Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
CARI RENUNGAN
Saat awan mendung .....
Saat hati mendung, selalu ada harapan akan hadirnya Roh Tuhan yang memberikan harapan dan gairah serta semangat baru!
Saat ada banyak pertanyaan yang tidak jelas untuk diriku, selalu ada saja jawaban yang membuatku bangkit dari keterpurukan!
Saat ada banyak kebencian yang menyelimuti aku, karena ketidacocokanku, perbedaan pendapat dengan temanku, selalu ada harapan untuk berdamai kembali dengannya!
Saat ada banyak rasa enggan untuk bertemu dengan temanku, di situlah ada harapan untuk mencari dia dan lebih dahulu menyapanya, "Halooo, pa kabar?"
Saat ada banyak kebosanan, di situlah ada banyak saat untuk mencari kesegaran baru dalam Tuhan, Sang Air Kehidupan!
Saat ada banyak kegelisahan tak menentu, di situlah, kusadari aku sendiri tidak bisa mengandalkan diri sendiri, melainkan ada saat untuk mencari Tuhan, harapan satu-satunya masa depanku.
Saat ada banyak keragu-raguan untuk melangkah, selalu ada kesempatan untuk berani melangkah di tengah ketidakpastian, karena dalam ketidakpastian ada saat untuk berharap, juga kalau tidak ada alasan untuk berharap sekalipun.
Saat ada rasa nyamanpun, di situlah kita terbuka untuk menyadari ada banyak ketidaknyamanan di dunia ini, karenanya biarlah rasa nyaman dalam dirimu tidaklah perlu terus menerus dialami.
Saat ada kepastian jaminan masa depan karena ada banyak kekayaan, janganlah lupa bahwa akan timbul tenggalam banyak kekuatiran kalau harta kita hilang, ada gejala kita menjadi tidak mudah murah hati karena ketakutan harta kita berkurang...!
Saat ada banyak pujian untuk dirimu, janganlah lupa bahwa ada banyak orang yang tidak mendapatkan pujian padahal mereka sudah bekerja keras untuk kepentingan banyak orang!
Saat engkau senang memakai baju yang baru dengan harga yang mahal, janganlah
lupa ada banyak karyawan buruh pakaian yang masih belum kecukupan.
Saat engkau makan enak, janganlah lupa dengan banyak orang yang masih kesulitan untuk makan saat ini, karena itu, janganlah engkau bangga bila mengatakan, "sekarang kita mau makan di mana?"
Saat engkau bisa tidur pulas di atas kasur yang empuk, ingatlah ada banyak orang tidur di manapun mereka bisa merebahkan punggungnya yang kecapekan karena berjuang keras mencari makan seharian.
Semoga makin banyak orang menemukan rahmat Tuhan di tengah kenyataaan yang pahit sekalipun.
Warm regards!
Blasius Slamet Lasmunadi, Pr
Bagikan
Bersusahlah....berbahagialah!!
Bersusahlah bila engkau sedang dipuji kehebatan prestasimu, karena bisa jadi engkau disamakan dengan prestasi kerjamu, sementara kegagalanmu tidak diakui! Karena itu berbahagialah bila engkau ditertawakan karena hasil pekerjaanmu masih belum sempurna. Apapun bentuk ejekannya, dan menyakitkan hati sekalipun, tetaplah melihat "harta tersembunyi" di balik ejekan itu, ada kesempatan emas untuk jadi orang yang makin profesional dalam bidangmu!
Bersusahlah bila engkau diberi banyak pekerjaan, karena bisa jadi engkau tergelincir mengenal dirimu sendiri. Dirimu bukanlah identik dengan banyak pekerjaan, karena siapa dirimu, terletak pada motivasi batinmu dalam bekerja! Karena itu berbahagialah bila engkau kurang dipercaya, sehingga sedikitlah pekerjaanmu, karena dengan pekerjaan yang sedikit engkau ditantang untuk lebih fokus dan setia pada perkara yang sepele. Kalau engkau mampu setia dan membereskan perkara sepele, engkau pasti juga setia kepada perkara yang lebih rumit!
Bersusahlah bila engkau mendapatkan hadiah yang begitu berharga, yang melebihi gajimu satu bulan, karena sangat terbuka, suatu saat nanti engkau diminta membalas orang itu dengan hadiah yang mesti lebih mahal lagi daripada yang sekarang dia berikan padamu. Karena itu berbahagialah engkau, bila engkau mampu memberi hadiah kepada orang yang tidak mampu membalas kebaikanmu, karena di situlah engkau belajar menyangkal diri dalam berbuat baik. Perbuatan baik yang disertai matiraga akan membuat dirimu tidak mudah mengontrol orang lain dengan perbuatan baikmu melainkan engkau akan belajar menghargai privasi kehendak orang lain, yang bisa jadi menolak perbuatanmu sebaik dan seluhur apapun.
Bersusahlah bila engkau diberi fasilitas hidup yang serba mewah dan serba lengkap, karena engkau kehilangan kesempatan untuk belajar kerepotan. Orang yang tidak belajar kerepotan akan kesulitan memahami kerepotan orang lain, sehingga ia akan mudah mencela dan menggerutu atas karya hasil baik orang lain. Maka berbahagialah bila engkau memiliki fasilitas hidup yang terbatas, cukuplah untuk hidup sehari hari, dan engkau belajar untuk kerepotan, seperti belajar masak sendiri, daripada beli di warung makan; belajar untuk naik turun tangga dan sambil kebingungan mencari saudaramu di rumah daripada pakai "intercom" atau "HP"; belajar untuk membereskan kamar tidur sendiri, meski repot sedikit,agar kita belajar memahami pekerjaan seorang pembantu; belajar untuk bertahan dalam kegelisahan dengan tidak SMS atau telp via HP, saat engkau menantikan kehadiran saudara, teman dekat.
Akhirnya, bersusahlah bila engkau diberi harapan akan cinta yang membahagiakan, memuaskan dan menyenangkan..karena harapan itu harapan palsu...cinta yang sejati itu membuat hati terluka, kecewa dan menyakitkan. Namun berbahagialah bila engkau telah melewati saat saat hati terluka karena belajar menerima kekecewaan, membiarkan dilukai oleh "duri duri" saudara kita serumah, pasangan hidup, ataupun orang orang yang dianggap terdekat sekalipun!
Berbahagialah ...karena engkau dipanggil menjadi sempurna, sebagaimana Allah Bapa sempurna di surga!! (bdk Mat 5:48)
Selamat akhir pekan!
Blasius Slamet Lasmunadi, Pr
Bagikan
Sekedar Pertanyaan...
Saat seseorang bisa membeli pulsa seharga Rp 100.000, apakah ia juga bisa membeli Kitab Suci atau bacaan-bacaan rohani yang harganya kurang lebih sama?
Saat seseorang bisa menyumbang Rp 50.000-100.000 untuk hajatan manten, apakah ia juga bisa menyumbang dengan jumlah yang sama bagi keluarga yang sedang berkabung?
Saat seseorang bisa menghabiskan waktumu untuk berjam-jam di depan komputer dan menonton acara entertainment TV, apakah dia juga bisa berjam-jam menemani pasangan hidup, suami-isteri berbelanja di supermarket, di pasar tradisional, menemani anak yang sedang belajar, menemani anak bermain, atau....?
Saat seseorang bisa menghabiskan waktu seharian untuk mancing di kolam ikan, di sungai, atau di muara, bahkan tidak dapat seekor ikan pun, apakah ia juga rela kehabisan waktunya untuk ikut pertemuan lingkungan, pendalaman iman, atau pertemuan bersama di RT-RW-nya demi kepentingan membangun persaudaraan?
Saat seorang wanita bisa menghabiskan waktunya untuk merawat diri berjam-jam di salon kecantikan, apakah dia juga akan rela kehilangan waktu berjam-jam untuk membereskan urusan rumah tangganya: memasak, belanja, membersihkan kamar mandi, dapur, juga kamarnya?
Saat seorang laki-laki dapat menghabiskan waktunya untuk berjam-jam nonton kejuaraan dunia sepakbola, sampai bangun tengah malam dan tidur larut pagi, apakah dia juga mau bangun pagi-pagi untuk ikut membereskan urusan rumah tangganya di pagi hari, saat sedang sibuk-sibuknya anak-anak mau sekolah, dan orang tua mau berangkat kerja?
Saat sepasang suami isteri dapat menghabiskan waktunya seharian berdua berjalan-jalan di supermarket, apakah dia juga mau menghabiskan waktunya untuk menemani anaknya makan, bermain, bercanda bersama, sementara sudah ada baby sitter, ada pengasuh anak untuk masing-masing anaknya? Anak-anak diperlakukan menjadi anaknya sendiri atau....?
Semoga ada banyak orang mampu membuat prioritas nilai hidup, agar tidak terjebak dalam aktivitas rutin yang menyenangkan dan memuaskan, melainkan berani memilih aktivitas yang tidak menyenangkan sekalipun tapi nilainya tahan uji!
Have a nice Sunday!
Blasius Slamet Lasmunadi, Pr
Bagikan
Senin, 02 November 2009 :: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (Rm I. Sumarya)
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk 23:43)
Doa yang benar kiranya bukan panjangnya kata-kata atau kalimat, suara keras dan gerak-gerik anggota tubuh, melainkan ‘hati yang terarah sepenuhnya kepada Tuhan/Yang Ilahi’. Orang yang akan dipanggil Tuhan atau pada menit-menit atau detik-detik terakhir hidup orang pada umumnya gelisah; mereka yang siap dipanggil Tuhan kegelisahannya lembut, sedangkan mereka yang tidak siap dipanggil Tuhan sangat gelisah, misalnya kaki dan tangan bergerak kesana-kemari, mulut berteriak-teriak, mata membelalak dst.. atau dalam bahasa Jawa disebut “mecati”. Kami percaya bahwa siapapun yang berkehendak baik ketika dipanggil Tuhan atau pada detik-detik terakhir hidupnya pasti berdoa seperti salah seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus, sebagaimana saya kutipkan di atas.
Dari penjahat yang bertobat, yang disalibkan bersama dengan Yesus, kita juga dapat mengimani bahwa hidup mulia kembali di sorga bersama Allah Pencipta dan Yesus yang kita imani merupakan anugerah Allah semata-mata. Kita imani bahwa orangtua, saudara-saudari atau kenalan dan sahabat kita yang telah dipanggil Tuhan telah menerima anugerah hidup mulia di sorga untuk selama-lamanya, dan dengan demikian kiranya mereka lebih mudah dan banyak berdoa daripada kita yang jarang atau malas berdoa. Maka baiklah dalam rangka mengenangkan ‘Arwah Semua Orang Beriman” hari ini kita juga minta didoakan oleh mereka yang telah mendahului perjalanan kita kembali ke sorga. Mengimani bahwa mereka mendoakan kita antara lain menjadi nyata atau terwujud dengan meneladan cara hidup dan cara bertindak mereka yang baik dan benar. Sebagai contoh: marilah kita kenangkan aneka macam nasihat, saran, perilaku baik yang telah disampaikan oleh orangtua kita masing-masing, yang telah dipanggil Tuhan, dan kemudian kita hayati nasihat dan saran tersebut serta kita ikuti teladan hidup dan bertindak mereka yang baik.
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2Kor 4:16-18).
Kita semua diingatkan untuk tidak berhenti atau hanya memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, yang bersifat kekal bukan sementara. Yang tidak kelihatan dan bersifat kekal adalah jiwa kita, yang sungguh mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita, maka marilah kita perhatikan kesehatan dan kebugaran jiwa kita. Bentuk perhatian tersebut kiranya dapat kita wujudkan dengan ‘ora et labora’/berdoa dan bekerja:
1). Berdoa. Berdoa merupakan salah satu cirikhas hidup orang beriman atau beragama, maka hendaknya jangan melupakan doa-doa harian atau doa-doa dalam aneka kesempatan dan kepentingan. Berdoa dengan baik dan benar pada umumnya mendorong atau memotivasi orang yang bersangkutan untuk melakukan apa yang baik dan benar. Berdoa berarti berrelasi atau berhubungan dengan Allah, dan karena Allah adalah mahasegalanya, maka berrelasi atau berwawancara dengan Dia kita pasti dipengaruhi atau dikuasainya. Dengan kata lain berdoa yang benar dan baik pertama-tama adalah mendengarkan sapaan atau sabda Allah melalui citpaan-ciptaan-Nya di dunia ini, dan kemudian menanggapi secara positif sentuhan atau sapaan Allah tersebut alias ‘mengerahkan tenaganya untuk menjalani hidup yang suci”.
2). Bekerja . “Semua orang beriman kristiani, sesuai dengan kondisi khas masing-masing; harus mengerahkan tenaganya untuk menjalani hidup yang suci” (KHK kan 210). Mengerahkan tenaga berarti bekerja, berpartisipasi dalam seluk-beluk atau hal-ikwal duniawi dengan mendunia. Dengan kata lain mengusahakan kesucian hidup dengan mendunia, mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Secara konkret berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun hendaknya baik dan menyelamatkan atau membahagiakan baik diri kita sendiri maupun orang lain atau sesama kita. Marilah kita kerjakan sebaik mungkin apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita, dengan mengerahkan tenaga dan waktu pada tugas dan kewajiban tersebut.
Ignatius Sumarya, SJ
Bagikan
Bacaan Harian: 02 - 08 Nopember 2009
Senin, 02 Nopember 2009:
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (U).
2Kor 4: 14 – 5:1; Mzm 130:1-8; Luk 23:33.39-43.
Hari ini kita semua dipanggil untuk mengenang dan mendoakan anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang telah meninggal. Sekaligus dengan itu, kita juga kembali diingatkan untuk selalu siaga mempersiapkan diri menjelang hari penghakiman terakhir. Pada saat itu, tempat mana yang disediakan pada kita tergantung dari apa yang telah kita perbuat untuk Yesus yang hadir dalam orang-orang yang lemah dan hina.
Selasa, 03 Nopember 2009:
Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Rm 12:5-16a; Mzm 131:1-3; Luk 14:15-24.
Berbagai macam alasan sering kita kemukakan demi tidak mau terlibat dalam kehidupan komunitas umat beriman. Kehidupan iman sulit bertumbuh tanpa komunitas. Bahkan mudah mengalami kekeringan. Maka dapat dimengerti, mengapa Yesus mengatakan bahwa sikap seperti itu akan menjauhkan orang-orang itu dari perjamuan yang telah disediakan-Nya.
Rabu, 04 Nopember 2009:
Peringatan Wajib St. Karolus Borromeus, Uskup (P).
Rm.13:8-10; Mzm 112:1-2.4-5.9; Luk 14:25-33.
Sebagai manusia kita cenderung untuk memilih yang 'enak' dan sesuai selera. Itulah yang kerap kali menghalangi kita untuk sungguh-sungguh mengikuti Yesus. Yesus mengingatkan, untuk mengikuti Dia kita harus sungguh siap mengutamakan kehendak-Nya. Itu seringkali menuntut sikap menyangkal diri dan kemauan untuk memanggul salib.
Kamis, 05 Nopember 2009:
Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Rm 14:7-12; Mzm 27:1.4.13-14; Luk 15:1-10.
Panggilan murid Kristus adalah tidak membiarkan satu domba pun hilang. Tengoklah di sekitar kita, adakah domba-domba yang terlepas dari Sang Gembala? Yesus mengajak kita untuk juga menjadi gembala yang baik yang tidak tinggal diam terhadap domba yang hilang.
Jumat, 06 Nopember 2009:
Jumat Pertama Dalam Bulan
Rm 15:14-21; Mzm 98:1-4; Luk 16:1-8.
Yesus memuji bendahara yang tidak jujur itu bukan karena ketidakjujurannya, tetapi karena perbuatannya yang cerdik dalam mengatasi situasi krisis. Dalam keadaan terjepit, ia melakukan kebaikan dengan mengurangi beban hutang orang-orang yang berhutang kepada tuannya. Kebaikan ini adalah jalan untuk keluar dari kemalangan dan mendapatkan stuasi rahmat dalam hidupnya.
Sabtu, 07 Nopember 2009:
Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Rm 16:3-9.16.22-27; Mzm 145: 2-5.10-11; Luk 16:9-15.
Menjalankan ajaran kasih Tuhan mulai dari hal-hal sederhana dan yang kecil-kecil akan memampukan kita untuk menjalankan yang lebih besar. Ada banyak hal sederhana dan kecil yang dapat kita lakukan sehari-hari di mana pun kita berada untuk mewujudkan kasih itu.
Minggu, 08 Nopember 2009:
Hari Minggu Biasa Pekan XXXII (H).
1Raj 17:10-11; Mzm 146:7-10; Ibr 9:24-28; Mrk 12:38-44 (Mrk 12:41-44).
Memberi adalah sesuatu yang biasa dalam hidup. Namun, memberi dari kekurangan adalah sesuatu yang luar biasa. Pemberian janda miskin dari kekurangannya adalah pemberian yang keluar dari hati yang penuh ketulusan. Sebaliknya, pemberian yang hanya mau cari pujian dan kehebatan diri akan kehilangan nilai kebaikannya.
Renungan: www.reginacaeli.org
Bagikan
Renungan Ziarah Batin dan Oase Rohani 2010
Renungan harian yang disusun mengikuti Kalender Liturgi Gereja (Komlit KWI).
Renungan Harian Best Seller sejak 1996
Terbit: 14 September 2009
Pengarang: Tim Penulis OBOR
Harga Rp 45.000
Dilengkapi nama Santo/Santa sesuai peringatan/pestanya, alamat Komisi & Lembaga KWI, Foto & Biodata ringkas Uskup-uskup Sufragan Provinsi Medan, Palembang, Jawa Barat, Semarang, dan Pontianak
Tim Penulis:
- Yohanes Indrakusuma, O.Carm
- Agustinus Surianto Himawan, Pr
- Paulinus M Simbolon, OFMCap
- Deshi Ramadhani, SJ
- Johanis Mangkey, MSC
- Aloys Budi Purnomo, Pr
- Ari Darmawan, Pr
- Kamelus Kamus, CICM
- Agustinus Riyanto, SCJ
- Ferry Sutrisna Wijaya, Pr
- Paulus Dwiyaminarta, CSsR
- Antonius Janga, CP
OASE ROHANI 2010 - Ziarah Batin Orang Muda
Buku Renungan dan Catatan Harian
Pengarang: Tim Penulis OBOR
Harga Rp 25.000
OASE adalah daerah di padang pasir yang berair cukup untuk tumbuhan dan pemukiman manusia. Namun, OASE dapat juga diartikan sebagai tempat atau pengalaman atau sesuatu yang menyenangkan di tengah-tengah suasana yang serba kalut dan tidak menyenangkan.
Buku renungan berbasis Alkitab untuk orang muda ini memilih tajuk OASE ROHANI karena ingin menjadi tempat bagi orang muda untuk menemukan jawaban atas berbagai persoalan hidup sehari-hari dengan inspirasi Sabda Tuhan, yang disusun mengikuti Kalender Liturgi Gereja Katolik yang diterbitkan oleh Komlit KWI.
Tim Penulis OASE ROHANI:
• Rm. FX. Didik Bagiyowinadi, Pr
• Sr. M. Skolastika, P.Karm
• Tim GEMA Bandung
• Rm. Benny Phang, O.Carm
• Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr
13 × 20 cm; 216 hlm;
Senin, 02 November 2009 :: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
"Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."
Doa Renungan
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kedua Makabe (12:43-45)
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab)
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Lebih daripada pengawal mengharapkan pagi, berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
5. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (4:14-5:1)
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang-orang yang mati dalam Tuhan. Mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Rekan-rekan yang budiman!
Pada peringatan arwah semua orang beriman 2 November 2009 ini dibacakan Luk 23:33.39-43. Petikan ini diangkat dari kisah penyaliban Yesus dan wafatnya di kayu salib. Garis besar peristiwa itu juga disampaikan dalam Mrk 15:29-32 yang dijadikan sumber Mat 27:39-44. Tapi dua Injil ini hanya menyebut hujatan dari dua kelompok orang, yakni mereka yang lewat di situ dan para imam kepala bersama ahli Taurat. Lukas mengisahkan bagaimana Yesus yang bergantung di salib diolok-olok tiga macam orang, yakni para pemimpin (Luk 23:35), para serdadu (ayat 36), dan bahkan oleh salah seorang penjahat yang ikut disalibkan bersama dia (ayat 39). Cemoohan mereka intinya begini: kalau memang benar dipilih Allah jadi "Mesias", "Raja", dan "Kristus", coba selamatkan diri sendiri dulu! Orang sekarang akan bilang, apa dasar bagi klaim sebesar itu.
MAU PERCAYA ATAU LEBIH SUKA MENGOLOK-OLOK?
Hanya kita dengar dari Lukas mengenai seorang penjahat lain yang menegur rekan sehukumannya yang menghina Yesus tadi. Katanya, apa tak takut kepada Yang Mahakuasa, kita ini memang pantas dihukum, tapi orang ini - maksudnya Yesus - tak bersalah (ayat 40-41). Kemudian ia malah minta Yesus mengingatnya apabila nanti datang sebagai Raja (ayat 42). Dan Yesus pun berjanji, hari itu juga orang itu akan ada bersama dia di dalam Firdaus (ayat 43).
Ketiga macam orang yang mengolok-olok tadi tak mau percaya bahwa Yesus datang untuk melepaskan manusia dari marabahaya sehingga bisa terus hidup sampai akhir perjalanan. Dengan begitu mereka menyangkal semua upaya penyelamatan yang dilakukan Yesus sepanjang hidupnya: menyembuhkan, memberitakan Kerajaan Allah, mengusir setan, mengajar tentang Bapanya, memilih murid-murid untuk meneruskan kegiatannya. Tetapi Yesus tidak menuruti godaan untuk menyelamatkan diri, sama seperti di padang gurun dulu (Luk 4:1-13). Dari mana dia punya kekuatan bertahan ini? Tentunya karena ia sadar bahwa tujuan perjalanannya ialah mencarikan keselamatan bagi orang lain, bukan bagi diri sendiri. Lagipula sudah terlalu banyak orang yang mengikutinya, kan tidak bener bila ia tinggal gelanggang. Dan siapa yang akan menanggung orang yang disalibkan di sampingnya yang sedemikian mempercayakan diri kepadanya itu? Ah, tak satu domba pun akan ditinggalkan di jalan kehancuran, tak satu mata uang yang terselip pun akan dilupakan, setakpantas apapun anak yang kembali akan menggembirakan (Luk 15:1-32). Tapi siapa yang akan mengurusi mereka kalau ia berhenti? Para pemangsa yang tak kelihatan sudah siap di sekitar, dan mereka semakin menjadi-jadi. Yesus itu lifeline dari Atas Sana bagi manusia yang terancam. Kalau putus bagaimana?
Harapan, kecemasan, dan penderitaan manusia, itulah yang membuat Yesus maju terus. Penderitaan tidak hanya menyakitkan tapi bisa menebalkan integritas siapa saja yang menaruh diri menjadi sesama bagi yang menderita (bdk. Luk 10:25-37 tentang orang Samaria yang jadi sesama bagi orang yang malang). Jalan terus sampai akhir itulah mahkota menjadi sesama bagi manusia. Ia itu Raja yang tak membiarkan orang sendirian di tengah bahaya. Tindakan Yesus itu pernyataan teologis yang amat berani: Tuhan dimuliakan karena peduli dan berhasil jadi sesama bagi manusia! Inkarnasi bukanlah Yang Ilahi "nitis" dalam diri manusia pilihan, melainkan menjadi orang yang mengerti kelemahan manusia, yang peduli akan keadaan manusia.
DARI LAPTOP LUC
Kemarin sore dalam Skype chat dengan Luc saya tanya ini itu tentang peritstiwa tadi. Ia itu kayak yuppie lulusan Harvard yang tampil berlaptop, headset, MP4, dan entah gadgets apa lagi. Tapi ia bikin search dalam laptopnya yang tipis dan seenteng bulu merek Luculius-4U2, dan membuka arsip surat yang pernah diemailkannya kepada pembaca Internos. Hot spot di Piazza della Pilotta memungkinkan WiFi di Twinhead Efio!123A di ruang studi saya menyedot dokumen itu in no time. Baiklah saya kutipkan saya dua paragraf yang ditulis Luc dan bisa dipakai lagi di sini.
"Rekan-rekan peminat Injil! .... [Dalam peristiwa Golgota itu,] satu-satunya tokoh yang berbicara, baik dengan pencemooh maupun dengan Yesus, ialah penjahat yang sadar tadi. Begitulah ia bisa menjadi tuntunan suara hati orang. Tidak ikut-ikutan. Bahkan ia menegur kawannya. Ia mengakui patut dihukum. Kemudian ia minta kepada Yesus, agar mengingatnya nanti bila datang sebagai Raja. Orang itu sudah bisa berdamai dengan diri sendiri. Karena itu ia juga bisa melihat dan mengakui siapa sebenarnya Yesus itu. Para pemimpin tak bisa, juga para serdadu tak mampu. Mereka belum dapat berekonsiliasi dengan diri sendiri. Apalagi penjahat yang ikut-ikutan mengumpat tadi. Ia tak bisa menerima dirinya sendiri, maka tidak melihat siapa yang ada di sampingnya itu."
"Jawaban Yesus (ayat 43) itu saya dapati dalam himpunan perkataannya yang beredar pada waktu saya mulai menulis. Dag-dig-dug, rasanya ia sedang berbicara kepada saya juga meskipun saya belum sepasrah orang yang disalibkan di samping Yesus itu. Kata pembimbing rohani, masih ada beban yang mesti dibenahi dulu. Tetapi kata-kata Yesus itu menyapa terus dan serasa ada daya luarbiasa yang mendorong menuliskan semuanya sampai plong. Berada kembali di Firdaus! Byaar! Seperti ketika manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Pencipta sendiri (Kej 1:26-27). Pernah dengar cerita orang bijak mengenai Yang Mahakuasa ketika mengusir manusia dari Firdaus karena melanggar perintahnya (Kej 3:23)? Sebelum mengeluarkan mereka, ia membuatkan mereka pakaian dan mengenakannya sendiri pada mereka (Kej 3:21). Kiranya ini cara-Nya mengatakan bahwa Ia tidak membenci manusia walau mereka dikenaiNya hukuman. Ia menunggu mereka selesai menjalani hukuman dan kembali ke Firdaus. Diam-diam Ia tetap menyertai manusia dalam ujud suara hati yang bisa didengarkan dan yang menuntun di jalan setapak kembali ke Firdaus lewat jalan lain yang tidak dihadang penjaga berpedang api. Ini bukan hasil anganan. Lihat yang terjadi di Golgota! Apa yang dilakukan suara hati si terhukum yang berdamai dengan diri sendiri itu? Si terhukum itu menemukan jalan kembali ke Firdaus, dan bukan sendirian, melainkan bersama dengan Yang Punya Kuasa sendiri! Yang Mahakuasa itu punya seribu satu cara menggapai manusia yang kehilangan arah. Dan taruh kata manusia putus asa, melingkar, kaku, dan Tuhan sendiri sudah hampir mutung kehabisan akal, masih ada "pengurus kebun" yang berani memintakan kelonggaran. Perumpamaan ini pernah saya sampaikan dalam Luk 13:1-9."
DI MANA PARA ARWAH ITU?
Begitulah Luc. Ada satu hal yang bisa secara khusus dibicarakan lebih jauh dalam kaitan dengan peringatan para arwah kali ini. Di mana arwah orang yang sudah meninggal dan bagaimana keadaannya? Pertanyaan semacam ini kerap terdengar di kalangan umat. Banyak yang mulai membuat perkiraan ini itu. Di sini teologi kita diuji apakah bisa menerangkan iman kepercayaan pengikut Kristus dengan lurus dan tidak ke sana ke mari.
Kita lihat saja cara penjelasan Kabar Gembira sendiri. Kan Injil ditulis untuk menyampaikan kembali kesaksian diri orang yang telah betul-betul mengalami kematian dan bangkit, yakni Yesus Kristus sendiri. Semua kisah pengajaran, mukjizat, dan tindakan-tindakan lainnya takkan banyak artinya bila tak dibaca dalam terang kebangkitannya itu. Perkataan serta tindakan yang disampaikan dalam Injil-Injil sudah diolah kembali dalam sinar hidup baru itu. Inilah yang kerap dilupakan. Dalam hubungan inilah dapat disimak kekuatan perkataan yang diucapkannya kepada orang yang disalib bersama dengannya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya HARI INI juga engkau akan ada bersama-sama aku DI DALAM FIRDAUS!" Kiranya sudah menjadi keyakinan iman dalam komunitas awal bahwa orang yang minta agar diingat oleh Sang Tersalib yang nantinya bangkit itu akan ada bersama dengannya hari itu juga, langsung pada saat meninggalkan dunia ini. Inilah kepercayaan para pengikut Kristus mengenai apa yang bakal terjadi dengan arwah orang yang meninggal. Sederhana. Ringkas. Tidak bertele-tele. Tapi karena sedemikian apa adanya, orang sering malah tidak mudah mempercayainya dan lebih tertarik mengembangkan pelbagai perkiraan mengenai keberadaan setelah kematian. Kita boleh tanya pada orang yang ikut disalib bersama Yesus yang diceritakan Luc dengan penuh simpati itu. Dan jawabannya kiranya akan mengulang perkataan Yesus sendiri, hari ini juga, ya hari ini juga... di Firdaus kembali, menjadi seperti manusia yang dijadikan seperti gambar dan rupa Dia yang ada di Sana. Inilah keadaan para arwah yang dirayakan orang-orang yang suka percaya.
Salam hangat,
A. Gianto
Bagikan
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati