| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 05 - 11 Oktober 2009

Bacaan Harian 05 - 11 Oktober 2009

Senin 05 Oktober 2009 : Hari Biasa Pekan XVII (H)
Yun. 1:1-17; 2:10; MT Yun. 2:2-4.7; R 7c; Luk. 10:25-37


Allah adalah murah hati. Seluruh hidup kita dengan segala aspeknya adalah karena kemurahan hati-Nya. Ia juga menghendaki kita hidup dalam kemurahan hati yang telah Ia wariskan itu. Maka, tengoklah sekeliling, mungkin di sana ada orang-orang yang membutuhkan kemurahan hati kita.

Selasa 06 Oktober 2009 : Hari Biasa Pekan XVII (H)
Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2.3-4ab.7-8; Luk. 10:38-42


Ada banyak cara melayani Tuhan sesuai dengan talenta dan anugerah yang kita miliki. Yang terpenting adalah melakukannya dengan sepenuh hati. Jadi, tidak perlu memaksa diri untuk melakukan berbagai pelayanan seperti orang lain; tidak perlu juga menunut orang lain untuk melakukan seperti yang kita lakukan.

Rabu 07 Oktober 2009 : Pw S. Maria Ratu Rosario (P)
Yun. 4:1-11; Mzm. 86:3-4.5-6.9-10; Luk. 11:1-4

Doa Bapa Kami adalah doa yang begitu indah. Daraskan doa itu dengan perlahan dan penuh penghayatan. Lakukan berulang-ulang, maka kita akan mengalami rahmat yang mengubah ’hidup’ kita. Satu hal pasti, ada sukacita yang penuh. Cobalah!

Kamis 08 Oktober 2009 : Hari Biasa Pekan XVII (H)
Mal. 3:13-20a; Mzm. 1:1-2.3.4.6; Luk. 11:5-13

Berdoalah dengan tak jemu-jemu. Ia pasti mengulurkan tangan untuk orang yang menyerahkan hidup pada-Nya dan hanya mengandalkan Dia. Tapi sadarilah: Ia hanya akan mengabulkan doa-doa permohonan yang memang akan baik bagi kita! Ia tidak akan memberikan batu atau kalajengking yang mencelakakan.

Jumat 09 Oktober 2009 : Hari Biasa Pekan XVII (H)
Yl 1:13-15; 2: 1-2; Mzm. 9:2-3,6,16:8-9; Lukas 11: 15-26

Bila kita menyediakan tempat dalam hidup kita untuk bercokolnya iblis, maka iblis akan mengajak teman-temannya untuk pesta di dalam diri kita dan mereka akan semakin menguasai kita. Maka, sekecil apa pun tawaran iblis, harus kita tolak. Sekali terjerumus, bersiaplah untuk tenggelam.

Sabtu 10 Oktober 2009 : Hari Biasa Pekan XVII (H)
Yl 3:12-21; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Luk 11: 27-28

Orang yang hanya digerakkan oleh keinginan-keinginan pribadinya adalah orang yang sedang merintis jalan menuju hutan belantara penuh kegelapan. Jangan biarkan diri kita tersesat! Pegang kompas Firman Allah dan ikuti, maka kita pasti akan sampai pada tempat yang terang, damai dan sukacita.

Minggu 11 Oktober 2009 : Hari Minggu Biasa XXVIII (H)
Keb. 7:7-11; Mzm. 90:12-13, 14-15,16-17; Ibr 4:12-13; Mrk. 10:17-30 (Mrk. 10:17-27)

Orang yang hanya digerakkan oleh keinginan-keinginan pribadinya adalah orang yang sedang merintis jalan menuju hutan belantara penuh kegelapan. Jangan biarkan diri kita tersesat! Pegang kompas Firman Allah dan ikuti, maka kita pasti akan sampai pada tempat yang terang, damai dan sukacita.

Minggu, 04 Oktober 2009 :: Hari Minggu Biasa XXVI

Minggu, 04 Oktober 2009
Hari Minggu Biasa XXVII

"Apa yang telah dipersatukan Allah janganlah diceraikan manusia."

Doa Renungan
Allah Bapa, pencipta alam semesta, Engkau menghendaki agar kami hidup dalam kerukunan dan kedamaian. Dalam Yesus Kristus, Putera-Mu, Engkau telah memanggil kami untuk berkumpul dan bersatu dalam persekutuan iman. Semoga kami semua mampu mengembangkan persekutuan paguyuban-paguyuban dalam lingkungan hidup kami, suatu paguyuban yang terbuka dan bersahabat, dan saling mengasihi secara tulus. Singkirkanlah segala ketegaran dan kesombongan hati yang menjauhkan kami dari semangat persaudaraan dan yang memecah belah persekutuan kami. Berkatilah pula Monsinyur Ignatius Suharyo dalam tugas penggembalaannya yang baru. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persekutuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:18-24)


"Keduanya akan menjadi satu daging"

Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5.6)

1. Berbahagialah setiap orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur subur, di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; Boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
4. Engkau boleh melihat keturunan anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (2:9-11)


"Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semua berasal dari Yang Satu."

Saudara-saudara, untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 957
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:2-12)


"Apa yang telah dipersatukan Allah janganlah diceraikan manusia."

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi hendak untuk mencobai Yesus. Mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya? "Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia..Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

MASALAH HUKUM ATAU SOAL IMAN?

Masalah yang dibawa ke hadapan Yesus oleh orang-orang Farisi kali ini berkisar pada prinsip diperbolehkan atau tidaknya seorang suami menceraikan istrinya (Mrk 10:2-16; Injil Minggu Biasa XXVII tahun B). Memang dalam hukum Taurat, seperti mereka ketahui, tindakan itu diizinkan asal dilakukan dengan cara yang ditetapkan, yakni dengan surat cerai resmi yang dibuat oleh suami yang diserahkan - jadi resmi diterima - oleh istrinya. Istri yang diceraikan tadi bisa menikah lagi dengan sah, tetapi bila suaminya menceraikannya atau meninggal, maka bekas suami yang dulu tidak boleh menikahinya kembali.

Demi jelasnya, baiklah dikutip secara utuh hukum yang tertera dalam Ul 24:1-4 yang melatari pembicaraan di atas:
(1) "Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia dapat menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya,

(2) dan jika perempuan itu keluar dari rumahnya dan pergi dari sana, lalu menjadi istri orang lain,

(3) dan jika laki-laki yang kemudian ini tidak cinta lagi kepadanya, lalu menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu serta menyuruh dia pergi dari rumahnya, atau jika laki-laki itu yang kemudian mengambil dia menjadi istrinya itu mati,

(4) maka suaminya yang pertama - yang telah menyuruh pergi itu - tidak boleh mengambil dia kembali menjadi istrinya, setelah perempuan itu dicemari: sebab hal itu adalah kekejian di hadapan Tuhan."

Ada gagasan dalam hukum tadi bahwa lembaga perkawinan itu keramat dan ada ketetapan yang jelas dan wajib diikuti bila ikatan tadi dilepas. Gagasan ini melandasi amatan tajam Yesus mengenai diperbolehkannya suami menceraikan istrinya. Menurut Yesus, hukum itu diadakan karena "ketegaran hatimu", maksudnya ketidakmampuan orang mengenali keramatnya perkawinan sendiri, yakni menyatakan kesatuan yang sejak awal dikehendaki Yang Maha Kuasa antara suami dan istri. Bagaimana kita bisa mengambil manfaat dari pembicaraan ini?


PRAKTEK HUKUM TAURAT

Sebenarnya pembicaraan tadi berkisar pada dua tataran, yakni tataran hukum adat atau agama di satu sisi, dan di sisi lain tataran batin yang melebihi sisi-sisi yuridis tadi. Orang Farisi bergerak dengan alam pikiran hukum belaka, yakni soal diperbolehkan atau tidaknya menurut aturan hukum yang berlalu. Dalam hal itu di masyarakat Yahudi dulu memang suami dapat menceraikan istri, dengan persyaratan jelas tadi. Pada tataran batin, Yesus mengajak orang untuk melihat lembaga perkawinan sebagai tanda menjalankan kemauan ilahi. Gereja mengembangkan kesadaran ini dengan mengangkat perkawinan sebagai sakramen kesatuan yang dikehendaki Pencipta sendiri. Inilah yang mendasari hukum Gereja mengenai perkawinan.

Dalam hukum perkawinan adat Yahudi waktu itu, alasan terkuat untuk menceraikan istri ialah bila si istri berbuat zinah. Zinah hanya diperkatakan mengenai istri. Suami yang selingkuh dengan istri orang lain tidak disebut zinah. Memang terjadi pelanggaran hak suami perempuan tadi. Tetapi tindakan itu tidak dianggap pelanggaran terhadap hak istri yang suaminya selingkuh dengan istri orang lain. Juga hukum tentang perzinahan hanyalah berarti dalam hubungan dengan pasangan-pasangan yang telah nikah. Mereka dulu membedakan percabulan yaitu perbuatan birahi yang tak bisa dibenarkan dengan perzinahan yang hanya bisa dilakukan oleh seorang istri dengan lelaki yang bukan suaminya. Dengan latar seperti ini maka penegasan Yesus bahwa seorang suami berzinah terhadap perempuan yang diceraikannya itu pernyataan yang amat mengagetkan. Yesus memandang perempuan dan lelaki setara dalam hak dan kewajiban. Maka ditegaskannya pula, bila seorang perempuan menceraikan suaminya lalu menikah lagi, maka perempuan itu bertindak zinah terhadap suaminya. Yang juga pasti membuat orang kaget ialah pernyataan bahwa istri dapat menceraikan suami! Hukum agama Yahudi tidak mengenal hal ini. Sebagai guru agama Yesus memberi tafsir yang berbeda.

Bagaimana Yesus sampai berpendapat demikian? Ada dua penjelasan yang saling menopang. Pertama, Yesus melihat inti warta Alkitab tentang penciptaan manusia lelaki dan perempuan. Mereka diciptakan setara satu sama lain, menjadi penolong yang setara. Kedua, dalam hukum Romawi dimungkinkan adanya kesetaraan tadi dalam hak menceraikan dari kedua pihak, baik suami maupun istri. Orang Yahudi waktu itu dibawahkan pada hukum Romawi, meskipun mereka bisa menentukan sendiri dalam perkara adat, termasuk ikatan perkawinan. Dalam masyarakat Yahudi hukum agama ini dijalankan sebagai "pietas", kesalehan, dan tidak memiliki sanksi hukum pidana. Hanya yang sesuai dengan hukum Romawi dapat disahkan dengan sanksi yang diatur hukum Romawi. Pada zaman generasi kedua nanti, pelaksanaan hukum Romawi semakin umum sedangkan hukum Taurat menjadi hukum adat setempat.

TAFSIR

Bobot alasan menceraikan istri dapat bermacam-macam. Ada kelompok ahli hukum zaman itu yang mengajarkan bahwa hanya perbuatan zinah dengan lelaki lain atau ketidaknormalan birahi lain yang dapat menjadi alasan. Aliran lain menghalalkan kesalahan kecil, misalnya tidak bisa menghidangkan makanan yang mencocoki suami atau istri tidak selalu tunduk. Bagaimanapun juga, di kalangan Yahudi waktu itu kedudukan perempuan sebagai istri tidak dianggap setara dengan lelaki. Tetapi orang Yahudi yang menjadi pengikut Yesus menjalankan kesetaraan tadi. Dengan demikian, mereka berseberangkan pendapat dan penghayatan dengan orang Yahudi tradisional. Untuk mengambil manfaat dari petikan ini perlu disepakati dulu beberapa hal.

Pertama, persoalan yang dibicarakan di sini ialah soal hukum agama Yahudi pada zaman Yesus. Bukan perkara hukum Gereja. Jadi tidak bisa diterapkan begitu saja pada peraturan perkawinan dalam Gereja maupun pemecahan masalah kehidupan rumah tangga orang katolik di masa kini.

Kedua, di kalangan pengikut Yesus yang tercermin dalam Injil Markus ada orang-orang yang bukan dari kalangan Yahudi sehingga adat kebiasaan serta hukum Yahudi tidak bisa diberlakukan kepada mereka. Dalam masyarakat yang lebih luas daripada masyarakat Yahudi, seperti pada masyarakat Romawi, istri bisa pula memiliki hak menceraikan suaminya. Lagi pula, suami akan dianggap menyalahi kontrak pernikahan bila berselingkuh. Jadi adat dan hukum di kalangan lebih luas, katakan saja masyarakat Romawi waktu itu, juga mendasari pembicaraan dalam petikan ini.
Ketiga, dan paling penting bagi tafsir petikan hari ini, ialah prinsip teologis yang mendasari pendapat Yesus. Prinsip ini ialah maksud Pencipta dalam menjadikan lelaki dan perempuan, yakni agar mereka bersatu dan janganlah hubungan yang dikehendaki Pencipta diabaikan.

Ada satu hal lagi. Yesus seorang tokoh agama yang dikenal dan dihormati juga di masyarakat Yahudi waktu itu. Bukan oleh siapa saja. Perdebatan yang sering dilaporkan dalam Injil ialah kejadian yang lazim di antara para guru dan ahli agama. Kerap kali perbincangan bukan ditujukan untuk memecahkan sebuah kasus kongkrit, tetapi dilakukan sebagai "seminar" untuk mempertajam permasalahannya dan mencapai pemahaman lebih dalam mengenai satu masalah. Perbincangan antara orang Farisi dan Yesus kali ini sebetulnya bukan dimaksud untuk "mempertobatkan" pihak yang kalah berdebat. Pengajaran Yesus kepada murid-muridnya bukan untuk membuat mereka terpancang pada huruf, melainkan agar mereka lebih berpegang pada prinsip-prinsip hidup di hadapan Allah..

BERKAT KEPADA ANAK KECIL

Dalam bagian kedua petikan kali ini diutarakan bagaimana Yesus memberkati anak-anak yang dibawa kepadanya (Mrk 10:13-16) Kelihatannya peristiwa ini tidak ada hubungannya bagian yang membicarakan kekeramatan hubungan suami istri. Tapi penjajaran kedua pokok itu dalam Injil Markus (diikuti juga oleh Matius) memiliki arti khusus yang akan menjadi jelas bila kita pertimbangkan padanan dalam Lukas (Luk 18:15-17). Peristiwa pemberkatan kepada anak-anak itu ditaruh Lukas sesudah perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai (Luk 18:9-14). Lukas memang tidak menampilkan kembali masalah perceraian yang digarap Markus dan Matius tadi, boleh jadi hukum Musa mengenai perceraian tidak amat relevan bagi komunitas Lukas yang kebanyakan orang bukan asli Yahudi. Walaupun demikian, Lukas menekankan bahwa sikap sebagai anak-anak, yakni keluguan mereka, menjadi cara jalan terbaik untuk mampu menyelami serta menjalankan kehendak ilahi. Lukas memakainya untuk mengomentari perumpamaan mengenai pemungut cukai yang pulang sebagai orang yang dibenarkan Allah. Tidak sebarang pengakuan bahwa berdosa atau bersikap tidak memuji diri dapat membenarkan orang. Hanya dengan ketulusan seperti anak-anaklah orang dapat memasuki Kerajaan Allah. Pemungut cukai itu datang menghadap Allah di Baitnya dengan sikap itu, tidak demikian orang Farisi yang menonjol-nonjolkan kesalehan serta kelurusan dirinya. Begitu pula hubungan suami istri dapat menunjukkan yang dikehendaki Pencipta bila dijalani dengan sikap tulus dan lugu seperti anak-anak. Dalam hal inilah kekeramatan ikatan suami istri akan tampil bukan sebagai ikatan hukum semata-mata, melainkan sebagai cara hidup yang dapat membuat ikatan antar manusia sebagai tanda kehadiran ilahi. Sekaligus hendak disampaikan bahwa sikap lugu sebagai anak-anak tadi mendatangkan berkat. Dan berkat inilah yang menjaga kelanggengan hubungan tadi, seperti yang terjadi pada pemungut cukai tadi: dibenarkan.



Salam hangat,
A.Gianto

St. Fransiskus Assisi :: Berkhotbah juga pada burung, ikan dan serigala!

St. Fransiskus Assisi

Berkhotbah juga pada burung, ikan & serigala
!


St. Fransiskus adalah seorang santo yang hebat yang cocok untuk kamu jadikan teladan hidupmu. Bahkan hingga kini Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum = Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Dina) yang didirikannya masih terus tumbuh dan berkembang.


Fransiskus dilahirkan di kota Assisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta ayahnya daripada belajar. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, "layanilah majikan dan bukannya pelayan."


Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, "Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh". Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu.


Pak Bernardone marah sekali! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus. Mendengar itu, Fransiskus malahan melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya kepada ayahnya.


Kelak, setelah menjadi seorang biarawan, Fransiskus baru menyadari bahwa yang dimaksudkan Tuhan dengan membangun Gereja-Nya ialah membangun semangat ke-Kristenan.


Pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke empatpuluh lima tahun Fransiskus meninggal dengan stigmata (Luka-luka Kristus) di tubuhnya.


Tidak ada seorang pun dari pengikutnya yang menyerah dan mengundurkan diri setelah kematian Fransiskus, tetapi mereka semua melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati.


Santo Fransiskus adalah santo pelindung binatang dan anak-anak. Pestanya dirayakan setiap tanggal 4 Oktober.


Sumber: http://www.indocell.net/yesaya

Sabtu, 03 Oktober 2009 Pw. St. Fransiskus Assisi

Sabtu, 03 Oktober 2009
Pw. St. Fransiskus Assisi

Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya -- Yesaya 32:17

Tuhan, Jadikanlah Aku Pembawa Damai (Santo Fransiskus Asisi)






Tuhan, Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur,
Memahami dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai,
Sebab dengan memberi aku menerima
Dengan mengampuni aku diampuni
Dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya.
Amin

Ada seorang arsitek yang meninggalkan kehidupan kota. Ia menjual segala miliknya untuk membuat padepokan di kaki gunung. Karena keramah-tamahan yang diberikan, padepokan ini banyak dikunjungi orang. Ada empat rumah yang dibuat pak arsitek untuk menampung keluarga-keluarga yang datang untuk beristirahat. Ia minta agar para pengunjung menikmati yang disediakan alam. Ia berharap, mereka mau makan singkong, makan dengan lauk ikan dari tamu yang membawa banyak bekal yang berlimpah. Katanya, anugerah alam sudah begitu banyak; namun orang masih ingin menjamin dirinya secara berlebihan. Itu kerakusan, imbuhnya.

Hari ini kita memperingati Santo Fransiskus Assisi, seorang bangsawan kaya raya yang memutuskan menjadi orang miskin. Ia menjadi orang yang tidak lagi mengandalkan keluarganya yang makmur, melainkan Allah Bapa-Nya yang mahabaik. Dan kebaikan Allah itu ia alami lewat orang-orang yang mengulurkan tangan pada waktu ia berkeliling sebagai peminta-minta. Teladan Santo Fransiskus menyadarkan banyak orang pada kebaikan Allah dan mendekatkan mereka pada-Nya.

Kita memang harus bertanggung jawab pada hidup kita dengan rajin bekerja. Namun, dengan segala sesuatu yang kita hasilkan, jangan sampai kita menjamin diri terlalu hebat, seolah-olah Allah tidak ada. Kita justru harus memberi kesaksian bahwa Allah sungguh ada, berkarya dalam hidup kita, menjamin dan menyertai kita.

Inspirasi Batin 2007

Doa Renungan

Ya Tuhan, terima kasih atas perlindungan semalam yang lalu. Saat ini kami akan menjalani hari kami. Bantu kami ya Tuhan agar dalam sehari ini kami dapat melaksanakan tugas untuk menjadi utusan-Mu mewartakan Kerajaan-Mu kepada sesama kami sehingga mereka semua dapat terbawa kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Barukh (4:5-12.27-29)


"Allah telah mengirimkan segala bencana ini kepadamu, dan Dia pulalah yang akan mengirimkan sukacita kepadamu. "


Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku, yang membawa nama Israel ! Kamu telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan. Karena telah memurkakan Allah maka kamu diserahkan kepada para lawan. Sebab Pembuatmu telah kamu marahkan, dengan mempersembahkan korban kepada setan, bukannya kepada Allah. Pengasuhmu telah kamu lupakan, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, dayahmupun telah kamu dukakan. Melihat kemurkaan Allah mendatangi diri kamu maka Yerusalem berkata: "Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim kepadaku kesedihan besar." Sebab anak-anakku yang laki-laki dan perempuan kulihat tertawan, sebagaimana yang telah dikirimkan Yang Kekal kepada mereka. Mereka telah kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat pergi dengan tangisan dan sedih hati. Janganlah seorangpun bersukaria oleh karena diriku, seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari hukum Taurat Allah, Kuatkanlah hatimu, anak-anakku, berserulah kepada Allah; Dia yang mengirim bencana itu akan teringat kepadamu pula. Seperti dahulu angan-angan hatimu tertuju untuk bersesat dari Allah, demikian hendaklah kamu sekarang berbalik untuk mencari Dia dengan sepuluh kali lebih rajin. Memang Dia yang telah mengirim segala bencana itu kepada kamu akan mengirim pula sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan mendengarkan kaum miskin.
Ayat. (Mzm 69: 33-35.36-37)
1. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan. Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.
2. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat: Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:17-24)


"Bersukacitalah karena nama-Mu terdaftar di surga."


Pada waktu itu ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Fransiskus dari Assisi hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:



1.“Madecer” = Masa depan cerah, itulah rumor yang mengatakan bahwa masa depan sungguh cerah dan tidak perlu khawatir akan menjadi penganggur atau akan kekurangan pekerjaan. Masa depan siapa? Tentu saja masa depan orang-orang yang dipanggil khusus untuk menjadi imam, bruder atau suster, karena jumlah panggilan maupun kwalitas yang telah terpanggil mengalami kemerosotan sementara itu pekerjaan bertambah banyak serta berat sarat dengan tantangan, hambatan dan kesulitan. “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”, demikian sabda Yesus kepada para murid, kepada kita semua. Para pekerja kiranya berasal dari keluarga dan tentu saja berasal dari daya tarik para imam, bruder dan suster yang memberi kesaksian atau teladan hidup sebagai yang terpanggil. Maka dengan ini kami mengajak para bapak-ibu atau orangtua maupun yang terpanggil menjadi imam, bruder atau suster untuk mawas diri, sejauh mana kita minta kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu:

· Bapak-ibu atau orangtua hendaknya mengusahakan kehidupan berkeluarga sedemikian rupa sehingga di antara anak-anaknya ada yang tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster, atau menjadi ‘man or woman for others’. Sedini mungkin anak-anak dididik dan dibina dalam hal kepekaan sosial, solidaritas serta keberpihakan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan dan tentu saja dalam hal hidup beriman atau beragama. Keteladanan orangtua atau bapak ibu sangat dibutuhkan dalam hal ini: kepekaan sosial, solidaritas, keberpihakan kepada yang miskin dan berkekurangan serta berdoa. Sedini mungkin anak-anak ‘difungsikan’ dalam kehidupan bersama di dalam keluarga maupun masyarakat atau teman-temannya, sesuai dengan perkembangan kepribadian dan kedewasaannya. Sebagai contoh perbuatan atau pekerjaan sederhana seperti mengatur selimut, sepatu dan sandal, membuang sampah pada tempatnya, mematikan kran kamar mandi, mematikan listrik yang tidak berguna, menyapu, mengepel, mencuci piring atau gelas dst…. Dari yang sederhana ini pelan-pelan berkembang ke yang lebih besar, sulit dan berbelit-belit-> aktif dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, masyarakat maupun gerejani, dst.. Jauhkan anak-anak dari aneka macam bentuk pemanjaan yang akan mencelakakan masa depan mereka.

· Kesaksian atau keteladanan para imam, bruder dan suster merupakan bentuk utama dan pertama dalam hal promosi panggilan:

1) “Dalam hidupnya para klerikus terikat untuk mengejar kesucian dengan alasan khusus, yakni mereka telah dibaktikan kepada Allah dengan dasar baru dalam penerimaan tahbisan menjadi pembagi misteri-misteri Allah dalam mengabdi umatNya. Agar mereka mampu mengejar kesempurnaan ini:

a. Hendaknya pertama-tama mereka menjalankan tugas-tugas pelayanan pastoral dengan setia dan tanpa kenal lelah

b. Hendaknya mereka memupuk hidup rohani….

c. Hendaknya menunaikan ibadat harian setiap hari….

d. Wajib meluangkan waktu untuk latihan rohani…

e. Melakukan doa batin secara teratur, sering menerima sakramen tobat, berbakti kepada Perawan Bunda Allah…(KHK kan 276)

2) “Kerasulan semua religius pertama-tama terletak dalam kesaksian hidup mereka yang sudah dibaktikan, yang harus mereka pelihara dengan doa dan tobat” (KHK kan 673). Berdoa berarti berkomunikasi dengan Tuhan, dan karena Tuhan itu maha segalanya, maka bertemu atau berkomunikasi denganNya kita pasti akan dipengaruhi, dikuasai dan diperbaharui alias bertobat.



2.“Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan”, demikian sabda Yesus kepada para muridNya, kepada kita semua. Kita diutus untuk membawa dan menyebarluaskan kebenaran, berbahasa kebenaran di tengah-tengah banyak orang yang berbahasa politik dan bisnis. St.Fransiskus Assisi pada zamannya kiranya telah menghayati panggilan dan tugas perutusan ini; ia meninggalkan kemewahan dan gemerlapan duniawi dan merasuk hidup sederhana dan miskin. “Di kala Gereja menjadi lemah dan sakit karena harta kekayaan dan kekuasaan, Fransiskus menemukan kembali cita-cita Injili yang asli: kerendahan(hati) , kemiskinan dan cinta” (Ensiklopedi Orang Kudus, Yayasan Citpa Loka Caraka –Jakarta , hal 120). Maka baiklah pada pesta St.Fransiskus Assisi hari ini, kami mengajak dan mengingatkan kita semua, lebih-lebih rekan-rekan pengikut St.Fransiskus Assisi, untuk menghayati dan menyebarluaskan cita-cita Injil yang asli tersebut di tengah-tengah keserakahan, kesombongan, kebencian dan permusuhan yang masih marak masa kini. Situasi dan kondisi hidup bersama masa kini merupakan kesempatan emas untuk hidup dalam dan menghayati kerendahan hati, kemiskinan dan cinta. Dari ketiga keutamaan ini kiranya dapat kita wujudkan dengan saling terbuka antar kita, sehingga tiada manipulasi, korupsi maupun cinta diri. Baiklah dalam rangka mengeangkan St.Fransiskus Assisi hari ini kita doakan dan hayati serta sebarluaskan doa St.Fransiskus Assisi ini:

" Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai,

Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cintakasih,

Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan,

Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan,

Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian,

Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran,

Bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan,

Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,

Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang “ (PS no 221)

Jakarta, 4 Oktober 2007.

SELAMAT PESTA REKAN-REKAN PENGIKUT ST.FRANSISKUS ASSISI

Ignatius Sumarya, SJ

Jumat, 02 Oktober 2009 :: Pw. Para Malaikat Pelindung :: Jumat Pertama

Jumat, 02 Oktober 2009
Pw. Para Malaikat Pelindung
Jumat Pertama


Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya -- Matius 21:22

Doa Renungan


Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, saat ini kami akan menyusuri jalan kehidupan kami. Bantulah kami menjalaninya sesuai dengan sabda-Mu yang Engkau berikan kepada kami hari ini, yaitu agar kami menjadi percaya kepada-Mu seutuhnya seperti anak kecil yang menyambut-Mu apa adanya. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Barukh (1:15-22)

"Kami telah berdosa kepada Tuhan dan tidak taat."

Katakanlah sebagai berikut. Keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan malu muka pada kami, sebagaimana halnya hari ini, yaitu: pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruh-Nya di hadapan kami. Semenjak hari Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir hingga dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya Tuhan telah kami alpakan karena tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu maka melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya keluar dari negeri Mesir untuk dianugerahkan-Nya kepada kami suatu tanah yang berlimpah susu dan madunya, sebagaimana halnya hari ini. Tetapi kami tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan firman para nabi yang telah Tuhan utus kepada kami. Bahkan kami telah pergi berbakti kepada allah lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskan kami.
Ayat. (Mzm 79:1b-2.3-5.8-9)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang; terhadap penyakit sampar yang menjalar di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
4. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10)

"Malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku di surga."

Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Malaikat Pelindung


Pada hari ini kita merayakan pesta para utusan Tuhan yang melindungi kita umat manusia. Kita dapat menemukan kisah tentang mereka sepanjang Kitab Suci. Para malaikat menyampaikan pesan-pesan dari Tuhan, melindungi manusia dari mara bahaya serta menyelamatkannya. Dalam Perjanjian Baru, dalam Kitab Kisah Para Rasul bab 12 dikisahkan bagaimana St. Petrus dibimbing oleh seorang malaikat untuk meloloskan diri dari penjara. Telah berabad-abad lamanya umat Kristiani percaya bahwa kita masing-masing mempunyai seorang malaikat pelindung.

Gambar malaikat pelindung yang paling sering kita jumpai adalah gambar seorang malaikat yang sedang melindungi seorang anak kecil yang sedang berjalan menyeberangi sebuah jembatan kecil. Pada tahun 1608, Paus Paulus V menambahkan pesta para malaikat pelindung ke dalam penanggalan para kudus dan pesta gerejani. Mengetahui serta mengimani bahwa kita masing-masing mempunyai seorang malaikat pelindung yang melindungi kita, sungguh sangat membesarkan hati. Malaikat pelindung kita adalah hadiah dari Tuhan kita yang penuh belas kasih.

indocell.net/yesaya



Renungan

Berlimpahnya mukjizat di Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum masih belum cukup untuk bisa meyakinkan penduduknya agar bertobat. Ketiga nama kota itu mungkin bisa menjadi simbol “nama-nama” wilayah hidup kita yang masih belum mau sungguh percaya. Semua itu adalah wilayah dalam diri kita di mana kita masih meragukan apakah wilayah itu bisa dijangkau oleh cinta-Nya dan diubah sepenuhnya oleh Yesus. Akibatnya, di tengah berlimpahnya kebaikan Tuhan, kita tetap mengajukan syarat: hanya kalau ada sesuatu yang lebih hebat lagi, aku akan sungguh percaya!

Barukh berseru agar bangsa Israel bertobat. Keadaan begitu menyedihkan, karena semua, tanpa terkecuali, telah lalai. Raja, pemimpin, imam, nabi, dan nenek moyang mereka telah tidak taat kepada Tuhan. Akar segala kejahatan itu sebenarnya sederhana: mereka telah mengikuti angan-angan mereka yang jahat.

Penyesalan harus menjadi kesadaran seluruh bangsa. Hanya dengan penyesalan menyeluruh itu sebuah kemungkinan baru akan terbuka. Pembuangan akan segera berakhir. Maka, penyesalan dan pertobatan kita yang setengah-setengah hanya akan menimbulkan dalam diri kita angan-angan palsu yang pasti akan mengecewakan.

Yesus, aku masih takut untuk sungguh Engkau ubah. Berilah aku kemurahan hati untuk sungguh menyesal dan berbalik kepada-Mu. Amin.



Ziarah Batin 2009 Renungan dan Catatan Harian

Bulan Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Agung Jakarta

Daftar Renungan Bulan Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Agung Jakarta, silahkan buka link, jika tidak tersedia silahkan buka link di bagian kanan atau cari di google search custom engine.

KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

  1. Pertemuan I Bulan Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang: Kebersamaan Meneguhkan Iman
  2. Pertemuan II Bulan Kitab Suci: Keuskupan Agung Semarang: HEROISME IMAN: TAAT SETIA KEPADA ALLAH, TEGAS MENOLAK ILAH-ILAH
  3. Pertemuan III Bulan Kitab Suci: Keuskupan Agung Semarang: Kematian, kebangkitan badan, dan kehidupan kekal
  4. Pertemuan IV Bulan Kitab Suci: Keuskupan Agung Semarang: Ajaran Mengenai Surga, Api Penyucian, dan Neraka

BKSN KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

  1. Pertemuan I Keuskupan Agung Jakarta: Perjuangan Hidup Dalam Diriku
  2. Pertemuan II Bulan Kitab Suci Keuskupan Agung Jakarta: Perjuangan Hidup Dalam Keluarga

Kamis, 01 Oktober 2009 :: PW. St. Teresia dari Kanak-Kanak Yesus, Prw PujG

Kamis, 01 Oktober 2009
PW. St. Teresia dari Kanak-Kanak Yesus, PrwPujG

“Sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”


Doa Renungan


Ya Tuhan, terimakasih atas hari yang baru ini. Puji syukur kami sampaikan kepada-Mu yang masih memberikan nafas kehidupan kepada kami. Kami akan memulai hari ini, kami mohon Engkau memberkati sehingga kami dapat menjadi pekerja di ladang-Mu yang subur. Sebab Engkaulah asal dan tujuan hidup kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nehemia (8:1-5a.6-7.8b-13)

"Ezra membuka Kitab dan memuji Tuhan. Maka seluruh umat menjawab, "Amin! Amin!"

Sesudah kembali dari pembuangan, orang-orang Israel telah menetap kembali di kota-kota mereka. Lalu pada bulan ketujuh berkumpullah seluruh rakyat di lapangan di muka Gerbang Air di Yerusalem. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: "Amin, amin!", sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah. Para Lewi menjelaskan hukum itu kepada jemaat, sementara rakyat berdiri di tempatnya. Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!", karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu. Lalu berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!" Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu supaya diam dengan kata-kata: "Tenanglah! Hari ini adalah kudus. Jangan kamu bersusah hati!" Maka pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 853
Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8-11)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:1-12)

"Semoga damaimu menyertai dia."

Pada waktu itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Teresa dari Kanak-kanak Yesus, perawan dan pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu. Anggap saja saya ini bola-Mu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hariku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silahkan. Dan kalau hendak Kautinggal di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk…O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu” (Yayasan Cipta Loka Caraka: Ensiklopedi Orang Kudus, Jakarta 1985, hal 292), demikian kata-kata atau doa Teresa. Apa yang didoakan didoakan Teresa ini kiranya menanggapi sabda Yesus :”Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”. St.Teresa kiranya menjadi teladan dalam penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan dan kaul/keutamaan ketaatan serta kerendahan hati. Maka baiklah kita sebagai orang beriman meneladannya dalam hidup kita sehari-hari. Tantangan untuk taat dan rendah hati pada masa kini memang cukup berat, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang di sekitar kita cenderung untuk menjadi sombong dan kurang taat pada aneka macam aturan daan tatanan hidup bersama. Tantangan juga dapat muncul dari dalam diri kita sendiri antara lain ketakutan dan kemalasan. Kamu berharap para orangtua atau pemimpin dapat menjadi teladan dalam hal penghayatan ketaatan dan kerendahan hati. Di samping itu kami juga berharap kepada rekan muda-mudi atau pelajar untuk berani mempersembahkan diri kepada Tuhan dengan hidup membiara atau imamat.

· "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (Neh 8:11). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan kita. Berbagai tantangan dan keterbatasan diri kita sering membuat kita bersusah hati karena kita harus bekerja keras dan berat serta berjuang dengan pengorbanan diri. “Tuhan itulah perlindunganmu”, demikian peringatan atau nasihat yang selayaknya menjadi pegangan kita. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengatasi aneka tantangan dan hambatan, maka biarkanlah Dia hidup dan bekerja dalam dan melalui diri kita yang lemah dan rapuh. Marilah kita hayati apa yang dihayati Paulus ini: ”Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami “(2Kor 4:7). Harta kita adalah panggilan, fungsi, jabatan atau kedudukan kita masing-masing. Jika kita sukses atau berhasil dalam panggilan, fungsi, jabatan atau kedudukan, marilah hal itu kita hayati sebagai karya dan kekuatan Tuhan yang melimpah-ruah dalam diri kita yang rapuh dan lemah. Dengan kata lain semakin sukses atau berhasil hendaknya juga semakin rendah hati. “Hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita”, artinya setiap hari hendaknya kita mempersembahkan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, taat dan setia pada kehendak Tuhan.

“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah” (Mzm 19:8-11).


Jakarta, 1 Oktober 2009
Ignatius Sumarya, SJ


Note: bulan Oktober adalah bulan Rosario dan diharapkan setiap hari berdoa Rosario , entah pribadi atau bersama.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy