| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 25 Oktober 2009 :: Mg Biasa XXX oleh Rm. I. Sumarya, SJ

Minggu, 25 Oktober 2009

Hari Minggu Biasa XXX: Yes 31:7-9; Ibr 5:1-6; Mrk 10:46-52

oleh Romo I. Sumarya, SJ

"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”

Indera ‘mata’ atau penglihatan merupakan salah satu dari lima indera yang cukup penting. Orang buta berarti mengalami kekurangan atau kelemahan untuk menerima aneka informasi yang dapat dilihat dan dinikmati melalui mata; yang bersangkutan juga dapat dengan mudah ditipu atau dikelabui orang lain. Dengan mata atau penglihatan yang baik kita dapat menikmati panorama atau pemandangan yang indah serta menyegarkan, entah itu tanaman, binatang maupun manusia atau alam pegunungan, dst.. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan orang buta, yang berteriak-teriak mohon penyembuhan dari Yesus. Yesus pun tergerak hatiNya oleh belas kasihan dan akhirnya menyembuhkan orang buta tersebut sehingga dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!’, demikian sabda Yesus kepada orang buta tersebut, dan ia pun sembuh, dapat melihat, kemudian “ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya

"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” (Mrk 10:52)

Mungkin di antara kita tidak ada yang buta matanya, namun kiranya ada yang kabur atau buta mata hatinya. “It be better to follow the blind man than to follow the blind heart”, demikian rumor yang berkembang ketika Gus Dur, yang buta matanya, terpilih menjadi presiden RI. Ungkapan tersebut apakah merupakan bentuk kekecewaan atau kebanggaan, nampaknya tidak jelas. Saya pribadi terkesan dengan rumor tersebut, dan setelah saya refleksikan hemat saya memang benar bahwa buta mata hati lebih merugikan daripada buta mata phisik. Buta mata hati berarti tidak/kurang beriman, sehingga orang yang buta hatinya akan hidup seenaknya sendiri, mengikuti selera pribadi, tidak mengikuti kehendak Tuhan atau menghayati janji-janji yang pernah diikrarkan.

Imanmu telah menyelamatkan engkau”, demikian sabda Yesus kepada orang yang buta matanya. Beriman berarti mempersembahkan atau menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan dalam cara hidup serta cara bertindak setiap hari senantiasa mentaati dan melaksanakan aturan atau tatanan hidup yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusannya, dan dengan demikian selamat, damai sejahtera. Maka jika kita mengakui diri sebagai orang beriman, marilah kita mawas diri: sejauh mana kita melaksanakan atau menghayati aturan dan tatanan hidup yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing? Jika kita masih sakit-sakitan, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh, berarti kita kurang atau tidak beriman.

Setelah disembuhkan si buta langsung mengikuti Yesus dalam perjalananNya, artinya ia berjalan bersama dan bersatu dengan Tuhan. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus/Tuhan, kita dipanggil mengikutiNya dalam perjalananNya, yang tidak lain berjalan atau pergi kemanapun dan dimanapun untuk menyelamatkan atau membahagiakan orang lain. Kita dipanggil untuk membahagiakan orang lain dalam dan melalui cara hidup, cara bertindak serta sepak terjang kita setiap hari. Kita semua kiranya memiliki mata tubuh yang sehat alias dapat melihat segala sesuatu dengan jelas, maka kami harapkan setelah melihat dan mungkin menemukan sesuatu yang tidak baik, tidak beres dan amburadul, hendaknya langsung diperbaiki, dibereskan dan diatur. Kami percaya jika kita sungguh beriman, maka ketika melihat sesuatu pasti langsung tergerak untuk melakukan sesuatu yang menyelamatkan dan membahagiakan. Orang sungguh beriman pada umumnya juga lebih melihat ke bawah dari pada ke atas, sehingga melihat kenyataan yang ada dengan jelas serta hidup dalam kenyataan bukan mimpi-mimpi; ia rendah hati.

“Setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.”(Ibr 5:1-3)

Kutipan di atas ini kiranya baik menjadi bahan refleksi para imam/pastor khususnya, dan juga umat Allah pada umumnya yang juga memiliki cirikhas imamat umum kaum beriman. Sebagai imam atau pastor hendaknya ‘dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat’, karena untuk itulah ia dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya Yesus, Imam Agung, yang datang untuk menyelamatkan orang berdosa, bukan orang sehat dan baik. Untuk itu sebagai imam atau pastor harus mendunia atau memahami seluk-beluk atau hal-ikhwal duniawi, kebutuhan hidup sehari-hari umat Allah serta lingkungan hidup mereka. Dengan kata lain hendaknya sering ‘turba’, turun ke bawah, melepaskan atribut kebesarannya dan menjadi sama dengan mereka yang didatangi kecuali dalam hal dosa.

Kita perlu mengerti kelemahan dan kerapuhan diri kita sendiri maupun mereka yang harus kita layani, agar kita tahu bentuk atau wujud persembahan macam apa yang harus kita haturkan alias bantuan atau pertolongan yang harus kita berikan. Kelemahan atau kerapuhan dapat terletak dalam hati, jiwa, akal budi atau tubuh. Orang-orang jahil dan sesat pada umumnya kelemahannya terletak dalam hati dan jiwa mereka, tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Maka jika kita jahil dan sesat atau siapapun yang merasa jahil dan sesat, marilah kita berdoa seperti ini: “Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"(1Raj 3:9).

Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari! Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung;”(Yer 31:8-9). Kutipan dari kitab Yeremia ini kiranya dapat kita refleksikan sebagai pendukung panggilan imamat kita, entah imamat jabatan maupun imamat umum kaum beriman. Kita dipanggil untuk membawa saudara-saudari kita ‘di jalan yang rata, dimana mereka tidak akan tersandung’. Kita dipanggil untuk membawa saudara-saudari kita kembali ke jalan benar, jalan hidup yang telah digelutinya, dialaminya sesuai dengan panggilan Tuhan. Dengan kata lain kita diingatkan untuk tanpa takut dan gentar menegor dan meluruskan mereka yang suka atau sering selingkuh, mengingkari panggilan dan tugas pengutusannya. Kepada siapapun yang sering ‘tersandung; apalagi ‘jatuh’ kami ingatkan: jangan-jangan telah berselingkuh; jika memang telah dan sedang berselingkuh kami ajak untuk bertobat, kembali ke jalan benar, demi kebahagiaan anda sendiri maupun saudara-saudari anda.

Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”(Mzm 126)

Jakarta, 25 Oktober 2009

.

Minggu, 25 Oktober 2009 :: Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 25 Oktober 2009
Hari Minggu Biasa XXX

"Kuatkanlah hatimu, berdirilah, Ia memanggil Engkau" (Mrk 10:49b)

Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, Engkau memanggil kami sesuai dengan keunggulan pribadi kami, agar dapat Kau pergunakan menjadi pengantara rahmat dan berkat. Sahabat kamipun meneguhkan kami seperti halnya Bartimeus didukung oleh teman-temannya, "Kuatkanlah hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Tuhan, kuatkanlah hati kami ketika kami lemah, ragu dan kurang yakin. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yeremia (31: 7-9)

"Dengan hiburan Aku akan membawa orang buta dan lumpuh."

Beginilah firman Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel! Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari! Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat.
(Mzm. 126: 1-2ab,2cd-3,4-5,6)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan sion, kita seperti orang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang diantara bangsa-bangsa, Tuhan telah melakukan perkara besar, Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah kepada kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kepada Umat Ibrani (5: 1-6)

"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek."

Saudara-saudara, setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 954
Ref. Alleluya
Ayat.
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10: 46-52)

"Rabuni, semoga aku dapat melihat."

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Injil Minggu Biasa XXX tahun B 25 Oktober 2009 (Mrk 10:46-52)
BYAAR! MELIHAT KEMBALI - KE ATAS!


Diceritakan dalam petikan kali ini (Mrk 10:46-52) bagaimana Bartimeus, seorang pengemis buta, ikut berdesak-desakan mengerumuni Yesus yang sedang berjalan lewat Yerikho. Ia berseru minta dikasihani oleh Yesus yang dipanggilnya sebagai "anak Daud", gelar Mesias yang dinanti-nantikan banyak orang itu. Kendati orang banyak menyuruhnya diam, ia terus berteriak dan makin keras. Mendengar itu Yesus menyuruh membawa Bartimeus mendekat untuk di*tanyai ingin apa darinya. Ketika ia minta agar bisa melihat kembali, Yesus mengatakan bahwa imannya telah menyelamatkannya. Saat itu juga Bartimeus dapat melihat kembali dan mulai mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Marilah kita tengok terlebih dahulu perihal orang buta dalam Alkitab sebelum mengamati beberapa peristiwa Yesus menyembuhkan orang buta dan menafsirkan kisah Bartimeus ini.


ORANG BUTA DALAM ALKITAB

Orang bisa buta sejak lahir (Yoh 9:1), atau berkurang penglihatannya karena usia lanjut (Ishak dalam Kej 27:1; Eli dalam 1Sam 3:2; Ahia dalam 1Raj 14:4). Di luar itu, kebutaan umumnya akibat penyakit mata yang kasep. Hukum agama dan hukum adat melindungi orang-orang buta (seperti halnya juga janda, musafir, orang sakit, orang miskin, dst.). Ada ancaman keras jangan sekali-sekali menyesatkan atau membiarkan orang buta tersandung (Im 19:14 dan Ul 27:18). Hukum-hukum ini keramat. Tipe orang saleh seperti Ayub bisa berkata sudah menjalankan kebaikan terhadap orang buta (Ayb 29:15).

Kebutaan Saulus (Kis 9) dipakai untuk menyadarkannya bahwa hingga saat itu ia "buta" akan kehadiran Yesus. Selain itu, kebutaan fisik membuatnya kini makin menghargai kebesaran Allah yang mengasihani orang buta seperti dia lewat orang yang mengantarkannya mencari kesembuhan di Damsyik - di sana ia juga menerima baptisan, yang dimengerti secara teologis olehnya nanti dalam Rm 6:5 sebagai ikut mati, dikubur, dan dibangkitkan kembali bersama dengan Kristus.

Kebutaan bisa didatangkan sebagai hajaran kekuatan gaib, misalnya Saulus/Paulus dengan kekuatan matanya menyihir buta seorang nabi palsu bernama Baryesus alias Elimas yang menjalankan praktek santet di Pafos di Pulau Siprus (Kis 13:11). Sambil berdoa Elisa menenung buta sepasukan orang Aram (2Raj 6:8 dst.). Malaikat Allah membutakan mata orang-orang Sodom yang berniat berbuat keji terhadap mereka yang menyamar sebagai tetamu Lot (Kej 19:1). Praktek merusak mata lawan juga dikenal, misalnya orang Filistin mencungkil mata Simson (Hak 16:22), Nebukadnezar membutakan Zedekia (2 RW 25:7).

Kebutaan dapat menggambarkan tipisnya kepekaan rohani, misalnya umat yang tak lagi mengindahkan Allah (Yes 42:18-19), malah pemimpin umat juga buta (Yes 56:10); juga orang yang duniawi belaka pikirannya (2Kor 4:4) atau yang tak berbuat baik kepada sesama (2 Ptr 1:9) dan yang membenci sesama (1Yoh 2:11). Gereja Laodikea dikatakan buta karena tidak menyadari kemerosotan rohani sendiri (Why 3:17). Orang Farisi diibaratkan orang buta menuntun orang buta (Mat 15:14; Luk 6:3).

YESUS DAN ORANG BUTA

Seperti diutarakan dalam Mat 11:5 dan Luk 7:(21-)22, dalam menjawab pertanyaan Yohanes Pembaptis, Yesus menyebut penyembuhan orang buta sebagai salah satu tanda bahwa dirinya itu tokoh yang telah lama dinanti-nantikan orang banyak. Hal ini berhubungan erat dengan gagasan Alkitab bahwa keselamatan datang bagaikan terang bagi orang buta (lihat Mzm 146:8; Yes 29:18; 35:5; 42:16.18; 43:8; Yer 31:8). Tiga kejadian penyembuhan orang buta diceritakan secara khusus dalam Injil-Injil:
Di Betsaida (Mrk 8:22-25; Mat 9:29): Markus melaporkan bahwa orang buta yang diludahi matanya dan ditumpangi tangan oleh Yesus mulai bisa samar-samar melihat kembali dan baru pulih sepenuhnya ketika matanya ditumpangi tangan sekali lagi. Matius mengandaikan pembaca mampu membayangkan tiap tindakan Yesus itu dan hanya melaporkan Yesus "menjamah mata" si buta. Akan tetapi, Matius menekankan orang buta itu ditanya dulu apa sungguh percaya Yesus bisa menolong mereka.
Mengenai peristiwa di Yerikho (Mrk 10:46 dst.; Luk 18:35 dst.; Mat 20:30 dst.) Markus dan Lukas berbicara tentang Bartimeus si buta yang menjadi peminta-minta, tapi entah bagaimana Matius menambahkan orang buta yang lain sehingga penyembuhannya terjadi pada dua orang buta tanpa nama. Boleh jadi ingatan Matius agak rancu dengan peristiwa yang pernah diceritakannya sendiri dalam Mat 9:27-29. Bagaimanapun juga si buta itu, satu atau dua orang, berteriak minta tolong, "Anak Daud, kasihanilah...!" Dan Yesus langsung berbuat sesuatu. Tak perlu heran, menurut adat dan hukum orang buta wajib ditolong (lihat catatan di atas), apalagi kalau yang bersangkutan mengimbau kewajiban keramat Mesias untuk menunjukkan belas kasihan ilahi.

Di Yerusalem (Yoh 9:1-41, orang buta sejak lahir), Yesus meludah ke tanah dan membuat lumpur yang dipoleskannya pada mata orang buta sejak lahir itu lalu menyuruhnya pergi berendam di kolam Siloam dan kembali ke Yesus dan penglihatannya kini beres. Penyembuhan ini terjadi dengan maksud menunjukkan betapa karya Allah nyata-nyata terjadi dalam diri orang buta sejak lahir itu (ay. 3).

Yesus bertindak seperti penyembuh paranormal zaman itu, lengkap dengan gerak-gerik magis-ritual dan penyebutan syarat-syaratnya segala. Injil kadang-kadang merekamnya, kadang-kadang hanya mengandaikan pembaca sudah tahu dan bisa membayangkannya sendiri.

DIALOG IMAJINER DENGAN BARTIMEUS

TANYA: Pak Bartimeus, kenapa kok Anda bersikeras minta tolong kepada Yesus? Apa Anda tidak takut orang banyak yang mengomeli Anda?

BARTIMEUS: Itu hakku, bukan? Yesus itu kan Mesias keturunan Daud, betul kagak? Ia tidak bakal mengingkari kewajibannya kepada orang kayak gue-gue ini. Dan ngapain takut sama orang banyak? Mereka kan tidak bakal berani menjegalku, situ kan ahli Kitab Suci, apa kata Im 19:14 dan Ul 27:18?

TANYA: Okay, Pak. Lain hal, apa yang Anda rasakan waktu Yesus tanya ingin apa darinya?

BARTIMEUS: Wah, dag-dig-dug! Sampai saat itu aku pikir aku ini kena hukuman Allah kayak orang Aram atau orang kota Sodom, atau dukun belang yang kalian kenal dari Kitab Suci. Kebetulan Yesus lewat Yerikho. Dengar-dengar ia mengajarkan Allah itu Bapa yang baik. Ini perkara baru. Tapi kurang jelas apa juga berlaku bagi orang seperti aku ini. Maka mau tanya langsung kepadanya. Tahu-tahunya ia malah nyuruh aku datang mendekat dan bertanya aku mau dia lakukan apa bagiku. Lha, tentu saja gue bilang pe*ngin bisa ngeliat kembali. Saat itu juga rasanya byaar!

TANYA: Omong-omong, persisnya Injil-Injil melaporkan "byaar" Anda itu tadi itu sebagai "saat itu juga ia bisa melihat kembali". Apanya yang "kembali"? Soalnya begini, sabar ya Pak, teks Injil mengatakan Anda itu "ana-eblepse". Lha, "eblepse", aorist orang ke-3 tunggal, artinya "mulai melihat" itu memiliki awalan "ana-" yang mengandung makna "kembali". Jadi, dengan "byaar" tadi Anda mulai bisa melihat hal-hal seperti dulu lagi. Tetapi awalan "ana-" itu juga berarti "ke atas", jadi "ana-eblepse" itu juga "mulai bisa memandang ke atas". Yesus sendiri misalnya ketika hendak memberi makan lima ribu orang dikatakan dalam Mat 14:19 "... menengadah (= ana-eblepsas) ke langit lalu mengucap syukur..." Apa Anda setuju dikisahkan dalam Injil-Injil dengan kata "ana-eblepse" yang sarat dengan dua nuansa itu?

BARTIMEUS: Waduh, waduh, terima kasih diajari Yunani! Memang cerita Injil-Injil itu jitu. Dalam "byaar" tadi rasa-rasanya mulai tampak juga apa yang dilihat Yesus ketika ia menengadah.

TANYA: Lha apa itu?

BARTIMEUS: Situ belum tahu? Kursus kilat Yunani saya balas dengan kursus kilat iman. Yesus bilang sama gue, "Imanmu sudah menyelamatkanmu." Ia tahu saat itu saya "byaar" dan mulai bisa juga melihat yang dilihatnya seperti ketika ia menengadah tadi. Inilah yang dia maksudkan. Aku mulai makin tertarik ikut melihat yang betul-betul dilihatnya, bukan hanya langit saja tapi siapa yang di sana. Karena itu, aku ikuti dia. Tiap hari aku mendengarkan ia bercerita mengenai Bapanya yang ada di surga, yang di atas sana. Maka Mrk 10:52 bilang tentang aku yang mantan pengemis buta ini "lalu ia mulai mengikutinya dalam perjalanannya". Maksudnya, jalan menuju Bapanya - tafsir ini ndak bisa Anda raih dengan eksegese tok lho, karena hanya terjangkau dalam iman yang disebut Yesus tadi. Luk 18:43 mengatakan yang sama ketika bilang tentang diriku "lalu ia mulai mengikuti dia sambil memuliakan Allah". Allah yang makin kupandangi dalam mengikut Yesus.

Pada akhir tanya jawab itu, terbayang Bartimeus berjalan mengikuti Yesus - ia yang tadi buta itu kini menuntun kita semua mulai memahami apa makna mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Ia juga bukan peminta-minta lagi, ia bisa memberi banyak. Apa rekan-rekan berkeberatan bila dikatakan perjumpaan Bartimeus dengan Yesus itu justru karena si buta ingin lebih tahu cerita Yesus tentang Bapa*nya yang di atas sana, di surga, dan dalam hubungan ini ia memperoleh kembali penglihatannya?


Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 24 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Sabtu, 24 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

“Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" (Rm 8:1-11; Luk 13:1-9)

Doa Renungan

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki agar hidup kami berbuah bagi sesama kami. Bantulah kami untuk selalu tumbuh, berkembang dan berbuah dalam kebenaran dan kejujuran seumur hidup kami. Teristimewa hari ini, semoga kami terus-menerus bertobat dan menyadari betapa penting kami hadir di hadapan-Mu dengan penuh cinta dan semangat yang berkobar. Bantulah kami dalam segala usaha dan keberanian untuk bertobat kepada-Mu. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (8:1-11)

"Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu."

Saudara-saudara, bagi mereka yang ada dalam Kristus tidak ada penghukuman. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat yang tidak berdaya karena daging telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita. Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Keinginan daging ialah maut, tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya! Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan di hati Allah. Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi kalau Kristus ada dalam dirimu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)


"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus

Doa Renungan Malam

Tuhan Yesus, kami telah melihat betapa banyak dan besarnya kemalangan dan penderitaan orang-orang di sekitar kami. Kami mohon ampun ya Tuhan, bila kami yang melihat semuanya itu tidak mampu untuk bertobat demi keselamatan kami. Hadirlah dan tinggallah bersama kami pada waktu kami hendak beristirahat dari segala pekerjaan kami hari ini, agar Engkau sendiri memulihkan semangat dan niat kami untuk bertobat dalam hidup ini. Terpujilah Engkau sepanjang segala masa. Amin.

Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Bertobat berarti memperbaharui diri dan meninggalkan cara hidup atau cara bertindak yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan; dengan kata lain terjadi perubahan, dan tentu saja perubahan ke arah yang lebih baik. Yang abadi di dunia ini adalah perubahan, dan masing-masing dari kita seiring dengan bertambahnya usia, pengalaman dan pergaulan pasti mengalami perubahan-perubahan tertentu. Dari kita semua diharapkan agar perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri kita masing-masing tidak percuma, yang berarti menghasilkan buah-buah, yaitu nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup yang menyelamatkan. Maka baiklah kita mawas diri: apakah di tempat tinggal dan tempat tugas/kerja kita masing-masing, kita sendiri tumbuh berkembang dalam iman dan kecerdasan dan cara hidup serta cara bertindak kita mempengaruhi lingkungan hidup kita semakin baik, menyenangkan dan mempesona bagi siapapun. Sebagai tanda atau gejala bahwa cara hidup dan cara bertindak kita tidak percuma, antara lain kita semakin dikasihi oleh Tuhan maupun sasama kita. Kepada kita semua yang mungkin dinilai percuma kehadiran dan sepak-terjang kita, marilah kita perbaiki dengan rendah hati dan kerja keras. Bahwa kita masih diperkenankan hidup dan bertindak sebagaimana adanya pada masa kini hendaknya dihayati sebagai kemurahan dan kesabaran hati Tuhan, maka jangan disia-siakan kemurahan dan kesabaran hati Tuhan.

· “Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” (Rm 8:5-6), demikian peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Kita semua kiranya mendambakan hidup dan damai sejahtera, maka marilah hidup menurut kehendak Roh Kudus, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti : “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Jika kita menghayati keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut di atas ini maka kita pasti akan hidup damai sejahtera, selamat dan sehat lahir dan batin, jasmani dan rohani. Kepada mereka yang masih hidup menurut daging alias sesuai kehendak setan seperti “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora”(Gal 5:19-21) , kami harapkan bertobat dan meninggalkan cara bertindak yang akan membawa ke penderitaan untuk selamanya. Perkenankan saya mengangkat salah satu keutamaan yang menurut saya up to date dan mendesak untuk kita hayati dan sebarluaskan, yaitu kesetiaan. Kami mengajak kita semua untuk setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita tidak percuma, tetapi berbuahkan apa-apa yang menyelamatkan dan membahagiakan baik diri kita sendiri maupun orang lain yang kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita.

“TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai."Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.”

(Mzm 24:1-5)

Jakarta, 24 Oktober 2009


I. Sumarya, SJ

Jumat, 23 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Jumat, 23 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

“Mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?” (Rm 7:8-25a; Luk 12:54-59)

Doa Renungan


Tuhan Yesus, ajarilah kami hari ini membuka mata, telinga, pikiran, serta hati kami lebar-lebar, agar kami menemukan Engkau yang bersabda dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Semoga melalui saudara-saudara dan alam semesta yang Kauciptakan, kami dapat menemukan dan mengakui kehadiran-Mu. Sertailah kami dalam tugas dan karya kami hari ini. Engkau yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (7:18-25a)


"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"

Saudara-saudara, aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia. Sebab kehendak memang ada dalam diriku, tetapi berbuat baik tidak ada. Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat, melainkan yang jahat yang tak kukehendaki. Jadi jika aku berbuat yang tidak kukehendaki, maka bukan aku lagi yang memperbuatnya, melainkan dosa yang diam dalam diriku. Jadi dalam diriku kudapati hukum berikut: Jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, malah yang jahatlah yang ada padaku. Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah, tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-anggota tubuhku. Aku ini manusia celaka. Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:66.68.76.77.93.94)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati: ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
4. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
5. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.
6. Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:54-59)

"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, "Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, 'Akan datang hujan'. Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, 'Hari akan panas terik'. Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, 'Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu'."



Renungan



Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yohanes dari Capestrano, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Karena wilayah Indonesia terletak di antara lempengan bumi, maka sering terjadi gempa bumi, dan akhir-akhir ini gempa bumi tiada henti terjadi. Para pakar gempa bumi telah memprediksi akan terjadinya gempa bumi, dan memang tidak tahu persis hari “H’nya; mereka mencermati dan menilai gerakan lempengan bumi serta berpesan pada daerah-daerah yang kemungkinan akan terjadi gempa bumi agar siap-siaga sewaktu-waktu terjadi gempa bumi. Dalam peristiwa gempa bumi terakhir yang melanda wilayah Sumatera Barat akhir September lalu nampak bahwa kita belum memiliki sarana yang memadai dalam mengatasi dampak gempa bumi, sebagaimana telah dimiliki beberapa Negara lain yang berpartisipasi mencari korban gempa (antara lain mereka mimiliki alat dan anjing yang dapat mendeteksi keberadaan korban yang masih hidup atau mayat). Gempa bumi hanya merupakan salah satu peristiwa yang menandai zaman ini, dan kiranya masih banyak peristiwa yang sering terulang kembali. Sabda Tuhan hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk meningkatkan kepekaan dan perhatian kita atas berbagai macam peristiwa yang memiliki dampak sosial cukup besar. Mungkin pertama-tama dan terutama masing-masing dari kita hendaknya peka terhadap apa yang terjadi dalam tubuh kita masing-masing, misalnya gejala akan sakit, bagi rekan perempuan gejala datang bulan/menstruasi atau hamil, dst.. Hemat saya ketika kita peka terhadap apa yang terjadi dalam tubuh kita, maka dengan mudah kita akan mampu mendeteksi aneka kemungkinan peristiwa yang akan terjadi di lingkungan hidup kita, dan kita tergerak untuk mempersiapkan segala sesuatu yang kiranya dibutuhkan untuk mengatasi aneka dampak peristiwa. St Yohanes, imam, yang kita rayakan hari ini juga menjadi pelindung pelayanan pastoral/pastor angkatan bersenjata; hemat saya angkatan bersenjata erat kaitannya dengan pendeteksian dan penilaian peristiwa-peristiwa. Dalam kasus atau peristiwa gempa bumi di Indonesia pada umumnya angkatan bersenjata yang siap sedia untuk terjun di lapangan guna membereskan aneka dampak gempa bumi.


· Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku”(Rm 7:21-23), demikian kesaksian Paulus. Apa yang dikatakan oleh Paulus ini merupakan buah pengenalan diri sendiri, apa yang terjadi dalam dirinya. Anggota-anggota tubuh kita memang dapat menghambat untuk berbuat baik, mungkin karena anggota tubuh kita tidak sehat. Marilah kita cermati diri kita masing-masing: anggota tubuh mana yang sering menghambat atau menghalang-halangi kita untuk berbuat baik kepada saudara-saudari kita? Jika kita telah mengenali dengan baik anggota tubuh kita yang sering mengganggu atau menghalangi kita untuk berbuat baik, hendaknya diusahakan perbaikan atau penyembuhan atas anggota tubuh tersebut atau mungkin butuh pengendalian khusus. Salah satu usaha perbaikan atau pengendalian antara lain kita minta bantuan orang lain untuk menegor ketika kita berbuat jahat atau melakukan apa yang merugikan orang lain alias melawan hukum Allah, perintah untuk saling mengasihi satu sama lain. Jika kita mampu mengendalikan anggota-anggota tubuh kita sehingga tidak melakukan apa yang jahat, maka kita juga lebih mudah berbuat baik kepada orang lain dan sikap kita terhadap orang lain berarti melayani bukan menguasai.


“Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.Biarlah rahmat-Mu sampai kepadaku, supaya aku hidup, sebab Taurat-Mu adalah kegemaranku

(Mzm 119:76-77)



Jakarta, 23 Oktober 2009


Ignatius Sumarya, SJ

Kamis, 22 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Kamis, 22 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya -- Yoh 14:16

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, sabda-Mu hari ini sungguh-sungguh menggetarkan hati kami. Sebab Engkau menghendaki agar kami rela meninggalkan segala-galanya demi Engkau. Bantulah kami hari ini untuk menyerahkan diri kami kepada-Mu. Terlebih ketika kami makin terikat pada manusia, harta, dan kehormatan serta pujian. Semoga kami berani mengerjakan pekerjaan kami hari ini, pertama-tama demi cinta kami yang mendalam kepada-Mu. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (6:19-23)

"Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan telah menjadi hamba Allah."

Saudara-saudara, mengingat kelemahanmu, aku berbicara secara manusia. Sebagaimana kalian dahulu telah menyerahkan anggota-angota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kalian kepada kedurhakaan, demikianlah sekarang kalian harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kalain kepada pengudusan. Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kalian bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kalian petik daripadanya? Semuanya menyebabkan kalian sekrang merasa malu, karena kesudahannya ialah kematian. Tetapi sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa, dan menjadi hamba Allah. Maka kalian memperoleh buah yang membawa kalian kepada pengudusan, dan akhirnya hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)

"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya, ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Ketika terjadi kebakaran rumah atau gedung kiranya hampir semua jenis barang dan bahan material bangunan dapat luluh lantak atau menjadi abu, kecuali logam emas murni. Emas murni terbakar berarti semakin nampak kemurnian atau keasliannya. Sabda Yesus hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mawas diri: sejauh mana kita setia pada charisma atau spiritualitas atau visi kita masing-masing, entah secara pribadi maupun organisatoris. Berbagai tantangan, hambatan, masalah maupun godaan kiranya sedikit banyak telah membuat kita kurang setia pada charisma, spiritualitas atau visi yang pernah kita ikrarkan, bahkan ada kecenderungan sementara orang untuk hidup dan berindak hanya mengikuti selera pribadi alias seenaknya sendiri serta mengesampingkan aneka aturan dan tatanan hidup yang berfungsi sebagai pendukung penghayatan charisma, spiritualitas atau visi. Maka dengan ini kami mengajak kita semua: Marilah kita setia pada charisma, spiritualitas atau visi kita masing-masing, dan sekiranya telah mengalami erosi dalam penghayatan, marilah kita memperbaharui diri, back to basic. Sebagai suami-isteri hendaknya setia pada pasangan masing-masing, saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, serta meninggalkan semangat kekanak-kanakan, sebagai religius marilah kita setia pada charisma pendiri serta meninggalkan cara hidup dan cara bertindak menurut adapt-istiadat keluarga yang tidak sesuai dengan charisma, dst.. Bagi kita semua orang beriman, hendaknya kita hidup dan bertindak sesuai dengan iman kita, hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Orgnanisasi-organisasi politik, kemasyarakatan, social dst.. hendaknya setia pada visi dasar organisasi, meskipun perwujudan strategi cara bertindak senantiasa dapat berubah sesuai tuntutan zaman, situasi dan kondisi.

"Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan." (Rm 6:19), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua umat beriman. Kita semua dipanggil untuk "menyerahkan anggota-anggota tubuh kita menjadi hamba kebenaran yang membawa kita kepada pengudusan atau kesucian". Anggota-anggota tubuh yang mungkin perlu kita perhatikan antara lain: pancaindera (mata, telinga, hidung, dst..), kaki dan tangan, dan yang tak boleh dilupakan tentu saja alat kelamin. Hendaknya memfungsikan anggota-anggota tubuh tersebut untuk berbuat benar atau melakukan apa-apa yang baik, yang membawa kita menuju ke kesucian atau pengudusan diri kita. Pada masa kini mungkin baik saya angkat masalah anggota tubuh yang cukup vital yaitu alat kelamin, entah penis atau vagina. Banyaknya pengguguran kandungan yang dilakukan oleh para remaja kita yang belum menikah menunjukkan bahwa cukup banyak remaja atau generasi muda memfungsikan alat kelamin demi kenikmatan diri sendiri, bukan demi kehendak Tuhan dalam rangka partisipasi karya penciptaan manusia. Tuhan menganugerahi kenikmatan hubungan seksual bukan untuk berfoya-foya atau cari enak sendiri, melainkan sebagai sarana atau bantuan bagi manusia dalam berpartisipasi dalam karya penciptaan manusia. Maha hendaknya hubungan seksual hanya dilakukan dengan suami atau isterinya sendiri alias dengan pasangan hidup masing-masing, tidak sebelum menikah maupun dengan berselingkuh dengan orang lain. Pengendalian mata dan telinga juga penting bagi kita semua, lebih-lebih bagi anak-anak kecil, yang belum dapat membedakan mana yang baik dan buruk.

Jakarta, 22 Oktober 2009


Ign Sumarya, SJ

Rabu, 21 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Rabu, 21 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut darinya."

Doa Renungan


Tuhan Yesus, ajarilah kami hari ini mengerjakan pekerjaan kami dengan tekun dan lurus. Bantulah kami dalam segala tantangan dan kesulitan, agar kami dengan setia dan bijaksana tetap mengarahkan diri pada kehendak-Mu. Berilah juga agar kesehatan raga kami Kauberkati agar kami tetap sanggup menjadi saksi penyelamatan-Mu bagi sesama kami. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (6:12-18)

"Serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang telah bangkit dari kematian."

Saudara-saudara, janganlah dosa berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kalian tidak lagi menuruti keinginannya. Janganlah kalian menyerahkan angota-anggota tubuhmu kepada dosa, untuk dipakai sebagai senjata kelaliman. Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati tapi sekarang hidup. Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran. Sebab kalian tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kalian tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkah di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita berbuat dosa karena tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Tidak tahukah kalian, bahwa dengan menghambakan diri kepada seseorang untuk mentaatinya, kalian menjadi hamba orang itu? Bahwa kalian harus mentaati dia baik dalam dosa yang memimpin kalian kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kalian kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kalian hamba dosa, tetapi sekarang kalian dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah disampaikan kepadamu. Kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 124:1-3.4-6.7-8)
1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita; - biarlah Israel berkata demikian, - jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:39-48)

"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut darinya."

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kalian juga siap sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka." Petrus bertanya, "Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksud dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?" Tuhan menjawab, "Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, 'Tuanku tidak datang-datang.' Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuannya akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Hamba yang baik harus selalu siap sedia karena majikannya akan datang tanpa disangka-sangka. Selama majikannya pergi ia harus tetap menjalankan tugasnya. Kesetiaannya tidak tergantung lagi pada hadir atau tidaknya sang majikan. Hamba yang baik selalu membawa kehadiran sang majikan dalam hatinya.

Bila kita menjadi baik hanya selama kita merasakan kehadiran Tuhan setelah kesempatan-kesempatan istimewa, kita hanyalah hamba yang tidak tahu diri. Kesetiaan bukanlah soal perasaan yang bisa berubah-ubah, melainkan soal pilihan.

Penebusan Kristus atas diri kita tidak terjadi di awang-awang, melainkan dalam kenyataan diri kita yang memiliki tubuh. Karena itulah Paulus mengingatkan bahwa tubuh kita bisa menjadi tempat rahmat sekaligus tempat dosa. Semuanya tergantung pada pilihan bebas kita. Pada kenyataannya, tubuh kita ini begitu mudah kita biarkan untuk menjadi budak dosa. Maka, kemerdekaan dari dosa harus juga menyangkut secara nyata kemerdekaan dari kebiasaan menggunakan tubuh kita untuk hal-hal yang berdosa.

Doa: Yesus, pertolonganku ada dalam nama-Mu. Mampukan aku untuk menggunakan tubuhku dalam kekudusan-Mu. Bimbing aku untuk selalu siap sedia bagi-Mu. Amin.



Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 20 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXIX

Selasa, 20 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXIX

"Jika karena dosa satu orang maut telah berkuasa, betapa hebatnya mereka akan berkuasa dalam kehidupan."

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, Engkau memuji bahagia hamba yang didapati tuannya sedang berjaga. Semoga kami yang hendak memulai pekerjaan kami hari ini menghayati sabda-Mu itu, dan kami merasakan kebahagiaan yang sejati sebab apa yang kami kerjakan pertama-tama hanya demi kemuliaan-Mu. Sudilah meneguhkan langkah-langkah kami hari ini. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (5:12,15b,17-19,20b-21)

"Jika karena dosa satu orang maut telah berkuasa, betapa hebatnya mereka akan berkuasa dalam kehidupan."

Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang, dan karena dosa itu juga maut. Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Jika karena pelanggaran satu orang semua orang jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa maka lebih benar lagi mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran: mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sebagaimana oleh satu pelanggaran semua orang mendapat penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sebagaimana oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, jadi sebagaimana dosa berkuasa dalam alam maut, demikianlah pula kasih karunia akan berkuasa karena Tuhan kita Yesus Kristus membenarkan kita untuk hidup kekal.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
Ayat.
(
Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar; bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata, "Tuhan itu benar!"

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:35-38)

"Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya datang dan mengetok pintu, segera dibukakan pintu. Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu, Sesunguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Banyak hal menular. Bila orang ngantuk, tahu-tahu kita yang tadinya segar ikut-ikutan menguap. Lalu tanpa sadar kita pun ikut ngantuk. Ketika ada bunyi keroncongan di perut teman kita, eh kok perut kita ikut tersetrum, yaitu ikut ambil suara keroncongan pula. Ada satu teman yang sakit flu, maka komunitas keluarganya dengan cepat tertular pula. Penularan memang sangat mudah terjadi dan sangat mudah berlangsung.

Santo Paulus, dalam bacaan pertama hari ini juga mengingatkan kita betapa karena satu orang, yakni Adam, yang berdosa, seluruh umat manusia tertular, yaitu kena dosa Adam. Karena pelanggaran satu orang, semua orang jatuh ke dalam kuasa maut. Namun Paulus juga mengingatkan dan menghibur kita, bahwa juga karena satu orang, yaitu Tuhan Yesus Kristus, kasih karunia Allah dilimpahkan kepada semua orang. Berkat satu orang yaitu Kristus, seluruh umat manusia diselamatkan. Bahkan kita memperoleh kasih karunia yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Dengan demikian, penularan bukan hanya bisa terjadi dalam hal yang negatif seperti dosa dan penyakit, tetapi juga dalam hal keselamatan dan kebaikan seperti pada Kristus, Tuhan kita.

Marilah kita menyadari bahwa tular-menular itu masih dapat selalu terjadi di antara kita. Mungkinkah kita semakin banyak menulari semakin banyak sesama kita dalam hal kebaikan, kasih, hidup tulus, murah hati, dsb? Kita mesti yakin, bila kita tekun berdoa dan banyak berbuat kasih kebaikan, yakinlah bahwa orang lain akan tertular. Dan lihatlah tiba-tiba semakin banyak orang baik di sekitar kita. Mengapa? Ya karena mereka ikut tertulari kebaikan kita! Bagus bukan? -- E. Martasudjita, Pr -- Inspirasi Batin 2009

Tuhan Yesus Kristus, aku datang untuk melakukan kehandak-Mu. Aku percaya, justru di dalam kelemahanku kasih karunia-Mu berlimpah. Bantulah aku untuk setia. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy