Rabu, 15 Juli 2009, Pw. S. Bonaventura, Uskup, Pujangga Gereja


Rabu, 15 Juli 2009
Pw. S. Bonaventura, Uskup, Pujangga Gereja

“Semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai”

Doa Renungan

Tuhan kami bersyukur atas kasih-Mu yang kami alami sepanjang hidup kami. Terlebih lagi kami bersyukur karena Engkau yang Mahatinggi dan tak terselami sudi menyatakan diri dalam diri Yesus sehingga kami dapat lebih mengenal Engkau. Semoga Engkau menganugerahkan hati yang terbuka pada kami untuk mengerti kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (3:1-6.9-12)

"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."

1 Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. 2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. 3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" 4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." 5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." 6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. 9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. 10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." 11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" 12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat.
(Mzm 103:1b-2.3-4.6-7)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)

"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
25 Sekali peristiwa berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


· Orang-orang pandai yang bergelar sarjana atau doktor atau professor pada umumnya sering kurang memperhatikan hal-hal kecil dalam kebutuhan hidup sehari-hari. Kebanyakan dari mereka bekerja di depan meja dan kurang kurun ke bawah alias melihat kenyataan konkret, seperti kebersihan, sarana-prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, dst.. Ketika mereka menjadi petinggi atau atasan sering juga enggan turun ke bawah untuk melihat realitas kehidupan, apa yang dikerjakan oleh para pembantunya yang rendah atau kecil. Memang dalam situasi dan kondisi yang biasa-biasa saja dan damai pada umumnya mereka yang rendah atau kecil kurang diperhatikan dan dinilai kurang fungsional, tetapi pada situasi atau kondisi yang kurang baik pada umumnya yang rendah dan kecil dicari-cari dan dibutuhkan, misalnya ada kotoran di lantai atau ruangan, dst.. Yang rendah dan kecil memang sering fungsional dalam situasi genting dan kurang aman. Memang yang rendah dan kecil dalam hal bekerja secara phisik pada umumnya lebih berat daripada mereka yang pandai dan terhormat di dunia ini. Memperhatikan sabda Yesus hari ini kami mengajak dan mengingatkan mereka yang merasa bijak dan pandai untuk memperhatikan hal-hal atau mereka yang rendah dan kecil, mendukung apa yang sering dinyatakan oleh para Uskup yang menyatakan diri sebagai hamba yang hina dina. St.Bonaventura yang kita kenangkan hari ini belajar menjadi bijak dari Salib Yesus, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)

· "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” (Kel 3:12), demikian firman Tuhan atas pertanyaan Musa, yang diutus untuk membebaskan bangsanya dari perbudakan. Tuhan senantiasa menyertai mereka yang terpilih untuk melaksanakan tugas pengutusan-Nya; Ia yang mengutus juga membekali mereka yang diutus secukupnya.

Kita semua kiranya juga diutus untuk membebaskan saudara-saudari kita dari aneka macam bentuk perbudakan, misalnya menjadi budak seksual, budak kenikmatan duniawi/hawa nafsu, budak minuman keras/narkoba/ganja dll, budak makanan dan minuman alias makan dan minum dengan serakah dan tak teratur, dst.. Generasi muda masa kini nampaknya cukup banyak yang menjadi budak seksual atau obat-obat terlarang, dan tentu saja hal itu terjadi karena kurangnya perhatian dari para orangtua yang memadai. Maka dalam rangka pembebasan siapapun yang telah menjadi budak aneka macam bentuk, kiranya peran orangtua penting sekali, antara lain dengan keteladanan hidup baik dan berbudi pekerti luhur serta mendidik dan membina anak-anaknya secara memadai, sesuai dengan tuntutan perkembangan dan pertumbuhan zaman.

Anak-anak sedini mungkin dilatih untuk berani mengatakan ‘tidak’ terhadap aneka macam tawaran bentuk kenikmatan yang akan memperbudak dirinya. Hidup ibadah di dalam keluarga hendaknya juga diperdalam dan diperkuat, antara lain sering, syukur dapat setiap hari, diadakan doa bersama di dalam keluarga serta curhat bersama-sama. Doa-doa pribadi juga sangat diharapkan sebagai kekuatan untuk melawan aneka macam godaan setan yang menggejala dalam aneka macam bentuk kenikmatan duniawi yang tidak sehat.



Ignatius Sumarya, SJ

Selasa, 14 Juli 2009

Selasa, 14 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XV

“Jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini”.


Pembacaan dari Kitab Keluaran (2:1-15a)

"Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air. Ketika Musa telah dewasa ia mendapatkan saudara-saudaranya."

1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." 7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." 11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. 12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. 13 Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?" 14 Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan." 15a Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.
Ayat.
(Mzm 69:3.14.30-31.33-34)
1. Aku tenggelam ke rawa yang dalam tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan daku.
2. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah, demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!
3. Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
4. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah, biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)
"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."

20 Sekali peristiwa, Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: 21 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. 23 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. 24 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan



· Ketika saya memperoleh kesempatan ikut berziarah di ‘tanah suci’, saya melihat bahwa kota Kapernaum masa lalu nampaknya cukup terkenal dan saat ini tinggal puing-puing batu berserakan serta ditumbuhi rumput tak beraturan. Diimani bahwa Yesus telah mengutuk kota tersebut karena warganya tidak percaya pada mujizat-mujizat yang sedang terjadi. Bagaimana dengan kota, tempat dimana kita tinggal dan bekerja?


Mukjizat adalah karya Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya dan tentu saja terutama dan pertama-tama dalam diri manusia, ciptaan terluhur di dunia ini, yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah. Mengimani mujizat yang terjadi dalam diri manusia antara lain berarti mengimani aneka perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi dalam diri sesama atau saudara-saudari kita. Jika kita mendambakan tidak ada kecelakaan atau musibah di kota atau tempat tinggal dan tempat kerja kita, hendaknya kita saling mengimani aneka perkembangan dan pertumbuhan yang telah, sedang dan akan terjadi dalam diri kita masing-masing dan saudara-saudari kita. Sebagai tanda bahwa kita saling mengimani pertumbuhan dan perkembangan antara lain seluruh warga kota atau masyarakat hidup dalam damai sejahtera, aman sentosa, bahagia serta tidak terjadi aneka macam bentuk kejahatan atau kebejatan moral.


Selama masih terjadi aneka kejahatan atau kebejatan moral di tempat tinggal atau kerja kita berarti ada orang-orang yang kurang atau tidak beriman, serakah, egois maupun sombong. Maka jika ada saudara-saudari kita yang kita kenal berperilaku demikian itu hendaknya segera ditegor dan diingatkan untuk bertobat; jangan dibiarkan saja. Membiarkan aneka bentuk kejahatan dan kebejatan moral berarti mendukung, dan jika terjadi kekacauan sedikit banyak berarti kita juga terlibat.


· "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu."(Kel 2:9), demikian kata puteri Firaun kepada seorang ibu, yang tidak lain adalah ibu kandung dari bayi tersebut. .Bayi tersebut tidak lain adalah Musa, yang ketika telah menjadi dewasa terpanggil untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan atau perbudakan alias dari kesesengsaraan. Apa yang dilakukan oleh puteri Firaun merupakan langkah awal pembebasan bangsa terpilih. Sebagaimana seorang perempuan pada umumnya rasanya ketika melihat bayi dalam keadaan menderita pasti akan tergerak untuk menyelamatkannya. Bayi, anak yang baru lahir dari kasih memang dapat menjadi harapan masa depan, maka baiklah berrefleksi pada tindakan puteri Firaun tersebut kami mengajak kita semua untuk memberi perhatian yang memadai kepada para bayi atau anak-anak yang baru saja dilahirkan.


Pendampingan, pendidikan atau pembinaan anak sejak dilahirkan sampai usai balita sangat menentukan masa depan anak tersebut. Musa yang baru saja dilahirkan akhirnya menerima air susu ibu dari ibu yang mengandung dan melahirkan. Air susu ibu sungguh penting sekali bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi anak yang baru saja dilahirkan. Maka kami berharap hendaknya anak-anak atau bayi dapat menikmati air susu ibu dari ibu yang telah mengandung dan melahirkannya. “Ibu-ibu sebaiknya memberikan ASI sedikitnya satu tahun, semakin lama bayi diberi ASI, semakin banyak manfaat yang diperoleh. Sebagian masyarakat masih tidak setuju terhadap pemberian ASI akibat faktor gaya hidup: wanita berpikir mereka tidak dapat melakukanya di tempat umum karena merasa malu. Tetapi di beberapa negara lain, hal ini masih dapat diterima dan alami bagi seorang wanita menyusui bayinya di tempat umum”. Sayang para ibu muda masa kini sering menyusui anaknya secara rutin hanya untuk jangka waktu paling lama 3 bulan, dan selebihnya diberi susu sapi.
Ignatius Sumarya, SJ

Senin, 13 Juli 2009


Senin, 13 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XV

“Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan memperolehnya”


Doa Renungan


Ya Tuhan Yesus Kristus, Engkau diutus oleh Bapa ke dalam dunia untuk melakukan kehendak Bapa. Ajarilah kami untuk melakukan kehendak Bapa dengan hati yang penuh syukur dan sukacita seraya mengasihi-Mu lebih dari apa pun juga. Bimbinglah dan bantulah kami untuk melakukannya karena tanpa pertolongan-Mu, kami tiada sanggup. Tuhan bimbinglah kami. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (1:8-14.22)


"Marilah kita bertindak terhadap orang Israel dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak."

Pada waktu itu tanah Mesir diperintah oleh raja baru yang tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja itu kepada rakyatnya, "Lihat, bangsa Israel itu sangat banyak, dan jumlahnya lebih besar daripada kita. Marilah kita bertindak terhadap mereka dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak. Jangan-jangan, jika terjadi peperangan, mereka bersekutu dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari sini." Maka pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas orang-orang Israel, untuk menindas mereka dengan kerja paksa. Mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. Maka dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat. Mereka dipaksa mengerjakan tanah liat dan membuat batu bata. Juga berbagai-bagai pekerjaan di padang; ya segala macam pekerjaan dengan kejam dipaksakan oleh orang Mesir kepada mereka itu. Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya, "Setiap anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani lemparkanlah ke dalam Sungai Nil. Tetapi anak-anak perempuan biarkanlah hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Ayat.
(Mzm 124:1-3.4-6.7-8)
1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, -- biarlah Israel berkata demikian, -- jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap, jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34 - 11:1)


"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Dari lahir, kematian, hingga kebangkitan-Nya, kata kunci dalam perutusan Yesus adalah damai: damai di bumi, damai sejahtera bagi siapa saja.

Yesus mengingatkan bahwa akan terjadi ketidaksepahaman, bahkan konflik karena perbedaan yang mendasar. Yang benar tak mungkin disandingkan dengan yang tidak benar. Keadilan tidak dapat berjalan seiring dengan ketidakadilan. Mengkompromikan yang bertentangan adalah kemunafikan dan hanya mencari selamat sendiri. Damai yang benar hanya akan diperoleh dengan berpegang kepada kesejatian.

Kita memang akan kehilangan damai semu, tetapi menemukan damai yang sejati. Pembelaan kita bukan dari manusia, melainkan dari Allah sendiri. Tuhan sendirilah tempat perlindungan dan penghiburan kita.

Kita akan berhadapan dengan konflik kepentingan, minat, dan tujuan karena acuan kebenaran yang berbeda. Yesus mengingatkan kita agar tetap konsisten memilih yang benar dan tidak berkompromi dengan yang salah. Sebab itulah jalan satu-satunya untuk memenangkan damai yang sejati dan menolak damai yang semu.

Ya Tuhan, firman-Mu kadang-kadang bagaikan pedang bermata dua dan mendesakku untuk mengambil sikap yang tegas. Mampukanlah aku untuk dengan jujur dan tabah mengakui bahwa Engkaulah kebenaran sejati. Amin.




Ziarah Batin mirifica.net

Renungan Pagi

Minggu, 12 Juli 2009; Hari Minggu Biasa XV

Minggu, 12 Juli 2009
Hari Minggu Biasa XV/ Tahun B

Tulus mengharapkan kedatangan-Nya.


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakudus, Engkau mengutus nabi Amos untuk menyampaikan warta pertobatan kepada umat Israel. Kini hadirlah di tengah kami dan jadikanlah kami saksi iman yang membawa banyak orang kembali kepada-Mu, menemukan semangat hidup dan merasakan betapa hidup bersama Yesus Putra-Mu itu sungguh berarti. Semoga kami semua tetap bersatu denan Engkau dan menghasilkan buah keadilan dan cinta kasih melimpah, sehingga dunia bahagia karenanya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Amos (7:12-15)


"Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku."

12 Sekali peristiwa, berkatalah Amazia kepada Amos: "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana! 13 Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci kerajaan." 14 Jawab Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. 15 Tetapi Tuhan mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami, kasih setia-Mu, ya Tuhan
Ayat.
(Mzm 85:9ab.10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang takwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:3-10)


"Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan."

3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)


"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

7 Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, 8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, 9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. 11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." 12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, 13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Rekan-rekan yang budiman!

Bagi kedua belas murid, seperti diutarakan dalam Mrk 6:7-13 (Injil Minggu Biasa XV tahun B), diutus berarti siap berangkat mewartakan tobat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit. Juga para utusan diminta agar berani pergi tanpa membawa kelengkapan. Hanya yang paling dibutuhkan boleh dipakai: tongkat dan alas kaki saja. Mereka juga tak boleh takut tidak diterima dengan baik. Itukah syarat-syarat agar dapat memakai kuasa yang dipercayakan Yesus kepada mereka? Begitulah perasaan kedua belas murid pada waktu itu. Ay. 12-13 memberi kesan bahwa mereka sanggup menjalankan pengutusan ini dengan gairah. Bagaimana dengan kita para pendengar dan pembaca Injil pada zaman ini? Apakah kita diharapkan menjadi seperti mereka? Marilah kita dalami terlebih dahulu kisah pengutusan ini.

BERGANTI PENDEKATAN
Yesus baru saja mengunjungi Nazaret. Di sana ia tidak diterima dengan baik justru oleh orang-orang yang mengenalnya. Seperti dicatat Markus, kejadian ini membuatnya heran (Mrk 6:6). Maka ia berganti pendekatan. Ia tidak langsung datang ke suatu tempat, melainkan mengirim berita terlebih dulu. Diutusnya orang-orang yang paling dekat untuk mengabarkan serta sekadar menunjukkan perbuatan-perbuatan kuasanya. Baru setelah orang-orang itu siap, ia sendiri akan datang. Demikianlah Yesus berkeliling dan mengajar dari "desa ke desa", yaitu pemukiman-pemukiman yang berada di luar tembok kota. Tak ada gagasan tempat yang tersendiri atau terpencil seperti kata "dusun" dalam bahasa kita. Malah mereka yang berdiam di situ sering mondar-mandir dari tempat ke tempat untuk urusan pekerjaan. Pasar, pusat kegiatan sehari-hari pun, berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain menurut jenis kegiatan dan hari. Ke tempat-tempat itulah ia mengutus kedua belas muridnya dua berdua. Mereka menyiapkan orang-orang itu untuk menerima kedatangan Yesus sendiri nanti. Jangan sampai terulang yang terjadi di Nazaret. Di sana orang-orang belum siap menerima Yesus

Siapakah kedua belas murid yang diutus mendahuluinya itu? Sejak tampil di muka umum, Yesus memperoleh pengikut. Menurut Mrk 1:16-20, ia memanggil murid-murid yang pertama, yaitu Simon dan Andreas yang sedang menebarkan jala di danau. Mereka akan dijadikan "penjala manusia" - maksudnya, mereka akan ikut membawa orang mendekat kepada Yesus sendiri. Juga Yakobus dan Yohanes termasuk kelompok pertama ini. Kemudian ia juga mengajak Lewi. Para murid ini berjalan bersama guru mereka dari tempat ke tempat mendengarkan pelbagai pengajarannya, menyaksikan macam-macam penyembuhan dan perbuatan kuasanya, melihat reaksi orang banyak. Semuanya dengan ringkas dicatat dalam Mrk 3:20-6:6. Baru kemudian, seperti dijelaskan dalam Mrk 3:13-19, dua belas dari antara para murid tadi ditetapkan sebagai "rasul", maksudnya, utusan dengan tiga tugas yang disebut jelas di situ, yakni menyertai Yesus, memberitakan Injil, dan mengusir setan dengan kuasa yang diberikan Yesus. Mereka itulah yang kini diutus dua berdua. Ada kebiasaan pada zaman itu, berita baru bisa dipercaya bila dikuatkan seorang saksi atau lebih.

MENYIAPKAN KEDATANGANNYA
Kedua belas murid tadi diutus dua berdua dan dibekali kuasa atas roh-roh jahat. Mereka menyiapkan kedatangan Yesus ke tempat mereka diutus dengan membersihkan orang-orang itu dari kekuatan yang bisa jadi akan menentang kedatangannya. Mengajak mereka berpandangan luas, bertobat, kata Injil, dan memerdekakan batin mereka dari kungkungan ketidakpercayaan. Juga mengurangi penderitaan.

Salah satu pesan Yesus ialah agar mereka tinggal di tempat yang menerima mereka "sampai kamu berangkat dari tempat itu". Bukan berarti mereka dinasihati agar berlama-lama di tempat yang menerima mereka. Mereka hanya perlu bertamu seperlunya dan menjelaskan apa yang bisa mereka peroleh nanti dari Yesus sendiri bila ia datang ke tempat mereka. Setelah orang-orang di situ paham, para utusan akan kembali menemui Yesus dan berkabar kepadanya mengenai orang-orang yang telah mereka temui. Dapat kita simpulkan demikian dari Mrk 6:30 "Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepadanya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan."

Bagaimana dengan tempat yang tidak menyambut baik utusan tadi? Mereka disuruh pergi meninggalkan tempat itu dan "mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai peringatan". Ini tindakan mengancam dan mengutuk? Menyatakan diri tidak mau dinodai oleh sikap menolak dari tempat itu? Bukan itulah maksudnya. Apa arti mengebaskan debu dari kaki? Para utusan yang ditolak tak usah merasa perlu melaporkan bahwa pernah datang ke tempat tadi. Tak ada bukti dan petunjuk bahwa kami pernah ada di sana! Anggap saja penolakan tak pernah terjadi. Tak perlu diingat, apalagi ditunjukkan bahwa para utusan pernah ke situ. Kaki mereka tak kena debu tempat itu! Dengan demikian masih ada kesempatan lain bagi tempat itu. Boleh jadi dalam keadaan lain sikap mereka berubah. Tempat itu tak usah dicoret dari daftar tempat yang bakal menerima Yesus sendiri. Kiranya tafsiran ini lebih cocok dengan cara Yesus melayani orang-orang. Juga lebih sesuai dengan sikap pastoral yang memerdekakan, bukan yang mengucilkan.

Bepergian tanpa membawa bekal makanan, uang, dan pakaian menunjukkan kepercayaan besar pada penyelenggaraan ilahi? Semacam askese rasuli? Tak usah dibuat tafsiran yang serba saleh tetapi tak masuk akal, baik bagi orang dulu maupun sekarang. Larangan membawa bekal tadi itu sebenarnya nasihat agar bersikap optimis. Toh urusannya dapat dikerjakan dalam waktu pendek. Mereka tak perlu bermalam - maka tak usah memikirkan membawa pakaian ganti. Tak perlu berbekal makanan, tak perlu membeli makan di jalan. Nanti di tempat tujuan mereka akan diterima baik dan disuguh makanan. Dan toh kalau tidak diterima, mereka sebaiknya segera meninggalkan tempat itu, dan pergi ke tempat lain yang lebih mau menerima.
Kedua belas murid diminta memusatkan perhatian pada pengutusan mereka. Yang mereka bawa bagi orang yang mereka datangi bukanlah diri dan kelengkapan mereka sendiri, melainkan kuasa yang mereka terima dari guru mereka untuk menjauhkan "roh-roh jahat", yakni kekuatan yang merendahkan manusia dalam arti apapun. Kuasa itu kini bisa semakin dinikmati orang banyak. Inilah dinamika Kerajaan Allah dan warta pertobatannya. Bagi mereka yang merasa menjadi utusan, keprihatinan pada penderitaan dan upaya perbaikan kiranya menjadi pokok utama.

PEMBACA ZAMAN KINI
Mengapa bertobat dibahasakan kembali menjadi berganti haluan dan melihat jauh ke depan? Keprihatinan utama orang waktu itu sifatnya eskatologis; ada keprihatinan bahwa tak lama lagi dunia akan berakhir dan saat itu mulailah zaman hidup baru yang dipimpin sang Terurapi. Agar dapat ikut serta, perlu "bertobat" terlebih dahulu, maksudnya, berupaya mengarahkan diri ke kehidupan baru tadi dengan meninggalkan cara-cara lama. Itulah keprihatinan orang pada zaman Yesus. Dan ia menanggapinya dengan menunjukkan arah yang melegakan. Diwartakannya bahwa zaman yang baru itu ialah hidup dalam Kerajaan Tuhan yang sebenarnya sudah hadir. Bertobat ialah mengarahkan diri ke sana dan memasukinya. Jadi, dalam bahasa sekarang, yang dimaksud dengan bertobat ialah berani berwawasan luas dan memberi ruang gerak pada yang ilahi dalam kehidupan ini. Tetapi juga tidak begitu saja mencampurbaurkan urusan Allah dengan urusan dunia. Yang dijalankan dalam hidup sehari-hari ada tempatnya, ada aturan-aturannya sendiri. Juga ruang khusus bagi kepercayaan ada tempatnya. Membawahkan semua begitu saja pada rumus kepercayaan malah akan memiskinkan iman dan mengurangi ketepercayaan agama dan para penganutnya sendiri.

Bagi kebanyakan pembaca pertama tulisan Markus, para rasul yang dua belas itu sudah menjadi bagian dari ingatan turun-temurun. Boleh dikatakan, tidak ada lagi yang pernah melihat orang-orang itu sendiri. Hanya para penerus merekalah yang dikenal pembaca dulu. Dalam hal ini keadaan kita tidak banyak berbeda dengan pembaca awal. Dan memang Injil ditulis bagi pembaca seperti itu, juga bagi kita sekarang. Pembaca dulu, dan kita sekarang, akan membayangkan diri sebagai orang di tempat yang dikunjungi para utusan tadi - bukan sebagai para utusan sendiri. Mereka, juga kita, dibantu agar semakin siap menerima Yesus yang bakal datang sendiri. Seperti kita, para pendengar awal ini sebenarnya termasuk orang-orang yang sudah percaya. Bukan orang yang menolak, bukan orang yang membuat Yesus heran seperti di Nazaret dulu. Tetapi orang yang percaya pun masih merasa perlu meluaskan pandangan, atau dalam cara berbicara Injil, "bertobat". Orang yang percaya juga tetap mengharapkan macam-macam perbaikan dalam masyarakat. Tekanan "roh jahat dan penyakit" masih dirasakan kuat dan orang butuh bantuan dari atas untuk melepaskan diri dari pengaruh yang tak dapat diatasi sendiri. Begitulah kemanusiaan akan semakin utuh. Itulah kemanusiaan yang diwartakan para utusan dan ditunjukkan oleh Yesus sendiri nanti.

Salam hangat,
A. Gianto



Renungan Pagi

Sabtu, 11 Juli 2009

Sabtu, 11 Juli 2009
Pw. St. Benediktus, Abbas.

“Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya”


Doa Renungan

Allah Bapa, kebenaran-Mu tak tersangkal dan tak dapat ditutupi. Bantulah aku hari ini untuk menemukan kebenaran-Mu dan mengakuinya di hadapan dunia. Jadikanlah aku saksi-Mu yang setia. Berilah kekuatan untuk menyangkal diriku dan dunia serta mengakui kebenaran-Mu di hadapan sesama. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (49:29-32; 50:15-26a)


"Allah akan memperhatikan kalian, dan membawa kalian keluar dari negeri ini."

Waktu akan meninggal Yakub berpesan kepada anak-anaknya, "Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, yaitu ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik keluarga. Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situ pula dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, dan di situlah juga kukuburkan Lea. Ladang dengan gua di sana telah dibeli dari orang Het." Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka, "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalas kita sepenuhnya, atas segala kejahatan yang telah kita lakukan terhadapnya." Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf, "Sebelum ayahmu meninggal, ia telah berpesan, 'Beginilah hendaknya kalian katakan kepada Yusuf. Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu'." Ketika permintaan disampaikan kepadanya, menangislah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf pun datang sendiri-sendiri dan sujud di depannya serta berkata, "Kami datang untuk menjadi budakmu." Tetapi Yusuf berkata, "Janganlah takut, sebab aku bukan pengganti Allah. Memang kalian telah membuat rencana yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Maka janganlah takut. Aku akan menanggung makanmu dan juga makanan anak-anakmu." Demikianlah Yusuf menghiburkan saudara-saudaranya dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Yusuf tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya. Ia hidup seratus sepuluh tahun. Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. Waktu akan meninggal, berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya, "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kalian dan membawa kalian keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub." Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya, "Tentu Allah akan memperhatikan kalian. Pada waktu itu kalian harus membawa tulang-tulangku dari sini." Kemudian Yusuf meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.
Ayat.
(Mzm 105:1-2.3-4.6-7)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bengsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:24-33)


"Janganlah takut kepada mereka yang membunuh badan."

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan


· Yesus, Guru dan Tuhan kita, dalam melaksanakan tugas pengutusan-Nya telah menderita sengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan seluruh dunia seisinya. Maka kita semua yang beriman kepada-Nya, sebagai murid-murid atau pengikut Yesus diperingatkan olehNya : “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya”. Jika dalam melaksanakan tugas pengutusan, atau menghayati panggilan kita harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan derita hendaknya tidak mengeluh atau merasa tersiksa. Derita yang harus kita alami kiranya tidak sebanding dengan yang telah dialami oleh Yesus. St Benediktus yang kita kenangkan hari ini kiranya telah berusaha untuk meneladan Yesus, Guru dan Tuhan, yaitu dengan hidup menyendiri dan bertapa. Maka baiklah saya mengajak kita semua untuk mawas diri salah satu keutamaan hidup beragama atau beriman yaitu lakutapa atau matiraga. Lakutapa atau matiraga antara lain berarti mengendalikan nafsu raga atau anggota tubuh sedemikian rupa sehingga tidak berbuat dosa atau melakukan apa yang jahat, jauh dari aneka macam bentuk keserakahan dan setia dalam hidup beriman dalam situasi dan kondisi apapun. Kita hayati pesan Yesus “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa, takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.

· "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." (Kej 50:20-21), demikian kata Yusuf kepada saudara-saudaranya. Yang terbuang telah menjadi penyelamat bagi saudara-saudaranya yang membuangnya, itulah yang terjadi. Apa yang dihayati oleh Yusuf ini kiranya dapat menjadi teladan bagi kita semua orang beriman. Di dalam keadaan damai, biasa-biasa saja mungkin kita tidak tehitung atau bahkan kurang diperhatikan dan dibuang. Penyelamat memang akan berarti dalam situasi dan kondisi yang tidak selamat. Kita semua dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan, maka baiklah kita tidak merasa kecil hati dan takut ketika dalam situasi dan kondisi damai tidak difungsikan atau dibuang, tetapi ketika ada situasi dan kondisi yang tidak selamat kesitulah kita harus tampil untuk menyelamatkannya.

Saya yakin di lingkungan hidup dan kerja kita ada sesuatu yang perlu diselamatkan atau dibereskan dan diperbaiki, entah itu perilaku sesama kita atau aneka macam sarana-prasarana. Sebagai orang beriman marilah kita hayati pesan ini : ”Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan melalui diri kita yang lemah dan rapuh ini” : kita semua dipanggil untuk senantiasa berbuat baik dalam situasi dan kondisi apapun dan dimanapun. Kita cermati dan perhatikan mereka yang mungkin kurang makan dan minum untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sambil berkata “Aku akan menanggung makanmu, dan makan anak-anakmu juga”





Ignatius Sumarya, SJ



Renungan Pagi

Jumat, 10 Juli 2009

Jumat, 10 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kebijaksanaan, Engkau hadir dalam penderitaan manusia dan tidak membiarkan mereka binasa. Engkau memakai kemalangan dan kesusahan untuk menyatakan kehendak dan kasih-Mu. Berilah aku rahmat-Mu hari ini agar hatiku sungguh mampu menerima segala penderitaan dalam hidupku sebagai bagian dari rencana-Mu yang indah untuk menyatakan kasih-Mu yang besar. Doa ini aku sampaikan dengan pengantaraan Yesus penyelamatku. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (46:1-7.28-30)


"Sekarang bolehlah aku mati."

Pada waktu itu berangkatlah Israel dengan segala miliknya, dan ia tiba di Bersyeba. Lalu dipersembahkannya kurban sembelihan kepada Allah Ishak, ayahnya. Bersabdalah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam, "Yakub, Yakub!" Sahutnya, "Ya, Tuhan." Maka bersabdalah Allah, "Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti." Maka berangkatlah Yakub dari Bersyeba. Anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka naik kereta yang dikirim Firaun untuk menjemput. Mereka juga membawa ternak dan harta benda yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan. Lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunannya bersama-sama dengan dia. Anak-anak dan cucunya, laki-laki dan perempuan, seluruh keturunannya dibawanya ke Mesir. Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih dahulu mendapatkan Yusuf, supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya. Dan sementara itu sampailah mereka ke tanah Gosyen. Lalu Yusuf memasang keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan ayahnya, Israel. Ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya, dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya. Berkatalah Israel kepada Yusuf, "Sekarang aku boleh mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat.
(Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
3. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa, dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik, Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:16-23)


"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya. Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu, sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· "Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana.Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.”(Kej 46:3-4), demikian sabda Tuhan kepada Yakub. Tuhan senantiasa menyertai mereka yang telah dipilihNya dalam mengatasi aneka tantangan dan hambatan. Kutipan Sabda ini kiranya juga merupakan ramalan bahwa Penyelamat Dunia, Kanak-kanak Yesus, yang menerima ancaman untuk dibunuh raja Herodes, harus mengungsi ke Mesir untuk sementara. Mesir adalah tempat perlindungan dan penyelamatan untuk sementara. Kutipan Sabda di atas kiranya juga menjadi inspirasi presiden Anwar Sadat ketika ia memberanikan diri datang ke Israel untuk perdamaian, dan iapun memperoleh anugerah ‘Nobel Perdamaian’. Hidup, bertindak atau melangkah sesuai dengan kehendak Allah atau demi perdamaian sejati pasti akan berhasil dan selamat. Maka marilah di dalam hidup sehari-hari kita senantiasa mengusahakan perdamaian atau persaudaraan sejati, dan pecayalah Tuhan pasti akan menyertai dan mendampingi usaha dan jerih payah kita. Memang sering untuk itu kita harus melangkah jauh atau meninggalkan tempat tinggal atau kebiasaan hidup kita untuk sementara demi kebahagiaan sejati yang kekal.

· Setia dalam penghayatan hidup beragama, beriman atau panggilan pada masa kini kiranya akan menghadapi banyak tantangan, hambatan atau godaan. Berbagai tindakan penyelewengan atau ketidak-setiaan antara lain seperti korupsi, ketidak-disiplinan, perselingkuhan, dst.. masih marak di sana-sini dan merangsang kita semua untuk ikut korupsi atau berselingkuh. Godaan atau rayuan untuk berbuat jahat ada dimana-mana dan kapan saja. Menghadapi aneka tantangan, hambatan dan godaan tersebut Yesus berpesan : ”Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. Pesan ini mengajak kita semua untuk cerdas secara intelektual maupun spiritual, memiliki otak dan hati yang cerdas, sehingga mampu melihat dan menghayati kehadiran dan karya Roh Kudus, Roh Yesus Kristus di dalam diri saudara-saudari kita maupun lingkungan hidup kita. Jika kita cerdas secara intelektual maupun spiritual, maka di tengah-tengah hambatan, tantangan dan godaan atau rayuan untuk berbuat jahat kita akan mampu melihat celah-celah dan kesempatan untuk menghadapi atau mengatasinya. Apa yang baik, benar, suci, luhur dan mulia kiranya lebih banyak dalam lingkungan hidup maupun saudara-saudari kita daripada apa yang tidak baik, tidak suci, tidak luhur dan tidak mulia, maka lihat, cari dan peluklah apa yang baik, benar, suci, luhur dan mulia tersebut guna mengatasi aneka tantangan, hambatan, godaan atau rayuan yang menghadang di depan kita. “Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang”, demikian pesan Yesus kepada para rasul, “Sesungguhnya sebelum kita mendatangi dan mengenai tantangan, hambatan, godaan atau rayuan, Tuhan sudah mulai mengatasinya”, itulah keyakinan iman kita.




Renungan Pagi

Rabu, 09 Juli 2009

Rabu, 09 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, anugerahilah kami semangat Yesus Putra-Mu, yang selalu mewartakan kabar gembira. Semoga Engkau memberi kami hati sebagai seorang murid yang siap diutus. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (44:18-21.23b-29; 45:1-5)


"Demi keselamatanmu Allah mengutus aku ke Mesir."


Di tanah Mesir Yusuf pura-pura menuduh adiknya, Benyamin, mencuri. Maka tampillah Yehuda mendekati Yusuf dan berkata, "Mohon bicara Tuanku, izinkanlah hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada Tuanku, dan janganlah bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab Tuanku adalah seperti Firaun sendiri. Tuanku telah bertanya kepada hamba-hamba ini, 'Masih adakah ayah atau saudaramu?' Dan kami menjawab Tuanku, 'Kami masih mempunyai ayah yang sudah tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, dan hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayah sangat mengasihi dia.' Lalu Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Bawalah dia kemari kepadaku, supaya mataku memandang dia.' Lagi Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini, 'Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang kemari bersama kalian, kalian tidak boleh melihat mukaku lagi.' Setelah kami kembali kepada hambamu, ayah kami, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan Tuanku itu. Kemudian ayah kami berkata, 'Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.' Tetapi jawab kami, 'Kami tidak dapat pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu, apabila adik yang bungsu tidak bersama-sama kami.' Kemudian berkatalah hambamu, ayah kami, 'Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku; yang seorang telah pergi, dan aku telah berkata, "Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali. Jika anak ini kamu ambil pula daripadaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan daku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka'." Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya. Lalu berserulah ia, "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran oleh orang-orang Mesir dan seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata Yusuf kepada mereka, "Marilah mendekat." Maka mendekatlah mereka. Kata Yusuf lagi, "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir. Tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri karena kalian menjual aku ke sini, sebab demi keselamatan hidup kalianlah, Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan karya Tuhan yang ajaib.
Ayat. (Mzm
105:16-17.18-19.20-21)
1. Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nya seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuat-Nya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Maka raja menyuruh melepaskan dia, dan penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)


"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kalian berangkat. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Ada orang ketika memperoleh tugas baru dengan detil bertanya-tanya perihal aneka sarana-prasarana atau faisilitas apa saja yang telah tersedia dalam melaksanakan tugas baru tersebut. Bahkan juga ada yang minta kepastian perihal imbal jasa atau jaminan sosial yang akan diterimanya. Dengan kata lain yang bersangkutan belum bekerja sudah kawatir akan masa depannya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan Yesus memberi tugas para rasul untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan serta berpesan: ”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”. Yang utama atau pokok dalam tugas pengutusan adalah manusianya, pribadi yang diutus, bukan sarana-prasarana atau jaminan sosial., apalagi dalam tugas pengutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah/Surga atau Kabar Baik. “The man behind the gun”, demikian kata sebuah motto.

Dalam tugas pengutusan apapun atau pekerjaan apapun yang utama dan pertama-tama adalah manusia, entah yang sedang menerima tugas maupun yang menerima pelayanan. Kehadiran pribadi yang diutus kiranya sudah merupakan suatu bentuk pelaksanaan tugas pengutusan; dan dengan saling hadir, bertemu dan curhat kiranya akan terjadi proses penyembuhan atau pertobatan alias pewartaan Kabar Baik.

· “Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia” (Kej 44:20-21), demikian kutipan pengakuan yang terbuka dari Yehuda di hadapan Yusuf, mewakili saudara-saudaranya. Ada kerinduan besar bagi Yusuf untuk memandang atau melihat atau bertatap muka dengan adiknya. Apa yang dirasakan oleh Yusuf ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Rindu pada saudara untuk bertatap muka dan bercuhat, itulah kiranya yang sering juga kita rasakan ketika sudah cukup lama berpisah dari saudara.

Memang kerinduan tersebut belum terobati hanya dengan berita atau doa. Maka baiklah bagi kita yang mungkin tidak terpisah secara phisik dan setiap hari bertemu, hendaknya memanfaatkan pertemuan tersebut untuk bercakap-cakap dan bercurhat, dan jika memang saudara dekat/kandung atau sebagai suami-isteri sebaiknya juga dilengkapi dengan sentuhan, ciuman sebagai tanda saling mengasihi.

Sentuhan atau ciuman yang lahir dari kasih kiranya lebih berarti dan bermakna daripada ceritera atau omongan panjang lebar. Kasih harus lebih diwujudkan dengan tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan. Anda sebagai suami-isteri yang saling mengasihi kiranya membenarkan kebenaran di atas, yaitu bahwa kasih harus lebih diwujudkan dalam tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan, maka kami berharap anda dapat menjadi saksi kasih tersebut dan menyebar-luaskan kepada saudara-saudari dimanapun dan kapanpun.






Ignatius Sumarya, SJ


Renungan Pagi

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy