| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 23 Agustus 2009 :: Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 23 Agustus 2009
Hari Minggu Biasa XXI

Akan tetapi, aku dan seisi rumahku kami akan melayani Tuhan.” --- Yosua 24: 15.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, bukalah hati kami terhadap Dia yang membebaskan kami, yaitu Yesus Al Masih, sabda yang ramah bagi siapa pun yang mencari makna hidup dan kebahagiaan. Dialah harapan bagi orang yang mengalami kesesakan dan penindasan. Dialah sabda-Mu sendiri yang hadir di tengah-tengah kami dan menjadi pengantara keselamatan bagi kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yosua (24:1-2a.15-17.18b)

"Kami akan beribadah kepada Tuhan,sebab Dialah Allah kita."

Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel , para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah. Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan
Ayat.
(Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati, mendengarnya dan bersuka cita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat, untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan. Dari segala kesesakannya, mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
4. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu; Ia melindungi segala tulangnya, dan tidak satu pun yang patah.
5. Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-32)

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Saudara-saudara, hendaklah kamu saling merendahkan diri dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya, untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS. 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat: Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan hidup. Sabda-Mu adalah hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)

"Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal."

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Rekan-rekan,

Yoh 6:60-69 menunjukkan bagaimana para murid yang paling dekat pun merasakan kesulitan memahami perkataan Yesus mengenai dirinya sebagai roti kehidupan yang turun dari surga. Lebih sukar lagi mengerti penjelasan Yesus dalam Yoh 6:65 bahwa tak ada seorang pun dapat datang kepadanya bila Bapa tidak mengaruniakannya. Untuk menemukan jalan sampai ke Bapa katanya perlu lewat Yesus. Tapi sekarang ditandaskan, untuk datang ke Yesus perlu karunia dari Bapa. Mau ke mana pembicaraan yang melingkar-lingkar ini? Tak mengherankan, banyak yang meninggalkannya dan tak jadi pengikutnya lagi. Agama kan mesti dijalani, tidak diomongkan melulu! Kita ini cuma ingin menjalankan yang dimaui Yang Kuasa, kok pakai putar-putar begitu. Begitulah pikir para murid. Marilah kita dalami Injil yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XXI tahun B ini.

SANDUNGAN
Seperti disinggung di atas, kejadian ini berhubungan erat dengan pengajaran Yesus mengenai dirinya sebagai roti kehidupan dalam 6:25-50. Begini ceritanya. Di Kapernaum Yesus didatangi banyak orang yang mengharapkan makanan berlimpah seperti diberikannya beberapa waktu sebelumnya di seberang lain. Harapan seperti itu bahkan pernah membuat orang-orang sedemikian bersemangat sampai mau mengangkatnya menjadi raja. Tetapi Yesus menyingkir (Yoh 6:15). Baik diketahui, penguasa wilayah di Galilea waktu itu ialah Herodes Antipas yang kurang disukai orang Yahudi karena memihak kepentingan kaisar Romawi. Gairah orang banyak akan Yesus dilandasi harapan akan seorang pemimpin yang lebih memperjuangkan orang setempat. Yesus pun tahu akan hal ini. Tersirat dari kata-katanya yang memuat sindiran dalam Yoh 6:26: "...kamu mencari aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, [yakni percaya akan siapa Yesus itu sesungguhnya], melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang Yesus dianggap berkampanye politik dengan bagi-bagi makanan gratis! Tapi kali ini ia tidak menjauhi orang-orang yang mencarinya, melainkan memberi pengajaran bagaimana mereka mesti memurnikan harapan mereka. Ia berusaha membuat mereka sadar bahwa yang mereka butuhkan ialah makanan yang memberi hidup kekal, bukan sekadar pengisi kebutuhan sesaat. Orang banyak diajaknya mau menyadari kehadiran ilahi di dunia ini.

Sebetulnya mereka bersimpati pada imbauan Yesus tadi, tetapi mereka juga ingin tahu bagaimana "menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah", bagaimana dapat hidup sebaik-baiknya menurut kehendak-Nya. Yesus menjawab, hendaknya mereka percaya kepada dia yang telah diutus Allah sendiri kepada mereka (Yoh 6:28-29). Maksudnya, diri Yesus sendiri. Hendaknya mereka terbuka menerima ajarannya mengenai siapa Yang Maha Kuasa itu dan dengan demikian memperoleh hidup dariNya. Orang-orang itu kemudian menegaskan dalam ay. 31 bahwa leluhur mereka sudah tahu dan mempercayai perkara itu - mereka diberiNya makan roti dari surga. Mereka berpikir akan Kel 16:4 pengalaman umat di gurun dalam perjalanan ke Tanah Terjanji. Yesus kemudian menerapkan kepercayaan turun temurun itu kepada dirinya. Dia inilah roti kehidupan yang sebenarnya, yang kini diberikan dari surga untuk membuat manusia sampai ke tujuan perjalanan hidup mereka. Bukan seperti manna yang menjadi penyambung hidup sementara, dirinya memungkinkan orang sampai pada hidup kekal (Yoh 6:48-50).

Pengajaran baru seperti ini tidak begitu saja diterima orang. Injil Yohanes menyampaikan kesulitan dari dua kelompok orang. Dalam Yoh 6:50-59 (dibacakan Minggu lalu) ditunjukkan reaksi dari kalangan orang-orang Yahudi yang berkumpul mendengarkan pengajarannya di rumah ibadat di Kapernaum. Tanggapan kritis berikutnya berasal dari kalangan murid sendiri (ay. 60-69 yang dibacakan hari ini). Sulit mencernakan penegasan Yesus bahwa dirinya itu roti kehidupan dalam arti tadi. Kok sejauh itu. Apa kami sendiri dianggap tidak mampu mengalami kerahiman Allah secara langsung. Apa ini bukan klaim rohani yang berlebih-lebihan? Begitulah kiranya yang berkecamuk dalam benak para murid. Yesus mengerti kesulitan mereka. Memang perkataannya mengguncang, juga bagi mereka yang sudah mulai mengikutinya.

SPIRITUALITAS BARU
Pengajaran Yesus kepada orang-orang sezamannya dulu memang amat berani. Luar biasa! Bukan hanya mengguncang, tapi juga serasa meruntuhkan bangunan doktrin keagamaan yang hingga saat itu tak dipertanyakan dan tak boleh dipertanyakan. Yesus mengurungkan satu pokok yang paling dasar dalam bangunan keagamaan Yahudi, yakni gagasan bahwa dari hari ke hari umat dihidupi langsung oleh Allah dengan makanan dari surga. Ditegaskannya, hal itu belum cukup untuk menjamin orang sampai ke tujuan hidup yang sesungguhnya, yakni hidup abadi. Yang bakal menghidupi manusia ialah semua yang dilakukan dan diajarkannya. Pada kesempatan lain, ia bahkan berbicara mengenai keruntuhan Bait. Dan dirinya akan menjadi Bait, yakni tempat kediaman Allah, yang sesungguhnya. Maka orang diajak memasuki Bait yang baru ini, bersatu dengan yang paling inti dalam kehidupannya, yakni memperkenalkan Allah dalam wajah kebapaannya kepada seluruh umat manusia.

Tentu saja klaim seradikal itu bikin geger. Memang, bila tidak dicermati dengan hidup batin, lembaga keagamaan satu saat malah akan membekukan kehadiran ilahi yang sebenarnya tak dapat dipancang begini atau begitu dengan pasak doktrin dan peraturan ritual. Namun apa sekarang semuanya perlu ditanggalkan? Mana pegangan bahwa yang dipegang sekarang ini benar dan bukan hanya harapan semu? Tidak makin keblinger?

Yohanes mengajak pembacanya, dulu dan kini, untuk berani menghadapi soal ini. Pegangan satu-satunya ialah kata-kata Yesus sendiri. His words against our own convictions! Tapi apa kita tidak bakal jatuh ke dalam pelbagai spekulasi dan sikap otoriter lagi? Kalau mau lebih dikonkretkan? Yesus yang mana yang mesti kita pegang? Yang dijelaskan oleh Pastor, Uskup, Paus? Yang dirumuskan dalam Katekismus Gereja Katolik? Yang dialami dalam retret? Dan mana tuntunan Roh? Bagaimana dengan penjelasan yang jauh lebih menarik dari kalangan lain? Di situ ada kehangatan, lebih meriah, lebih menampung daripada kelompok kita sendiri! Itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak.

Petikan hari ini juga menyodorkan hal sama kepada para murid dulu. Dan perkataan keras yang sulit dicerna telah membuat banyak pengikutnya mengundurkan diri. Tegas-tegas disebut demikian dalam Yoh 6:66. Dan Yesus sendiri seperti sudah lupa daratan. Ia malah menantang kelompok yang paling dekat, paling pilihan, yakni kedua belas murid. Yesus menantang, apa kalian tidak mau pergi juga? Dan seakan-akan belum cukup, malah mengatakan salah satu di antara dua belas murid pilihannya itu bahkan telah jadi Iblis! yang dimaksud ialah Yudas Iskariot, yang akan berkhianat.

SUDUT PANDANG YOHANES
Dua hal pokok disampaikan Yohanes. Pertama mengenai roti kehidupan yang turun dari surga. Berarti surga kini datang ke dunia manusia. Surga bukan lagi tempat sudah jadi yang nun jauh di sana dan belum terjangkau. Yang hendak ditawarkan Injil hari ini ialah benih surga yang tumbuh di dunia ini yang bila tumbuh terus akan membesar dan menaungi semua yang hidup di bawahnya. Tetapi dunia manusia telah sedemikian teralienasi dari keilahian tadi sehingga tidak dapat lagi menerimanya, tak dapat mencernakannya dan menjadikannya bagian dalam kehidupannya. Ini ironi terbesar dari keberadaan manusia. Satu-satunya jalan ialah bila Yang Maha Kuasa membuat manusia mampu ke sana. Caranya ialah dengan membuat satu orang dari antara manusia dapat melihat dan menghidupi kehadiran surga. Yesus ialah orang itu. Inilah kiranya yang dimaksud dengan karunia yang disebut dalam ay. 65. Sebetulnya tidak sesulit seperti dipikirkan para murid. Justru itulah yang terjadi.

Kedua, Yohanes menyampaikan pengakuan Petrus akan kemesiasan Yesus dengan cara yang khas. Pada bagian awal Injilnya, Yohanes menceritakan bagaimana Yohanes Pembaptis memberi tahu dua orang muridnya bahwa Yesus yang lewat di situ itu adalah Anak Domba Allah (Yoh 1:36), maksudnya persembahan yang mendapat perkenan penuh dari Allah. Salah seorang yang mendengar sang Pembaptis itu, yakni Andreas, selanjutnya menemui Simon, saudaranya dan mengatakan "kami telah menemukan Mesias" dan membawanya kepada Yesus dan Yesus memberi Simon nama baru, yakni Kefas, artinya Petrus (Yoh 1:40-42). Dan kini di saat-saat kritis, Petrus menemukan kembali kekuatan yang memegangnya pada perjumpaan pertama tadi. Ia tak melihat orang lain yang dapat diikuti selain Yesus sendiri, ia memiliki perkataan yang membawa ke hidup kekal - ia itulah Yang Kudus dari Yang Maha Kuasa. Maksudnya, dirinya itulah tempat keilahian sendiri hadir secara utuh.

Surga itu kenyataan yang dapat mulai dibangun di sini bersama dengan dia yang ada dalam batin kita - Roti Kehidupan. Lebih lanjut, perjumpaan dengan dia yang amat dekat dengan Allah sendiri menumbuhkan kerohanian yang makin matang. Yesus bukan guru yang mengajarkan abc belaka, ia mengajak orang belajar menemukan Yang Ilahi yang sering samar-samar terlihat dan lirih terdengar.




Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 22 Agustus 2009 :: Pw. SP Maria, Ratu

Sabtu, 22 Agustus 2009
Pw. SP Maria, Ratu

Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran -- Rm 6:18


Doa Renungan Pagi

Ya Allah pembebas, aku bersyukur atas kehidupan baru yang boleh kuterima. Pada hari ini, Engkau mengajak setiap orang untuk hidup tertib dengan menaati pengajaran yang berguna dan melakukannya. Semoga aku dapat menemukan makna semua pengalaman hari ini; pengajaran, kerja, suka dan duka, serta dapat memperdalam cintaku kepada-Mu seturut teladan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Rut (2:1-3.8-11; 4:13-17)

"Tuhan telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus, Dialah ayah Isai, ayah Daud."

Naomi mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu." Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?" Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel . Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki." Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat.
(Mzm. 128:1b-2.3.4.5)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya.
4. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

1 Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Doa Renungan Malam
Tuhan yang penuh kasih, Santa Perawan Maria adalah teladan bagiku dalam mengikuti Engkau. Dia mendengar pengajaran Yesus Kristus Putera-Mu dan merenungkannya selalu dalam hidupnya. Semoga pengalaman sepanjang hari ini, baik yang menggembirakan maupun yang mengecewakan, dapat memberi pengajaran bagiku untuk kusimpan dan kujadikan harta iman dalam hidup dan pengabdian kepada-Mu. Sertailah istirahatku pada malam ini.
Salam Maria.....3x. Amin.


“Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu”


(Rut 2:1-3.8-11;4:13-17; Mat 23:1-12)

Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Maria, Ratu, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Raja atau Ratu pada umumnya dilayani oleh banyak orang dan setiap kali memberi perintah kepada para pelayannya pasti langsung dikerjakan dengan baik. Juga ada raja atau ratu yang diktator, yang bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan atau para pembantunya. Dalam arti tertentu fungsi raja atau ratu juga dilaksanakan oleh siapapun yang menjadi pimpinan dalam hidup bersama, maka dengan ini kami mendambakan untuk hidup dan bertindak dengan semangat melayani, sebagaimana juga dihayati oleh Bunda Maria, Ratu dan teladan hidup beriman, “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”, demikian sabda Yesus. Melayani berarti senantiasa membahagiakan dan meringankan beban bagi yang dilayani serta tidak “mengikat beban-beban berat lalu meletakkannya di atas bahu orang tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya”. Marilah kita bercermin pada para pelayan atau pembantu rumah tangga yang baik. Pelayan yang baik pada umumnya bekerja keras, rendah hati, ceria, gembira, dinamis, jarang atau tidak pernah mengeluh, menggerutu, marah-marah dst.. Keutamaan-keutamaan macam itu hendaknya dihayati oleh siapapun yang berfungsi sebagai pemimpin dalam hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Secara organisatoris semangat melayani dalam diri pemimpin antara lain menghayati kepemimpinan partisipatif: banyak mendengarkan keluhan, dambaan, harapan, dst.. dari yang dipimpin serta melibatkan semua anggota dalam perencanan dan pelaksanaan aneka program dan kegiatan.


· “Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."(Rut 2:8-9), demikian kata Boas, orang kaya raya, kepada Rut. Suatu perhatian penuh kasih saya dan belaskasih itulah yang terjadi dalam diri Boas terhadap Rut. Apa yang dilakukan oleh Boas kiranya dapat menjadi teladan bagi para ‘bos’ dimanapun dan kapanpun. Hendaknya mereka yang merasa menjadi ‘bos’ atau atasan senantiasa memperhatikan dengan penuh kasih sayang dan belas kasih kepada bawahan atau pembantunya. Seoptimal mungkin setiap anggota pernah memperoleh sentuhan, sapaan kasih dari ‘bos’, sehingga mereka merasa berada di dalam hati ‘bos’. Sebaliknya sang ‘bos’ juga menempatkan semua anggota atau bawahannya dalam hatinya, agar setiap saat dapat memperhatikan mereka. Sekiranya perhatian langsung dan secara phisik tidak mungkin, baiklah diusahakan secara spiritual atau rohani, yaitu dengan berdoa: mendoakan satu per satu mereka yang menjadi anggota atau bawahannya. Berdoa kiranya dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Baiklah para pemimpin, atasan atau bos, kami harapkan setiap hari mendoakan anggota, bawahan atau yang dimimpin, seperti seorang ibu yang tidak akan pernah melupakan anak-anaknya.

“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN” (Mzm 128:1-4). .


Jakarta, 22 Agustus 2009

Ignatius Sumarya, SJ

Jumat, 21 Agustus 2009 :: Pw. St. Pius X, Paus

Jumat, 21 Agustus 2009
Pw St. Pius X, Paus

Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia -- Rm 6:8


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, aku bersyukur atas kasih-Mu yang boleh kualami dalam hidup yang berharga dan indah ini. Pada hari ini, Engkau mewartakan kepadaku suatu hukum yang menghidupkan, yaitu hukum cinta kasih. Doronglah aku ya Tuhan, agar dapat mengembangkan kasih kepada-Mu dan kepada sesama dalam hidupku, bukan saja dalam perkataan, melainkan juga lewat tindakan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Kitab ini mengisahkan pengalaman keluarga yang dirundung malang. Tetapi kemalangan itu diubah oleh Allah menjadi sukacita berkat kesetiaan Rut. Kesetiaan satu orang akan mendatangkan berkat bagi banyak orang bila dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Rut (1:1.3-6.14b-16.22)

"Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem."

Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi, sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi, "Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah juga menyusul dia!" Tetapi Rut menjawab, "Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku." Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat.
(Mzm 146:5-6.7.8-9a.9bc-10)
1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Jiwa dan semangat kasih mendasari adanya hukum dan peraturan. Maka, kita harus selalu mentaati hukum dan aturan dalam semangat kasih. Tanpa kasih, semua aturan itu akan menjadi beban yang berat bagi kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)

"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?" Yesus menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Ada banyak hukum yang baik di dunia ini, namun hanya ada satu dasar bagi semua hukum yang baik itu, yaitu cinta kasih. Cinta kasih itulah yang menggerakkan semuanya dan menjadi tujuan dari semuanya, termasuk segala tindakan kita.

Doa Renungan Malam
Allah yang penuh kasih, Putra-Mu Yesus Kristus selama hidup-Nya telah memberi teladan dalam mengasihi Engkau dan mengasihi sesama manusia. Pandanglah pekerjaan dan niat-niat baik yang kuusahakan pada hari ini, terutama dalam menaburkan kasih kepada sesama dan siapa saja. Sempurnakanlah kiranya semuanya itu dalam kuasa-Mu. Semoga Engkau menaungi istirahatku malam ini supaya besok aku dapat bangun dengan semangat segar. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.




RUAH

Kamis, 20 Agustus 2009 :: Pw. St. Bernardus, Abbas, PuJG

Kamis, 20 Agustus 2009
Pw. St. Bernardus, Abbas, PujG


Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar! -- Yes 5:21

Doa Renungan

Allah Bapa, syukur kepada-Mu atas kasih karunia dan perlindungan yang Kauberikan pada kami. Syukur pula atas firman-Mu yang mengajar kami agar selalu siap menghadiri pesta-Mu. Kami sadar bahwa hidup kami di dunia ini hanyalah sementara. Bantulah kami Bapa, agar kami dapat mempersiapkan hidup kami dengan sebaik-baiknya. Ajarilah kami juga untuk mengenakan pakaian pesta yang baru dengan memperbaharui hati kami agar kelak kami Kau ikutsertakan dalam perjamuan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (11:29-39a)

"Yang pertama-tama keluar dari rumahku akan kupersembahkan sebagai kurban."

Pada suatu hari Yefta, panglima Israel, tiba-tiba dihinggapi Roh Tuhan. Ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah orang-orang Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya, "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan orang Amon ke dalam tanganku, maka yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku pada waktu aku pulang dengan selamat dari orang Amon akan menjadi milik Tuhan. Aku akan mempersembahkannya sebagai kurban bakaran." Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan orang Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangannya. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit, dua puluh kota banyaknya, dan sampai ke Abel-Keramin. Dengan demikian orang Amon ditundukkan di depan orang Israel. Ketika Yefta pulang ke Mizpa, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana dan menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal. Selain dia Yefta tidak mempunyai anak laki-laki atau perempuan. Demi melihat anaknya, Yefta mengoyak-ngoyakkan bajunya sambil berkata, "Ah Anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan mencelakakan daku. Aku telah membuka mulut untuk bernazar kepada Tuhan dan tidak dapat mundur lagi." Tetapi anak itu menjawab, "Bapa, jika engkau telah membuka mulut dan bernazar kepada Tuhan, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, sebab Tuhan telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni orang Amon." Lalu anak itu menyambung, "Hanya saja, izinkanlah aku melakukan satu hal ini: berilah aku waktu dua bulan, supaya aku pergi mengembara di pegunungan, dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku." Jawab Yefta, "Pergilah!" Dan ia membiarkan anaknya pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama dengan teman-temannya untuk menangisi kegadisannya di pegunungan. Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan apa yang telah dinazarkannya kepada Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat.
(Mzm 40:5.7-8a.8b-9.10)
1. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, yang tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada orang-orang yang menganut kebohongan!
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat: Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)

"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

“Bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?”
(Hak 11:29-39a; Mat 22:1-14)


Saudara, saudari yang dicintai oleh Tuhan,

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hidup beragama diharapkan setia pada ajaran agama yang bersangkutan, menghayatinya dalam hidup sehari-hari sesuai dengan panggilan dan tugas pengutusannya. Namun jika diperhatikan kiranya cukup banyak orang yang tidak setia menghayati ajaran agama yang terkait, dengan kata lain orang tidak layak disebut sebagai orang beragama, “tidak mengenakan pakaian pesta”. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk setia pada ajaran agama, atau meneladan St.Bernardus, yang meskipun lemah phisiknya, bekerja keras dan dengan rendah hati memperbaiki cara hidup para anggota Lembaga Hidup bakti atau para biarawan dan biarawati. ‘Pakaian pesta’ macam apa yang diharapkan kita pakai atau kenakan? Secara liturgis antara lain kita diharapkan setia berdoa atau beribadat setiap hari, dan tentu saja kemudian menghayati atau melaksanakan isi doa tersebut dalam cara hidup dan cara bertindak. Sebagai contoh , sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, kita diajarkan doa Bapa Kami. Dalam doa Bapa Kami ada kata-kata sebagai berikut: ” Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Marilah kita hidup saling mengampuni satu sama lain. Hendaknya tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain, sebagaimana kesalahan kita pun juga tidak pernah diingat-ingat orang lain. Mengingat kesalahan orang lain pada umumnya akan berkembang menjadi ‘membunuh orang’ tersebut atau melecehkan dan merendahkannya alias melanggar hak asasi manusia. Marilah kita dengan rendah hati saling mengampuni dan mengasihi, sebagai tanda bahwa kita sungguh ‘berpakaian pesta’ sebagai orang beragama atau beriman.



· "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu.” (Hak 11:36 ), demikian kata puteri Yefta, yang masih gadis, kepada Yefta, ayahnya. Yefta bernazar kepada Tuhan bahwa siapapun yang ia jumpai pertama kali akan dipersembahkan kepada Tuhan, dan ternyata yang ditemui pertama kali adalah anak gadisnya. Puteri Yefta pun tidak menolak untuk menjadi persembahan kepada Tuhan. Maka dengan ini kami mendambakan pada para gadis atau remaja putri untuk berani mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Sebelum menikah hendaknya tetap perawan alias tidak mengadakan hubungan seks dengan orang lain, dan syukur anda juga tergerak untuk mempersembahkan diri sebagai suster atau birawati. Keperawanan seorang gadis kiranya merupakan sesuatu yang sangat berharga, maka hendaknya jangan dilecehkan. Tentu saja untuk itu perlu diingat:

(1) rekan-rekan remaja putri hendaknya tidak menghadirkan sedemikian rupa sehingga merangsang lelaki hidung belang untuk bertindak jahat, sedangkan

(2) rekan-rekan remaja putra ketika melihat gadis cantik hendaknya menghormatinya serta tidak melecehkan, atau lalu berpikiran jorok. Jauhkan aneka macam omongan, pikiran dan cara hidup yang jorok dan porno.

“Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu, ya TUHAN” (Mzm 40:7-10)

Jakarta, 20 Agustus 2009

Ignatius Sumarya, SJ

Rabu, 19 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XX

Rabu, 19 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XX

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia -- Yoh 1:16


Doa Renungan

Allah Bapa yang maha pengasih , syukur atas kasih karunia yang boleh kami rasakan hari ini. Juga atas sabda-Mu yang mengingatkan kami untuk senantiasa bermurah hati kepada siapa saja. Buatlah kami menjadi perpanjangan tangan-Mu di dalam kehidupan kami terutama untuk membantu mereka yang berkekurangan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (9:6-15)

"Kalian berkata, “Seorang raja akan memerintah kami.”, padahal Tuhanlah rajamu."

Sekali peristiwa berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem. Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: "Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga. Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami! Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita
Ayat.
(Mzm 21: 2-3,4-5,6-7, R: 2a)
1. Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepadanya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak
2. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya. Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya.
3. Besar kemuliaannya karena kemenangan yang dari pada-Mu; keagungan dan semarak telah Kaukaruniakan kepadanya. Ya, Engkau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya; Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)

"Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"

Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan



“Iri hatikah engkau karena aku murah hati?”
(Hak 9:6-15; Mat 20:1-16)

Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Iri hati memang pada umumnya menimbulkan ketegangan hidup bersama yang cukup merepotkan. Sikap mental irihati biasanya muncul karena orang berpedoman pada aturan yuridis melulu dan kurang memperhatikan iman atau cintakasih; dengan kata lain orang irihati tidak/kurang beriman dan tidak tahu akan cintakasih, atau kemungkinan yang bersangkutan merasa kurang/tidak dikasihi. Orang iri hati pada umumnya juga merasa diri sebagai orang yang terpenting atau utama, sehingga minta pelayanan khusus. Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk hidup bermurah hati, artinya jual murah hatinya alias memperhatikan siapapun tanpa pandang bulu. Dengan kata lain kita di dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun dipanggil untuk saling memperhatikan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga atau kekuatan. Kita dipanggil untuk saling memberikan diri, dan rasanya hal ini pertama-tama dan terutama hendaknya terjadi di dalam keluarga dengan teladan dari bapak-ibu, yang hemat saya telah memiliki pengalaman mendalam untuk saling memberikan diri. Biasakan dan didiklah anak-anak anda untuk bermurah hati dengan sesamanya sedini mungkin, mulai di dalam keluarga dan kemudian diperdalam dan diperluas di sekolah serta dalam aneka pergaulan di masyarakat.

· “Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon” (Hak 9:15), demikian jawab semak duri kepada pohon-pohon. Semak duri kiranya lebih kecil daripada pohon, maka rasanya sungguh aneh dan tidak mungkin pohon berlindung di semak duri. Kutipan diatas memang hanya kiasan dan bukan kenyataan, maka baiklah kita renungkan atau refleksikan. Bahwa yang besar minta perlindungan dari yang kecil hemat saya juga terjadi dalam hidup sehari-hari, antara lain para pejabat atau petinggi kalau pergi minta pengawalan khusus, entah dilakukan oleh polisi atau pengawal lainnya, anak-anak dijadikan tameng dalam permusuhan atau peperangan, dst… Rakyat kecil memang sering kurang memperoleh perhatian di masa biasa, tetapi di saat-saat yang genting dan membahayakan pada umumnya rakyat kecil yang menjadi pejuang dan pelindung. Noordin M Top misalnya, ia selalu mencari perlindungan dari anak buah maupun orang-orang kecil dan sederhana dalam rangka melarikan diri atau bersembunyi. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk memperhatikan mereka yang kecil, lemah, miskin dan tak berdaya. Kami juga berharap bahwa mereka yang miskin, kecil, lemah dan tak berdaya menjadi ‘wahana pemerasan demi keuntungan diri sendiri’ sebagaimana telah dilakukan oleh sementara orang atau golongan. Atas nama orang miskin, kecil dan tak berdaya mencari sumbangan dan hasilnya untuk diri sendiri, begitulah yang sering terjadi. Kami juga mengingatkan dan mendambakan bahwa anak-anak kecil di dalam keluarga memperoleh kasih dan perhatian yang memadai dari orangtuanya, lebih-lebih dalam masa/usia balita.


“TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepadanya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya “(Mzm 21:2-5)

Jakarta, 19 Agustus 2009

Ignatius Sumarya, SJ

Selasa, 18 Agustus 2009 :: Hari Biasa Pekan XX

Selasa, 18 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XX

“Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” --- Matius 19: 26.


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, hidup kami hanya bergantung kepada-Mu. Kami percaya bahwa di hadapan-Mu tidak ada yang mustahil. Ya Bapa, kerinduan kami adalah berada selalu di dekat-Mu. Bantulah kami agar selalu memikirkan-Mu. Tariklah kami untuk selalu melakukan apa yang suci agar kami kelak boleh tinggal bersama-Mu dalam kehidupan kekal. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (6:11- 24a)

"Gideon, engkau akan menyelelamatkan Israel . Ketahuilah, Akulah yang mengutus engkau."

Pada zaman para hakim datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel ? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali." Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya. Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian. Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya. Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menjanjikan keselamatan kepada umat-Nya.
Ayat.
(Mzm. 85: 9,10-12,13-14 R: 9)
1. Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?
2. Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.
3. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:23-30)

"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum, daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."


(Hak 6:11-24a; Mat 19:23-30)


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Orang yang kaya raya akan harta benda atau uang pada umumnya merasa tidak aman, maka dengan berbagai cara berusaha melindungi diri dan kekayaannya dari aneka macam ancaman dan gangguan. Ada yang minta pengawalan ‘body guard’ kemanapun ia pergi, ada yang membangun tembok kuat dan pintu besi berlapis, dst.. Dengan kata lain mereka sering merasa tidak bebas bergerak kemanapun. Jika ada orang datang kepadanya sedikit banyak ada rasa curiga, jangan-jangan mengganggu kekayaannya, dan dengan demikian yang berangkutan lebih menutup diri. Sebaliknya orang miskin atau gelandangan pada umumnya bebas merdeka bepergian kemana saja, tidur di sembarang tempat, beratapkan langit dengan penerangan bintang-bintang serta beralaskan tanah atau rumput, dan dengan demikian kiranya mereka lebih terbuka terhadap aneka macam kemungkinan dan kesempatan. Mereka "lebih mudah bagaikan seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah”, mereka lebih dirajai atau dikuasai oleh Allah daripada harta benda atau uang. Maka kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk menghayati keutamaan ‘kemiskinan’, yaitu keterbukaan terhadap Penyelenggaraan Ilahi dan secara konkret dalam hidup sehari-hari terbuka terhadap sapaan, sentuhan, nasihat, jeritan, dst.. dari sesama atau saudara-saudari kita. Dengan kata lain kami mengajak kita semua untuk hidup sosial dan saling memperhatikan serta melayani, sehingga kita semua memiliki banyak saudara, sahabat dan kawan. Marilah kita hayati sabda Yesus bahwa “setiap orang yang karena namaKu meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal”

· “Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis” (Hak 6:16), demikian firman Allah kepada Gideon. Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita, bukan untuk berperang melawan orang lain, melainkan dalam menghadapi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan dalam kehidupan kita. Kita hadapi dan selesaikan aneka masalah, tantangan dan hambatan dalam penyertaan Allah artinya dalam iman.

“Dengan semangat iman kristiani kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”, demikian isi asas aneka lembaga pelayanan masyarakat seperti pendidikan, sosial dan kesehatan. Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada masa kini sarat dengan tantangan, masalah dan hambatan, maka marilah semuanya kita sikapi dan hadapi dalam dan oleh iman. Kita lebih mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi daripada aneka macam sarana-prasarana duniawi, dan hal ini antara lain dapat kita wujudkan dengan kerjasama dengan mereka yang berkehendak baik. Kami percaya bahwa banyak orang yang berkehendak baik, yang dapat diajak untuk bekerjasama dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Dengan kata lain marilah kita bergotong-royong dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan; hendaknya semua berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga kesejahteraan sosial bagi seluruh bangsa segera menjadi nyata atau terwujud. Kami berharap para petinggi, pemimpin atau tokoh-tokoh hidup bersama dapat menjadi teladan dalam hal bekerjasama atau bergotong-royong.

“Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan” (Mzm 85:11-14).

Jakarta, 18 Agustus 2009

Ignatius Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy