| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 22 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Kamis, 22 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya -- Yoh 14:16

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, sabda-Mu hari ini sungguh-sungguh menggetarkan hati kami. Sebab Engkau menghendaki agar kami rela meninggalkan segala-galanya demi Engkau. Bantulah kami hari ini untuk menyerahkan diri kami kepada-Mu. Terlebih ketika kami makin terikat pada manusia, harta, dan kehormatan serta pujian. Semoga kami berani mengerjakan pekerjaan kami hari ini, pertama-tama demi cinta kami yang mendalam kepada-Mu. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (6:19-23)

"Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan telah menjadi hamba Allah."

Saudara-saudara, mengingat kelemahanmu, aku berbicara secara manusia. Sebagaimana kalian dahulu telah menyerahkan anggota-angota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kalian kepada kedurhakaan, demikianlah sekarang kalian harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kalain kepada pengudusan. Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kalian bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kalian petik daripadanya? Semuanya menyebabkan kalian sekrang merasa malu, karena kesudahannya ialah kematian. Tetapi sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa, dan menjadi hamba Allah. Maka kalian memperoleh buah yang membawa kalian kepada pengudusan, dan akhirnya hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)

"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya, ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Ketika terjadi kebakaran rumah atau gedung kiranya hampir semua jenis barang dan bahan material bangunan dapat luluh lantak atau menjadi abu, kecuali logam emas murni. Emas murni terbakar berarti semakin nampak kemurnian atau keasliannya. Sabda Yesus hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mawas diri: sejauh mana kita setia pada charisma atau spiritualitas atau visi kita masing-masing, entah secara pribadi maupun organisatoris. Berbagai tantangan, hambatan, masalah maupun godaan kiranya sedikit banyak telah membuat kita kurang setia pada charisma, spiritualitas atau visi yang pernah kita ikrarkan, bahkan ada kecenderungan sementara orang untuk hidup dan berindak hanya mengikuti selera pribadi alias seenaknya sendiri serta mengesampingkan aneka aturan dan tatanan hidup yang berfungsi sebagai pendukung penghayatan charisma, spiritualitas atau visi. Maka dengan ini kami mengajak kita semua: Marilah kita setia pada charisma, spiritualitas atau visi kita masing-masing, dan sekiranya telah mengalami erosi dalam penghayatan, marilah kita memperbaharui diri, back to basic. Sebagai suami-isteri hendaknya setia pada pasangan masing-masing, saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, serta meninggalkan semangat kekanak-kanakan, sebagai religius marilah kita setia pada charisma pendiri serta meninggalkan cara hidup dan cara bertindak menurut adapt-istiadat keluarga yang tidak sesuai dengan charisma, dst.. Bagi kita semua orang beriman, hendaknya kita hidup dan bertindak sesuai dengan iman kita, hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Orgnanisasi-organisasi politik, kemasyarakatan, social dst.. hendaknya setia pada visi dasar organisasi, meskipun perwujudan strategi cara bertindak senantiasa dapat berubah sesuai tuntutan zaman, situasi dan kondisi.

"Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan." (Rm 6:19), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua umat beriman. Kita semua dipanggil untuk "menyerahkan anggota-anggota tubuh kita menjadi hamba kebenaran yang membawa kita kepada pengudusan atau kesucian". Anggota-anggota tubuh yang mungkin perlu kita perhatikan antara lain: pancaindera (mata, telinga, hidung, dst..), kaki dan tangan, dan yang tak boleh dilupakan tentu saja alat kelamin. Hendaknya memfungsikan anggota-anggota tubuh tersebut untuk berbuat benar atau melakukan apa-apa yang baik, yang membawa kita menuju ke kesucian atau pengudusan diri kita. Pada masa kini mungkin baik saya angkat masalah anggota tubuh yang cukup vital yaitu alat kelamin, entah penis atau vagina. Banyaknya pengguguran kandungan yang dilakukan oleh para remaja kita yang belum menikah menunjukkan bahwa cukup banyak remaja atau generasi muda memfungsikan alat kelamin demi kenikmatan diri sendiri, bukan demi kehendak Tuhan dalam rangka partisipasi karya penciptaan manusia. Tuhan menganugerahi kenikmatan hubungan seksual bukan untuk berfoya-foya atau cari enak sendiri, melainkan sebagai sarana atau bantuan bagi manusia dalam berpartisipasi dalam karya penciptaan manusia. Maha hendaknya hubungan seksual hanya dilakukan dengan suami atau isterinya sendiri alias dengan pasangan hidup masing-masing, tidak sebelum menikah maupun dengan berselingkuh dengan orang lain. Pengendalian mata dan telinga juga penting bagi kita semua, lebih-lebih bagi anak-anak kecil, yang belum dapat membedakan mana yang baik dan buruk.

Jakarta, 22 Oktober 2009


Ign Sumarya, SJ

Rabu, 21 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Rabu, 21 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut darinya."

Doa Renungan


Tuhan Yesus, ajarilah kami hari ini mengerjakan pekerjaan kami dengan tekun dan lurus. Bantulah kami dalam segala tantangan dan kesulitan, agar kami dengan setia dan bijaksana tetap mengarahkan diri pada kehendak-Mu. Berilah juga agar kesehatan raga kami Kauberkati agar kami tetap sanggup menjadi saksi penyelamatan-Mu bagi sesama kami. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (6:12-18)

"Serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang telah bangkit dari kematian."

Saudara-saudara, janganlah dosa berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kalian tidak lagi menuruti keinginannya. Janganlah kalian menyerahkan angota-anggota tubuhmu kepada dosa, untuk dipakai sebagai senjata kelaliman. Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati tapi sekarang hidup. Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran. Sebab kalian tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kalian tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkah di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita berbuat dosa karena tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Tidak tahukah kalian, bahwa dengan menghambakan diri kepada seseorang untuk mentaatinya, kalian menjadi hamba orang itu? Bahwa kalian harus mentaati dia baik dalam dosa yang memimpin kalian kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kalian kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kalian hamba dosa, tetapi sekarang kalian dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah disampaikan kepadamu. Kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 124:1-3.4-6.7-8)
1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita; - biarlah Israel berkata demikian, - jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:39-48)

"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut darinya."

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kalian juga siap sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka." Petrus bertanya, "Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksud dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?" Tuhan menjawab, "Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, 'Tuanku tidak datang-datang.' Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuannya akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Hamba yang baik harus selalu siap sedia karena majikannya akan datang tanpa disangka-sangka. Selama majikannya pergi ia harus tetap menjalankan tugasnya. Kesetiaannya tidak tergantung lagi pada hadir atau tidaknya sang majikan. Hamba yang baik selalu membawa kehadiran sang majikan dalam hatinya.

Bila kita menjadi baik hanya selama kita merasakan kehadiran Tuhan setelah kesempatan-kesempatan istimewa, kita hanyalah hamba yang tidak tahu diri. Kesetiaan bukanlah soal perasaan yang bisa berubah-ubah, melainkan soal pilihan.

Penebusan Kristus atas diri kita tidak terjadi di awang-awang, melainkan dalam kenyataan diri kita yang memiliki tubuh. Karena itulah Paulus mengingatkan bahwa tubuh kita bisa menjadi tempat rahmat sekaligus tempat dosa. Semuanya tergantung pada pilihan bebas kita. Pada kenyataannya, tubuh kita ini begitu mudah kita biarkan untuk menjadi budak dosa. Maka, kemerdekaan dari dosa harus juga menyangkut secara nyata kemerdekaan dari kebiasaan menggunakan tubuh kita untuk hal-hal yang berdosa.

Doa: Yesus, pertolonganku ada dalam nama-Mu. Mampukan aku untuk menggunakan tubuhku dalam kekudusan-Mu. Bimbing aku untuk selalu siap sedia bagi-Mu. Amin.



Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 20 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Selasa, 20 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

"Jika karena dosa satu orang maut telah berkuasa, betapa hebatnya mereka akan berkuasa dalam kehidupan."

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau memuji bahagia hamba yang didapati tuannya sedang berjaga. Semoga kami yang hendak memulai pekerjaan kami hari ini menghayati sabda-Mu itu, dan kami merasakan kebahagiaan yang sejati sebab apa yang kami kerjakan pertama-tama hanya demi kemuliaan-Mu. Sudilah meneguhkan langkah-langkah kami hari ini. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (5:12,15b,17-19,20b-21)

"Jika karena dosa satu orang maut telah berkuasa, betapa hebatnya mereka akan berkuasa dalam kehidupan."

Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang, dan karena dosa itu juga maut. Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Jika karena pelanggaran satu orang semua orang jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa maka lebih benar lagi mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran: mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sebagaimana oleh satu pelanggaran semua orang mendapat penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sebagaimana oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, jadi sebagaimana dosa berkuasa dalam alam maut, demikianlah pula kasih karunia akan berkuasa karena Tuhan kita Yesus Kristus membenarkan kita untuk hidup kekal.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
Ayat.
(
Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar; bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata, "Tuhan itu benar!"

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:35-38)

"Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya datang dan mengetok pintu, segera dibukakan pintu. Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu, Sesunguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Banyak hal menular. Bila orang ngantuk, tahu-tahu kita yang tadinya segar ikut-ikutan menguap. Lalu tanpa sadar kita pun ikut ngantuk. Ketika ada bunyi keroncongan di perut teman kita, eh kok perut kita ikut tersetrum, yaitu ikut ambil suara keroncongan pula. Ada satu teman yang sakit flu, maka komunitas keluarganya dengan cepat tertular pula. Penularan memang sangat mudah terjadi dan sangat mudah berlangsung.

Santo Paulus, dalam bacaan pertama hari ini juga mengingatkan kita betapa karena satu orang, yakni Adam, yang berdosa, seluruh umat manusia tertular, yaitu kena dosa Adam. Karena pelanggaran satu orang, semua orang jatuh ke dalam kuasa maut. Namun Paulus juga mengingatkan dan menghibur kita, bahwa juga karena satu orang, yaitu Tuhan Yesus Kristus, kasih karunia Allah dilimpahkan kepada semua orang. Berkat satu orang yaitu Kristus, seluruh umat manusia diselamatkan. Bahkan kita memperoleh kasih karunia yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Dengan demikian, penularan bukan hanya bisa terjadi dalam hal yang negatif seperti dosa dan penyakit, tetapi juga dalam hal keselamatan dan kebaikan seperti pada Kristus, Tuhan kita.

Marilah kita menyadari bahwa tular-menular itu masih dapat selalu terjadi di antara kita. Mungkinkah kita semakin banyak menulari semakin banyak sesama kita dalam hal kebaikan, kasih, hidup tulus, murah hati, dsb? Kita mesti yakin, bila kita tekun berdoa dan banyak berbuat kasih kebaikan, yakinlah bahwa orang lain akan tertular. Dan lihatlah tiba-tiba semakin banyak orang baik di sekitar kita. Mengapa? Ya karena mereka ikut tertulari kebaikan kita! Bagus bukan? -- E. Martasudjita, Pr -- Inspirasi Batin 2009

Tuhan Yesus Kristus, aku datang untuk melakukan kehandak-Mu. Aku percaya, justru di dalam kelemahanku kasih karunia-Mu berlimpah. Bantulah aku untuk setia. Amin.

Bacaan Harian 19 - 25 Oktober 2009

Bacaan Harian 19 - 25 Oktober 2009

Senin, 19 Oktober
2009:
Hari Biasa Pekan XXIX (H).

Rm 4:20-25; MT Luk 1:69-75; Luk 12:13-21.

Selasa, 20 Oktober 2009
:
Hari Biasa Pekan XXIX (H).

Rm 5:12.15b.17-19.20b-21; Mzm 40:7-10.17; Luk 12:35-38.

Rabu, 21 Oktober 2009
:
Hari Biasa Pekan XXIX (H).

Rm 6:12-18; Mzm 124:1-8; Luk 12:39-48.

Kamis, 22 Oktober 2009
:
Hari Biasa Pekan XXIX (H).
Rm 6:19-23; Mzm 1:1-4.6; Luk 12:49-53.

Jumat, 23 Oktober 2009
:
Peringatan Wajib St. Yohanes dari Capestrano (P).

Rm 7:8-25a; Mzm 119:66.68.76-77.93-94; Luk 12:54-59.

Sabtu, 24 Oktober 2009
:
Hari Biasa Pekan XXIX (H).

Rm 8:1-11; Mzm 24:1-4ab.5-6; Luk 13:1-9.

Minggu, 25 Oktober 2009
:
Hari Minggu Biasa XXX (H).

Yer 31:7-9; Mzm 126:1-6; Ibr 5:1-6; Mrk 10:46-52.

Senin, 19 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Senin, 19 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

Allah berkuasa melaksanakan apa yang telah dijanjikan-Nya.

Doa Renungan

Allah Bapa kami sumber kehidupan, sumber segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, kini terang-Mu telah terbit. Kami mohon bantulah kami dalam pekerjaan kami. Tambahkanlah rejeki kami, agar dengan pemberian-Mu tersebut kami dapat membantu sesama kami yang membutuhkan. Jangan biarkan keserakahan hinggap di hati kami, tetapi tanamkanlah dalam diri kami rasa untuk berbagi dengan sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (4:20-25)

"Kita pun dibenarkan karena mengimani Allah."

Saudara-saudara, terhadap janji Allah Abraham tidak bimbang karena kurang percaya, tetapi sebaliknya, ia malahan diperkuat dalam imannya dan memuliakan Allah. Ia yakin penuh bahwa Allah berkuasa melaksanakan apa yang telah dijanjikan-Nya. Maka hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata 'hal ini diperhitungkan kepadanya' tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi untuk kita juga, sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus yang telah diserahkan karena pelanggaran kita, dan dibangkitkan demi pembenaran kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Lagu Antar Bacaan
Ref. Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia mengunjungi umat-Nya.
Ayat. (Lukas 1:69-70.71-72.73-75)
1. Tuhan telah mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita, dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh, agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut, dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)


"Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?"

Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah seorang dari mereka berkata kepada Yesus, "Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan daku." Tetapi Yesus menjawab, "Saudara, siapa yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?" Kata Yesus kepada orang banyak itu, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu." Kemudian Ia menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut, "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.' Lalu katanya, 'Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah!' Tetapi Allah bersabda kepadanya, 'Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?' Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Sekuat apa pun kejahatan disembunyikan, pasti akan terkuak pada saatnya. Kekuatan kejahatan orang Farisi yang munafik bisa sangat besar pengaruhnya. Tanpa dasar yang kokoh, sering kali kita jatuh karena pengaruh jahat dari orang-orang di sekitar kita. Yesus mengajak kita untuk tidak takut. Di hadapan kita ada berbagai hal yang akan merintangi hidup kita. Setiap bagian terkecil diri kita tidak pernah luput dari perhatian-Nya. Kita diajak untuk yakin bahwa kita sungguh berharga di mata Tuhan sehingga kita tidak lagi berkelana mencari pengakuan palsu demi harga diri kita. Pengakuan palsu justru akan merendahkan martabat kita.

Dalam hal iman, Abraham adalah salah satu tokoh besar. Ia memang melakukan hal-hal besar yang bagi banyak orang tidak selalu mudah untuk dilakukan. Namun, ia dibenarkan bukan karena melakukan hal-hal besar itu, tetapi karena imannya kepada Tuhan. Karena iman itulah ia berani terus melangkah hari demi hari secara setia. Iman bukanlah hal yang langsung jadi. Bila kita tidak menghayati iman dalam hal biasa setiap hari, kita pun tidak akan beriman ketika Tuhan meminta kita melakukan sesuatu yang tidak mudah.

Doa: Yesus, aku sering mudah terpengaruh oleh lingkunganku. Hanya pada-Mu aku berlindung. Hanya dalam lindungan-Mu imanku akan semakin kokoh. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 18 Oktober 2009 :: Hari Minggu Biasa XXIX (Hari Minggu Misi)

Minggu, 18 Oktober 2009
Hari Minggu Biasa XXIX (Hari Minggu Misi)

Melayanilah jika ingin menjadi yang terkemuka

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu ke tengah umat-Mu ini. Dia telah datang ke dunia untuk menghadirkan cinta-Mu yang besar bagi kami, umat manusia. Semoga api semangat-Nya selalu menjadi sumber inspirasi dan daya kekuatan bagi orang-orang yang rela mempersembahkan diri untuk menjadi misionaris cinta kasih-Mu. Ajarilah kami untuk senantiasa berusaha menabur benih-benih cinta kepada sesama kami sehingga semakin lebih banyak orang yang mengenal Engkau. Biarlah cinta kasih-Mu terpatri dalam hati kami dan menjadikan kami rela menjadi utusan-utusan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (53:10-11)

"Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, dan umurnya akan lanjut."

Tuhan berkehendak meremukkan hamba-Nya dengan kesakitan. Tetapi apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman: Hamba-Ku, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22)
1. Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang kepada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;
Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut,
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan,
Dialah penolong kita dan perisai kita!
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,
seperti kami berharap kepada-Mu.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kepada Umat di Ibrani (4:14-16)

"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."

Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai seorang Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 962
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani, dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:42-45)

"Anak manusia datang untuk melayani dan untuk memberanikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang."

Sekali peristiwa, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil murid-murid-Nya lalu berkata, "Kamu tahu bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tetapi janganlah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


DUDUK DI KANAN KIRINYA?


Rekan-rekan yang baik!



Petikan Injil kali ini (Mrk 10:35-45) mengungkapkan keinginan Yakobus dan Yohanes untuk memperoleh kedudukan di kanan dan kiri Yesus dalam kemuliaannya nanti. Tetapi Yesus malah menanyai mereka, sanggupkah minum dari cawan yang diminumnya dan menerima baptisan yang diterimanya. Ditambahkannya, ia tak dapat menjanjikan kedudukan itu karena hanya Allah sendirilah yang menentukan siapa yang pantas ke sana. Kemudian Yesus mengatakan, barangsiapa ingin jadi orang besar hendaknya menjadi orang yang melayani orang lain. Bagi Anak Manusia, melayani dan mengamalkan diri menjadi jalan penebusan bagi umat manusia.



KEDUDUKAN KHUSUS, JADI PAHALA KHUSUS?


Yakobus dan Yohanes, seperti Petrus, adalah murid-murid pertama yang dipilih Yesus (Mrk 1:19). Mereka nanti dibawa serta guru mereka ke atas gunung untuk menyaksikan kemuliaannya (Mrk 9:2-8). Mereka juga diajak mengawani Yesus di Getsemani (Mrk 14:34). Jelas, mereka itu amat dekat dengan Yesus. Apa salahnya mengharapkan pahala duduk di kanan kirinya nanti dalam kemuliaannya, juga kemuliaan rohani? Konteks terdekat petikan ini ialah pemberitahuan yang ketiga kalinya mengenai diserahkannya Anak Manusia kepada orang bukan Yahudi, ia akan dicerca dan disiksa sampai mati tapi akan bangkit pada hari ketiga (Mrk 10:32-34). Kalimat-kalimat pemberitahuan ini tentu saja dimengerti para murid walaupun kebenarannya tak tecerna. Anak Manusia ini makin sulit dimengerti. Tak masuk akal!


MASALAH ILMU TAFSIR


Ketidakpahaman para murid akan penderitaan, kematian, dan kebangkitannya itu bukanlah ketidaktahuan atau ignorantia belaka, melainkan frustrasi dalam menghadapi perkara yang tak masuk akal seperti itu. Ada yang menjelaskan bahwa permintaan Yakobus dan Yohanes ini muncul dari anggapan bahwa Yesus sebentar lagi akan membangun kembali kejayaan politik dan duniawi Israel. Gagasan mengenai Mesias seperti itu memang ada dan sementara pengikut dan lawan Yesus berpendapat demikian. Akan tetapi, tidak bisa murid-murid yang terdekat begitu saja dianggap sama sekali keliru mengenai guru mereka. Penjelasan seperti ini kurang cocok dengan nada seluruh petikan. Lebih tepat bila kita anggap mereka sebenarnya juga mengetahui apa yang sesungguhnya dimaksud Yesus. Yang tak bisa mereka pahami adalah mengapa ia perlu menderita dan mati agar mencapai kemuliaan rohaninya itu. Soal mereka ialah bagaimana mengerti mengapa Allah membiarkan penderitaan seperti itu dan bukan bahwa mereka terbuai pandangan mesianisme politik. Murid-murid itu amat dekat dengan Yesus dan sebebal-bebalnya mereka, kiranya tidak akan terlalu meleset memahami siapa dia.


CAWAN DAN BAPTISAN


Yesus tidak langsung mencela mereka seperti kesepuluh murid lain yang marah kepada mereka. Ia hanya bertanya apakah mereka sanggup "minum dari cawan" yang harus diminumnya dan "dibaptis dengan baptisan" yang bakal dijalaninya. Minum dari cawan itu idiom bagi mengalami penderitaan, merasai cemooh dan murka dan hal seperti itu. Di Getsemani Yesus mohon agar Allah meluputkannya dari cawan (= penderitaan), bila ini memang ke*hendak-Nya.


Dalam alam pikiran religius orang dulu, cawan kerap dipandang berisi minuman yang datang dari dunia ilahi. Minumannya bisa berkat (Mzm 23:5; 116:13), hukuman (Yeh 23:31-33), atau amarah (Mzm 11:6; 75:9; Yes 51:17:22; Yer 25:15; 49:12; Hab 2:15-16). Menjelang periode akhir Perjanjian Lama, gagasan cawan berisikan amarah lebih dikenal. Gemanya terdengar dalam Kitab Wahyu (Why 14:10; 16:8.19; 17:4; 18:6). Karena cawan amarah sedemikian lazim, orang bilang cawan begitu saja. Bila diminum, amarah dalam cawan itu menyebabkan penderitaan. Inilah idiom dalam yang dijumpai kali ini dan nanti di Getsemani. Dengan minum cawan yang berisi murka Allah itu sampai tuntas, Yesus sang Anak Manusia menghapus amarah Allah dan dengan demikian hubungan antara manusia dengan Allah baik kembali. Kalau ia tidak meminumnya, amarah tadi akan tertumpah ke seluruh muka bumi. Menjalani baptisan juga sebuah idiom, maksudnya mengalami maut. Gabungan cawan dan baptisan berarti penderitaan yang membawa maut, seperti yang akan dialaminya dan sudah diumumkannya sendiri sampai tiga kali tapi tak tecerna oleh para murid. Yakobus dan Yohanes mengerti gaya bicara ini dan jawaban mereka betul-betul mengungkapkan tekad mereka untuk nekat ikut serta dalam penderitaan dan maut yang bakal dialami Yesus walaupun tak habis mengerti mengapa perlu sejauh itu. Mereka memang loyal. Akan tetapi, mereka lebih terdorong harapan bakal mendapat pahala khusus mengingat kedudukan khusus mereka. Hal terakhir inilah yang tidak dilewatkan begitu saja oleh Yesus. Ia menegaskan dirinya tak berhak memberikan kedudukan mulia karena Allah sendirilah yang bisa menentukan siapa-siapa yang bakal ada di sana.


SIAPA BAKAL DUDUK DI KANAN DAN KIRINYA?


Siapa yang ditentukan Allah bakal mendapat kedudukan itu? Tak akan meleset bila kita berpikir mengenai mereka yang dalam Injil-Injil disebut bakal masuk Kerajaan Allah atau empunya Kerajaan Allah: anak-anak yang diberkati Yesus, orang-orang yang disebut bahagia dalam khotbah di bukit, mereka yang nanti dalam ungkapan Matius tentang akhir zaman terbukti sudah sungguh-sungguh memperhatikan orang lain. Dalam Mrk 10:43-44 Yesus mengajak murid-murid agar menjadi pelayan dan hamba. Kata-kata Yesus dalam ay. 43 dan 44 itu bermaksud mengatakan agar para murid saling menjadi pelayan dan saling mengutamakan. Ajakan ini merombak wacana kekuasaan yang biasa, sama halnya dengan khotbah di bukit merombak pandangan umum. Dalam wacana kekuasaan yang lazim, arahnya dari atas ke bawah, seperti ditegaskan dalam ay. 42. Kebengisan, ketidakadilan, perlakuan buruk amat mudah muncul dalam wacana itu. Namun demikian, dalam ay. 43-44, wacana "atas-bawah" itu diratakan, di-horisontal-kan, begitulah istilahnya. Murid-murid diimbau agar menjadi pelayan bagi satu sama lain dan agar saling menganggap penting.

PANDANGAN YANG BERANI


Ajakan dan ajaran tadi diberi penjelasan "karena Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi orang banyak". "Memberikan nyawanya" dalam gaya bicara Semit berarti memberikan diri sepenuhnya, punya komitmen total, dan bila perlu sampai berkurban jiwa walaupun ini bukan hal yang pokok. "Orang banyak" juga merupakan cara berungkap khas untuk menyebut semua orang, bukan hanya "banyak". Gagasan "tebusan" datang dari dunia utang piutang dan pergadaian. Tebusan ialah ganti rugi, silih, yang diberikan untuk mengembalikan hutang yang tak terbayar dengan cara biasa. Umat manusia, semuanya, "orang banyak", telah merosot dan bukan lagi citra Allah yang utuh. Nah, ini rugi besar bagi Allah. Untuk membereskan perlu ada tebusan, ciptaan baru, sebagai ganti rugi Tak usah kita pakai gagasan "tumbal" di sini karena konotasi dan alam pikiran "tumbal" ialah kurban peredam amarah, bukan ganti yang setimpal. Allah akan menuntut ganti rugi yang tak gempil sana sini. Wacana teologi seperti ini dirombak dalam Mrk 10:45. Allah yang biasa dimengerti sebagai yang menuntut tebusan sampai sen terakhir itu kini tampil sebagai Allah yang ikhlas menyerahkan seluruh urusan kepada Anak Manusia. Dia ini ciptaan baru yang menampakkan wajah Allah yang sejati. Allah kini tampil bukan sebagai yang murka dan suka membuat perhitungan, melainkan yang menganggap manusia berharga, Allah yang menganggap kita ini patut ditelateni, bagaikan seorang pelayan dan hamba menghadapi tuannya. Bolehkah kita percaya bahwa Allah yang Maha Tinggi itu bertindak demikian kepada kita? Bisakah kita menerima ajaran Yesus agar orang saling menghargai sebagai jalan emas penebusan? Beranikah kita menerima itu semua sebagai Kabar Gembira?


MINGGU PEMBERITAAN KABAR GEMBIRA


Hari Minggu ini juga dirayakan sebagai Minggu Pemberitaan Kabar Gembira. (Juga biasa disebut Minggu Evangelisasi.) Gereja menjalankannya dengan macam-macam bentuknya. Tapi intinya sama: mendekatkan dunia kepada warta Kristus sang penebus dunia. Injil hari ini mengajak siapa saja yang menerjuni karya misi untuk semakin menyadari bahwa yang diharapkan dari mereka ialah kesanggupan dibaptis dengan baptisan Yesus dan minum dari cawan yang diminumnya juga. Ini pahala yang terbesar yang bisa diharapkan. Bila begitu, tidak perlu kita merasa terbawa dorongan dan keinginan mendapat tempat sedekat-dekatnya dengan Yesus yang mulia nanti. Misi pengikut Kristus itu bukan program pemurtadan, melainkan ikhtiar untuk berbagi cita-cita memulihkan keindahan ciptaan. Misi pengikut Kristus bisa dijalani bersama orang dari kepercayaan lain juga!




Salam hangat,




A. Gianto

Minggu, 18 Oktober 2009 :: Hari Minggu Biasa XXIX

Minggu, 18 Oktober 2009
Hari Minggu Biasa XXIX (Hari Minggu Evangelisasi)

“MEMINUM CAWAN DAN MENERIMA PEMBAPTISAN”

Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,

Hari ini adalah Hari Minggu Evangelisasi. Kata Euaggelion berarti Kabar Yang Baik. Tema Hari Minggu Evangelisasi ini adalah ”Bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahaya-Nya” (Why 21:24). Paus Benediktus XVI dalam suratnya menegaskan bahwa tujuan misi Gereja adalah menerangi semua umat manusia yang sedang mengarungi sejarah kehidupan menuju Allah di bawah panduan cahaya Injil sehingga di dalam Dia, mereka menjadi penuh dan lengkap. Dalam perspektif inilah para murid Kristus menyebar dalam seluruh karya dunia, berusaha mengatasi beban penderitaan, mempersembahkan hidup mereka. Semua umat beriman, karena pembaptisan, memiliki ”tugas” untuk menjadi pewarta Kabar Yang Baik (Redemptoris Missio no. 71). Prasyarat menjadi seorang pewarta adalah meminum cawan, menerima pembaptisan, melayani, dan memberikan nyawa untuk tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:35-45). Sanggupkah kita melakukan prasyarat ini?

Yakobus dan Yohanes meminta kepada Yesus supaya mereka diperkenankan duduk di sisi kanan dan kiri dalam kemuliaan-Nya kelak. Menanggapi permintaan ini, Yesus menjawab, ”Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?” (ayat 38). Meminum cawan berarti berani mengalami penderitaan, menerima cemoohan. Keyakinan semitis bahwa isi dari cawan berasal dari Yang Ilahi. Apabila isi cawan tidak diminum maka seluruh umat manusia akan mengalami penderitaan. Inilah makna simbolis dari meminum cawan. Bagi Yesus belumlah cukup dengan meminum cawan tetapi para murid harus menerima pembaptisan. Pembaptisan dalam konteks ini berarti berani menerima penderitaan yang membawa maut. Yesus meminum cawan penderitaan sampai tuntas bahkan wafat di kayu salib. Dengan menerima penderitaan dan wafat, Yesus bangkit. Kebangkitan Tuhan Yesus menjadi Terang untuk semua umat manusia. Terang kebangkitan inilah yang harus menjadi isi pewartaan.

“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (ayat 45). Jiwa seorang pewarta adalah memberi dan melayani. Hidup seorang pewarta bukan demi dirinya sendiri tetapi untuk orang lain. Yesus memberikan nyawa-Nya untuk menebus umat manusia. Memberikan nyawa berarti memberikan diri sepenuhnya, memiliki komitmen yang total, apabila perlu mengurbankan nyawa. Jalan pewartaan kita adalah pemberian diri-komitmen yang total, pengurbanan diri, dan kesetiaan akan iman Katolik serta panggilan hidup kita.



Salam dan berkat.


Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

http://www.st-stefanus.or.id

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy