| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 23 Agustus 2009 :: Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 23 Agustus 2009
Hari Minggu Biasa XXI

Akan tetapi, aku dan seisi rumahku kami akan melayani Tuhan.” --- Yosua 24: 15.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, bukalah hati kami terhadap Dia yang membebaskan kami, yaitu Yesus Al Masih, sabda yang ramah bagi siapa pun yang mencari makna hidup dan kebahagiaan. Dialah harapan bagi orang yang mengalami kesesakan dan penindasan. Dialah sabda-Mu sendiri yang hadir di tengah-tengah kami dan menjadi pengantara keselamatan bagi kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yosua (24:1-2a.15-17.18b)

"Kami akan beribadah kepada Tuhan,sebab Dialah Allah kita."

Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel , para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah. Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan
Ayat.
(Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati, mendengarnya dan bersuka cita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat, untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan. Dari segala kesesakannya, mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
4. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu; Ia melindungi segala tulangnya, dan tidak satu pun yang patah.
5. Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-32)

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Saudara-saudara, hendaklah kamu saling merendahkan diri dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya, untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS. 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat: Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan hidup. Sabda-Mu adalah hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)

"Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal."

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Rekan-rekan,

Yoh 6:60-69 menunjukkan bagaimana para murid yang paling dekat pun merasakan kesulitan memahami perkataan Yesus mengenai dirinya sebagai roti kehidupan yang turun dari surga. Lebih sukar lagi mengerti penjelasan Yesus dalam Yoh 6:65 bahwa tak ada seorang pun dapat datang kepadanya bila Bapa tidak mengaruniakannya. Untuk menemukan jalan sampai ke Bapa katanya perlu lewat Yesus. Tapi sekarang ditandaskan, untuk datang ke Yesus perlu karunia dari Bapa. Mau ke mana pembicaraan yang melingkar-lingkar ini? Tak mengherankan, banyak yang meninggalkannya dan tak jadi pengikutnya lagi. Agama kan mesti dijalani, tidak diomongkan melulu! Kita ini cuma ingin menjalankan yang dimaui Yang Kuasa, kok pakai putar-putar begitu. Begitulah pikir para murid. Marilah kita dalami Injil yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XXI tahun B ini.

SANDUNGAN
Seperti disinggung di atas, kejadian ini berhubungan erat dengan pengajaran Yesus mengenai dirinya sebagai roti kehidupan dalam 6:25-50. Begini ceritanya. Di Kapernaum Yesus didatangi banyak orang yang mengharapkan makanan berlimpah seperti diberikannya beberapa waktu sebelumnya di seberang lain. Harapan seperti itu bahkan pernah membuat orang-orang sedemikian bersemangat sampai mau mengangkatnya menjadi raja. Tetapi Yesus menyingkir (Yoh 6:15). Baik diketahui, penguasa wilayah di Galilea waktu itu ialah Herodes Antipas yang kurang disukai orang Yahudi karena memihak kepentingan kaisar Romawi. Gairah orang banyak akan Yesus dilandasi harapan akan seorang pemimpin yang lebih memperjuangkan orang setempat. Yesus pun tahu akan hal ini. Tersirat dari kata-katanya yang memuat sindiran dalam Yoh 6:26: "...kamu mencari aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, [yakni percaya akan siapa Yesus itu sesungguhnya], melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang Yesus dianggap berkampanye politik dengan bagi-bagi makanan gratis! Tapi kali ini ia tidak menjauhi orang-orang yang mencarinya, melainkan memberi pengajaran bagaimana mereka mesti memurnikan harapan mereka. Ia berusaha membuat mereka sadar bahwa yang mereka butuhkan ialah makanan yang memberi hidup kekal, bukan sekadar pengisi kebutuhan sesaat. Orang banyak diajaknya mau menyadari kehadiran ilahi di dunia ini.

Sebetulnya mereka bersimpati pada imbauan Yesus tadi, tetapi mereka juga ingin tahu bagaimana "menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah", bagaimana dapat hidup sebaik-baiknya menurut kehendak-Nya. Yesus menjawab, hendaknya mereka percaya kepada dia yang telah diutus Allah sendiri kepada mereka (Yoh 6:28-29). Maksudnya, diri Yesus sendiri. Hendaknya mereka terbuka menerima ajarannya mengenai siapa Yang Maha Kuasa itu dan dengan demikian memperoleh hidup dariNya. Orang-orang itu kemudian menegaskan dalam ay. 31 bahwa leluhur mereka sudah tahu dan mempercayai perkara itu - mereka diberiNya makan roti dari surga. Mereka berpikir akan Kel 16:4 pengalaman umat di gurun dalam perjalanan ke Tanah Terjanji. Yesus kemudian menerapkan kepercayaan turun temurun itu kepada dirinya. Dia inilah roti kehidupan yang sebenarnya, yang kini diberikan dari surga untuk membuat manusia sampai ke tujuan perjalanan hidup mereka. Bukan seperti manna yang menjadi penyambung hidup sementara, dirinya memungkinkan orang sampai pada hidup kekal (Yoh 6:48-50).

Pengajaran baru seperti ini tidak begitu saja diterima orang. Injil Yohanes menyampaikan kesulitan dari dua kelompok orang. Dalam Yoh 6:50-59 (dibacakan Minggu lalu) ditunjukkan reaksi dari kalangan orang-orang Yahudi yang berkumpul mendengarkan pengajarannya di rumah ibadat di Kapernaum. Tanggapan kritis berikutnya berasal dari kalangan murid sendiri (ay. 60-69 yang dibacakan hari ini). Sulit mencernakan penegasan Yesus bahwa dirinya itu roti kehidupan dalam arti tadi. Kok sejauh itu. Apa kami sendiri dianggap tidak mampu mengalami kerahiman Allah secara langsung. Apa ini bukan klaim rohani yang berlebih-lebihan? Begitulah kiranya yang berkecamuk dalam benak para murid. Yesus mengerti kesulitan mereka. Memang perkataannya mengguncang, juga bagi mereka yang sudah mulai mengikutinya.

SPIRITUALITAS BARU
Pengajaran Yesus kepada orang-orang sezamannya dulu memang amat berani. Luar biasa! Bukan hanya mengguncang, tapi juga serasa meruntuhkan bangunan doktrin keagamaan yang hingga saat itu tak dipertanyakan dan tak boleh dipertanyakan. Yesus mengurungkan satu pokok yang paling dasar dalam bangunan keagamaan Yahudi, yakni gagasan bahwa dari hari ke hari umat dihidupi langsung oleh Allah dengan makanan dari surga. Ditegaskannya, hal itu belum cukup untuk menjamin orang sampai ke tujuan hidup yang sesungguhnya, yakni hidup abadi. Yang bakal menghidupi manusia ialah semua yang dilakukan dan diajarkannya. Pada kesempatan lain, ia bahkan berbicara mengenai keruntuhan Bait. Dan dirinya akan menjadi Bait, yakni tempat kediaman Allah, yang sesungguhnya. Maka orang diajak memasuki Bait yang baru ini, bersatu dengan yang paling inti dalam kehidupannya, yakni memperkenalkan Allah dalam wajah kebapaannya kepada seluruh umat manusia.

Tentu saja klaim seradikal itu bikin geger. Memang, bila tidak dicermati dengan hidup batin, lembaga keagamaan satu saat malah akan membekukan kehadiran ilahi yang sebenarnya tak dapat dipancang begini atau begitu dengan pasak doktrin dan peraturan ritual. Namun apa sekarang semuanya perlu ditanggalkan? Mana pegangan bahwa yang dipegang sekarang ini benar dan bukan hanya harapan semu? Tidak makin keblinger?

Yohanes mengajak pembacanya, dulu dan kini, untuk berani menghadapi soal ini. Pegangan satu-satunya ialah kata-kata Yesus sendiri. His words against our own convictions! Tapi apa kita tidak bakal jatuh ke dalam pelbagai spekulasi dan sikap otoriter lagi? Kalau mau lebih dikonkretkan? Yesus yang mana yang mesti kita pegang? Yang dijelaskan oleh Pastor, Uskup, Paus? Yang dirumuskan dalam Katekismus Gereja Katolik? Yang dialami dalam retret? Dan mana tuntunan Roh? Bagaimana dengan penjelasan yang jauh lebih menarik dari kalangan lain? Di situ ada kehangatan, lebih meriah, lebih menampung daripada kelompok kita sendiri! Itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak.

Petikan hari ini juga menyodorkan hal sama kepada para murid dulu. Dan perkataan keras yang sulit dicerna telah membuat banyak pengikutnya mengundurkan diri. Tegas-tegas disebut demikian dalam Yoh 6:66. Dan Yesus sendiri seperti sudah lupa daratan. Ia malah menantang kelompok yang paling dekat, paling pilihan, yakni kedua belas murid. Yesus menantang, apa kalian tidak mau pergi juga? Dan seakan-akan belum cukup, malah mengatakan salah satu di antara dua belas murid pilihannya itu bahkan telah jadi Iblis! yang dimaksud ialah Yudas Iskariot, yang akan berkhianat.

SUDUT PANDANG YOHANES
Dua hal pokok disampaikan Yohanes. Pertama mengenai roti kehidupan yang turun dari surga. Berarti surga kini datang ke dunia manusia. Surga bukan lagi tempat sudah jadi yang nun jauh di sana dan belum terjangkau. Yang hendak ditawarkan Injil hari ini ialah benih surga yang tumbuh di dunia ini yang bila tumbuh terus akan membesar dan menaungi semua yang hidup di bawahnya. Tetapi dunia manusia telah sedemikian teralienasi dari keilahian tadi sehingga tidak dapat lagi menerimanya, tak dapat mencernakannya dan menjadikannya bagian dalam kehidupannya. Ini ironi terbesar dari keberadaan manusia. Satu-satunya jalan ialah bila Yang Maha Kuasa membuat manusia mampu ke sana. Caranya ialah dengan membuat satu orang dari antara manusia dapat melihat dan menghidupi kehadiran surga. Yesus ialah orang itu. Inilah kiranya yang dimaksud dengan karunia yang disebut dalam ay. 65. Sebetulnya tidak sesulit seperti dipikirkan para murid. Justru itulah yang terjadi.

Kedua, Yohanes menyampaikan pengakuan Petrus akan kemesiasan Yesus dengan cara yang khas. Pada bagian awal Injilnya, Yohanes menceritakan bagaimana Yohanes Pembaptis memberi tahu dua orang muridnya bahwa Yesus yang lewat di situ itu adalah Anak Domba Allah (Yoh 1:36), maksudnya persembahan yang mendapat perkenan penuh dari Allah. Salah seorang yang mendengar sang Pembaptis itu, yakni Andreas, selanjutnya menemui Simon, saudaranya dan mengatakan "kami telah menemukan Mesias" dan membawanya kepada Yesus dan Yesus memberi Simon nama baru, yakni Kefas, artinya Petrus (Yoh 1:40-42). Dan kini di saat-saat kritis, Petrus menemukan kembali kekuatan yang memegangnya pada perjumpaan pertama tadi. Ia tak melihat orang lain yang dapat diikuti selain Yesus sendiri, ia memiliki perkataan yang membawa ke hidup kekal - ia itulah Yang Kudus dari Yang Maha Kuasa. Maksudnya, dirinya itulah tempat keilahian sendiri hadir secara utuh.

Surga itu kenyataan yang dapat mulai dibangun di sini bersama dengan dia yang ada dalam batin kita - Roti Kehidupan. Lebih lanjut, perjumpaan dengan dia yang amat dekat dengan Allah sendiri menumbuhkan kerohanian yang makin matang. Yesus bukan guru yang mengajarkan abc belaka, ia mengajak orang belajar menemukan Yang Ilahi yang sering samar-samar terlihat dan lirih terdengar.




Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 22 Agustus 2009 :: Pw. SP Maria, Ratu

Sabtu, 22 Agustus 2009
Pw. SP Maria, Ratu

Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran -- Rm 6:18


Doa Renungan Pagi

Ya Allah pembebas, aku bersyukur atas kehidupan baru yang boleh kuterima. Pada hari ini, Engkau mengajak setiap orang untuk hidup tertib dengan menaati pengajaran yang berguna dan melakukannya. Semoga aku dapat menemukan makna semua pengalaman hari ini; pengajaran, kerja, suka dan duka, serta dapat memperdalam cintaku kepada-Mu seturut teladan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Rut (2:1-3.8-11; 4:13-17)

"Tuhan telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus, Dialah ayah Isai, ayah Daud."

Naomi mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu." Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?" Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel . Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki." Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat.
(Mzm. 128:1b-2.3.4.5)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya.
4. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."

1 Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Doa Renungan Malam
Tuhan yang penuh kasih, Santa Perawan Maria adalah teladan bagiku dalam mengikuti Engkau. Dia mendengar pengajaran Yesus Kristus Putera-Mu dan merenungkannya selalu dalam hidupnya. Semoga pengalaman sepanjang hari ini, baik yang menggembirakan maupun yang mengecewakan, dapat memberi pengajaran bagiku untuk kusimpan dan kujadikan harta iman dalam hidup dan pengabdian kepada-Mu. Sertailah istirahatku pada malam ini.
Salam Maria.....3x. Amin.


“Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu”


(Rut 2:1-3.8-11;4:13-17; Mat 23:1-12)

Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Maria, Ratu, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Raja atau Ratu pada umumnya dilayani oleh banyak orang dan setiap kali memberi perintah kepada para pelayannya pasti langsung dikerjakan dengan baik. Juga ada raja atau ratu yang diktator, yang bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan atau para pembantunya. Dalam arti tertentu fungsi raja atau ratu juga dilaksanakan oleh siapapun yang menjadi pimpinan dalam hidup bersama, maka dengan ini kami mendambakan untuk hidup dan bertindak dengan semangat melayani, sebagaimana juga dihayati oleh Bunda Maria, Ratu dan teladan hidup beriman, “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”, demikian sabda Yesus. Melayani berarti senantiasa membahagiakan dan meringankan beban bagi yang dilayani serta tidak “mengikat beban-beban berat lalu meletakkannya di atas bahu orang tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya”. Marilah kita bercermin pada para pelayan atau pembantu rumah tangga yang baik. Pelayan yang baik pada umumnya bekerja keras, rendah hati, ceria, gembira, dinamis, jarang atau tidak pernah mengeluh, menggerutu, marah-marah dst.. Keutamaan-keutamaan macam itu hendaknya dihayati oleh siapapun yang berfungsi sebagai pemimpin dalam hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Secara organisatoris semangat melayani dalam diri pemimpin antara lain menghayati kepemimpinan partisipatif: banyak mendengarkan keluhan, dambaan, harapan, dst.. dari yang dipimpin serta melibatkan semua anggota dalam perencanan dan pelaksanaan aneka program dan kegiatan.


· “Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."(Rut 2:8-9), demikian kata Boas, orang kaya raya, kepada Rut. Suatu perhatian penuh kasih saya dan belaskasih itulah yang terjadi dalam diri Boas terhadap Rut. Apa yang dilakukan oleh Boas kiranya dapat menjadi teladan bagi para ‘bos’ dimanapun dan kapanpun. Hendaknya mereka yang merasa menjadi ‘bos’ atau atasan senantiasa memperhatikan dengan penuh kasih sayang dan belas kasih kepada bawahan atau pembantunya. Seoptimal mungkin setiap anggota pernah memperoleh sentuhan, sapaan kasih dari ‘bos’, sehingga mereka merasa berada di dalam hati ‘bos’. Sebaliknya sang ‘bos’ juga menempatkan semua anggota atau bawahannya dalam hatinya, agar setiap saat dapat memperhatikan mereka. Sekiranya perhatian langsung dan secara phisik tidak mungkin, baiklah diusahakan secara spiritual atau rohani, yaitu dengan berdoa: mendoakan satu per satu mereka yang menjadi anggota atau bawahannya. Berdoa kiranya dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Baiklah para pemimpin, atasan atau bos, kami harapkan setiap hari mendoakan anggota, bawahan atau yang dimimpin, seperti seorang ibu yang tidak akan pernah melupakan anak-anaknya.

“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN” (Mzm 128:1-4). .


Jakarta, 22 Agustus 2009

Ignatius Sumarya, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy