| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 31 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXX

Sabtu, 31 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXX

Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? -- 1Kor 3:16

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, dalam Injil pada hari ini Engkau mengajar dan menunjukkan jalan kehidupan yang harus kami tempuh untuk mencapai kerendahhatian. Engkau mengingatkan bahwa hidup kami tidak diletakkan pada harga diri, penghargaan, dan kekuasaan. Semua itu dapat hilang begitu saja dan kami dapat menderita karenanya. Semoga pengajaran-Mu pada hari ini membuka mata dan hati kami agar mampu meletakkan hidup kami atas kerendahhatian di mana kami menyadari kelemahan kami dan senantiasa bersandar pada-Mu. Bantulah kami selalu agar dalam hidup ini kami selalu percaya pada-Mu, Allah satu-satunya yang sempurna. Buatlah kami puas dengan memiliki Engkau dalam hidup kami ini agar kami tak merasa kekurangan suatu pun. Karena Engkaulah yang kekal dan sempurna untuk selamanya. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (11:1-2a.11-12.25-29)

"Jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka berarti lain daripada hidup dari antara orang mati?"

Saudara-saudara, mungkinkah Allah menolak umat-Nya? sekali-kali tidak! Sebab aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang telah Dia pilih. Maka aku bertanya: Apakah bangsa Israel tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi karena pelanggaran mereka keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka menjadi cemburu. Jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, apalagi kesempurnaan mereka. Saudara-saudara, hendaknya kalian mengetahui rahasia ini, agar jangan menganggap dirimu pandai. Sebagian dari bangsa Israel telah menjadi tegar hati sampai segenap bangsa lain masuk. Dengan demikian akhirnya seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis, "Dari Sion akan datang Penebus. Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari Yakub. Inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." Mengenai Injil, orang-orang Israel adalah musuh Allah oleh karena kalian, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat.
(Mzm 94:12-13a.14-15.17-18)
1. Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya Tuhan, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka.
2. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati.
3. Jika bukan Tuhan yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi. Ketika aku berpikir: "Kakiku goyang," maka kasih setia-Mu, ya Tuhan, menyokong aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-11)

"Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.



Renungan

Orang yang kokoh dari dalam tidak perlu lagi memoles dari luar. Bila keyakinan akan harga diri berakar kuat, tidak perlu lagi kita memburu hormat dari orang lain. Orang yang gila hormat akan berpusat pada diri sendiri dan memakai orang lain sebagai sumber pengakuan bagi diri sendiri. Ini sering terlihat dalam sikap tidak tahu diri. Yesus mengecam sikap ini. Hanya orang yang sudah penuh dari dalam bisa sungguh merendahkan diri. Orang semacam ini tahu, ada hormat atau tidak, keluhuran dirinya tidak akan terusik. Merendahkan diri di hadapan Tuhan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan.

Tuhan tidak pernah memaksa. Bangsa pilihan-Nya sendiri yang telah dituntun-Nya selama sekian lama ternyata tidak menerima Yesus. Karena itulah Yesus ditawarkan kepada bangsa-bangsa lain, dan ternyata justru mereka inilah yang menerima-Nya. Namun, cinta Paulus kepada bangsanya sendiri tidak berkurang. Seandainya bangsanya menerima Yesus, berkat yang mengalir melalui bangsanya kepada bangsa-bangsa lain tentu makin berlimpah. Keputusan apa pun yang kita buat atas iman kita, tidak pernah berlaku hanya untuk kita saja. Selalu ada yang terkena akibatnya.


Doa: Yesus, aku bersyukur bahwa Engkau tidak membuangku dari cinta-Mu. Kuatkan dasar harga diriku di dalam Engkau agar aku bersedia untuk merendahkan diri. Amin.



Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Jumat, 30 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXX

Jumat, 30 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXX

Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya -- Yesaya 32.17

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, di awal hari yang baru ini, Engkau mengajar untuk dekat dengan orang-orang di sekitar kami dan membutuhkan kami. Engkau mengajarkan bahwa kemanusiaan dan cinta kasih lebih penting daripada aturan atau hukum. Buatlah kami bijaksana dan mampu memandang dan menyadari kehadiran-Mu di tengah-tengah kesibukan kami sehari-hari, sehingga kami menjadi murid-murid yang senantiasa mengutamakan kasih kepada orang lain daripada mengutamakan kepentingan diri kami sendiri atau aturan-aturan yang justru membuat kami jauh dari-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (9:1-5)

"Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku."

Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1-6)

"Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur tidak segera menariknya keluar meski pada hari Sabat?"

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua orang yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan Yesus. Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Tetapi mereka semua diam saja. Lalu Yesus memegang tangan si sakit itu dan menyembuhkannya serta menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya ke luar, meski pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Bila kita bertanya kepada Yesus, “Kapan aku harus berbuat baik” maka Ia pasti akan berkata, “Setiap saat.” Ini tidak berarti bahwa Yesus bersikap sembarangan. Ia tahu persis bagaimana caranya. Inilah salah satu perbedaan besar antara kita dan Yesus. Karena ingin berbuat baik, kita memakai cara keliru yang justru merugikan. Atau, karena takut salah, kita justru memilih untuk tidak berbuat baik. Yesus tahu bahwa hari Sabat adalah hari yang disediakan untuk berbuat baik secara lebih istimewa melebihi hari-hari lain. Bila terus bertanya “kapan”, kita bisa tidak menyadari ketika kesempatan untuk berbuat baik sudah ada di depan mata.

Rahmat Tuhan yang telah diberikan kepada manusia sering kali tidak disadari. Perhatian manusia sering terikat pada patokan-patokan tertentu yang diciptakan. Bagi Paulus, inilah kenyataan yang menyedihkan di kalangan orang-orang sebangsanya. Sementara banyak bangsa lain menerima Yesus, orang sebangsanya justru menolak. Paulus bahkan rela dipisahkan dari Kristus, kalau saja dengan itu mereka justru menerima-Nya. Kita diajak membuka mata terhadap rahmat Tuhan yang terus mengalir dalam hidup kita.

Doa: Yesus, aku memegahkan-Mu karena Engkau terus berkarya dalam hidupku. Buatlah aku mampu melihat dan membagikan kasih-Mu setiap saat secara benar. Amin.

Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 29 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXX

Kamis, 29 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXX

Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya -- Mzm 25.10

Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus, Engkau yang dengan setia dan tabah melaksanakan kehendak Bapa-Mu, semoga menjadi teladan dan daya dorong bagi kami hari ini agar semakin tekun bekerja dan belajar dari kehidupan ini. Sertailah kami dalam tugas-tugas dan pekerjaan harian kami, agar kami makin bersatu dan merasakan belaskasih-Mu yang besar. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (8:31b-39)

"Tiada makhluk mana pun yang dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus."

Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita sekalian. Bagaimana mungkin Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka! Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit? Yang juga duduk di sisi kanan Allah? Yang malahan menjadi pembela kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan? Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? Atau pedang? Seperti ada tertulis, 'Karena Engkaulah kami berada dalam bahaya maut sepanjang hari dan dianggap sebagai domba sembelihan.' Tetapi dalam segalanya itu kita akan menang oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, baik maut maupun hidup, malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa baik yang di atas maupun yang di bawah, atau suatu makhluk lain mana pun, takkan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS. 843
Ref.
Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.

Ayat.
(Mzm 109:21-22.26-27.30-31)

1. Engkau, ya Allah, Tuhanku, bertindaklah kepadaku demi kebesaran nama-Mu, lepaskanlah aku karena kasih setia-Mu yang murah! Sebab sengsara dan miskinlah aku, dan hatiku terluka dalam diriku.
2. Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya mereka tahu bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya Tuhan, yang telah melakukannya.
3. Aku hendak bersyukur nyaring kepada Tuhan dengan mulutku, aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak. Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkan dia dari orang-orang yang menghukumnya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)

"Tidak semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem."

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

“Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem”.
(Rm 8:31b-39; Luk 13:31-35)


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Yerusalem adalah kota suci atau kota idaman bagi umat beriman: bait suci orang-orang Yahudi berada di Yerusalem, Yesus wafat dan naik ke sorga di Yerusalem, nabi Muhamad s.a.w. naik ke sorga via Yerusalem, dst.. Suci berarti dipersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, sehingga siapapun yang suci akan diberkati oleh Allah dan kemanapun ia pergi senantiasa atas atau dalam nama Allah. Keluarga dan tempat kerja merupakan tempat dimana kita memboroskan tenaga dan waktu kita, yang berarti mempersembahkan diri kita bagi Allah melalui saudara-saudari kita. Keluarga dan tempat kerja merupakan tempat idaman kita, yang menjanjikan kebahagiaan sejati sekaligus sarat dengan aneka tantangan, masalah dan hambatan. Maka marilah kita mawas diri: sejauh mana selama hidup di dalam keluarga maupun sibuk bekerja di tempat kerja kita semakin suci, semakin beriman, semakin mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Allah? Sejauh mana semakin mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk duniawi kita semakin beriman, semakin suci? Marilah dalam dan melalui keluarga maupun tempat kerja kita meneladan Yesus yang ‘rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya’, dengan kata lain cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun membuat lingkungan hidup enak dan nikmat untuk ditinggali serta semakin menarik, memikat dan mempesona bagi siapapun. Maka ketika di dalam keluarga maupun tempat kerja muncul tantangan, hambatan atau masalah, hendaknya dijadikan kesempatan untuk semakin mempersembahkan diri kepada Allah. Dengan kata lain jadikan tantangan, hambaan atau masalah sebagai wahana pembinaan dan pengembangan pribadi kita.
· Aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah”(Rm 8:38-39), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua umat beriman. “Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang” tidak akan memisahkan Paulus dari kasih Allah. Kasih Allah memang tidak terbatas bagi siapapun yang beriman kepadaNya. Orang yang sungguh beriman akan menghayati ‘penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan, atau kelelanjangan, atau bahaya atau pedang’ sebagai kesempatan emas untuk menghayati kasih Allah, sebagaimana telah terjadi dalam diri Yesus Kristus. Penderitaan dan salib Yesus menjadi rahmat dan keselamatan bagi yang percaya kepadaNya, maka ketika kita rela menderita karena setia dan taat pada panggilan dan tugas pengutusan, kita juga dapat menjadi berkat bagi saudara-saudari kita. Aneka macam bentuk kemerosotan moral yang masih marak di sana-sini pada saat ini hendaknya dijadikan kesempatan emas untuk merasul alias menyelamatkan atau membahagiakan orang lain, yang menjadi korban kemerosotan moral maupun yang melakukan tindakan amoral. Tugas panggilan menyelamatkan atau membahagiakan berarti siap sedia untuk mendatangi dan menyelamatkan apapun, siapapun yang tidak selamat dan tidak bahagia, dan tentu saja juga siap sedia dengan jiwa besar dan hati rela berkorban bagi sesamanya.

“Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya TUHAN, yang telah melakukannya… Aku hendak bersyukur sangat kepada TUHAN dengan mulutku, dan aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak. Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkannya dari orang-orang yang menghukumnya
(Mzm 109: 26-27.30-31).
Jakarta, 29 Oktober 2009




Ignatius Sumarya, SJ

Rabu, 28 Oktober 2009 :: Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul

Rabu, 28 Oktober 2009
Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul


Malaikat Tuhan akan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka -- Mzm 34.8

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, untuk memilih bagi-Mu orang-orang yang bersedia mengikuti rencana-Mu, Engkau berdoa semalam-malaman. Semoga teladan-Mu ini kami hayati dalam segala perencanaan dan pekerjaan yang hendak kami mulai pagi ini. Biarlah dalam segala doa-doa dan penyerahan diri kami, Engkau sendirilah yang memimpin dan meneguhkan langkah kami. Doakanlah kami ya Tuhan yang rapuh dan lemah ini agar kami sanggup bekerja bagi-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Efesus (2:19-22)

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan di seluruh bumi.
Ayat.
(Mzm 19:2-3.4-5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)


"Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya dua belas orang yang disebut-Nya rasul."

Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

“Ia memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul”
(Ef 2:19-22; Luk 6:12-19)


Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Simon dan St.Yudas, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Rasul berarti yang diutus. Dalam kisah Warta Gembira hari ini Yesus memilih dua belas rasul, dan sebelum melaksanakan tugas perutusan mereka, mereka diajak untuk mengikuti Yesus serta menyaksikan apa yang dilakukan oleh Yesus. Sebelum menentukan pilihan Yesus “berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah”. Apa yang dilakukan oleh Yesus ini kiranya dapat menjadi bahan permenungan kita, yaitu ‘berdoa sebelum membuat pilihan yang sangat menentukan cara hidup dan cara bertindak kita sendiri maupun orang lain’. Hal senada juga harus kita lakukan dalam rangka membuat keputusan-keputusan penting yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka baiklah di sini saya mengingatkan dan mengajak kita semua perihal menentukan pilihan atau membuat keputusan penting. Misalnya bagi rekan muda-mudi yang sedang berpacaran atau bertunangan kami harapkan tidak melupakan hidup doa, berdoa mohon pencerahan dari Tuhan apakah pacaran atau tunangan diputus atau dilanjutkan untuk membangun hidup berkeluarga, menjadi suami-isteri sampai mati. Kepada siapapun yang masih dalam proses pembelajaran kami harapkan juga berdoa sebelum menentukan atau memilih jenis pendidikan atau jurusan; demikian juga para pimpinan hendaknya berdoa sebelum membuat kebijakan atau keputusan penting. Kita semua berharap apapun yang menjadi keputusan atau pilihan kita akan membahagiakan kita sendiri maupun orang lain, yang sakit disembuhkan, yang kecewa dipuaskan, yang sedih dibahagiakan, yang miskin diperkaya, dst..

· “Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh”(Ef 2:21-22), demikian peringatan Paulus kepada umat di Efesus, kepada kita semua yang terpilih. Ingat bahwa masing-masing dari kita adalah ‘yang terpilih’! Bukankah ada jutaan sperma berlomba untuk bersatu dengan sel telor dan hanya satu yang menang atau terpilih, yang akhirnya menjadi ‘saya’, masing-masing dari kita saat ini? Sebagai yang terpilih kita diharapkan “turut dibangunkan menjadi bangunan rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus”, dengan kata lain cara hidup dan cara bertindak kita sesuai dengan kehendak Allah. Diri kita masing-masing sendiri diharapkan rapi, menarik, mempesona dan memikat, sehingga kebersamaan hidup kita dimanapun dan kapanpun juga demikian adanya. Sebagai pribadi yang menjadi bait Allah atau hidup di dalam Roh tentu saja cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”(Gal 5:22-23). Marilah kita saling mendukung dan mengingatkan bahwa masing-masing dari kita menjadi ‘bait Allah’, sehingga siapapun yang melihat kita, hidup bersama dengan kita, tergerak untuk berbakti kepada Allah, lebih beriman, lebih suci, semakin dikasihi oleh Allah dan sesama manusia. Maka jika ada saudara atau saudari kita yang hidup dan bertindak tidak sesuai dengan kehendak Allah seperti yang melakukan “ percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya”(Gal 5:19-21), hendaknya segera diingatkan.

“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari” (Mzm 19:2-5)

Jakarta, 28 Oktober 2009


Ign Sumarya, SJ

Selasa, 27 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXX

Selasa, 27 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXX


Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus -- Filipi 4.7

Doa Renungan

Allah Bapa kami sumber pengharapan sejati, taburkanlah sabda-Mu ke dalam hati kami agar tumbuhlah Kerajaan Allah tempat Engkau sendiri hadir dan merajai hidup kami hari ini. Semoga kami hari ini berkembang dalam segala ketekunan dan perbuatan baik, bertindak jujur kepada-Mu dan sesama. Kami serahkan segala apa yang kami rencanakan dan akan kami kerjakan hari ini ke dalam kekuatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (8:18-25)

"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."

Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negep! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, "Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya." Dan Yesus berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

"Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?”
(Rm 8:18-25; Luk 13:18-21)


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Salah satu kelemahan kelompok mayoritas adalah merasa diri kuat, hebat dan baik, tetapi sering kurang berkembang sebagaimana dituntut oleh perkembangan zaman, sebaliknya kelompok minoritas memang ada kecenderungan minder, tetapi juga karena merasa terjepit mereka terus mengembangkan diri dan dengan demikian berkualitas. Memang ada dilemma: berpihak pada mayoritas atau minoritas, apa saja atau yang terpilih saja. Berpihak pada mayoritas ada kecenderungan kurang mendalam dan dengan demikian kurang bermutu tetapi merata, sedangkan berpihak pada minoritas ada kemungkinan cukup mendalam dan dengan demikian cukup berkualitas. Jika Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah bagaikan biji sesawi atau ragi, hal itu mengingatkan dan mengajak kita semua, bahwa yang lebih diutamakan adalah kuwalitas bukan kuantitas, mutu bukan jumlah. Maka marilah prinsip ini kita hayati lebih-lebih dalam bidang pembinaan/pendidikan atau produksi. Dalam dunia pendidikan hendaknya kualitas lebih diutamakan daripada kuantitas, kecerdasan spiritual lebih diutamakan daripada kecerdasan-kecerdasan lainnya. Demikian juga dalam berproduksi, entah apapun: makanan, minuman, sarana-prasarana, dst.. hendaknya lebih diutamakan kualitas daripada kuantitas. Satu orang baik, bermutu, dewasa, cerdas dst.. akan berpengaruh bagi lingkungan hidupnya bagaikan ragi yang merasuki tepung terigu. Maka dengan ini kami berharap kepada kita semua umat beriman: marilah kita perdalam dan perkuat iman kita masing-masing, sehingga kehadiran, cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun membuat lingkungan hidup enak, nikmat dan mempesona. Dimana kita hadir maka komunitas atau lingkungan hidup menjadi bahagia, damai dan tenteram.

· Kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun” (Rm 8:24-25), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua. Apa yang diharapkan memang belum terlihat, maka siapapun yang sungguh mengharapkan sesuatu mereka akan dengan tekun dan bergairah mengusahakan. Kita semua mengharapkan keselamatan, dan diharapkan sejak saat ini kita telah mencicipi keselamatan tersebut. Yang terutama menjadi pengharapan kita adalah keselamtan jiwa kita, maka marilah kita usahakan dengan gairah dan tekun agar jiwa kita selamat dan bahagia ketika kita dipanggil Tuhan. Untuk itu kita memang diharapkan bagaikan ragi atau biji sesawi, yang tumbuh, menyebar dan fungsional. Tumbuhan sesawi yang telah tumbuh nampak indah dan menjadi tempat burung-burung serta kupu-kupu mencari makan dan berteduh, sedangkan ragi begitu hancur dan menyebar langsung membuat enak dan sedap makanan. Hidup dalam pengharapan berarti siap sedia untuk tumbuh berkembang dan hancur untuk dikorbankan atau dipersembahkan kepada yang lain. Kelengkapan keutamaan harapan adalah iman dan cinta: iman yang berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada yang lain dan cinta berarti melakukan sesuatu yang baik dan menyelamatkan bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain karena kita saling mengharapkan berarti kita juga saling berbuat baik dan mempersembahkan diri. Orang yang berpengharapan tidak pernah sedih, frustrasi atau lesu, tetapi senantiasa bergariah, ceria, dinamis dst.. sehingga menarik dan memikat serta mempesona bagi siapapun, seperti orang gila yang senyum terus dan tidak mengganggu orang lain tetapi malah menghibur orang lain yang melihatnya.

TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya”
(Mzm 1126:3-6)



Jakarta, 27 Oktober 2009.



Ign. Sumarya, SJ

Senin, 26 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXX

Senin, 26 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXX

Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan, jangan takut mengungkapkan isi hati kepada-Nya dalam doa dan tindakan baik.

Doa Renungan

Tuhan Yesus, kasih-Mu amat besar dalam hidup kami. Semoga kami yang hendak memulai pekerjaan harian kami sungguh merasakan kembali kasih-Mu itu. Secara istimewa kasih-Mu yang menyembuhkan itu semoga menyembuhkan kami, mereka yang saat ini sedang sakit, dan musuh-musuh kami, juga pada setiap orang yang hendak melaksanakan pekerjaan mereka hari ini. Terpujilah Engkau yang Mahabaik sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (8:12-17)

"Kalian telah menerima Roh yang menjadikan kalian anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa"

Saudara-saudara, kita ini orang berutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab jika kalian hidup menurut daging, kalian akan mati. Tetapi jika oleh Roh kalian mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kalian akan hidup. Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kalian menerima bukan roh perbudakan yang membuat kalian menjadi takut lagi, melainkan Roh yang menjadikan kalian anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa.' Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita bahwa kita ini anak Allah. Dan kalau kita ini anak, berarti juga ahli waris, yakni ahli waris Allah, sama seperti Kristus. Artinya jika kita menderita bersama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan.

Ayat.
(Mzm 68:2.6-7ab.20-21)
1. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.
2. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan sehingga mereka bahagia.
3. Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung beban kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan, Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:10-17)

"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari sabat?"

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?" Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


“Bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?”

(Rm 8:12-17; Luk 13:10-17)

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Di akhir sebuah lokakarya karya pendidikan, para wakil (dari keuskupan-keuskupan) menyampaikan rekomendasi berupa rencana kegiatan kerja di wilayah masing-masing. Cukup menarik ada beberapa wakil dalam menyampaikan rencana kegiatannya dengan catatan kaki, yaitu: pelaksanaan rencana kerja ini perlu rekomendasi Uskup. Dalam hati saya bertanya-tanya: apakah untuk berbuat baik perlu rekomendasi uskup, yang dimaksudkan kiranya perlu dana/beaya dari uskup. Hemat saya semua pimpinan di tingkat manapun tidak akan melarang anak buahnya berbuat baik. Perbuatan baik berada di ranah norma moral, yang mengatasi norma hukum. Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat dan apa yang dilakukan membuat gusar kepala rumah ibadat karena menurut aturan Sabat pada hari Sabat tidak boleh bekerja. Tetapi setelah Yesus menjelaskan arti Sabat dan perbuatanNya, mereka pun bersukacita. Belajar dan bercermin pada apa yang telah dilakukan oleh Yesus, marilah kita tidak takut atau ragu-ragu untuk berbuat baik dimanapun dan kapanpun, lebih-lebih menolong mereka yang sakit atau menderita. Kita jauhkan dan berantas aneka bentuk kemunafikan. Aneka macam aturan dan tatanan hidup bertujuan untuk kebaikan umum, maka semua perbuatan baik tidak melawan aturan atau tatanan hidup, melainkan memantapkan aturan dan tatanan tersebut, meskipun sekilas nampak melanggar aturan. Usaha dan kegiatan penyelamatan jiwa manusia dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja.

· “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah”(Rm 8:14-15). Anak Allah berarti orang yang sungguh dikasihi oleh Allah, dan kita semua kiranya mendambakan sebagai yang dikasihi oleh Allah. Kasih Allah kepada kita masing-masing telah kita terima secara melimpah ruah melalui mereka yang telah berbuat baik kepada kita, tanpa kenal aturan atau tatanan. Maka hendaknya tidak mengingkari diri sebagai yang telah dikasihi, dan tentu saja kita menanggapinya dengan berterima kasih, dan terima kasih itu kita wujudkan dengan mengasihi orang lain, sehingga kita hidup dan bertindak saling mengasihi. Jika kita hidup dan bertindak saling mengasihi maka tiada ketakutan sedikitpun dalam diri kita masing-masing, dan dengan demikian kita juga handal dan tabah terhadap aneka ancaman jenis penyakit. Maka jika dalam diri kita masing-masing masih ada ketakutan berarti kebersamaan hidup kita kurang atau tidak saling mengasihi atau ada yang bermental budak, dimana bertindak menunggu perintah. Baiklah jika ada saudara-saudari kita yang masih dalam ketakutan, marilah kita tolong dengan rendah hati agar tidak takut, antara lain dengan memperlihatkan kasih Allah yang melimpah ruah dalam diri mereka. Mereka yang takut pada umumnya karena merasa kurang dikasihi, padahal yang benar kasih kepadanya sungguh melimpah ruah. Kita ingatkan mereka bahwa kita sampai kini masih hidup seperti saat ini tidak lain karena kasih Allah yang kita terima melalui banyak orang yang telah mengaasihi kita.

Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut

(Mzm 68:20-21).

Jakarta, 26 Oktober 2009

Ignatius Sumarya, SJ

Bacaan Harian: 26 Oktober - 01 November 2009

Bacaan Harian: 26 Oktober - 01 November 2009

Senin, 26 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm 8:12-17; Mzm 68:2.6-7ab.20-21; Luk 13:10-17.
Dengan menyembuhkan orang pada hari Sabat, Yesus mengambil resiko untuk dikecam. Berbuat baik demi nilai-nilai kehidupan memang seringkali membawa resiko. Demi mencari aman, orang seringkali menghindar untuk berbuat baik dengan mengajukan banyak alasan.

Selasa, 27 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXX(H).
Rm 8:18-25; Mzm 126:1- 6; Luk 13:18-21.
Kerajaan Allah seumpama biji sesawi yang kecil tetapi dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar. Hal kecil yang kita lakukan dengan tekun demi Kerajaan Allah, pada saatnya akan menjadi begitu berguna dan berdampak bagi kebaikan. Kekuatannya terletak bukan pada diri kita, tetapi pada kuasa yang berasal dari Tuhan sendiri.

Rabu, 28 Oktober 2009:
Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul (M).
Ef 2:19-22; Mzm 19:2-5; Luk 6:12-19.
Sebagai pengikut Yesus, kita mungkin berusaha mengikuti ajaran-ajaran-Nya. Tetapi sanggupkah kita juga menjadi ‘rasul’ yang siap diutus mewartakan ajaran-Nya itu di manapun kita berada. Yesus bukan saja mau menyelamatkan diri kita sendiri-sendiri, tetapi Ia juga mau menyelamatkan semua yang lain. Untuk itu Ia membutuhkan kita sebagai pewarta kerajaan-Nya, menjadi penjala manusia.

Kamis, 29 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm 8:31b-39; Mzm 109:21-22. 26-27.30-31; Luk 13:31-35.
Perjalanan iman bersama Yesus adalah berangkat dari Galilea menuju Yerusalem. Jalan menuju kemuliaan harus melalui Golgota. Yesus taat pada kehendak Bapa. Ia tak gentar terhadap resiko dan ancaman. Sebagai orang beriman, siapkah kita berjuang dalam iman, bagaimanapun sulit dan beratnya, untuk menuju kemuliaan?

Jumat, 30 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm 9:1-5; Mzm 147:12-15.19-20; Luk 14:1-6.
Berbuat baik haruslah menjadi napas kehidupan dan dilakukan setiap saat. Manusia seringkali terpaku pada berbagai macam aturan, omongan atau anggapan orang, bahkan resiko-resiko yang mungkin timbul, sehingga tidak berani untuk berbuat baik. Marilah kita mulai dari hal-hal kecil untuk tidak lelah dan tidak takut berbuat baik.

Sabtu, 31 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm 11:1-2a.11-12.25-29; Mzm 94:12-13a.14-15; Luk 14:1.7-11.
Seperti umumnya manusia, kita cenderung bertindak mencari pujian, mengutamakan diri, dan sombong akan kemampuan diri. Yesus hari ini mengajarkan untuk rendah hati. Rendah hati artinya rela dan siap sedia mengutamakan kepentingan orang lain, mendahulukan orang lain dan tidak selalu berpusat pada diri sendiri. Dengan sikap itulah kita ditinggikan oleh-Nya.

Minggu, 01 November 2009:
Hari Raya Semua Orang Kudus (P).
Why 7:2-4.9-14; Mzm 24:1-4ab.5-6; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a.
Kita semua dipanggil untuk menjadi kudus dengan setia untuk menjalankan tugas perutusan kita. Pekerjaan ini tidak mudah. Ada banyak tantangan dan godaan. Namun, semua orang kudus yang kita rayakan hari ini menjadi teladan dan sekaligus menjadi dorongan bagi kita untuk mengusahakannya dengan bantuan rahmat Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy