| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 16 Mei 2009

Sabtu, 16 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya.”


Doa Renungan
Allah Bapa sumber segala kebajikan, kesetiaan diri adalah syarat menjadi murid-Mu. Putra-Mu telah menunjukkan kepada kami arti kesetiaan dalam pengharapan akan sebuah keselamatan. Semoga dengan merenungkan teladan-Mu tentang kesetiaan hari ini, Engkau membuka mata kami untuk senantiasa berharap kepada-Mu saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:1-10)


"Menyeberanglah ke Makedonia, dan tolonglah kami"

Sekali peristiwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium. Paulus mau, supaya Timotius itu menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia demi orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman, dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. Paulus dan Silas melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah untuk memberitakan Injil di Asia. Dansetibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengijinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan; ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya katanya, "Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Ayat.
(Mzm 100:1-2.3.5)
1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:18-21)


"Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia; maka dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Kisah Para Rasul memberi gambaran kepada kita bagaimana para murid melaksanakannya tugas perutusan dengan setia. Ada perahabatan dan persatuan yang diemban demi melaksanakan tugas perutusan. Mewartakan Kabar Keselamatan ditempatkan dalam kerangka dan kesadaran bersama, dan bukan semata-mata tugas pribadi yang tidak ada sangkut pautnya satu sama lain.

Paulus mengajak Timotius -murid Yesus yang baru percaya- supaya menyertai perjalanan mewartakan Injil. Paulus dan Silas juga bersatu serta membiarkan diri dituntun Roh Kudus, ke mana harus mewartakan Injil. Orang Makedonia yang tampak dalam penglihatan pun mewakili kerinduan jemaat dengan mengatakan "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami."

Kisah ini memberi peneguhan dan ajakan bagi kita untuk menyadari tugas pewartaan sebagai tugas bersama. Kesadaran akan "kami" membuat kita melaksanakan tugas dan pengabdian dalam Gereja secara bersama. Bukan dengan bermain akrobat sendiri dan keunggulan diri sendiri, namun harus ada kesadaran dari dalam diri bahwa kita dipanggil bersama untuk memberi kesaksian akan kehidupan ini.

Warta keselamatan harus diwartakan kepada orang lain dalam kesadaran ke-kita-an atau ke-kami-an. Apa makna dari kesadaran itu? Kalau kita berani berpikir mengenai kita atau kami, maka kita tidak hanya bertindak sesuka hati. Ada kerelaan untuk juga menanggung keadaan orang lain, karena warta keselamatan menjadi tugas bersama. Hidup kita juga menjadi warta keselamatan bagi orang lain, kalau kita mengisinya dengan menciptakan yang baik dan bermakna, bukan ala kadarnya.

Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang banyak.



FX Sukendar W, Pr Inspirasi Batin 2007



Photobucket

Jumat, 15 Mei 2009, Hari Biasa Pekan V Paskah

Jumat, 15 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Kamu adalah sahabat-Ku jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”


Doa Renungan

Allah Bapa Mahapengasih, terimakasih atas hidup yang Kauanugerahkan kepada kami, terlebih atas pengakuan terhadap diri kami sebagai sahabat meski kami sering berdosa. Kami mohon ampun atas langkah laku dan tindakan kami yang seringkali tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Hanya dengan melayani sesama, hidup akan bahagia dan menjadi layak untuk Kerajaan Surga. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)


"Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu.


Pada akhir sidang pemuka jemaat di Yerusalem yang membicarakan soal sunat, rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang terpilih yaitu Yudas yang disebut Barnabas, dan Silas. Keduanya adalah orang yang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tidak mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu, yakni: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari pencabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat.
(Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau bermazmur bagimu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaranmu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)


"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kata bahasa Latin sahabat adalah ‘socius’, sedangkan ‘socius’ antara lain dapat berarti sekutu, teman, sahabat, kawan, peserta, yang ikut serta, ambil bagian. Maka kiranya tindakan yang memadai seseorang terhadap sahabatnya adalah ‘ambil bagian atau ikut serta’ dalam harapan dan keprihatinan sahabat. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita juga disebut sebagai ‘sahabat Yesus’, maka kita dipanggil untuk ambil bagian atau ikut serta dalam harapan dan keprihatinan Yesus, berbuat sebagaimana dilakukan oleh Yesus atau melakukan apa yang menjadi perintah Yesus. Yang dilakukan oleh Yesus dan yang menjadi perintah-Nya adalah saling mengasihi satu sama lain, dan Ia sendiri telah memberi contoh mengasihi tersebut antara lain dengan menyembuhkan yang sakit, memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, mengunjungi yang ada di penjara, memberi tumpangan kepada orang asing, mengampuni yang berdosa, dst… Maka sebagai sahabat Yesus kita dipanggil untuk meneladan apa yang dilakukan oleh Yesus; marilah kita lihat dan cermati siapa saja yang sakit, lapar, haus, dipenjara, terasing dan berdosa di antara sahabat, saudara atau kenalan kita, dan kemudian kita berbuat sebagaimana telah dilakukan oleh Yesus. Kita dipanggil untuk pergi dan menghasilkan buah, maka baiklah kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada marilah kita wujudkan atau hayati ajaran atau perintah untuk saling mengasihi, terutama dan pertama-tama kita hayati kasih kita terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan di dalam lingkungan hidup maupun lingkungan kerja kita.

· “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini”(Kis 15:28), demikian kebijakan para rasul dalam pelayanan atau penggembalaan umat Allah. Kebijakan ini rasanya baik menjadi teladan bagi para pemimpin pada tingkat apapun dan dimanapun, kebijakan pemimpin terhadap yang dipimpin. “Jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu”, itulah hendaknya yang menjadi acuan atau pedoman pemimpin dalam membuat aneka kebijakan terhadap yang dipimpin. Tetapi hemat saya bagi kita semua, entah yang memimpin atau yang dipimpin, juga ‘jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu di dalam diri kita masing-masing”, artinya hendaknya melakukan tugas utama dan pertama atau pokok, bukan tambahan-tambahan. Dengan kata lain hendaknya masing-masing dari kita belajar atau bekerja secara efisien, efektif dan afektif sesuai dengan tugas pekerjaan atau beban yang kita terima. Jauhkan dan hindari tugas atau kesibukan tambahan yang mengganggu pelaksanaan tugas utama atau pokok. Memang untuk setia dan taat pada yang utama atau pokok lebih sulit dan menantang daripada yang tambahan atau sambilan. Ingat dengan banyaknya orang yang memiliki PIL atau WIL menunjukkan bahwa setia atau taat pada yang utama dan pokok memang berat, sarat dengan tantangan dan hambatan. Kebiaaan anak-anak sekolah, pelajar atau mahasiswa yang suka menyontek dalam ulangan atau ujian menunjukkan bahwa mereka tidak setia dan taat sebagai pelajar atau mahasiswa. Aneka bentuk korupsi juga merupakan wujud penyelewengan dari yang utama atau pokok.

Marilah kita setia dan taat para tugas-tugas utama yang dibebankan kepada kita masing-masing, dan sekiranya yang utama atau pokok belum cukup artinya masih ada sisa waktu dan tenaga , hendaknya dengan jujur melaporkan kepada atasan terkait: ada kemungkinan kita akan diberi tambahan atau beban lebih lagi, sehingga kita semakin terampil atau kita diberi kemungkinan untuk mengerjakan tugas tambahan lain, yang sekiranya juga semakin memperteguh dan memperkuat jati diri, panggilan atau tugas perutusan kita.
I. Sumarya, SJ

Photobucket

Kamis, 14 Mei 2009, Pw. S. Matias, Rasul

Kamis, 14 Mei 2009
Pw. St. Matias, Rasul

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu! Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya." (Yoh 15:9-10)

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kehidupan, semua orang mengalami kehidupannya yang unik. Sebuah kehidupan yang menuntut agar setiap orang mempertanggungjawabkan semua tindakannya. Pada hari ini, kami diajar bahwa kasih berada di atas segala-galanya. Kami harus mencintai orang-orang yang membenci, iri hati, sombong, bahkan mengkhianati diri kami. Memang tidak mudah melawan perasaan itu, tetapi atas tindakan mengasihi itu, Engkau tidak pernah lupa untuk memberi ganjaran kepada kami, yaitu pemberian anugerah terbaik. Engkau melipatgandakan perbuatan tulus kami bagi sesama meskipun kadangkala tidak semua orang mau menghargainya. Terimakasih Tuhan atas kebaikan-Mu kepada kami, kami mohon semuanya ini dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (1:15-17.20-26)


"Yang kena undi adalah Matias; dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas murid."

Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya. Ia berkata, "Hai, Saudara-saudara, harus digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud, tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami, dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam Kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya. Dan lagi: Biarlah jabatannya diambil orang lain. Jadi harus ditambahkan kepada kami satu orang yang dipilih dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami. Bersama kami ia harus menjadi saksi tentang kebangkitan Yesus." Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua lalu berdoa, "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang! Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas, yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu, dan yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian Matias ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan mendudukkan dia bersama para bangsawan.
Ayat.
(Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
4. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap. (Yoh 15:16)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-17)


"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."

Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu! Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”


Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Matias, Rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Cukup banyak orang yang berkata bahwa bicara atau omong perihal kasih itu mudah tetapi pelaksanaannya susah atau sulit. Apa yang dikatakan itu mungkin ada benarnya jika mencermati masih maraknya perceraian suami-isteri serta aneka tawuran dan permusuhan. Sebenarnya menurut saya panggilan untuk saling mengasihi tidak sulit untuk dihayati atau dilaksanakan jika masing-masing dari kita menyadari dan menghayati diri sebagai yang terkasih. Bukankah kita masing-masing adalah ‘buah kasih’ alias yang terkasih, yang diciptakan oleh Allah dalam kasih dalam kerjasama dengan bapak-ibu kita yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh, yang antara lain memuncak dalam persetubuhan? Ingat bahwa setiap kali kita menerima sesuatu dari orang lain senantiasa menjawab ‘terima kasih’, yang berarti apapun yang kita terima adalah ‘kasih’. Mungkin yang sulit adalah jika sesuatu tersebut tidak sesuai dengan selera pribadi kita, misalnya tegoran, kritik, saran, ejekan, pelecehan dst… Mari kita sadari dan hayati bahwa orang menegor, mengritik, memberi saran, mengejek atau melecehkan tidak lain karena kasih; jika mereka tidak mengasihi kita maka kita pasti akan didiamkan, tidak disapa dan tidak diperhatikan. Maka terima dan hayati apa yang tidak sesuai dengan selera pribadi tersebut sebagai sarana atau wahana pendewasaan pribadi kita sebagai pribadi beriman. Serahkan ‘nyawa’ anda kepada apapun yang mendatangi anda, alias bergairah dan bergembiralah menerima segala sesuatu yang mendatangi anda. “Kasihilah seorang akan yang lain”, demikian perintah Yesus kepada kita semua.

· "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."(Kis 1:24-25), demikian doa umat beriman, umat Allah Perdana/Purba, doa untuk memilih seorang rasul agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Matias akhrinya terpilih sebagai rasul untuk menggenapi jumlah dua belas, mengganti Yudas. Rasul adalah jabatan pelayanan, bukan penguasaan. Hemat saya bukan hanya para pemimpin Gereja yang memiliki jabatan pelayanan saja yang dipanggil untuk hidup dan bertindak melayani, melainkan semua umat beriman. Iman memiliki dimensi rasuli atau perutusan, yang diutus untuk melayani yang lain. Karena kita sama-sama memiliki tugas untuk melayani maka kebersamaan hidup dan kerja kita berarti saling melayani. Melayani berarti dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan senantiasa berusaha membahagiakan dan menyelamatkan yang dilayani. Melayani dengan baik berarti bekerja keras, bergariah, gembira, cekatan dan tidak pernah mengeluh, menggerutu atau marah-marah. Melayani dengan baik berarti mempersembahkan dambaan, cita-cita dan harapan, gairah dan semangat kepada yang dilayani. Hidup dan bertindak saling melayani ini hendaknya dihayati terutama dan pertama-tama di dalam hidup bersama yang paling dasar, yaitu di dalam keluarga. Pengalaman hidup dan bertindak saling melayani di dalam keluarga akan mudah disebarluaskan ke dalam hidup bersama yang lebih luas, yaitu di tempat kerja atau di masyarakat. Marilah kita juga mohon kepada Tuhan agar menganugerahi pemimpin-pemimpin atau atasan-atasan yang menghayati jabatannya sebagai pelayanan bukan pengusaaan.
Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Rabu, 13 Mei 2009

Rabu, 13 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.”


Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau menciptakan kami begitu sempurna. Kesempurnaan itu mengalir ke dalam diri kami karena kami tinggal pada-Mu. Kami sadar bahwa untuk tinggal di dalam Engkau dibutuhkan sebuah perjuangan yaitu perjuangan mencapai hidup yang kekal. Singkirkanlah perasaan-perasaan yang menghambat kami untuk maju dan cepat merasa puas karena telah melakukan banyak hal terhadap-Mu. Tuhan, berilah kekuatan agar kami mampu mengosongkan diri dan berani tinggal hanya dalam Engkau saja. Semoga bimbingan-Mu itu membuat kami sadar, tanpa Engkau kami tidak dapat hidup baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (15:1-6)


"Paulus dan Barnabas pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal-soal yang timbul di tengah-tengah jemaat."


Sekali peristiwa, beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ. "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceritakan pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul serta penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata, "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa." Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita!
Ayat.
(Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.

Bait Pengantar Injil PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:1-8)


"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari terkaish, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Apa yang bersih, entak lingkungan hidup, barang atau manusia, pada umumnya menarik dan meminat serta banyak orang tergerak untuk mendekat. Taman yang bersih dan indah senantiasa banyak dikunjungi orang dan mereka yang telah mengunjungi serta menikmati taman tersebut juga merasa semakin segar dan bergairah sehingga cara hidup dan cara bertindak berikutnya menghasilkan buah-buah sebagaimana didambakan. Tubuh yang bersih juga menarik dan memikat bagi sesamanya, apalagi yang bersangkutan cantik atau tampan.

Kebersihan fisik akan lebih menarik dan memikat serta menghasilkan buah melimpah ruah yang didambakan jika juga dijiwai oleh hati dan jiwa serta pikiran bersih. Dan kiranya yang lebih utama atau pokok adalah kebershan hati dan jiwa serta pikiran, maka marilah bersama-sama kita usahakan kebersihan hati, jiwa dan pikiran kita masing-masing alias senantiasa hidup bersama dalam dan bersatu dengan Tuhan dimanapun dan kapanpun atau dalam keadaan apapun. Orang yang bersih hati, jiwa, akal budi dan tubuhnya berarti juga hidup dalam dan oleh Roh, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya menghasilkan buah-buah Roh seperti: “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Orang bersih di dalam doa dan dambaan-dambaan atau harapannya kiranya senantiasa mohon keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut dan kemudian menghayatinya di dalam hidup sehari-hari.

Percayalah dan imanilah jika kita mohon keutamaan-keutamaan tersebut pasti dikabulkan, dan dengan menghayati keutamaan-keutamaan tersebut orang boleh disebut sebagai orang beriman sejati, murid-murid Yesus Kristus, yang beriman kepada Yesus Kristus.

· “Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu” (Kis 15:6) , demikian berita perihal para rasul dan penatua, tokoh-tokoh penting di dalam kehidupan beriman atau beragama. Ada masalah perihal syarat untuk menjadi pengikut atau murid Yesus Kristus bagi ‘orang bukan Yahudi’, yaitu masalah sunat.

Di dalam kehidupan bersama kita juga sering menghadapi masalah-masalah yang dapat menimbulkan ketegangan dan perpecahan, maka hendaknya jika ada masalah segera ditangani atau diselesaikan, tidak ditunda-tunda penanganannya. Masalah dapat muncul karena kesalah-pahaman atau ketidak-tahuan, maka dengan ‘bersidang’ alias bercakap-cakap atau curhat bersama kiranya masalah dapat diselesaikan. Dengan kata lain untuk mengurangi atau meminimalkan munculnya masalah atau berkembangnya masalah hendaknya sering diadakan percakapan atau curhat bersama secara rutin, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan dst.., tergantung kondisi dan situasi. Kami percaya bahwa kita semua berkehendak baik, maka dengan dan dalam percakapan atau curhat bersama akan ditemukan apa yang baik dan diterima bersama.

Secara khusus kami berharap kepada para bapak-ibu atau suami-isteri untuk tidak melupakan percakapan atau curhat setiap hari. Marilah kita berani memboroskan waktu dan tenaga bagi yang terkasih, agar dalam saling mengasihi berbuah keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh, sebagaimana saya kutipkan di atas. Hidup saling mengasihi tanpa pemborosan waktu dan tenaga dapat menimbulkan masalah, yang berkembang menjadi ketegangan atau perpisahan.



Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Selasa, 12 Mei 2009, Hari Biasa Pekan V Paskah

Selasa, 12 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yoh 14:27)


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, betapa indah hidup di dalam kedamaian yang berasal daripada-Mu sendiri. Kami percaya, Engkau akan menuntun kami agar bersatu dan bersekutu dengan-Mu. Kekuatan-Mu sendiri yang membuat kami mampu menjalani hidup ini. Hidup yang terarah bagi kemuliaan-Mu dan menjadi santapan yang menguatkan kami sampai akhir zaman. Bersihkanlah hati kami dengan sabda penyembuhan-Mu dan jadikanlah kami orang-orang yang cinta kebenaran dan kedamaian. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (14:19-28)


"Mereka menceritakan kepada jemaat, segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."

19 Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. 20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. 21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. 22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. 23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. 24 Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. 26 Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 27 Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 28 Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.
Ayat.
(Mzm 145:10-11.12-13ab.21)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:27-31a)


"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."

27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. 30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kiranya banyak orang merasa hidup damai sejahtera jika memiliki kekayaan, harta benda atau uang banyak atau melimpah ruah, mempunyai kekayaan untuk menjamin tujuh turunan. Dengan kata lain semangat materialistis atau duniawi begitu merasuki banyak orang. Padahal jika dicermati semakin kaya seseorang akan merasa tidak aman, buktinya: aneka bentuk pengamanan, entah satpam yang seram, anjing galak, pagar kuat dan kunci handal dipasang untuk mengamankan kekayaannya, bahkan yang bersangkutan kemanapun pergi minta dikawal oleh pengawal yang kuat dan handal. Contoh konkret adalah krisis financial yang melanda dunia pada saat ini, dimana orang kaya menjadi stress atau stroke karena harta kekayaannya berkurang banyak.

“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”, demikian sabda Yesus. Damai sejahtera sejati ada di hati dan jiwa, bukan di otak atau tubuh atau harta benda. Damai di hati dan jiwa akan tegar dan tak mudah hancur oleh aneka tantangan dan masalah, bahkan semakin dikuatkan dan diteguhkan ketika menghadapi masalah atau tantangan. Maka marilah kita usahakan damai sejahtera di hati dan di jiwa, kita utamakan keselamatan jiwa dalam segala upaya dan sepak terjang atau kesibukan kita. Dalam hal ini saya sangat terkesan pada kesaksian salah seorang umat di Situbondo ketika terjadi pembakaran gedung sekolah dan gereja beberapa tahun lalu, antara lain ia berkata :” Gedung gereja dan sekolah dibakar, dan hatikupun terbakar untuk mencinta”.

Kami berharap kepada semua umat beriman tidak jatuh seperti beberapa caleg yang tak terpilih dalam pemilu DPR/DPRD yang lalu, dimana hidup dan berjuang dengan mengandalkan hartanya, dan ketika hartanya habis menjadi sinthing atau gila.


· “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kis 14:22) , demikian berita perihal apa yang dilakukan Paulus dan Barnabas, rasul. “Jer basuki mowo beyo” = Untuk hidup mulia, damai sejahtera orang harus berani berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa yang rasanya senada dengan apa yang dinasihatkan oleh Paulus dan Barnabas.

Marilah kita bertekun dalam beriman meskipun untuk itu harus mengalami banyak penderitaan, menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua baik yang sedang belajar atau bekerja, hendaknya sungguh belajar dan bekerja secara efisien, efektif dan afektif. Memang untuk itu kita harus ‘bekerja keras’ dan ‘berani memikul resiko’. “Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu….berani memikul resiko adalah sikap dan perilaku yang sampai batas-batas tertentu tidak takut menghadapi apa pun untuk mempertahankan ketetapan yang telah dipilihnya” (Prof De Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10). Jika kita berani menghayati dua keutamaan budi pekerti ini kiranya bagi yang sedang belajar akan semakin terampil dan mahir belajar, sedangkan yang sedang bekerja akan semakin terampil dan mahir bekerja, sehingga orang dapat menghayati perintah Allah “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28), berbudaya kehidupan yang menyelamatkan jiwa manusia, mengusahakan damai sejahtera sejati yang dianugerahkan oleh Allah.





Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Senin, 11 Mei 2009

Senin, 11 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya dialah yang mengasihi Aku” (Yohanes 14:21)

Doa Renungan

Allah Bapa sumber rahmat, Engkau telah memberikan rahmat melimpah kepada semua orang, khususnya mereka yang mau memegang perintah-Mu dan setia melaksanakannya. Namun kami sadar dalam melaksanakan perintah-Mu untuk mengasihi bukanlah hal yang mudah. Kami seringkali jatuh pada pembenaran diri dan keegoisan kami. Maka utuslah Roh-Mu untuk membuat kami menjadi semakin lebih baik dari hari ke hari. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (14:5-18)


"Kami memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup."


Waktu Paulus dan Barnabas berada di Ikonium, orang-orang Ikonium yang telah mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari Paulus dan Barnabas dengan batu. Setelah mengetahuinya, menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya; ia lumpuh sejak dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Paulus menatap dia, dan melihat bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring, "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian kemari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia. "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia." Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena Paulus yang berbicara. Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. Mendengar itu, Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan kurban kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bukan kepada kami, ya Tuhan, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan.
Ayat.
(Mzm 115:1-2.3-4.15-16)
1. Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! Mengapa bangsa-bangsa akan berkata, "Di mana Allah mereka?"
2. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
3. Diberkatilah kamu oleh Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Langit itu langit kepunyaan Tuhan, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepada kamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:21-26)


"Penghibur yang akan diutus oleh Bapa, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku padanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya, "Tuhan, apakah sebabnya Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah daripada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Pada awal tugas atau pelaksanaan fungsi atau jabatan pada umumnya orang menerima perintah atau petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas dengan rinci dan jelas, namun sering dalam perjalanan waktu karena kesibukan atau muncul masalah-masalah atau tantangan yang tak terduga orang sering lupa akan perintah atau petunjuk tersebut. Demikian juga orang sering lupa pada janji-janji yang dikrarkan ketika mengawali hidup baru, misalnya janji baptis, janji perkawinan, janji imamat atau kaul. Dampak dari kelupaan atau kurang memperhatikan dan menghayati janji-janji atau perintah atau sumpah tersebut antara lain orang kurang mengasihi Tuhan maupun sesamanya.

Maka marilah kita ‘back to basic’ , kembali setia pada janji, perintah atau sumpah yang pernah kita ikrarkan dan secara konkret kita tingkatkan dan perkuat dalam mengasihi Tuhan dan sesama kita. Untuk itu kiranya kita perlu saling mengingatkan dan menegor jika ada di antara kita melupakan janji, perintah atau sumpah. Kita dengarkan dengan rendah hati dan siap sedia untuk menanggapi secara positif aneka peringatan dan tegoran dari sesama atau saudara-saudari kita, yang “mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu’.

Apa yang pernah dikatakan atau diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita kiranya dapat dipadatkan ke dalam ajaran untuk saling mengasihi satu sama lain, sebagai bukti konkret bahwa kita juga mengasihi Tuhan, yang telah menciptakan dan mendampingi kita dalam kasih yang luar biasa. Ada baiknya rumusan-rumusan janji, perintah atau sumpah kita tulis dan ditempatkan pada tempat dimana kita setiap hari berada, misalnya di meja kerja, pintu kamar tidur/kamar mandi, dst.., agar setiap saat kita merasa diingatkan akan janji, perintah atau sumpah tersebut.

· "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya” (Kis 14:15) , demikian peringatan Paulus dan Barnabas kepada orang banyak yang mengelilinginya.

Peringatan ini kiranya juga terarah kepada kita semua, orang yang beriman kepada Yesus. Marilah kita ‘meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya’. Perbuatan sia-sia berarti berbudaya kematian, sedangkan berbalik kepada Allah merupakan ajakan untuk berbudaya kehidupan. Marilah kita kembangkan dan perdalam cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak sesuai dengan cara Yesus atau kehendak Allah, dan kita tinggalkan cara-cara yang hanya mengikuti keinginan atau selera pribadi. Kira kiranya juga dapat meneladan Paulus dan Barnabas, yaitu berani mengingatkan saudara-saudari kita yang hidup dan bertindak sia-sia, dengan mewartakan atau meneruskan Kabar Baik, apa-apa yang baik, apa-apa yang menyelamatkan jiwa manusia. Kita hayati dan sebarluaskan budaya kehidupan, artinya kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada senantiasa membuat orang lain dan lingkungan hidup selamat, bergembira, bergairah. Kita hayati bahwa kita percaya atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah yang hidup, bahwa Allah hidup dan berkarya di dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

Semoga kita semua dapat menjadi ‘gambar atau citra Allah’ dimana siapapun yang bertemu atau hidup bersama kita tergerak untuk semakin percaya kepada Allah yang hidup, berbudaya kehidupan dalam sepak terjang dan kesibukan setiap hari.





Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

Minggu, 10 Mei 2009, Hari Minggu Paskah V

Minggu, 10 Mei 2009
Hari Minggu Paskah V

“ Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya”


Doa Renungan

Tuhan Yesus, Firman Allah yang hidup dan pokok sukacita seluruh umat, sabda-Mu yang kami dengarkan hari ini sungguh menghibur dan menyemangati kami. Semoga semakin banyak waktu kami gunakan untuk mendengarkan sabda kehidupan, sehingga seperti Santo Petrus, kami dapat bersaksi, "Tuhan, kemanakan kami akan pergi, sabda-Mu adalah kehidupan kekal". Kami percaya, bersama dengan Engkau, kami dapat melaksanakan tugas merasul ini dengan menghasilkan buah melimpah. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (9:26-31)

"Barnabas menceritakan kepada para rasul bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan."

Setelah dibaptis dalam nama Yesus, Saulus pergi ke Yerusalem. Di sana ia mencoba menggabungkan diri dengan murid-murid Yesus, tetapi semuanya takut kepadanya karena mereka tidak percaya bahwa Saulus juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia, lalu membawanya kepada rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan, dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia. Juga diceritakannya bagaimana keberanian Saulus mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Maka Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan berani ia mengajar dalam nama Tuhan. Saulus juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia. Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa Saulus ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus. Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan.
Ayat.
(Mzm 22:26b-27.28.30.31-32)
1. Nazarku akan kubayar di depan orang-orang yang takwa. Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia, biarlah hatimu hidup untuk selamanya.
2. Segala ujung bumi akan menjadi sadar lalu berbalik kepada Tuhan, dan segala rumpun bangsa akan sujud menyembah di hadapan Allah kita.
3. Kepada-Nya akan sujud menyembah; semua orang sombong di bumi di hadapan-Nya akan berlutut: semua orang yang telah kembali ke pangkuan pertiwi.
4. Dan aku akan hidup bagi Tuhan, anak cucuku akan beribadah kepada-Nya. Mereka akan menceritakan hal ikhwal Tuhan kepada angkatan yang akan datang.
5. Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti. Semua itu telah dikerjakan oleh Tuhan.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:18-24)

"Inilah perintah Allah, yaitu supaya kita percaya dan saling mengasihi."

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran, dan kita dapat menghadap Allah dengan hati tenang. Sebab jika kita dituduh oleh hati kita, Allah adalah lebih besar daripada hati kita, dan Ia mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh daripada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah Allah itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah-Nya yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia ia berbuah banyak. Alleluya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:1-8)

"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah , jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

POKOK ANGGUR YANG BENAR - APA ITU?

Rekan-rekan yang baik!

Dalam Yoh 15:1-8 Yesus mengumpamakan diri sebagai pokok pohon anggur yang benar. Para murid ialah ranting-ranting yang tumbuh dari pokok itu. Juga Bapanya yang ada di surga digambarkannya sebagai yang mengusahakan agar ranting-ranting semakin berbuah. Apa maksud petikan ini?

Ada kesejajaran antara bacaan kedua (1Yoh 3:18-24) dengan petikan Injil. Penulis surat itu mengajak orang menyadari bahwa Allah itu sumber kehidupan yang sungguh (ay. 19). Seperti digambarkan dalam Injil kali ini, Dia itu pokok yang menjadi tumpuan hidup ranting-ranting. Juga menjadi jelas bahwa dalam ranting yang hidup mengalir kekuatan yang berasal dari pokok. Surat Yohanes kali ini melukiskan daya ini sebagai kehadiran Roh dalam diri orang yang percaya (ay. 24).


BACAAN DAN LITURGI

Hingga Minggu Paskah ke IV bacaan-bacaan Injil masa Paskah memperlihatkan pelbagai segi dari misteri wafat dan kebangkitan Yesus serta pengalaman orang-orang yang paling dekat dengannya. Dalam Minggu ke-IV itu sendiri Yesus membicarakan diri sebagai "gembala yang baik" yang berani menyerahkan hidupnya dan berhasil memperolehnya kembali (Yoh 10:11-18). Dalam semua tahun liturgi, Injil bagi Minggu Paskah IV dipetik dari Yoh 10 yang menampilkan Yesus sebagai "gembala yang baik" tadi (tahun A Yoh 10:1-10, tahun B Yoh 10:11-18 dan tahun C Yoh 10:27-30). Setelah itu, juga dalam semua tahun, Injil pada hari Minggu Paskah V dan VI diambil dari wejangan-wejangan Yesus selama Perjamuan Terakhir yang termaktub dalam Yoh 13-15, dan pada hari Minggu Paskah VII, dari doa Yesus bagi murid-muridnya yang disampaikan dalam Yoh 17. Selama empat minggu menjelang Pentakosta ini kita mendengarkan Injil Yohanes agar semakin menyadari kedekatan Yesus dengan para murid-muridnya, mengikuti pesan-pesan serta doanya bagi mereka yang selanjutnya akan disertai sang Penolong, yakni Roh yang dikirim Bapanya sendiri.

Khusus menyangkut Yoh 15:1-8 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah V tahun B ini, baiklah dilihat konteksnya. Disebutkan dalam Yoh 14:31 yang mendahului bacaan ini bahwa Yesus mengajak murid-muridnya untuk pergi dari "sini". Yang dimaksud tentunya tempat perjamuan terakhir. Tetapi sebelum mulai menceritakan kepergian Yesus ke seberang sungai Kidron, ke sebuah taman (Yoh 18:1), Yohanes masih menuliskan tiga bab lagi, yakni Yoh 15, 16 dan 17. Ketiga bab itu ada kaitannya dengan beberapa hal yang telah diutarakan dalam perjamuan terakhir (Yoh 13-14):

- Yesus itu pokok anggur yang benar (Yoh 15:1-8), artinya orang bisa hidup bersemi bila menjadi ranting-ranting hidup yang tumbuh dari pokok itu. Bila terpotong darinya maka orang akan binasa. Ini memberi keterangan lebih lanjut apa arti percaya kepadanya yang telah diutarakan selama perjamuan, khususnya dalam Yoh 14:1-14.

- Tetap bersama pokok anggur yang benar itu baru terwujud bila murid-murid saling mengasihi (Yoh 15:9-17). Inilah mengingatkan pada warisan rohani yang telah diberikannya dalam Yoh 13:34-35 yang pernah diulas bagi Minggu Paskah V tahun C. Di situ ditunjukkan cara menghadapi kekuatan-kekuatan jahat dari dunia ini. Sekaligus ditegaskan cara terbaik untuk mempersaksikan kebenaran ajaran Yesus (Yoh 15:18-26).

- Betul-betul akan datang Penolong yang akan menguatkan para murid (Yoh 16:1-15), juga bila orang merasa ditinggalkan sendirian (Yoh 16:16-33), satu pokok yang telah diutarakan dalam Yoh 14:23-29.

- Yesus berdoa agar Bapanya selalu melindungi murid-muridnya (Yoh 17). Mereka ini seperti halnya Yesus adalah orang-orang yang diutus mewartakan kehadiran Yang Ilahi di dunia yang dikungkung kekuatan-kekuatan jahat. Ini memberi arah rohani bagi semua pembicaraan dalam perjamuan terakhir.

Dari uraian di atas terlihat bahwa Yoh 15-17 diolah sebagai pendalaman kembali pokok-pokok terpenting yang muncul dalam perjamuan terakhir. Semakin disimak semakin kelihatan kekayaan rohani yang tersimpan di dalam ketiga bab itu. Bagian itu kiranya juga berperan sebagai ringkasan Injil Yohanes yang sepatutnya didalami oleh mereka yang mau menyampaikan homili atas dasar Injilnya.

POKOK ANGGUR YANG BENAR DAN RANTINGNYA

Yesus mengibaratkan diri sebagai "pokok anggur yang benar". Yang dimaksud dengan "pokok anggur" ialah bagian pohon yang dapat hidup terus bila yang di atas atau di bawahnya dipangkas. Bagian pohon itu dapat bersemi walau tampaknya mati. Para petani membuka kebun anggur baru dengan menanam pokok tadi di tanah yang baru. Ibarat ini kuat maknanya dan dimengerti juga oleh orang yang tidak tahu menahu perihal pohon anggur dan pengelolaannya. Dunia maknanya sudah tergarap dalam sastra Ibrani Perjanjian Lama. Ada beberapa ibarat dengan pokok anggur, misalnya Yer 2:21 Yeh 15:1-8; 17:1-10; 19:10.14 Hos 10:1 Mzm 80:9-20. (Baik dibedakan dengan ibarat kebun anggur, misalnya Yes 5:1-7). Muncul gambaran adanya kekuatan dapat terus bertumbuh walaupun tidak selalu menghasilkan buah yang diharapkan. Karena itu dalam Yoh 15 kali ini ditonjolkan pokok anggur "yang benar", artinya pokok yang subur dan dapat menumbuhkan ranting-ranting yang berbuah baik. Lawan pokok anggur yang benar ialah pokok anggur yang tak bakal tumbuh subur, yang "dari sananya" sudah kurang baik. Yesus tidak seperti itu. Ia justru tampil sebagai pokok yang dari asalnya cocok untuk ditanam, yang benar-benar asli, bukan yang tiruan atau kelihatannya bakal tumbuh baik tapi nyatanya membusuk! Gambaran inilah yang muncul dari dalam teks Yohanes ini.

Tetapi pokok yang benar pun perlu mendapat pemeliharaan. Dalam bacaan ini sisi itu amat ditonjolkan. Bahkan dikatakan bahwa Yang Maha Kuasa - sang Bapa sendir - ialah pemeliharanya. Diusahakannya agar pokok itu semakin subur berbuah. Dalam ay. 2 disebutkan, Ia memotong tiap ranting yang tak berbuah dan membersihkan ranting yang berbuah agar makin subur. Tentunya bukan dimaksud tindakan menghakimi si ranting, melainkan ungkapan perhatian untuk membuat pokok yang benar itu berbuah sebanyak-banyaknya. Tak usah dipahami sebagai ancaman, melainkan sebagai upaya membesarkan hati.

Para murid ialah ranting yang berbuah baik. Ini titik tolaknya. Kalau tidak tentunya tidak menjadi murid. Boleh juga diterapkan pada orang yang percaya. Mereka itu ranting yang berbuah. Dan ranting yang begitu itu tidak hanya bertaut pada pokok yang benar, tapi juga mendapat perhatian khusus dari Bapanya. Inilah Kabar Gembira bagi para murid yang mendengarkan kata-kata Yesus tadi. Mereka boleh merasa aman karena terus menerus didampingi Sang Pengelola sendiri. Kita ingat, perkataan ini diucapkan sebagai bagian dari wejangan-wejangan terakhir Yesus sebelum ia berpisah dengan mereka. Yesus hendak mengatakan, sekarang ini tiba waktunya kalian akan diurus oleh Bapanya sendiri karena ia akan pergi kepadaNya. Ia melihat bahwa murid-murid telah cukup matang. Karena itu ia mau menyerahkan mereka kepada Bapanya sebagai buah pelayanannya.

BERSAMA DENGANNYA?

Secara khusus para murid diminta agar tetap tinggal bersama pokok anggur yang benar tadi, agar kehidupan yang ada dalam pokok itu dapat berada juga dalam diri murid-murid dan menghasilkan buah. Cara berbicara seperti ini langsung menggugah pikiran. Beberapa hal saya tanyakan langsung kepada Oom Hans yang tak asing lagi itu.

GUS: Dalam Yoh 15:7 dibicarakan tentang ranting yang tetap berhubungan pokok kehidupan. Ke mana arah pembicaraan itu?

HANS: Yang diarah ialah kesatuan hidup dengan pokok yang benar dan yang terus diperhatikan oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu apa saja yang diinginkan oleh yang menjalaninya akan terwujud. Ini ajaran hidup rohani yang dalam.

GUS: Jadi kayak kebatinan "manunggaling kawula gusti"?

HANS (Dahinya berkerut, menyulut pipa cangklong, menghembuskan asap, lalu tersenyum): Ah, jangan ke sana ke mari, nanti jadi campur aduk! Kesatuan tadi diterangkan sebagai "firmanku ada dalam kamu". Jadi bukan kesatuan mistik yang saling meleburkan diri, melainkan kesatuan yang tumbuh dari sabda yang tinggal dalam pokok maupun dalam ranting.

GUS: Wacananya jadi makin kebatinan nih. Makin pelik!

HANS: Zaman itu ada pelbagai kalangan yang memahami kesatuan sebagai saling melebur diri sehingga tidak jelas lagi yang mana dia yang mana aku. Tapi bukan itu yang dikatakan dalam teks kita. Yang dimaksud bukan kesatuan batin yang dinikmati demi dirinya sendiri, melainkan demi makin suburnya pohon anggur milik Empunya kebun. Itulah ajaran batin murni dari Yesus yang diteruskan kepada orang banyak.

GUS: Jadi hubungan dengan sumber hidup itu terbangun dalam upaya memahami "teks"?

HANS: Asal "teks" yang kausebut itu tidak dikaburkan dengan macam-macam pesan buatan sendiri.
Dan Oom Hans makin tenggelam dalam hikmatnya teks. Sang rajawali yang bertengger di sebelah kursi goyangnya menyorotkan sepasang mata tajam menembus, seolah-olah hendak mengajar bagaimana memandangi isyarat-isyarat.

Dalam perjalanan pulang, terlintas gagasan apakah "firman" yang disebut dalam Yoh 15 itu sesungguhnya adalah aksara-aksara batin yang diajarkan kepada kita masing-masing guna menuliskan kehidupan dan menggubahnya menjadi buah-buah idaman Dia yang menunggu kita di sana.

Salam hangat,
A. Gianto

Renungan

Dalam alam demokrasi dan penegakan hak asasi manusia serta kebebasan masa kini ada kecenderungan sementara orang untuk bertindak menurut keinginan dan kemauan sendiri, selera pribadi. Sebagai contoh konkret saya sampaikan apa yang pernah terjadi di kapel Kolese Kanisius. Dalam hari Minggu di kapel Kolese Kanisius sering dilangsungkan Misa Perkawinan dan ada kemungkinan untuk tiga kali pada hari Minggu itu. Para peminjam diberi kebebasan untuk dekorasi altar dan sekitarnya serta diharapkan bekerjasama. Ada kasus dimana tiga peminjam pada hari yang sama tidak mau kerjasama perihal dekorasi atau warna bunga yang dipasang di sekitar altar. Ada yang mengeluh kepada saya, sayang keluhan tersebut disampaikan begitu mepet waktunya, dan saya hanya dapat menyampaikan tegoran kepada mereka yang tidak mau bekerja sama dalam hal dekorasi. Dalam hati saya bertanya-tanya: jika dalam hal warna bunga saja tidak dapat bekerja sama alias mengikuti selera pribadi, jangan-jangan di dalam hidup sehari-hari demikian juga. Rasanya dengan mencermati situasi masa kini, hidup dan bertindak sesuai selera pribadi masih marak, nampak dengan adanya ketegangan, permusuhan, perpisahan, saling mendiamkan yang terjadi dalam hidup bersama yang paling dasar, yaitu keluarga atau tempat kerja, dimana orang memboroskan waktu dan tenaganya setiap hari. Dengan kata lain rasanya banyak orang kurang hidup dan bertindak sesuai dengan spiritualitas/charisma atau visi-misi hidup dan kerja bersama Warta Gembira hari ini mengingatkan dan mengajak kita untuk hidup dan bertindak sesuai dengan spiritualitas/charisma atau visi-misi hidup dan kerja bersama dimana kita berada di dalamnya.

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”(Yoh 15:5)

Hidup dan kerja bersama senantiasa ada sesuatu yang mengikat atau mendasari, misalnya cintakasih adalah dasar hidup bersama suami-isteri/laki-laki dan perempuan yang membangun keluarga, spiritualitas atau charisma pendiri mendasari hidup dan kerja bersama Lembaga Hidup Bakti, visi mendasari kerja dan sepak terjang organisasi atau perusahaan, dst… Maka jika kita mendambakan cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah yang kita cita-citakan atau dambakan, hendaknya hidup dan bertindak sesuai dengan dasar, spiritualitas atau visi dari hidup dan kerja bersama dimama kita berada. Maka baiklah saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri dengan acuan-acuan atau cermin sebagai berikut:

1) “Kaum beriman kristiani ialah mereka yang, karena melalui baptis diinkorporasi pada Kristus, dibentuk menjadi umat Allah dan arena itu dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian dan rajawi Kristus, dan sesuai dengan kedudukan masing-masing, dipanggil untuk menjalankan perutusan yang dipercayakan Allah kepada Gereja untuk dilaksanakan didunia” (KHK kan 204.1)
Sebagai orang yang telah dibaptis kita memiliki tugas untuk berpartisipasi dalam tugas imami, kenabian dan rajawi Kristus di dalam hidup sehari-hari, dalam mendunia atau mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Entah sebagai awam, imam atau biarawan-biarwati, yang telah menerima rahmat baptisan, kiranya mayoritas waktu dan tenaganya tercurah pada hal-hal atau seluk-beluk duniawi, memboroskan waktu dan tenaga untuk mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Agar pemborosan waktu dan tenaga kita menghasilkan buah yang kita dambakan diharapkan dengan dan dalam semangat iman Kristiani kita mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Semakin mendunia orang harus semakin beriman jika mendambakan jerih payah dan usahanya menghasilkan buah yang baik, yang menyelamatkan dan membahagiakan.

“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yoh 3:18 ), demikian peringatan atau nasihat Yohanes. Rasanya dalam hidup dan kerja sehari-hari kita lebih banyak berbuat daripada berkata-kata. Kasih sejati memamg berupa tindakan atau perilaku bukan perkataan atau dengan lidah, maka marilah kita hayati tugas perutusan kita yang utama dan pertama untuk saling mengasihi dengan tindakan nyata atau perilaku. Kebenaran sejati setiap manusia adalah (buah) kasih dan dapat hidup serta tumbuh berkembang hanya dalam dan oleh kasih. Bukti atau tanda bahwa kita berada dan bersama dengan Tuhan adalah jika kita hidup saling mengasihi.

2) “Dalam hidupnya para klerikus terikat untuk mengejar kesucian dengan alasan khusus, yakni karena mereka telah dibaktikan kepada Allah dengan dasar baru dalam penerimaan tahbisan menjadi pembagi misteri-misteri Allah dalam mengabdi umatNya” (KHK kan 276.1)

Para klerus atau imam ‘telah dibaktikan kepada Allah’ dan dengan demikian diharapkan senantiasa tinggal bersama Yesus, hidup dan bertindak meneladan Yesus, yang datang ke dunia untuk melayani. Seorang pelayan sejati sungguh membaktikan diri seutuhnya kepada yang dilayani, demi kebahagiaan dan kesejahteraan serta keselamatan yang dilayani, sehingga yang dilayani dalam hidup dan bekerja dengan baik serta menghasilkan buah-buah baik, yang menyelamatkan dan membahagiakan. Kami berharap kepada para rekan imam atau klerus dalam hidup dan bertindak serta tugas pengutusan senantiasa ‘mengabdi atau melayani umat’. Cirikhas pelayan yang baik antara lain: bekerja keras, peka terhadap kebutuhan yang dilayani, cekatan, tanggap, ceria, tidak pernah marah atau mengeluh atau menggerutu serta rendah hati.

Pelayan di dalam rumah tangga sering juga harus merawat dan mengutus anak-anak kecil, anak-anak yang ditinggalkan oleh orangtuanya untuk bekerja. Maka kami juga berharap kepada rekan-rekan imam atau klerus untuk memperhatikan dan mengasihi anak-anak di wilayah pelayanannya (paroki, kantor dst..), meneladan Yesus yang membiarkan anak-anak datang kepadaNya, yang memeluk dan mencium anak-anak dengan penuh kasih. "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Luk 18:16). Tidak atau kurang memperhatikan atau mengasihi anak-anak berarti kurang atau tidak memperhatikan masa depan. Anak-anak adalah masa depan kita; mereka lebih suci, jujur, polos dan terbuka daripada kita, para orang dewasa, maka marilah kita ‘bersembah sujud’ kepada anak-anak, kita layani dan kasihi anak-anak agar tetap tinggal dalam Yesus, menjadi anak-anak terkasih dari Tuhan.
.
3) “Perjanjian (foedus) perkawinan, dengannya seorang laki-laki dan seorang perempuan membentuk antara mereka persekutuan (consortium) seluruh hidup, yang menurut ciri kodratinya terarah pada kesejahteraan suami-isteri (bonum coniugium) serta kelahiran dan pendidikan anak, antara orang-orang yang dibaptis, oleh Kristus Tuhan diangkat ke martabat sakramen” (KHK kan 1055.1)

Ikatan atau hidup suami-isteri ‘diangkat ke martabat sakramen’ berarti menjadi tanda dan penyataan rahmat Allah, kasih karunia Allah yang melimpah ruah. Bukankah ‘tinggal dalam Allah’ alias dalam kasih mudah diindrai dalam hidup suami-isteri yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh? Bukankah buah saling mengasihi antar suami-isteri tersebut sungguh nyata, yaitu kelahiran anak manusia, yang terkasih. Hidup dalam kasih sejati sungguh menghasilkan buah yang membahagiakan dan menggembirakan serta menyelamatkan.

Hidup bersama suami-isteri juga merupakan kebersamaan umat atau jemaat basis, ”jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus” (Kis 9:31) Anak-anak yang lahir dari dan dianugerahkan kepada suami-isteri merupakan ‘pertolongan dan penghiburan Roh Kudus’ maka juga akan tumbuh berkembang dengan baik sebagaimana didambakan hanya dengan dan dalam ‘pertolongan dan penghiburan Roh Kudus’. Dengan kata lain didik dan dampingi anak-anak dalam dan dengan ‘pertolongan dan penghiburan Roh Kudus’ agar mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman atau memiliki kecerdasan spiritual, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.mampu untuk fleksibel (adaptasi aktif dan spontan)
(hidup dari Roh/kehendak Tuhan)
2.memiliki kesadaran diri yang tinggi
(menghayati diri sebagai pendosa yang dicintai dan diutus oleh Tuhan)
3.mampu menghadapi dan menggunakan penderitaan
(menghayati misteri salib – kebodohan bagi orang Yunani, batu sandungan bagi orang Yahudi, keselamatan bagi yang percaya)
4.mampu menghadapi dan mengatasi rasa sakit
(mengikuti Yesus -> menelusuri jalan salib)
5.hidup dijiwai oleh visi dan nilai-nilai
(hidup berdasarkan konstitusi, pedoman, asas-dasar, anggaran dasar )
6.enggan untuk menyakiti orang lain
(hidup dalam dan oleh kasih pengampunan)
7.melihat hubungan dari yang beragam (holistik)
(menghayati dan menyebarluaskan persaudaraan sejati)
8.bertanya ‘mengapa’ dan ‘apa jika’ untuk mencari jawaban mendasar
(semangat magis/melebihi atau mengalahkan diri terus menerus, ongoing formation)
9.kemampuan/kemudahan untuk ‘melawan perjanjian’
(bersikap mental reformasi, bertobat terus menerus )



Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy