| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 03 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Selasa, 03 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI

"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."

Doa Renungan


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, pekerjaan dan hati kami tak mampu membalas cinta Putera-Mu yang sebesar itu. Kami mohon ampun ya Bapa untuk segala kejahatan yang membutakan hati kami untuk mendengarkan tawaran-Mu itu. Bersihkanlah kami dari segala dosa yang tersimpan dalam hati agar suara-Mu dapat dengan jelas kami dengar. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (12:5-16a)

"Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."

Saudara-saudara, kita ini, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah


Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
dari sekarang sampai selama-lamanya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat: Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepada kalian.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:15-24)

"Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh."

Pada waktu itu Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Sementara perjamuan berlangsung, seorang tamu berkata kepada Yesus, "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli limapasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Saudara-saudara yang dicintai Tuhan,

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Dijamu dalam Kerajaan Allah” berarti dikuasai atau dirajai oleh Allah, dan dengan demikian siapapun yang dijamu dalam Kerajaan Allah berarti hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau perintah Allah, setia pada janji-janji yang pernah diikrarkan. Jika kita jujur rasanya masing-masing dari kita sering tidak/kurang setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan dengan alasan sebagai disampaikan oleh Yesus: membeli ladang/bisnis alias sibuk, mengurus harta kekayaan pribadi alias egois atau urusan keluarga alias ada alasan yang sulit dijelaskan. Alasan-alasan tersebut pada umumnya dimaklumi, namun mereka yang terbiasa membuat alasan yang demikian itu pasti akan hidup menderita serta merasa tidak aman, terancam terus menerus. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mendobrak dan memberantas alasan-alasan tersebut di atas: sibuk, egois atau tak dapat dijelaskan, entah dalam diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Kita sadari dan hayati bahwa diri kita adalah ‘miskin, cacat, buta atau lumpuh’, sehingga memiliki kesadaran dan pengahayatan terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, antara lain ajakan untuk berbuat baik/sosial, atau bertobat, kembali ke jalan hidup yang benar sebagaimana pernah kita ikrarkan dan coba telusuri. Marilah setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, meskipun untuk itu kita harus berjuang dan berkorban.

· “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati” (Rm 12:6-8a), demikian peringatan dan kesaksian Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Apa yang menjadi karunia kita masing-masing? Semua karunia kiranya memiliki cirikhas untuk melayani, maka marilah kita hidup saling melayani. Melayani berarti senantiasa berusaha dengan rendah hati dan sekuat tenaga membahagiakan dan menyelamatkan mereka yang harus kita layani, dan tentu saja mereka itu pertama-tama dan terutama adalah yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita, misalnya: suami atau isteri, anak-anak, kakak-adik, orangtua, rekan kerja, rekan bermain, dst.. Jika kita dapat melayani dengan baik mereka yang dekat dengan kita, maka dengan mudah kita dapat melayani mereka yang jauh atau sering kurang kita temui, sebaliknya jika kita tak dapat melayani dengan baik mereka yang dekat dengan kita, maka kita sulit melayani mereka yang jauh. Karunia konkret yang kita miliki memang berlainan satu sama lain, maka hendaknya saling memberikan alias saling melengkapi satu sama lain, sehingga dalam kebersamaan hidup atau kerja kita kaya akan kasih karunia. Kasih karunia dari Allah pada umumnya juga untuk melaksanakan tugas pengutusan tertentu sebagai partisipasi dalam karya penyelamatanNya, maka tugas apapun yang dibebankan kepada kita hendaknya dikerjakan dan diselesaikan dengan baik. Percayalah Tuhan mengutus sekaligus juga menganugerahkan aneka kebutuhan untuk melaksanakan tugas pengutusan tersebut.

“TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!” (Mzm 131)


Jakarta, 03 November 2009


Ignatius Sumarya, SJ



Bagikan

Saat awan mendung .....

Saat awan mendung, selalu saja ada harapan, terbentanglah harapan kan bersinar pelangi yang indah!

Saat hati mendung, selalu ada harapan akan hadirnya Roh Tuhan yang memberikan harapan dan gairah serta semangat baru!

Saat ada banyak pertanyaan yang tidak jelas untuk diriku, selalu ada saja jawaban yang membuatku bangkit dari keterpurukan!

Saat ada banyak kebencian yang menyelimuti aku, karena ketidacocokanku, perbedaan pendapat dengan temanku, selalu ada harapan untuk berdamai kembali dengannya!

Saat ada banyak rasa enggan untuk bertemu dengan temanku, di situlah ada harapan untuk mencari dia dan lebih dahulu menyapanya, "Halooo, pa kabar?"

Saat ada banyak kebosanan, di situlah ada banyak saat untuk mencari kesegaran baru dalam Tuhan, Sang Air Kehidupan!

Saat ada banyak kegelisahan tak menentu, di situlah, kusadari aku sendiri tidak bisa mengandalkan diri sendiri, melainkan ada saat untuk mencari Tuhan, harapan satu-satunya masa depanku.

Saat ada banyak keragu-raguan untuk melangkah, selalu ada kesempatan untuk berani melangkah di tengah ketidakpastian, karena dalam ketidakpastian ada saat untuk berharap, juga kalau tidak ada alasan untuk berharap sekalipun.

Saat ada rasa nyamanpun, di situlah kita terbuka untuk menyadari ada banyak ketidaknyamanan di dunia ini, karenanya biarlah rasa nyaman dalam dirimu tidaklah perlu terus menerus dialami.

Saat ada kepastian jaminan masa depan karena ada banyak kekayaan, janganlah lupa bahwa akan timbul tenggalam banyak kekuatiran kalau harta kita hilang, ada gejala kita menjadi tidak mudah murah hati karena ketakutan harta kita berkurang...!

Saat ada banyak pujian untuk dirimu, janganlah lupa bahwa ada banyak orang yang tidak mendapatkan pujian padahal mereka sudah bekerja keras untuk kepentingan banyak orang!

Saat engkau senang memakai baju yang baru dengan harga yang mahal, janganlah
lupa ada banyak karyawan buruh pakaian yang masih belum kecukupan.

Saat engkau makan enak, janganlah lupa dengan banyak orang yang masih kesulitan untuk makan saat ini, karena itu, janganlah engkau bangga bila mengatakan, "sekarang kita mau makan di mana?"

Saat engkau bisa tidur pulas di atas kasur yang empuk, ingatlah ada banyak orang tidur di manapun mereka bisa merebahkan punggungnya yang kecapekan karena berjuang keras mencari makan seharian.

Semoga makin banyak orang menemukan rahmat Tuhan di tengah kenyataaan yang pahit sekalipun.

Warm regards!


Blasius Slamet Lasmunadi, Pr

Bagikan

Bersusahlah....berbahagialah!!

Bersusahlah bila engkau sedang disanjung-sanjung karena kebaikanmulah yang kelihatan, sementara kelemahanmu diabaikan! Karena itu berbahagialah bila engkau dikritik, dicela, dan difitnah, itu berarti, engkau diakui masih memiliki kelemahan dan kekurangan yang harus segera diperbaiki. Apapun bentuk dan cara mereka mengusikmu, tidaklah penting, yang terpenting, mereka menunjukkan pada dirimu, janganlah puas pada dirimu sekarang ini, melainkan berkembanglah!

Bersusahlah bila engkau sedang dipuji kehebatan prestasimu, karena bisa jadi engkau disamakan dengan prestasi kerjamu, sementara kegagalanmu tidak diakui! Karena itu berbahagialah bila engkau ditertawakan karena hasil pekerjaanmu masih belum sempurna. Apapun bentuk ejekannya, dan menyakitkan hati sekalipun, tetaplah melihat "harta tersembunyi" di balik ejekan itu, ada kesempatan emas untuk jadi orang yang makin profesional dalam bidangmu!

Bersusahlah bila engkau diberi banyak pekerjaan, karena bisa jadi engkau tergelincir mengenal dirimu sendiri. Dirimu bukanlah identik dengan banyak pekerjaan, karena siapa dirimu, terletak pada motivasi batinmu dalam bekerja! Karena itu berbahagialah bila engkau kurang dipercaya, sehingga sedikitlah pekerjaanmu, karena dengan pekerjaan yang sedikit engkau ditantang untuk lebih fokus dan setia pada perkara yang sepele. Kalau engkau mampu setia dan membereskan perkara sepele, engkau pasti juga setia kepada perkara yang lebih rumit!

Bersusahlah bila engkau mendapatkan hadiah yang begitu berharga, yang melebihi gajimu satu bulan, karena sangat terbuka, suatu saat nanti engkau diminta membalas orang itu dengan hadiah yang mesti lebih mahal lagi daripada yang sekarang dia berikan padamu. Karena itu berbahagialah engkau, bila engkau mampu memberi hadiah kepada orang yang tidak mampu membalas kebaikanmu, karena di situlah engkau belajar menyangkal diri dalam berbuat baik. Perbuatan baik yang disertai matiraga akan membuat dirimu tidak mudah mengontrol orang lain dengan perbuatan baikmu melainkan engkau akan belajar menghargai privasi kehendak orang lain, yang bisa jadi menolak perbuatanmu sebaik dan seluhur apapun.

Bersusahlah bila engkau diberi fasilitas hidup yang serba mewah dan serba lengkap, karena engkau kehilangan kesempatan untuk belajar kerepotan. Orang yang tidak belajar kerepotan akan kesulitan memahami kerepotan orang lain, sehingga ia akan mudah mencela dan menggerutu atas karya hasil baik orang lain. Maka berbahagialah bila engkau memiliki fasilitas hidup yang terbatas, cukuplah untuk hidup sehari hari, dan engkau belajar untuk kerepotan, seperti belajar masak sendiri, daripada beli di warung makan; belajar untuk naik turun tangga dan sambil kebingungan mencari saudaramu di rumah daripada pakai "intercom" atau "HP"; belajar untuk membereskan kamar tidur sendiri, meski repot sedikit,agar kita belajar memahami pekerjaan seorang pembantu; belajar untuk bertahan dalam kegelisahan dengan tidak SMS atau telp via HP, saat engkau menantikan kehadiran saudara, teman dekat.

Akhirnya, bersusahlah bila engkau diberi harapan akan cinta yang membahagiakan, memuaskan dan menyenangkan..karena harapan itu harapan palsu...cinta yang sejati itu membuat hati terluka, kecewa dan menyakitkan. Namun berbahagialah bila engkau telah melewati saat saat hati terluka karena belajar menerima kekecewaan, membiarkan dilukai oleh "duri duri" saudara kita serumah, pasangan hidup, ataupun orang orang yang dianggap terdekat sekalipun!

Berbahagialah ...karena engkau dipanggil menjadi sempurna, sebagaimana Allah Bapa sempurna di surga!! (bdk Mat 5:48)

Selamat akhir pekan!

Blasius Slamet Lasmunadi, Pr


Bagikan

Sekedar Pertanyaan...

Saat seseorang bisa beli rokok sebungkus Rp 8.500 per hari kali 365 hari dalam satu tahun, apakah ia juga pernah berpikir, lebih murah Rp 8.500 x 365 untuk ditabung demi masa depan keluarga? Kalau sudah merokok beberapa tahun, silakan kalikan, berapa juta yang sebenarnya bisa ditabung?

Saat seseorang bisa membeli pulsa seharga Rp 100.000, apakah ia juga bisa membeli Kitab Suci atau bacaan-bacaan rohani yang harganya kurang lebih sama?

Saat seseorang bisa menyumbang Rp 50.000-100.000 untuk hajatan manten, apakah ia juga bisa menyumbang dengan jumlah yang sama bagi keluarga yang sedang berkabung?

Saat seseorang bisa menghabiskan waktumu untuk berjam-jam di depan komputer dan menonton acara entertainment TV, apakah dia juga bisa berjam-jam menemani pasangan hidup, suami-isteri berbelanja di supermarket, di pasar tradisional, menemani anak yang sedang belajar, menemani anak bermain, atau....?

Saat seseorang bisa menghabiskan waktu seharian untuk mancing di kolam ikan, di sungai, atau di muara, bahkan tidak dapat seekor ikan pun, apakah ia juga rela kehabisan waktunya untuk ikut pertemuan lingkungan, pendalaman iman, atau pertemuan bersama di RT-RW-nya demi kepentingan membangun persaudaraan?

Saat seorang wanita bisa menghabiskan waktunya untuk merawat diri berjam-jam di salon kecantikan, apakah dia juga akan rela kehilangan waktu berjam-jam untuk membereskan urusan rumah tangganya: memasak, belanja, membersihkan kamar mandi, dapur, juga kamarnya?

Saat seorang laki-laki dapat menghabiskan waktunya untuk berjam-jam nonton kejuaraan dunia sepakbola, sampai bangun tengah malam dan tidur larut pagi, apakah dia juga mau bangun pagi-pagi untuk ikut membereskan urusan rumah tangganya di pagi hari, saat sedang sibuk-sibuknya anak-anak mau sekolah, dan orang tua mau berangkat kerja?

Saat sepasang suami isteri dapat menghabiskan waktunya seharian berdua berjalan-jalan di supermarket, apakah dia juga mau menghabiskan waktunya untuk menemani anaknya makan, bermain, bercanda bersama, sementara sudah ada baby sitter, ada pengasuh anak untuk masing-masing anaknya? Anak-anak diperlakukan menjadi anaknya sendiri atau....?

Semoga ada banyak orang mampu membuat prioritas nilai hidup, agar tidak terjebak dalam aktivitas rutin yang menyenangkan dan memuaskan, melainkan berani memilih aktivitas yang tidak menyenangkan sekalipun tapi nilainya tahan uji!

Have a nice Sunday!



Bagikan

Senin, 02 November 2009 :: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (Rm I. Sumarya)

Senin, 02 November 2009
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

Para hari “Peringatan Arwah Semua Orang Beriman” ini kita semua diajak untuk mengenangkan mereka yang telah dipanggil Tuhan: kakek-nenek, orangtua, kakak-adik, kenalan, sahabat dst.. yang telah mendahului kita meninggalkan dunia ini. Maka marilah kita kenangkan siapa saja yang mungkin dekat dengan kita dalam masa hidupnya dan telah dipanggil Tuhan: mungkin baik jika kita kenangkan mereka yang telah begitu banyak mengasihi dan memperhatikan kita, misalnya orangtua, kakek-nenek, para pendidik, dst.. Dalam mengenangkan ini kiranya baik, jika mungkin, kita berdoa di tempat mereka telah dimakamkan atau beristirahat untuk selama-lamanya; kita bersihkan lingkungan hidup tempat mereka dimakamkan dst.. Untuk membantu mengenangkan mereka yang telah dipanggil Tuhan, saya sampaikan catatan-catatan sederhana dengan merefleksikan sabda Yesus serta kutipan surat Paulus kepada umat di Korintus di bawah ini:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk 23:43)

Kita semua kiranya percaya bahwa saudara-saudari, orangtua, sahabat atau kenalan kita yang telah dipanggil Tuhan selama masa hidupnya di dunia senantiasa berkehendak baik, berusaha untuk berbuat baik kepada saudara-saudari dan sesamanya. Namun karena keterbatasan dan kelemahan diri sebagai manusia apa yang dilakukan sering dinilai tidak baik; mereka tidak tahu bahwa yang mereka lakukan mencelakakan orang lain atau berakibat buruk terhadap orang lain. Kami percaya orang-orang yang demikian itu, yang pada dasarnya berkehendak baik dan karena keterbatasannya ternyata yang dilakukan kurang/tidak baik, pada detik-detik terakhir hidupnya kiranya berdoa seperti ‘salah seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus :”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Luk 23:42) dan Yesus menjawab : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”(Luk 23:43).

Doa yang benar kiranya bukan panjangnya kata-kata atau kalimat, suara keras dan gerak-gerik anggota tubuh, melainkan ‘hati yang terarah sepenuhnya kepada Tuhan/Yang Ilahi’. Orang yang akan dipanggil Tuhan atau pada menit-menit atau detik-detik terakhir hidup orang pada umumnya gelisah; mereka yang siap dipanggil Tuhan kegelisahannya lembut, sedangkan mereka yang tidak siap dipanggil Tuhan sangat gelisah, misalnya kaki dan tangan bergerak kesana-kemari, mulut berteriak-teriak, mata membelalak dst.. atau dalam bahasa Jawa disebut “mecati”. Kami percaya bahwa siapapun yang berkehendak baik ketika dipanggil Tuhan atau pada detik-detik terakhir hidupnya pasti berdoa seperti salah seorang penjahat yang disalibkan bersama Yesus, sebagaimana saya kutipkan di atas.

Dari penjahat yang bertobat, yang disalibkan bersama dengan Yesus, kita juga dapat mengimani bahwa hidup mulia kembali di sorga bersama Allah Pencipta dan Yesus yang kita imani merupakan anugerah Allah semata-mata. Kita imani bahwa orangtua, saudara-saudari atau kenalan dan sahabat kita yang telah dipanggil Tuhan telah menerima anugerah hidup mulia di sorga untuk selama-lamanya, dan dengan demikian kiranya mereka lebih mudah dan banyak berdoa daripada kita yang jarang atau malas berdoa. Maka baiklah dalam rangka mengenangkan ‘Arwah Semua Orang Beriman” hari ini kita juga minta didoakan oleh mereka yang telah mendahului perjalanan kita kembali ke sorga. Mengimani bahwa mereka mendoakan kita antara lain menjadi nyata atau terwujud dengan meneladan cara hidup dan cara bertindak mereka yang baik dan benar. Sebagai contoh: marilah kita kenangkan aneka macam nasihat, saran, perilaku baik yang telah disampaikan oleh orangtua kita masing-masing, yang telah dipanggil Tuhan, dan kemudian kita hayati nasihat dan saran tersebut serta kita ikuti teladan hidup dan bertindak mereka yang baik.

“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal(2Kor 4:16-18).


Kutipan dari surat Paulus kepada umat di Korintus di atas ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita semua orang beriman, khususnya mereka yang kesehatan tubuhnya semakin menurun atau lemah, entah karena sakit atau tambah usia alias sudah lansia. “Meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari”, inilah yang hendaknya menjadi acuan atau pedoman hidup kita sebagai orang yang semakin merosot kesehatan atau kebugaran tubuhnya. Dengan kata lain ketika tubuh kita lemah dan tak berdaya hendaknya berdoa menjadi kegiatan atau kerasulan utama: berdoa dalam dilakukan kapan pun dan dimanapun. Mungkin doanya singkat saja seperti doa penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus: ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

Kita semua diingatkan untuk tidak berhenti atau hanya memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, yang bersifat kekal bukan sementara. Yang tidak kelihatan dan bersifat kekal adalah jiwa kita, yang sungguh mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita, maka marilah kita perhatikan kesehatan dan kebugaran jiwa kita. Bentuk perhatian tersebut kiranya dapat kita wujudkan dengan ‘ora et labora’/berdoa dan bekerja:
1). Berdoa. Berdoa merupakan salah satu cirikhas hidup orang beriman atau beragama, maka hendaknya jangan melupakan doa-doa harian atau doa-doa dalam aneka kesempatan dan kepentingan. Berdoa dengan baik dan benar pada umumnya mendorong atau memotivasi orang yang bersangkutan untuk melakukan apa yang baik dan benar. Berdoa berarti berrelasi atau berhubungan dengan Allah, dan karena Allah adalah mahasegalanya, maka berrelasi atau berwawancara dengan Dia kita pasti dipengaruhi atau dikuasainya. Dengan kata lain berdoa yang benar dan baik pertama-tama adalah mendengarkan sapaan atau sabda Allah melalui citpaan-ciptaan-Nya di dunia ini, dan kemudian menanggapi secara positif sentuhan atau sapaan Allah tersebut alias ‘mengerahkan tenaganya untuk menjalani hidup yang suci”.
2). Bekerja . “Semua orang beriman kristiani, sesuai dengan kondisi khas masing-masing; harus mengerahkan tenaganya untuk menjalani hidup yang suci” (KHK kan 210). Mengerahkan tenaga berarti bekerja, berpartisipasi dalam seluk-beluk atau hal-ikwal duniawi dengan mendunia. Dengan kata lain mengusahakan kesucian hidup dengan mendunia, mengurus dan mengelola hal-hal duniawi. Secara konkret berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun hendaknya baik dan menyelamatkan atau membahagiakan baik diri kita sendiri maupun orang lain atau sesama kita. Marilah kita kerjakan sebaik mungkin apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita, dengan mengerahkan tenaga dan waktu pada tugas dan kewajiban tersebut.
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.” (Mzm 130:1-6)


Jakarta, 2 November 2009



Ignatius Sumarya, SJ



Bagikan

Bacaan Harian: 02 - 08 Nopember 2009

Bacaan Harian: 02 - 08 Nopember 2009

Senin, 02 Nopember 2009:
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (U).
2Kor 4: 14 – 5:1; Mzm 130:1-8; Luk 23:33.39-43.

Hari ini kita semua dipanggil untuk mengenang dan mendoakan anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang telah meninggal. Sekaligus dengan itu, kita juga kembali diingatkan untuk selalu siaga mempersiapkan diri menjelang hari penghakiman terakhir. Pada saat itu, tempat mana yang disediakan pada kita tergantung dari apa yang telah kita perbuat untuk Yesus yang hadir dalam orang-orang yang lemah dan hina.

Selasa, 03 Nopember 2009:
Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Rm 12:5-16a; Mzm 131:1-3; Luk 14:15-24.

Berbagai macam alasan sering kita kemukakan demi tidak mau terlibat dalam kehidupan komunitas umat beriman. Kehidupan iman sulit bertumbuh tanpa komunitas. Bahkan mudah mengalami kekeringan. Maka dapat dimengerti, mengapa Yesus mengatakan bahwa sikap seperti itu akan menjauhkan orang-orang itu dari perjamuan yang telah disediakan-Nya.

Rabu, 04 Nopember 2009:
Peringatan Wajib St. Karolus Borromeus, Uskup (P).
Rm.13:8-10; Mzm 112:1-2.4-5.9; Luk 14:25-33.

Sebagai manusia kita cenderung untuk memilih yang 'enak' dan sesuai selera. Itulah yang kerap kali menghalangi kita untuk sungguh-sungguh mengikuti Yesus. Yesus mengingatkan, untuk mengikuti Dia kita harus sungguh siap mengutamakan kehendak-Nya. Itu seringkali menuntut sikap menyangkal diri dan kemauan untuk memanggul salib.

Kamis, 05 Nopember 2009:
Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Rm 14:7-12; Mzm 27:1.4.13-14; Luk 15:1-10.

Panggilan murid Kristus adalah tidak membiarkan satu domba pun hilang. Tengoklah di sekitar kita, adakah domba-domba yang terlepas dari Sang Gembala? Yesus mengajak kita untuk juga menjadi gembala yang baik yang tidak tinggal diam terhadap domba yang hilang.

Jumat, 06 Nopember 2009:
Jumat Pertama Dalam Bulan
Rm 15:14-21; Mzm 98:1-4; Luk 16:1-8.

Yesus memuji bendahara yang tidak jujur itu bukan karena ketidakjujurannya, tetapi karena perbuatannya yang cerdik dalam mengatasi situasi krisis. Dalam keadaan terjepit, ia melakukan kebaikan dengan mengurangi beban hutang orang-orang yang berhutang kepada tuannya. Kebaikan ini adalah jalan untuk keluar dari kemalangan dan mendapatkan stuasi rahmat dalam hidupnya.

Sabtu, 07 Nopember 2009:
Hari Biasa Pekan XXXI (H).
Rm 16:3-9.16.22-27; Mzm 145: 2-5.10-11; Luk 16:9-15.

Menjalankan ajaran kasih Tuhan mulai dari hal-hal sederhana dan yang kecil-kecil akan memampukan kita untuk menjalankan yang lebih besar. Ada banyak hal sederhana dan kecil yang dapat kita lakukan sehari-hari di mana pun kita berada untuk mewujudkan kasih itu.

Minggu, 08 Nopember 2009:
Hari Minggu Biasa Pekan XXXII (H).
1Raj 17:10-11; Mzm 146:7-10; Ibr 9:24-28; Mrk 12:38-44 (Mrk 12:41-44).

Memberi adalah sesuatu yang biasa dalam hidup. Namun, memberi dari kekurangan adalah sesuatu yang luar biasa. Pemberian janda miskin dari kekurangannya adalah pemberian yang keluar dari hati yang penuh ketulusan. Sebaliknya, pemberian yang hanya mau cari pujian dan kehebatan diri akan kehilangan nilai kebaikannya.


Renungan: www.reginacaeli.org


Bagikan

Renungan Ziarah Batin dan Oase Rohani 2010

ZIARAH BATIN 2010 (Edisi th ke-15, Lustrum ke 3)

Renungan harian yang disusun mengikuti Kalender Liturgi Gereja (Komlit KWI).

Renungan Harian Best Seller sejak 1996

Terbit: 14 September 2009

Pengarang: Tim Penulis OBOR

Harga Rp 45.000

Dilengkapi nama Santo/Santa sesuai peringatan/pestanya, alamat Komisi & Lembaga KWI, Foto & Biodata ringkas Uskup-uskup Sufragan Provinsi Medan, Palembang, Jawa Barat, Semarang, dan Pontianak

Tim Penulis:
- Yohanes Indrakusuma, O.Carm
- Agustinus Surianto Himawan, Pr
- Paulinus M Simbolon, OFMCap
- Deshi Ramadhani, SJ
- Johanis Mangkey, MSC
- Aloys Budi Purnomo, Pr
- Ari Darmawan, Pr
- Kamelus Kamus, CICM
- Agustinus Riyanto, SCJ
- Ferry Sutrisna Wijaya, Pr
- Paulus Dwiyaminarta, CSsR
- Antonius Janga, CP


OASE ROHANI 2010 - Ziarah Batin Orang Muda

Buku Renungan dan Catatan Harian

Pengarang: Tim Penulis OBOR

Harga Rp 25.000

OASE adalah daerah di padang pasir yang berair cukup untuk tumbuhan dan pemukiman manusia. Namun, OASE dapat juga diartikan sebagai tempat atau pengalaman atau sesuatu yang menyenangkan di tengah-tengah suasana yang serba kalut dan tidak menyenangkan.

Buku renungan berbasis Alkitab untuk orang muda ini memilih tajuk OASE ROHANI karena ingin menjadi tempat bagi orang muda untuk menemukan jawaban atas berbagai persoalan hidup sehari-hari dengan inspirasi Sabda Tuhan, yang disusun mengikuti Kalender Liturgi Gereja Katolik yang diterbitkan oleh Komlit KWI.

Tim Penulis OASE ROHANI:

• Rm. FX. Didik Bagiyowinadi, Pr
• Sr. M. Skolastika, P.Karm
• Tim GEMA Bandung
• Rm. Benny Phang, O.Carm
• Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr

13 × 20 cm; 216 hlm;

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy