, dan hatikupun terbakar untuk mencinta”.

Kami berharap kepada semua umat beriman tidak jatuh seperti beberapa caleg yang tak terpilih dalam pemilu DPR/DPRD yang lalu, dimana hidup dan berjuang dengan mengandalkan hartanya, dan ketika hartanya habis menjadi sinthing atau gila.


· “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kis 14:22) , demikian berita perihal apa yang dilakukan Paulus dan Barnabas, rasul. “Jer basuki mowo beyo” = Untuk hidup mulia, damai sejahtera orang harus berani berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa yang rasanya senada dengan apa yang dinasihatkan oleh Paulus dan Barnabas.

Marilah kita bertekun dalam beriman meskipun untuk itu harus mengalami banyak penderitaan, menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua baik yang sedang belajar atau bekerja, hendaknya sungguh belajar dan bekerja secara efisien, efektif dan afektif. Memang untuk itu kita harus ‘bekerja keras’ dan ‘berani memikul resiko’. “Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu….berani memikul resiko adalah sikap dan perilaku yang sampai batas-batas tertentu tidak takut menghadapi apa pun untuk mempertahankan ketetapan yang telah dipilihnya” (Prof De Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10). Jika kita berani menghayati dua keutamaan budi pekerti ini kiranya bagi yang sedang belajar akan semakin terampil dan mahir belajar, sedangkan yang sedang bekerja akan semakin terampil dan mahir bekerja, sehingga orang dapat menghayati perintah Allah “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28), berbudaya kehidupan yang menyelamatkan jiwa manusia, mengusahakan damai sejahtera sejati yang dianugerahkan oleh Allah.





Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Senin, 11 Mei 2009

Senin, 11 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya dialah yang mengasihi Aku” (Yohanes 14:21)

Doa Renungan

Allah Bapa sumber rahmat, Engkau telah memberikan rahmat melimpah kepada semua orang, khususnya mereka yang mau memegang perintah-Mu dan setia melaksanakannya. Namun kami sadar dalam melaksanakan perintah-Mu untuk mengasihi bukanlah hal yang mudah. Kami seringkali jatuh pada pembenaran diri dan keegoisan kami. Maka utuslah Roh-Mu untuk membuat kami menjadi semakin lebih baik dari hari ke hari. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (14:5-18)


"Kami memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup."


Waktu Paulus dan Barnabas berada di Ikonium, orang-orang Ikonium yang telah mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari Paulus dan Barnabas dengan batu. Setelah mengetahuinya, menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya; ia lumpuh sejak dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Paulus menatap dia, dan melihat bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring, "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian kemari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia. "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia." Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena Paulus yang berbicara. Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. Mendengar itu, Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan kurban kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bukan kepada kami, ya Tuhan, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan.
Ayat.
(Mzm 115:1-2.3-4.15-16)
1. Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! Mengapa bangsa-bangsa akan berkata, "Di mana Allah mereka?"
2. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
3. Diberkatilah kamu oleh Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Langit itu langit kepunyaan Tuhan, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepada kamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:21-26)


"Penghibur yang akan diutus oleh Bapa, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku padanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya, "Tuhan, apakah sebabnya Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah daripada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Pada awal tugas atau pelaksanaan fungsi atau jabatan pada umumnya orang menerima perintah atau petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas dengan rinci dan jelas, namun sering dalam perjalanan waktu karena kesibukan atau muncul masalah-masalah atau tantangan yang tak terduga orang sering lupa akan perintah atau petunjuk tersebut. Demikian juga orang sering lupa pada janji-janji yang dikrarkan ketika mengawali hidup baru, misalnya janji baptis, janji perkawinan, janji imamat atau kaul. Dampak dari kelupaan atau kurang memperhatikan dan menghayati janji-janji atau perintah atau sumpah tersebut antara lain orang kurang mengasihi Tuhan maupun sesamanya.

Maka marilah kita ‘back to basic’ , kembali setia pada janji, perintah atau sumpah yang pernah kita ikrarkan dan secara konkret kita tingkatkan dan perkuat dalam mengasihi Tuhan dan sesama kita. Untuk itu kiranya kita perlu saling mengingatkan dan menegor jika ada di antara kita melupakan janji, perintah atau sumpah. Kita dengarkan dengan rendah hati dan siap sedia untuk menanggapi secara positif aneka peringatan dan tegoran dari sesama atau saudara-saudari kita, yang “mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu’.

Apa yang pernah dikatakan atau diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita kiranya dapat dipadatkan ke dalam ajaran untuk saling mengasihi satu sama lain, sebagai bukti konkret bahwa kita juga mengasihi Tuhan, yang telah menciptakan dan mendampingi kita dalam kasih yang luar biasa. Ada baiknya rumusan-rumusan janji, perintah atau sumpah kita tulis dan ditempatkan pada tempat dimana kita setiap hari berada, misalnya di meja kerja, pintu kamar tidur/kamar mandi, dst.., agar setiap saat kita merasa diingatkan akan janji, perintah atau sumpah tersebut.

· "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya” (Kis 14:15) , demikian peringatan Paulus dan Barnabas kepada orang banyak yang mengelilinginya.

Peringatan ini kiranya juga terarah kepada kita semua, orang yang beriman kepada Yesus. Marilah kita ‘meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya’. Perbuatan sia-sia berarti berbudaya kematian, sedangkan berbalik kepada Allah merupakan ajakan untuk berbudaya kehidupan. Marilah kita kembangkan dan perdalam cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak sesuai dengan cara Yesus atau kehendak Allah, dan kita tinggalkan cara-cara yang hanya mengikuti keinginan atau selera pribadi. Kira kiranya juga dapat meneladan Paulus dan Barnabas, yaitu berani mengingatkan saudara-saudari kita yang hidup dan bertindak sia-sia, dengan mewartakan atau meneruskan Kabar Baik, apa-apa yang baik, apa-apa yang menyelamatkan jiwa manusia. Kita hayati dan sebarluaskan budaya kehidupan, artinya kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada senantiasa membuat orang lain dan lingkungan hidup selamat, bergembira, bergairah. Kita hayati bahwa kita percaya atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah yang hidup, bahwa Allah hidup dan berkarya di dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

Semoga kita semua dapat menjadi ‘gambar atau citra Allah’ dimana siapapun yang bertemu atau hidup bersama kita tergerak untuk semakin percaya kepada Allah yang hidup, berbudaya kehidupan dalam sepak terjang dan kesibukan setiap hari.





Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Minggu, 10 Mei 2009, Hari Minggu Paskah V

Minggu, 10 Mei 2009
Hari Minggu Paskah V

“ Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya”


Doa Renungan

Tuhan Yesus, Firman Allah yang hidup dan pokok sukacita seluruh umat, sabda-Mu yang kami dengarkan hari ini sungguh menghibur dan menyemangati kami. Semoga semakin banyak waktu kami gunakan untuk mendengarkan sabda kehidupan, sehingga seperti Santo Petrus, kami dapat bersaksi, "Tuhan, kemanakan kami akan pergi, sabda-Mu adalah kehidupan kekal". Kami percaya, bersama dengan Engkau, kami dapat melaksanakan tugas merasul ini dengan menghasilkan buah melimpah. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (9:26-31)

"Barnabas menceritakan kepada para rasul bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan."

Setelah dibaptis dalam nama Yesus, Saulus pergi ke Yerusalem. Di sana ia mencoba menggabungkan diri dengan murid-murid Yesus, tetapi semuanya takut kepadanya karena mereka tidak percaya bahwa Saulus juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia, lalu membawanya kepada rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan, dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia. Juga diceritakannya bagaimana keberanian Saulus mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Maka Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan berani ia mengajar dalam nama Tuhan. Saulus juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia. Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa Saulus ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus. Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan.
Ayat.
(Mzm 22:26b-27.28.30.31-32)
1. Nazarku akan kubayar di depan orang-orang yang takwa. Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia, biarlah hatimu hidup untuk selamanya.
2. Segala ujung bumi akan menjadi sadar lalu berbalik kepada Tuhan, dan segala rumpun bangsa akan sujud menyembah di hadapan Allah kita.
3. Kepada-Nya akan sujud menyembah; semua orang sombong di bumi di hadapan-Nya akan berlutut: semua orang yang telah kembali ke pangkuan pertiwi.
4. Dan aku akan hidup bagi Tuhan, anak cucuku akan beribadah kepada-Nya. Mereka akan menceritakan hal ikhwal Tuhan kepada angkatan yang akan datang.
5. Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti. Semua itu telah dikerjakan oleh Tuhan.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:18-24)

"Inilah perintah Allah, yaitu supaya kita percaya dan saling mengasihi."

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran, dan kita dapat menghadap Allah dengan hati tenang. Sebab jika kita dituduh oleh hati kita, Allah adalah lebih besar daripada hati kita, dan Ia mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh daripada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah Allah itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah-Nya yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia ia berbuah banyak. Alleluya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:1-8)

"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah , jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

POKOK ANGGUR YANG BENAR - APA ITU?

Rekan-rekan yang baik!

Dalam Yoh 15:1-8 Yesus mengumpamakan diri sebagai pokok pohon anggur yang benar. Para murid ialah ranting-ranting yang tumbuh dari pokok itu. Juga Bapanya yang ada di surga digambarkannya sebagai yang mengusahakan agar ranting-ranting semakin berbuah. Apa maksud petikan ini?

Ada kesejajaran antara bacaan kedua (1Yoh 3:18-24) dengan petikan Injil. Penulis surat itu mengajak orang menyadari bahwa Allah itu sumber kehidupan yang sungguh (ay. 19). Seperti digambarkan dalam Injil kali ini, Dia itu pokok yang menjadi tumpuan hidup ranting-ranting. Juga menjadi jelas bahwa dalam ranting yang hidup mengalir kekuatan yang berasal dari pokok. Surat Yohanes kali ini melukiskan daya ini sebagai kehadiran Roh dalam diri orang yang percaya (ay. 24).


BACAAN DAN LITURGI

Hingga Minggu Paskah ke IV bacaan-bacaan Injil masa Paskah memperlihatkan pelbagai segi dari misteri wafat dan kebangkitan Yesus serta pengalaman orang-orang yang paling dekat dengannya. Dalam Minggu ke-IV itu sendiri Yesus membicarakan diri sebagai "gembala yang baik" yang berani menyerahkan hidupnya dan berhasil memperolehnya kembali (Yoh 10:11-18). Dalam semua tahun liturgi, Injil bagi Minggu Paskah IV dipetik dari Yoh 10 yang menampilkan Yesus sebagai "gembala yang baik" tadi (tahun A Yoh 10:1-10, tahun B Yoh 10:11-18 dan tahun C Yoh 10:27-30). Setelah itu, juga dalam semua tahun, Injil pada hari Minggu Paskah V dan VI diambil dari wejangan-wejangan Yesus selama Perjamuan Terakhir yang termaktub dalam Yoh 13-15, dan pada hari Minggu Paskah VII, dari doa Yesus bagi murid-muridnya yang disampaikan dalam Yoh 17. Selama empat minggu menjelang Pentakosta ini kita mendengarkan Injil Yohanes agar semakin menyadari kedekatan Yesus dengan para murid-muridnya, mengikuti pesan-pesan serta doanya bagi mereka yang selanjutnya akan disertai sang Penolong, yakni Roh yang dikirim Bapanya sendiri.

Khusus menyangkut Yoh 15:1-8 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah V tahun B ini, baiklah dilihat konteksnya. Disebutkan dalam Yoh 14:31 yang mendahului bacaan ini bahwa Yesus mengajak murid-muridnya untuk pergi dari "sini". Yang dimaksud tentunya tempat perjamuan terakhir. Tetapi sebelum mulai menceritakan kepergian Yesus ke seberang sungai Kidron, ke sebuah taman (Yoh 18:1), Yohanes masih menuliskan tiga bab lagi, yakni Yoh 15, 16 dan 17. Ketiga bab itu ada kaitannya dengan beberapa hal yang telah diutarakan dalam perjamuan terakhir (Yoh 13-14):

- Yesus itu pokok anggur yang benar (Yoh 15:1-8), artinya orang bisa hidup bersemi bila menjadi ranting-ranting hidup yang tumbuh dari pokok itu. Bila terpotong darinya maka orang akan binasa. Ini memberi keterangan lebih lanjut apa arti percaya kepadanya yang telah diutarakan selama perjamuan, khususnya dalam Yoh 14:1-14.

- Tetap bersama pokok anggur yang benar itu baru terwujud bila murid-murid saling mengasihi (Yoh 15:9-17). Inilah mengingatkan pada warisan rohani yang telah diberikannya dalam Yoh 13:34-35 yang pernah diulas bagi Minggu Paskah V tahun C. Di situ ditunjukkan cara menghadapi kekuatan-kekuatan jahat dari dunia ini. Sekaligus ditegaskan cara terbaik untuk mempersaksikan kebenaran ajaran Yesus (Yoh 15:18-26).

- Betul-betul akan datang Penolong yang akan menguatkan para murid (Yoh 16:1-15), juga bila orang merasa ditinggalkan sendirian (Yoh 16:16-33), satu pokok yang telah diutarakan dalam Yoh 14:23-29.

- Yesus berdoa agar Bapanya selalu melindungi murid-muridnya (Yoh 17). Mereka ini seperti halnya Yesus adalah orang-orang yang diutus mewartakan kehadiran Yang Ilahi di dunia yang dikungkung kekuatan-kekuatan jahat. Ini memberi arah rohani bagi semua pembicaraan dalam perjamuan terakhir.

Dari uraian di atas terlihat bahwa Yoh 15-17 diolah sebagai pendalaman kembali pokok-pokok terpenting yang muncul dalam perjamuan terakhir. Semakin disimak semakin kelihatan kekayaan rohani yang tersimpan di dalam ketiga bab itu. Bagian itu kiranya juga berperan sebagai ringkasan Injil Yohanes yang sepatutnya didalami oleh mereka yang mau menyampaikan homili atas dasar Injilnya.

POKOK ANGGUR YANG BENAR DAN RANTINGNYA

Yesus mengibaratkan diri sebagai "pokok anggur yang benar". Yang dimaksud dengan "pokok anggur" ialah bagian pohon yang dapat hidup terus bila yang di atas atau di bawahnya dipangkas. Bagian pohon itu dapat bersemi walau tampaknya mati. Para petani membuka kebun anggur baru dengan menanam pokok tadi di tanah yang baru. Ibarat ini kuat maknanya dan dimengerti juga oleh orang yang tidak tahu menahu perihal pohon anggur dan pengelolaannya. Dunia maknanya sudah tergarap dalam sastra Ibrani Perjanjian Lama. Ada beberapa ibarat dengan pokok anggur, misalnya Yer 2:21 Yeh 15:1-8; 17:1-10; 19:10.14 Hos 10:1 Mzm 80:9-20. (Baik dibedakan dengan ibarat kebun anggur, misalnya Yes 5:1-7). Muncul gambaran adanya kekuatan dapat terus bertumbuh walaupun tidak selalu menghasilkan buah yang diharapkan. Karena itu dalam Yoh 15 kali ini ditonjolkan pokok anggur "yang benar", artinya pokok yang subur dan dapat menumbuhkan ranting-ranting yang berbuah baik. Lawan pokok anggur yang benar ialah pokok anggur yang tak bakal tumbuh subur, yang "dari sananya" sudah kurang baik. Yesus tidak seperti itu. Ia justru tampil sebagai pokok yang dari asalnya cocok untuk ditanam, yang benar-benar asli, bukan yang tiruan atau kelihatannya bakal tumbuh baik tapi nyatanya membusuk! Gambaran inilah yang muncul dari dalam teks Yohanes ini.

Tetapi pokok yang benar pun perlu mendapat pemeliharaan. Dalam bacaan ini sisi itu amat ditonjolkan. Bahkan dikatakan bahwa Yang Maha Kuasa - sang Bapa sendir - ialah pemeliharanya. Diusahakannya agar pokok itu semakin subur berbuah. Dalam ay. 2 disebutkan, Ia memotong tiap ranting yang tak berbuah dan membersihkan ranting yang berbuah agar makin subur. Tentunya bukan dimaksud tindakan menghakimi si ranting, melainkan ungkapan perhatian untuk membuat pokok yang benar itu berbuah sebanyak-banyaknya. Tak usah dipahami sebagai ancaman, melainkan sebagai upaya membesarkan hati.

Para murid ialah ranting yang berbuah baik. Ini titik tolaknya. Kalau tidak tentunya tidak menjadi murid. Boleh juga diterapkan pada orang yang percaya. Mereka itu ranting yang berbuah. Dan ranting yang begitu itu tidak hanya bertaut pada pokok yang benar, tapi juga mendapat perhatian khusus dari Bapanya. Inilah Kabar Gembira bagi para murid yang mendengarkan kata-kata Yesus tadi. Mereka boleh merasa aman karena terus menerus didampingi Sang Pengelola sendiri. Kita ingat, perkataan ini diucapkan sebagai bagian dari wejangan-wejangan terakhir Yesus sebelum ia berpisah dengan mereka. Yesus hendak mengatakan, sekarang ini tiba waktunya kalian akan diurus oleh Bapanya sendiri karena ia akan pergi kepadaNya. Ia melihat bahwa murid-murid telah cukup matang. Karena itu ia mau menyerahkan mereka kepada Bapanya sebagai buah pelayanannya.

BERSAMA DENGANNYA?

Secara khusus para murid diminta agar tetap tinggal bersama pokok anggur yang benar tadi, agar kehidupan yang ada dalam pokok itu dapat berada juga dalam diri murid-murid dan menghasilkan buah. Cara berbicara seperti ini langsung menggugah pikiran. Beberapa hal saya tanyakan langsung kepada Oom Hans yang tak asing lagi itu.

GUS: Dalam Yoh 15:7 dibicarakan tentang ranting yang tetap berhubungan pokok kehidupan. Ke mana arah pembicaraan itu?

HANS: Yang diarah ialah kesatuan hidup dengan pokok yang benar dan yang terus diperhatikan oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu apa saja yang diinginkan oleh yang menjalaninya akan terwujud. Ini ajaran hidup rohani yang dalam.

GUS: Jadi kayak kebatinan "manunggaling kawula gusti"?

HANS (Dahinya berkerut, menyulut pipa cangklong, menghembuskan asap, lalu tersenyum): Ah, jangan ke sana ke mari, nanti jadi campur aduk! Kesatuan tadi diterangkan sebagai "firmanku ada dalam kamu". Jadi bukan kesatuan mistik yang saling meleburkan diri, melainkan kesatuan yang tumbuh dari sabda yang tinggal dalam pokok maupun dalam ranting.

GUS: Wacananya jadi makin kebatinan nih. Makin pelik!

HANS: Zaman itu ada pelbagai kalangan yang memahami kesatuan sebagai saling melebur diri sehingga tidak jelas lagi yang mana dia yang mana aku. Tapi bukan itu yang dikatakan dalam teks kita. Yang dimaksud bukan kesatuan batin yang dinikmati demi dirinya sendiri, melainkan demi makin suburnya pohon anggur milik Empunya kebun. Itulah ajaran batin murni dari Yesus yang diteruskan kepada orang banyak.

GUS: Jadi hubungan dengan sumber hidup itu terbangun dalam upaya memahami "teks"?

HANS: Asal "teks" yang kausebut itu tidak dikaburkan dengan macam-macam pesan buatan sendiri.
Dan Oom Hans makin tenggelam dalam hikmatnya teks. Sang rajawali yang bertengger di sebelah kursi goyangnya menyorotkan sepasang mata tajam menembus, seolah-olah hendak mengajar bagaimana memandangi isyarat-isyarat.

Dalam perjalanan pulang, terlintas gagasan apakah "firman" yang disebut dalam Yoh 15 itu sesungguhnya adalah aksara-aksara batin yang diajarkan kepada kita masing-masing guna menuliskan kehidupan dan menggubahnya menjadi buah-buah idaman Dia yang menunggu kita di sana.

Salam hangat,
A. Gianto

Renungan

Dalam alam demokrasi dan penegakan hak asasi manusia serta kebebasan masa kini ada kecenderungan sementara orang untuk bertindak menurut keinginan dan kemauan sendiri, selera pribadi. Sebagai contoh konkret saya sampaikan apa yang pernah terjadi di kapel Kolese Kanisius. Dalam hari Minggu di kapel Kolese Kanisius sering dilangsungkan Misa Perkawinan dan ada kemungkinan untuk tiga kali pada hari Minggu itu. Para peminjam diberi kebebasan untuk dekorasi altar dan sekitarnya serta diharapkan bekerjasama. Ada kasus dimana tiga peminjam pada hari yang sama tidak mau kerjasama perihal dekorasi atau warna bunga yang dipasang di sekitar altar. Ada yang mengeluh kepada saya, sayang keluhan tersebut disampaikan begitu mepet waktunya, dan saya hanya dapat menyampaikan tegoran kepada mereka yang tidak mau bekerja sama dalam hal dekorasi. Dalam hati saya bertanya-tanya: jika dalam hal warna bunga saja tidak dapat bekerja sama alias mengikuti selera pribadi, jangan-jangan di dalam hidup sehari-hari demikian juga. Rasanya dengan mencermati situasi masa kini, hidup dan bertindak sesuai selera pribadi masih marak, nampak dengan adanya ketegangan, permusuhan, perpisahan, saling mendiamkan yang terjadi dalam hidup bersama yang paling dasar, yaitu keluarga atau tempat kerja, dimana orang memboroskan waktu dan tenaganya setiap hari. Dengan kata lain rasanya banyak orang kurang hidup dan bertindak sesuai dengan spiritualitas/charisma atau visi-misi hidup dan kerja bersama Warta Gembira hari ini mengingatkan dan mengajak kita untuk hidup dan bertindak sesuai dengan spiritualitas/charisma atau visi-misi hidup dan kerja bersama dimana kita berada di dalamnya.

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”(Yoh 15:5)

Hidup dan kerja bersama senantiasa ada sesuatu yang mengikat atau mendasari, misalnya cintakasih adalah dasar hidup bersama suami-isteri/laki-laki dan perempuan yang membangun keluarga, spiritualitas atau charisma pendiri mendasari hidup dan kerja bersama Lembaga Hidup Bakti, visi mendasari kerja dan sepak terjang organisasi atau perusahaan, dst… Maka jika kita mendambakan cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah yang kita cita-citakan atau dambakan, hendaknya hidup dan bertindak sesuai dengan dasar, spiritualitas atau visi dari hidup dan kerja bersama dimama kita berada. Maka baiklah saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri dengan acuan-acuan atau cermin sebagai berikut:

1) “Kaum beriman kristiani ialah mereka yang, karena melalui baptis diinkorporasi pada Kristus, dibentuk menjadi umat Allah dan arena itu dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian dan rajawi Kristus, dan sesuai dengan kedudukan masing-masing, dipanggil untuk menjalankan perutusan yang dipercayakan Allah kepada Gereja untuk dilaksanakan didunia” (KHK kan 204.1)
Sebagai orang yang telah dibaptis kita memiliki tugas untuk berpartisipasi dalam tugas imami, kenabian dan rajawi Kristus di dalam hidup sehari-hari, dalam mendunia atau mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Entah sebagai awam, imam atau biarawan-biarwati, yang telah menerima rahmat baptisan, kiranya mayoritas waktu dan tenaganya tercurah pada hal-hal atau seluk-beluk duniawi, memboroskan waktu dan tenaga untuk mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Agar pemborosan waktu dan tenaga kita menghasilkan buah yang kita dambakan diharapkan dengan dan dalam semangat iman Kristiani kita mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Semakin mendunia orang harus semakin beriman jika mendambakan jerih payah dan usahanya menghasilkan buah yang baik, yang menyelamatkan dan membahagiakan.

“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yoh 3:18 ), demikian peringatan atau nasihat Yohanes. Rasanya dalam hidup dan kerja sehari-hari kita lebih banyak berbuat daripada berkata-kata. Kasih sejati memamg berupa tindakan atau perilaku bukan perkataan atau dengan lidah, maka marilah kita hayati tugas perutusan kita yang utama dan pertama untuk saling mengasihi dengan tindakan nyata atau perilaku. Kebenaran sejati setiap manusia adalah (buah) kasih dan dapat hidup serta tumbuh berkembang hanya dalam dan oleh kasih. Bukti atau tanda bahwa kita berada dan bersama dengan Tuhan adalah jika kita hidup saling mengasihi.

2) “Dalam hidupnya para klerikus terikat untuk mengejar kesucian dengan alasan khusus, yakni karena mereka telah dibaktikan kepada Allah dengan dasar baru dalam penerimaan tahbisan menjadi pembagi misteri-misteri Allah dalam mengabdi umatNya” (KHK kan 276.1)

Para klerus atau imam ‘telah dibaktikan kepada Allah’ dan dengan demikian diharapkan senantiasa tinggal bersama Yesus, hidup dan bertindak meneladan Yesus, yang datang ke dunia untuk melayani. Seorang pelayan sejati sungguh membaktikan diri seutuhnya kepada yang dilayani, demi kebahagiaan dan kesejahteraan serta keselamatan yang dilayani, sehingga yang dilayani dalam hidup dan bekerja dengan baik serta menghasilkan buah-buah baik, yang menyelamatkan dan membahagiakan. Kami berharap kepada para rekan imam atau klerus dalam hidup dan bertindak serta tugas pengutusan senantiasa ‘mengabdi atau melayani umat’. Cirikhas pelayan yang baik antara lain: bekerja keras, peka terhadap kebutuhan yang dilayani, cekatan, tanggap, ceria, tidak pernah marah atau mengeluh atau menggerutu serta rendah hati.

Pelayan di dalam rumah tangga sering juga harus merawat dan mengutus anak-anak kecil, anak-anak yang ditinggalkan oleh orangtuanya untuk bekerja. Maka kami juga berharap kepada rekan-rekan imam atau klerus untuk memperhatikan dan mengasihi anak-anak di wilayah pelayanannya (paroki, kantor dst..), meneladan Yesus yang membiarkan anak-anak datang kepadaNya, yang memeluk dan mencium anak-anak dengan penuh kasih. "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Luk 18:16). Tidak atau kurang memperhatikan atau mengasihi anak-anak berarti kurang atau tidak memperhatikan masa depan. Anak-anak adalah masa depan kita; mereka lebih suci, jujur, polos dan terbuka daripada kita, para orang dewasa, maka marilah kita ‘bersembah sujud’ kepada anak-anak, kita layani dan kasihi anak-anak agar tetap tinggal dalam Yesus, menjadi anak-anak terkasih dari Tuhan.
.
3) “Perjanjian (foedus) perkawinan, dengannya seorang laki-laki dan seorang perempuan membentuk antara mereka persekutuan (consortium) seluruh hidup, yang menurut ciri kodratinya terarah pada kesejahteraan suami-isteri (bonum coniugium) serta kelahiran dan pendidikan anak, antara orang-orang yang dibaptis, oleh Kristus Tuhan diangkat ke martabat sakramen” (KHK kan 1055.1)

Ikatan atau hidup suami-isteri ‘diangkat ke martabat sakramen’ berarti menjadi tanda dan penyataan rahmat Allah, kasih karunia Allah yang melimpah ruah. Bukankah ‘tinggal dalam Allah’ alias dalam kasih mudah diindrai dalam hidup suami-isteri yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh? Bukankah buah saling mengasihi antar suami-isteri tersebut sungguh nyata, yaitu kelahiran anak manusia, yang terkasih. Hidup dalam kasih sejati sungguh menghasilkan buah yang membahagiakan dan menggembirakan serta menyelamatkan.

Hidup bersama suami-isteri juga merupakan kebersamaan umat atau jemaat basis, ”jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus” (Kis 9:31) Anak-anak yang lahir dari dan dianugerahkan kepada suami-isteri merupakan ‘pertolongan dan penghiburan Roh Kudus’ maka juga akan tumbuh berkembang dengan baik sebagaimana didambakan hanya dengan dan dalam ‘pertolongan dan penghiburan Roh Kudus’. Dengan kata lain didik dan dampingi anak-anak dalam dan dengan ‘pertolongan dan penghiburan Roh Kudus’ agar mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman atau memiliki kecerdasan spiritual, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.mampu untuk fleksibel (adaptasi aktif dan spontan)
(hidup dari Roh/kehendak Tuhan)
2.memiliki kesadaran diri yang tinggi
(menghayati diri sebagai pendosa yang dicintai dan diutus oleh Tuhan)
3.mampu menghadapi dan menggunakan penderitaan
(menghayati misteri salib – kebodohan bagi orang Yunani, batu sandungan bagi orang Yahudi, keselamatan bagi yang percaya)
4.mampu menghadapi dan mengatasi rasa sakit
(mengikuti Yesus -> menelusuri jalan salib)
5.hidup dijiwai oleh visi dan nilai-nilai
(hidup berdasarkan konstitusi, pedoman, asas-dasar, anggaran dasar )
6.enggan untuk menyakiti orang lain
(hidup dalam dan oleh kasih pengampunan)
7.melihat hubungan dari yang beragam (holistik)
(menghayati dan menyebarluaskan persaudaraan sejati)
8.bertanya ‘mengapa’ dan ‘apa jika’ untuk mencari jawaban mendasar
(semangat magis/melebihi atau mengalahkan diri terus menerus, ongoing formation)
9.kemampuan/kemudahan untuk ‘melawan perjanjian’
(bersikap mental reformasi, bertobat terus menerus )



Photobucket

Sabtu, 09 Mei 2009

Sabtu, 09 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

“Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku ia akan melakukan juga pekerjaan yang Aku lakukan”


Doa Renungan

Terimakasih Yesus atas penyertaan-Mu saat kami beristirahat tadi malam. Terimakasih pula karena dengan mengenal Engkau, kami dapat mengenal Bapa. Tuhan, ingatlah kami selalu, agar kami dapat bersatu dengan Bapa pada saat nanti kami harus menghadap-Nya. Saat ini kami mohon berkat-Mu atas diri kami dan segala tugas yang akan kami lakukan. Semoga semuanya itu dapat menjadi tanda dan berkat bagi sesama yang kami jumpai. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:44-52)


"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."

Waktu Paulus berada di Antiokhia di Pisidia pada hari Sabat datanglah hampir seluruh warga kota, berkumpul di rumah ibadat Yahudi untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota Antiokhia itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat.
(Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan. Alleluya

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:7-14)


"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya, "Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya, "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu; Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Percaya atau beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada yang dipercayai atau diimani, dan dengan demikian yang percaya atau beriman hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak yang dipercayai atau diimani. Seorang pegawai atau pembantu yang baik senantiasa mempercayai apa yang dikatakan oleh atasan atau tuannya serta melakukan apa yang diperintahkan atau menanggapi dengan sepenuh hati apa yang diminta. Dalam bahasa religius sebagai orang beriman kita sering disebut sebagai ‘hamba-hamba Tuhan’, dengan harapan dan dambaan agar kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus berarti juga melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan oleh Yesus. Yang telah dilakukan oleh Yesus adalah ‘menyelamatkan dunia’ antara lain dengan ‘memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, menyembuhkan yang sakit, menghibur yang sedih, menegakkan yang loyo atau tak bergairah, memberi tumpangan bagi orang asing, mengunjungi yang kesepian, dst..’.

Dalam hidup dan kerja bersama kita kiranya ada yang lapar, haus, sakit, sedih, loyo/tak bergairah, terasing dan kesepian, maka marilah kita memperhatikan mereka seperti telah dilakukan oleh Yesus. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita pasti akan mampu memberi makan yang lapar, menyembuhkan yang sakit, dst…. Segala macam bentuk penderitaan yang terjadi hemat saya karena dosa manusia, entah dosa orang yang bersangkutan atau dosa orang lain, berasal dari setan, buah karya setan. Sebagai manusia yang lemah dan rapuh kita tak akan mampu mengalahkan setan, tetapi bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengalahkan setan.

· “Inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Kis 13:47) , demikian kata Paulus dan Barnabas terhadap orang-orang Yahudi yang menolak pewartaan mereka. Paulus, rasul agung, dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan berusaha ‘membawa keselamatan sampai ke ujung bumi’, memperkenalkan Allah kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kita semua, sebagai orang beriman yang telah mengenal Allah, dipanggil untuk meneladan Paulus. Kiranya kita tidak mungkin melakukan sama seperti yang dilakukan oleh Paulus, maka marilah kita lihat dan perhatikan tempat dimana kita setiap hari memboroskan waktu dan tenaga kita, antara lain keluarga dan tempat kerja/kantor.

Di antara saudara-saudari kita kiranya juga ada yang kurang atau tidak mengenal Allah, yang menjadi nyata dalam aneka cara hidup dan cara bertindak yang tidak baik atau tak bermoral, misalnya “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21) Kepada mereka ini marilah kita sampaikan keselamatan, ajakan untuk bertobat. Kita ingatkan kepada mereka bahwa segala sesuatu yang mereka gunakan untuk berdosa tersebut merupakan anugerah Allah, dan kemudian kita ajak untuk memfungsikan sesuai dengan kehendak Allah ,yaitu keselamatan jiwa manusia. Kita ajak mereka untuk melakukan apa yang baik dan menyelamatkan jiwa manusia, melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana telah dilakukan oleh Yesus, yang datang untuk menyelamatkan dunia.



Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Jumat, 08 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Jumat, 08 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yoh 15:5)


Doa Renungan
Allah Bapa sumber kedamaian sejati, betapa banyak waktu kami tersita untuk perkara duniawi, sehingga kami menjadi gelisah karena menjauh dari cinta-Mu. Hari ini Yesus Putra-Mu bersabda, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Kami percaya bersama dengan Engkau, kami dapat melaksanakan tugas merasul ini dengan menghasilkan buah melimpah. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Paulus menyampaikan kabar gembira, bagaimana Allah melaksanakan keselamatan-Nya dalam diri Yesus Kristus bagi semua orang. Dia menegaskan bahwa firman keselamatan Allah sudah disampaikan kepada manusia dalam diri Yesus Kristus. Namun, rupanya warta ini tidak selalu mendapat tanggapan yang positif. Hanya orang yang benar-benar percaya akan memperoleh anugerah ini.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:26-33)


"Janji telah digenapi Allah dengan membangkitkan Yesus."


Dalam perjalanannya Paulus sampai di Antiokhia di Pisidia. Di rumah ibadat Yahudi di sana Paulus berkata, "Hai saudara-saudaraku baik yang termasuk keturunan Abraham maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan sudah disampaikan kepada kita. Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Yesus, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Yesus dibunuh. Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan.
Ayat.
(Mzm 2:6-7.8-9.10-11)
1. "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan."
2. "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."
3. Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada Tuhan dengan takwa, dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Alleluya

Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Kepergian Yesus kepada Bapa-Nya bukanlah kata akhir bagi para murid-Nya. Bahkan kepergiannya menjadi arah perjalanan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya untuk menemukan hidup yang benar. Kepergian-Nya justru mendatangkan berkat bagi umat beriman.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-6)


"Akulah jalan, kebenaran, dan hidup."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana." Kata Tomas kepada-Nya, "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?" Kata Yesus kepada-Nya, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Tuhan sudah menanti kita bahkan Ia sudah menyiapkan tempat bagi kita masing-masing. Maukah kita pergi kepada-Nya? Aku hendak ...


Photobucket

Rabu, 06 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Rabu, 06 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"... di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari" --- 2 Ptr 3:8


Doa Renungan

Tuhan Allah kami, terima kasih atas berkat-Mu sehingga kami dapat bangun dengan segar pagi ini. Tuhan, kami juga mau berterima kasih sebab Engkau telah menunjukkan Bapa kepada kami sehingga kami tidak lagi tinggal dalam kegelapan. Berkatilah hari ini ya Tuhan, supaya kami dapat melakukan tugas-tugas kami dengan baik sesuai dengan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (12:24 - 13:5a)


"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku."

Pada waktu itu firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Setelah menyelesaikan tugas pelayanan mereka, Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem ke Antiokhia. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu Barnabas dan Simon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Tuhan; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
Ayat.
(Mzm 67:2-3.5.6.8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:44-50)


"Aku telah datang ke dunia sebagai terang."

Sekali peristiwa, Yesus berseru di hadapan orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya, "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, bukan Aku yang menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan; itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagimana difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Yesus adalah Penyelamat Dunia, Ia diutus dan datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia. Maka kita yang beriman kepada-Nya juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam menyelamatkan dunia di dalam kegiatan mendunia, hidup dan cara bertindak kita di dunia. Mayoritas waktu dan tenaga kita setiap hari kiranya kita curahkan untuk terlibat dalam seluk-beluk duniawi, sejak bangun pagi sampai istirahat malam hari. Maka jika ada bagian dunia yang tidak selamat ke situlah kita dipanggil untuk mendatangi dan menyelamatkannya. Jika ada hal-hal, peraturan atau kebijakan yang merangsang orang untuk berbuat dosa hendaknya diluruskan atau diperbaiki, sehingga merangsang orang untuk berbuat baik.

Partisipasi kita dalam menyelamatkan dunia dapat bersifat preventif atau kuratif. Preventif berarti dalam mengurus atau mengelola hal-hal atau seluk-beluk duniawi diusahakan sebaik mungkin sehingga meranngsang orang untuk berbuat baik dan tidak merangsang orang lain untuk berbuat dosa; sedangkan kuratif berarti jika ada bagian dunia yang tidak baik segera kita perbaiki.

Kehadiran dan kedatangan kita ke manapun dan kapanpun hendaknya merangsang orang lain untuk berbuat baik, karena kita adalah pewarta-pewarta kabar baik atau penyelamat-penyelamat. Dengan kata lain kita sendiri hendaknya senantiasa dalam keadaan baik dan selamat agar dapat memperbaiki dan menyelamatkan yang lain. Kita hayati dan sebarluaskan perintah utama dan pertama dari Tuhan yaitu perintah untuk saling-mengasihi. Hendaknya kita senantiasa hidup saling mengasihi atau menghayati kasih sebagaimana diajarkan oleh Paulus, yaitu “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13:4-7)

· “Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus” (Kis 13:4).

Dengan menerima Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma dan Ekaristi/komuni kudus) kita juga telah menerima Roh Kudus, dan dengan demikian kita juga dipanggil untuk mengikuti dorongan atau kehendak Roh Kudus. Kehendak atau suara Roh Kudus menggejala atau terwujud dalam keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan inilah yang diharapkan menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun, sebagai kesaksian iman bahwa kita beriman kepada Yesus, Penyelamat Dunia.

Hendaknya kita tidak hidup senaknya sendiri, mengikuti selera pribadi atau keinginan pribadi, tetapi mengikuti kehendak Roh Kudus, yang antara lain dengan menghayati keutamaan-keutaman tersebut atau setia pada aneka tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Di dalam hidup bersama senantiasa kita hadapi aturan dan tatanan sebagai terjemahan dari kehendak Tuhan atau perintah Roh Kudus. Ingat dan sadari serta hayati bahwa aneka tatanan dan aturan pada umumnya dibuat dalam ‘terang iman atau Roh Kudus’, maka hanya mungkin dapat dilakukan atau dihayati dalam iman atau terang Roh Kudus. Sikapi dan hadapi aneka tatanan dan aturan pertama-tama dengan iman dan dalam Roh alias pikiran positif.





Ignatius Sumarya, SJ
Photobucket

Selasa, 05 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Selasa, 05 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan?”

Doa Renungan
Allah Bapa yang kuasa dan kekal, Engkau mencamkan dalam hati kami satu nama, tempat kami dapat memperoleh keselamatan, ialah Yesus, Putra-Mu, yang hidup. Kami mohon, bangunlah kami menjadi Gereja-Mu, di mana Dia menjadi batu sendinya. Sebab Dialah Penuntun dan Gembala kami untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (11:19-26)


"Mereka berbicara kepada orang-orang Yunani, dan memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan."

19 Banyak saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!
Ayat. (Mzm 87:1b-3.4-5.6-7)
1. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangun-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
2. Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan tentang Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, "Ini dilahirkan di sana." Tetapi tentang Sion dikatakan: "Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
3. Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung; "Ini dilahirkan di sana." Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, "Semua mendapatkan rumah di dalammu."

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:22-30)


"Aku dan Bapa adalah satu."

22 Pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. 23 Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. 24 Dan orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." 25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30 Aku dan Bapa adalah satu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kebanyakan di antara kita kiranya sering mengalami kebimbingan atau keraguan dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi, apalagi sesuatu yang baru. Hemat saya kebimbangan dan keraguan ini terjadi karena kita terlalu banyak berpikir atau mengandalkan pikiran kita yang terbatas. Iman lebih erat kaitannya dengan hati daripada pikiran atau budi; beriman berarti mempersembahkan atau mempercayakan diri sepenuhnya kepada ‘yang lain, yang tak kelihatan atau yang tak mungkin dapat kita fahami secara penuh’. Sebenarnya kita semua memiliki pengalaman iman yang mendalam, yaitu ketika kita masih bayi atau kanak-kanak, dimana kita mempercayakan diri sepenuhnya kepada ibu, yang penuh kasih. Kasih ibu merupakan kepanjangan dari kasih Allah yang melimpah ruah, maka jika kita setia menghayati iman kita kepada kasih ibu kiranya dengan mudah kita beriman kepada Allah.

“Aku dan Bapa adalah satu”, demikian sabda Yesus, dan kitapun kiranya dengan mantap juga dapat berkata “Aku dan Allah adalah satu”, sehingga kita senantiasa bersatu dan bersama dengan Allah dimanapun dan kapanpun dan tidak bimbang dan ragu menghadapi segala sesuatu, termasuk apa yang baru. Apa yang baru kiranya berasal dari kasih Allah, maka kita juga dapat menerimanya dengan mantap dan penuh kasih. Maka sebagai orang beriman kita tidak pernah bimbang dan ragu dalam mengasihi siapapun dan dimanapun.

Sebagai tanda bahwa ‘Aku dan Allah’ adalah satu berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapapun semakin mengasihi dan dikasihi oleh Allah dan sesama manusia, karena dimanapun dan kapanpun senantiasa berbuat baik dan berbudi pekerti luhur.

· “Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan” (Kis 11:21), demikian berita perihal apa yang terjadi dalam diri umat beriman Perdana/Purba. Tangan Tuhan atau penyelenggaraan atau pendampingan Tuhan dalam diri kita tak pernah putus dalam diri orang beriman. Maka jika mengakui dan menghayati diri sebagai orang beriman berarti Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini; kita mengalami karya Tuhan. Tanda bahwa kita mengalami karya Tuhan antara lain kita semakin beriman, berharap dan berkasih-kasihan, yang ditandai atau diwarnai kegairahan, kegembiraan dan kedamaian sejati. Bukankah orang yang bergairah dan bergembira senantiasa menarik dan memikat dan semua orang ingin mendekat? Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bergairah dan tidak bergembira jika tangan Tuhan menyertai kita. Marilah kita wujudkan atau hayati iman kita dengan gairah dan gembira meskipun harus mengahadapi aneka tantangan dan hambatan, dan biarlah cara hidup dan cara bertndak kita merangsang orang lain untuk ‘berbalik kepada Tuhan’ atau bertobat. Dengan kata lain sebagai tanda atau buah beriman adalah siapapun yang bersama dengan kita atau kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita pasti akan bertobat, berbalik kepada Tuhan.

Tugas pewartaan atau menyebarkan kabar baik dapat kita laskanakan dengan hidup dan bertindak yang dijiwai oleh iman kita. Iman kita menjadi tindakan nyata dengan berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun. Kesaksian atau keteladanan hidup yang baik dan berbudi pekerti luhur merupakan cara merasul yang utama dan pertama bagi umat beriman. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama: orangtua di dalam keluarga, pimpinan kelompok atau pejabat tinggi, dapat menjadi teladan dalam berbuat baik dan berbudi pekerti luhur.




Ignatius Sumarya, SJPhotobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy