Sabtu, 15 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XIX

Sabtu, 15 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XIX

Yang terbesar dan terhormat di dalam Kerajaan Allah

“Janganlah menghalangi mereka datang kepada-Ku”


Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau mencintai siapa saja di muka bumi ini, tak terkecuali anak-anak kecil. Engkau menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak. Ajarlah kami agar kami pun menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak kami. Kami berdoa secara khusus bagi anak-anak kami, berkatilah mereka dan bantulah mereka agar kelak menjadi anak yang berbakti bagi Gereja dan masyarakat kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yosua (24:14-29)

"Pilihlah hari ini, kalian mau beribadah kepada siapa!"

Menjelang wafatnya, Yosua berkata kepada umat Israel: takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui, TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita." Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu. Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu." Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua: "Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah." Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya." Jawab mereka: "Kamilah saksi!" Ia berkata: "Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel ." Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: "Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan." Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem. Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana , di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN. Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan menyangkal Allahmu." Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya. Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref Ya Tuhan, Engkaulah milik pusakaku.
Ayat.
(Mzm 16: 1-2a,5,7-8,11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku."
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah di tangan kanan-Mu ada hikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:13-15)

"Janganlah menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Ku."

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga."Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Yang terbesar dan terhormat di dalam Kerajaan Allah atau hidup beriman dan beragama adalah mereka yang tersuci, bukan karena bergelar sarjana, doktor atau professor. Jika kita jujur mawas diri kiranya kita akan mengakui atau mengimani bahwa anak-anak lebih suci daripada orantuanya atau orang-orang dewasa, mengingat dan memperhatikan bahwa kita semakin tambah usia dan berpengalaman pada umumnya juga bertambah dosanya. Maka kiranya dengan mudah dapat kita mengerti bahwa di hadapan para murid sambil menunjuk anak-anak kecil Yesus bersabda: “Orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”. Maka baiklah kita senantiasa menghormati dan menjunjung tinggi anak-anak kecil alias mengasihi mereka dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan tubuh, dan secara konket mendidik dan mendampingi mereka agar tumbuh berkembang sebagai pribadi yang cerdas beriman. Untuk itu di dalam anggaran hendaknya bidang pendidikan anak-anak memperoleh alokasi anggaran, entah uang/dana atau tenaga yang memadai. Tidak memperhatikan, mendidik dan membina anak-anak dengan baik berarti kita menyengsarakan masa depan mereka atau bahkan sebenarnya kita pelan-pelan akan sengsara dan seterusnya menderita sengsara sampai mati. Secara khusus kami mengingatkan dan mengajak para orangtua atau bapak-ibu untuk sungguh mengasihi anak-anaknya selama masa balita, misalnya: para ibu menyusui anak-anaknya paling tidak selama satu tahun, syukur lebih dari satu tahun, selama masa balita anak-anak hendaknya bapak dan ibu cukup boros waktu dan tenaga bagi anak-anaknya, dst.. .Salah satu bentuk mengasihi memang adalah berani memboroskan waktu dan tenaga bagi yang terkasih, yang dikasihi. Sekali lagi saya ingatkan pada orangtua atau suami-isteri untuk mawas diri: bukankah ketika anda dalam masa pacaran dan tunangan sungguh saling memboroskan waktu dan tenaga anda? Teruskan atau lanjutkan hal itu terhadap anak-anak anda!

· “Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia” (Yos 24:14a) Beribadah kepada Tuhan dengan ikhlas dan setia hendaknya kita hayati setiap hari. Secara liturgis berarti tidak melupakan doa-doa harian, misalnya doa pagi dan malam, doa akan dan sesudah makan dst.; setiap minggu berpatisipasi dalam ibadat/misa kudus dengan khidmat. Dalam hal doa harian kiranya kita di Indnnesia sangat dibantu oleh suara ‘adzan’ dari masjid, surau atau langgar, ajakn untuk berdoa. Tenttu saja berdoa saja tidak cukup, sebagai orang yang beribadah atau beriman kepada Tuhan kita harus menghayati ibadah atau iman kita dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Iman tanpa perbuatan berarti mati, demikian kata rasul Yakobus. Keunggulan hidup beriman atau beribadah terletak dalam penghayatan bukan upacara liturgis.

Marilah kita hayati hidup dan kerja kita sebagai ibadah kepada Tuhan, dan dengan demikian rekan hidup dan bekerja adalah rekan beribadah, tempat dan sarana kerja dan hidup adalah tempat dan sarana ibadah, suasana hidup dan kerja adalah suasana ibadah. Bukankah ketika kita beribadah bersikap hormat, rendah hati dan bersababat? Maka dalam hidup dan kerja setiap hari selayaknya kita saling menghormati dan rendah hati sehingga terjadilah persahabatan sejati dalam hidup dan kerja. Jauhkan dan berantas aneka bentuk pelecehan atau penghinaan terhadap orang lain, antara lain marah. Menggerutu, mengeluh dan marah hemat saya merupakan bentuk pelecehan terhadap yang lain, yang kita marahi, dan dengan demikian melanggar hak-hak azasi dan cintakasih. Persaudaraan, persahabatan sejati kiranya menjadi dambaan atau kerinduan semua orang, demikian juga kerjasama dalam bekerja atau mengusahakan sesuatu demi kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.



“Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah”(Mzm 16:5.7-8).



Jakarta, 15 Agustus 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Jumat, 14 Agustus 2009 :: Peringatan Wajib St. Maximilianus Maria Kolbe, Imam-Martir

Jumat, 14 Agustus 2009
Peringatan Wajib St. Maximilianus Maria Kolbe, Imam-Martir

MENJADI SATU DAGING

“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” --- Matius 19: 5

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yosua (24: 1- 13)

"Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia, mengeluarkan engkau dari Mesir, dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian."

Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel , para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah. Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel : Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulakukan di tengah-tengah mereka, kemudian Aku membawa kamu keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun. Aku membawa kamu ke negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu. Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab , bangkit berperang melawan orang Israel . Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya. Setelah kamu menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ayat.
(Mzm. 136: 1-3, 16-18, 21-22, 24)
* Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Bersyukurlah kepada Allah segala allah!
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar;
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Dan membunuh raja-raja yang mulia;
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka;
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Milik pusaka kepada Israel , hamba-Nya!
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya
* Dan membebaskan kita dari pada para lawan kita;
U : Kekal Abadi kasih setia-Nya

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)

"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi semula tidaklah demikian."
Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


BERIKUT DI BAWAH ini adalah hubungan antara suami dan isteri yang dirasa begitu repot, akhirnya merasa lebih baik tidak nikah (Mat 19: 10) ? Hubungan yang benar bagaimana ? Seorang suami mengasihi isterinya sebagaimana Yesus mengasihi kita (Ef 5: 25). Dia harus memberikan hidupnya kepada isterinya (Ef 5: 25). Dengan mengikuti perkataan Yesus, ia berkata kepada isterinya: “Inilah tubuhku yang diserahkan bagimu” (Luk 22: 19). Dengan demikian, ia mengenyampingkan jadwal aktifitasnya, hasrat, dan apa saja untuk membahagiakan isterinya. Dia “memenuhi kewajiban dan menyenangkan isterinya” (1 Kor 7: 33).

Seorang isteri menyadari posisi suaminya itu sebagai kepala keluarga (Ef 5: 23). Ia tunduk kepada kepempimpinannya (yaitu, hidupnya dibawah pimpinan suaminya) dalam meneladani Yesus yang taat kepada Bapa-Nya. Dalam sikap menempatkan hidupnya kepada suaminya, Allah bekerja melalui “kehormatan dan kemurnian hidupnya” yang tidak hanya sekedar memenangkan suaminya (1 Ptr 3: 1-2), namun juga menggaris bawahi sikap tunduk bagi seluruh gereja (Ef 5: 23-24).

Dengan mengasihi satu sama lain, suami dan isteri dapat meyakinkan dunia bahwa Yesus mengasihi gereja-Nya (Ef 5: 32-33). Berapa banyak orang yang merasa bahwa Allah tidak peduli terhadap mereka? Satu pasangan suami isteri yang hidup dalam ketaatan kepada Yesus dapat membuka hati mereka kepada kasih Allah. Kasihilah pasangan anda, berikanlah tubuh dan hidup anda bagi pasangan anda, dan membawa dunia kepada kasih Yesus.

Doa : Bapa, kiranya pasangan suami isteri mengasihi satu sama lain agar banyak orang menyadari bahwa Yesus mengasihi mereka.
Janji : “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” --- Matius 19: 6.
Pujian : Santo Maximilianus (1894-1941) sewaktu dalam tawanan Perang Dunia II, memberikan hidupnya untuk menyelamatkan seorang ayah dan suami sesama tawanan.


:: Renungan SATU PERJAMUAN – SATU JEMAAT ::

==========================================================


"Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"

(Yos 24:1-13; Mat 19:3-12)

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Maximilianus Maria Kolbe, imam dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hidup setia pada panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban memang tidak mudah, dan pada umumnya orang ingkar janji seenaknya. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 24). Maximilianus Maria Kolbe sebagai imam sungguh setia pada panggilan dan pengutusannya, bahkan ia sampai rela mempersembahkan diri sebagai pengganti seseorang yang harus dihukum mati, mengingat dan mempertimbangkan bahwa orang yang harus dihukum mati tersebut memiliki isteri dan anak-anak yang membutuhkan kasih dan pendampingannya. Memang sulit dimengerti apa yang ia lakukan dan hanya dapat dimengerti dalam iman atau kasih karunia Allah. Kita semua mengaku diri sebagai orang beriman, maka marilah kita hayati kasih karunia Allah yang menyertai hidup kita agar kita setia pada iman, panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban kita masing-masing. Rasanya dalam hal kesetiaan ini kesaksian atau keteladanan para bapak-ibu atau suami-isteri sangat diharapkan; apa yang dialami oleh orangtua/bapak-ibu akan sangat berpengaruh pada anak-anaknya. Maka kami berharap dan mendambakan anda semua yang hidup berkeluarga untuk tetap setia saling mengaisihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit, sebagaimana pernah anda ikrarkan ketika mengawali hidup berkeluarga. Dari suami-isteri atau bapak-ibu yang setia juga akan lahir anak-anak yang setia: ketika mereka tumbuh berkembang menjadi dewasa, entah terpanggil untuk hidup berkeluaga, imamat atau membiara, juga akan setia pada panggilan dan tugas pengutusannya.

· “Setelah kamu menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu”(Yos 24:11-12). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Di dalam hidup sehari-hari, entah di dalam keluarga, temapat kerja atau masyarakat, kiiranya kita sering menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah. Hendaknya kita tidak mengatasi atau menghadapi semua itu dengan kekerasan dalam bentuk apapun, melainkan dengan dan dalam iman, harapan dan kasih. Semua ciptaan di dunia ini ada, tumbuh dan berkembang hanya karena dan oleh kasih, maka sikapilah semuanya dalam dan oleh kasih. Entah orang atau sesama manusia atau binatang yang nampak seram dan menakutkan ketika disikapi dan dihadapi dalam dan oleh kasih, maka mereka pasti akan menjadi sahabat. Kasih berasal dari Allah, maka ketika kita mengasihi orang lain berarti kita hidup dan bersama dengan Allah, dan bersama atau bersatu dengan Allah tiada ketakutan atau kekhawatiran dalam menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah. Ingat dan kenangkan para bapak-ibu atau suami-isteri, bukanlah anda memiliki pengalaman konrkret sejak kenal pertama saling mendekati dalam dan oleh kasih; ingat dan kenangkan masa pacaran atau tunangan anda, dan kemudian hayati kembali semangat atau jiwa hidup masa pacaran dan tunangan tersebut pada masa kini.



“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” (Mzm 136:1-3)




Jakarta, 14 Agustus 2009 .


Ign Sumarya

Kamis, 13 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XIX

Kamis, 13 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XIX

MENGAMPUNI?

“Datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku…? ” ---- Matius 18:21


Doa Renungan
Allah yang kekal dan kuasa, ajarilah kami melakukan dan menuruti segala firman yang Kausampaikan melalui Kristus, Putra-Mu yang mulia. Dengan demikian, kami semakin memuliakan Dikau yang ada dalam diri kami, supaya orang lain pun dapat memuliakan nama-Mu yang Kudus. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Melalui Yosua pengganti Musa, Allah tetap menyertai perjalanan umat beriman. Bagi umat beriman, perjalanan hidup merupakan pengalaman perjalanan kesetiaan Allah pada umat-Nya.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yosua (3:7-10a.11.13-17)

"Tabut perjanjian Tuhan akan mendahului kalian menyeberangi Sungai Yordan."

Tuhan bersabda kepada Yosua, "Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. Maka perintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian, demikian, 'Setelah kalian sampai ke tepi air Sungai Yordan, haruslah kalian tetap berdiri di tengah Sungai Yordan.' Yosua lalu berkata kepada orang Israel, "Datanglah mendekat dan dengarkanlah sabda Tuhan, Allahmu." Lalu ia menyambung, "Dari hal inilah akan kalian ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kalian. Sungguh, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi akan mendahului kalian masuk ke Sungai Yordan. Begitu kaki para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berhenti di dalam air sungai, maka air Sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir dan menjadi bendungan." Ketika bangsa Israel berangkat dari tempat perkemahan untuk menyeberangi Sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan. Segera sesudah para imam pengangkat tabut sampai ke Sungai Yordan, dan para imam itu menginjakkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu, maka berhentilah air mengalir. Padahal waktu itu musim panen, dan selama musim panen air sungai selalu meluap. Air yang turun dari hulu naik menjadi bendungan di kejauhan di dekat Adam, yaitu kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa Israel di hadapan Yerikho. Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah Sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai mereka semua selesai menyeberangi Sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat.
(Mzm 114:1-6)
1. Pada waktu Israel keluar dari Mesir, di kala kaum keturunan Yakub keluar dari bangsa yang asing bahasanya, maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya, dan Israel wilayah kekuasaan-Nya.
2. Laut melihatnya, lalu melarikan diri, dan Sungai Yordan berbalik ke hulu. Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan, dan bukit-bukit seperti anak domba.
3. Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri, hai Yordan, sehingga engkau berbalik ke hulu? Ada apa, hai gunung-gunung, sehingga kamu melompat-lompat seperti domba jantan, hai bukit-bukit, sehingga kamu seperti anak domba?

Bait Pengantar Injil PS 953
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Setiap orang bisa melakukan kesalahan, tapi bila ada pengampunan, orang menemukan kesempatan untuk membaharui dirinya. Pengampunan menjadi tanda paling nyata akan kehadiran Allah dalam kehidupan jemaat beriman.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)

"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."

Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?" Yesus menjawab, "Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi." Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, "Bayarlah utangmu!" Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, "Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi." Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, "Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Ketika seseorang mendapat belaskasih, sudah sewajarnya apabila ia juga menjadi penuh belaskasih dan membagikan belaskasihnya itu kepada orang lain. Kita sudah mendapat belaskasih dan pengampunan dari Allah, sudahkah kita menjadi insan yang berbelaskasih dan penuh pengampunan?

Doa Renungan Malam
Segala puji dan syukur kami bagi-Mu ya Bapa, atas segala kebaikan dan kuasa-Mu dalam hidup kami hari ini. Bangkitkanlah semangat tobat dalam diri kami dari hari ke hari, agar kami layak menjadi putera-Mu. Dan ajarilah kami selalu mengakui bahwa Engkaulah Allah yang mahabaik, kini dan sepanjang segala abad. Amin.



R U A H

Rabu, 12 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XIX


Rabu, 12 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XIX

JAGA MULUT DAN LIDAH

“Yesus berkata, Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia dibawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” --- Matius 18: 15


Doa Renungan

Selamat pagi Bapa, kami bersyukur kepada-Mu atas nafas kehidupan ini. Kami juga bersyukur atas perlindungan-Mu terhadap orang-orang yang berada di sekitar kami, terutama orang-orang yang kami kasihi. Hari ini Engkau mengajak kami memberi perhatian kepada saudara yang berbuat salah melalui sapaan dan teguran. Ajarlah kami agar dapat menerangi mereka yang masih berada dalam kegelapan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (Ul 34:1-12)

"Musa tutup usia sesuai dengan sabda Tuhan, dan tiada lagi seorang nabi seperti dia yang muncul."

Pada waktu akan meninggal, naiklah Musa dari dataran Moab ke pegunungan Nebo, yakni ke puncak Pisga, yang berhadapan dengan Yerikho. Di sana Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh negeri Kanaan: daerah Gilead sampai ke kota Dan, seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, Tanah Negeb dan Lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon kurma itu, sampai Zoar. Dan bersabdalah Tuhan kepadanya, "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub: 'Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini.' Engkau boleh melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana." Lalu tutup usialah Musa, hamba Tuhan, di sana di tanah Moab, sesuai dengan sabda Tuhan. Ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, di hadapan Bet-Peor, dan sampai hari ini tidak ada orang yang tahu kuburnya. Musa berumur seratus dua puluh tahun ketika ia meninggal dunia; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. Dan Yosua bin Nun dipenuhi dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah menumpangkan tangan atasnya. Sebab itu orang Israel taat kepada Yosua dan melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa. Tetapi tiada lagi seorang nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka. Betapa hebatnya segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Musa atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan semua pegawainya serta seluruh negerinya. Betapa hebatnya segala perbuatan megah dan tindakan dahsyat yang dilakukan Musa di depan seluruh bangsa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah, yang mempertahankan jiwa kami hidup.
Ayat.
(Mzm 66:1-3a.5.8.16-17)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu."
2. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!
3. Marilah, dengarkanlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)

"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


UMAT KRISTIANI
umumnya tidak meneriak-riakkan sakit hati dan keluhan mereka secara terbuka. Mereka tidak memamerkan apa yang membuat mereka baru geram hati. Kita tidak berusaha menyembunyikan sesuatu, akan tetapi kita menghormati hak-hak orang lain untuk tidak dibicarakan di belakang mereka dan tidak dikatakan di hadapan umum. Kita menjaganya di antara empat mata saja. Bahkan pasangan kita dan keluarga tidak harus tahu akan keluh kesah dan sakit hati kita. Membiarkan mulut kita ngoceh seringkali lebih merugikan daripada masalah itu sendiri.

Umat kristiani sepanjang sejarah Gereja telah mencabik dan mencincang satu sama lain dengan silet yaitu lidah kita. Kita telah bermain-main dalam tangan iblis. Kita adalah pion-pion dalam siasat iblis, yang digunakan untuk meruntuhkan kerajaan Allah. Namun jika kita mengizinkan Roh Allah mengendalikan lidah kita, kita dapat mengendalikan seluruh tubuh kita (Yak 3: 2).

Hal ini tidak hanya berlaku pada tubuh fisik kita saja akan tetapi kepada tubuh Kristus, gereja-Nya. Lidah kita suka bergosip, kita saling menggigit, berbicara hal-hal yang negatif, dan mematahkan semangat menghancurkan Gereja dan membuat penyembahan kita kepada Allah tidak ada artinya (Yak 1: 26). Biarlah lidah kita untuk memuji, berdoa, bernubuat dan memberikan kata-kata yang membangun tubuh Kristus (1 Kor 14: 3-4). Lidah adalah alat yang sangat penting bagi anggota tubuh yaitu gereja-Nya.

Doa : Bapa, kiranya aku berkata-kata dalam bahasa lidah, dan bukan kata-kata yang penuh dosa.
Janji : “Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati, matanya belumkabur dan kekuatannya belum hilang.” --- Ulangan 34: 7.
Pujian : Mengalami pergumulan setiap hari dengan anggota keluarga yang sakit jiwa, Rita tahu akan pengharapannya bahwa Tuhan akan menyelesaikan baginya.



:: Renungan SATU PERJAMUAN – SATU JEMAAT ::

Selasa, 11 Agustus 2009 :: Pw. St. Klara, Perawan

Selasa, 11 Agustus 2009
Peringatan Wajib St. Klara, Perawan 

“Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang semblan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?” --- Matius 18: 12.

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakudus, kembali kami bersyukur atas kasih karunia dan perlindungan yang telah Kauberikan kepadaku. Hari ini Engkau berfirman agar kami bertobat dan menjadi seperti anak kecil serta mau merendahkan diri. Bantulah kami Bapa, agar kami senantiasa mencari kehendak-Mu saja dari hari ke hari. Berkatilah kami hari ini Bapa dan orang-orang yang kami cintai. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Ulangan (31:1-8)


"Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, Yosua, sebab engkau akan masuk bersama bangsa ini ke tanah perjanjian."

Musa menyampaikan pesan ini kepada seluruh bangsa Israel, "Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun. Aku tidak dapat dengan giat memimpin kalian lagi. Dan Tuhan telah bersabda kepadaku, 'Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.' Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan memimpin kalian menyeberang. Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa dari hadapanmu, sehingga kalian dapat memiliki negeri mereka. Yosua akan memimpin kalian menyeberang, sesuai dengan sabda Tuhan. Tuhan akan memperlakukan bangsa-bangsa itu, sebagaimana Ia telah memperlakukan Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya beserta negeri mereka. Tuhan akan menyerahkan bangsa-bangsa itu kepadamu, dan kalian harus memperlakukan mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kalian. Ia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau." Musa lalu memanggil Yosua dan berkata kepadanya, di depan seluruh orang Israel, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka. Dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab Tuhan, Dia sendiri yang akan berjalan di depanmu, Dia sendiri yang akan menyertai engkau. Dia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau. Janganlah takut dan janganlah patah hati."

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Antar Bacaan
Ref. Bagian Tuhan ialah umat-Nya.
Ayat.
(Ul 32:3-4a.7.8.9.12)
1. Nama Tuhan akan kuserukan, berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang sempurna karya-Nya.
2. Ingatlah akan zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, ia akan mengisahkannya; tanyakanlah kepada orang tua-tua, mereka akan memberitahukannya.
3. Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada para bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah para bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
4. Tetapi bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakublah yang ditetapkan menjadi milik bagi-Nya. Tuhan sendirilah yang menuntun dia, dan tidak ada allah lain menyertai dia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab aku lemah lembut dan rendah hati.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)


"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini."


Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga." Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Klara, perawan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Selamat tinggal ibu tersayang”, demikian kata-kata Klara sambil meninggalkan istana yang gemerlapan di Assisi, untuk mengkuti jejak Fransiskus, yang hidup miskin dan meninggalkan kemewahan duniawi serta hanya mau mengabdi Tuhan saja. Klara, gadis yang cantik dan perawan, berkehendak untuk mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan kiranya menghayati sabda Yesus “Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga”. Dalam perkembangan selanjutnya Klara akhirnya mendirikan ‘Ordo’ yang kemudian dikenal dengan ‘Ordo Klaris’, para suster kontemplatif atau pertapa. Ia kiraanya juga meneladan Yesus “yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”(2Kor 8:9). Penghayatan keutamaan kemiskinan dan kerendahan hati bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan. Orang yang menghayati keutamaan kemiskinan akan diperkaya atau menjadi kaya akan keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan yang menyelamatkan dan membahagiakan. Maka dalam rangka mengenangkan St.Klara, yang telah mempersembahkan keperawanannya, harta yang paling berharga bagi remaja putri, kami mengharapkan rekan-rekan remaja putri dengan rendah hati berani meneladan St.Klara, mininggalkan aneka kemewahan dan gemerlapan dan kemudian hidup miskin serta mengikuti Tuhan Allah saja. Dengan kata lain kami berharap semoga banyak remaja putri yang tergerak untuk hidup membiara atau menjadi suster dan kemudian mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui aneka karya pelayanan bagi masyarakat umum, misalnya karya kesehatan atau pendidikan.

· “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”(Ul 31:6), demikian kutipan firman Tuhan kepada Musa. Kutipan ini kiranya baik menjadi bahan permenungan atau refleksi bagi siapapun yang telah menentukan atau memilih jalan hidup terpanggil, entah menjadi imam, biarawan, biarawati atau hidup tak menikah maupun hidup menikah atau berkelaurga. Apa yang telah dipilih atau ditentukan pada umumnya disadari dan dihayati sebagai anugerah atau panggilan Tuhan, maka hendaknya “janganlah takut dan jangan gemetar, sebab Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau”. Dengan kata lain hendaknya setia pada panggilan meskipun untuk itu harus menghadapi aneka tantangan dan hambatan serta menuntut pengorbanan dan perjuangan. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 24). Secara khusus kami mengingatkan dan mengajak rekan-rekan remaja putri untuk tetap setia sebagai perawan alias tidak berhungan seks sebelum hidup berkeluarga atau membiara. Maka hendaknya sering berdoa baik kepada Bunda Maria maupun dengan perantaraan St.Klara agar tetap sstia sebagai perawan. Kami juga berharap rekan-rekan remaja putri tidak menghadirkan atau menampilkan diri sedemikian rupa sehingga merangsang laki-laki mata keranjang untuk berbuat amoral atau jahat.



“Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya kepadamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu.Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia” (Ul 32:7-8)



Jakarta, 11 Agustus 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Senin, 10 Agustsu 2009, Pesta St. Laurentius, Diakon Martir

Senin, 10 Agustus 2009
Pesta St. Laurentius, Diakon Martir (M).

MENABUR BANYAK

“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu.” --- 2 Korintus 9: 8.

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakudus, kami Kaukehendaki untuk mengabdi Engkau dengan segenap hati. Semoga kami mampu meneladan Santo Laurensius, martir-Mu yang perkasa dalam membela imannya dan memperoleh mahkota kemartiran yang takkan binasa. Berilah kami iman dan ketabahan yang besar agar kami tidak meninggalkan dan mengkhianati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (9:6-10)

"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, "Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya." Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
Ayat.
(Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia kan dikenang selama-lamanya.
3. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
4. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:24-26)

"Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."

Menjelang akhir hidup-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

BULAN AGUSTUS
adalah bulan yang banyak mengeluarkan biaya. Liburan, piknik, rekreasi, dan siap-siap masuk sekolah beserta pakaian sekolah itu semua tidaklah didapat dengan gratis. Untuk semuanya perlu uang. Maka keluarga-keluarga umumnya harus mengeluarkan banyak uang. Saat melihat uang kita habis sebelum musim libur sekolah berakhir, kita mencoba untuk berhemat. Biasanya kita memberikan uang kolekte/sumbangan kepada Allah, Gereja-Nya, dan karya dan pelayanan Gereja, sangat sedikit atau sama sekali tidak memberi. Uang kita habiskan untuk menghibur diri kita. Akibatnya, banyak pelayanan Paroki tersendat. Ada yang memutuskan tidak membeli atau tidak berlangganan lagi buku renungan ini. Apakah pelayanan lewat buku renungan ini bisa bertahan lama ?

Firman Allah mengatakan pada kita apa yang kita lakukan pada musim liburan sekolah itu. Firman Tuhan berkata: “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Kor 9: 6-7).

Sekarang saatnya mengambil uang kita sedikit ini dan memberikannya bagi Kerajaan Allah. “Allah akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu” (2 Kor 9: 10). Jika kita mengharapkan tuaian yang banyak, kita harus menaburkan banyak.

Doa:
Bapa, berilah kami keyakinan dan iman untuk selalu bersedia memberi apa yang kuberikan bagi kerajaan-Mu.

Janji:
“Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” --- Yohanes 12: 24.

Pujian:
Santo Laurensius (+ 258) dikenal sebagai orang yang suka berderma. Dengan bijak dan jelas ia nyatakan harta yang ada padanya adalah milik umat bukannya milik pribadinya. Ia mempersembahkan hidupnya kepada Kristus.

:: Renungan SATU PERJAMUAN – SATU JEMAAT ::

Minggu, 09 Agustus 2009 :: Hari Raya SP Maria Diangkat Ke Dalam Kemuliaan Surgawi

Minggu, 09 Agustus 2009
HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE DALAM KEMULIAAN SURGAWI

 

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia, Engkau berkenan mempercayakan karya penyelamatan, terjadi melalui Bunda Maria. Rahmat-Mu melimpah atasnya, sehingga kehadirannya memberi penghiburan dan kekuatan bagi kami. Semoga kami umat-Mu semakin mampu mengikuti jalan hidup dan pengabdiannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:119a; 12:1-6a.10b)

"Satu tanda besar tampak dari langit."

Aku, Yohanes melihat Bait Suci Allah yang di surga, lalu kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah-padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi, tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan takhta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, "Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa, dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab, para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah!"

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat.
(Mzm 45:10bc.11.12ab.16)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sedengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, Sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Diantara mereka yang disayangi, terdapat puteri-puteri raja, Di sebelah kanamu berdiri permaisuri, berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa; mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 953
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Maria diangkat ke surga para malaikat bergembira

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
"Yang mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku; dan meninggikan orang yang rendah."
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antar semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambanya-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya. seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


DAPATKAH FIRDAUS PULIH KEMBALI?

Empat hal mengenai Maria dinyatakan sebagai ajaran iman. Dua dari zaman para Bapa Gereja: (1) Maria tetap Perawan, (2) Maria Theotokos - Maria mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus, dan dua lainnya dari abad 19 dan 20 meskipun sudah dirayakan sejak berabad-abad sebelumnya, yaitu: (3) Maria dikandung tanpa noda dosa asal (dinyatakan sebagai ajaran iman tahun 1854) dan (4) Maria diangkat ke surga jiwa dan badan. Yang terakhir ini baru resmi dinyatakan sebagai bagian ajaran iman Gereja Katolik pada tahun 1950 meski sudah dirayakan di pelbagai tempat sejak abad ke-4.

MENEMUKAN YANG HILANG

Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Masa depan seperti ini bisa pula terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkan-Nya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Maha Kuasa.

Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapan-Nya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu denganNya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3, khususnya Kej 3:15.

Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun mengatupkan pelupuk mata menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusirNya. Maka Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntunNya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun lewat lorong-lorong kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.
Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan orang yang hidup tulus membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.

KIDUNG MAGNIFIKAT
Bacaan Injil pada perayaan hari ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnifikat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"

Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengkidungkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuat-Nya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.

Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihiNya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnifikat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.

Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi suatu kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnifikat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dariNya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa kaum congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnifikat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya, melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.

Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.


MEMUNGKINKAN FIRMAN ALLAH BERTUMBUH

Dalam Injil bagi Misa Vigilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.



Salam hangat,
A. Gianto


www.mirifica.net

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy