| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 09 Juni 2009, Hari Biasa Pekan X

Selasa, 09 Juni 2009
Hari Biasa Pekan X


Iman selalu memiliki daya kesaksian. Menghayati iman adalah hidup dalam kebenaran Kristus. Hidup dalam kebenaran Kristus selalu memancar keluar dan membawa terang, sebagaimana Kristus senantiasa menampakkan kemuliaan Bapa-Nya. (Ruah)

Doa Renungan

Bapa yang mahabaik, kasih-Mu menjadi rahmat yang luar biasa bagi hidup kami. Saat ini kami ingin menyerahkan segala yang telah terjadi dan akan terjadi sebagai persembahan bagi-Mu. Kami ingin berjalan bersama-Mu dan melakukan segalanya bersama-Mu, terpujilah Engkau untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:18-22)


"Pada Yesus bukanlah terdapat "ya" dan "tidak", melainkan hanya ada "ya".


Saudara-saudara, demi Allah yang setia, janji kami kepada kalian bukanlah serentak "ya" dan "tidak". Sebab Yesus Kristus, anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kalian, yaitu oleh Silvanus, Timotius dan aku, bukanlah serentak "ya" dan "tidak"; di dalam Dia hanya ada "ya". Sebab Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengucapkan "Amin" untuk memuliakan Allah. Sebab Allahlah yang meneguhkan kami bersama kalian dalam Kristus. Dia pulalah yang telah mengurapi kita serta memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Dialah yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan atas semua yang telah disediakan-Nya untuk kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 119:129.130.131.132.133.135)
1. Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
2. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
3. Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
4. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebagaimana patutnya orang-orang yang mencintai nama-Mu.
5. Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku. 6.Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu di surga.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)


"Kamu adalah garam dunia”


Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, "Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

· “Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (1Kor 2 1:18). Salib adalah tempat persermbahan diri Yesus secara total bagi keselamatan atau kebahagiaan dunia seisinya. Apa yang dimaksudkan dengan ‘pemberitaan tentang salib’ antara lain persembahan diri total demi keselamatan dan kebahagiaan dunia seisinya. Dengan kata lain jika kita dipanggil untuk memberitakan salib berarti kita dipanggil untuk mempersembahkan diri kita secara total demi kebahagiaan atau keselamatan sesama manusia, lingkungan hidup dan dunia seisinya. Rasanya di dalam kehidupan bersama mereka yang bertindak demikian adalah pelayan atau pembantu rumah tangga/kantor yang baik, maka jika kita hendak mempersembahkan diri demi keselamatan yang lain hemat saya cara hidup dan cara bertindak kita harus dijiwai oleh semangat melayani. Ingat dan perhatikan bahwa jumlah pelayan dalam kehidupan bersama pada umumnya sedikit atau hanya satu dua orang saja, namun peranan dan jasa mereka untuk hidup bersama sangat menentukan. Dalam tugas pekerjaan, fungsi, jabatan atau kedudukan apapun, marilah kita bersikap dan bertindak melayani. Mungkin semangat dan tindakan melayani ini perlu teladan dari mereka yang merasa menjadi pemimpin atau atasan, yaitu dengan menghayati kepemimpinan partisipatif, yang dijiwai keutamaan mendengarkan yang rendah hati. Kami percaya jika mereka yang berada di atas, menjadi pemimpin atau atasan berani menjadi teladan dalam melayani, maka semua yang dipimpin atau anggotanya akan tergerak untuk mengikutinya. Marilah kita saling mempersembahkan diri dan melayani dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tenaga. Marilah meneladan Yesus yang datang untuk melayani bukan dilayani, menyelamatkan bukan menghukum, menerangi bukan membuat gelap, dst..

· Makanan tanpa garam akan terasa hambar, tidak enak dan tidak lezat, dan orang yang pantang garam kiranya yang bersangkutan sedang menderita sakit. Fungsi garam di dalam makanan memang untuk membuat makanan enak dan lezat dan tentu saja dalam ukuran yang wajar atau tepat. Maka jika Yesus bersabda “Kamulah garam dunia…kamulah terang dunia” merupakan ajakan bagi atau panggilan kita untuk menjadikan diri kita dimanapun dan kapanpun sesuatu yang membuat enak dan lezat. Kehadiran, perilaku atau sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun diharapkan menarik dan memikat serta membuat sesama dan lingkungan hidup segar, nikmat dan sehat, bahagia dan damai sejahtera. Cara hidup dan cara bertindak kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Kita dipanggil untuk saling menggarami dan menerangi sehingga kehidupan bersama menjadi enak, nikmat dan aman tenteram. Sebagaimana garam sedikit saja cukup membuat lezat makanan, karena tepat atau pas sebagaimana dibutuhkan, maka hendaknya kita senantiasa menghadirkan diri atau menempatkan diri sedemikian rupa sehingga membuat hidup bersama enak dan nikmat, yang dalam bahasa Jawa sering disebut ‘empan papan’, tahu dan tepat menempatkan atau menghadirkan diri. Kehadiran dan sepak terjang kita sebagai terang berarti kita senantiasa membuat segala sesuatu jelas, transparan; kehadiran dan sepak terjang kita membuat kebersamaan hidup menjadi jernih bukan keruh, teratur rapi bukan amburadul. Dalam kejernihan dan keteraturan diharapkan siapapun akhirnya dapat menghadirkan dan menempatkan diri dengan tepat dan pas sesuai dengan kebutuhan hidup bersama.. Kita semua dipanggil untuk saling berbuat baik, dan hendaknya tidak malu untuk berbuat baik dimanapun dan kapanpun.



Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Senin, 08 Juni 2009, Hari Biasa Pekan X

Senin, 08 Juni 2009
Hari Biasa Pekan X

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran"

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, terimakasih atas hari yang indah ini. Alam semesta memancarkan keindahan-Mu dan mengajak kami juga untuk memancarkan keindahan itu, sehingga semakin banyak orang dapat menikmati keindahan-Mu sendiri. Resapkanlah Sabda-Mu ke dalam hati kami agar Engkau semakin nyata dalam perkataan dan perbuatan kami hari ini. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:1-7)


"Allah menghibur kita, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan."

Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dan kepada semua orang kudus di seluruh Akhaya. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasih dan Allah sumber segala penghiburan. Ia menghibur kami dalam segala penderitaan, sehingga kami sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab seperti halnya kami mendapat bagian berlimpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula berlimpahlah penghiburan kami oleh Kristus. Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kalian, jika kami dihibur, hal itu adalah untuk penghiburanmu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita. Kami mempunyai harapan yang teguh akan kalian. Sebab kami tahu, sebagaimana kalian turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, demikian juga kalian turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12)


"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."

Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga, sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

· Jika Negara memiliki Garis Besar Haluan Negara (GBHN), maka dalam hidup beriman kepada Yesus Kristus kita juga memiliki Garis Besar Haluan Iman, yaitu sabda Yesus sebagaimana saya kutipkan diatas, Sabda Bahagia. Kiranya kita semua mendambakan hidup berbahagia dan damai sejahtera, maka marilah hidup dan bertindak sesuai dengan Sabda Bahagia antara lain bersemangat miskin, lemah lembut, murah hati, suci hati, membawa damai, dianiaya dan dicela karena kebenaran dst..

Dalam situasi dan kondisi yang masih diwarnai oleh aneka macam bentuk kebohongan dan kepalsuan masa kini rasanya hidup dan bertindak dalam kebenaran, memperjuangkan kebenaran sangat mendesak dan up to date. Pemalsuan aneka macam obat, alat kecantikan atau kosmetik, makanan dan sarana-prasarana marak di sana-sini dan telah makan korban manusia Pemalsuan harga atau kwitansi alias ‘mark up’ juga marak disana-sini untuk mencari keuntungan pribadi.

Hidup dalam kebenaran atau bertindak benar antara hidup dan bertindak sesuai dengan aturan dan tatanan hidup yang benar dan baik. Memang untuk hidup dalam kebenaran atau bertindak benar tidak akan terlepas dari penderitaan dan perjuangan atau kerja keras. Orang yang hidup dalam kebenaran juga murah hati dan suci hati, suara hatinya jernih dan benar Jika kita hidup dalam kebenaran, percayalah kelak kita akan hidup berbahagia dan damai sejahtera selama-lamannya, sebaliknya kita kita bohong, suka akan kepalsuan atau bertindak sandiwara, maka kebahagiaan hanya sesaat atau sementara saja dan selanjutnya akan menderita dan sengsara untuk selama-lamanya.

· “Kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus” (1Kor 1:7), demikian kata Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua. “Penyataan Tuhan kita Yesus Kristus” adalah hari kiamat atau akhir zaman atau dalam waktu yang dekat adalah kematian kita, ketika kita dipanggil Tuhan, meninggal dunia.

Hidup ini akan masa menantikan kematian kita, atau mempersiapkan kematian kita. Kita semua kiranya mendambakan jika dipanggil Tuhan nanti serentak langsung dimuliakan oleh Tuhan, hidup berbahagia kembali bersama Allah di sorga untuk selama-lamanya.

Orang yang sedang menantikan pada umumnya bergairah dan bergembira, penuh dengan pengharapan, serta menampilkan diri sedemikian rupa sehingga menarik dan memikat bagi siapapun.

Orang yang sedang menantikan senantiasa dalam keadaan siap-siaga atau siap-sedia akan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, maka yang bersangkutan senantiasa mempersenjatai diri.

Senjata untuk menantikan penyataan Tuhan adalah senjata rohani, maka dalam menantikan hendaknya “berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan” (Ef 6:14-18) Dengan dan dalam senjata rohani macam itu maka kita tidak akan berkekurangan dalam suatu karunia pun, dan dengan demikian kita senantiasa dalam keadaan sehat wal’afiat, segar bugar, baik secara jasmani maupun rohani, phisik maupun spiritual.
Ignatius Sumarya, SJ



Photobucket

Minggu, 07 Juni 2009, Hari Raya Tritunggal Mahakudus



Minggu, 07 Juni 2009
HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyatakan rahmat dan kasih setia-Mu kepada kami dalam diri Yesus, Putera-Mu dan Saudara kami. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu dan perkenankanlah kami menyadari arti kehadiran-Mu bagi kami, yaitu sebagai sumber kekuatan dan kehidupan sejati. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (4:32-34.39-40)


"Hanya Tuhanlah Allah di langit dan bumi, tidak ada yang lain!"


32 Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, "Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. 33 Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup? 34 Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsy yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? 39 Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. 40 Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat.
(Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.

2. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya.

3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

4. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:14-17)


"Kamu, telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah; oleh Roh itu kita berseru, ya 'Abba, ya Bapa!'"

14 Saudara-saudara terkasih, semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (28:16-20)


"Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."



16 Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku- perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

1... 1 2 //
I. Demikianlah Injil Tu- han
1... 7 17 65 67 6 //
U.Terpujilah Kris- tus
Renungan


Rekan-rekan yang budiman!

Seperti diperintahkan Yesus, para murid kini berkumpul di Galilea. Dia sendiri telah mendahului mereka. Begitulah, seperti disampaikan Matius pada akhir Injil pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus tahun ini (Mat 28:16-20), di Galilea, di sebuah bukit yang ditunjukkan sang Guru, mereka melihat Yesus dan mengenali kebesarannya, dan mereka sujud kepadanya. Kepada mereka ia menegaskan bahwa semua kuasa di surga dan di bumi telah diberikan kepadanya (ay. 18); sehingga tak perlu lagi ada keraguan (terungkap pada akhir ay. 17). Para murid diminta memperlakukan semua bangsa sebagai muridnya dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus (ay. 19-20a). Ia juga berjanji menyertai mereka hingga akhir zaman (ay. 20b).


Injil Matius menampilkan Yesus sebagai tokoh Musa yang membawakan hukum-hukum dari Allah sendiri kepada umat. Tetapi berbeda dengan Musa, Yesus mengajar di sebuah bukit yang dapat didekati orang banyak, tidak dari puncak gunung yang tak terjangkau, yang diliputi awan-awan tebal. Bukit tempat Yesus mengajar menampilkan suasana lega, tidak mencekam. Para murid dapat memandanginya, tidak seperti Musa dulu yang wajahnya sedemikian menyilaukan. Tempat pemberian hukum sudah bukan lagi di wilayah yang terpisah dari masyarakat luas dan kehidupan sehari-hari. Bukan lagi di padang gurun, bukan lagi di puncak Sinai, tak lagi terpusatkan di Yerusalem dan Bait Allah. Hukum baru ini tersedia bagi siapa saja. Injil mengutarakannya dengan "Galilea", yakni wilayah persimpangan tempat macam-macam orang bisa bertemu. Yang disampaikan bukan lagi seperangkat aturan dan hukum, melainkan ajaran kehidupan, kesahajaan, serta keluguan batin, karena Kerajaan Allah berdiam dalam kesahajaan dan keluguan seperti itu. Kini pada akhir Injil Matius, para murid diminta agar membuat ajaran tadi lebih dikenal lebih banyak orang lagi. Akan kita dalami hal ini lebih lanjut nanti.

KUASA DI SURGA DAN DI BUMI
Gambaran ini bukan barang baru. Sudah dikenal dari kitab Daniel 7:14. Dalam penglihatan Daniel, tampillah sosok yang seperti manusia datang menghadap Yang Lanjut Usia untuk memperoleh kuasa daripadaNya. Dan kekuasaan ini tak akan ada selesainya. Bagaimana menafsirkan gambaran ini? Sering sosok itu diterapkan kepada seorang Mesias yang akan datang. Pendapat ini tidak banyak berguna. Hanya membuai harapan. Juga sering dipandang sebagai kejayaan kaum beriman. Tetapi pemahaman ini juga tidak banyak membantu. Malah kurang cocok dengan kehidupan beragama yang sejati yang tidak mencari kejayaan, melainkan terarah pada sikap bersujud. Penglihatan Daniel tadi sebetulnya menggambarkan kemanusiaan yang baru. Yakni kemanusiaan yang selalu mengarah kepada Yang Ilahi. Kemanusiaan yang berkembang dalam hubungan dengan dia yang memberi kuasa atas jagat ini. Itulah yang telah diperoleh kembali oleh Yesus dengan salib dan kebangkitannya. Dan itulah yang kini dibagikan kepada umat manusia.

Yesus membuat kemanusiaan baru dalam penglihatan Daniel tadi menjadi kenyataan. Di dalam dirinya Yang Ilahi dapat tampil dengan leluasa, bukan hanya di surga, tapi juga di bumi. Juga tidak ada lagi tempat di surga atau di bumi yang menjadi terlarang bagi kemanusiaan karena semuanya diciptakan bagi kemanusiaan baru ini. Bukan berarti ruang leluasa itu dapat dipakai begitu saja. Keleluasaan membawa serta tanggung jawab menjaga kelestarian. Justru kemanusiaan yang terbuka ini ialah yang ikut mengembangkan jagat sehingga menjadi tempat Yang Ilahi dimuliakan.

SEMUA DIANGGAP SESAMA MURID
Kata-kata Yesus dalam ay. 19 itu tidak perlu ditafsirkan sebagai perintah untuk "mempertobatkan" semua bangsa menjadi muridnya. Dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, perintah itu dapat dirumuskan demikian: "Kalian akan pergi ke mana-mana dan menjumpai macam-macam orang; perlakukanlah mereka itu sebagai muridku!" Jadi tekanan bukan pada membuat bangsa-bangsa menjadi murid Yesus dengan menurunkan ilmu atau pengetahuan. Yang diminta Yesus ialah agar para murid tadi menganggap siapa saja yang akan mereka jumpai nanti sebagai sesama murid. Pernyataan ini amat berani. Di situ terungkap kepercayaan besar. Bagaimana penjelasannya? Wafat dan kebangkitan Yesus telah mengubah jagat ini secara menyeluruh sehingga siapa saja, pernah ketemu atau tidak dengannya, pernah mendengar atau belum tentangnya, pada dasarnya sudah menjadi ciptaan baru, menjadi kemanusiaan baru. Dalam bahasa Injil - mereka sudah menjadi murid Yesus sendiri. Dan murid-murid yang mengikutinya dari tempat ke tempat dulu diminta menganggap semua orang yang mereka jumpai nanti sebagai sesama murid. Tak ada ruang lagi bagi mereka untuk berbangga-bangga. Mereka tidak lebih dekat, tidak lebih baik, tidak lebih memiliki ajaran benar. Semua orang ialah muridnya dan para murid pertama justru diminta memperlakukan mereka seperti diri mereka sendiri. Dan yang memang merasa dekat hendaknya memperlakukan orang lain yang belum pernah mendengar tentang Yesus sebagai yang sama-sama telah mendapat pengajaran batin dari Yesus sendiri! Tentu saja janganlah kita mengerti hal ini sebagai gagasan sama rata sama rasa yang akan membuat pengajaran ini sebuah karikatur belaka.

Apakah tafsiran ini tidak berseberangan dengan ciri misioner Gereja? Samasekali tidak. Pemahaman ini justru menunjukkan betapa luhurnya pengutusan para murid. Mereka diminta memperlakukan semua orang sebagai sesama, bahkan sesama murid. Mereka dapat saling belajar tentang kekayaan masing-masing. Baru demikian komunitas para pengikut Yesus akan memenuhi keinginannya. Inilah yang membuat iman tidak berlawanan dengan kebudayaan. Bahkan iman berkembang dengan kebudayaan. Bila begitu kemanusiaan dapat menjadi juga kemanusiaan yang dapat didiami keilahian seperti dalam kehidupan Yesus sendiri.

Pengutusan tidak perlu diartikan sebagai penugasan membagi-bagikan kebenaran kepada mereka yang dianggap berada dalam ketidaktahuan. Sebaliknyalah, para murid itu baru boleh disebut menjadi utusan yang sungguh bila membiarkan diri diperkaya oleh "para bangsa" - oleh orang-orang yang mereka datangi. Para murid diutus ke mana-mana dan di semua tempat itulah mereka akan menemukan orang-orang lain yang memiliki pelbagai pengalaman mengenai Yang Ilahi.

Dalam Injil hari ini hal itu dikatakan dengan "Baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus!" Artinya, mengajak orang mengenal adanya pengasal hidup (Bapa), dan yang menjalankannya sebaik-baiknya (Putra), serta yang melangsungkan dan menjaganya (Roh Kudus). Menginisiasikan orang ke dalam hidup komunitas Gereja - membaptis - ialah sebuah cara untuk menandai niat untuk mendalami serta menghayati perintah tadi. Ada pelbagai cara lain dalam hidup bersama sebagai murid Yesus. Kehidupan Gereja pada abad-abad pertama justru menunjukkan kenyataan ini. Orang dari kalangan Yahudi diajak terbuka menerima orang dari kalangan Yunani. Inilah kekayaan pengutusan para murid.

Sekadar catatan mengenai paham Tritunggal. Dalam menjelaskan pokok iman ini, akan membantu bila diperlihatkan juga pendapat mana yang tidak cocok dengan penghayatan iman yang nyata dalam Gereja. Yang bukan ajaran iman ialah gagasan "tri-teisme", adanya tiga sesembahan. Ada dua pendapat lain yang tidak amat kentara ketidaksesuaiannya dengan penghayatan iman. Yang pertama mengatakan bahwa Putra dan Roh Kudus itu diciptakan oleh Bapa, atau semacam perpanjangan dari Allah yang satu - pendapat ini biasanya disebut "subordinasionisme" karena membawahkan kedua pribadi pada salah satu. Ada pula penjelasan yang mengatakan bahwa Tritunggal hanyalah sekadar tiga bentuk atau cara Allah tampil bagi manusia dan bukan sungguh pribadi ilahi. Pendapat ini sering disebut "modalisme". Termasuk di sini pendapat bahwa ketiganya hanya kiasan mengenai sifat-sifat ilahi belaka. Iman yang nyata tidak berdasarkan gagasan-gagasan tadi, melainkan menerima keilahian sebagai yang esa dan mengalaminya sebagai yang merahimi kehidupan, melaksanakannya, dan menjaganya. Inilah iman akan Tritunggal yang menghidupi Gereja sepanjang zaman.

RAGU-RAGU?
Dalam ay. 17b disebutkan ada beberapa orang yang ragu-ragu. Maksudnya, tidak begitu yakin bahwa yang mereka dapati dan mereka lihat di gunung di Galilea itu ialah Yesus yang sudah bangkit. Dalam hati kecil mereka bertanya, betulkah demikian? Kok sesederhana ini, kok tidak menggetarkan, kok tidak membuat orang takluk langsung. Dan juga, kok tidak memberi kemuliaan besar kepada mereka yang telah setia mengikutinya dari tempat ke tempat? Terhadap keraguan ini Yesus hanyalah memberi penegasan iman: yang dibawakannya ke dunia ini ialah kemanusiaan yang tertebus, kemanusiaan baru, yang terbuka bagi keilahian. Dan itulah kuasa atas surga dan bumi. Menjadi muridnya berarti ambil bagian dalam kemanusiaan yang tertebus ini. Bila demikian para murid boleh yakin akan tetap disertai guru mereka hingga akhir zaman, hingga saat kemanusiaan yang tertebus itu menjadi kenyataan di bumi dan di surga seutuhnya. Kata-kata ini menjadi bekal hidup bagi siapa saja yang mau mengikuti Yesus. Juga bagi kita sekarang.

DARI BACAAN KEDUA: PENGARAHAN PAULUS (Rom 8:14-17)
Paulus dalam petikan surat Roma yang dibacakan kali ini menegaskan bahwa siapa saja- semua orang - yang dipimpin Roh Allah ialah "anak Allah", artinya, sudah amat dekat denganNya. Inilah kekuatan Roh-Nya. Penegasan ini menggemakan iman akan karya ilahi dalam tiap orang seperti tertera dalam Mat 28:19 yang dikupas di atas, yakni menganggap siapa saja sebagai sesama murid. Bukan untuk ditobatkan, melainkan untuk diajak berbagi keyakinan akan karya ilahi dalam diri masing-masing.
Pandangan seperti ini bisa terasa terlalu optimis dan bisa jadi rada naif dalam dunia yang terbagi-bagi dalam agama. Tetapi yang diarah Paulus bukan sekadar keagamaan melainkan kerohanian mempercayai kehadiran ilahi di dalam diri siapa saja.



Salam hangat,
A. Gianto






Photobucket

Sabtu, 06 Juni 2009, Hari Biasa Pekan IX

Sabtu, 06 Juni 2009
Hari Biasa Pekan IX


Doa Renungan

Tuhan Allah kami, kami bersyukur atas banyak hal yang boleh kami alami. Jika di waktu-waktu yang lalu kami kurang bersyukur, saat ini kami datang di hadapan-Mu ya Tuhan, mensyukuri banyak anugerah yang telah kami terima dari-Mu. Semoga Sabda yang akan kami baca ini, membantu kami untuk bersyukur, sehingga kami juga mampu berbagi dengan sesama kami hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Tobit (12:1.5-15.20)


"Aku naik kepada Dia yang mengutus aku. Tetapi kalian, pujilah Tuhan."

Setelah perayaan nikah Tobia dan Sara selesai, Tobit memanggil anaknya Tobia dan berkata, "Anakku, jangan lupa memberikan upah kepada orang yang mengantar engkau. Dan ingatlah untuk menambah upahnya." Maka Tobit berkata kepada Rafael, "Ambillah sebagai upahmu separuh dari segala sesuatunya yang kaubawa waktu datang, lalu engkau boleh pergi dengan selamat." Tetapi Rafael memanggil Tobit dan Tobia sendiri-sendiri, lalu berkata kepada mereka, "Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di hadapan semua orang yang hidup, karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepadamu. Pujilah nama-Nya dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada semua orang perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia. Memang rahasia raja patut disembunyikan, tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan dan dimuliakan. Lakukanlah yang baik, niscaya malapetaka tidak akan menimpa kalian. Lebih baiklah doa yang benar dan sedekah yang jujur daripada kekayaan yang lalim. Sungguh, sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang memberi sedekah akan mencapai umur panjang. Sebaliknya, orang yang melakukan dosa dan kejahatan, merugikan diri sendiri. Segenap kebenaran hendak kuwartakan kepadamu dan tidak satu pun kusembunyikan terhadap kalian. Sudah kutandaskan kepadamu: Rahasia raja patut disembunyikan, tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan. Maka ketahuilah, ketika engkau dan Sara berdoa, akulah yang menyampaikan ingatan akan doamu itu ke hadapan kemuliaan Tuhan. Demikian pula waktu engkau menguburkan orang-orang mati! Ketika engkau serta merta bangkit dan meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani jenazah itu, akulah yang diutus untuk mencobai engkau. Lagipula aku jugalah yang diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu. Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Allah yang mulia. Oleh sebab itu, pujilah Tuhan di atas bumi dan muliakanlah Allah! Camkanlah! Aku naik kepada Dia yang telah mengutus aku. Tuliskanlah segala sesuatu yang telah terjadi atas dirimu." Lalu Rafael naik dan tidak dapat mereka lihat.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Lagu Antar Bacaan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya
Ayat.
(Tobit 13:2.6-7.8)
1. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, kerajaan-Nya tetap sepanjang sekalian abad. Memang Ia menyiksa tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tanagn-Nya.
2. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikannya terhadap kamu.
3. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
4. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepadamu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang bersemangat miskin, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:38-44)


"Janda miskin itu telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain."


Pada suatu hari Yesus dalam pengajaran-Nya berkata, "Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat. Mereka suka berjalan-jalan memakai pakaian panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada kali lain sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya: semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Banyak orang mencari kemuliaan dan penghormatan lahiriah saja, seperti ahli-ahli Taurat yang dikecam Yesus. Orang-orang itu mencari pujian, kehormatan, dan nama di hadapan manusia. Karena itu, ada yang bahkan membeli gelar. Namun, apa yang mulia dan luhur di hadapan manusia, belum tentu demikian halnya – bahkan sering kali merupakan kejijikan – dalam pandangan Tuhan.

Tuhan tidak menilai menurut rupa lahiriahnya saja, melainkan lebih-lebih melihat keadaan batinnya. Seperti persembahan janda miskin yang dalam pandangan dunia tidak ada artinya, dalam pandangan Allah mempunyai nilai yang sangat besar, bahkan Tuhan Yesus mengatakan bahwa janda itu telah memberikan lebih banyak daripada yang lain-lain.

Dalam hidup kita sebagai murid Kristus, kasihlah yang memberikan nilai. Segala sesuatu akan dinilai menurut kadar kasih yang menyertai setiap perbuatan. Pada akhir hidup, kita akan diadili menurut kasih, demikian kata Pujangga Gereja Santo Yohanes dari Salib.

Santa Theresia Lisieux, yang dalam hidupnya tidak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, telah menjadi santa besar dan menjadi teladan banyak orang karena ia memiliki kasih yang amat besar. Ia selalu melakukan pekerjaannya dengan kasih.

Ya Tuhan, bakarlah hatiku dengan kasih-Mu, supaya hidupku berharga bagi-Mu. Amin.



Ziarah Batin 2009

Photobucket

Jumat, 05 Juni 2009, Pw. St. Bonifasius, UskMrt


Jumat, 05 Juni 2009
Pw St. Bonifasius, UskMrt
Jumat Pertama Dalam Bulan


"Datanglah kepada-Ku kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat dan Aku akan memberikan kelegaan kepada-Mu." (Mat 11:28)


Doa Renungan
Allah Bapa kami yang maha pengasih dan penyayang, semoga kami semua sering menyambut tubuh dan darah Kristus serta menimba kekuatan baru untuk berbuat baik dan hidup suci. Semoga kami selalu mengagungkan misteri kudus tubuh dan darah-Mu, sehingga pantas menikmati hasil penebusan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan bertahta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Tobit (11: 5-17)


"Aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kini aku dikasihi-Nya, dan aku melihat kembali anakku, Tobia."


Pada waktu itu duduklah Hana mengamati jalan yang bakal ditempuh Tobia, anaknya. Ia telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang. Berkatalah Hana kepada ayah Tobia, "Sungguh, anakmu tengah datang dan juga orang yang menyertainya." Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya, "Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka. Oleskanlah empedu ikan itu pada matanya. Obat itu akan meresap dahulu, lalu akan mengelupaskan bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya." Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya, lalu berkatalah ia, "Setelah engkau kulihat, Anakku, sekarang aku dapat mati!" Dan ia pun menangis. Tobit pun berdiri dan meskipun kakinya tersandung-sandung, ia keluar dari pintu pelataran rumah. Tobia menghampiri ayahnya dengan membawa empedu ikan itu. Lalu ditiupinya mata Tobit, ditopangnya ayahnya, dan kemudian berkatalah ia kepadanya, "Tabahkan hatimu, Ayah!" Kemudian obat itu dioleskannya pada mata Tobit dan dibiarkannya sebentar. Lalu dengan kedua belah tangannya dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya. Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya, "Aku melihat engkau, Anakku, cahaya mataku!" Ia menyambung pula, "Terpujilah Allah! Terpujilah nama-Nya yang besar! Terpujilah para malaikat-Nya yang kudus! Hendaklah nama Tuhan yang besar berada di atas kita dan terpujilah segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh, aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi aku melihat kembali anakku Tobia!" (Kemudian masuklah Tobia ke rumah dengan sukacita sambil memuji Allah dengan segenap hatinya. Diceritakannya kepada ayahnya bahwa perjalanannya berhasil baik; bahwa ia telah membawa uang itu dan sudah mengambil Sara anak perempuan Raguel menjadi isterinya dan bahwa isterinya masih dalam perjalanan dan sudah dekat pada pintu gerbang kota Niniwe. Maka keluarlah Tobit menjemput anak menantunya pada pintu gerbang kota Niniwe dengan sukacita seraya memuji Allah. Melihat Tobit berjalan dan maju dengan kekuatannya seperti dahulu tanpa diantar oleh siapa pun maka tercengang-cenganglah penduduk kota Niniwe. Tobit pun lalu memaklumkan di hadapan mereka bahwa ia telah dikasihani oleh Allah yang telah mencelikkan matanya. Akhirnya Tobit mendekati Sara, isteri anaknya Tobia, lalu diberkatinya dengan berkata: Selamat datang, anakku. Terpujilah Allahmu yang mengantar engkau kepada kami, hai anakku! Tuhan memberkati ayahmu, memberkati anakku Tobia dan memberkati engkau sendiri, hai anakku. Masuklah ke rumahmu dengan selamat, dengan berkat dan gembira! Masuklah, hai anakku!")
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan, dan menyelamatkan daku
Ayat.
(Mzm 146:2abc.7.8-9a.9bc-10)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Tuhan tetap setia untuk selama-lamanya, Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang yang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya. Allahmu, ya Sion, turun temurun!

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:35-37)

"Bagaimana mungkin Mesias itu anak Daud?"


Pada suatu hari Yesus mengajar di Bait Allah, kata-Nya, "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri berkata dengan ilham Roh Kudus, "Tuhan telah bersabda kepada Tuanku: Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia sekaligus anaknya?" Orang yang besar jumlahnya mendengarkan Yesus dengan penuh minat.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan

Dewasa ini banyak juga orang yang mempertanyakan, apakah Yesus itu benar-benar Anak Allah? Kalau begitu, siapa ibunya? Itu pertanyaan yang terlalu naif, duniawi, dan bodoh.

Allah tidak beristri dan Dia melahirkan Sang Putra, yang kemudian menjadi manusia Yesus, secara rohani, lewat pengenalan diri yang sempurna. Bagi kita yang penting ialah mengakui Yesus sebagai

Tuhan, artinya percaya, bahwa Yesus itu adalah Allah, yang menciptakan langit dan bumi, bahwa Dia Mahakuasa, dapat melakukan segala sesuatu; Dia Mahatahu, mengetahui segala sesuatu dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Dia. Ia juga mengenal kita masing-masing dan mengasihi kita masing-masing pula. Namun, itu belum cukup. Kita juga harus menerima Yesus sebagai Tuhan, artinya memasuki suatu hubungan yang sungguh-sungguh pribadi dengan Dia dan menjadikan Dia titik pusat seluruh hidup kita, sehingga Ia dapat mengendalikan seluruh hidup kita; membiarkan Dia berkarya dalam seluruh hidup kita; menyerahkan hidup supaya Ia dapat membentuk, memperbarui, dan menjadikannya indah.

Ya Tuhan, aku mau menyerahkan seluruh hidupku kepada-Mu supaya Engkau sendiri yang berkuasa atasnya serta menjadikannya indah oleh kuasa Roh Kudus-Mu sendiri. Amin.


Ziarah Batin 2009

Photobucket

Kamis, 04 Juni 2009, Hari Biasa Pekan IX

Kamis, 04 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XI


"Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." (1Yoh 4:19)


Doa Renungan

Allah Bapa yang penuh kasih, kami tahu hari ini Engkau tetap menyertai perjalanan hidup kami. Kami ingin mendengarkan sabda-Mu kembali. Berbicaralah ya Tuhan, kami mendengarkan. Kami ingin memulai hari ini di dalam Engkau, agar seluruh hari kami jalani bersama-Mu. Dengan demikian setiap peristiwa yang akan kami alami hari ini dapat kami terima di bawah terang kasih-Mu. Dalam Kristus, Tuhan kami. Amin.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Tobit (6:10-11;7:1.9-17;8:4-9a)


"Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."



Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, "Saudara Tobia!" Sahut Tobia, "Ada apa?" Rafael menyambung, "Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara." Ketika mereka tiba di kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, "Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami." Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, "Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!" Lalu mereka dipersilakannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!" Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, "Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku." Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, "Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, Anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka Anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!" Tetapi sahut Tobia, "Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku." Maka jawab Raguel, "Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, Anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu." Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil berkata, "Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua. Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah leluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, 'Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.' Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama." Serentak berkatalah mereka, "Amin! Amin!" Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang takwa pada Tuhan.
Ayat.
(Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)


"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah."


Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?" Yesus menjawab, "Perintah yang utama ialah: 'Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.' Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini. Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, "Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan." Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah." Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

· Kasih memang merupakan hukum utama dan pertama, semua hukum atau aneka tatanan dan aturan hidup bersama dibuat dan diundangkan atau diberlakukan hemat saya demi kasih, dijiwai oleh kasih, agar siapapun yang terkait dengan aturan atau tatanan tersebut hidup saling mengasihi.


Hidup saling mengasihi hemat saya mudah dihayati jika masing-masing dari kita berani menghayati diri sebagai ‘yang terkasih’, yang diciptakan oleh Allah dalam dan oleh kasih-Nya dengan bekerja sama dengan atau partisipasi dari orangtua, bapak-ibu kita yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh. Maka kami berharap para bapak-ibu atau orangtua yang telah saling mengasihi yang demikian itu dapat menjadi saksi atau teladan hidup saling mengasihi bagi anak-anaknya. Sebaliknya siapapun yang merasa menjadi anak, dan kiranya kita semua pernah atau masih menjadi anak dari orangtua kita, marilah kita hayati bahwa kita telah menerima kasih melimpah ruah dari Allah melalui orangtua atau bapak-ibu kita masing-masing. Pengalaman hidup saling mengasihi di dalam keluarga akan menjadi bekal atau modal yang dapat dikembangkan dalam hidup bersama yang dijiwai oleh kasih. Mengasihi dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan atau tenaga berarti mengasihi tanpa syarat atau catatan kaki.


Kasih sejati tidak dapat diukur dengan uang atau harta benda. Ingatlah juga kasih sering disimbolkan dengan cincin yang bulat dan tanpa ujung pangkal, yang berarti total dan tanpa batas waktu maupun tempat. Marilah kita sikapi atau hadapi aneka masalah, tantangan atau hambatan serta aneka tatanan dan aturan dalam dan dengan kasih.


· "Bangunlah, adinda, mari kita berdoa dan mohon kepada Tuhan kita, semoga dianugerahkan-Nya belas kasihan serta perlindungan." (Tb 8:4) , demikian ajakan Tobia terhadap Sara, isterinya. Apa yang dilakukan Tobia ini kiranya dapat menjadi teladan bagi para suami-isteti: berdoa bersama untuk mohon belas kasihan dan perlindungan Tuhan dalam hidup saling mengasihi dan semoga janji untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati sungguh terjadi dalam diri suami-isteri. Ajakan berdoa tersebut dilakukan sebelum tidur bersama, atau mungkin sebelum mewujudkan hidup saling mengasihi dengan hubungan seks atau persetubuhan.


Biarlah belas kasihan Tuhan menjadi nyata dalam bentuk anugerah besar, yaitu anak, sebagai buah saling mengasihi. Kebiasaan berdoa bersama kiranya juga merupakan jalan bagi suami-isteri agar dijauhkan dari perncobaan untuk berselingkuh atau menyeleweng. Pada masa kini kiranya cukup banyak suami-isteri sering harus berpisah secara phisik karena tugas atau pekerjaan, maka baiklah dengan adanya sarana komunikasi modern seperti HP atau email, hendaknya saling berkomunikasi untuk menentukan kapan atau jam berapa mau berdoa bersama. Biarlah motto ‘jauh di mata dekat di hati’ menjadi nyata antara lain dengan berdoa bersama pada waktu yang sama, meskipun tempat berbeda atau berjauhan. Ingatlah ketika sedang sendirian, alias tidak bersama suami atau isteri, hendaknya tidak berselingkuh atua menyeleweng. Mungkin ketika anda berlingkuh atau menyeleweng merasa aman karena tidak diketahui langsung oleh pasangan, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tahu dan melihatnya, dan pada suatu saat pasangan andapun pasti akan mengetahuinya juga. Hidup saling mengasihi dalam keadaan atau situasi apapun merupakan kebijakan yang mengagumkan bagi orang lain.



Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

Rabu, 03 Juni 2009, Pw. St. Carolus Lwanga dkk, Martir

Rabu, 03 Juni 2009
Pw. St. Carolus Lwanga dkk, Martir

"Ia bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup"


Doa Renungan Pagi

Bapa, sabda-Mu adalah pelita dan terang bagi jalan kami. Kami bersyukur karena rahmat penyertaan-Mu dalam setiap perjalanan hidup kami. Biarlah Sabda-Mu yang adalah terang ini, selalu kami ingat, sehingga apa pun peristiwa yang kami alami hari ini, kami tahu bahwa Engkau selalu menyertai kami. Amin.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Tobit (3:1-11a,16-17a)

"Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan."


Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah ia berdoa begini, "Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran. Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku mendengar nista." Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, puteri Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, "Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorang pun yang kaunikmati! Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!" Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikirlah ia dalam hati, "Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, 'Bapa hanya punya satu puteri kesayangan. Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri." Niscaya karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku." Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, "Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar nista." Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.
Ayat.
(Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9)
1. Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.
2. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
3. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
4. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)


"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Orang-orang yang bersikap mental materialistis pada umumnya apa yang menjadi keprihatinan atau perhatiannya hanya sampai pada apa yang kelihatan, yang dapat dilihat dengan mata kepala. Maka isi pikiran atau otaknya juga hal-hal duniawi atau materialistis. Dengan kata lain mereka tidak atau kurang percaya kepada Allah, kepada Penyelenggaraan Ilahi, yang terus menerus berkarya dalam seluruh ciptaan-Nya di bumi ini, baik dalam diri mereka yang lemah atau kuat, kaya atau miskin, kecil atau besar, dst.. Mereka tidak percaya bahwa “Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup”. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk menghayati ‘Allah orang hidup’, artinya kita hidup dan bertindak dalam dan atas nama Allah dalam situasi atau kondisi apapun, kapanpun dan dimanapun. Dalam keadaan, kondisi atau situasi apapun kita tetap hidup, dinamis, gembira, ceria, bergairah, penuh pengharapan. Yang kita kejar atau usahakan adalah keselamatan jiwa, sebagaimana dikatakan oleh St.Ignatius Loyola: “Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan demikian menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan” (Ignatius Loyola, LR no 23). Ciptaan lain, harta benda/uang, sesama manusia, tanaman dan binatang merupakan pertolongan atau dukungan bagi kita untuk mengusahakan keselamatan jiwa; semuanya itu bersifat sementara, tidak abadi, termasuk kita manusia yang lemah dan rapuh ini. Maka hendaknya kita juga memfungsikan anggota-anggota tubuh kita untuk mengejar keselamatan jiwa, dan dengan demikian harta benda/uang, aneka kekayaan atau milik kita secara otomatis menjadi sarana atau pendukung mengejar keselamatan jiwa, atau kesucian hidup.

· "Engkaulah adil, ya Tuhan, semua perbuatanMupun adil pula; semua tindakan-Mu belas kasihan dan kebenaran, dan dunia semesta diadili oleh-Mu. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah kepadaku, pandangilah aku! Jangan aku Kauhukum sekedar segala dosaku dan setimpal dengan kekhilafanku kepadaMu, atau sekedar dosa yang diperbuat nenek moyangku!” (Tb 3:2-3). Doa keluh kesah permohonan ini mungkin juga menjadi doa permohonan dan keluh kesah kita kepada Tuhan. Marilah kita mohon belah kasihan dan pengampunan Tuhan atas dosa dan kesalahan kita. Sebenaranya jika kita berani mawas diri dengan benar kita telah menerima belas kasihan Tuhan melimpah ruah. Entah telah berapa banyak kita berbuat dosa atau bersalah, namun kita dibiarkan dan dianugerahi untuk terus hidup dengan bebas. Tuhan tidak menghukum kita. Mungkin kita harus menghadapi aneka tantangan, hambatan atau kesulitan, baiklah hal itu kita hayati sebagai wahana untuk semakin menghayati belas kasihan Tuhan. Belas kashan Tuhan dapat menjadi nyata dalam aneka pertolongan, bantuan atau dukungan dari orang lain atau sesama kita dalam menghadapi aneka tantangan, hambatan atau kesulitan. Bukankah kita telah berhasil mengatasi aneka tantangan, bambatan atau kesulitan karena bantuan dan dukungan orang lain? Marilah kita hayati semua bantuan, dukungan atau pertolongan orang lain sebagai belas kasihan Tuhan pada kita yang lemah dan rapuh ini. Dengan menghayati belas kasihan Tuhan kita tidak perlu khawatir akan masa depan, termasuk ketika kita dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Rumah masa depan, hidup mulia di sorga bersama Allah Pencipta dan Yesus yang kita imani, tersedia bagi kita yang menghayati belas kasihan Tuhan.



Ignatius Sumarya, SJ

Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy