| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 12 Juli 2009; Hari Minggu Biasa XV

Minggu, 12 Juli 2009
Hari Minggu Biasa XV/ Tahun B

Tulus mengharapkan kedatangan-Nya.


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakudus, Engkau mengutus nabi Amos untuk menyampaikan warta pertobatan kepada umat Israel. Kini hadirlah di tengah kami dan jadikanlah kami saksi iman yang membawa banyak orang kembali kepada-Mu, menemukan semangat hidup dan merasakan betapa hidup bersama Yesus Putra-Mu itu sungguh berarti. Semoga kami semua tetap bersatu denan Engkau dan menghasilkan buah keadilan dan cinta kasih melimpah, sehingga dunia bahagia karenanya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Amos (7:12-15)


"Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku."

12 Sekali peristiwa, berkatalah Amazia kepada Amos: "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana! 13 Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci kerajaan." 14 Jawab Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. 15 Tetapi Tuhan mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami, kasih setia-Mu, ya Tuhan
Ayat.
(Mzm 85:9ab.10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang takwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:3-10)


"Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan."

3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)


"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

7 Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, 8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, 9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. 11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." 12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, 13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Rekan-rekan yang budiman!

Bagi kedua belas murid, seperti diutarakan dalam Mrk 6:7-13 (Injil Minggu Biasa XV tahun B), diutus berarti siap berangkat mewartakan tobat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit. Juga para utusan diminta agar berani pergi tanpa membawa kelengkapan. Hanya yang paling dibutuhkan boleh dipakai: tongkat dan alas kaki saja. Mereka juga tak boleh takut tidak diterima dengan baik. Itukah syarat-syarat agar dapat memakai kuasa yang dipercayakan Yesus kepada mereka? Begitulah perasaan kedua belas murid pada waktu itu. Ay. 12-13 memberi kesan bahwa mereka sanggup menjalankan pengutusan ini dengan gairah. Bagaimana dengan kita para pendengar dan pembaca Injil pada zaman ini? Apakah kita diharapkan menjadi seperti mereka? Marilah kita dalami terlebih dahulu kisah pengutusan ini.

BERGANTI PENDEKATAN
Yesus baru saja mengunjungi Nazaret. Di sana ia tidak diterima dengan baik justru oleh orang-orang yang mengenalnya. Seperti dicatat Markus, kejadian ini membuatnya heran (Mrk 6:6). Maka ia berganti pendekatan. Ia tidak langsung datang ke suatu tempat, melainkan mengirim berita terlebih dulu. Diutusnya orang-orang yang paling dekat untuk mengabarkan serta sekadar menunjukkan perbuatan-perbuatan kuasanya. Baru setelah orang-orang itu siap, ia sendiri akan datang. Demikianlah Yesus berkeliling dan mengajar dari "desa ke desa", yaitu pemukiman-pemukiman yang berada di luar tembok kota. Tak ada gagasan tempat yang tersendiri atau terpencil seperti kata "dusun" dalam bahasa kita. Malah mereka yang berdiam di situ sering mondar-mandir dari tempat ke tempat untuk urusan pekerjaan. Pasar, pusat kegiatan sehari-hari pun, berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain menurut jenis kegiatan dan hari. Ke tempat-tempat itulah ia mengutus kedua belas muridnya dua berdua. Mereka menyiapkan orang-orang itu untuk menerima kedatangan Yesus sendiri nanti. Jangan sampai terulang yang terjadi di Nazaret. Di sana orang-orang belum siap menerima Yesus

Siapakah kedua belas murid yang diutus mendahuluinya itu? Sejak tampil di muka umum, Yesus memperoleh pengikut. Menurut Mrk 1:16-20, ia memanggil murid-murid yang pertama, yaitu Simon dan Andreas yang sedang menebarkan jala di danau. Mereka akan dijadikan "penjala manusia" - maksudnya, mereka akan ikut membawa orang mendekat kepada Yesus sendiri. Juga Yakobus dan Yohanes termasuk kelompok pertama ini. Kemudian ia juga mengajak Lewi. Para murid ini berjalan bersama guru mereka dari tempat ke tempat mendengarkan pelbagai pengajarannya, menyaksikan macam-macam penyembuhan dan perbuatan kuasanya, melihat reaksi orang banyak. Semuanya dengan ringkas dicatat dalam Mrk 3:20-6:6. Baru kemudian, seperti dijelaskan dalam Mrk 3:13-19, dua belas dari antara para murid tadi ditetapkan sebagai "rasul", maksudnya, utusan dengan tiga tugas yang disebut jelas di situ, yakni menyertai Yesus, memberitakan Injil, dan mengusir setan dengan kuasa yang diberikan Yesus. Mereka itulah yang kini diutus dua berdua. Ada kebiasaan pada zaman itu, berita baru bisa dipercaya bila dikuatkan seorang saksi atau lebih.

MENYIAPKAN KEDATANGANNYA
Kedua belas murid tadi diutus dua berdua dan dibekali kuasa atas roh-roh jahat. Mereka menyiapkan kedatangan Yesus ke tempat mereka diutus dengan membersihkan orang-orang itu dari kekuatan yang bisa jadi akan menentang kedatangannya. Mengajak mereka berpandangan luas, bertobat, kata Injil, dan memerdekakan batin mereka dari kungkungan ketidakpercayaan. Juga mengurangi penderitaan.

Salah satu pesan Yesus ialah agar mereka tinggal di tempat yang menerima mereka "sampai kamu berangkat dari tempat itu". Bukan berarti mereka dinasihati agar berlama-lama di tempat yang menerima mereka. Mereka hanya perlu bertamu seperlunya dan menjelaskan apa yang bisa mereka peroleh nanti dari Yesus sendiri bila ia datang ke tempat mereka. Setelah orang-orang di situ paham, para utusan akan kembali menemui Yesus dan berkabar kepadanya mengenai orang-orang yang telah mereka temui. Dapat kita simpulkan demikian dari Mrk 6:30 "Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepadanya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan."

Bagaimana dengan tempat yang tidak menyambut baik utusan tadi? Mereka disuruh pergi meninggalkan tempat itu dan "mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai peringatan". Ini tindakan mengancam dan mengutuk? Menyatakan diri tidak mau dinodai oleh sikap menolak dari tempat itu? Bukan itulah maksudnya. Apa arti mengebaskan debu dari kaki? Para utusan yang ditolak tak usah merasa perlu melaporkan bahwa pernah datang ke tempat tadi. Tak ada bukti dan petunjuk bahwa kami pernah ada di sana! Anggap saja penolakan tak pernah terjadi. Tak perlu diingat, apalagi ditunjukkan bahwa para utusan pernah ke situ. Kaki mereka tak kena debu tempat itu! Dengan demikian masih ada kesempatan lain bagi tempat itu. Boleh jadi dalam keadaan lain sikap mereka berubah. Tempat itu tak usah dicoret dari daftar tempat yang bakal menerima Yesus sendiri. Kiranya tafsiran ini lebih cocok dengan cara Yesus melayani orang-orang. Juga lebih sesuai dengan sikap pastoral yang memerdekakan, bukan yang mengucilkan.

Bepergian tanpa membawa bekal makanan, uang, dan pakaian menunjukkan kepercayaan besar pada penyelenggaraan ilahi? Semacam askese rasuli? Tak usah dibuat tafsiran yang serba saleh tetapi tak masuk akal, baik bagi orang dulu maupun sekarang. Larangan membawa bekal tadi itu sebenarnya nasihat agar bersikap optimis. Toh urusannya dapat dikerjakan dalam waktu pendek. Mereka tak perlu bermalam - maka tak usah memikirkan membawa pakaian ganti. Tak perlu berbekal makanan, tak perlu membeli makan di jalan. Nanti di tempat tujuan mereka akan diterima baik dan disuguh makanan. Dan toh kalau tidak diterima, mereka sebaiknya segera meninggalkan tempat itu, dan pergi ke tempat lain yang lebih mau menerima.
Kedua belas murid diminta memusatkan perhatian pada pengutusan mereka. Yang mereka bawa bagi orang yang mereka datangi bukanlah diri dan kelengkapan mereka sendiri, melainkan kuasa yang mereka terima dari guru mereka untuk menjauhkan "roh-roh jahat", yakni kekuatan yang merendahkan manusia dalam arti apapun. Kuasa itu kini bisa semakin dinikmati orang banyak. Inilah dinamika Kerajaan Allah dan warta pertobatannya. Bagi mereka yang merasa menjadi utusan, keprihatinan pada penderitaan dan upaya perbaikan kiranya menjadi pokok utama.

PEMBACA ZAMAN KINI
Mengapa bertobat dibahasakan kembali menjadi berganti haluan dan melihat jauh ke depan? Keprihatinan utama orang waktu itu sifatnya eskatologis; ada keprihatinan bahwa tak lama lagi dunia akan berakhir dan saat itu mulailah zaman hidup baru yang dipimpin sang Terurapi. Agar dapat ikut serta, perlu "bertobat" terlebih dahulu, maksudnya, berupaya mengarahkan diri ke kehidupan baru tadi dengan meninggalkan cara-cara lama. Itulah keprihatinan orang pada zaman Yesus. Dan ia menanggapinya dengan menunjukkan arah yang melegakan. Diwartakannya bahwa zaman yang baru itu ialah hidup dalam Kerajaan Tuhan yang sebenarnya sudah hadir. Bertobat ialah mengarahkan diri ke sana dan memasukinya. Jadi, dalam bahasa sekarang, yang dimaksud dengan bertobat ialah berani berwawasan luas dan memberi ruang gerak pada yang ilahi dalam kehidupan ini. Tetapi juga tidak begitu saja mencampurbaurkan urusan Allah dengan urusan dunia. Yang dijalankan dalam hidup sehari-hari ada tempatnya, ada aturan-aturannya sendiri. Juga ruang khusus bagi kepercayaan ada tempatnya. Membawahkan semua begitu saja pada rumus kepercayaan malah akan memiskinkan iman dan mengurangi ketepercayaan agama dan para penganutnya sendiri.

Bagi kebanyakan pembaca pertama tulisan Markus, para rasul yang dua belas itu sudah menjadi bagian dari ingatan turun-temurun. Boleh dikatakan, tidak ada lagi yang pernah melihat orang-orang itu sendiri. Hanya para penerus merekalah yang dikenal pembaca dulu. Dalam hal ini keadaan kita tidak banyak berbeda dengan pembaca awal. Dan memang Injil ditulis bagi pembaca seperti itu, juga bagi kita sekarang. Pembaca dulu, dan kita sekarang, akan membayangkan diri sebagai orang di tempat yang dikunjungi para utusan tadi - bukan sebagai para utusan sendiri. Mereka, juga kita, dibantu agar semakin siap menerima Yesus yang bakal datang sendiri. Seperti kita, para pendengar awal ini sebenarnya termasuk orang-orang yang sudah percaya. Bukan orang yang menolak, bukan orang yang membuat Yesus heran seperti di Nazaret dulu. Tetapi orang yang percaya pun masih merasa perlu meluaskan pandangan, atau dalam cara berbicara Injil, "bertobat". Orang yang percaya juga tetap mengharapkan macam-macam perbaikan dalam masyarakat. Tekanan "roh jahat dan penyakit" masih dirasakan kuat dan orang butuh bantuan dari atas untuk melepaskan diri dari pengaruh yang tak dapat diatasi sendiri. Begitulah kemanusiaan akan semakin utuh. Itulah kemanusiaan yang diwartakan para utusan dan ditunjukkan oleh Yesus sendiri nanti.

Salam hangat,
A. Gianto



Renungan Pagi

Sabtu, 11 Juli 2009

Sabtu, 11 Juli 2009
Pw. St. Benediktus, Abbas.

“Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya”


Doa Renungan

Allah Bapa, kebenaran-Mu tak tersangkal dan tak dapat ditutupi. Bantulah aku hari ini untuk menemukan kebenaran-Mu dan mengakuinya di hadapan dunia. Jadikanlah aku saksi-Mu yang setia. Berilah kekuatan untuk menyangkal diriku dan dunia serta mengakui kebenaran-Mu di hadapan sesama. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (49:29-32; 50:15-26a)


"Allah akan memperhatikan kalian, dan membawa kalian keluar dari negeri ini."

Waktu akan meninggal Yakub berpesan kepada anak-anaknya, "Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, yaitu ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik keluarga. Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situ pula dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, dan di situlah juga kukuburkan Lea. Ladang dengan gua di sana telah dibeli dari orang Het." Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka, "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalas kita sepenuhnya, atas segala kejahatan yang telah kita lakukan terhadapnya." Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf, "Sebelum ayahmu meninggal, ia telah berpesan, 'Beginilah hendaknya kalian katakan kepada Yusuf. Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu'." Ketika permintaan disampaikan kepadanya, menangislah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf pun datang sendiri-sendiri dan sujud di depannya serta berkata, "Kami datang untuk menjadi budakmu." Tetapi Yusuf berkata, "Janganlah takut, sebab aku bukan pengganti Allah. Memang kalian telah membuat rencana yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Maka janganlah takut. Aku akan menanggung makanmu dan juga makanan anak-anakmu." Demikianlah Yusuf menghiburkan saudara-saudaranya dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Yusuf tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya. Ia hidup seratus sepuluh tahun. Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. Waktu akan meninggal, berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya, "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kalian dan membawa kalian keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub." Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya, "Tentu Allah akan memperhatikan kalian. Pada waktu itu kalian harus membawa tulang-tulangku dari sini." Kemudian Yusuf meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.
Ayat.
(Mzm 105:1-2.3-4.6-7)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bengsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:24-33)


"Janganlah takut kepada mereka yang membunuh badan."

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan


· Yesus, Guru dan Tuhan kita, dalam melaksanakan tugas pengutusan-Nya telah menderita sengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia seisinya. Maka kita semua yang beriman kepada-Nya, sebagai murid-murid atau pengikut Yesus diperingatkan olehNya : “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya”. Jika dalam melaksanakan tugas pengutusan, atau menghayati panggilan kita harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan derita hendaknya tidak mengeluh atau merasa tersiksa. Derita yang harus kita alami kiranya tidak sebanding dengan yang telah dialami oleh Yesus. St Benediktus yang kita kenangkan hari ini kiranya telah berusaha untuk meneladan Yesus, Guru dan Tuhan, yaitu dengan hidup menyendiri dan bertapa. Maka baiklah saya mengajak kita semua untuk mawas diri salah satu keutamaan hidup beragama atau beriman yaitu lakutapa atau matiraga. Lakutapa atau matiraga antara lain berarti mengendalikan nafsu raga atau anggota tubuh sedemikian rupa sehingga tidak berbuat dosa atau melakukan apa yang jahat, jauh dari aneka macam bentuk keserakahan dan setia dalam hidup beriman dalam situasi dan kondisi apapun. Kita hayati pesan Yesus “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa, takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.

· "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." (Kej 50:20-21), demikian kata Yusuf kepada saudara-saudaranya. Yang terbuang telah menjadi penyelamat bagi saudara-saudaranya yang membuangnya, itulah yang terjadi. Apa yang dihayati oleh Yusuf ini kiranya dapat menjadi teladan bagi kita semua orang beriman. Di dalam keadaan damai, biasa-biasa saja mungkin kita tidak tehitung atau bahkan kurang diperhatikan dan dibuang. Penyelamat memang akan berarti dalam situasi dan kondisi yang tidak selamat. Kita semua dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan, maka baiklah kita tidak merasa kecil hati dan takut ketika dalam situasi dan kondisi damai tidak difungsikan atau dibuang, tetapi ketika ada situasi dan kondisi yang tidak selamat kesitulah kita harus tampil untuk menyelamatkannya.

Saya yakin di lingkungan hidup dan kerja kita ada sesuatu yang perlu diselamatkan atau dibereskan dan diperbaiki, entah itu perilaku sesama kita atau aneka macam sarana-prasarana. Sebagai orang beriman marilah kita hayati pesan ini : ”Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan melalui diri kita yang lemah dan rapuh ini” : kita semua dipanggil untuk senantiasa berbuat baik dalam situasi dan kondisi apapun dan dimanapun. Kita cermati dan perhatikan mereka yang mungkin kurang makan dan minum untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sambil berkata “Aku akan menanggung makanmu, dan makan anak-anakmu juga”





Ignatius Sumarya, SJ



Renungan Pagi

Jumat, 10 Juli 2009

Jumat, 10 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kebijaksanaan, Engkau hadir dalam penderitaan manusia dan tidak membiarkan mereka binasa. Engkau memakai kemalangan dan kesusahan untuk menyatakan kehendak dan kasih-Mu. Berilah aku rahmat-Mu hari ini agar hatiku sungguh mampu menerima segala penderitaan dalam hidupku sebagai bagian dari rencana-Mu yang indah untuk menyatakan kasih-Mu yang besar. Doa ini aku sampaikan dengan pengantaraan Yesus penyelamatku. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (46:1-7.28-30)


"Sekarang bolehlah aku mati."

Pada waktu itu berangkatlah Israel dengan segala miliknya, dan ia tiba di Bersyeba. Lalu dipersembahkannya kurban sembelihan kepada Allah Ishak, ayahnya. Bersabdalah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam, "Yakub, Yakub!" Sahutnya, "Ya, Tuhan." Maka bersabdalah Allah, "Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti." Maka berangkatlah Yakub dari Bersyeba. Anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka naik kereta yang dikirim Firaun untuk menjemput. Mereka juga membawa ternak dan harta benda yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan. Lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunannya bersama-sama dengan dia. Anak-anak dan cucunya, laki-laki dan perempuan, seluruh keturunannya dibawanya ke Mesir. Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih dahulu mendapatkan Yusuf, supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya. Dan sementara itu sampailah mereka ke tanah Gosyen. Lalu Yusuf memasang keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan ayahnya, Israel. Ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya, dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya. Berkatalah Israel kepada Yusuf, "Sekarang aku boleh mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat.
(Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
3. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa, dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik, Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:16-23)


"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya. Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu, sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· "Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana.Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.”(Kej 46:3-4), demikian sabda Tuhan kepada Yakub. Tuhan senantiasa menyertai mereka yang telah dipilihNya dalam mengatasi aneka tantangan dan hambatan. Kutipan Sabda ini kiranya juga merupakan ramalan bahwa Penyelamat Dunia, Kanak-kanak Yesus, yang menerima ancaman untuk dibunuh raja Herodes, harus mengungsi ke Mesir untuk sementara. Mesir adalah tempat perlindungan dan penyelamatan untuk sementara. Kutipan Sabda di atas kiranya juga menjadi inspirasi presiden Anwar Sadat ketika ia memberanikan diri datang ke Israel untuk perdamaian, dan iapun memperoleh anugerah ‘Nobel Perdamaian’. Hidup, bertindak atau melangkah sesuai dengan kehendak Allah atau demi perdamaian sejati pasti akan berhasil dan selamat. Maka marilah di dalam hidup sehari-hari kita senantiasa mengusahakan perdamaian atau persaudaraan sejati, dan pecayalah Tuhan pasti akan menyertai dan mendampingi usaha dan jerih payah kita. Memang sering untuk itu kita harus melangkah jauh atau meninggalkan tempat tinggal atau kebiasaan hidup kita untuk sementara demi kebahagiaan sejati yang kekal.

· Setia dalam penghayatan hidup beragama, beriman atau panggilan pada masa kini kiranya akan menghadapi banyak tantangan, hambatan atau godaan. Berbagai tindakan penyelewengan atau ketidak-setiaan antara lain seperti korupsi, ketidak-disiplinan, perselingkuhan, dst.. masih marak di sana-sini dan merangsang kita semua untuk ikut korupsi atau berselingkuh. Godaan atau rayuan untuk berbuat jahat ada dimana-mana dan kapan saja. Menghadapi aneka tantangan, hambatan dan godaan tersebut Yesus berpesan : ”Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. Pesan ini mengajak kita semua untuk cerdas secara intelektual maupun spiritual, memiliki otak dan hati yang cerdas, sehingga mampu melihat dan menghayati kehadiran dan karya Roh Kudus, Roh Yesus Kristus di dalam diri saudara-saudari kita maupun lingkungan hidup kita. Jika kita cerdas secara intelektual maupun spiritual, maka di tengah-tengah hambatan, tantangan dan godaan atau rayuan untuk berbuat jahat kita akan mampu melihat celah-celah dan kesempatan untuk menghadapi atau mengatasinya. Apa yang baik, benar, suci, luhur dan mulia kiranya lebih banyak dalam lingkungan hidup maupun saudara-saudari kita daripada apa yang tidak baik, tidak suci, tidak luhur dan tidak mulia, maka lihat, cari dan peluklah apa yang baik, benar, suci, luhur dan mulia tersebut guna mengatasi aneka tantangan, hambatan, godaan atau rayuan yang menghadang di depan kita. “Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang”, demikian pesan Yesus kepada para rasul, “Sesungguhnya sebelum kita mendatangi dan mengenai tantangan, hambatan, godaan atau rayuan, Tuhan sudah mulai mengatasinya”, itulah keyakinan iman kita.




Renungan Pagi

Rabu, 09 Juli 2009

Rabu, 09 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, anugerahilah kami semangat Yesus Putra-Mu, yang selalu mewartakan kabar gembira. Semoga Engkau memberi kami hati sebagai seorang murid yang siap diutus. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (44:18-21.23b-29; 45:1-5)


"Demi keselamatanmu Allah mengutus aku ke Mesir."


Di tanah Mesir Yusuf pura-pura menuduh adiknya, Benyamin, mencuri. Maka tampillah Yehuda mendekati Yusuf dan berkata, "Mohon bicara Tuanku, izinkanlah hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada Tuanku, dan janganlah bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab Tuanku adalah seperti Firaun sendiri. Tuanku telah bertanya kepada hamba-hamba ini, 'Masih adakah ayah atau saudaramu?' Dan kami menjawab Tuanku, 'Kami masih mempunyai ayah yang sudah tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, dan hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayah sangat mengasihi dia.' Lalu Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Bawalah dia kemari kepadaku, supaya mataku memandang dia.' Lagi Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang kemari bersama kalian, kalian tidak boleh melihat mukaku lagi.' Setelah kami kembali kepada hambamu, ayah kami, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan Tuanku itu. Kemudian ayah kami berkata, 'Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.' Tetapi jawab kami, 'Kami tidak dapat pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu, apabila adik yang bungsu tidak bersama-sama kami.' Kemudian berkatalah hambamu, ayah kami, 'Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku; yang seorang telah pergi, dan aku telah berkata, "Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali. Jika anak ini kamu ambil pula daripadaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan daku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka'." Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya. Lalu berserulah ia, "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran oleh orang-orang Mesir dan seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata Yusuf kepada mereka, "Marilah mendekat." Maka mendekatlah mereka. Kata Yusuf lagi, "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir. Tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kalian menjual aku ke sini, sebab demi keselamatan hidup kalianlah, Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan karya Tuhan yang ajaib.
Ayat. (Mzm
105:16-17.18-19.20-21)
1. Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nya seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuat-Nya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Maka raja menyuruh melepaskan dia, dan penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)


"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kalian berangkat. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Ada orang ketika memperoleh tugas baru dengan detil bertanya-tanya perihal aneka sarana-prasarana atau faisilitas apa saja yang telah tersedia dalam melaksanakan tugas baru tersebut. Bahkan juga ada yang minta kepastian perihal imbal jasa atau jaminan sosial yang akan diterimanya. Dengan kata lain yang bersangkutan belum bekerja sudah kawatir akan masa depannya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan Yesus memberi tugas para rasul untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan serta berpesan: ”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”. Yang utama atau pokok dalam tugas pengutusan adalah manusianya, pribadi yang diutus, bukan sarana-prasarana atau jaminan sosial., apalagi dalam tugas pengutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah/Surga atau Kabar Baik. “The man behind the gun”, demikian kata sebuah motto.

Dalam tugas pengutusan apapun atau pekerjaan apapun yang utama dan pertama-tama adalah manusia, entah yang sedang menerima tugas maupun yang menerima pelayanan. Kehadiran pribadi yang diutus kiranya sudah merupakan suatu bentuk pelaksanaan tugas pengutusan; dan dengan saling hadir, bertemu dan curhat kiranya akan terjadi proses penyembuhan atau pertobatan alias pewartaan Kabar Baik.

· “Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia” (Kej 44:20-21), demikian kutipan pengakuan yang terbuka dari Yehuda di hadapan Yusuf, mewakili saudara-saudaranya. Ada kerinduan besar bagi Yusuf untuk memandang atau melihat atau bertatap muka dengan adiknya. Apa yang dirasakan oleh Yusuf ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Rindu pada saudara untuk bertatap muka dan bercuhat, itulah kiranya yang sering juga kita rasakan ketika sudah cukup lama berpisah dari saudara.

Memang kerinduan tersebut belum terobati hanya dengan berita atau doa. Maka baiklah bagi kita yang mungkin tidak terpisah secara phisik dan setiap hari bertemu, hendaknya memanfaatkan pertemuan tersebut untuk bercakap-cakap dan bercurhat, dan jika memang saudara dekat/kandung atau sebagai suami-isteri sebaiknya juga dilengkapi dengan sentuhan, ciuman sebagai tanda saling mengasihi.

Sentuhan atau ciuman yang lahir dari kasih kiranya lebih berarti dan bermakna daripada ceritera atau omongan panjang lebar. Kasih harus lebih diwujudkan dengan tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan. Anda sebagai suami-isteri yang saling mengasihi kiranya membenarkan kebenaran di atas, yaitu bahwa kasih harus lebih diwujudkan dalam tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan, maka kami berharap anda dapat menjadi saksi kasih tersebut dan menyebar-luaskan kepada saudara-saudari dimanapun dan kapanpun.






Ignatius Sumarya, SJ


Renungan Pagi

Rabu, 09 Juli 2009

Rabu, 09 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, anugerahilah kami semangat Yesus Putra-Mu, yang selalu mewartakan kabar gembira. Semoga Engkau memberi kami hati sebagai seorang murid yang siap diutus. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (44:18-21.23b-29; 45:1-5)

"Demi keselamatanmu Allah mengutus aku ke Mesir."

Di tanah Mesir Yusuf pura-pura menuduh adiknya, Benyamin, mencuri. Maka tampillah Yehuda mendekati Yusuf dan berkata, "Mohon bicara Tuanku, izinkanlah hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada Tuanku, dan janganlah bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab Tuanku adalah seperti Firaun sendiri. Tuanku telah bertanya kepada hamba-hamba ini, 'Masih adakah ayah atau saudaramu?' Dan kami menjawab Tuanku, 'Kami masih mempunyai ayah yang sudah tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, dan hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayah sangat mengasihi dia.' Lalu Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Bawalah dia kemari kepadaku, supaya mataku memandang dia.' Lagi Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang kemari bersama kalian, kalian tidak boleh melihat mukaku lagi.' Setelah kami kembali kepada hambamu, ayah kami, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan Tuanku itu. Kemudian ayah kami berkata, 'Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.' Tetapi jawab kami, 'Kami tidak dapat pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu, apabila adik yang bungsu tidak bersama-sama kami.' Kemudian berkatalah hambamu, ayah kami, 'Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku; yang seorang telah pergi, dan aku telah berkata, "Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali. Jika anak ini kamu ambil pula daripadaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan daku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka'." Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya. Lalu berserulah ia, "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran oleh orang-orang Mesir dan seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata Yusuf kepada mereka, "Marilah mendekat." Maka mendekatlah mereka. Kata Yusuf lagi, "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir. Tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kalian menjual aku ke sini, sebab demi keselamatan hidup kalianlah, Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan karya Tuhan yang ajaib.
Mzm
105:16-17.18-19.20-21
1. Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nya seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuat-Nya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Maka raja menyuruh melepaskan dia, dan penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)

"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."


Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kalian berangkat. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Ada orang ketika memperoleh tugas baru dengan detil bertanya-tanya perihal aneka sarana-prasarana atau faisilitas apa saja yang telah tersedia dalam melaksanakan tugas baru tersebut. Bahkan juga ada yang minta kepastian perihal imbal jasa atau jaminan sosial yang akan diterimanya. Dengan kata lain yang bersangkutan belum bekerja sudah kawatir akan masa depannya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan Yesus memberi tugas para rasul untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan serta berpesan: ”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”. Yang utama atau pokok dalam tugas pengutusan adalah manusianya, pribadi yang diutus, bukan sarana-prasarana atau jaminan sosial., apalagi dalam tugas pengutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah/Surga atau Kabar Baik. “The man behind the gun”, demikian kata sebuah motto.

Dalam tugas pengutusan apapun atau pekerjaan apapun yang utama dan pertama-tama adalah manusia, entah yang sedang menerima tugas maupun yang menerima pelayanan. Kehadiran pribadi yang diutus kiranya sudah merupakan suatu bentuk pelaksanaan tugas pengutusan; dan dengan saling hadir, bertemu dan curhat kiranya akan terjadi proses penyembuhan atau pertobatan alias pewartaan Kabar Baik.

· “Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia” (Kej 44:20-21), demikian kutipan pengakuan yang terbuka dari Yehuda di hadapan Yusuf, mewakili saudara-saudaranya. Ada kerinduan besar bagi Yusuf untuk memandang atau melihat atau bertatap muka dengan adiknya. Apa yang dirasakan oleh Yusuf ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Rindu pada saudara untuk bertatap muka dan bercuhat, itulah kiranya yang sering juga kita rasakan ketika sudah cukup lama berpisah dari saudara.

Memang kerinduan tersebut belum terobati hanya dengan berita atau doa. Maka baiklah bagi kita yang mungkin tidak terpisah secara phisik dan setiap hari bertemu, hendaknya memanfaatkan pertemuan tersebut untuk bercakap-cakap dan bercurhat, dan jika memang saudara dekat/kandung atau sebagai suami-isteri sebaiknya juga dilengkapi dengan sentuhan, ciuman sebagai tanda saling mengasihi.

Sentuhan atau ciuman yang lahir dari kasih kiranya lebih berarti dan bermakna daripada ceritera atau omongan panjang lebar. Kasih harus lebih diwujudkan dengan tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan. Anda sebagai suami-isteri yang saling mengasihi kiranya membenarkan kebenaran di atas, yaitu bahwa kasih harus lebih diwujudkan dalam tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan, maka kami berharap anda dapat menjadi saksi kasih tersebut dan menyebar-luaskan kepada saudara-saudari dimanapun dan kapanpun.





Ignatius Sumarya, SJ



Renungan Pagi

Rabu, 08 Juli 2009

Rabu, 08 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Yesus memberikan kuasa untuk menyembuhkan dan mengusir roh-roh jahat kepada kedua belas murid-Nya. Disebutkan juga nama kedua belas murid tersebut. Selanjutnya mereka diingatkan untuk membatasi perutusan mereka kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, pada hari ini Engkau memanggil murid-murid-Mu dan mengutus mereka untuk mewartakan karya keselamatan-Mu melalui perkataan dan perbuatan. Bukalah hati kami agar dengan penuh kerinduan kami menantikan Kerajaan-Mu sendiri. Bantulah kami pula dengan rahmat-Mu supaya kami dapat mewartakan penyelamatan-Mu kepada sesama melalui perbuatan kami sehari-hari. Semoga Engkau sendirilah yang membimbing kami. Demi Kristus Tuhan kami, yang hidup, berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (41:55-57; 42:5-7a.17-24a)


"Kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita."


Sekali peristiwa seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun. Maka berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir, "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu." Kelaparan itu melanda seluruh bumi. Maka Yusuf membuka semua lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab kelaparan itu makin hebat di tanah Mesir. Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab kelaparan itu menghebat di seluruh bumi. Di antara orang yang datang membeli gandum itu terdapatlah pula anak-anak Israel , sebab tanah Kanaan pun ditimpa kelaparan. Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Maka ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap, dan kepadanyalah mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah. Yusuf melihat saudara-saudaranya dan segera mengenal mereka. Tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing bagi mereka. Dan dimasukkannyalah mereka semua ke dalam tahanan tiga hari lamanya. Pada hari ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka, "Buatlah begini, maka kalian akan tetap hidup, sebab aku takut akan Allah. Jika kalian orang jujur, biarkanlah seorang saudaramu tetap tinggal terkurung dalam rumah tahanan, tetapi kalian boleh pulang dengan membawa gandum untuk meredakan kelaparan seisi rumah. Tetapi saudaramu yang bungsu harus kalian bawa kepadaku sebagai tanda bukti bahwa perkataanmu benar. Kalau begitu kalian tidak akan mati." Demikianlah diperbuat mereka. Mereka berkata seorang kepada yang lain, "Betul-betul kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita Yusuf! Bukankah kita melihat betapa besar kesesakan hatinya ketika ia memohon belas kasih kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya! Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa diri kita." Lalu Ruben menjawab mereka, "Bukankah dahulu kukatakan kepadamu, 'Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu!' Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut daripada kita." Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai juru bicara. Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat.
(Mzm 33:2-3.10-11.18-19)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!
2. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)


"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus, anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria , melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel . Pergilah dan wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Roh-roh jahat menggejala dalam berbagai bentuk tindakan amoral seperti “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21).

Yesus mengutus para rasul untuk mengusir roh-roh jahat tersebut, dan kiranya sebagai umat beriman kita semua juga memiliki tugas pengutusan tersebut di dalam kehidupan dan kerja kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Perilaku amoral tersebut mungkin terjadi di lingkungan hidup dan kerja kita, di dalam keluarga, masyarakat atau tempat kerja, atau mungkin juga sering kita lakukan sendiri secara diam-diam. “Kerajaan Sorga sudah dekat”, demikian sabda Yesus, yang berarti Allah hidup dan berkarya di sekitar kita, di lingkungan hidup kita. Maka ketika kita bertindak amoral secara diam-diam alias tidak diketahui dan dilihat oleh saudara-saudari kita, Allah tetap melihat apa yang kita lakukan.

Kita akan berani mengusir roh jahat yang hidup dan berkarya dalam diri saudara-saudari kita jika kita sendiri telah berhasil mengusir roh jahat yang bercokol di hati kita masing-masing. Maka hendaknya pertama-tama dan terutama marilah kita usir roh jahat dalam diri kita yang menggejala dalam aneka kejahatan sebagaimana kami kutipkan di atas, dan kemudian berkembang ke saudara-saudari yang dekat dengan kita setiap hari, misalnya suami atau isteri, anak-anak, rekan kerja dan bergaul, dst.. Selama masih ada aneka macam bentuk penyakit yang ada di dalam diri kita, entah secara pribadi atau kelompok/bersama-sama, berarti roh jahat masih bercokol di dalam diri kita.

· “Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu. Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati.” (Kej 42:19-20), demikian kata Yusuf kepada saudara-saudaranya yang telah bertindak jahat terhadap Yusuf. Mendengarkan hal itu mereka pun saling menyadari dan menyalahkan atas apa yang telah mereka lakukan, dan mereka tidak tahu bahwa yang berkata tersebut adalah Yusuf, saudaranya, yang telah mereka sengsarakan dengan kejahatan mereka. “Yang terbuang” secara pelan-pelan menyadarkan dan menyelamatkan saudara-saudaranya, itulah yang terjadi, antara lain mereka diminta kejujuran mereka. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 17). Kejujuran ini hendaknya sedini mungkin dibiasakan dan dibinakan dalam diri anak-anak, entah di dalam keluarga maupun sekolah, dan tentu saja antara lain dengan teladan atau kesaksian dari orangtua dan para guru/pendidik.

Salah satu cara untuk membiasakan perilaku jujur bagi anak-anak di sekolah adalah larangan untuk menyontek dalam ulangan atau ujian. Membiarkan atau memberi kemungkinan bagi anak-anak, peserta didik atau mahasiswa untuk menyontek dalam ulangan atau ujian berarti melatih mereka untuk berbohong dan korupsi. Di dalam keluarga kejujuran hendaknya juga menjiwai cara hidup dan cara bertindak seluruh anggota keluarga. Jika ada tindakan yang tidak jujur hendaknya segera diperingatkan dan diluruskan, jangan ditunda-tunda. “Berlakulah jujur jika anda ingin mujur, dan mungkin untuk itu untuk sementara harus hancur”.



Ignatius Sumarya, SJ




Renungan Pagi

Selasa, 07 Juli 2009

Selasa, 07 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan
Yesus Tuhan kami, Engkau mempunyai kuasa untuk melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Namun, kadangkala kami jatuh dalam ketidakpercayaan dan tidak mengakui kuasa-Mu. Lenyapkanlah segala kedegilan hati kami dan biarlah kami menyerahkan hidup kami hanya kepada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (32:22-32)

"Namamu selanjutnya adalah Israel, sebab engkau bergumul melawan Allah dan engkau menang."

Pada suatu malam Yakub bangun dan membawa kedua istrinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya. Ia menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. Sesudah menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Maka terjadilah: seorang laki-laki bergulat dengan Yakub sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi itu terpelecok, ketika Yakub bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu, "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub, "Aku tidak akan membiarkan dikau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Bertanyalah orang itu kepadanya, "Siapakah namamu?" Sahutnya, "Yakub." Lalu kata orang itu, "Namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." Bertanyalah Yakub, "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya, "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya, "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi aku tetap hidup!" Ketika meninggalkan Pniel, Yakub melihat matahari terbit; Yakub pincang karena terkilir sendi pangkal pahanya. Sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutup sendi pangkal paha, karena sendi pangkal paha Yakub telah dipukul, yaitu pada otot pangkal pahanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam kebenaran aku akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengakuan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Daripada-Mulah kiranya datang penghakiman: kiranya mata-Mu melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku; bila Engkau memeriksanya pada waktu malam dan menyelidiki aku, maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan.
3. Aku berseru kepadamu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
4. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)

"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit."

Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusur, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, "Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!" Tetapi orang Farisi berkata, "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan." Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



· Salah satu dampak dari krisis financial yang melanda seluruh dunia adalah jumlah pengangguran semakin besar, dan rasanya tindak kejahatan atau amoral juga semakin marak, entah karena terpepet atau frustrasi. Lapangan kerja untuk cari uang memang semakin berkurang, namun kiranya lapangan kerja untuk karya pelayanan pastoral dan sosial semakin lebar dan besar, dan pekerja untuk pelayanan pastoral maupun sosial juga kena dampak krisis alias berkurang juga. Sabda hari ini mengajak dan memanggil kita untuk berprihatin karena sedikitnya atau berkurangnya para pekerja pastoral maupun social dan kita diharapkan berusaha untuk mengatasinya dengan atau melalui berbagai cara dan usaha.

Secara khusus di Tahun Imam ini kami mengajak anda sekalian untuk berpartisipasi dalam promosi panggilan imamat. Para imam hendaknya dengan kesaksian hidupnya dapat menjadi daya tarik bagi anak-anak laki-laki atau pemuda tergerak untuk menjadi imam; cara promosi utama dan pertama dari para imam adalah kesaksian atau keteladanan hidup sebagai seorang imam. Umat pada umumnya, khususnya para orangtua, hendaknya juga berpartisipasi dengan doa maupun cara hidup dan cara bertindak. Berdoalah untuk suburnya panggilan imamat dan kesetiaan para imam dalam menghayatinya panggilannya. Cara hidup dan cara bertindak para orangtua sebagai ‘man or woman with/for others’ juga dapat menjadi lahan persemaian panggilan imamat. Ketika ada salah seorang anaknya yang tergerak untuk menjadi imam hendaknya didukung, dan tidak dihalangi. Persembahkanlah anak anda yang terbaik untuk menjadi imam

· "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" (Kej 32:30), demikian kata Yakub setelah semalaman bergulat dengan ‘seseorang’ utusan Allah. Allah hidup dan berkarya terus menerus di dalam diri kita sendiri maupun lingkungan hidup kita, sebagai umat beriman. Bahwa kita masih hidup seperti saat ini hemat saya karena karya Allah, rahmat atau anugerah Allah yang melimpah ruah. Maka selayaknya sebagai umat beriman kita menghayati kebenaran ini : “Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu manusia harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi, dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut, sejauh itu merintangi dirinya” (St.Ignatius Loyola, LR no 23). Kebenaran iman di atas ini antara lain dapat kita hayati dengan saling memuji, menghormati dan mengabdi antar kita sendiri di dalam keluarga, masyarakat maupun tempat kerja. Ingatlah dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah ‘citra atau gambar Allah’, Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

Segala macam sarana-prasarana atau harta benda yang ada, yang kita miliki dan kuasai hendaknya menjadi sarana bagi kita untuk semakin saling memuji, menghormati dan mengabdi atau kita semakin rendah hati. Hendaknya ‘keselamatan jiwa’ menjadi barometer keberhasilan hidup dan cara bertindak kita, entah jiwa kita sendiri maupun sesama manusia, yang hidup dan berkarya bersama dengan kita. Jauhkan dan berantas aneka bentuk sikap mental materialistis atau bisnis. Aneka macam harta benda yang tercipta di dunia ini pada dasarnya bersifat sosial, maka hendaknya difungsikan untuk membangun persaudaraan dan persahabatan sejati antar kita. Semakin kaya akan harta benda hendaknya semakin sosial.


Ignatius Sumarya, SJ

Renungan Pagi

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy