Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Bacaan Harian 20-26 Juli 2009
Senin, 20 Juli 2009
Kel 14:5-18; MT Kel 15:1-6; Mat 12:38-42.
Allah yang penuh kerahiman senantiasa mencurahkan pengampunan-Nya. Namun, ketegaran hati seringkali menjadi penghalang untuk memperoleh rahmat pengampunan dari Allah itu. Ketegaran hati itu membuat manusia tak mau membuka diri untuk berpaling dari nikmat dosa dan hal-hal jahat dalam hidupnya. Memang, pertobatan membutuhkan kerendahan hati!
Selasa, 21 Juli 2009
Kel 14:21 - 15:1; MT Kel 15:8-10.12.17; Mat 12:46-50
Misi Yesus adalah membangun keluarga Allah yang di dalamnya Allah Bapa meraja. Maka, bagi Yesus, ibu dan saudara-saudara-Nya tidak lagi dibatasi hanya dengan hubungan darah, tetapi siapa saja yang melakukan kehendak Bapa. Apakah kita juga boleh mengaku sebagai saudara Yesus?
Rabu, 22 Juli 2009
Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena (P).
Kid 3:1-4a atau 2Kor 5:14-17;Mzm 63:2-6.8-9; Yoh 20:1-2.11-18.
Apakah hati kita sudah terbuka untuk menjadi tanah yang subur bagi Firman Tuhan yang ditaburkan di dalamnya? Ataukah hanya menjadi ’pinggir jalan’, ’tanah berbatu-batu’, atau ’semak berduri’, yang semuanya tak dapat membuat Firman Tuhan itu bertumbuh subur?
Kamis, 23 Juli 2009
Kel 19:1-2.9-11.16-20b; MT Dan 3:52-54.56; Mat 13:10-17.
Setiap manusia tentu merindukan keselamatan, tetapi tidak semuanya dapat melihat jalan menuju ke sana. Kita bersyukur telah diberi karunia untuk memahami dan menerima Kabar Gembira yang dibawa oleh Yesus. Namun, kita diharapkan dapat masuk lebih dalam lagi, menggali yang tersembunyi di balik yang kita lihat dan kita dengar.
Jumat, 24 Juli 2009
Kel 20:1-17; Mzm 19:8-11; Mat 13:18-23.
Benih rahmat Tuhan telah ditaburkan ke dalam hati kita. Bagaimana kemudian pertumbuhannya dan seberapa banyak buahnya sangat tergantung dari cara kita mengolahnya. Inilah tantangan kita bersama. Tentu, kita tak pernah boleh berhenti memupuknya sehingga buahnya semakin melimpah.
Sabtu, 25 Juli 2009
Pesta St. Yakobus, Rasul (M).
2Kor 4:7-15; Mzm 126:1-6; Mat 20:20-28.
Apapun status, peran dan jabatan yang kita pegang, baik di keluarga, tempat kerja, masyarakat, ataupun gereja, pada hakekatnya adalah bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Namun, yang terjadi adalah seringkali dengan segala atribut itu, kita kemudian mudah jatuh dalam sikap kuasa. Yesus hari ini mengingatkan bahwa murid-murid-Nya hendaklah menjadi pelayan sama seperti Anak Manusia datang untuk melayani bukan untuk dilayani.
Minggu, 26 Juli 2009
Hari Minggu Biasa Pekan XVII (H).
2Raj 4:42-44; Mzm 145:10-11.15-18; Ef 4:1-6; Yoh 6:1-15.
Seorang anak kecil yang mempunyai lima jelai roti dan dua ekor ikan telah menjadi berkat bagi orang banyak. Melalui apa yang dimilikinya itu, Yesus memberi makan kepada lima ribu orang, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Jadi, jangan merasa cuma ’anak kecil’; jangan merasa tidak punya apa-apa. Dengan apa yang kita miliki, siapapun kita, kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Yang terpenting adalah mempersembahkan semuanya kepada Yesus. Yesus sendiri yang akan menyempurnakannya.
Kel 14:5-18; MT Kel 15:1-6; Mat 12:38-42.
Allah yang penuh kerahiman senantiasa mencurahkan pengampunan-Nya. Namun, ketegaran hati seringkali menjadi penghalang untuk memperoleh rahmat pengampunan dari Allah itu. Ketegaran hati itu membuat manusia tak mau membuka diri untuk berpaling dari nikmat dosa dan hal-hal jahat dalam hidupnya. Memang, pertobatan membutuhkan kerendahan hati!
Selasa, 21 Juli 2009
Kel 14:21 - 15:1; MT Kel 15:8-10.12.17; Mat 12:46-50
Misi Yesus adalah membangun keluarga Allah yang di dalamnya Allah Bapa meraja. Maka, bagi Yesus, ibu dan saudara-saudara-Nya tidak lagi dibatasi hanya dengan hubungan darah, tetapi siapa saja yang melakukan kehendak Bapa. Apakah kita juga boleh mengaku sebagai saudara Yesus?
Rabu, 22 Juli 2009
Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena (P).
Kid 3:1-4a atau 2Kor 5:14-17;Mzm 63:2-6.8-9; Yoh 20:1-2.11-18.
Apakah hati kita sudah terbuka untuk menjadi tanah yang subur bagi Firman Tuhan yang ditaburkan di dalamnya? Ataukah hanya menjadi ’pinggir jalan’, ’tanah berbatu-batu’, atau ’semak berduri’, yang semuanya tak dapat membuat Firman Tuhan itu bertumbuh subur?
Kamis, 23 Juli 2009
Kel 19:1-2.9-11.16-20b; MT Dan 3:52-54.56; Mat 13:10-17.
Setiap manusia tentu merindukan keselamatan, tetapi tidak semuanya dapat melihat jalan menuju ke sana. Kita bersyukur telah diberi karunia untuk memahami dan menerima Kabar Gembira yang dibawa oleh Yesus. Namun, kita diharapkan dapat masuk lebih dalam lagi, menggali yang tersembunyi di balik yang kita lihat dan kita dengar.
Jumat, 24 Juli 2009
Kel 20:1-17; Mzm 19:8-11; Mat 13:18-23.
Benih rahmat Tuhan telah ditaburkan ke dalam hati kita. Bagaimana kemudian pertumbuhannya dan seberapa banyak buahnya sangat tergantung dari cara kita mengolahnya. Inilah tantangan kita bersama. Tentu, kita tak pernah boleh berhenti memupuknya sehingga buahnya semakin melimpah.
Sabtu, 25 Juli 2009
Pesta St. Yakobus, Rasul (M).
2Kor 4:7-15; Mzm 126:1-6; Mat 20:20-28.
Apapun status, peran dan jabatan yang kita pegang, baik di keluarga, tempat kerja, masyarakat, ataupun gereja, pada hakekatnya adalah bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Namun, yang terjadi adalah seringkali dengan segala atribut itu, kita kemudian mudah jatuh dalam sikap kuasa. Yesus hari ini mengingatkan bahwa murid-murid-Nya hendaklah menjadi pelayan sama seperti Anak Manusia datang untuk melayani bukan untuk dilayani.
Minggu, 26 Juli 2009
Hari Minggu Biasa Pekan XVII (H).
2Raj 4:42-44; Mzm 145:10-11.15-18; Ef 4:1-6; Yoh 6:1-15.
Seorang anak kecil yang mempunyai lima jelai roti dan dua ekor ikan telah menjadi berkat bagi orang banyak. Melalui apa yang dimilikinya itu, Yesus memberi makan kepada lima ribu orang, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Jadi, jangan merasa cuma ’anak kecil’; jangan merasa tidak punya apa-apa. Dengan apa yang kita miliki, siapapun kita, kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Yang terpenting adalah mempersembahkan semuanya kepada Yesus. Yesus sendiri yang akan menyempurnakannya.
Minggu, 19 Juli 2009 :: Hari Minggu Biasa XVI
Minggu, 19 Juli 2009
Hari Minggu Biasa XVI
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40)
Doa Renungan
Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menuntun kami ke tempat yang nyaman dan tenang. Di sini kami dapat menimba air kehidupan yang menyegarkan kalbu agar kami mampu menyelesaikan segala tugas dan pekerjaan yang Kau percayakan kepada kami. Biarkan rahmat-Mu mengasah hati kami sehingga semakin peka pada sesama yang rindu akan sabda penghiburan-Mu. Semoga kehdiran kami menjadi tanda belas kasih-Mu, sebagaimana Yesus Putra-Mu telah memberi teladan kepada kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantra kami, yang hidup dan bertahta dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yeremia (23:1-6)
Hari Minggu Biasa XVI
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40)
Doa Renungan
Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menuntun kami ke tempat yang nyaman dan tenang. Di sini kami dapat menimba air kehidupan yang menyegarkan kalbu agar kami mampu menyelesaikan segala tugas dan pekerjaan yang Kau percayakan kepada kami. Biarkan rahmat-Mu mengasah hati kami sehingga semakin peka pada sesama yang rindu akan sabda penghiburan-Mu. Semoga kehdiran kami menjadi tanda belas kasih-Mu, sebagaimana Yesus Putra-Mu telah memberi teladan kepada kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantra kami, yang hidup dan bertahta dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yeremia (23:1-6)
"Aku akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku, dan Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka."
Beginilah firman Tuhan, 1 "Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!" 2 Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku: "Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman TUHAN. 3 Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku menceraiberaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. 4 Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekorpun, demikianlah firman TUHAN. 5 Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. 6 Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 859/646
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6)
Syair: Seksi Komlit KWI 1991, berdasakan Mazmur 23
Lagu J. Samson 1953 (Ulangan), J. Gelienau, SJ 1953 (ayat)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tak'kan kekurangan:
'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau,
di dekat air yang tenang,
''ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam,
aku tidak takut akan bahaya,
Sebab Engkau besertaku;
Sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku,
Kau urapi kepalaku dengan minyak,
dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi,
mengiringi langkahku selalu,
sepanjang umur hidupku,
aku akan diam di rumah Tuhan,
sekarang dan senantiasa.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:13-18)
"Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak."
13 Saudara-saudara, di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. 14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, 15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, 16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. 17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", 18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
"Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala."
30 Sekali peristiwa, Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan perutusannya, mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. 32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. 34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
SEJENAK KE TEMPAT SUNYI
Rekan-rekan yang baik!
Kedua belas murid yang diutus dua berdua ke pelbagai tempat untuk menyiapkan kedatangan Yesus kini kembali berkumpul dengan dia. Injil jelas-jelas menyebut mereka "rasul", artinya orang yang diutus. Dalam pengutusan itu mereka dibekali kuasa atas roh jahat sehingga orang-orang yang mereka datangi dapat mulai mengenal siapa yang mengutus. Orang yang luar biasa. Dan ia bakal datang sendiri ke tempat kami! Tak mengherankan banyak yang tak sabar menunggu. Ada yang mengikuti para rasul yang kembali menemui sang Guru. Orang-orang itu ingin segera melihat sendiri siapa dia yang dikabarkan para utusannya. Itulah suasana yang melatari Mrk 6:30-34 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XVI tahun B ini. Para pendengar di zaman ini boleh mencoba memasuki suasana batin itu dengan ikut merasa-rasakannya.
KESADARAN YANG BERTUMBUH
Terasa betapa besarnya semangat para utusan yang kembali tadi. Kiranya mereka berhasil dan diterima di mana-mana. Mereka merasa bisa leluasa berbicara mengenai siapa Yesus yang bakal datang ke tempat itu. Tidak dirincikan apa yang mereka sampaikan. Tetapi boleh kita simpulkan dari sebuah peristiwa lain yang dicatat dalam Mrk 8:27-30. Di Kaisarea Filipi, dalam perjalanan berkeliling dari tempat ke tempat, Yesus menanyai para murid apa kata orang mengenai siapa dia itu. Ada pelbagai pendapat: Yohanes Pembaptis, Elia, atau seorang nabi. Begitulah pengertian orang banyak sebelum mendengar pewartaan para rasul. Kemudian Yesus pun menanyai murid-muridnya siapa dia menurut mereka sendiri. Mewakili para murid, dalam Mrk 8:29 Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias. Inilah keyakinan mereka. Dan tentunya keyakinan inilah yang mereka bawa kepada orang banyak. Tetapi ada masalah. Bagaimana dengan larangan keras Yesus agar jangan memberitahukan tentang dia kepada siapa pun pada akhir peristiwa itu (Mrk 8:20). Tetapi Yesus tidak menyangkal kemesiasan yang diyakini para murid tadi. Yang tidak dimauinya ialah mengobral sebutan Mesias begitu saja dengan akibat mudah disangkut-pautkan dengan pergerakan mesianisme politik waktu itu. Dari peristiwa ini dapat diperkirakan bahwa yang diberitakan para utusan tadi ialah kemesiasan Yesus yang sejati. Itulah yang mereka sampaikan dalam ujud ajakan agar orang berpikiran luas ("bertobat") dan menjadi manusia utuh (tidak dikuasai "setan" dan "penyakit") seperti tertulis dalam Mrk 6:12-13. Dengan menyampaikan keyakinan ini, para rasul sendiri juga semakin menyadari siapa Yesus itu. Inilah kiranya yang sekarang dibicarakan para rasul di hadapan sang Guru.
Sementara itu orang banyak juga berdatangan mengerumuni para rasul yang sedang berkumpul kembali dengan Yesus. Orang-orang pergi datang menemui murid-murid dan guru mereka sehingga makan pun mereka tak sempat (Mrk 6:31). Catatan ringkas Markus itu menunjukkan betapa besarnya harapan orang-orang itu. Makin terasa bedanya dengan orang-orang yang mempertanyakan wibawa Yesus dalam Mrk 3:20-30. Di sana, di sebuah rumah, orang banyak mengerumuninya. Markus menambahkan bahwa "makan pun mereka tidak dapat" karena tidak mau kehilangan kesempatan mendekat kepadanya. Tapi di tempat seperti ini, ironinya, sanak dekat Yesus sendiri menganggapnya "tidak waras lagi", dan ahli-ahli Taurat mengatakan Yesus "kerasukan Beelzebub", nama setan yang ditakuti. Kini dalam Mrk 6:30-34 komentar-komentar sumbang seperti itu tidak lagi terdengar. Orang-orang yang berdatangan mengikuti para rasul menemui Yesus itu penuh antusiasme dan harapan.
MENDALAMI PENGALAMAN
Dalam keadaan itu, Yesus mengajak para murid pergi ke tempat yang terpencil, Yunaninya "eremos", untuk sejenak beristirahat. Mereka pun berkayuh ke seberang danau. Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk menyebut tempat terpencil sama dengan kata yang dipakai bagi padang gurun. Tetapi tempat terpencil kali ini ialah perahu, tempat mereka berada hanya dengan guru mereka.
Yesus mengajak murid-murid untuk menyepi seperti dia sendiri dulu di padang gurun. Dulu di padang gurun Yesus semakin menyadari pernyataan dari surga bahwa ia anak terkasih dan kepadanya Allah berkenan (Mrk 1:11-12). Para rasul baru saja mengalami keberhasilan dalam berwarta dan menyembuhkan orang dari kuasa roh jahat dengan kuasa yang dibekalkan Yesus. Mereka perlu mengendapkan pengalaman ini. Bila tidak, mereka nanti bisa jatuh dalam tindakan pengusiran setan dan penumpangan tangan serta macam-macam talk show dan tidak lagi melihat inti pelayanan yang sebenarnya. Mereka mulai mengalami bagaimana memakai bekal kuasa atas roh jahat. Perkara yang tidak bisa dilakukan dengan asal saja. Begitulah setapak demi setapak mereka diikutsertakan dalam pelayanan Yesus kepada orang-orang sezamannya. Di tangan orang yang keyakinannya kurang lurus dan mendalam, kuasa seperti itu malah bisa disalahgunakan untuk menunjukkan kebesaran diri, bukan menyiapkan kedatangan sang Guru. lebih parah lagi, yang mau memakainya secara asal-asalan bisa celaka. Diceritakan dalam Kis 19:13-20 nasib ketujuh anak Skewa yang mau mengusir setan atas nama Yesus. Tapi orang yang kerasukan di Efesus itu malah menertawakan, lalu menubruk ketujuh dukun mogol itu dan menindih mereka sambil menghajar sampai mereka babak belur dan lari terbirit-birit telanjang.
Kita tidak mendengar seluk beluk yang terjadi selama para rasul berlayar bersama Yesus. Boleh jadi sang Guru memberi petunjuk-petunjuk. Boleh jadi mereka bertanya mengenai macam-macam roh. Bisa jadi tak banyak yang diperkatakan. Tetapi mereka akan teringat pengalaman pernah ketakutan di perahu yang diombang-ambingkan angin ribut dan amukan ombak. Ketika itu Yesus tetap bisa tidur enak. Mereka juga menyaksikan bagaimana Yesus menghardik diam gelombang dan badai. Masih terngiang kata-kata Yesus: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40). Kini, juga di perahu, dalam suasana tenang mereka akan mengingat kembali kejadian tadi. Betapa jauhnya ketakutan tadi, betapa jauhnya ketakpercayaan tadi. Kuasa hebat itu juga sudah bisa dibekalkan kepada kami. Dan bisa kami pakai menolong orang. Dan tentunya ada banyak hal lagi yang terkilas dalam benak mereka dan mereka endapkan di saat-saat hening bersama sang Guru ini.
DINAMIKA DI TEPI DANAU
Orang banyak yang tadi berkerumun sempat melihat Yesus dan murid-muridnya naik perahu menjauh. Orang-orang itu tahu ke mana Yesus dan para murid pergi dan mendahuluinya lewat jalan darat. Tentunya perahu berhenti di tengah danau dan di situ para murid diajak sang Guru mendalami pengalaman batin. Karena itu orang-orang yang mengikuti lewat jalan darat lebih dahulu sampai. Mereka menunggu Yesus dan murid-muridnya. Ketika turun dari perahu dan melihat orang banyak sudah di sana maka Yesus tergerak hatinya melihat mereka seperti domba yang tidak ada gembalanya. Yesus pun mengajarkan banyak hal kepada mereka. Tersirat kritik kenabian dari pihak Yesus. Para pemimpin masyarakat Yahudi membiarkan orang banyak tak terurus.
Apa kiranya "banyak hal" yang disebut Markus diajarkan Yesus kepada orang-orang itu (Mrk 6:34)? Injil Matius tidak menyebutkannya. Boleh jadi Matius mengandaikan pembacanya sudah tahu. Tetapi dari Injil Lukas dapat sedikit didengar apa yang dimaksud Markus dengan "banyak hal" itu. Dalam Luk 9:11 disebutkan Yesus menerima orang banyak yang sudah menantikan di luar tempat ia berada dan "berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah". Dan kiranya banyak hal yang diajarkan kepada orang-orang tadi ialah mengenai Kerajaan Allah.. Mereka seperti domba tanpa gembala. Kini gembala yang mereka temukan ialah yang membawa mereka ke dalam Kerajaan Allah. Dan hari itu banyaklah yang mereka peroleh dari pengajaran dari Yesus. Mereka mendapat makanan batin. Dan sebentar lagi mereka akan mendapat makanan berlimpah juga.
Kumpulan orang tidak akan bergerak bila tidak digerakkan. Cukup bila ada orang yang berinisiatif dan yang lain-lain akan ikut. Bisa dilihat dalam tiap kerumunan. Dan biasanya terjadi bila ditargetkan ke satu hal. Misalnya arena tontonan pemusik rock, pertokoan dan rumah yang dijarah dalam amuk masa, atau seperti di sini, kelompok Yesus dan murid-muridnya. Apa yang dapat kita simpulkan? Di antara orang yang berduyun-duyun datang tadi pasti ada murid para rasul yang menyemangati dan menggerakkan orang berjalan ke tepi lain danau mendahului Yesus dan murid-muridnya. Para penggerak itu tidak disebutkan secara khusus. Tetapi kehadiran mereka tak diragukan. Dan mereka itulah nanti yang akan menghidupkan kelompok ini. Mereka inilah yang mendengar dan mencatat "banyak hal" yang diajarkan Yesus.
Bacaan dari Mrk 6:30-34 ini boleh jadi membuat kita ingin menjadi tokoh-tokoh yang ada di sana. Akan kurang realistis bila kita tempatkan diri kita sebagai Yesus atau para rasul. Sebaiknya mereka ini diamat-amati, didengarkan, dikenali. Kita akan belajar banyak dari mereka. Tapi ada dua peran lain yang dapat diikuti, yakni orang banyak yang antusias dan penuh harapan dan para penggerak mereka yang tak disebut, tapi hadir dan bekerja di antara mereka. Banyak yang dapat terjadi. Mereka saling menguatkan. Mengusahakan perbaikan. Membaca keadaan dan menghadapi dengan kekuatan harapan dan kepercayaan. Dan masih banyak lagi yang bakal muncul dalam kehidupan nyata. Dan semuanya ini boleh terjadi di sana, di tempat ia sudah ditunggu.
Rekan-rekan yang baik!
Kedua belas murid yang diutus dua berdua ke pelbagai tempat untuk menyiapkan kedatangan Yesus kini kembali berkumpul dengan dia. Injil jelas-jelas menyebut mereka "rasul", artinya orang yang diutus. Dalam pengutusan itu mereka dibekali kuasa atas roh jahat sehingga orang-orang yang mereka datangi dapat mulai mengenal siapa yang mengutus. Orang yang luar biasa. Dan ia bakal datang sendiri ke tempat kami! Tak mengherankan banyak yang tak sabar menunggu. Ada yang mengikuti para rasul yang kembali menemui sang Guru. Orang-orang itu ingin segera melihat sendiri siapa dia yang dikabarkan para utusannya. Itulah suasana yang melatari Mrk 6:30-34 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XVI tahun B ini. Para pendengar di zaman ini boleh mencoba memasuki suasana batin itu dengan ikut merasa-rasakannya.
KESADARAN YANG BERTUMBUH
Terasa betapa besarnya semangat para utusan yang kembali tadi. Kiranya mereka berhasil dan diterima di mana-mana. Mereka merasa bisa leluasa berbicara mengenai siapa Yesus yang bakal datang ke tempat itu. Tidak dirincikan apa yang mereka sampaikan. Tetapi boleh kita simpulkan dari sebuah peristiwa lain yang dicatat dalam Mrk 8:27-30. Di Kaisarea Filipi, dalam perjalanan berkeliling dari tempat ke tempat, Yesus menanyai para murid apa kata orang mengenai siapa dia itu. Ada pelbagai pendapat: Yohanes Pembaptis, Elia, atau seorang nabi. Begitulah pengertian orang banyak sebelum mendengar pewartaan para rasul. Kemudian Yesus pun menanyai murid-muridnya siapa dia menurut mereka sendiri. Mewakili para murid, dalam Mrk 8:29 Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias. Inilah keyakinan mereka. Dan tentunya keyakinan inilah yang mereka bawa kepada orang banyak. Tetapi ada masalah. Bagaimana dengan larangan keras Yesus agar jangan memberitahukan tentang dia kepada siapa pun pada akhir peristiwa itu (Mrk 8:20). Tetapi Yesus tidak menyangkal kemesiasan yang diyakini para murid tadi. Yang tidak dimauinya ialah mengobral sebutan Mesias begitu saja dengan akibat mudah disangkut-pautkan dengan pergerakan mesianisme politik waktu itu. Dari peristiwa ini dapat diperkirakan bahwa yang diberitakan para utusan tadi ialah kemesiasan Yesus yang sejati. Itulah yang mereka sampaikan dalam ujud ajakan agar orang berpikiran luas ("bertobat") dan menjadi manusia utuh (tidak dikuasai "setan" dan "penyakit") seperti tertulis dalam Mrk 6:12-13. Dengan menyampaikan keyakinan ini, para rasul sendiri juga semakin menyadari siapa Yesus itu. Inilah kiranya yang sekarang dibicarakan para rasul di hadapan sang Guru.
Sementara itu orang banyak juga berdatangan mengerumuni para rasul yang sedang berkumpul kembali dengan Yesus. Orang-orang pergi datang menemui murid-murid dan guru mereka sehingga makan pun mereka tak sempat (Mrk 6:31). Catatan ringkas Markus itu menunjukkan betapa besarnya harapan orang-orang itu. Makin terasa bedanya dengan orang-orang yang mempertanyakan wibawa Yesus dalam Mrk 3:20-30. Di sana, di sebuah rumah, orang banyak mengerumuninya. Markus menambahkan bahwa "makan pun mereka tidak dapat" karena tidak mau kehilangan kesempatan mendekat kepadanya. Tapi di tempat seperti ini, ironinya, sanak dekat Yesus sendiri menganggapnya "tidak waras lagi", dan ahli-ahli Taurat mengatakan Yesus "kerasukan Beelzebub", nama setan yang ditakuti. Kini dalam Mrk 6:30-34 komentar-komentar sumbang seperti itu tidak lagi terdengar. Orang-orang yang berdatangan mengikuti para rasul menemui Yesus itu penuh antusiasme dan harapan.
MENDALAMI PENGALAMAN
Dalam keadaan itu, Yesus mengajak para murid pergi ke tempat yang terpencil, Yunaninya "eremos", untuk sejenak beristirahat. Mereka pun berkayuh ke seberang danau. Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk menyebut tempat terpencil sama dengan kata yang dipakai bagi padang gurun. Tetapi tempat terpencil kali ini ialah perahu, tempat mereka berada hanya dengan guru mereka.
Yesus mengajak murid-murid untuk menyepi seperti dia sendiri dulu di padang gurun. Dulu di padang gurun Yesus semakin menyadari pernyataan dari surga bahwa ia anak terkasih dan kepadanya Allah berkenan (Mrk 1:11-12). Para rasul baru saja mengalami keberhasilan dalam berwarta dan menyembuhkan orang dari kuasa roh jahat dengan kuasa yang dibekalkan Yesus. Mereka perlu mengendapkan pengalaman ini. Bila tidak, mereka nanti bisa jatuh dalam tindakan pengusiran setan dan penumpangan tangan serta macam-macam talk show dan tidak lagi melihat inti pelayanan yang sebenarnya. Mereka mulai mengalami bagaimana memakai bekal kuasa atas roh jahat. Perkara yang tidak bisa dilakukan dengan asal saja. Begitulah setapak demi setapak mereka diikutsertakan dalam pelayanan Yesus kepada orang-orang sezamannya. Di tangan orang yang keyakinannya kurang lurus dan mendalam, kuasa seperti itu malah bisa disalahgunakan untuk menunjukkan kebesaran diri, bukan menyiapkan kedatangan sang Guru. lebih parah lagi, yang mau memakainya secara asal-asalan bisa celaka. Diceritakan dalam Kis 19:13-20 nasib ketujuh anak Skewa yang mau mengusir setan atas nama Yesus. Tapi orang yang kerasukan di Efesus itu malah menertawakan, lalu menubruk ketujuh dukun mogol itu dan menindih mereka sambil menghajar sampai mereka babak belur dan lari terbirit-birit telanjang.
Kita tidak mendengar seluk beluk yang terjadi selama para rasul berlayar bersama Yesus. Boleh jadi sang Guru memberi petunjuk-petunjuk. Boleh jadi mereka bertanya mengenai macam-macam roh. Bisa jadi tak banyak yang diperkatakan. Tetapi mereka akan teringat pengalaman pernah ketakutan di perahu yang diombang-ambingkan angin ribut dan amukan ombak. Ketika itu Yesus tetap bisa tidur enak. Mereka juga menyaksikan bagaimana Yesus menghardik diam gelombang dan badai. Masih terngiang kata-kata Yesus: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4:40). Kini, juga di perahu, dalam suasana tenang mereka akan mengingat kembali kejadian tadi. Betapa jauhnya ketakutan tadi, betapa jauhnya ketakpercayaan tadi. Kuasa hebat itu juga sudah bisa dibekalkan kepada kami. Dan bisa kami pakai menolong orang. Dan tentunya ada banyak hal lagi yang terkilas dalam benak mereka dan mereka endapkan di saat-saat hening bersama sang Guru ini.
DINAMIKA DI TEPI DANAU
Orang banyak yang tadi berkerumun sempat melihat Yesus dan murid-muridnya naik perahu menjauh. Orang-orang itu tahu ke mana Yesus dan para murid pergi dan mendahuluinya lewat jalan darat. Tentunya perahu berhenti di tengah danau dan di situ para murid diajak sang Guru mendalami pengalaman batin. Karena itu orang-orang yang mengikuti lewat jalan darat lebih dahulu sampai. Mereka menunggu Yesus dan murid-muridnya. Ketika turun dari perahu dan melihat orang banyak sudah di sana maka Yesus tergerak hatinya melihat mereka seperti domba yang tidak ada gembalanya. Yesus pun mengajarkan banyak hal kepada mereka. Tersirat kritik kenabian dari pihak Yesus. Para pemimpin masyarakat Yahudi membiarkan orang banyak tak terurus.
Apa kiranya "banyak hal" yang disebut Markus diajarkan Yesus kepada orang-orang itu (Mrk 6:34)? Injil Matius tidak menyebutkannya. Boleh jadi Matius mengandaikan pembacanya sudah tahu. Tetapi dari Injil Lukas dapat sedikit didengar apa yang dimaksud Markus dengan "banyak hal" itu. Dalam Luk 9:11 disebutkan Yesus menerima orang banyak yang sudah menantikan di luar tempat ia berada dan "berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah". Dan kiranya banyak hal yang diajarkan kepada orang-orang tadi ialah mengenai Kerajaan Allah.. Mereka seperti domba tanpa gembala. Kini gembala yang mereka temukan ialah yang membawa mereka ke dalam Kerajaan Allah. Dan hari itu banyaklah yang mereka peroleh dari pengajaran dari Yesus. Mereka mendapat makanan batin. Dan sebentar lagi mereka akan mendapat makanan berlimpah juga.
Kumpulan orang tidak akan bergerak bila tidak digerakkan. Cukup bila ada orang yang berinisiatif dan yang lain-lain akan ikut. Bisa dilihat dalam tiap kerumunan. Dan biasanya terjadi bila ditargetkan ke satu hal. Misalnya arena tontonan pemusik rock, pertokoan dan rumah yang dijarah dalam amuk masa, atau seperti di sini, kelompok Yesus dan murid-muridnya. Apa yang dapat kita simpulkan? Di antara orang yang berduyun-duyun datang tadi pasti ada murid para rasul yang menyemangati dan menggerakkan orang berjalan ke tepi lain danau mendahului Yesus dan murid-muridnya. Para penggerak itu tidak disebutkan secara khusus. Tetapi kehadiran mereka tak diragukan. Dan mereka itulah nanti yang akan menghidupkan kelompok ini. Mereka inilah yang mendengar dan mencatat "banyak hal" yang diajarkan Yesus.
Bacaan dari Mrk 6:30-34 ini boleh jadi membuat kita ingin menjadi tokoh-tokoh yang ada di sana. Akan kurang realistis bila kita tempatkan diri kita sebagai Yesus atau para rasul. Sebaiknya mereka ini diamat-amati, didengarkan, dikenali. Kita akan belajar banyak dari mereka. Tapi ada dua peran lain yang dapat diikuti, yakni orang banyak yang antusias dan penuh harapan dan para penggerak mereka yang tak disebut, tapi hadir dan bekerja di antara mereka. Banyak yang dapat terjadi. Mereka saling menguatkan. Mengusahakan perbaikan. Membaca keadaan dan menghadapi dengan kekuatan harapan dan kepercayaan. Dan masih banyak lagi yang bakal muncul dalam kehidupan nyata. Dan semuanya ini boleh terjadi di sana, di tempat ia sudah ditunggu.
Salam hangat,
A. Gianto
Sabtu, 18 Juli 2009, Hari Biasa Pekan XV
Sabtu, 18 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XV
Doa Renungan
Ya Yesus, Engkau mengenal aku apa adanya. Engkau mengetahui segala kelemahan dan ketidak berdayaanku. Aku mohon kepada-Mu supaya Engkau membantu aku dalam segala kelemahanku. Biarlah Roh Kudus-Mu sendiri yang memberi kekuatan kepadaku, agar aku dapat berjalan dalam terang kasih-Mu pada hari ini. Ya Yesus, dampingilah aku pada hari ini. Amin.
Pembacaan dari Kitab Keluaran (12:37-42)
"Malam itulah Tuhan membawa umat Israel keluar dari tanah mesir."
37 Pada waktu itu berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. 38 Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi. 39 Adonan yang dibawa mereka dari Mesir dibakarlah menjadi roti bundar yang tidak beragi, sebab adonan itu tidak diragi, karena mereka diusir dari Mesir dan tidak dapat berlambat-lambat, dan mereka tidak pula menyediakan bekal baginya. 40 Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun. 41 Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir. 42 Malam itulah malam berjaga-jaga bagi TUHAN, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun, untuk kemuliaan TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadi kasih setia-Nya
Ayat. (Mzm 136:1.10-12.13-15)
* Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
R : Kekal abadi kasih setia-Nya.
* Dia mengingat kita dalam kerendahan kita.
R
* Dia membebaskan kita dari para lawan kita.
R
* Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir.
R
* Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka..
R
* Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang perkasa!
R
* Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan.
R
* Dan menyeberangkan Israel di tengah-tengahnya.
R
* Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau!
R
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)
"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."
14 Sekali peristiwa, orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. 15 Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. 16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, 17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. 19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. 21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Demikianlah Injil Tuhan
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Menjadi pewarta Kabar Baik atau orang baik pada masa kini kiranya akan menghadapi aneka tantangan, hambatan, persekonkolan dan penderitaan, mengingat dan memperhatikan masih maraknya kebejatan moral hampir di semua bidang kehidupan. Menghadapi ancaman atau persekongkolan orang-orang Farisi yang ingin membunuhNya, Yesus memiliih lebih baik menyingkir untuk sementara, dan para murid yang telah percaya setia mengikutiNya. Berbicara atau berbantah dengan orang-orang yang telah menutup diri tidak ada gunanya, dan jika dilakukan kiranya akan memperkeras hati mereka atau semakin tertutup. Apa yang dilakukan oleh Yesus ini kiranya dapat menjadi teladan bagi kita semua. Di dalam hidup sehari-hari mungkin kita harus menghadapi ancaman atau persekongkolan orang lain yang ingin menjatuhkan atau menghancurkan kita, lebih-lebih terkait dengan pengaruh atau wibawa kita terhadap sesama atau saudara-saudari kita. Jika kita tidak mampu menghadapinya marilah untuk sementara tidak berhuibungan dengan mereka serta berdoa agar mereka tidak mengancam atau menyingkirkan kita. Hal sama sering terjadi dalam relasi antar suami-isteri yang sedang menghadapi ketegangan yang disebabkan oleh aneka perbedaan yang sulit didamaikan. Dalam relasi suami-isteri yang demikian itu kita kenal apa yang disebut dengan ‘pisah ranjang’, dimana masing-masing untuk sementara tidak berkomunikasi tetapi saling mendoakan. Perbantahan merupakan komnikasi tingkat otak, maka pada umumnya tidak akan mungkin bertemu karena yang terjadi adalah kalah-menang bukan ‘win-win solution’. Jika terjadi ketegangan marilah kita selesaikan dengan ‘win-win solution’.
· “Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir. Malam itulah malam berjaga-jaga bagi TUHAN, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun, untuk kemuliaan TUHAN” (Kel 12:41-42) Bangsa terpilih selama ‘empat ratus tiga puluh tahun’ harus mengungsi sebelum mereka kembali ke tanah terjanji. Waktu yang cukup lama untuk menunggu atau menantikan. Menunggu atau menantikan memang membutuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Mungkin dalam rangka berdamai dengan atau mendamaikan orang yang sedang berselisih kita juga harus membutuhkan waktu yang cukup lama, maka baiklah dalam waktu itu kita dengan penuh kesabaran dan kerendahan hati berdoa serta berusaha mencari cara untuk berdamai atau mendamaikan. “Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” (Mzm.103:8). Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk ‘panjang sabar dan berlimpah kasih setia’ kepada sesama atau saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun. Orang sabar akan dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya. Hendaknya keutamaan kesabaran ini dibiasakan atau dibinakan kepada anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga dan tentu saja terutama dan pertama-tama dengan teladan orangtua atau bapak-ibu. Kami juga berharap kepada rekan muda-mudi yang sedang berpacaran untuk bersabar dalam mengendalikan gairah seksual, sehingga selama masa pacaran tidak berhubungan seksual.
Ignatius Sumarya, SJ
Hari Biasa Pekan XV
Doa Renungan
Ya Yesus, Engkau mengenal aku apa adanya. Engkau mengetahui segala kelemahan dan ketidak berdayaanku. Aku mohon kepada-Mu supaya Engkau membantu aku dalam segala kelemahanku. Biarlah Roh Kudus-Mu sendiri yang memberi kekuatan kepadaku, agar aku dapat berjalan dalam terang kasih-Mu pada hari ini. Ya Yesus, dampingilah aku pada hari ini. Amin.
Pembacaan dari Kitab Keluaran (12:37-42)
"Malam itulah Tuhan membawa umat Israel keluar dari tanah mesir."
37 Pada waktu itu berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. 38 Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi. 39 Adonan yang dibawa mereka dari Mesir dibakarlah menjadi roti bundar yang tidak beragi, sebab adonan itu tidak diragi, karena mereka diusir dari Mesir dan tidak dapat berlambat-lambat, dan mereka tidak pula menyediakan bekal baginya. 40 Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun. 41 Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir. 42 Malam itulah malam berjaga-jaga bagi TUHAN, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun, untuk kemuliaan TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadi kasih setia-Nya
Ayat. (Mzm 136:1.10-12.13-15)
* Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
R : Kekal abadi kasih setia-Nya.
* Dia mengingat kita dalam kerendahan kita.
R
* Dia membebaskan kita dari para lawan kita.
R
* Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir.
R
* Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka..
R
* Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang perkasa!
R
* Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan.
R
* Dan menyeberangkan Israel di tengah-tengahnya.
R
* Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau!
R
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)
"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."
14 Sekali peristiwa, orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. 15 Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. 16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, 17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. 19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. 21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
Demikianlah Injil Tuhan
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Menjadi pewarta Kabar Baik atau orang baik pada masa kini kiranya akan menghadapi aneka tantangan, hambatan, persekonkolan dan penderitaan, mengingat dan memperhatikan masih maraknya kebejatan moral hampir di semua bidang kehidupan. Menghadapi ancaman atau persekongkolan orang-orang Farisi yang ingin membunuhNya, Yesus memiliih lebih baik menyingkir untuk sementara, dan para murid yang telah percaya setia mengikutiNya. Berbicara atau berbantah dengan orang-orang yang telah menutup diri tidak ada gunanya, dan jika dilakukan kiranya akan memperkeras hati mereka atau semakin tertutup. Apa yang dilakukan oleh Yesus ini kiranya dapat menjadi teladan bagi kita semua. Di dalam hidup sehari-hari mungkin kita harus menghadapi ancaman atau persekongkolan orang lain yang ingin menjatuhkan atau menghancurkan kita, lebih-lebih terkait dengan pengaruh atau wibawa kita terhadap sesama atau saudara-saudari kita. Jika kita tidak mampu menghadapinya marilah untuk sementara tidak berhuibungan dengan mereka serta berdoa agar mereka tidak mengancam atau menyingkirkan kita. Hal sama sering terjadi dalam relasi antar suami-isteri yang sedang menghadapi ketegangan yang disebabkan oleh aneka perbedaan yang sulit didamaikan. Dalam relasi suami-isteri yang demikian itu kita kenal apa yang disebut dengan ‘pisah ranjang’, dimana masing-masing untuk sementara tidak berkomunikasi tetapi saling mendoakan. Perbantahan merupakan komnikasi tingkat otak, maka pada umumnya tidak akan mungkin bertemu karena yang terjadi adalah kalah-menang bukan ‘win-win solution’. Jika terjadi ketegangan marilah kita selesaikan dengan ‘win-win solution’.
· “Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir. Malam itulah malam berjaga-jaga bagi TUHAN, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun, untuk kemuliaan TUHAN” (Kel 12:41-42) Bangsa terpilih selama ‘empat ratus tiga puluh tahun’ harus mengungsi sebelum mereka kembali ke tanah terjanji. Waktu yang cukup lama untuk menunggu atau menantikan. Menunggu atau menantikan memang membutuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Mungkin dalam rangka berdamai dengan atau mendamaikan orang yang sedang berselisih kita juga harus membutuhkan waktu yang cukup lama, maka baiklah dalam waktu itu kita dengan penuh kesabaran dan kerendahan hati berdoa serta berusaha mencari cara untuk berdamai atau mendamaikan. “Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” (Mzm.103:8). Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk ‘panjang sabar dan berlimpah kasih setia’ kepada sesama atau saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun. Orang sabar akan dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya. Hendaknya keutamaan kesabaran ini dibiasakan atau dibinakan kepada anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga dan tentu saja terutama dan pertama-tama dengan teladan orangtua atau bapak-ibu. Kami juga berharap kepada rekan muda-mudi yang sedang berpacaran untuk bersabar dalam mengendalikan gairah seksual, sehingga selama masa pacaran tidak berhubungan seksual.
Ignatius Sumarya, SJ
Jumat, 17 Juli 2009
Jumat, 17 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XV
“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.”
Doa Renungan
Allah Bapa yang maharahim, Engkau lebih menyukai belas kasih daripada persembahan. Ajarlah kami untuk belajar berbelas kasih kepada sesama kami dan ajarlah kami untuk tidak memikirkan diri sendiri, seperti Yesus Putera-Mu yang penuh belas kasih kepada banyak orang yang menderita. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (11:10-12:14)
Hari Biasa Pekan XV
“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.”
Doa Renungan
Allah Bapa yang maharahim, Engkau lebih menyukai belas kasih daripada persembahan. Ajarlah kami untuk belajar berbelas kasih kepada sesama kami dan ajarlah kami untuk tidak memikirkan diri sendiri, seperti Yesus Putera-Mu yang penuh belas kasih kepada banyak orang yang menderita. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (11:10-12:14)
"Hendaklah kalian menyembelih anak domba pada waktu senja. Apabila Aku melihat darah, maka Aku akan melewati kalian."
10 Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun. Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negeri Mesir. 1 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. 4 Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. 5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. 6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. 7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 9 Janganlah kamu memakannya mentah atau direbus dalam air; hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepalanya dan betisnya dan isi perutnya. 10 Janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi; apa yang tinggal sampai pagi kamu bakarlah habis dengan api. 11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN. 12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. 13 Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. 14 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15.16bc.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu,anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
1 Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. 2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." 3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, 4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? 5 Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? 6 Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. 7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. 8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Allah sumber hidup manusia. Karena itu, semestinya Allah pula yang menjadi hukum utama dalam tatanan kehidupan di dunia ini. Hukum dunia yang mengatur kehidupan manusia semestinya mengindahkan hukum universal yang ditetapkan oleh Allah. Sayangnya, kenyataan hidup berbicara lain.
Banyak produk hukum yang dibuat manusia tidak dapat mengayomi kehidupan manusia itu sendiri. Hukum dibuat berdasarkan kepentingan lembaga atau kelompok tertentu, dengan mengorbankan kelompok lain. Aturan dan ketentuan dibuat untuk ditekankan pada orang lain, sementara pembuat hukum seenaknya melanggarnya. Bahkan, dengan hukumnya, manusia juga ingin mengatur Allah dan umat yang beribadah kepada-Nya. Satu hal yang terlupakan oleh manusia bahwa kuasa Allah melebihi segala aturan dan hukum manusiawi tersebut.
Ya Allah, Engkaulah pengatur kehidupan ini yang mengantar manusia menuju keselamatan.Jadikan aku orang yang taat hukum, tetapi menghormati dan mengindahkan ketetapan-ketetapan dari-Mu agar aku pun Engkau selamatkan. Amin.
Ziarah Batin 2009
Kamis, 16 Juli 2009, Hari Biasa Pekan XV
Kamis, 16 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XV
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahabaik, betapa engkau mengasihi kami lebih dari segalanya. Ketika kami dalam kesulitan, Engkau mengundang kami datang kepada-Mu untuk menyerahkan semuanya pada-Mu. Engkau berjanji akan memberikan kelegaan bagi kami. Semoga kami dapat mengalami pemeliharaan-Mu yang besar dalam segala usaha kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Allah berbicara kepada Musa dalam semak duri yang bernyala. Allah memintanya untuk mengatakan kepada umat Israel bahwa Dia telah mendengarkan mereka dan prihatin dengan segala sesuatu yang dilakukan orang-orang Mesir terhadap mereka. Allah sendirilah yang akan membimbing Musa untuk membawa mereka keluar dari Mesir menuju tanah yang penuh susu dan madu.
Pembacaan dari Kitab Keluaran (3:13-20)
"'Sang Aku' telah mengutus aku kepadamu."
13 Waktu Musa mendengar sabda Tuhan dari tengah semak duri bernyala, berkatalah ia kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" 14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." 15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. 16 Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir. 17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 18 Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus beserta para tua-tua Israel pergi kepada raja Mesir, dan kamu harus berkata kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami. 19 Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. 20 Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1.5.8-9.24-25.26-27)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
3. Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada lawan-lawannya; Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.
4. Maka Tuhan mengutus Musa, hamba-Nya, dan Harun yang telah dipilih-Nya; mereka mengerjakan tanda-tanda-Nya di tengah para lawan, dan mukjizat-mukjizat-Nya di tanah Ham.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Yesus mengundang setiap orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Ia meminta mereka untuk memikul kuk yang dipasang-Nya dan belajar pada-Nya karena Ia lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)
"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."
28 Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tidak sedikit orang mengeluh akan beban hidup masa kini. Segala sesuatu menjadi serba mahal. Ditambah lagi dengan makin sulitnya mencari nafkah dan makin banyaknya jenis penyakit dengan tingkat keparahan yang sulit diobati. Beban hidup menjadi semakin berat tapi jangan kuatir ada yang bersedia membantu kita yaitu Yesus.
Doa Renungan
Tuhan, Engkau menghendaki agar kami berani mengangkat beban hidup kami karena Engkau sendiri yang berjanji akan menolong kami. Tuhan, semoga Engkau kuatkan kami agar kami boleh mengalami kedamaian dan sukacita yang sudah Kaujanjikan pada kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan meraja kini dan sepanjang masa. Amin.
R U A H
Hari Biasa Pekan XV
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahabaik, betapa engkau mengasihi kami lebih dari segalanya. Ketika kami dalam kesulitan, Engkau mengundang kami datang kepada-Mu untuk menyerahkan semuanya pada-Mu. Engkau berjanji akan memberikan kelegaan bagi kami. Semoga kami dapat mengalami pemeliharaan-Mu yang besar dalam segala usaha kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Allah berbicara kepada Musa dalam semak duri yang bernyala. Allah memintanya untuk mengatakan kepada umat Israel bahwa Dia telah mendengarkan mereka dan prihatin dengan segala sesuatu yang dilakukan orang-orang Mesir terhadap mereka. Allah sendirilah yang akan membimbing Musa untuk membawa mereka keluar dari Mesir menuju tanah yang penuh susu dan madu.
Pembacaan dari Kitab Keluaran (3:13-20)
"'Sang Aku' telah mengutus aku kepadamu."
13 Waktu Musa mendengar sabda Tuhan dari tengah semak duri bernyala, berkatalah ia kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" 14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." 15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. 16 Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir. 17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 18 Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus beserta para tua-tua Israel pergi kepada raja Mesir, dan kamu harus berkata kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami. 19 Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. 20 Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1.5.8-9.24-25.26-27)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
3. Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada lawan-lawannya; Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.
4. Maka Tuhan mengutus Musa, hamba-Nya, dan Harun yang telah dipilih-Nya; mereka mengerjakan tanda-tanda-Nya di tengah para lawan, dan mukjizat-mukjizat-Nya di tanah Ham.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Yesus mengundang setiap orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Ia meminta mereka untuk memikul kuk yang dipasang-Nya dan belajar pada-Nya karena Ia lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)
"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."
28 Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tidak sedikit orang mengeluh akan beban hidup masa kini. Segala sesuatu menjadi serba mahal. Ditambah lagi dengan makin sulitnya mencari nafkah dan makin banyaknya jenis penyakit dengan tingkat keparahan yang sulit diobati. Beban hidup menjadi semakin berat tapi jangan kuatir ada yang bersedia membantu kita yaitu Yesus.
Doa Renungan
Tuhan, Engkau menghendaki agar kami berani mengangkat beban hidup kami karena Engkau sendiri yang berjanji akan menolong kami. Tuhan, semoga Engkau kuatkan kami agar kami boleh mengalami kedamaian dan sukacita yang sudah Kaujanjikan pada kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan meraja kini dan sepanjang masa. Amin.
R U A H
Dari Renungan Pagi
Saudara, saudari terkasih yang dicintai oleh Tuhan,
renunganpagi.blogspot.com kini hadir dengan nuansa baru, dengan tata letak, dan setting layout yang baru ini, semakin membuat anda nyaman membaca dan merenungkan renungan-renungan serta bacaan kitab suci yang saya berikan.
Tuhan memberkati,
chris
renunganpagi.blogspot.com kini hadir dengan nuansa baru, dengan tata letak, dan setting layout yang baru ini, semakin membuat anda nyaman membaca dan merenungkan renungan-renungan serta bacaan kitab suci yang saya berikan.
Tuhan memberkati,
chris
Rabu, 15 Juli 2009, Pw. S. Bonaventura, Uskup, Pujangga Gereja
Rabu, 15 Juli 2009
Pw. S. Bonaventura, Uskup, Pujangga Gereja
“Semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai”
Doa Renungan
Tuhan kami bersyukur atas kasih-Mu yang kami alami sepanjang hidup kami. Terlebih lagi kami bersyukur karena Engkau yang Mahatinggi dan tak terselami sudi menyatakan diri dalam diri Yesus sehingga kami dapat lebih mengenal Engkau. Semoga Engkau menganugerahkan hati yang terbuka pada kami untuk mengerti kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (3:1-6.9-12)
"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."
1 Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. 2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. 3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" 4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." 5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." 6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. 9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. 10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." 11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" 12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat. (Mzm 103:1b-2.3-4.6-7)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)
"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
25 Sekali peristiwa berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
· Orang-orang pandai yang bergelar sarjana atau doktor atau professor pada umumnya sering kurang memperhatikan hal-hal kecil dalam kebutuhan hidup sehari-hari. Kebanyakan dari mereka bekerja di depan meja dan kurang kurun ke bawah alias melihat kenyataan konkret, seperti kebersihan, sarana-prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, dst.. Ketika mereka menjadi petinggi atau atasan sering juga enggan turun ke bawah untuk melihat realitas kehidupan, apa yang dikerjakan oleh para pembantunya yang rendah atau kecil. Memang dalam situasi dan kondisi yang biasa-biasa saja dan damai pada umumnya mereka yang rendah atau kecil kurang diperhatikan dan dinilai kurang fungsional, tetapi pada situasi atau kondisi yang kurang baik pada umumnya yang rendah dan kecil dicari-cari dan dibutuhkan, misalnya ada kotoran di lantai atau ruangan, dst.. Yang rendah dan kecil memang sering fungsional dalam situasi genting dan kurang aman. Memang yang rendah dan kecil dalam hal bekerja secara phisik pada umumnya lebih berat daripada mereka yang pandai dan terhormat di dunia ini. Memperhatikan sabda Yesus hari ini kami mengajak dan mengingatkan mereka yang merasa bijak dan pandai untuk memperhatikan hal-hal atau mereka yang rendah dan kecil, mendukung apa yang sering dinyatakan oleh para Uskup yang menyatakan diri sebagai hamba yang hina dina. St.Bonaventura yang kita kenangkan hari ini belajar menjadi bijak dari Salib Yesus, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)
· "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” (Kel 3:12), demikian firman Tuhan atas pertanyaan Musa, yang diutus untuk membebaskan bangsanya dari perbudakan. Tuhan senantiasa menyertai mereka yang terpilih untuk melaksanakan tugas pengutusan-Nya; Ia yang mengutus juga membekali mereka yang diutus secukupnya.
Kita semua kiranya juga diutus untuk membebaskan saudara-saudari kita dari aneka macam bentuk perbudakan, misalnya menjadi budak seksual, budak kenikmatan duniawi/hawa nafsu, budak minuman keras/narkoba/ganja dll, budak makanan dan minuman alias makan dan minum dengan serakah dan tak teratur, dst.. Generasi muda masa kini nampaknya cukup banyak yang menjadi budak seksual atau obat-obat terlarang, dan tentu saja hal itu terjadi karena kurangnya perhatian dari para orangtua yang memadai. Maka dalam rangka pembebasan siapapun yang telah menjadi budak aneka macam bentuk, kiranya peran orangtua penting sekali, antara lain dengan keteladanan hidup baik dan berbudi pekerti luhur serta mendidik dan membina anak-anaknya secara memadai, sesuai dengan tuntutan perkembangan dan pertumbuhan zaman.
Anak-anak sedini mungkin dilatih untuk berani mengatakan ‘tidak’ terhadap aneka macam tawaran bentuk kenikmatan yang akan memperbudak dirinya. Hidup ibadah di dalam keluarga hendaknya juga diperdalam dan diperkuat, antara lain sering, syukur dapat setiap hari, diadakan doa bersama di dalam keluarga serta curhat bersama-sama. Doa-doa pribadi juga sangat diharapkan sebagai kekuatan untuk melawan aneka macam godaan setan yang menggejala dalam aneka macam bentuk kenikmatan duniawi yang tidak sehat.
Ignatius Sumarya, SJ
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
· Orang-orang pandai yang bergelar sarjana atau doktor atau professor pada umumnya sering kurang memperhatikan hal-hal kecil dalam kebutuhan hidup sehari-hari. Kebanyakan dari mereka bekerja di depan meja dan kurang kurun ke bawah alias melihat kenyataan konkret, seperti kebersihan, sarana-prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, dst.. Ketika mereka menjadi petinggi atau atasan sering juga enggan turun ke bawah untuk melihat realitas kehidupan, apa yang dikerjakan oleh para pembantunya yang rendah atau kecil. Memang dalam situasi dan kondisi yang biasa-biasa saja dan damai pada umumnya mereka yang rendah atau kecil kurang diperhatikan dan dinilai kurang fungsional, tetapi pada situasi atau kondisi yang kurang baik pada umumnya yang rendah dan kecil dicari-cari dan dibutuhkan, misalnya ada kotoran di lantai atau ruangan, dst.. Yang rendah dan kecil memang sering fungsional dalam situasi genting dan kurang aman. Memang yang rendah dan kecil dalam hal bekerja secara phisik pada umumnya lebih berat daripada mereka yang pandai dan terhormat di dunia ini. Memperhatikan sabda Yesus hari ini kami mengajak dan mengingatkan mereka yang merasa bijak dan pandai untuk memperhatikan hal-hal atau mereka yang rendah dan kecil, mendukung apa yang sering dinyatakan oleh para Uskup yang menyatakan diri sebagai hamba yang hina dina. St.Bonaventura yang kita kenangkan hari ini belajar menjadi bijak dari Salib Yesus, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:6-8)
· "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” (Kel 3:12), demikian firman Tuhan atas pertanyaan Musa, yang diutus untuk membebaskan bangsanya dari perbudakan. Tuhan senantiasa menyertai mereka yang terpilih untuk melaksanakan tugas pengutusan-Nya; Ia yang mengutus juga membekali mereka yang diutus secukupnya.
Kita semua kiranya juga diutus untuk membebaskan saudara-saudari kita dari aneka macam bentuk perbudakan, misalnya menjadi budak seksual, budak kenikmatan duniawi/hawa nafsu, budak minuman keras/narkoba/ganja dll, budak makanan dan minuman alias makan dan minum dengan serakah dan tak teratur, dst.. Generasi muda masa kini nampaknya cukup banyak yang menjadi budak seksual atau obat-obat terlarang, dan tentu saja hal itu terjadi karena kurangnya perhatian dari para orangtua yang memadai. Maka dalam rangka pembebasan siapapun yang telah menjadi budak aneka macam bentuk, kiranya peran orangtua penting sekali, antara lain dengan keteladanan hidup baik dan berbudi pekerti luhur serta mendidik dan membina anak-anaknya secara memadai, sesuai dengan tuntutan perkembangan dan pertumbuhan zaman.
Anak-anak sedini mungkin dilatih untuk berani mengatakan ‘tidak’ terhadap aneka macam tawaran bentuk kenikmatan yang akan memperbudak dirinya. Hidup ibadah di dalam keluarga hendaknya juga diperdalam dan diperkuat, antara lain sering, syukur dapat setiap hari, diadakan doa bersama di dalam keluarga serta curhat bersama-sama. Doa-doa pribadi juga sangat diharapkan sebagai kekuatan untuk melawan aneka macam godaan setan yang menggejala dalam aneka macam bentuk kenikmatan duniawi yang tidak sehat.
Ignatius Sumarya, SJ
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati