Hari Biasa Pekan XIV
Yesus memberikan kuasa untuk menyembuhkan dan mengusir roh-roh jahat kepada kedua belas murid-Nya. Disebutkan juga nama kedua belas murid tersebut. Selanjutnya mereka diingatkan untuk membatasi perutusan mereka kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, pada hari ini Engkau memanggil murid-murid-Mu dan mengutus mereka untuk mewartakan karya keselamatan-Mu melalui perkataan dan perbuatan. Bukalah hati kami agar dengan penuh kerinduan kami menantikan Kerajaan-Mu sendiri. Bantulah kami pula dengan rahmat-Mu supaya kami dapat mewartakan penyelamatan-Mu kepada sesama melalui perbuatan kami sehari-hari. Semoga Engkau sendirilah yang membimbing kami. Demi Kristus Tuhan kami, yang hidup, berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Kejadian (41:55-57; 42:5-7a.17-24a)
"Kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita."
Sekali peristiwa seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun. Maka berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir, "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu." Kelaparan itu melanda seluruh bumi. Maka Yusuf membuka semua lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab kelaparan itu makin hebat di tanah Mesir. Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab kelaparan itu menghebat di seluruh bumi. Di antara orang yang datang membeli gandum itu terdapatlah pula anak-anak Israel , sebab tanah Kanaan pun ditimpa kelaparan. Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Maka ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap, dan kepadanyalah mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah. Yusuf melihat saudara-saudaranya dan segera mengenal mereka. Tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing bagi mereka. Dan dimasukkannyalah mereka semua ke dalam tahanan tiga hari lamanya. Pada hari ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka, "Buatlah begini, maka kalian akan tetap hidup, sebab aku takut akan Allah. Jika kalian orang jujur, biarkanlah seorang saudaramu tetap tinggal terkurung dalam rumah tahanan, tetapi kalian boleh pulang dengan membawa gandum untuk meredakan kelaparan seisi rumah. Tetapi saudaramu yang bungsu harus kalian bawa kepadaku sebagai tanda bukti bahwa perkataanmu benar. Kalau begitu kalian tidak akan mati." Demikianlah diperbuat mereka. Mereka berkata seorang kepada yang lain, "Betul-betul kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita Yusuf! Bukankah kita melihat betapa besar kesesakan hatinya ketika ia memohon belas kasih kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya! Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa diri kita." Lalu Ruben menjawab mereka, "Bukankah dahulu kukatakan kepadamu, 'Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu!' Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut daripada kita." Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai juru bicara. Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 33:2-3.10-11.18-19)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!
2. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)
"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus, anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria , melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel . Pergilah dan wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
· Roh-roh jahat menggejala dalam berbagai bentuk tindakan amoral seperti “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21).
Yesus mengutus para rasul untuk mengusir roh-roh jahat tersebut, dan kiranya sebagai umat beriman kita semua juga memiliki tugas pengutusan tersebut di dalam kehidupan dan kerja kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Perilaku amoral tersebut mungkin terjadi di lingkungan hidup dan kerja kita, di dalam keluarga, masyarakat atau tempat kerja, atau mungkin juga sering kita lakukan sendiri secara diam-diam. “Kerajaan Sorga sudah dekat”, demikian sabda Yesus, yang berarti Allah hidup dan berkarya di sekitar kita, di lingkungan hidup kita. Maka ketika kita bertindak amoral secara diam-diam alias tidak diketahui dan dilihat oleh saudara-saudari kita, Allah tetap melihat apa yang kita lakukan.
Kita akan berani mengusir roh jahat yang hidup dan berkarya dalam diri saudara-saudari kita jika kita sendiri telah berhasil mengusir roh jahat yang bercokol di hati kita masing-masing. Maka hendaknya pertama-tama dan terutama marilah kita usir roh jahat dalam diri kita yang menggejala dalam aneka kejahatan sebagaimana kami kutipkan di atas, dan kemudian berkembang ke saudara-saudari yang dekat dengan kita setiap hari, misalnya suami atau isteri, anak-anak, rekan kerja dan bergaul, dst.. Selama masih ada aneka macam bentuk penyakit yang ada di dalam diri kita, entah secara pribadi atau kelompok/bersama-sama, berarti roh jahat masih bercokol di dalam diri kita.
· “Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu. Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati.” (Kej 42:19-20), demikian kata Yusuf kepada saudara-saudaranya yang telah bertindak jahat terhadap Yusuf. Mendengarkan hal itu mereka pun saling menyadari dan menyalahkan atas apa yang telah mereka lakukan, dan mereka tidak tahu bahwa yang berkata tersebut adalah Yusuf, saudaranya, yang telah mereka sengsarakan dengan kejahatan mereka. “Yang terbuang” secara pelan-pelan menyadarkan dan menyelamatkan saudara-saudaranya, itulah yang terjadi, antara lain mereka diminta kejujuran mereka. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 17). Kejujuran ini hendaknya sedini mungkin dibiasakan dan dibinakan dalam diri anak-anak, entah di dalam keluarga maupun sekolah, dan tentu saja antara lain dengan teladan atau kesaksian dari orangtua dan para guru/pendidik.
Salah satu cara untuk membiasakan perilaku jujur bagi anak-anak di sekolah adalah larangan untuk menyontek dalam ulangan atau ujian. Membiarkan atau memberi kemungkinan bagi anak-anak, peserta didik atau mahasiswa untuk menyontek dalam ulangan atau ujian berarti melatih mereka untuk berbohong dan korupsi. Di dalam keluarga kejujuran hendaknya juga menjiwai cara hidup dan cara bertindak seluruh anggota keluarga. Jika ada tindakan yang tidak jujur hendaknya segera diperingatkan dan diluruskan, jangan ditunda-tunda. “Berlakulah jujur jika anda ingin mujur, dan mungkin untuk itu untuk sementara harus hancur”.
Ignatius Sumarya, SJ