| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 06 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Jumat, 06 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI

Doa Renungan

Ya Yesus, pokok kerahiman kami. Kami bersyukur atas pengampunan yang Kautawarkan setiap hari kepada kami. Tuhan, bantulah kami hari ini untuk menawarkan pengampunan-Mu dan memberi kepercayaan kepada setiap orang yang kami jumpai bahwa Engkau hadir di dalam mereka semua. Semoga dalam perjumpaan dengan mereka, damai-Mu akan selalu ada di hati kami, sehingga dengan demikian seluruh hari, pekerjaan dan usaha kami laksanakan dengan gembira hati. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (15:14-21)

"Aku menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya mereka diterima Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya."

Saudara-saudara, aku sendiri yakin bahwa kalian penuh dengan kebaikan dan segala pengetahuan, dan bahwa kalian sanggup untuk saling menasihati. Namun karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana-sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kalian, bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Aku boleh melayani pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. Maka aku boleh bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus dengan perantaraanku. Demikian Ia telah memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, berkat perkataan dan perbuatan, berkat tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat, dan berkat kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah mewartakan Injil Kristus dengan sepenuh-penuhnya. Dan dalam pewartaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain. Tetapi aku mengikuti ayat Kitab Suci yang berbunyi: "Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka yang belum pernah mendengar tentang Dia, akan mengertinya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Bergembiralah dan bermazmurlah!


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:1-8)

"Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.' Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.' Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu pada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat utangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Dalam dunia pendidikan kita masa kini masih diwarnai oleh aneka lomba, misalnya: lomba phisika atau matematika Olympiade, rangking nilai ujian akhir/NEM, dst… Sejauh saya cermati hal itu telah memotivasi , entah para orangtua, pengelola sekolah maupun para guru/pendidik, untuk lebih mengutamakan kecerdasan intelektual daripada kecerdasan spiritual, lebih mengutamakan agar pada peserta didik pandai daripada baik atau berbudi pekerti luhur. Dampak dari hal itu antara lain kebiasaan atau budaya menyontek dalam ulangan umum maupun ujian, yang tidak lain merupakan akar kebiasaan korupsi. Maka tidak mengherankan kebiasaan korupsi masih marak di sana-sini, bahkan di era Reformasi dan Desentralisasi korupsi semakin tersebar dan sulit terkendali alias diberantas. “Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang”, demikian sabda Yesus. Kami berharap dan mendambakan pada semua pihak yang terkait dalam pendidikan, entah orangtua, pengelola, pendidik/guru atau pejabat terkait, untuk lebih mengutamakan kecerdasan spiritual daripada kecerdasan intelektual, untuk lebih membantu anak-anak tumbuh berkembang menjadi baik dan berbudi pekerti luhur daripada pandai alias cerdik. Memang untuk membantu anak memiliki kecerdasan spiritual atau baik dan berbudi pekerti luhur lebih sulit, tetapi ketika mereka memiliki kecerdasan spiritual, maka kecerdasan-kecerdasan lain seperti intelektual, sosial, emosional dan phisik dapat diusahakan lebih mudah. Sebaliknya ketika kecerdasan spiritual atau budi pekerti luhur kurang memperoleh tempat atau perhatian dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, maka aneka korupsi dan kejahatan semakin marak sebagaimana kita saksikan pada masa kini.

· “Karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus” (Rm 15:15-16). Kasih karunia Allah telah membuat Paulus tanpa takut dan gentar untuk mewartakan Kabar Baik ke seluruh dunia, “bangsa-bangsa bukan Yahudi”. Kasih karunia Allah memang tidak terbatas, dianugerahkan kepada siapapun dan dimanapun, yang terbuka untuk menerimanya. Kasih karunia Allah bukan untuk menina-bobokan orang dan kemudian bermalas-malasan, tetapi menggerakkan dan memotivasi orang untuk keluar dari dirinya sendiri alias bersifat missioner, diutus. Kasih karunia utama dari Allah adalah Roh Kudus, maka siapapun yang menerima Roh Kudus dan kemudian hidup dari dan oleh Roh Kudus, maka dari cara hidup dan cara bertindaknya lahirlah keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh ini hendaknya juga menjadi dambaan dan buah hasi dari aneka usaha pendidikan. Hidup saya ini adalah kasih karunia Allah, maka segala sesuatu yang menyertai hidup kita, yang kita miliki dan nikmati atau kuasai sampai saat ini adalah anugerah Allah, maka selayaknya kita semua hidup dan bertindak dengan rendah hati, lemah lembut, dst..



“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!” (Mzm 98:1-4)



Jakarta, 6 November 2009.


Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Kamis, 05 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Kamis, 05 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI

"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Doa Renungan

Yesus sabda kehidupan kami tahu bahwa Engkau adalah Gembala yang setia. Kami bangga memiliki Engkau sebagai Tuhan dan Allah kami. Engkau memperhatikan kami meskipun kami berdosa dan kerap tidak setia. Bantulah kami yang kerap lemah memahami misteri cintakasih-Mu ini, agar dengan berusaha dan berkarya membangun hidup, setiap hari kami tak kenal lelah dan putus harapan untuk berusaha dan berjuang, bahkan dalam situasi yang tampaknya tak memiliki harapan sekali pun. Karena Engkaulah yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (14:7-12)

"Entah hidup, entah mati, kita tetap milik Tuhan.

Saudara-saudara, tiada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah kita hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Tetapi engkau mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Sebab dalam Kitab Suci tertulis, "Demi Aku hidup," demikianlah sabda Tuhan, "semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." Demikianlah masing-masing di antara kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Allah tentang dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-10)


"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, "Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka." Maka Yesus menyampaikan perumpamaan berikut kepada mereka, "Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira. Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


· Yesus adalah Penyelamat Dunia, datang ke dunia untuk menyelamatkan bagian atau anggota dunia yang tidak selamat. Maka kita yang beriman kepadaNya juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan-Nya, yaitu menyelamatkan yang tidak selamat, menyembuhkan yang sakit, mencerdaskan yang bodoh, memberdayakan yang lemah lesu, menggairahkan yang frustrasi dan putus asa, dst.. Memang untuk melaksanakan tugas pengutusan tersebut kita harus berani berkorban dan berjuang serta siap sedia untuk menderita. Jika dalam kebersamaan hidup kita ada yang sakit, bodoh, lemah lesu, frustrasi dan putus asa alias berdosa, bukankah kehidupan bersama akan terganggu, tidak nyaman dan tidak nikmat? Ketika yang berdosa tersebut bertobat maka kehidupan bersama akan enak dan nyaman, damai dan aman tenteram, semuanya bahagia dan gembira. Marilah kita lihat dengan cermat siapa saja atau apa saja dalam kebersamaan hidup atau lingkungan hidup kita yang ‘tidak selamat’, tidak baik? Jika cukup banyak yang tidak baik tentu ada akar utama yang menyebabkan mereka tidak baik, maka hendaknya dengan segala upaya dan usaha serta pengorbanan apa yang menjadi akar kejahatan atau perbuatan tidak baik tersebut segera dibereskan. Semua yang merasa baik hendaknya berpartisipasi untuk membereskan apa yang tidak baik. Hal senada terjadi dalam tubuh kita masing-masing: adakah anggota tubuh yang sakit? Jika ada anggota tubuh yang sakit hendaknya segera diobati! Sebagai contoh sakit gigi, jika dibiarkan seluruh tubuh akan menderita, tetapi jika segera diobati akan segar-bugar seluruh anggota tubuh.

·Tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:7-8), demikian kesaksian iman atau peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Hidup dan mati kita adalah anugerah Allah, maka selama masih hidup hendaknya memfungsikan hidup bagi Allah, sehingga ketika dipanggil Allah alias meninggal dunia langsung hidup mulia bersama Allah di sorga. Hidup untuk Tuhan atau Allah berarti mempersembahkan hidup kita seutuhnya demi keselamatan atau kebahagiaan diri kita sendiri maupun orang lain yang kena dampak dari atau terkait dengan hidup kita. Untuk itu kita harus mentaati dan melaksanakan kehendak Tuhan, yang secara konkret berarti mentaati dan melaksanakan aneka macam janji yang pernah kita ikrarkan serta aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan janji tersebut. Sebagai contoh adalah janji laki-laki dan perempuan sebagai suami-isteri yang antara lain berjanji ‘saling mengasihi baik dalam untung dan malang, baik dalam sehat maupun sakit sampai mati atau selama-lamanya ‘ . Maka kami berharap para suami-isteri atau bapak-ibu dapat menjadi saksi atau teladan hidup perihal hidup untuk Tuhan yang tidak lain saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh/tenaga sampai mati. Kesaksian atau keteladanan bapak-ibu, suami-isteri atau orangtua akan mempengaruhi anak-anak yang dianugerahkan kepada mereka dan seterusnya. Marilah kita imani dan hayati bahwa ‘hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan’.

“Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” (Mzm 27:13-14)
Jakarta, 5 November 2009

Ign Sumarya, SJ


Bagikan

Rabu, 04 November 2009 :: Pw. St. Carolus Borromeus, UskPjgGrj

Rabu, 04 November 2009
Pw. St. Carolus Borromeus, UskPjgGrj

“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku ia tidak dapat menjadi murid-Ku”

(Rm 13:8-10; Luk 14:25-33)

Doa Renungan

Allah yang kekal, dalam terang Sabda-Mu, bantulah kami untuk mampu memiliki sikap kelepasan dari segala kelekatan atas apa yang kami miliki dan kami sulit untuk melepaskannya. Ajarilah kami semakin bijaksana dalam hidup dan memandang apa yang penting di balik setiap kebutuhan hidup. Semoga kebijaksanaan itu membuat kami mampu semakin peka akan kebutuhan setiap orang yang ada di sekitar kami. Yakinkanlah kami bila hati kami sedih dan putus harapan bahwa sabda Putera-Mu akan terlaksana dalam diri setiap orang yang menaruh harapan pada-Nya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (13:8-10)

"Kasih itu kegenapan hukum."

Saudara-saudara, janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tangapan
Ref. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman.
Ayat.
(Mzm 112:1-2.4-5.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemulian.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Berbahagialah kalian, bila dinista karena nama Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:25-33)

"Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka, "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Karolus Borromeus, Uskup, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Seorang murid pada umumnya sangat taat dan setia pada gurunya daripada pada orangtuanya; hal itu nampak dalam dunia pendidikan masa kini. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita juga menjadi murid-murid-Nya, maka kita diharapkan taat dan setia kepada-Nya. Ketaatan dan kesetiaan tersebut hendaknya menjadai nyata atau terwujud dalam taat dan setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing alias ‘memikul salib’ yang dibebankan kepada kita. St.Karolus Borromeus yang kita kenangkan hari ini dikenal sebagai yang taat dan setia pada Yesus Kristus, antara lain meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus yang memperhatikan dan berpihak pada mereka yang sakit dan miskin atau berkekurangan. Maka baiklah sebagai murid-murid Yesus, marilah kita memperhatikan atau berpihak pada mereka yang miskin, sakit atau berkekurangan. Memang untuk melaksanakan panggilan atau tugas pengutusan ini kita harus berani “melepaskan diri dari segala milik kita”, artinya kita hidup dan bertindak tidak mengikuti selera atau kehendak pribadi melainkan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan antara lain dapat kita temukan dalam Sabda-sabda-Nya sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, aneka aturan dan tatanan hidup yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Milik kita antara lain: tubuh dengan semua anggotanya, kecerdasan, keterampilan, harta benda/uang, pangkat atau kedudukan, dst..; marilah kita fungsikan segala milik tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun sesama kita. Kita fungsikan segala miliki tersebut untuk memperhatikan mereka yang sakit, miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup dan kerja kita setiap hari.

· Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat” (Rm 13:8), demikian peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman; marilah kita hayati dalam hidup dan bertindak kita setiap hari. Kasih adalah dasar dan pemenuhan aneka aturan dan tatanan hidup; aneka aturan dan tatanan hidup dibuat dan diundangkan berdasarkan kasih dengan maksud mereka yang terkait dengan aturan dan tatanan hidup tersebut hidup saling mengasihi. Kasih sejati tak kenal atau tak mengharapkan balasan, yang penting dan utama adalah mengasihi. Maka kasih tersebut kiranya sungguh bermakna ketika kita arahkan atau berikan kepada mereka yang miskin, sakit dan berkekurangan, dimana ketika mereka kita kasihi hanya dapat membalas dengan kata-kata ‘terima kasih’. Pengamatan dan pengalaman kami: memberi bantuan atau sumbangan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan sunggguh membahagiakan -> mereka sungguh berterima kasih dan berkali-kali mengucapkan terima kasih. Sementara itu melayani mereka yang kaya dan berkecukupan atau berlebihan memang cukup merepotkan, karena pada umumnya mereka menghendaki yang aneh-aneh sesuai dengan selera pribadi. Memang orang kaya dan berkelebihan ada kecenderungan hidup dan bertindak menurut selera pribadi alias seenaknya sendiri dengan mengandalkan kekayaannya. Mereka tidak memenuhi aturan atau tatanan hidup, melainkan merusak dan melanggar aneka tatanan dan aturan hidup. Aturan dan tatanan hidup dibeli dengan kekayaannya. Maka dengan rendah hati kami mengingatkan: hendaknya hidup dan bertindak tidak mengandalkan kekayaan/harta benda atau uang, melainkan kasih.

“Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil. Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.” (Mzm 112:1-2.4-5)

Jakarta, 4 November 2009




Ignatius Sumarya, SJ


Bagikan

Selasa, 03 November 2009 :: Hari Biasa Pekan XXXI

Selasa, 03 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXI

"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."

Doa Renungan


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, pekerjaan dan hati kami tak mampu membalas cinta Putera-Mu yang sebesar itu. Kami mohon ampun ya Bapa untuk segala kejahatan yang membutakan hati kami untuk mendengarkan tawaran-Mu itu. Bersihkanlah kami dari segala dosa yang tersimpan dalam hati agar suara-Mu dapat dengan jelas kami dengar. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (12:5-16a)

"Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."

Saudara-saudara, kita ini, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah


Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel,
dari sekarang sampai selama-lamanya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat: Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepada kalian.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:15-24)

"Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh."

Pada waktu itu Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Sementara perjamuan berlangsung, seorang tamu berkata kepada Yesus, "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli limapasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Saudara-saudara yang dicintai Tuhan,

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Dijamu dalam Kerajaan Allah” berarti dikuasai atau dirajai oleh Allah, dan dengan demikian siapapun yang dijamu dalam Kerajaan Allah berarti hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau perintah Allah, setia pada janji-janji yang pernah diikrarkan. Jika kita jujur rasanya masing-masing dari kita sering tidak/kurang setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan dengan alasan sebagai disampaikan oleh Yesus: membeli ladang/bisnis alias sibuk, mengurus harta kekayaan pribadi alias egois atau urusan keluarga alias ada alasan yang sulit dijelaskan. Alasan-alasan tersebut pada umumnya dimaklumi, namun mereka yang terbiasa membuat alasan yang demikian itu pasti akan hidup menderita serta merasa tidak aman, terancam terus menerus. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mendobrak dan memberantas alasan-alasan tersebut di atas: sibuk, egois atau tak dapat dijelaskan, entah dalam diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Kita sadari dan hayati bahwa diri kita adalah ‘miskin, cacat, buta atau lumpuh’, sehingga memiliki kesadaran dan pengahayatan terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, antara lain ajakan untuk berbuat baik/sosial, atau bertobat, kembali ke jalan hidup yang benar sebagaimana pernah kita ikrarkan dan coba telusuri. Marilah setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, meskipun untuk itu kita harus berjuang dan berkorban.

· “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati” (Rm 12:6-8a), demikian peringatan dan kesaksian Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua orang beriman. Apa yang menjadi karunia kita masing-masing? Semua karunia kiranya memiliki cirikhas untuk melayani, maka marilah kita hidup saling melayani. Melayani berarti senantiasa berusaha dengan rendah hati dan sekuat tenaga membahagiakan dan menyelamatkan mereka yang harus kita layani, dan tentu saja mereka itu pertama-tama dan terutama adalah yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita, misalnya: suami atau isteri, anak-anak, kakak-adik, orangtua, rekan kerja, rekan bermain, dst.. Jika kita dapat melayani dengan baik mereka yang dekat dengan kita, maka dengan mudah kita dapat melayani mereka yang jauh atau sering kurang kita temui, sebaliknya jika kita tak dapat melayani dengan baik mereka yang dekat dengan kita, maka kita sulit melayani mereka yang jauh. Karunia konkret yang kita miliki memang berlainan satu sama lain, maka hendaknya saling memberikan alias saling melengkapi satu sama lain, sehingga dalam kebersamaan hidup atau kerja kita kaya akan kasih karunia. Kasih karunia dari Allah pada umumnya juga untuk melaksanakan tugas pengutusan tertentu sebagai partisipasi dalam karya penyelamatanNya, maka tugas apapun yang dibebankan kepada kita hendaknya dikerjakan dan diselesaikan dengan baik. Percayalah Tuhan mengutus sekaligus juga menganugerahkan aneka kebutuhan untuk melaksanakan tugas pengutusan tersebut.

“TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!” (Mzm 131)


Jakarta, 03 November 2009


Ignatius Sumarya, SJ



Bagikan

Saat awan mendung .....

Saat awan mendung, selalu saja ada harapan, terbentanglah harapan kan bersinar pelangi yang indah!

Saat hati mendung, selalu ada harapan akan hadirnya Roh Tuhan yang memberikan harapan dan gairah serta semangat baru!

Saat ada banyak pertanyaan yang tidak jelas untuk diriku, selalu ada saja jawaban yang membuatku bangkit dari keterpurukan!

Saat ada banyak kebencian yang menyelimuti aku, karena ketidacocokanku, perbedaan pendapat dengan temanku, selalu ada harapan untuk berdamai kembali dengannya!

Saat ada banyak rasa enggan untuk bertemu dengan temanku, di situlah ada harapan untuk mencari dia dan lebih dahulu menyapanya, "Halooo, pa kabar?"

Saat ada banyak kebosanan, di situlah ada banyak saat untuk mencari kesegaran baru dalam Tuhan, Sang Air Kehidupan!

Saat ada banyak kegelisahan tak menentu, di situlah, kusadari aku sendiri tidak bisa mengandalkan diri sendiri, melainkan ada saat untuk mencari Tuhan, harapan satu-satunya masa depanku.

Saat ada banyak keragu-raguan untuk melangkah, selalu ada kesempatan untuk berani melangkah di tengah ketidakpastian, karena dalam ketidakpastian ada saat untuk berharap, juga kalau tidak ada alasan untuk berharap sekalipun.

Saat ada rasa nyamanpun, di situlah kita terbuka untuk menyadari ada banyak ketidaknyamanan di dunia ini, karenanya biarlah rasa nyaman dalam dirimu tidaklah perlu terus menerus dialami.

Saat ada kepastian jaminan masa depan karena ada banyak kekayaan, janganlah lupa bahwa akan timbul tenggalam banyak kekuatiran kalau harta kita hilang, ada gejala kita menjadi tidak mudah murah hati karena ketakutan harta kita berkurang...!

Saat ada banyak pujian untuk dirimu, janganlah lupa bahwa ada banyak orang yang tidak mendapatkan pujian padahal mereka sudah bekerja keras untuk kepentingan banyak orang!

Saat engkau senang memakai baju yang baru dengan harga yang mahal, janganlah
lupa ada banyak karyawan buruh pakaian yang masih belum kecukupan.

Saat engkau makan enak, janganlah lupa dengan banyak orang yang masih kesulitan untuk makan saat ini, karena itu, janganlah engkau bangga bila mengatakan, "sekarang kita mau makan di mana?"

Saat engkau bisa tidur pulas di atas kasur yang empuk, ingatlah ada banyak orang tidur di manapun mereka bisa merebahkan punggungnya yang kecapekan karena berjuang keras mencari makan seharian.

Semoga makin banyak orang menemukan rahmat Tuhan di tengah kenyataaan yang pahit sekalipun.

Warm regards!


Blasius Slamet Lasmunadi, Pr

Bagikan

Bersusahlah....berbahagialah!!

Bersusahlah bila engkau sedang disanjung-sanjung karena kebaikanmulah yang kelihatan, sementara kelemahanmu diabaikan! Karena itu berbahagialah bila engkau dikritik, dicela, dan difitnah, itu berarti, engkau diakui masih memiliki kelemahan dan kekurangan yang harus segera diperbaiki. Apapun bentuk dan cara mereka mengusikmu, tidaklah penting, yang terpenting, mereka menunjukkan pada dirimu, janganlah puas pada dirimu sekarang ini, melainkan berkembanglah!

Bersusahlah bila engkau sedang dipuji kehebatan prestasimu, karena bisa jadi engkau disamakan dengan prestasi kerjamu, sementara kegagalanmu tidak diakui! Karena itu berbahagialah bila engkau ditertawakan karena hasil pekerjaanmu masih belum sempurna. Apapun bentuk ejekannya, dan menyakitkan hati sekalipun, tetaplah melihat "harta tersembunyi" di balik ejekan itu, ada kesempatan emas untuk jadi orang yang makin profesional dalam bidangmu!

Bersusahlah bila engkau diberi banyak pekerjaan, karena bisa jadi engkau tergelincir mengenal dirimu sendiri. Dirimu bukanlah identik dengan banyak pekerjaan, karena siapa dirimu, terletak pada motivasi batinmu dalam bekerja! Karena itu berbahagialah bila engkau kurang dipercaya, sehingga sedikitlah pekerjaanmu, karena dengan pekerjaan yang sedikit engkau ditantang untuk lebih fokus dan setia pada perkara yang sepele. Kalau engkau mampu setia dan membereskan perkara sepele, engkau pasti juga setia kepada perkara yang lebih rumit!

Bersusahlah bila engkau mendapatkan hadiah yang begitu berharga, yang melebihi gajimu satu bulan, karena sangat terbuka, suatu saat nanti engkau diminta membalas orang itu dengan hadiah yang mesti lebih mahal lagi daripada yang sekarang dia berikan padamu. Karena itu berbahagialah engkau, bila engkau mampu memberi hadiah kepada orang yang tidak mampu membalas kebaikanmu, karena di situlah engkau belajar menyangkal diri dalam berbuat baik. Perbuatan baik yang disertai matiraga akan membuat dirimu tidak mudah mengontrol orang lain dengan perbuatan baikmu melainkan engkau akan belajar menghargai privasi kehendak orang lain, yang bisa jadi menolak perbuatanmu sebaik dan seluhur apapun.

Bersusahlah bila engkau diberi fasilitas hidup yang serba mewah dan serba lengkap, karena engkau kehilangan kesempatan untuk belajar kerepotan. Orang yang tidak belajar kerepotan akan kesulitan memahami kerepotan orang lain, sehingga ia akan mudah mencela dan menggerutu atas karya hasil baik orang lain. Maka berbahagialah bila engkau memiliki fasilitas hidup yang terbatas, cukuplah untuk hidup sehari hari, dan engkau belajar untuk kerepotan, seperti belajar masak sendiri, daripada beli di warung makan; belajar untuk naik turun tangga dan sambil kebingungan mencari saudaramu di rumah daripada pakai "intercom" atau "HP"; belajar untuk membereskan kamar tidur sendiri, meski repot sedikit,agar kita belajar memahami pekerjaan seorang pembantu; belajar untuk bertahan dalam kegelisahan dengan tidak SMS atau telp via HP, saat engkau menantikan kehadiran saudara, teman dekat.

Akhirnya, bersusahlah bila engkau diberi harapan akan cinta yang membahagiakan, memuaskan dan menyenangkan..karena harapan itu harapan palsu...cinta yang sejati itu membuat hati terluka, kecewa dan menyakitkan. Namun berbahagialah bila engkau telah melewati saat saat hati terluka karena belajar menerima kekecewaan, membiarkan dilukai oleh "duri duri" saudara kita serumah, pasangan hidup, ataupun orang orang yang dianggap terdekat sekalipun!

Berbahagialah ...karena engkau dipanggil menjadi sempurna, sebagaimana Allah Bapa sempurna di surga!! (bdk Mat 5:48)

Selamat akhir pekan!

Blasius Slamet Lasmunadi, Pr


Bagikan

Sekedar Pertanyaan...

Saat seseorang bisa beli rokok sebungkus Rp 8.500 per hari kali 365 hari dalam satu tahun, apakah ia juga pernah berpikir, lebih murah Rp 8.500 x 365 untuk ditabung demi masa depan keluarga? Kalau sudah merokok beberapa tahun, silakan kalikan, berapa juta yang sebenarnya bisa ditabung?

Saat seseorang bisa membeli pulsa seharga Rp 100.000, apakah ia juga bisa membeli Kitab Suci atau bacaan-bacaan rohani yang harganya kurang lebih sama?

Saat seseorang bisa menyumbang Rp 50.000-100.000 untuk hajatan manten, apakah ia juga bisa menyumbang dengan jumlah yang sama bagi keluarga yang sedang berkabung?

Saat seseorang bisa menghabiskan waktumu untuk berjam-jam di depan komputer dan menonton acara entertainment TV, apakah dia juga bisa berjam-jam menemani pasangan hidup, suami-isteri berbelanja di supermarket, di pasar tradisional, menemani anak yang sedang belajar, menemani anak bermain, atau....?

Saat seseorang bisa menghabiskan waktu seharian untuk mancing di kolam ikan, di sungai, atau di muara, bahkan tidak dapat seekor ikan pun, apakah ia juga rela kehabisan waktunya untuk ikut pertemuan lingkungan, pendalaman iman, atau pertemuan bersama di RT-RW-nya demi kepentingan membangun persaudaraan?

Saat seorang wanita bisa menghabiskan waktunya untuk merawat diri berjam-jam di salon kecantikan, apakah dia juga akan rela kehilangan waktu berjam-jam untuk membereskan urusan rumah tangganya: memasak, belanja, membersihkan kamar mandi, dapur, juga kamarnya?

Saat seorang laki-laki dapat menghabiskan waktunya untuk berjam-jam nonton kejuaraan dunia sepakbola, sampai bangun tengah malam dan tidur larut pagi, apakah dia juga mau bangun pagi-pagi untuk ikut membereskan urusan rumah tangganya di pagi hari, saat sedang sibuk-sibuknya anak-anak mau sekolah, dan orang tua mau berangkat kerja?

Saat sepasang suami isteri dapat menghabiskan waktunya seharian berdua berjalan-jalan di supermarket, apakah dia juga mau menghabiskan waktunya untuk menemani anaknya makan, bermain, bercanda bersama, sementara sudah ada baby sitter, ada pengasuh anak untuk masing-masing anaknya? Anak-anak diperlakukan menjadi anaknya sendiri atau....?

Semoga ada banyak orang mampu membuat prioritas nilai hidup, agar tidak terjebak dalam aktivitas rutin yang menyenangkan dan memuaskan, melainkan berani memilih aktivitas yang tidak menyenangkan sekalipun tapi nilainya tahan uji!

Have a nice Sunday!



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy