| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 30 Juli 2009 :: Pw. St. Ignatius dari Loyola

Jumat, 30 Juli 2009
Pw. St. Ignatius dari Loyola



Doa Renungan


Ya Tuhan Yesus Kristus, anugerahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, agar kami dapat menjadi saksi-saksi cinta kasih-Mu kepada sesama yang akan kami jumpai hari ini. Semoga kami tidak melakukan segala sesuatunya berdasarkan pikiran kami melainkan berdasarkan bimbingan dan kehendak-Mulah yang terjadi. Sebab Engkaulah yang berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

Orang-orang Israel merayakan sejumlah pesta untuk mengenang peristiwa-peristiwa dalam sejarah keselamatan mereka. Allah sendiri memberikan secara terperinci bagaimana dan kapan pesta-pesta itu akan dirayakan.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Imamat (23:1.4-11.15-16.27.34b-37)
   
"Hari-hari Tuhan yang harus kalian rayakan dan kalian kuduskan."

Tuhan bersabda kepada Musa, "Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, hari-hari pertemuan kudus yang harus kalian maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Dalam bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, adalah Paskah bagi Tuhan. Dan hari yang kelima belas bulan itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi. Tujuh hari lamanya kalian harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kalian harus mengadakan pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kalian harus mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat." Tuhan bersabda pula kepada Musa, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, 'Apabila kalian sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepada kalian, dan kalian menuai hasilnya, maka kalian harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kalian. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat. Kemudian kalian harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kalian membawa berkas persembahan unjukan, haruslah genap tujuh minggu. Sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh harus kalian hitung lima puluh hari. Lalu kalian harus mempersembahkan kurban sajian yang baru kepada Tuhan. Akan tetapi tanggal sepuluh bulan ketujuh adalah Hari Perdamaian. Kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Hari yang kelima belas bulan ketujuh itu adalah hari raya Pondok Daun bagi Tuhan, tujuh hari lamanya. Pada hari yang pertama harus ada pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Tujuh hari lamanya kalian harus mempersembahkan kurban api-apian dan pada hari yang kedelapan kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Itulah hari raya Perkumpulan. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kalian maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan, yaitu kurban bakaran dan kurban sajian, kurban sembelihan dan kurban-kurban curahan, setiap hari, sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat.
(Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab)
1. Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, petiklah kecapi yang merdu, diiringi gambus. Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.
2. Sebab begitulah ditetapkan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub; hal itu ditetapkan-Nya sebagai peringatan bagi Yusuf, waktu Ia maju melawan tanah Mesir.
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Yesus pergi ke tempat asal-Nya dan mengajar di sinagoga. Tetapi sayang, sejak tahu dan mengenal latar belakang keluarga-Nya, orang-orang sekampung-Nya sendiri tidak dapat menerima kebijaksanaan dan kuasa-kuasa penyembuhan yang dimiliki-Nya. Yesus lalu mengatakan bahwa seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:54-58)

"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan
Kadang kita susah percaya kepada orang yang kita ketahui masa lalu dan latar belakangnya. Padahal manusia juga dipengaruhi oleh rahmat Allah dan Roh yang bekerja dalam dirinya. Apakah aku sudah memperlakukan sesamaku dengan tepat?

Doa Renungan

Terimakasih ya Tuhan atas segala rahmat yang Kauberikan kepada kami hari ini. Semoga kami tidak menjadi sombong bila pewartaan kami diterima dan tidak putus asa bila pewartaan kami ditolak oleh sesama kami, melainkan menjadikan kami semakin setia dan rendah hati. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.


RUAH

Kamis, 30 Juli 2009 :: Hari Biasa Pekan XVII

Kamis, 30 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XVII


Doa Renungan Pagi

Ya Allah, berkatilah kami hari ini sehingga kami mampu menjauhkan diri dari kecenderungan-kecenderungan yang buruk dan menjalankan perbuatan-perbuatan yang baik sesuai dengan kehendak-Mu. Curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hati kami agar kami menjadi pengikut-pengikut-Mu yang berani dan setia dalam mewartakan Kerajaan-Mu kepada sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan, kini dan selama-lamanya. Amin.

Tuhan membimbing Musa secara terperinci bagaimana membangun sebuah Kemah Suci. Kembali kehadiran Tuhan sungguh nyata bagi Musa dan umat Israel dalam rupa awan (siang hari) dan api di dalam awan (malam hari). Berangkat atau tidaknya umat Israel dari tempat mereka berkemah tergantung pada naik atau tidaknya awan itu dari atas Kemah Suci.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (40:16-21.34-38)

"Awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan menutupi Kemah Suci."

Tentang hal ikhwal Kemah Suci Musa melakukan semuanya secara tepat, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan terjadilah dalam bulan pertama tahun kedua, pada tanggal satu bulan itu didirikanlah Kemah Suci. Beginilah Musa mendirikan Kemah Suci itu: Ia memasang alas-alasnya, menyusun papan-papannya, memasang kayu-kayu lintang dan mendirikan tiang-tiangnya. Kemudian ia membentangkan atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan meletakkan tudung kemah di atasnya, seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Lalu awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci. Setiap kali awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, mereka pun tidak berangkat, sampai hari awan itu naik. Sebab awan Tuhan itu berada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat.
(Mzm 84:3-4.5-6a.8a.11)
1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan, jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung layang-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu, langkah mereka makin lama makin tinggi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.

Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Allah itu bagaikan pukat seorang nelayan yang mengumpulkan pelbagai macam jenis ikan. Pada akhir zaman, para malaikat akan memisahkan orang benar dari orang jahat, sebagaimana halnya nelayan membuang ikan yang buruk dan menyimpan ikan yang baik.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)

"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?" Orang-orang menjawab, "Ya, kami mengerti." Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Kerajaan Allah ditawarkan bagi semua orang, namun tidak semua orang layak baginya. Semua tergantung bagaimana menanggapi tawaran itu. Kalau menolak, mereka akan dipisahkan pada saat akhir zaman, sesuai dengan pilihan mereka sendiri. Apakah aku sudah memilih yang benar?

Doa Renungan Malam
Tuhan Allah, kami bersyukur kepada-Mu atas rahmat kasih-Mu pada hari ini. Semoga apa yang telah kami lakukan sepanjang hari ini berkenan di hadapan-Mu. Kami mohon ampun atas segala perkataan, tingkah laku yang membuat kami jatuh ke dalam dosa dan menjadikan kami jauh dari pada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.





RUAH

Rabu, 29 Juli 2009 :: Pw. St. Marta, Maria, dan Lazarus, Sahabat Tuhan

Rabu, 29 Juli 2009
Pw St. Marta, Maria dan Lazarus, Sahabat Tuhan

Doa Renungan
Ya Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah kebangkitan dan hidup kami, tambahkanlah iman kepada kami. Semoga kami dapat memelihara dan mewartakan iman kepada sesama yang kami jumpai hari ini. Jauhkanlah sikap sombong di dalam hati kami. Sebab Engkaulah Tuhan yang hidup dan berkuasa kini dan selamanya. Amin.

Rasul Yohanes mengingatkan supaya setiap orang beriman saling mengasihi. Kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah. Justru bukti bahwa kita mengasihi Allah dengan mengasihi saudara kita.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-16)

"Allah adalah kasih."

Anak-anakku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita. Anak-anakku kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita pun saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui, bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 34:2-11)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. 3.Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.
4. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
5. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
6. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak akan kekurangan suatu pun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, dan ia akan mempunyai terang hidup.

Marta bertemu dengan Yesus dan mengatakan tentang kematian saudaranya. Yesus mengatakan bahwa "Akulah kebangkitan dan kehidupan". Tatkala ditanya oleh Yesus apakah dia percaya hal ini, Marta lalu mengungkapkan imannya, bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah, Dia yang datang ke dunia ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:19-27)

"Akulah kebangkitan dan hidup!"

Menjelang Hari Raya Paskah, banyak orang Yahudi datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, 'Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.' Kata Yesus kepada Marta, "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya, "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup! Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta, "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Atau
Maria dipuji oleh Yesus, karena telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil daripadanya. Ia duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan kata-kata-Nya. Sebaliknya, Marta ditegur oleh Yesus karena ia sibuk sekali melayani sampai lupa hal yang terpenting, yaitu mendengarkan Yesus.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)

"Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara."

Sekali peristiwa dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, tetapi Marta sibuk sekali melayani. Marta mendekati Yesus dan berkata, "Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku!" Tetapi Yesus menjawabnya, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Tidak ada kematian dalam Tuhan karena maut sudah dikalahkan. Kematian tidak lagi menakutkan bila kita tetap hidup dalam Kristus sampai selama-lamanya. Yang dibutuhkan hanyalah iman kepada-Nya. Sudahkah aku percaya kepada Dia yang adalah Anak Allah yang datang ke dunia?

Doa Renungan

Syukur kepada-Mu Tuhan, atas segala rahmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami sepanjang hari ini. Ampunilah kami yang selama hari ini tidak menjalankan sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah satu-satunya Tuhan kami yang berbelas kasih. Amin (RUAH)

Renungan

Demi sesuatu yang dianggapnya paling berharga, setiap orang biasanya berusaha mendapatkannya. Berbagai upaya akan ditempuh, sekalipun dia harus mengorbankan apa yang dimilikinya. Demikian juga, setelah sesuatu yang paling berharga itu diperolehnya, dengan sekuat tenaga dan kemampuan dia akan berusaha untuk menjaganya supaya tidak rusak atau pun hilang.

Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda akan apa yang paling berharga dalam hidupnya. Sesuatu yang tampak sepele dapat saja dijadikan sesuatu yang paling berharga bagi orang lain. Sebaliknya, sesuatu yang bagi seseorang sangat berharga, bagi orang lain dapat dipersepsi sebagai hal yang sepele dan tidak penting. Kita dapat bertanya diri, apa yang paling berharga dalam kehidupan kita, yang ingin kita miliki dan kita jaga? Apakah Kerajaan Allah dan keselamatan masuk dalam persepsi kita sebagai sesuatu yang sangat berharga?

Tiada yang lebih berharga selain Kerajaan Allah dan keselamatan jiwaku, ya Tuhan. Segenap hidupku hanya kuarahkan untuk mendapatkannya. Bantulah aku untuk meraihnya dalam kehidupanku saat ini dan kelak. Amin.



(Ziarah Batin 2009)

Selasa, 28 Juli 2009 :: Hari Biasa Pekan XVII

Selasa, 28 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XVII

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"


Doa Renungan

Ya Tuhan, Engkau menghendaki sabda-Mu ditaburkan bagaikan biji gandum di ladang, yang menghasilkan buah yang baik. Ajarilah kami untuk selalu memelihara rahmat yang Engkau berikan kepada kami. Semoga rahmat itu kami gunakan pada hari ini untuk menaburkan benih-benih yang baik sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa.


Pembacaan dari Kitab Keluaran (33:7-11;34:5b-9.28)

"Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka."


Waktu Israel ada di padang gurun, Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, "Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat." Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, "Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu." Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat.
(Mzm 103:6-13)

1. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

2. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.

3. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!

4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuangnya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.


BaitPengantar Injil PS 958
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya. Alleluya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)

"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."

Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, "Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Yesus menjawab, "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"

Inilah Injil Tuhan kita!

Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kita semua hidup di tengah-tengah ‘lalang dan benih baik’ atau ‘antara’, yaitu antara yang baik dan yang jahat, antara kehendak Tuhan dan kehendak setan, antara sehat dan sakit, dst.. Hidup di tengah-tengah ‘antara’ memang ada berbagai kemungkinan, misalnya orang tetap berada di tengah-tengah ‘antara’ alias diam saja, cenderung ke kanan atau ke kiri alias berbuat baik atau berbuat jahat, mengikuti kehendak Tuhan atau kehendak setan. Rasanya kita semua berharap senantiasa dapat berbuat baik atau mengikuti kehendak Tuhan dan dengan demikian kita dapat dikatakan sebagai “orang benar yang bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa”. Kita semua kiranya berasal dari ‘benih baik’, dan memang tumbuh berkembang di tengah ‘lalang’ atau aneka tawaran kenikmatan duniawi yang dapat menghancurkan pertumbuhan dan perkembangan kita. Maka marilah kita saling membantu dan bekerjasama agar pertumbuhan dan perkembangan kita tetap baik alias menjadi orang-orang benar, yang senantiasa setia pada kehendak Tuhan dalam situasi dan kondisi macam apapun. Sekiranya kita merasa sendirian sebagai orang benar atau baik alias merasa diri yang terbaik, hendaknya kebaikan kita menjadi nyata dalam berbagai bentuk perilaku atau tindakan, sehingga kita bercahaya bagaikan matahari dalam Kerajaan Sorga. Agar kita tetap dalam keadaan benar atau baik, hendaknya setia untuk mendengarkan sabda-sabda Tuhan, yang antara lain tertulis di dalam Kitab Suci, tulisan yang ditulis dengan ilham Roh Kudus.. Bacakan, dengarkan, resapkan dan hayati sabda yang tertulis di dalam Kitab Suci setiap hari bagi kita semua, di dalam keluarga kita masing-masing.

· "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat." (Kel 34:7). Kutipan ini kiranya baik dan layak menjadi permenungan atau refleksti kita bersama. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk menghayati “Alah penyayang, dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” di dalam hidup sehari-hari, dalam cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dnn kapanpun. Kita dipanggil untuk menjadi ‘penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih dan setia kita’. Jika kita berani mengakui dan menghayati telah menerima kasih, kesabaran dan kesetiaan Allah melalui orangtua dan saudara-saudari kita, kiranya kita dengan mudah untuk mengasihi, sabar dan setia. Maka secara konkret hendaknya kita berani mengakui dan mengimani semuanya itu melalui orangtua kita masing-masing yang begitu mengasihi, sabar dan setia kepada kita sehingga kita dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini,. Tanpa kasih, kesabaran dan kesetiaan orangtua atau bapak-ibu kita masing-maiing kiranya kita tidak menjadi orang atau manusia sebagaimana adanya saat ini. Sebagai tanda syukur dan terima kasih kita kepada orangtua tidak lain adalah kita hidup dengan saling menyayangi dan mengasihi, sabar dan setia satu sama lain. Pengampunan hendaknya juga kita hayati dan sebar-luaskan. Marilah kita ampuni mereka yang telah bersalah kepada kita atau menyakiti kita, dan biarlah di antara kita hidup dan berkembang keutamaan kasih pengampunan yang sungguh kita butuhkan demi kebahagiaan dan kesejhateraan kita semua.

Jakarta, 28 Juli 2009

Ignatius Sumarya, SJ

Senin, 27 Juli 2009 :: Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 27 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XVII



Doa Renungan


Tuhan, Engkau menciptakan segala sesuatu di dunia baik adanya. Ajarlah kami untuk tidak minder dengan kelemahan dan kekecilan kami. Kami percaya di dalam kelemahan dan kekecilan kami, Engkau menganugerahkan talenta bagi kami. Semoga kami belajar mengembangkan diri kami, sehingga kami dapat berbuah dan berkembang. Amin.

Musa turun dari gunung dan membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah, yang ditulis oleh Allah sendiri. Namun ia melihat umat Israel menari-nari dan bersorak sorai sekitar anak lembu tuangan. Maka bangkitlah amarah Musa, ia membanting kedua loh itu dan menghancurkannya. Musa menyadari bahwa bangsa itu telah berdosa terhadap Tuhan. Ia lalu memohonkan ampun kepada Tuhan bagi umat Israel.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)

"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."


Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."

Mazmur Tanggapan PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat.
Mzm 106:19-23
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Lewat perumpamaan tentang biji sesawi, Yesus mengajarkan bahwa hal-hal besar dan luar biasa mungkin datang dari permulaan yang kecil dan sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)

"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Doa Renungan Malam

Syukur kepada-Mu, ya Tuhan, atas penyertaan-Mu sepanjang hari ini. Kami bahagia karena boleh belajar mengembangkan diri kami. Ampunilah kami, bila kami sering mengeluh dan menyerah pada situasi atau keadaan. Tambahkanlah semangat kami untuk melanjutkan perjalanan hidup kami pada hari-hari yang akan datang. Amin.

Renungan

Sesuatu yang besar berawal dari yang kecil dan kurang diperhitungkan orang. Kerajaan Allah diawali oleh Yesus, para murid, dan terus berkembang sampai sekarang, semakin besar dan memberikan keselamatan bagi banyak orang. Sebagai anggotanya kita harus turut bekerja membesarkannya.


R U A H

Renungan



· Janin atau embriyo atau sel telor yang baru saja bersatu dengan atau dibuahi oleh sperma di dalam rahim ibu/ perempuan sangat kecil, namun begitu tumbuh berkembang selama kurang lebih sembilan bulan sudah menjadi besar dan beratnya kurang lebih 3 s/d 4 kg. Itulah karya Tuhan/Penyelenggaraan Ilahi. Demikian juga hal Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah, umat yang percaya kepada Allah atau secara khusus yang beriman kepada Yesus Kristus, Gereja atau ‘Tubuh Kristus’. Gereja merupakan paguyuban umat yang percaya kepada Yesus Kristus, di Indonesia ini kiranya jumlah anggota Gereja sangat kecil jika dibandingkan dengan paguyuban umat yang beragama lain. Bahkan di suatu tempat, desa atau daerah hanya ada satu orang/keluarga saja yang menjadi anggota Gereja dan sering merasa kesepian. Kepada mereka yang merasa kecil kami harap tidak takut atau kesepian, dan marilah kita menjadi ‘ragi’. Menjadi ‘ragi’ berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun dapat membuat enak atau membahagiakan hidup bersama, cara hidup atau cara bertindak kita menarik dan memikat. Jika anda sendirian dan merasa kesepian dan tercancam kami harapkan tetap setia dan tabah dalam penghayatan iman, dan jadikanlah apa yang membuat anda merasa terancam atau kesepian sebagai wahana pendewasaan dan pertumbuhan anda. Seperti kecambah yang tertutup oleh rumput atau sampah justru semakin cepat tinggi atau panjang, demikian pula hendaknya aneka bentuk ancaman, tantangan atau hambatan menjadi wahana pertumbuhan dan perkembangan anda. Percayalah jika anda tetap setia dan taat pada iman anda , maka anda akan menjadi tempat bernaung sesama dan saudara-saudari anda sebagaimana pohon sesawi menjadi tempat berteduh dan bertengger burung-burung.

· "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."(Kel 32:30) , demikian kata Musa kepada bangsanya yang telah berbuat dosa dengan berbakti kepada berhala, ‘lembu emas’. Sebagai pemimpin, yang sendirian, Musa merasa bertangungjawab atas apa yang dibuat atau dilakukan oleh bangsanya, orang-orang yang dipimpinya dalam perjalanan menuju ‘tanah terjanji’. Apa yang dilakukan oleh Musa ini kiranya dapat menjadi teladan atau cermin bagi siapapun yang merasa menjadi pemimpin atau berfungsi dalam jajaran kepemimpinan. Jika rakyat brengsek maka pemimpin yang bertanggungjawab, jika anak-anak brengsek maka orangtua yang bertanggungjawab, jika ada pegawai/buruh yang brengsek maka direktur atau kepada bagian yang bertanggungjawab, dst… Maka dengan ini kami mengingarkan dan mengajak mereka yang menjadi pemimpin atau berfungsi dalam jajaran kepemimpinan untuk ‘turba’, turun ke bawah, melihat dan memperhatikan apa yang telah dikerjakan oleh mereka yang dipimpin. Hendaknya menjadi pemimpin tidak hanya menerima laporan dari bawahan begitu saja, melainkan sering atau secara rutin langsung menyapa dan memperhatikan mereka yang dipimpin atau bawahannya; dan jika ada sesuatu yang tidak baik segera diperbaiki, yang tidak beres segera dibereskan, dst.. Usaha atau gerakan preventif lebih murah daripada kuratif. Perbaikan atau pemberesan segera akan membantu agar ketidak-beresan atau penyelewengan meraja lela. Segera lokalisir ketidak-beresan yang ada antara lain dengan segera ditangani atau dibereskan. Menunda pemberesan atau perbaikan berarti membiarkan penyakit atau ketidak-beresan berkembang menjadi besar, dan jika itu dilakukan oleh pemimpin berarti sang pemimpin yang salah atau mungkin tidak mampu menjadi pemimpin.

Ignatius Sumarya, SJ

Bacaan Harian 26 Juli - 02 Agustus


Senin, 27 Juli 2009: Hari biasa Pekan XVII (H).
Kel 32:15-24.30-24; Mzm 106:19-23; Mat 13:31-35.

Selasa, 28 Juli 2009: Hari biasa Pekan XVII (H).

Kel 33:7-11; 34:5b-9.28; Mzm 103:6-13; Mat 13:36-43.

Rabu, 29, Juli 2009: Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria dan Lazarus, Sahabat Tuhan (P).
1Yoh 4:7-16; Mzm 34:2-11; Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42.

Kamis, 30 Juli 2009: Hari biasa Pekan XVII (H).

Kel 40:16-21.34-38; Mzm 84:3-6a.81.11; Mat 13:47-53.

Jumat, 31 Juli 2009: Peringatan Wajib St. Igantius dari Loyola, Imam (P).

Im 23:1.4-11.15-16.27.34b-37; Mzm 81:3-6ab.10-11ab; Mat 13:54-58.

Sabtu, 01 Agustus 2009: Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Leguori, Uskup Pujangga Gereja (P).

Im 25:1.8-17; Mzm 67:2-3.5.7-8; Mat 14:1-12.

Minggu, 02 Agustus 2009: Hari Minggu Biasa Pekan XVIII (H).

Kel 16:2-4.12-15; Mzm 78:3.4bc. 23-25.54; Ef 4:17.20-24; Yoh 6:24-35.

Minggu, 26 Juli 2009 :: Hari Minggu Biasa XVII

Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, dengan penuh belas kasih Engkau memberi makan mereka semua yang lapar dan haus akan sabda-Mu, semoga hari ini apa yang kami lakukan dapat menjadi berkat bagi semua orang demi meluaskan kerajaan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Bapa, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.

Bacaan I
Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)

"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."

Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, "Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 145:10-11.15-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu, dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya, dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan II
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:1-6)

"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu Baptisan."

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)

"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."

Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apalah artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan

BINGKISAN KASIH

Injil Minggu Biasa XVII tahun B, Yoh 6:1-15, mengisahkan bagaimana Yesus mampu memberi makan lima ribu orang dengan membagi-bagikan lima roti jelai dan dua ikan yang kebetulan tersedia pada waktu itu. Sisa potongan roti setelah semua orang makan bahkan mencapai dua belas bakul penuh! Apa wartanya? Sebelum membicarakan lebih lanjut, marilah kita memahami kisah "Yesus memberi makan orang banyak" bukannya sebagai tindakan ajaib "memperbanyak makanan" semata-mata. Tekanan diletakkan pada perhatian Yesus kepada orang-orang yang mendatanginya, bukan pada mukjizatnya sendiri.

MENJELANG PASKKAH YAHUDI

Peristiwa ini terjadi ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat (Yoh 6:4). Dalam Injil Yohanes, penyebutan waktu ini didapati pada peristiwa-peristiwa yang penting. Pembersihan Bait Allah terjadi pada waktu itu (2:13). Kemudian pada peristiwa pemberian makan orang banyak seperti di sini. Perjamuan Terakhir dengan para murid (13:1) terjadi juga menjelang Paskah Yahudi. (Perjamuan itu bukan perjamuan Paskah - yang bagi Yohanes terjadi ketika Yesus wafat di salib). Peristiwa memberi makan orang banyak kali ini ditampilkan sebagai salah satu dari tiga peristiwa penting yang mendahului Paskah baru, yakni kebangkitan Yesus.

Dalam kisah pembersihan Bait, orang menyangka Yesus hendak mengadakan pembaharuan sosial besar-besaran bagi orang Yahudi dalam waktu singkat. Tidak mereka sadari bahwa Bait yang morat marit dikotori sikap tak percaya itu sebentar lagi akan digantikan dengan dirinya yang nanti akan bangkit menjadi Bait yang hidup bagi semua orang. Juga dalam Perjamuan Terakhir para murid sendiri belum amat menyadari bahwa kebesaran Yesus terletak dalam pelayanan, yakni sikap yang diajarkannya pada saat-saat terakhir itu. Dan orang-orang yang telah dikenyangkan seperti dikisahkan dalam petikan hari ini hanya melihatnya hanya sebagai nabi yang telah datang ke dunia (6:14) dan malah ingin menjadikannya raja.

Kesadaran batin orang-orang, juga para murid terdekat, belum berkembang utuh seperti orang buta sejak lahir yang dibuka penglihatannya oleh Yesus. Pada mulanya memang orang itu mengenal Yesus hanya sebagai penyembuh paranormal (9:11 dan 15). Kemudian ketika ditanya-tanya oleh kaum Farisi, orang itu mulai berpikir bahwa tentunya Yesus itu nabi (9:17). Tapi ketika bertemu Yesus lagi dan berbicara dengannya, ia menyadari siapa sesungguhnya dia dan sujud menyeru "Aku percaya, Tuhan" (9:38). Orang-orang di Bait Allah, orang banyak di tepi Danau Tiberias di Galilea, bahkan para murid terdekat sendiri masih perlu maju setapak lagi agar menyadari siapa Yesus itu. Tanda-tanda besar - mukjizat - baru membuat orang mulai mengakui kebesarannya menurut bayangan masing-masing. Jadi belum tentu sejalan dengan yang dipikirkan Yesus. Kebenaran baru tercapai bila orang berani maju sendiri seperti orang tadi.

PERMINTAAN YESUS

Kisah memberi makan lima ribu orang ini dijumpai dalam semua Injil (Mrk 6:30-44 Mat 14:13-21 Luk 9:10-17 dan petikan hari ini Yoh 6:1-15). Menurut Markus, Matius dan Lukas, para murid menyadari bahwa hari sudah mulai petang dan akan makin sulit mendapatkan makanan. Warung-warung segera akan tutup. Waktu itu memang belum lazim ada kedai makan yang buka malam hari. Maka para murid mengusulkan kepada Yesus, yang sedang melayani orang-orang itu, agar menyuruh mereka bubar saja dan pergi membeli makanan sendiri-sendiri. Tapi Yesus malah menyuruh murid-muridnya ikut bertanggung jawab memberi makan orang banyak itu. Sikap ini tampak jelas dalam Injil Yohanes. Di situ Yesus mulai menggugah perhatian Filipus, "Di mana kita bisa membeli roti supaya mereka dapat makan?" Begitulah Yesus mengajak murid-murid melayani dan menyediakan makanan bagi orang-orang yang telah kena pesona para murid itu sendiri. Jangan orang-orang itu ditinggalkan dan dibiarkan sendirian setelah sukses dikecap. Kembalikan kepuasan kepada mereka!

Tentu saja tidak mudah. Filipus menghitung, uang dua ratus dinar takkan cukup buat orang sebanyak itu. Kita tahu, sedinar itu upah lazim satu hari kerja bagi pekerja biasa dan boleh jadi hanya cukup bagi satu keluarga dengan lima orang. Maka paling banter dengan dua ratus dinar hanya akan dapat disediakan makanan bagi seribu orang, bukan lima ribu! Masing-masing orang tak bakal mendapat sepotong kecil roti saja! Apa ini namanya memberi makan? Begitulah cara berpikir dengan angka-angka melulu. Hasilnya ialah angkat tangan menyerah.

Filipus bukan sebarang orang. Tokoh ini berasal dari Betsaida, kota pusat perdagangan ikan di tepi danau tempat peristiwa ini terjadi. Ia dulu dipanggil Yesus sendiri agar mengikutinya (Yoh 1:43-48). Ia kemudian mempertemukan Natanael dengan Yesus. Ia juga pernah diminta orang-orang "Yunani" (maksudnya, orang Yahudi yang berpendidikan modern) untuk memperkenalkan mereka kepada Yesus (Yoh 12:21). Memang Filipus orang yang terpandang di masyarakat. Boleh jadi ia usahawan penting di kota pasar ikan itu. Dan dia itulah yang sekarang diminta Yesus memikirkan keadaan orang banyak. Tapi ia hanya bisa mengalokasi 200 dinar bagi konsumsi masa. Lalu apa mesti menghubungi relasi sana sini yang bisa membantu? Pada saat itu Andreas, seorang murid yang berasal dari Betsaida juga, tampil dengan sebuah pemecahan yang malah semakin tak masuk akal.

Pembaca perlu membiarkan diri dibawa Yohanes masuk ke dalam Injilnya. Seakan-akan Oom Hans kita ini berbisik, kalian tahu kan, Filipus dan Andreas bisa saja mengontak klien mereka di Betsaida dan tempat-tempat lain yang dengan senang hati akan menyiapkan lima ribu nasi bungkus! Hubungi mereka cepat-cepat pakai SMS, pasti beres deh! Kita makin diperkenalkan ke sisi-sisi manusiawi orang-orang yang diceritakan. Kita boleh jadi akan merasa rada kelabakan seperti Filipus. Baru begitu kita akan mulai melihat bahwa Filipus mungkin belum betul-betul memperhatikan kebutuhan orang banyak yang telah terjaring ke situ. Ia memang sudah bisa memikirkan sisi finansial pengurusan paroki tapi belum sigap menanggapi kebutuhan umat yang ada di situ. Oom Hans ini tidak menyindir Filipus atau siapa saja, ia mengajak kita membaca kisahnya dengan humor dan melihat diri kita sendiri di mana.

BUNGKUSAN MAKANAN - BINGKISAN KASIH

Pemecahan yang makin absurd diajukan oleh Andreas yang tentunya juga orang yang punya banyak relasi seperti Filipus. Andreas mendapati seorang anak kecil yang mempunyai lima roti dan dua ikan, tapi, tapi, tapi... Ia berpikir seperti Filipus juga. Oom Hans membiarkan pembaca menangkap maksud tulisannya dengan kreatif. Kita boleh bertanya siapa anak kecil itu? Kok tiba-tiba dimunculkan. Dan apa yang dibawakannya? Lima roti dan dua ikan itu kiranya bukan bekalnya. Terlalu banyak. Tentunya juga bukan barang dagangan. Lalu apa? Mari kita bayangkan, anak itu diutus oleh ibunya yang tinggal di dekat-dekat situ untuk menyampaikan bungkusan roti dan ikan bagi Andreas dan Filipus yang pernah mampir ke rumahnya. Kita ingat Yesus beberapa waktu sebelumnya mengutus murid-muridnya dua berdua mengunjungi pelbagai tempat menyiapkan kedatangannya. Bungkusan makanan itu sekedar tanda masih ingat akan kunjungan mereka berdua yang tak membawa bekal makanan. Juga ungkapan terima kasih. Tentu Andreas rada kikuk. Apa yang mau dibuat dengan roti dan ikan yang memang enak itu bagi orang sebanyak ini? Kita berhenti di sini dan masuk kembali ke dalam teks Yohanes.

Yesus mengambil roti tadi. Yesus mengucap syukur - mengucap terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Begitu juga dilakukannya dengan ikannya. Lalu dibagi-bagikannya kepada semua orang di situ. Itulah mukjizatnya! Yesus mengubah tanda terima kasih yang dibawakan anak kecil tadi menjadi makanan bagi lima ribu orang dewasa. Dan masih sisa dua belas bakul penuh potongan roti yang dapat diberikan kepada siapa saja.

Ungkapan syukur kepada yang ada di surga itu telah mengubah bungkusan roti dan ikan tadi menjadi bingkisan kasih yang luar biasa besarnya bagi semua orang yang ada di situ. Perkara yang tadi kelihatan tak mungkin kini menjadi kenyataan berkat ketulusan bocah yang membawakannya, dan juga berkat syukur Yesus kepada Bapanya.

Sebelum membagi-bagikan makanan, Yesus menyuruh orang-orang itu duduk. Yohanes mencatat, "...di tempat itu banyak rumput" (6:10). Orang-orang itu ditampilkan Oom Hans sebagai domba-domba yang dibawa ke tempat yang banyak rumputnya oleh sang Gembala Baik. Terasa suasana tenteram yang di tempat orang-orang itu berada bersama dengan tokoh yang mereka dengarkan dan mereka ikuti ke mana saja ia pergi.

Salam hangat,
A. Gianto


Mg Biasa XVII: 2Raj 4:42-44; Ef 4:1-6; Yoh 6:1-15

"Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."


Ketika terjadi bencana alam seperti banjir atau gempa bumi, misalnya jebolnya waduk’Situ Gintung’ di di wilayah Ciputat yang baru lalu atau gempa bumi di Yogyakarta, pada umumnya banyak orang baik yang tergerak oleh belas kasihan yang mengulurkan aneka macam bantuan bagi para korban, entah berupa makanan, minuman, pakaian atau uang dan tentu saja tenaga sebagai relawan. Kalau dicermati kiranya masih cukup banyak orang miskin yang membutuhkan bantuan untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan atau minuman. Di dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan tentang ribuan orang yang mengikuti Yesus untuk mendengarkan ajaran-ajaran-Nya sampai hari semakin malam dan mereka nampak kelaparan. Melihat hal ini Yesus minta kepada para murid/rasul untuk mengusahakan makanan, namun para murid menjawab:tak mungkin mengusahakan makanan untuk ribuan orang ini. Tiba-tiba Andreas berkata: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"(Yoh 6:9). Mendengar kata Andreas ini Yesus pun akhirnya melakukan mujizat dengan menggandakan ‘lima roti dan dua ikan’ tersebut, sehingga ribuan orang dapat makan sampai kenyang, bahkan berkelimpahan. Kisah yang diwartakan dalam Warta Gembira hari ini digambarkan dengan ornamen dari kaca, dan anda dapat melihat ornamen atau gambar tersebut di Kapel Kolese Kanisius – Jakarta , terpasang di tembok dan berada di atas tabernakel. Setelah ribuan orang dapat makan kenyang karena muzijat tersebut, maka mereka pun berkata: “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh 6:14).


"Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."


Sebagai orang beriman yang percaya kepada Yesus Kristus, kiranya kita semua dipanggil untuk meneladan Yesus atau anak yang menyerahkan semua bekalnya, ‘lima roti dan dua ikan’. Mungkin untuk meneladan Yesus dengan mengadakan mujizat tidak mungkin dapat kita kerjakan, tetapi meneladan anak yang merelakan bekal makanan kiranya dapat kita lakukan. Maka baiklah kita meneladan anak tersebut serta membiasakan atau mendidik anak-anak kita untuk bertindak demikian juga. Marilah kita hayati dua prinsip hidup beriman atau menggereja yaitu “solidaritas dan keberpihakan kepada yang miskin dan berkekurangan”.



Solidaritas berasal dari kata bahasa Latin “solido / solidare” yang antara lain berarti memperkuat, mengukuhkan, mengutuhkan kembali, menegakkan, meneguhkan. Solidaritas dilakukan oleh mereka yang kuat terhadap mereka yang lemah, yang sehat terhadap yang sakit, yang kaya terhadap yang miskin, yang pandai dan cerdas terhadap yang bodoh, yang berkelimpahan terhadap yang berkurangan, dst.. Marilah kita lihat dan cermati siapa-siapa saja dari saudara-saudari kita, entah di dalam masyarakat atau tempat kerja, yang lemah, sakit, miskin, bodoh dan berkekurangan, dan kemudian kita tolong atau bantu dengan kekayaan atau harta yang kita miliki atau kuasai saat ini. Kiranya dalam membantu atau menolong tidak perlu menunggu kita berkelimpahan, melainkan dari kekurangan dan keterbatasan kita. Memberi dari kelimpahan berarti menjadikan orang lain, yang menerima sebagai tempat sampah dan dengan demikian melecehkan atau merendahkan harkat martabat manusia atau melanggar hak-hak azasi manusia. Marilah kita memberi dan membantu orang lain dari kelemahan dan keterbatasan kita, yang meneladan anak yang menyerahkan semua bekalnya: ‘lima roti dan duka ikan’. Biarlah mereka yang melihat atau menyaksikan tindakan kita berkata tentang kita “dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia”. Kita semua dipanggil untuk menjadi pribadi ‘pemurah’, yang memiliki sikap dan perilaku yang murah hati, pengasih dan penyayang. Ingat dan hayati bahwa hidup kita dan segala sesuatu yang kita miliki atau kuasai saat ini adalah anugerah Allah yang kita terima melalui orang-orang yang telah berbuat baik dan bermurah hati terhadap kita, maka selayaknya kita berbuat baik dan bermurah hati kepada sesama atau saudara-saudari kita yang membutuhkan.



“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Ef 4:2-6).


Ada tiga keutamaan yang diharapkan kita hayati atau laksanakan dalam hidup sehari-hari sebagai orang beriman, yaitu “rendah hati, lemah lembut dan sabar”. Maka baiklah secara sederhana dan mungkin tidak sempurna saya coba menguraikan tiga keutamaan tersebut:

1) “Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit” Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Kerendahan hati hemat saya merupakan keutamaan dasar yang mendasari keutamaan-keutamaan lainnya serta kebalikan dari kesombongan. Maka marilah kita saling membantu dan mengingatkan dalam hal penghayatan kerendahan hati ini.

2) “Lemah lembut kiranya memperkuat atau memperteguh kerendahan hati. Orang yang lemah lembut antara lain nampak dalam cara bicara/wacana maupun bertindak yang sopan, enak didengarkan maupun dilihat, sehingga pribadi yang bersangkutan sungguh menarik dan memikat. Lemah lembut bersumber dari hati, yang penuh syukur dan terima kasih, karena segala sesuatu yang ada padanya merupakan anugerah Allah.

3) “Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah” (ibid hal 24). Kesabaran pada masa ini rasanya mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang kurang atau tidak sabar, antara lain dapat dilihat dan dicermati di jalanan dimana para pengendara atau pemakai jalan yang melanggar aturan lalu lintas, di dalam pergaulan muda-mudi yang bebas tanpa kendali akhirnya terjadi kehamilan sebelum/diluar nikah atau perkawinan.



Dengan dan melalui penghayatan tiga keutamaan di atas diharapkan terjadilah kesatuan, persaudaraan atau persahabatan sejati di antara kita: satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua. Sekali lagi saya angkat dan ingatkan bahwa kesatuan, persaudaraan atau persahabatan sejati ini hendaknya pertama-tama terjadi di dalam keluarga, antara suami-isteri, anak-anak dan seluruh anggota keluarga. Penghayatan akan kesatuan, persaudaraan atau persahabatan sejati rasanya pada masa ini dapat menjadi ‘nabi’, dan siapapun yang melihat atau kena dampak cara hidup dan cara bertindak itu akan berkata :”dia ini benar-benar nabi yang akan datang di dunia ini”. Dengan kata lain penghayatan kesatuan, persaudaraan atau persahabatan sejati merupakan bentuk tugas perutusan berupa teladan atau kesaksian, yang utama dan pertama.



“Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan”(Mzm 145:15-18)

Jakarta , 26 Juli 2009
Ignatius Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy