| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 06 Agustus 2009 :: Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Kamis, 06 Agustus 2009
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya 


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, aku bergembira bersama dengan fajar menyingsing pada pagi hari ini. Banyak harapan maupun cita-cita yang tersimpan di dalam lubuk hatiku. Namun hanya ada satu harapan yang Kausukai dari kami, yaitu mengalami dan menyaksikan kemuliaan-Mu yang sesungguhnya. Semoga perjalanan hari ini memberikan pengalaman indah tentang kemuliaan Putera-Mu, Yesus Tuhan kami yang mulia. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)

"Pakaian-Nya putih seperti salju."

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, mahatinggi di atas seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.
Iman yang diwartakan para murid berdasarkan kesaksian yang benar. Kesaksian dari pengalaman apa yang mereka lihat dan dengar sendiri. Iman itulah yang hendaknya kita pertahankan dan kembangkan terus menerus.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)

"Suara itu kami dengar datang dari surga."

Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-10)

"Inilah Anak yang Kukasihi."

Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian sampai seputih itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceritakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan 'bangkit dari antara orang mati'.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!

Injil Markus secara khusus menyebutkan bahwa "enam hari kemudian" Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke sebuah gunung. Yang dimaksud ialah enam hari setelah peristiwa pernyataan Petrus bahwa Yesus itu Mesias serta pemberitahuan Yesus akan kesengsaraanya dalam menjalani kemesiasannya. Apa makna enam hari tadi masih akan dibicarakan lebih lanjut. Di atas gunung ketiga murid tadi melihat Yesus berubah rupa dan pakaiannya nampak putih berkilauan. Juga tampak Musa dan Elia yang berbicara dengan Yesus. Melihat ini semua, Petrus ingin memasang tiga kemah bagi ketiga tokoh tadi. Tidak disebutkan bagaimana tanggapan Yesus. Sementara itu ada awan datang menaungi ketiga tokoh tadi dan terdengar suara dari sana, "Inilah anakKu yang terkasih, dengarkanlah dia!" Ketika mereka memandangi sekeliling, hanya tampak Yesus seorang diri. Bacaan Minggu ini berakhir dengan kisah mereka turun gunung dan larangan Yesus agar tidak menceritakan yang mereka lihat tadi sebelum "anak manusia bangkit dari mati" yang membuat mereka bertanya-tanya.

PENGGARAPAN SINOPTIK

Peristiwa penampakan kemuliaan Yesus di atas digarap kembali oleh Matius (Mat 17:1-9) dan Lukas (Luk 9:28-36) dengan cara masing-masing. Matius menyertakan ungkapan "kepadanya Aku berkenan" setelah "anakKu terkasih" (Mat 17:5) untuk mempertajam pernyataan bahwa Yesus memiliki kuasa membawakan Yang Mahakuasa dalam dirinya. Jadi Yesus bukan hanya sekadar orang suruhan atau pewarta saja. Lukas mendalami makna kata-kata yang dicatat Markus tadi dan mengungkapkannya kembali sebagai "Inilah anakKu yang Kupilih..." (Luk 9:35). Jadi Yesus inilah yang dipilih untuk membawakan kehadiran Allah di dunia ini. Pembaca Injil diajak mendengarkan anak terkasih yang terpilih mendapat perkenan Allah sendiri.

Dari pembicaraan di atas jelas bahwa yang disampaikan dalam Injil bukanlah semata-mata suara yang dapat direkam dan diputar kembali begitu saja. Kata-kata itu mengungkapkan pengalaman batin yang terolah, baik oleh para murid yang diajak Yesus tadi maupun oleh komunitas (bukan orang perorangan) yang mendalaminya. Inilah kenyataan betapa sabda ilahi itu hidup. Tidak berhenti sebagai suara belaka, melainkan mengikutsertakan pengertian orang-orang yang mendengarnya.

Menurut Matius murid-murid tersungkur ketakutan ketika mendengar suara itu (Mat 17:6) Tetapi Yesus kemudian menyentuh mereka sambil menyuruh mereka berdiri dan jangan takut. Kata-kata menyuruh agar jangan takut biasanya hanya diucapkan oleh tokoh yang amat besar kuasanya, sedemikian besarnya sehingga dapat dikatakan bahwa Allah sendiri ada padanya. Inilah cara Matius menyampaikan kepada pembacanya bahwa Yesus ialah orang yang disertai Allah sepenuhnya, yang mendapat perkenanNya sebagai anakNya. Para pembaca Injil Markus hari ini dapat memanfaatkan pendalaman Matius pula.

Sebuah amatan lagi. Ketika tersungkur, posisi badan para murid tentunya menelungkup dengan muka mereka di tanah. Tetapi kemudian mereka disuruh berdiri. Nah, gerakan dari menelungkup ke arah posisi berdiri itu mau tak mau membuat mereka bertopang pada kedua hasta dan lutut. Bila dibayangkan, inilah sikap tubuh bersujud menurut kebiasaan orang Yahudi di hadapan tokoh yang amat dihormati. (Bandingkan dengan gambaran serupa dalam Dan 10:9-10.) Matius kiranya hendak mengatakan, Yesus sendiri kini mengajar para murid agar mengubah rasa tergetar menjadi sikap bersujud tanpa takut-takut! Pembaca Injil Markus dapat mengambil manfaat dari olahan Matius tadi.

MUSA DAN ELIA

Musa dan Elia ialah tokoh-tokoh besar Perjanjian Lama yang pernah mengalami penampakan ilahi secara khusus. Musa mengalaminya di puncak gunung Sinai ketika menerima Taurat (Kel 19:16-19). Kejadian itu diiringi awan tebal, guruh, dan halilintar yang menakutkan. Amat berbeda penampakan kepada Elia di gunung Horeb (1 Raj 19:11-13). Di situ Allah justru menampakkan diri dalam suasana tenang, disertai hembusan angin sepoi-sepoi. yang Maha Kuasa dapat menampakkan kemuliaanNya dalam cara yang menggentarkan, tapi juga bisa dengan cara yang lembut. Kini kedua tokoh itu mengalami penampakan dengan cara lain lagi. Tetapi mereka tak merasa asing dengan kehadiran ilahi yang baru ini. Disebutkan bahwa mereka "berbicara" dengan Yesus yang menampakkan kemuliaannya. Penampakan ilahi yang sejati bisa diakrabi, diwacanakan, bukan hanya mengejutkan, bukan kejadian yang menggugah sensasi dan keingintahuan belaka.

Peristiwa di gunung ini disampaikan sesudah pernyataan Yesus yang pertama kalinya bahwa anak manusia, yakni dirinya, akan dimusuhi orang-orang di Yerusalem, menderita, dibunuh, tapi akan dibangkitkan pada hari ketiga. Pernyataan itu sendiri langsung mengikuti penegasan Petrus bahwa Yesus itu Mesias. Urutan yang sama terlihat dalam Injil Markus, Matius dan Lukas: pengakuan Petrus - pemberitaan pertama sengsara - penampakan kemuliaan. Pembaca boleh menyimpulkan bahwa kemesiasan yang dijalani Yesus sebagai "anak manusia" itu didukung oleh Musa dan Elia, dua orang tepercaya yang sungguh mengenal kehadiran ilahi di dunia ini.

Lukas mengolah lebih jauh kehadiran kedua tokoh Perjanjian Lama tadi dengan mengatakan bahwa mereka berbicara dengan Yesus mengenai "tujuan perjalanannya" (Luk 9:31). Memang Yesus ketika itu sedang berjalan menuju ke Yerusalem, tempat kemesiasannya nanti terwujud sepenuhnya. Kata yang dipakai bagi "tujuan perjalanan" itu ialah "exodos", sama dengan yang dipakai untuk mengatakan keluaran dari perbudakan di Mesir dulu. Tujuan perjalanan yang berakhir di Yerusalem nanti itulah yang bakal menjadi "keluaran" baru bagi kemanusiaan. Inilah jalan yang sedang ditempuh Yesus untuk membawa keluar kemanusiaan dari perbudakan yang mengurangi martabatnya.

PAKAIAN PUTIH BERKILAUAN

Ketika Yesus berubah wajahnya, pakaiannya pun tampak putih berkilauan. Pakaian memberi bentuk pada sosok yang memakainya. Tanpa pakaian maka sosok yang bersangkutan sulit dikenali, tanpa rupa. Demikianlah yang dialami para murid di gunung. Yesus tampak sebagai sosok "putih berkilauan". Markus menggarisbawahi keunikan kejadian ini dengan mengatakan bahwa tak ada di dunia ini yang bisa membuat pakaian seputih itu. Berarti tak ada kegelapan sedikit pun padanya. Terangnya tak terhalang apapun. Para murid saat itu menyadari, tokoh yang mereka ikuti hingga kini ialah dia yang membawakan Yang Ilahi tanpa menyertakan hal-hal yang menghalangi Bahkan mereka melihat sendiri terang ilahi tadi memancar keluar dari dalam diri Yesus. Mereka mulai mengerti hubungan antara kemesiasan Yesus dan iman Perjanjian Lama. Mereka juga mampu mendengar sabda ilahi mengenai siapa Yesus itu: anak terkasih yang patut didengarkan.

Untuk sementara para murid belum seutuhnya menyadari pengalaman itu. Mereka butuh waktu untuk menggarapnya dan mengendapkannya. Karena itulah mereka dilarang menceritakan kepada siapa pun pengalaman yang waktu itu belum utuh terolah. Jangan mengobral kebatinan yang masih mentah, itulah intinya. Perkara yang dipersaksikan perlu terjadi lebih dahulu. Yesus masih harus menanggung salib sampai wafat dan mencapai kebangkitan. Baru setelah itu mereka boleh membicarakan kepada orang banyak bahwa memang dia itu patut didengarkan. Inilah maksud larangan membicarakan yang mereka lihat tadi. Para pembaca Injil boleh merasa beruntung dapat menikmati buah pengalaman yang matang.

ENAM HARI


Markus mencatat, peristiwa penampakan kemuliaan Yesus di gunung ini terjadi "enam hari kemudian". Maksudnya enam hari berlalu setelah Petrus menyatakan bahwa Yesus itu Mesias dan Yesus memberitahukan prospek salib dan kebangkitan dalam menjalani kemesiasannya. Dengan lain kata, penampakan kemuliaan di gunung itu sendiri terjadi pada hari ketujuh. Pembaca akan ingat, pada hari ketujuh sang Pencipta beristirahat setelah menyelesaikan enam hari penciptaan (Kej. 1:31-2:1). Juga pembaca akan ingat bahwa Musa menunggu di puncak Sinai enam hari sebelum melihat kemuliaan ilahi pada hari ketujuh. (Kel 24:16).

Tenggang waktu enam hari penuh itu cara mengungkapkan persiapan yang sungguh-sungguh bagi sebuah kejadian penting. (Luk 9:28 menyebut "kira-kira delapan hari" karena hari sebelum dan sesudah tenggang waktu enam hari yang ditulis Markus tadi ikut dihitung.) Enam hari penuh tadi mematangkan isi pernyataan Petrus bahwa Yesus itu Mesias. Begitu pula enam hari tadi mematangkan penegasan Yesus akan penderitaannya nanti. Memang para murid belum menangkap arti penegasan itu. Tetapi bagi Yesus, arah itu sudah matang dan ia menerimanya dengan tulus. Ia sadar, penderitaannya itu titian menuju ke kemuliaannya - jalan menjadi orang yang amat dekat dengan Yang Mahakuasa dan menjadi orang yang pantas didengarkan. Dan inilah yang diingat ketiga murid tadi dan dikisahkan ke generasi selanjutnya, juga kepada kita hari ini.

Salam hangat,

A. Gianto
(mirifica-2006)

Rabu, 05 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XVIII

Rabu, 05 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XVIII


Doa Renungan

Tuhan Allah kami, ajari kami hari ini untuk mempunyai iman yang teguh. Semoga kami dapat meneladan iman wanita Kanaan yang mendapat belaskasih-Mu. Semoga iman kami selalu membuat hidup kami semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.


Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25, 14:1.26-29.34-35)


"Israel mengolah tanah yang diidamkan."

Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka." Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu. Mereka bercerita, "Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan." Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, "Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya." Tetapi para pengintai lainnya membantah, "Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita." Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian." Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, "Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, 'Demi Aku yang hidup', demikianlah sabda Tuhan, 'Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik daripadamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati."

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat.
(Mzm 106: 6-7a,13-14,21-22,23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib,
2. Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya; mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir: perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 15: 21-28

"Hai Ibu, sungguh besar imanmu!"

Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Selama kita memiliki kemauan, keuletan, dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus-menerus, pasti akan menjadi sebatang jarum…Miliki keteguhan hati” , demikian salah satu motto Bapak Andrie Wongso, promoter termashyur di Indonesia. Motto tersebut kiranya mirip dengan apa yang dihayati oleh seorang ibu yang mohon penyembuhan kepada Yesus akan anaknya yang kerasukan setan, sebagaimana dikisahkan dalam Warta Gembira hari ini. Kepada ibu tersebut Yesus bersabda :”Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki”. Iman memang menyembuhkan dan memperkuat cara hidup dan cara bertindak kita sehingga sesuai dengan kehendak Tuhan. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga memiliki cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendakNya dan tidak hidup dan bertindak menurut keinginan atau kemauan sendiri alias seenaknya sendiri. Dengan kata lain sebagai umat beriman marilah kita setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji perkawinan, janji imamat atau kaul. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perikaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih mengunntungkan” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 24-25). Bukankah janji-janji yang pernah kita ikrarkan juga menjadi kehendak kita serta telah kita persiapkan cukup lama? Maka hendaknya jangan disia-siakan apa yang telah dipersiapkan cukup lama tersebut.

· “Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu: Aku, TUHAN, yang berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati.”(Bil 14:34-35). Kutipan ini kiranya baik dan layak menjadi bahan permenungan atau refleksi kita. Selama empat puluh tahun bangsa terpilih harus menanggung akibat kesalahan mereka: mengembara di padang gurun yang sarat dengan godaan, hambatan dan tantangan sebelum mereka masuk ke ‘tanah terjanji’. Mereka yang tidak setia kepada Tuhan akhirnya mati di perjalanan dan tidak sampai ke ‘tanah terjanji’. Kita semau mungkin juga memiliki kesalahan-kesalahan selama perjalanan hidup kita, karena kelemahan, kesambalewaan dan ketidak-setiaan kita. Sekiranya demikian adanya, dan kiranya benar adanya, maka marilah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan kita agar kita sampai di ‘tanah terjanji’ alias ketika dipanggil Tuhan/meninggal dunia kita memperoleh anugerah Allah, hidup mulia selama-lamanya di sorga. Setiap saat atau waktu kita dapat dipanggil Tuhan, maka hendaknya senantiasa siap sedia jika sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Jika kita dengan ulet dan teguh berusaha memperbaiki diri, percayalah pada waktunya pasti akan berhasil. Memang bagi kita tidak mungkin memperbaiki diri dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, maka hendaknya dengan rendah hati berani mohon pertolongan baik dari sesama manusia maupun Tuhan. Kita juga dipanggil untuk menegor dan mengingatkan saudara-saudar kita yang bersalah dengan rendah hati, dengan kata lain marilah kita dengan rendah hati saling mengingatkan.
Jakarta, 05 Agustus 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Selasa, 04 Agustus 2009 :: Pw. St. Yohanes Maria Vianney, Imam

Selasa, 04 Agustus 2009
Pw. St. Yohanes Maria Vianney, Imam

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, kuasa-Mu mengatasi segalanya di dunia ini. Engkau menunjukkan kemuliaan kepada para murid-Mu dengan berjalan di atas air. Ajarilah kami setiap hari, khususnya pada hari ini untuk selalu percaya pada kuasa-Mu yang mengubah dan membuat segalanya mungkin terjadi. Tuntunlah kami agar tak ada satu pun bisa merampas iman kepercayaan kami pada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Bilangan (12: 1-13)

"Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain, Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?"

Sekali peristiwa Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas bumi. Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya. Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta! Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami. Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya." Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kau lah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat.
(Mzm 51: 3-4, 5-6a, 6bc-7,12-13, R: 3a )
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
3. Dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:1-2, 10-14)

"Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya."

Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, "Dengarlah dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus, "Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang Farisi?" Tetapi Yesus menjawab, "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan
oleh Mgr. J. Sunarka, SJ - Inspirasi Batin 2009


Hari ini Gereja mengenang St. Yohanes Maria Vianney (1786-1859). Ia hidup saat kondisi Gereja mengalami krisis sewaktu Revolusi Perancis. Umur 19 tahun ia mulai belajar untuk menjadi imam. Di seminari ia tidak mempunyai harapan karena nilai rapornya serba kurang. Berkat keunggulannya dalam kesalehan, ia ditahbiskan menjadi imam dan ditugaskan di desa Ars. Kesalehan hidup, kesederhanaan, jauh dari hiburan pribadi, jauh dari kemewahan padanya, dan semangat mati raganya membuat ia terkenal. Dari berbagai tempat, banyak orang datang padanya untuk meminta nasihat dan pengampunan dosa serta pertolongan. Ia diresmikan menjadi orang kudus 4 Agustus 1859, dan dijadikan pelindung pastor paroki.

Setelah melayani orang banyak, Yesus menyuruh para murid mendahului berlayar ke seberang. Seperti biasanya Yesus lalu sendirian pergi ke tempat yang sepi dan berdoa kepada Bapa di surga. Ternyata pada murid diterjang ombak danau yang begitu besar karena terkena angin sakal. Mereka takut. Dalam ketakutan itu, Yesus menampakkan diri dan memberikan ketenangan air danau dan mengembalikan ketenangan hati kepada para murid yang mengalami ketakutan di dalam perahu.

Bacaan hari ini mengajak kita agar menyadari bahwa dalam segala macam peristiwa kehidupan, Yesus berada menyertai kita, baik kehadiran Yesus sendiri atau melalui utusan-Nya. Kita dapat mencermati bahwa pada abad ke-19, dalam suasana Revolusi Perancis, masyarakat Perancis mengalami kegalauan penghayatan iman. Pada saat itu, Yesus menampakkan diri, menampilkan diri dalam pribadi Yohanes Maria Vianey, sebagai pastor desa, memberikan kekuatan hidup bertahan dalam iman dan mengalami kedamaian hati. Ini mau menunjukkan bahwa kehidupan kita jangan hanya mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan (otak), tetapi juga perlu mengandalkan hidup iman yang mendalam dan bermati raga.

Senin, 03 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XVIII

Senin, 03 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XVIII

“Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka”

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, seringkali kami memuaskan diri kami dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan diri-Mu. Hari ini Engkau mengajari kami, bahwa Engkaulah satu-satunya yang dapat memuaskan rasa lapar dan haus kami. Ajarilah kami untuk mengusahakan apa saja yang berguna untuk kehidupan kekal. Kuatkanlah kami bila berhadapan dengan godaan dunia yang tak kalah kuatnya menggoda dalam kehidupan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (11: 4b-15)

"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."

Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata: "Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa. Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat.
(Mzm 81: 12-13, 14-15, 16-17)
1. Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk menjilat kepada-Nya, dan itulahnasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya."

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat: dibagi-bagi-Nya roti, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus dari situ, dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan



· Suatu kontras yang jelas bahwa melihat orang banyak kelaparan para murid menghendaki agar mereka pergi untuk mencari makan sendiri, sedangkan Yesus berkehendak untuk memberi makanan kepada mereka. Maka mujizatpun terjadi, dilakukan oleh Yesus dengan menggandakan ‘lima roti dan dua ikan’ untuk memberi makan kepada ribuan orang. Kita semua yang beriman kepada Yesus dipanggil untuk meneladan Dia, yang Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan, yang lapar dan harus atau berkekurangan dalam hal makan dan minum. Kiranya bagi kita tidak mungkin melakukan mujizat seperti Yesus, namun kita dapat melakukannya dengan menyisihkan apa yang kita miliki , dan mungkin dari kekurangan kita, kemudian kita sumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.

Marilah kita hayati, perdalam dan sebarluaskan kepedulian kepada sesama yang miskin dan berkekurangan. Mereka yang miskin dan berkekurangan kiranya ada di sekitar kita, entah di jalanan atau di sekitar tempat tinggal atau kerja kita. Pertama-tama dan terutama saya mengajak dan mengingatkan kita semua untuk peduli terhadap para pegawai atau pembantu (rumah tangga) yang membantu hidup dan kerja kita, dan kepada mereka pun kita ajak untuk peduli terhadap sesamanya yang miskin dan berkekurangan. Kita hayati dan sebarluaskan semangat dan sikap hidup ‘bergotong-royong’, yang rasanya masih menjiwai sebagian warga kita, antara lain mereka yang hidup di pedesaan atau pegunungan.

· “Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan” (Bil 11:12-13), demikian kutipan keluh kesah Musa kepada Tuhan. Mungkin kita memiliki pengalaman sebagaimana dialami oleh Musa, yaitu melihat dan mendengar begitu banyak orang berteriak untuk minta makanan. Dari diri kita sendiri tidak mungkin memberikan apa yang mereka harapkan, maka baiklah kita persembahkan kepada Tuhan apa yang kita rasakan, dengan kata lain berdoa kepada Tuhan serta mohon petunjuk atau arahan-Nya.

Dalam dan dengan doa, percayalah pasti akan memperoleh bantuan dari Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita yang berbaik hati. Dengan kata lain sambil berdoa hendaknya juga dengan rendah hati menyampaikan atau meneruskan apa yang kita rasakan kepada saudara-saudari kita yang berkepunyaan serta peduli terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan. Percayalah bahwa di dunia ini cukup banyak orang yang bersedia membantu mereka yang miskin dan berkekurangan, namun sering kurang tahu ke mana atau melalui mana bantuan harus disampaikan agar sampai ke tujuan. Marilah kita menjad ‘penyalur-penyalur belas kasih yang jujur’: kita mohon belas kasih dari orang lain dan begitu menerima lasngsung kita teruskan kepada yang berhak dan membutuhkan. Masa kini dibutuhkan ‘penyalur-penyalur belas kasih yang jujur dan tidak korupsi’.





Ignatius Sumarya, SJ

Sabtu, 01 Agustus 2009 :: Pw St. Alfonsus Maria de Liguori, UskPujG

Sabtu, 01 Agustus 2009
Pw St. Alfonsus Maria de Liguori, UskPujG


Doa Renungan

Tuhan yang baik, hari ini kami Kauperkenalkan dengan seorang tokoh pujangga-Mu yang setia, yaitu St. Alfonsus Maria Liguori. Ia mengalami dan menuliskan banyak hal indah tentang kebaikan-Mu bagi manusia. Karenanya kami menyerahkan diri sepenuhnya dalam tangan-Mu yang berkuasa. Lindungi dan ajarilah kami agar tidak bertindak seperti Herodes yang mengorbankan kebenaran demi harga diri sendiri. Melainkan seperti St. Alfonsus yang menuliskan kisah kebenaran-Mu dalam kehidupan kami, kini dan selamanya. Amin.

Tuhan yang kudus menghendaki umat yang kudus pula. Oleh karena itu, Dia memerintahkan agar umat-Nya menguduskan diri pada tahun Yobel dengan tidak saling merugikan. Mereka harus menjadikan tahun itu sebagai kesempatan untuk membagikan kebaikan terhadap sesamanya.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Imamat (25:1.8-17)

"Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya."

Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, "Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ke tujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat.
(Mzm 67:2-3.5.7-8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Kehidupan Yesus mengingatkan kembali pada kehidupan Yohanes Pembaptis yang berjuang untuk kesucian hidup pribadi maupun bersama. Sikap kemartiran Yohanes ini rasanya pantas untuk dicermati para murid Yesus zaman ini. Sebab kemartiran dan kesaksian seperti itu tetap bermakna pada zaman sekarang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)

"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."

Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, "Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, "Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Doa Renungan Malam

Allah Bapa sumber kedamaian, kami bersyukur, karena Putera-Mu telah memberi tahu apa yang dapat mendatangkan kedamaian sejati dalam hidup kami, yaitu melakukan dan memperjuangkan kebenaran dalam hidup kami. Ajarilah kami setiap hari membangun diri dengan perbuatan yang benar serta mewartakan yang benar. Lindungilah kami pada malam ini dalam cahaya kedamaian dan kebenaran-Mu. Dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Renungan

Segala sesuatu yang diputuskan secara gegabah dan tanpa pikir panjang tentu akan membawa suatu masalah, apalagi bila orang yang telah memutuskan tersebut malu untuk mencabut keputusannya. Keadaan akan makin runyam. Karena gengsi yang berlebihan akhirnya keputusan yang tidak tepat pun dibiarkan berjalan dan merugikan banyak orang.


RUAH

Persembahan Harian Bulan Agustus 2009


Allah Bapa kami,
bersama Bunda Maria dan Para Kudus
serta seluruh umat beriman
kupersembahkan kepada-Mu segala doa dan karya,
segala suka dan duka sepanjang hari.
Kupersatukan persembahanku ini dengan
persembahan Putra-Mu di dalam Ekaristi Kudus.
Kuhunjukkan persembahanku juga bagi semua kerinduan suci
Hati Kristus maupun ujud Gereja untuk bulan ini:

Ujud Umum
Semoga opini publik lebih menyadari situasi berjuta kaum pengungsi; dan semoga dalam situasi mereka yang kerap kali tragis tersebut solusi nyata pun ditemukan.

Ujud Misi
Semoga hak asasi, kesetaraan martabat, maupun kebebasan beragama kaum Kristiani, yang menderita diskriminasi seerta penganiayaan di banyak negara karena Nama Kristus, mendapatkan pengakuan sehingga mereka bisa menghayati iman mereka dengan merdeka.

Ujud Gereja Indonesia
Semoga para Veteran Perang Kemerdekaan Republik Indonesia yang masih hidup mendapatkan perhatian dan dukungan yang sepantasnya.

Minggu, 02 Agustus 2009 :: Hari Minggu Biasa XVIII

Minggu, 02 Agustus 2009
Hari Minggu Biasa XVIII

Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yoh 6:24-35)


Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahatahu, Engkau melihat hari kemudian dan menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan. Engkau mengenal kami masing-masing dan selalu memperhatikan serta melindungi kami. Kami mohon kebijaksanaan lebih luhur dari emas, harta yang takkan hancur oleh karat, mutiara berharga, seperti yang disebut-sebut oleh Yesus, Putra-Mu Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (16:2-4.12-15)

"Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu."

Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu." Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat.
(Mzm 78:3.4bc.23-24.25.54)
1. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh para leluhur.
2. Akan kami teruskan kepada angkatan yang kemudian. Puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya.
3. Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit, Ia akan menghujankan manna untuk mereka makan, dan memberi mereka gandum dari langit.
4. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, ke gunung-gunung yang Ia rebut dengan tangan kanan-Nya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:17.20-24)

"Kenakanlah manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah."

Saudara-saudara, kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:24-35)

"Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."

Di seberang Danau Galilea, ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan



MAKANAN YANG MENGHIDUPKAN

Pada awal Injil Minggu Biasa XVIII tahun B (Yoh 6:24-35) disebutkan bagaimana orang banyak yang telah mendapatkan makan dari Yesus (lihat Injil Minggu sebelum ini, Yoh 6:1-15) mencarinya di Kapernaum. Mereke menemukan dia di pantai seberang. Seperti dikisahkan pada akhir Injil Minggu lalu, mereka adalah orang-orang yang ingin menjadikannya raja, tetapi Yesus menyingkir dari mereka.

Terjadilah percakapan antara mereka dengan Yesus. Di sini menjadi jelas apa yang sebetulnya diinginkan orang-orang itu, sekaligus juga dijernihkan apa yang sebaiknya mereka jangkau. Dan mengapa demikian. Ketika orang banyak mendapati Yesus di seberang danau (disebut "laut"), mereka bertanya kepadanya kapan ia tiba di sini. Orang-orang itu begitu tertarik dan bahkan ingin mengangkatnya sebagai pemimpin. Maka mereka tak habis mengerti mengapa justru Yesus pergi menghindar. Oleh karena itu mereka mencarinya. Kini mereka menemukannya di tempat lain. Yesus menjawab keheranan mereka dengan mengatakan bahwa yang mereka cari ialah orang yang memberi makan mereka, bukan dia yang membawakan "tanda-tanda".

Dalam Injil Yohanes, tindakan-tindakan Yesus yang membuat orang terkesan, disampakan sebagai "tanda". Begitulah pemberian makan bagi orang banyak yang dikisahkan dalam Yoh 6:1-5 kini dibicarakan sebagai tanda, bukan sebagai mukjizat atau sebagai kegiatan amal belaka.

Tanda menghadirkan kenyataan atau pesan yang bukan tanda itu sendiri. Dalam hal Yesus memberi makan orang banyak, yang hendak disampaikan bukanlah terutama kebesaran hati atau kedermawanan atau kekuasaannya, melainkan pengalaman nenek moyang mereka diberi makan oleh Allah Tuhan mereka selama mereka berjalan di padang gurun menuju ke Tanah Terjanji. Dalam ungkapan iman umat Perjanjian Lama, pemberian makanan dalam ujud manna dari langit ini ditampilkan sebagai cara Tuhan tetap menyertai umat yang telah dibawa-Nya keluar dari tempat perbudakan di Mesir dan dipimpinnya berjalan ke tempat yang disediakan-Nya bagi mereka. Pemberian makan orang banyak oleh Yesus hendak menampilkan kembali pengalaman umat Perjanjian Lama ini. Namun mereka belum dapat melihat dia sebagai utusan dari Allah yang hendak menyertai mereka, juga kali ini.

Dalam peristiwa memberi makan orang banyak, Yesus juga ditampilkan bukan saja pembawa manna surgawi, melainkan kenyataan Tuhan menyertai mereka. Dialah makanan yang menopang orang dalam perjalanan menuju tempat yang dijanjikan. Inilah yang dimaksud dengan "tanda" dalam petikan Injil kali ini.

Orang banyak yang menemui Yesus kali itu diajak menimba kekayaan pengalaman iman leluhur mereka dan mempercayai tindakan ilahi yang kini sedang mereka alami. Kini Bapa yang ada di surga memberi kehidupan kepada umat dalam ujud kedatangan Yesus di tengah-tengah mereka. Namun mereka belum menyadarinya. Mereka baru melihat Yesus sebagai tokoh masyarakat, sebagai yang membela kepentingan mereka, sebagai orang yang diharapkan bisa berbicara demi kebutuhan mereka. Semua ini bagus dan terpuji. Namun bukan ke arah itulah Yesus tampil di tengah-tengah umat. Ia tampil sebagai kenyataan hadirnya Yang Ilahi di tengah umat untuk membawa mereka ke akhir perjalanan. Inilah kehidupan yang dibawakannya kepada orang banyak.

Memang umat Perjanjian Lama tahu bahwa dahulu kala Tuhan menghidupi umat dengan makanan dari langit, dengan manna. Tapi tidak mudah bagi mereka melihat serta menyadari bahwa peristiwa manna itu bukan semata-mata tindakan ilahi dahulu kala yang diceritakan kembali turun temurun dan dikeramatkan, melainkan masih berlangsung sekarang ini juga. Masalah iman bagi umat ketika itu ialah ketidakmampuan menyadari bahwa iman itu hidup, bukan sekadar ingatan yang dikeramatkan.

Bagi orang zaman sekarang, juga bagi orang yang tidak turun temurun menghayati kisah pemberian manna, petikan Injil kali ini tetap bisa bermanfaat. Diajarkan agar orang membiarkan iman menjadi bagian kehidupan, bahkan menjadi cara untuk menjalankan hal-hal yang dikehendaki Yang Maha Kuasa.

Salam,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy