Rabu, 09 Juli 2009

Rabu, 09 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, anugerahilah kami semangat Yesus Putra-Mu, yang selalu mewartakan kabar gembira. Semoga Engkau memberi kami hati sebagai seorang murid yang siap diutus. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (44:18-21.23b-29; 45:1-5)

"Demi keselamatanmu Allah mengutus aku ke Mesir."

Di tanah Mesir Yusuf pura-pura menuduh adiknya, Benyamin, mencuri. Maka tampillah Yehuda mendekati Yusuf dan berkata, "Mohon bicara Tuanku, izinkanlah hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada Tuanku, dan janganlah bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab Tuanku adalah seperti Firaun sendiri. Tuanku telah bertanya kepada hamba-hamba ini, 'Masih adakah ayah atau saudaramu?' Dan kami menjawab Tuanku, 'Kami masih mempunyai ayah yang sudah tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, dan hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayah sangat mengasihi dia.' Lalu Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Bawalah dia kemari kepadaku, supaya mataku memandang dia.' Lagi Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang kemari bersama kalian, kalian tidak boleh melihat mukaku lagi.' Setelah kami kembali kepada hambamu, ayah kami, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan Tuanku itu. Kemudian ayah kami berkata, 'Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.' Tetapi jawab kami, 'Kami tidak dapat pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu, apabila adik yang bungsu tidak bersama-sama kami.' Kemudian berkatalah hambamu, ayah kami, 'Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku; yang seorang telah pergi, dan aku telah berkata, "Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali. Jika anak ini kamu ambil pula daripadaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan daku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka'." Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya. Lalu berserulah ia, "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran oleh orang-orang Mesir dan seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata Yusuf kepada mereka, "Marilah mendekat." Maka mendekatlah mereka. Kata Yusuf lagi, "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir. Tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kalian menjual aku ke sini, sebab demi keselamatan hidup kalianlah, Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan karya Tuhan yang ajaib.
Mzm
105:16-17.18-19.20-21
1. Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nya seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuat-Nya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Maka raja menyuruh melepaskan dia, dan penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)

"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."


Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kalian berangkat. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Ada orang ketika memperoleh tugas baru dengan detil bertanya-tanya perihal aneka sarana-prasarana atau faisilitas apa saja yang telah tersedia dalam melaksanakan tugas baru tersebut. Bahkan juga ada yang minta kepastian perihal imbal jasa atau jaminan sosial yang akan diterimanya. Dengan kata lain yang bersangkutan belum bekerja sudah kawatir akan masa depannya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan Yesus memberi tugas para rasul untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan serta berpesan: ”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”. Yang utama atau pokok dalam tugas pengutusan adalah manusianya, pribadi yang diutus, bukan sarana-prasarana atau jaminan sosial., apalagi dalam tugas pengutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah/Surga atau Kabar Baik. “The man behind the gun”, demikian kata sebuah motto.

Dalam tugas pengutusan apapun atau pekerjaan apapun yang utama dan pertama-tama adalah manusia, entah yang sedang menerima tugas maupun yang menerima pelayanan. Kehadiran pribadi yang diutus kiranya sudah merupakan suatu bentuk pelaksanaan tugas pengutusan; dan dengan saling hadir, bertemu dan curhat kiranya akan terjadi proses penyembuhan atau pertobatan alias pewartaan Kabar Baik.

· “Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia” (Kej 44:20-21), demikian kutipan pengakuan yang terbuka dari Yehuda di hadapan Yusuf, mewakili saudara-saudaranya. Ada kerinduan besar bagi Yusuf untuk memandang atau melihat atau bertatap muka dengan adiknya. Apa yang dirasakan oleh Yusuf ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Rindu pada saudara untuk bertatap muka dan bercuhat, itulah kiranya yang sering juga kita rasakan ketika sudah cukup lama berpisah dari saudara.

Memang kerinduan tersebut belum terobati hanya dengan berita atau doa. Maka baiklah bagi kita yang mungkin tidak terpisah secara phisik dan setiap hari bertemu, hendaknya memanfaatkan pertemuan tersebut untuk bercakap-cakap dan bercurhat, dan jika memang saudara dekat/kandung atau sebagai suami-isteri sebaiknya juga dilengkapi dengan sentuhan, ciuman sebagai tanda saling mengasihi.

Sentuhan atau ciuman yang lahir dari kasih kiranya lebih berarti dan bermakna daripada ceritera atau omongan panjang lebar. Kasih harus lebih diwujudkan dengan tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan. Anda sebagai suami-isteri yang saling mengasihi kiranya membenarkan kebenaran di atas, yaitu bahwa kasih harus lebih diwujudkan dalam tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan, maka kami berharap anda dapat menjadi saksi kasih tersebut dan menyebar-luaskan kepada saudara-saudari dimanapun dan kapanpun.





Ignatius Sumarya, SJ



Renungan Pagi

Rabu, 08 Juli 2009

Rabu, 08 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Yesus memberikan kuasa untuk menyembuhkan dan mengusir roh-roh jahat kepada kedua belas murid-Nya. Disebutkan juga nama kedua belas murid tersebut. Selanjutnya mereka diingatkan untuk membatasi perutusan mereka kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, pada hari ini Engkau memanggil murid-murid-Mu dan mengutus mereka untuk mewartakan karya keselamatan-Mu melalui perkataan dan perbuatan. Bukalah hati kami agar dengan penuh kerinduan kami menantikan Kerajaan-Mu sendiri. Bantulah kami pula dengan rahmat-Mu supaya kami dapat mewartakan penyelamatan-Mu kepada sesama melalui perbuatan kami sehari-hari. Semoga Engkau sendirilah yang membimbing kami. Demi Kristus Tuhan kami, yang hidup, berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (41:55-57; 42:5-7a.17-24a)


"Kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita."


Sekali peristiwa seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun. Maka berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir, "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu." Kelaparan itu melanda seluruh bumi. Maka Yusuf membuka semua lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab kelaparan itu makin hebat di tanah Mesir. Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab kelaparan itu menghebat di seluruh bumi. Di antara orang yang datang membeli gandum itu terdapatlah pula anak-anak Israel , sebab tanah Kanaan pun ditimpa kelaparan. Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Maka ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap, dan kepadanyalah mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah. Yusuf melihat saudara-saudaranya dan segera mengenal mereka. Tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing bagi mereka. Dan dimasukkannyalah mereka semua ke dalam tahanan tiga hari lamanya. Pada hari ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka, "Buatlah begini, maka kalian akan tetap hidup, sebab aku takut akan Allah. Jika kalian orang jujur, biarkanlah seorang saudaramu tetap tinggal terkurung dalam rumah tahanan, tetapi kalian boleh pulang dengan membawa gandum untuk meredakan kelaparan seisi rumah. Tetapi saudaramu yang bungsu harus kalian bawa kepadaku sebagai tanda bukti bahwa perkataanmu benar. Kalau begitu kalian tidak akan mati." Demikianlah diperbuat mereka. Mereka berkata seorang kepada yang lain, "Betul-betul kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita Yusuf! Bukankah kita melihat betapa besar kesesakan hatinya ketika ia memohon belas kasih kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya! Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa diri kita." Lalu Ruben menjawab mereka, "Bukankah dahulu kukatakan kepadamu, 'Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu!' Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut daripada kita." Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai juru bicara. Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat.
(Mzm 33:2-3.10-11.18-19)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!
2. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)


"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus, anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria , melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel . Pergilah dan wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Roh-roh jahat menggejala dalam berbagai bentuk tindakan amoral seperti “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21).

Yesus mengutus para rasul untuk mengusir roh-roh jahat tersebut, dan kiranya sebagai umat beriman kita semua juga memiliki tugas pengutusan tersebut di dalam kehidupan dan kerja kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Perilaku amoral tersebut mungkin terjadi di lingkungan hidup dan kerja kita, di dalam keluarga, masyarakat atau tempat kerja, atau mungkin juga sering kita lakukan sendiri secara diam-diam. “Kerajaan Sorga sudah dekat”, demikian sabda Yesus, yang berarti Allah hidup dan berkarya di sekitar kita, di lingkungan hidup kita. Maka ketika kita bertindak amoral secara diam-diam alias tidak diketahui dan dilihat oleh saudara-saudari kita, Allah tetap melihat apa yang kita lakukan.

Kita akan berani mengusir roh jahat yang hidup dan berkarya dalam diri saudara-saudari kita jika kita sendiri telah berhasil mengusir roh jahat yang bercokol di hati kita masing-masing. Maka hendaknya pertama-tama dan terutama marilah kita usir roh jahat dalam diri kita yang menggejala dalam aneka kejahatan sebagaimana kami kutipkan di atas, dan kemudian berkembang ke saudara-saudari yang dekat dengan kita setiap hari, misalnya suami atau isteri, anak-anak, rekan kerja dan bergaul, dst.. Selama masih ada aneka macam bentuk penyakit yang ada di dalam diri kita, entah secara pribadi atau kelompok/bersama-sama, berarti roh jahat masih bercokol di dalam diri kita.

· “Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu. Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati.” (Kej 42:19-20), demikian kata Yusuf kepada saudara-saudaranya yang telah bertindak jahat terhadap Yusuf. Mendengarkan hal itu mereka pun saling menyadari dan menyalahkan atas apa yang telah mereka lakukan, dan mereka tidak tahu bahwa yang berkata tersebut adalah Yusuf, saudaranya, yang telah mereka sengsarakan dengan kejahatan mereka. “Yang terbuang” secara pelan-pelan menyadarkan dan menyelamatkan saudara-saudaranya, itulah yang terjadi, antara lain mereka diminta kejujuran mereka. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 17). Kejujuran ini hendaknya sedini mungkin dibiasakan dan dibinakan dalam diri anak-anak, entah di dalam keluarga maupun sekolah, dan tentu saja antara lain dengan teladan atau kesaksian dari orangtua dan para guru/pendidik.

Salah satu cara untuk membiasakan perilaku jujur bagi anak-anak di sekolah adalah larangan untuk menyontek dalam ulangan atau ujian. Membiarkan atau memberi kemungkinan bagi anak-anak, peserta didik atau mahasiswa untuk menyontek dalam ulangan atau ujian berarti melatih mereka untuk berbohong dan korupsi. Di dalam keluarga kejujuran hendaknya juga menjiwai cara hidup dan cara bertindak seluruh anggota keluarga. Jika ada tindakan yang tidak jujur hendaknya segera diperingatkan dan diluruskan, jangan ditunda-tunda. “Berlakulah jujur jika anda ingin mujur, dan mungkin untuk itu untuk sementara harus hancur”.



Ignatius Sumarya, SJ




Renungan Pagi

Selasa, 07 Juli 2009

Selasa, 07 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan
Yesus Tuhan kami, Engkau mempunyai kuasa untuk melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Namun, kadangkala kami jatuh dalam ketidakpercayaan dan tidak mengakui kuasa-Mu. Lenyapkanlah segala kedegilan hati kami dan biarlah kami menyerahkan hidup kami hanya kepada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (32:22-32)

"Namamu selanjutnya adalah Israel, sebab engkau bergumul melawan Allah dan engkau menang."

Pada suatu malam Yakub bangun dan membawa kedua istrinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya. Ia menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. Sesudah menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Maka terjadilah: seorang laki-laki bergulat dengan Yakub sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi itu terpelecok, ketika Yakub bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu, "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub, "Aku tidak akan membiarkan dikau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Bertanyalah orang itu kepadanya, "Siapakah namamu?" Sahutnya, "Yakub." Lalu kata orang itu, "Namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." Bertanyalah Yakub, "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya, "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya, "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi aku tetap hidup!" Ketika meninggalkan Pniel, Yakub melihat matahari terbit; Yakub pincang karena terkilir sendi pangkal pahanya. Sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutup sendi pangkal paha, karena sendi pangkal paha Yakub telah dipukul, yaitu pada otot pangkal pahanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam kebenaran aku akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengakuan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Daripada-Mulah kiranya datang penghakiman: kiranya mata-Mu melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku; bila Engkau memeriksanya pada waktu malam dan menyelidiki aku, maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan.
3. Aku berseru kepadamu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
4. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)

"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit."

Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusur, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, "Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!" Tetapi orang Farisi berkata, "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan." Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



· Salah satu dampak dari krisis financial yang melanda seluruh dunia adalah jumlah pengangguran semakin besar, dan rasanya tindak kejahatan atau amoral juga semakin marak, entah karena terpepet atau frustrasi. Lapangan kerja untuk cari uang memang semakin berkurang, namun kiranya lapangan kerja untuk karya pelayanan pastoral dan sosial semakin lebar dan besar, dan pekerja untuk pelayanan pastoral maupun sosial juga kena dampak krisis alias berkurang juga. Sabda hari ini mengajak dan memanggil kita untuk berprihatin karena sedikitnya atau berkurangnya para pekerja pastoral maupun social dan kita diharapkan berusaha untuk mengatasinya dengan atau melalui berbagai cara dan usaha.

Secara khusus di Tahun Imam ini kami mengajak anda sekalian untuk berpartisipasi dalam promosi panggilan imamat. Para imam hendaknya dengan kesaksian hidupnya dapat menjadi daya tarik bagi anak-anak laki-laki atau pemuda tergerak untuk menjadi imam; cara promosi utama dan pertama dari para imam adalah kesaksian atau keteladanan hidup sebagai seorang imam. Umat pada umumnya, khususnya para orangtua, hendaknya juga berpartisipasi dengan doa maupun cara hidup dan cara bertindak. Berdoalah untuk suburnya panggilan imamat dan kesetiaan para imam dalam menghayatinya panggilannya. Cara hidup dan cara bertindak para orangtua sebagai ‘man or woman with/for others’ juga dapat menjadi lahan persemaian panggilan imamat. Ketika ada salah seorang anaknya yang tergerak untuk menjadi imam hendaknya didukung, dan tidak dihalangi. Persembahkanlah anak anda yang terbaik untuk menjadi imam

· "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" (Kej 32:30), demikian kata Yakub setelah semalaman bergulat dengan ‘seseorang’ utusan Allah. Allah hidup dan berkarya terus menerus di dalam diri kita sendiri maupun lingkungan hidup kita, sebagai umat beriman. Bahwa kita masih hidup seperti saat ini hemat saya karena karya Allah, rahmat atau anugerah Allah yang melimpah ruah. Maka selayaknya sebagai umat beriman kita menghayati kebenaran ini : “Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu manusia harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi, dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut, sejauh itu merintangi dirinya” (St.Ignatius Loyola, LR no 23). Kebenaran iman di atas ini antara lain dapat kita hayati dengan saling memuji, menghormati dan mengabdi antar kita sendiri di dalam keluarga, masyarakat maupun tempat kerja. Ingatlah dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah ‘citra atau gambar Allah’, Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

Segala macam sarana-prasarana atau harta benda yang ada, yang kita miliki dan kuasai hendaknya menjadi sarana bagi kita untuk semakin saling memuji, menghormati dan mengabdi atau kita semakin rendah hati. Hendaknya ‘keselamatan jiwa’ menjadi barometer keberhasilan hidup dan cara bertindak kita, entah jiwa kita sendiri maupun sesama manusia, yang hidup dan berkarya bersama dengan kita. Jauhkan dan berantas aneka bentuk sikap mental materialistis atau bisnis. Aneka macam harta benda yang tercipta di dunia ini pada dasarnya bersifat sosial, maka hendaknya difungsikan untuk membangun persaudaraan dan persahabatan sejati antar kita. Semakin kaya akan harta benda hendaknya semakin sosial.


Ignatius Sumarya, SJ

Renungan Pagi

Senin, 06 Juli 2009

Senin, 06 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

"Asal kujamah saja jubah-Nya aku akan sembuh."


Pembacaan dari Kitab Kejadian (28:10-22a)


"Yakub melihat sebuah tangga, melihat malaikat Allah turun naik, dan melihat Allah yang bersabda."


10 Pada waktu itu Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." 16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." 17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus. 20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, 21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. 22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allahku, pada-Mulah aku percaya
Ayat.
(Mzm 91:1-2.3-4.14-15ab)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, "Aku akan menyertai dia dalam kesesakan."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)


"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."

18 Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." 19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. 23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, 24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia. 25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. 26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:8), demikian kesaksian iman Paulus. Bercermin dari iman Paulus ini maka kita akan sungguh hidup sehat, segar bugar jika kita sungguh beriman kepada Tuhan, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dalam hidup sehari-hari. Jika dalam kenyataan kita mengalami sakit, lemah, lesu dan frustrasi berarti kita kurang atau tidak beriman, dan jika menghendaki untuk sembuh, bergairah dan hidup segar bugar, sehat wa’afiat hendaknya bertobat dengan meneladan kepala rumah ibadat maupun seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan, yaitu menghadap Tuhan untuk mohon penyembuhan atau kehidupan. Jika kita sedang menderita sakit atau lesu, lemah, frustrasi dan tak bergairah kami harapkan untuk berani dengan rendah hati membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kepada Tuhan dan sesama demi penyembuhan, yang berarti tidak malu mengakui kelemahan dan kekurangan serta siap sedia untuk dilukai atau disakiti dalam rangka proses penyembuhan.

Sebagaimana tumbuh berkembang sebagai pribadi butuh perjuangan dan pengorbanan, demikian juga untuk sembuh dari aneka macam penyakit juga harus rela berkorban dan menderita untuk sementara. Berapa besar korban atau derita yang harus dialami tergantung dari berapa besar atau parah sakit anda. “Imanmu telah menyelamatkan engkau”, demikian sabda Yesus kepada perempuan yang sakit pendarahan dan berhasil menjamah jubah Yesus. Jika kita mendambakan terus menerus selamat, damai sejahtera dan bahagia, marilah kita hayati iman kita dalam hidup sehari-hari dimana saja dan kapan saja.

· “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” (Kej 28:15), demikian sabda Tuhan kepada Yakub, yang sedang di dalam perjalanan menuju ‘tanah terjanji’. Tuhan juga tidak pernah meninggalkan kita sendirian, Ia senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup dan panggilan kita masing-masing. Penyertaan dan pendampingan Tuhan kepada kita antara lain terwujud atau menjadi nyata dalam penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita: orangtua, kakak-adik, guru, Pembina, rekan kerja/bergaul, dst…

Janji Tuhan kepada kita masing-masing agar kita hidup bahagia, damai sejahtera akan menjadi nyata jika kita juga berani mengimani aneka bentuk penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita. Bukankah saudara-saudari atau sesama kita telah memberi aneka saran, nasihat, kritik, pujian, petuah, teladan dst..kepada kita? Imani, percaya dan laksanakan semuanya itu jika anda mendambakan hidup bahagia, damai sejahtera! Sebagai anak ingat akan berbagai nasihat, saran dan teladan orangua; sebagai pelajar atau mahasiswa ingat akan berbagai pengajaran, nasihat dan saran dari guru atau dosen; sebagai anggota paguyuban hidup bersama ingat visi dan misi hidup bersama, dst.. Di setiap tempat dimana kita berada hendaknya juga berani berkata seperti Yakub: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."(Kej 28:17). Penyertaan dan pendampingan Tuhan juga menjadi nyata di dalam lingkungan hidup dimana kita ada, hidup dan bekerja, maka hayatilah ‘tempat hidup atau bekerja atau bertugas’ bagaikan tempat beribadah kepada Tuhan, dan tentu saja rekan hidup dan bekerja juga bagaikan rekan beribadah kepada Tuhan.



Ignatius Sumarya, SJ
Renungan Pagi

Minggu, 05 Juli 2009; Hari Minggu Biasa XVI

Minggu, 05 Juli 2009
Hari Minggu Biasa XIV/ Tahun B

"Orang Nazaret gagal mengenal jalan keselamatan yang dipakai Tuhan, maka mereka tidak mengenal Yesus yang sesungguhnya."


Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, melalui Yesus Putra-Mu, kami telah Kauberi tahu, bahwa pelayanan sejati bersumberkan pengabdian kepada-Mu. Kami mohon, bukalah hati kami, agar dapat menerima sabda-Nya, dan sesama kami serta membagi rezeki dengan mereka. Maka Engkau akan membuka pintu-Mu bagi kami serta menerima kami dalam kediaman-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (2:2-5)


"Mereka adalah kaum pemberontak! Tetapi mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."

2 Sekali peristiwa, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku. 3 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. 4 Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. 5 Dan baik mereka mendengarkan atau tidak--sebab mereka adalah kaum pemberontak--mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat.
(Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4)
1. Kepada-Mu akau melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki, memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan, memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
3. Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; sudah cukup kenyang jiwa kami dengan olok-olok orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:7-10)


"Aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku."

7 Saudara-saudara, supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. 8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. 9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Roh Tuhan ada padaku, Ia mengutus aku, menyampaikan kabar baik kepada orang miskin.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)


"Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri."


1 Sekali peristiwa, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedangkan murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri,”



Dalam perjalanan dari luar negeri (Paris-Perancis) secara kebetulan di pesawat saya duduk berdampingan dengan orang Indonesia . Kami saling berkenalan dan akhirnya memang sedikit curhat perihal tugas pekerjaan kami. Rekan saya tersebut adalah seorang ibu yang bergelar doktor dan berprofessi sebagai peneliti. Ibu tersebut berceritera kepada kami bahwa ia baru saja menyelesaikan sebuah penelitian di bidang pertanian dan kelauatan serta memberi laporan kepada sponsor di Paris yang membeayai penelitian tersebut. Sang ibu antara lain mengeluh: “Ya, saya sudah mengajukan permohonan dana penelitian kepada Departemen terkait di Indonesia, tetapi ditolak, katanya tidak ada dana penelitian”. Mendengarkan sharing ibu ini dalam hati saya bertanya-tanya::”Kalau pemerintah sendiri tidak menghargai karya warganegranya, suatu penelitian yang penting demi kemajuan bangsa dan Negara, maka dapat dipahami jika Negara kita ketinggalan dalam derap langkah pembangunan tehnologi”. Yang menikmati dan kiranya langung memanfaatkan hasil penelitian sang ibu tersebut jelas pihak sponsor alias orang asing, bukan bangsa sendiri. Rasanya hal-hal macam itu cukup banyak terjadi dimana kepakaran dan keahlian warganegara sendiri kurang dihargai dan lebih menghargai orang asing. Maka benarlah apa yang disabdakan oleh Yesus :”Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”



"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Mrk 6:4)



Anak-anak sekolah, para siswa-siswi, pada umumnya lebih menghormati dan mentaati para bapak-ibu guru di sekolah daripada orangtuanya di rumah. Gejala ini hemat saya menunjukkan bahwa para orangtua kurang atau salah dalam mengasihi anak-anaknya, sehingga anak-anak merasa kurang dikasihi oleh para orangtuanya. Orangtua mereka mungkin menjadi pejabat tinggi di perusahaan atau kantor pemerintahan, dan dengan demikian sangat dihormati oleh rekan kerja atau bawahan mereka, tetapi di rumah mereka kurang atau tidak dihormati oleh anak-anaknya. Orangtua kurang menghargai aneka kemajuan dan perkembangan yang terjadi dalam diri anak-anaknya. Maka marilah kita biasakan sedini mungkin untuk saling menghargai dan menghormati mereka yang hidup dan bekerjasama setiap hari bersama kita maupun karya-karyanya.



Saling menghargai sedini mungkin hendaknya dibiasakan di dalam keluarga, misalnya dalam hal makanan dan minuman yang disediakan setiap hari di dalam keluarga, tentu saja bukan yang dibeli dari warung makan atau restaurant tetapi yang dimasak sendiri entah oleh ibu rumah tangga maupun pembamtu rumah tangga. Jika anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin terbiasa menghargai dan menikmati makanan yang tersedia di rumah tersebut, maka kami percaya bahwa kelak kemudian hari mereka akan dengan mudah menghargai hasil karya rekan-rekan yang dekat dengan mereka, entah selama dalam proses pembelajaran di sekolah maupun di tempat kerja atau masyarakat.



Kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk menghargai dan menikmati aneka macam produk dalam negeri, hasil karya bangsa sendiri, entah pakaian, makanan, minuman atau aneka macam jenis kebutuhan hidup sehari-hari. Jika kita semua berani melakukan hal ini kiranya kehidupan ekonomi rakyat atau bangsa kita akan lebih baik dari yang terjadi sekarang ini. Masa kini rasanya cukup banyak orang lebih menjadi konsumen produk asing daripada produk dalam negeri atau lebih menjadi konsumen daripada produsen; dan hal ini kiranya karena pengaruh ‘neo liberalism’ dimana kehidupan bersama lebih dipengaruhi oleh mental pasar atau bisnis. Marilah kita imani dan hayati aneka macam bentuk pembaharuan yang telah dilakukan oleh rekan-rekan sendiri, anggota keluarga/masyarakat atau bangsa sendiri. Marilah kita saling mempercayai satu sama lain dengan saudara-saudari yang setiap hari hidup maupun bekerja bersama dengan kita.



“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2Kor 12:10 ).


Dengan bangga dan gembira Paulus mensharingkan pengalaman akan kelemahan dan kerapuhan dirinya sekaligus kekuatan Allah yang berkarya dalam dirinya yang lemah dan rapuh. Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Korintus di atas kiranya dapat menjadi bahan mawas diri para imam tertahbis maupun imamat umum kaum beriman pada awal Tahun Imam ini:

1). Pertama-tama perkenankan saya mensharingkan usaha penghayatan imamat saya. Fungsi imam pada umumnya kentara di dalam ibadat, dimana imam memimpin ibadat, yang di dalamnya antara lain menyalurkan berkat Allah kepada umat dan doa-doa umat kepada Allah. Dengan kata lain fungsi imam adalah sebagai ‘penyalur’dalam kehidupan bersama. Anggota tubuh kita yang kelihatan yang berfungsi sebagai penyalur adalah ‘leher’, melalui mana aneka makanan, minuman dan udara masuk ke dalam tubuh. Leher tidak dapat menikmati betapa enaknya atau segarnya makanan, minuman atau udara, ia hanya dilewati; leher berfungsi terus menerus meskipun anggota tubuh lain istirahat, yaitu ketika kita sedang tidur (leher sebagai jalan udara). Menghayati imamat sebagai ‘leher’ kiranya berpartisipasi dalam Salib Yesus, Salib yang berada di tempat tertinggi di bukit, menghubungkan sorga dan dunia, langit dan bumi. Leher juga tidak pernah mengkorupsi apa yang lewat, ia siap menderita demi kebahagiaan atau keselamatan seluruh tubuh, leher juga tidak pernah menyakiti yang lain. Bukankah leher boleh dikatakan sebagai anggota tubuh yang oleh Paulus dikatakan sebagai yang ‘di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiyaan dan kesesakan’ dan dalam keadaan demikian tetap senang dan gembira karena kekuatan Kristus yang berkarya?. Menjadi imam tertahbis memang harus siap sedia dan rela berkorban dengan jiwa besar untuk menderita demi kebahagiaan dan keselamatan yang lain, tidak pernah mengeluh atau menggerutu dalam pelayanan dan tugas pengutusan apapun dan dimanapun.

2). Sebagai umat yang beriman kepada Yesus Kristus kita semua dipanggil untuk menghayati imamat umum kaum beriman. Kita semua dipanggil.untuk menjadi rahmat atau berkat bagi sesama kita kapanpun dan dimanapun. Kehadiran dan sepak terjang kita senantiasa diharapkan menjadi warta gembira bagi orang lain; kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita kuasai atau nikmati sampai saat ini adalah rahmat atau berkat Tuhan, maka hendaknya semuanya itu difungsikan demi keselamatan atau kebahagiaan sesamanya antara lain dengan meneruskan atau mempersembahkan semuanya itu bagi kebahagiaan atau keselamatan bersama. Kita semua dipanggil untuk menjadi ‘man or woman for/with others’ , bersikap mental sosial dan tidak egois. Kita semua juga dipanggil menghayati kenabian iman kita antara lain dengan meneladan panggilan Yeheskiel yang dipanggil untuk menjadi nabi di tengah umatNya. Dengan kata lain masing-masing dari kita adalah nabi, orang yang meneruskan atau menyampaikan kehendak dan perintah Tuhan kepada sesama. Kita juga dipanggil untuk menyampaikan kehendak Tuhan di tengah-tengah orang yang kurang atau tidak beriman alias ‘para pemberontak atau penjahat’.





Renungan Pagi

Sabtu, 04 Juli 2009

Sabtu, 04 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIII

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, sudah cukup lama kami mengikuti-Mu. Namun kerapkali kami masih bersikap, bertindak, dan berpikir tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Kami masih menempatkan-Mu di dalam hati kami yang lama. Ampunilah kami yang kurang setia ini. Berilah kami rahmat kesetiaan untuk menempatkan anggur-Mu yang baru itu dalam hati kami yang baru pula. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Ini adalah sebuah kisah penipuan yang menyebabkan Yakub menerima berkat yang seharusnya untuk Esau. Yang ditakutkan Yakub, kalau penipuannya diketahui. Ketegangan semakin memuncak oleh pertanyaan-pertanyaan Ishak, "Siapakah engkau?", "Lekas juga engkau mendapatkannya, anakku!" Baru setelah Ishak akhirnya mencium bau anaknya, ia sadar akan tipuan itu. Tetapi pemberian berkat telah dilangsungkan dan tidak bisa dibatalkan lagi.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (27:1-5.15-29)

"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."

1 Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa." 2 Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. 3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang; 4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati." 5 Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya. 15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya. 16 Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu. 17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya. 18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!" Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?" 19 Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku." 20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku." 21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." 22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau." 23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, 24 tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!" 25 Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. 26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." 27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. 28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. 29 Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
Ayat.
(Mzm 135:1b-2.3-4.5-6)
1. Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
2. Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah. Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya, ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
3. Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Para murid Yohanes Pembaptis menganggap praktik matiraga begitu penting, sehingga mereka mempertanyakan sikap para murid Yesus yang tidak berpuasa. Jawaban yang diberikan adalah bahwa pada zaman Yesus, pengantin laki-laki, bukanlah waktu yang tepat untuk berpuasa. Keradikalan sikap Yesus dan ketidaksesuaian antara ajaran-Nya dengan bentuk kesalehan lama dikemukakan melalui gambaran kain baru dan anggur lama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)

"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai bersama mereka?"

14 Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Segala sesuatu di dunia ini ada saat dan tempatnya. Ada saat untuk berpuasa dan ada saat tidak berpuasa. Ada hal-hal yang bisa digabung dan dipadukan tapi ada pula yang tidak. Agar tepat dan benar, segala sesuatu harus dilakukan pada saat dan tempat yang tepat. Sebagai orang Kristen apakah aku sudah melakukan hal-hal yang tepat?

Doa Renungan Malam
Tuhan Yesus Gembala kami, kami bersyukur atas berbagai peristiwa yang boleh kami alami sepanjang hari ini. Kami mohon semoga dengan kuasa rahmat-Mu, kami semakin diteguhkan dan iman kami diperbaharui lewat segala peristiwa hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan yang senantiasa mengasihi kami. Amin.

R U A H


Renungan Pagi

Jumat, 03 Juli 2009

Jumat, 03 Juli 2009
Jumat Pertama
Pesta Santo Tomas, Rasul

"Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."


Doa Renungan
Allah Bapa yang kuasa dan kekal, ajarilah kami mengimani Yesus Putra-Mu yang belum pernah kami lihat dengan mata kami ataupun kami jamah dengan tangan kami. Semoga sabda-Nya menghimpun kami menjadi Gereja-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:19-22)

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

19 Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat.
(Mzm 117:1.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:24-29)

"Ya Tuhan dan Allahku."

24 Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." 26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, di antara para rasul, setelah kebangkitan Yesus, Tomas mungkin dinilai sebagai orang yang keras serta memperkeruh kebersamaan, ketika ia diberitahu oleh para rasul bahwa Yesus telah bangkit dari mati dan ia kurang percaya serta berkata : ”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya”. Namun ketika tiba-tiba Yesus menampakkan Diri kepada Tomas, maka Tomas dengan rendah hati berkata : ”Ya Tuhanku dan Allahku”, suatu pengakuan iman yang mendalam terjadi setelah orang melihat sendiri. Menanggapi hal itu Yesus bersabda : ”Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. Sabda Yesus ini kiranya layak menjadi permenungan atau refleksi kita bersama: tidak melihat namun percaya. Rasanya keutamaan ini telah kita hayati cukup lama, dan mungkin kita kurang atau tidak menyadarinya. Bukankah orangtua/bapak-ibu maupun para pendidik/guru kita telah memberitahukan atau mengajarkan banyak hal, di rumah atau di sekolah, kita percaya sepenuhnya dengan pemberitahuan atau ajaran tersebut meskipun kita belum melihat sama sekali?

Kiranya pengalaman ini merupakan modal besar dan kuat untuk percaya kepada sesama maupun Tuhan. Kita belum pernah melihat Tuhan, tetapi kita dapat menjadi percaya kepada-Nya dengan menyaksikan atau mendengarkan saudara-saudari kita yang hidup dengan penuh gairah, gembira, tidak pernah mengeluh/marah meskipun menghadapi kesulitan dst.. atau saling mengasihi baik dalam untung maupun malang.

Tuhan hadir dan berkarya dalam semua ciptaan-Nya: manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang terus menerus tumbuh berkembang, hidup penuh gairah dan dinamis, penuh keindahan dan keelokan luar biasa. Marilah kita akui, hayati dan nikmati kehadiran dan karya Tuhan dalam semua ciptaanNya itu, sehingga dengan mudah juga kita percaya kepada Tuhan yang telah menciptakan dan menyelamatkan kita.

“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Ef 2:21-22) , demikian peringatan Paulus kepada umat Efesus. Baiklah peringatan ini kita jadikan pegangan atau pedoman hidup iman kita. Sebagai orang beriman berarti kita ‘menjadi bait Allah yang kudus atau tempat kediaman Allah’. Bukankah terhadap bait Allah/tempat ibadat kita senantiasa menaruh rasa hormat serta merawatnya dengan baik, misalnya dijaga kebersihannya, diberi hiasan seperlunya sehingga menarik? Demikianlah halnya yang harus kita lakukan terhadap tubuh kita sendiri masing-masing maupun tubuh sesama atau saudara-saudari kita, karena tubuh/kita menjadi bait Allah.

Maka baiklah kita menaruh hormat kepada setiap (tubuh) manusia, tidak melecehkan atau menginjak-injaknya apalagi diperjual-belikan seperti pelacur. Memberi hormat kepada setiap manusia berarti juga harus merawatnya. Merawat kiranya bukan perkara mudah, maklum saja banyak orang dapat membeli atau mengadakan barang/bangunan dst.. tetapi lemah dalam perawatan. Jika merawat barang atau bangunan yang diam/mati dan kelihatan saja tidak bisa apalagi merawat manusia yang hidup, dinamis dan tumbuh berkembang terus menerus. Merawat, sebagaimana dilakukan oleh para perawat RS yang baik, perlu dijiwai oleh cintakasih dan kebebasan Injili. Tanpa cintakasih dan kebebasan perawatan tubuh/ manusia akan menjadi pelecehan atau penindasan.


Salam dan kasih Tuhan,


Ignatius Sumarya, SJ


Doa Renungan
Allah Bapa yang murah hati, saudara-saudari kami saat ini masih ada yang meraba-raba dalam mencari iman, semoga mereka seperti Tomas, bertemu dengan Yesus, Tuhan, bila menyaksikan iman komunitas-komunitas kami. Kami mohon, ajarilah kami memberi kesaksian atas iman kami ini kepada siapa saja yang bertemu dengan kami sepanjang hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.




Renungan Pagi

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy